PEMANTAPAN PROSES BISNIS
MENUJU
PERHUTANI EKSELEN
CONSOLIDATION BUSINESS PROCESS TOWARDS EXCELLENT PERHUTANI
Laporan Tahunan
|
Annual Report
|
2012
|Laporan Tahunan|
Annual Report
|
2012
PERUM PERHUTANI Kantor Pusat
Gedung Manggala Wanabakti Blok VII, Lt. 9–11
Jl. Gatot Subroto, Senayan Jakarta Pusat, 10270 Tel : (021) 5721282 Fax : (021) 5733616
Laporan Tahunan
|
Annual Report
|
2012
Daftar Isi
Content
Menuju Perum Perhutani Ekselen
Towards Excellent Perum Perhutani
Teknologi Informasi Sebagai Business Enabler
Information Technology as A Business Enabler
Pengelolaan Hutan Lestari Sebagai Syarat Mutlak Kelestarian Bisnis Perum Perhutani
Sustainable Forest Management as An Essential Condition
to Perhutani Business Sustainability
Sejarah Sertiikasi FSC di Perum Perhutani
The History of FSC Certiication in Perum Perhutani
Peristiwa Penting yang Terjadi di Tahun 2012
Signiicant Events in 2012
Laporan Dewan Pengawas dan Direksi
Report of Supervisory Board and Board Of Directors
Laporan Dewan Pengawas
Report of Supervisory Board
Laporan Direksi
Report of The Boards of Directors
Lembar Pertanggungjawaban
Produk, Jasa dan Bidang Usaha
Product, Service, and Business Field
Struktur Organisasi
Organizational Structure
Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
Corporate Vision, Mission, and Culture
Sumber Daya Manusia
Human Capital
Pengembangan Usaha
Business Development
Wilayah Kerja dan Peta
Work Area and Operational Map
Daftar Kantor Anak Perusahaan dan Perusahaan Ailiasi
Listing of Subsidiary Ofice, Afiliated Company and Branch Ofice
Penghargaan dan Sertiikasi
Awards and Certiications
Anak Perusahaan dan Perusahaan Ailiasi beserta Strukturnya
Subsidiaries and Afiliated Companies
Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan Professional
Institutions of the Company Supporting
Proil Dewan Pengawas
Supervisory Board’s Proile
Proil Direksi
Board of Directors Proile
Komposisi Pemegang Saham
Composition of Shareholders
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Management Discussion and Analysis
Tinjauan Umum
General Review
Tinjauan Bisnis
Business Overview
Kemampuan Membayar Utang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang
The Ability to Pay Debts and Accounts Receivable Collectivity Level
Struktur Modal, Kebijakan
Manajemen Atas Struktur Modal dan Tingkat Solvabilitas
Capital Structure, Management Policy on Capital Structure and Solvability Level
Ikatan Material Untuk Perolehan Barang Modal
Material Contract of Capital Goods Acquisition
Informasi Keuangan Yang
Mengandung Kejadian Yang Bersifat Luar Biasa dan Jarang Terjadi
Financial Information Containing Characteristically Extraordinary and Rarely Happen
Informasi dan Fakta Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi atau Restrukturisasi Utang/Modal
Information and Material Fact Happen After The Date of Accountant Report
Transaksi Yang Mengandung
Benturan Kepentingan dan Transaksi Dengan Pihak yang Memiliki
Hubungan Istimewa (Ailiasi)
Transactions Containing Conlict of Interest, and the Nature of Transactions with Afiliated Parties
Perubahan Peraturan Perundang-undangan yang Berpengaruh Signiikan Terhadap Perusahaan
The Amendement of Regulation Having Signiicant Effects on The Company
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Potret Tata Kelola Perusahaan
GCG On Snapshot
Prinsip Tata Kelola Perusahaan
Kebijakan Tata Kelola Perusahaan
GCG Policy
Struktur dan Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
GCG Structure and Mechanism
Pemilik Modal
Capital Owner
Hak dan Wewenang Pemilik Modal
Right and Priviledge of Capital Owner
Dewan Pengawas
Supervisory Board
Tugas, Kewenangan dan Kewajiban Dewan Pengawas
Duties, Authority, and Obligations of Supervisory Board
Frekuensi Rapat dan Tingkat Kehadiran Dewan Pengawas
Supervisory Board’s Meeting and Attendance Frequency
Komite-komite Lain di Bawah Dewan Pengawas
Other Commitees Under The Supervisory Board
Tugas, Kewenangan dan Kewajiban Direksi
Duties, Authority, and Obligations of Board of Directors
Asessment Terhadap Dewan Pengawas dan Direksi
Direksi
Determination Procedure and Cost of Remuneration of Supervisory Board and Board of Directors
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Satuan Pengawas Intern (SPI)
Internal Audit Unit (IAU)
Kode Etik
Code of Conduct
Whistleblowing System
Whistleblowing System
Perkara Penting yang Dihadapi Oleh Perum Perhutani
Important Cases Faced by Perum Perhutani
Akuntan Perusahaan
Corporate Accountant
Teknologi Informasi
Information Technology
Manajemen Resiko
Risk Management
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Komitmen dan Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Commitment and Work Safety and Health Policy
Tanggung Jawab Kepada Konsumen
Costumers Responsibility
Laporan Keuangan
Financial Report
168
170
186
189
191
192
193
193
200
205
207
Menuju Perum Perhutani Ekselen
B
UMN merupakan tangan kedua pemerintahdalam melaksanakan pembangunan setelah APBN. Untuk itu BUMN dituntut untuk men-jadi instrument ketahanan nasional di bidang pangan, energy dan air. Selain itu BUMN juga diharapkan un-tuk menjadi engine of growth yaitu mesin pendorong pertumbuhan nasional dan BUMN harus menjadi pelopor dan kebanggan nasional. Berkaitan den-gan ketiga misi BUMN tersebut, Perum Perhu-tani diberi tugas oleh Negara untuk mengelola kawasan seluas 2,5 juta hektar di Pulau Jawa dan Madura.
Menurut Direktur Utama Perum Perhutani, di dalam melaksanakan tugasnya Perum Perhutani harus punya rencana atau road map yang jelas yaitu bagaimana agar Perum Perhutani menjadi penge-lola hutan yang ekselen. Target-target harus dilaku-kan secara terukur, terprogram sehingga tentunya secara bertahap cita-cita menuju Perum Perhutani yang ekselen akan tercapai sesuai harapan.
Towards Excellent Perum Perhutani
Towards Excellent Perum Perhutani
SOEs are the government’s second-hand to imple-ment developimple-ment after the state budget. Required for that, SOEs state to become a national security instrument in the ield of food, energy, and water. In addition, SOEs are also expected to be engine of growth that is the national growth supporting en-gine, and SOEs should be the pioneer and national pride. Relates to theat SOEs’ three missions, Perum Perhutani given task by the State to manage an area of 2.4 million hectares in the island of Java and Madura.
adalah meningkatkan potensi sumberdaya hutan. Sehingga Perum Perhutani selalu mengedepankan penanaman bibit unggul yang sekarang ini se-dang dilakukan secara intensif.
Upaya-upaya mengoptimalkan potensi sumber-daya hutan itu dilakukan melalui penanaman bibit unggul di tanaman Jati dengan produk Jati Plus Perhutani (JPP) yang didapatkan dengan sistem silvikultur intensif, juga pengembangan tanaman pinus bocor getah, pengembangan tanaman karet, dan penanaman kayu putih bibit unggul.
Langkah berikutnya adalah revitalisasi industri produk kayu dan non kayu. Hal ini dilakukan den-gan diversiikasi jenis tanaman, terutama untuk mendukung industri yang ada. Revitalisasi industri ini diwujudkan dengan meningkatkan kapasitas in-dustri kayu dan non kayu yang sudah dimiliki Perum Perhutani, lalu melakukan pembangunan industri baru antara lain pabrik derivative gondorukem dan terpentin di Pemalang, pabrik plywood di Kediri, pabrik pengolahan porang di Kediri, pabrik minyak kayu putih dan pengembangan 162 titik wana wisata yang tersebar di seluruh wilayah Perum Perhutani.
Hal itu sekaligus menegaskan berjalannya proses transformasi bisnis dan revitalisasi industri yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir. Jika dulu lebih dari 75% bisnis Perum Perhutani ditopang oleh pendapatan dari kayu, dalam lima tahun terakhir kontribusi produk non kayu naik 35%. Bahkan di-harapkan kelak 70% pendapatan akan didapat dari industri baik kayu dan non kayu, sedangkan 30% dari penjualan kayu bundar.
Jika dilihat dari potensi dan areal yang Perum Per-hutani kelola, maka potensi tersebut sudah sangat mencukupi. Langkah untuk peningkatan
produkti-is to increase the potential of forest resources. So that Perum Perhutani always puts planting exce-llent seeds that are now being carried out inten-sively.
Efforts to optimize the potential of the forest re-sources through planting excellent seed in the Teak cultivation with Perhutani Teak Plus (JPP) product which is obtained from intensive silviculture sys-tems, leaking sap pine development also, rubber cultivation, and planting eucalyptus excellent seeds.
The next step is the revitalization of timber and non-timber industryy. This is done with the diversiication of plants, especially to support existing industry. The industry rrevitalization is realized by increasing the capacity of timber and non-timber industry that is already owned by Perum Perhutani, then do the con-struction of new industrial plants such as Gum Rosin and turpentine derivatives factory in Pemalang, ply-wood factory in Kediri, porang processing factory in Kediri, eucalyptus oil factory and the development of 162 point ecotourism that are scattered throughout the area of Perum Perhutani.
It conirmed the passage of business process trans-formation and the industry revitalization that has been done in recent years all at once. If it was more than 75% of Perum Perhutani’s business income sustained from timber revenue, in the last ive years, the contribution of non-timber products rose 35%. Even it’s expected in the future that 70% revenues will be derived from both industry and non-timber wood, while 30% of the sales of log wood.
Kondisi Teknologi Informasi Perum
Perhutani
S
ebagai bagian dari penerapan PermenBUMN No. PER-01/MBU/2011tangggal 1 Agustus 2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) pada BUMN, pasal 2 dan 30 dimana Direksi BUMN wajib menerapkan tata kelola teknologi informasi, pada tahun 2012 Perum Perhutani melakukan Audit Teknologi In-formasi, dengan didampingi oleh PT LAPI ITB (In-stitut Teknologi Bandung).
Hasil Audit menunjukkan bahwa pada saat diaudit kematangan Teknologi Informasi Perum Perhutani masih pada tingkatan sangat awal. Secara umum, keselarasan keberadaan TI dalam mendukung strategi bisnis sesuai dengan Business Imperative TI masih rendah, sebagaimana ditunjukkan oleh belum adanya strategi dan agenda TI agar se-laras dengan strategi dan agenda-agenda bisnis. Demikian pula tingkat kepuasan stakeholder (in-ternal) atas layanan TI dan penciptaan value dari TI saat ini masih kurang.
Arsitektur TI Perum Perhutani masih belum optimal dalam mendukung transaksi bisnis maupun proses analitis dan pembuatan keputusan. Perencanaan dan pengelolaan jaringan komunikasi TI terutama di kantor unit dan KPH/KBM masih kurang. Dan demikian pula perencanaan dan pengelolaan Data Center dan DRC (Data Recovery Center) masih
be-Information Technology
as a Bussiness Enabler
sebagai Bussines Enabler
The Existing of Perum Perhutani
Information Technology
As a part of the application of SOEs Ministry Regu-lation No. PER-01/MBU/2011 dated August 1, 2011 on Implementation of Good Corporate Governance (GCG) in SOEs, chapters 2 and 30, where the Board of Directors of SOEs are required to implement in-formation technology management; Perum Perhu-tani doing Information Technology Audit in 2012, accompanied by PT. LAPI ITB (Bandung Technology Institute).
matangan, dari skala 0 sampai 5, diketahui skore kematangan TI Perhutani masih belum mencapai “1”. Idealnya baseline tingkat kematangan adalah “3”. Diketahui kapabilitas dan kapasitas SDM TI masih rendah. Demikian pula kebijakan dan prose-dur kerja bidang TI masih belum tersedia. Keter-batasan dukungan TI atas bisnis dan risiko-risiko potensial yang terdapat pada arsitektur sistem informasi dan arsitektur infrastruktur sebenarnya merupakan dampak dari kematangan yang masih sangat rendah tersebut.
Road Map TI
Berdasarkan analisa lingkungan dan strategi pe-rusahaan ke depan, peran strategis TI Perum Per-hutani dirumuskan dalam Keputusan Direksi No. 594/Kpts/Dir/2012 tanggal 12 Nopember 2012 tentang Master Plan Teknologi Informasi Perum Perhutani jangka 2012-2016. Didalam Master Plan disebutkan tentang peran strategis bagi TI yaitu bahwa Teknologi Informasi Perum Perhutani ha-rus mampu sebagai “Business Enabler”, yang akan dicapai melalui transformasi dan integrasi proses bisnis menuju pengelolaan hutan lestari. Strategi TI kemudian dijabarkan dalam sebuah road map dan perincian kegiatan selama 5 tahun ke depan dalam bidang tata kelola, infrastruktur, sistem in-formasi serta struktur organisasi dan SDM.
Dalam rangka mendukung perbaikan Tata Kelola TI lebih lanjut, dengan SK Direksi Perum Perhu-tani No 627/Kpts/Dir/2012 tanggal 12 Desember 2012 tentang Komite Teknologi Informasi Perum Perhutani, diharapkan perencanaan, pembuatan keputusan strategis bidang TI serta pengendalian kegiatan bidang TI dapat segera diwujudkan.
scores, from 0 to 5 scale, known that the IT maturity score of Perhutani has not yet to reach “1”. Baseline maturity level is “3”. IT human resource capability and capacity still low. Similarly, policies and pro-cedures for IT sector is still not available. Thus the limitations of IT support for the business and the potential risks contained in the information systems architecture and infrastructure architecture is actu-ally an effect of its low maturity level.
IT Road Map
Based on the environmental analysis and corporate strategy forward, the strategic role of Perum Perhu-tani IT deined in Director’s Decree No. 594/Kpts/ Dir/2012 dated November 12, 2012 on the Informa-tion Technology Master Plan 2012-2016 term of Pe-rum Perhutani. The strategic role of IT is mentioned in the Master Plan ii that the Information Techno-logy of Perum Perhutani should serve as a “Business Enabler”, which will be achieved through the trans-formation and integration of business processes into sustainable forest management. IT strategy then translated into a road map and details of activities during the next 5 years in the areas of governance, infrastructure, information systems and organiza-tional structure and human resources.
U
ni Eropa dan Amerika Serikat saat ini sa-ngat gencar memerangi usaha perusakan hutan (illegal logging) yang pada dasarnya me-miliki dampak sangat besar terhadap pemanasan global. Berbagai peraturan telah dikeluarkan terkait dengan penggunaan kayu dan produk kayu yang diijinkan untuk dipasarkan di Uni Eropa dan Amerika. Di Indonesia, khususnya Perum Perhutani, telah mengalami masa suram dalam pengelo-laan hutan selama kurun waktu 1998 – 2005. Pada kurun waktu tersebut terjadi penjarahan hutan besar-besaran yang menyebabkan rusaknya potensi sumber daya hutan di wilayah kerja Perum Perhutani. Dampak-nya adalah tidak diteri-manya produk kayu Perum Perhutani oleh pasar Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sehingga hal ini secara lang-sung mempengaruhi kon-disi keuangan Perum Perhutani. Untuk dapat kembali memasarkan produk kayunya ke pasar internasional,Uni Eropa dan Amerika Serikat mewajibkan pada Perusahaan dibidang kehutanan untuk memiliki Sertiikasi kayu sebagai tanda Perusahaan tersebut melaksanakan Pengelolaan Hutan Lestari.
Sustainable Forest Management
as An Essential Condition
to Perhutani Business Sustainability
Sebagai Syarat Mutlak
Kelestarian Bisnis Perum Perhutani
European Union and the United States is currently very vigorous effort to combat deforestation (illegal logging) which basically has a very large impact on global warming. Various regulations have been is-sued relating to the use of wood and wood prod-ucts which are allowed to be marketed in the Eu-ropean Union and the United States. In Indonesia,
Perum Perhutani in particular, have suf-fered through the dismal forest man-agement during the period 1998-2005. At this period occurred the
massive looting that led to the destruction of the forest
source potential in the re-gion of Perum Perhutani.
melalui label yang tertera dalam setiap produk akhir akan memudahkan siapa saja memeriksa sumber kayu yang menjadi bahan mentahnya. FSC (Forest Stewardship Council) telah menjadi standar internasional sertiikasi kayu dan produk kayu. Setiap perusahaan yang memiliki sertii -kat FSC bisa menggunakan logo atau label pada produknya. Penggunaannya bisa berupa lealet, plat besi tempel atau cetakan pada carton pack-ing. Seluruh rantai distribusi kayu dari pengelola hutan, distributor kayu, industri pengelola kayu hingga peritel yang menjual produk kayu terse-but ke konsumen harus memiliki sertiikat FSC sebelum bisa menerapkan label pada produk. Di dalam logo harus dicantumkan kode khusus yang bisa dihubungkan ke nama perusahaan produsen. Audit dan pemeriksaan distribusi material pada sertiikat FSC memiliki proses yang panjang dan tidak mudah, sehingga setiap organisasi atau pe-rusahaan yang ingin memiliki sertiikat FSC harus benar-benar mengikuti aturan yang dipandu oleh SmartWood. Sertiikasi Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management)
Sejarah Sertiikasi FSC di Perum
Perhutani
Pada tahun 1990, Perum Perhutani merupakan perusahaan pertama di dunia yang mendapat pengakuan internasional dengan penghargaan “Certiicate of Rain Forest Alliance for Sustainable Forest Management” dari Smartwood Rain Forest Alliance Amerika Serikat untuk seluruh kawasan hutan Perum Perhutani Jawa dan Madura.
Pada tahun 2002 sertiikat tersebut dicabut, namun Perum Perhutani tetap berkomitmen melakukan sertiikasi kembali dengan membentuk Kelompok Kerja Sertiikasi berdasarkan Keputusan Direksi no. 614/Kpts/Dir/2002 pada September 2002 dan dikuatkan dengan Keputusan Direksi Nomor 430/ Kpts/Dir/2003. Kelompok kerja melakukan fasili-tasi dan pendampingan untuk proses sertiikasi di lapangan.
Berdasarkan Visi Perusahaan, Manajemen Perum Perhutani berkomitmen untuk memperoleh kem-bali sertiikat Sustainable Forest Management (SFM) standar Forest Stewardship Council untuk seluruh unit forest manajemen pada tahun 2015.
Therefore, through a label in each inal product it will be easier for anyone to check the source of wood raw material. FSC (Forest Stewardship Coun-cil) has become the international standard of tim-ber and wood products certiication . Any company that has FSC certiication can use the logo or label on their products. Its use can be a lealet, iron plate paste or print on the packing carton. The entire of wood distribution chain which are start from forest management timber distributor, timber manage-ment industry up to retailers who sell the timber products to the consumer must have a certiicate before it can apply the FSC label on the product. Logo must include special code that can be linked to the name of the manufacturer. Audit and mate-rial distribution inspection on FSC certiicate has a long process and not easy, so that any organiza-tion or company that would like to have FSC certii-cate must strictly adhere to the rules that guided by SmartWood.
The History of FSC Certiication in
Perum Perhutani
In 1990, Perum Perhutani is the irst company in the world who gained international recognition with the award “Certiicate of Rain Forest Alli-ance for Sustainable Forest Management” from the SmartWood Rain Forest Alliance, United States for the entire forest area of Perum Perhutani in Java and Madura.
In 2002 the certiicate is revoked, but Perum Per-hutani remains committed to regain the certiicate by formed Certiication Working Group which es-tablished by the Board of Directors Decree no. 614/ Kpts/Dir/2002 in September 2002 and conirmed by the Board of Directors Decree No. 430/Kpts/ Dir/2003. The working group is facilitating and mentoring the certiication process in the ield.
organiza-mendukung pemantapan proses bisnis Perum Perhutani terutama dalam kegiatan ekspor hasil industri kayu maupun non kayu produksi Perum Perhutani.
Berikut perjalanan panjang Perum Perhutani dalam Pengelolaan Hutan Lestari :
1990
Perhutani merupakan perusahaan pertama di
du-nia yang mendapat “Certiicate Of Rain Forest Al
-liance For Sustainable Forest Management” dari Smartwood Rain Forest Alliance Amerika Serikat untuk seluruh kawasan hutan Perhutani Jawa dan Madura
1994
Sertiikat Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Per -hutani diperbarui oleh Smartwood untuk seluruh wilayah kerja Perhutani. Dimana penilaian untuk sertiikasi menggunakan prinsip dan standar Fo-rest Stewardship Council (FSC) dan dilakukan pada setiap KPH
1998
KPH Kebonharjo, Cepu dan Mantingan Unit I Jawa Tengah pada tahun 1997 dinilai oleh Smartwood Rain Forest Alliance Amerika Serikat dan setahun kemudian KPH tersebut memperoleh Sertiikat PHL Standar FSC dengan nomor sertiikat SW-FM-COC-053
1999
KPH Kendal Unit I Jawa Tengah, KPH Madiun dan
KPH Lawu Ds Unit II Jawa Timur mendapat Sertii
-kat PHL Standar FSC dari Smartwood Rain Forest Alliance Amerika Serikat. Selain itu Industri Kayu Cepu dan Brumbung juga menerima Sertiikasi CoC Standar FSC dari Smartwood
2001
Sertiikat PHL standar FSC Perhutani yang mencakup 6 KPH ditangguhkan oleh Smartwood, karena Perhutani tak mampu melakukan perbaikan atas kerusakan hutan sebagaimana batas waktu yang ditentukan
2002
Sertiikasi PHL Standar FSC Perhutani dicabut
2003
KPH Kendal dan KPH Kebonharjo Unit I Jawa Tengah menyiapkan sertiikasi PHL standar FSC dengan didampingi konsultan TFT
support consolidation of Perum Perhutani’s busi-ness processes, especially in the export operational of Perum Perhutani’s timber and non-timber in-dustry products.
Perum Perhutani’s long journey in Sustainable Forest Management as follow:
1990
Perhutani is the irst company in the world to be awarded “Certiicate Of Rain Forest Alliance For Sustainable Forest Management” from the Smart-Wood Rain Forest Alliance, United States for the entire forest area of Perum Perhutani in Java and Madura.
1994
Perhutani’s certiicate of Sustainable Forest Mana-gement (SFM) updated by SmartWood to the entire working area of Perhutani, where the assessment for certiication using the principles and standards of Stewardship Forest Council (FSC) and performed at every KPH
1998
KPH Kebonharjo, Cepu, and Mantingan of Unit I Central Java in 1997 assessed by SmartWood Rain Forest Alliance, United States and a year later the KPHs obtain FSC’s Standard of SMF Certiicate with certiicate number SW-COC-FM-053
2000
KPH Kendal of Unit I Central Java, KPH Madiun and Lawu of Unit II East Java got FSC’s Standard of SMF Certiicate from SmartWood Rain Forest Alli-ance, United States. Moreover, Cepu and Brumbung Wood Industry also received FSC’s standard of CoC certiication from SmartWood.
2001
The Perhutani’s FSC’s Standard of SMF Certiicate covering 6 KPH suspended by SmartWood, because Perhutani not able to repair the damage of the fo-rest as the deadline
2002
The Perhutani’s FSC’s Standard of SMF Certiicate was revoked
2003
kan sertiikasi PHL standar FSC dengan didampingi konsultan TFT
2005
KPH Cepu dan KPH Randublatung Unit I Jawa Ten-gah menyiapkan Sertiikasi PHL standar FSC di -dampingi konsultan TFT. Juga Industri Kayu Cepu menyiapkan Sistem Lacak Balak (CoC) pengen-dalian kayu dengan dampingan TFT. Begitu pula Perhutani Unit II Jawa Timur menyiapkan 5 KPH yakni Madiun, Saradan, Bojonegoro, Jatirogo dan Banyuwangi Utara menyiapkan sertiikasi PHL. Mereka didampingi konsultan dari WWF Indonesia
2006
Pra dan Penilaian Utama dilakukan di KPH Kebon-harjo dan KPH Kendal Unit I Jawa Tengah oleh Woodmark Soil Association (WSA)
2007
Perhutani belum menerima keputusan akhir Serti-ikasi PHL untuk KPH Kendal dan KPH Kebonharjo dari WSA sampai ada penilaian lapangan dan pen-injauan ulang untuk menyelesaikan proses serti-ikasi. WSA akan melakukan kunjungan lapangan Desember 2007
2008
Pre-Assessment oleh SGS Qualifor pada lima KPH yaitu Cepu dan Randublatung (Unit I Jawa Tengah), Madiun dan Banyuwangi Utara (Unit II Jawa Timur) dan KPH Ciamis (Unit III Jawa Barat dan Banten). Berdasarkan keputusan akhir WSA untuk KPH Ken-dal dan KPH Kebonharjo, WSA merekomendasikan supaya Perhutani melakukan partial certiication pada 7 KPH yaitu KPH Randublatung, Pemalang, Blora, Purwodadi, Pekalongan Barat, Kedu Utara dan Jatirogo
2009
Main Assessment oleh SGS Qualifor terhadap 5 KPH yang sebelumnya dilakukan pre-assessment. Selanjutnya sesuai kebijakan baru FSC terhadap perusahaan yang memiliki unit management yang banyak untuk dilakukan partial certiication di 18 KPH, antara lain Unit I Jawa Tengah terdiri dari KPH Mantingan, Gundih, Telawa, Pekalongan Timur, Banyumas Barat dan Banyumas Timur. Unit II Jawa
pare the FSC’s Standard of SMF Certiication assist-ed by the FSC consultant
2005
KPH Cepu and KPH Randublatung of Unit I Cen-tral Java prepare the FSC’s Standard of SMF Certi-ication assisted by the TFT consultant. The Cepu Timber Industry also prepare the Chain of Costudy (CoC) timber control system with TFT consultant. Similarly, Perhutani Unit II East Java prepare 5 KPH : Madiun, Saradan, Bojonegoro, Jatirogo and North Banyuwangi for preparing SFM certiication. They assisted by consultant from WWF Indonesia
2006
Pre and Primary Assessment were conducted in KPH Kebonharjo and KPH Kendal of Unit I Central Java by Woodmark Soil Association (WSA)
2007
Perhutani has not received the inal decision of SMF certiication for KPH Kendal and KPH Kebonharjo from WSA until existing of ield assessment and re-view to complete the certiication process. WSA will conduct site visits in December 2007
2008
Main Assessment by SGS Qualifor on ive KPH : Cepu and Randublatung (Unit I Central Java), Ma-diun and North Banyuwangi (Unit II East Java) and Ciamis (Unit III West Java and Banten). Based on WSA inal decision for KPH Kendal and KPH Ke-bonharjo, WSA recommends that Perhutani should perform partial certiication at 6 KPH : Pekalongan, Pemalang, Blora, Purwodadi, North Kedu and Ja-tirogo
2009
melakukan reassessment untuk KPH Kendal dan KPH Kebonharjo, sekaligus melakukan kembali partial certiication ke KPH Blora dan Pekalongan Timur (Unit I Jawa Tengah), KPH Probolinggo dan Parengan (Unit II Jawa Timur). Pada reassessment ini FSC mengeluarkan kebijakan dasar (Policy on Association) berkaitan dengan penerapan dan pengendalian kayu (Controlled Wood)
2011
Perhutani mendapatkan sertiikat FSC untuk 2 KPH, masing-masing KPH Kebonharjo dan KPH Kendal.
2012
Perhutani kembali mendapatkan sertiikat FSC un
-tuk 3 KPH, yakni KPH Cepu, KPH Randublatung dan KPH Ciamis
ducted a reassessment to KPH Kendal and KPH Kebonharjo, as well as perform partial certiication to KPH Blora and East Pekalongan (Unit I Central Java), KPH Probolinggo and Parengan (Unit II East Java). At this reassessment FSC issued a basic poli-cies (Policy Association) relating to the implemen-tation and timber control (Controlled Wood)
2011
Perhutani obtain FSC certiication for 4 (four) KPH, respectively KPH Kebonharjo, KPH Kendal, KPH Cepu, and KPH Randublatung
2012
Ikhtisar Keuangan
|
Financial highlight
Halaman ini sengaja dikosongkan
Ikhtisar Keuangan
|
Financial highlight
Highlights of 2012 Performance
Ikhtisar Keuangan
|
Financial highlight
NERACA 2012 2011 2010 BALANCE SHEET
ASET LANCAR Current assets
Kas dan setara kas 827,066,696,931 782,611,633,635 914,128,294,666 Cash and cash equivalent Piutang usaha 179,134,991,069 193,752,991,044 177,567,523,135 Trade receivables
Persediaan 539,660,874,850 566,747,110,802 358,658,942,952 Inventories
Uang muka dibayar 27,936,311,450 34,851,202,818 23,624,698,717 Prepaid advanced
Biaya dibayar di muka 9,927,387,223 11,098,013,036 9,419,270,838 Prepaid expenses Pajak dibayar di muka 127,760,446,573 50,817,426,645 44,304,515,497 Prepaid taxes
Aset lancar lainnya 54,669,659,689 23,172,763,827 16,888,996,653 Other current assets
Jumlah Aset Lancar 1,766,156,367,785 1,663,051,141,807 1,544,592,242,458 Total current assets
ASET TIDAK LANCAR Non current assets
Tanaman belum menghasilkan 2,848,821,309 - - Unproduces plant
Aset tetap 539,553,596,385 386,246,588,510 298,247,376,904 Fixed assets
Aset pajak tangguhan 75,950,232,631 78,633,918,253 60,347,848,373 Deferred taxes Biaya ditangguhkan 33,482,576,664 33,638,166,271 39,939,517,315 Deferred charges
Aset tidak lancar lainnya 25,869,274,604 26,439,202,041 16,115,177,701 Other current assets
Jumlah Aset Tidak Lancar 677,704,501,593 524,957,875,075 414,649,920,293 Total non-current assets
JUMLAH ASET 2,443,860,869,378 2,188,009,016,882 1,959,242,162,751 Total assets
LIABILITAS JANGKA PENDEK Current liabilities
Utang bank 126,971,769,890 127,221,696,139 6,299,999,999 Bank loan
Utang usaha 71,136,166,601 59,770,422,269 31,199,253,046 Trade payable
Liabilitas lain kepada Negara 1,590,552,587 2,901,030,513 4,406,992,807 Other liability to state Uang muka penjualan hasil hutan 50,445,146,832 30,852,519,975 24,354,684,423 Forest product sales advances
Biaya yang masih harus dibayar 149,545,084,332 113,529,522,483 139,186,640,762 Accrued expenses
Utang pajak 48,967,024,776 20,742,409,712 48,021,882,871 Tax payables
Liabilitas lancar lainnya 30,909,015,810 16,381,461,040 55,770,983,112 Other current liabilities Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 479,564,760,828 371,399,062,131 309,240,437,020 Total current liabilities
LIABILITAS JANGKA PANJANG Long-term liabilities
Dana reboisasi 9,667,589,237 7,787,452,565 30,167,591,854 Greening fund
Uang muka kerjasama operasional 26,035,978,831 22,706,252,559 15,254,013,829 Joint operational advances
Kewajiban imbalan pasca kerja 99,902,727,149 113,873,192,782 85,351,640,135 Employee beneits liabillities
Liabilitas jangka panjang lainnya 2,747,479 10,182,377,165 - Other Long-term liabilities
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 135,609,042,696 154,549,275,071 130,773,245,818 Total Long-term liabilities JUMLAH LIABILITAS 615,173,803,524 525,948,337,202 440,013,682,838 Total liabilities
EKUITAS Equity
Modal – Berasal dari kekayaan Negara 700,000,000,000 700,000,000,000 700,000,000,000 Equity
Cadangan umum 866,647,783,033 740,759,328,373 590,229,584,365 Reserves
Cadangan tujuan 64,652,038,663 64,652,038,663 64,652,038,663 Restrictive reserves
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya 202,149,873,704 149,762,903,334 156,044,744,008 Unappropriate retained earnings
Posisi Neraca Perum Perhutani 2010 - 2012
Ikhtisar Keuangan
|
Financial highlight
Laporan Rugi Laba Konsolidasian 2012 2011 2010 Consolidated statements of income
Pendapatan bersih 3,555,951,151,000 3,144,313,481,551 2,787,176,210,654 Revenue
Beban pokok penjualan (2,679,388,238,568) (2,268,915,222,358) (2,049,177,641,301) Cost of Revenue Laba bruto 876,562,912,432 875,398,259,193 737,998,569,353 Gross Proit
Beban usaha Operating Expenses
Beban distribusi 151,992,054,713 139,861,935,378 124,956,803,896 Marketing expenses
Beban administrasi 535,536,678,089 669,465,148,498 472,746,124,713 General and administrative expenses Beban hutan lindung 842,045,637 2,014,731,098 1,863,340,734 Expenses of protected forest
Jumlah beban usaha 688,370,778,439 811,341,814,974 599,566,269,343 Total operating expenses Laba (rugi) usaha 188,192,133,993 64,056,444,219 138,432,300,010 Operating income
Pendapatan / (beban) lain-lain Other Income (expenses)
Pendapatan lain-lain 120,247,544,932 139,984,266,163 84,498,730,617 Other income
Biaya lain-lain (44,517,909,758) (20,911,237,321) (17,189,711,663) Other expenses
Jumlah pendapatan/(beban) lain-lain 75,729,635,174 119,073,028,842 67,309,018,954 Total Other Income (expenses) Laba (rugi) sebelum pajak
peng-hasilan 263,921,769,167 183,129,473,061 205,741,318,964 Proit before income tax Manfaat (beban) pajak penghasilan Beneit (expense)
Kini (64,170,381,176) (54,517,112,750) (41,057,451,750) Current tax
Tangguhan (2,683,685,621) 19,724,766,290 (8,630,720,166) Deferred tax
Jumlah (66,854,066,797) (34,792,346,460) (49,688,171,916) Total income tax
Laba bersih sebelum hak minori
-tas 197,067,702,370 148,337,126,601 156,053,147,048
Net income before minority inter -est
Hak minoritas pemegang saham anak perusahaan
The minority shareholders of subsid-iaries
PT Perhutani Alam Wisata (1%) 47,549,099 9,282,591 (1,033,910)
PT Perhutani Anugerah Kimia (45%) 5,034,622,235 1,416,494,142 (7,369,130) Jumlah 5,082,171,334 1,425,776,733 (8,403,040)
Ikhtisar Keuangan
|
Financial highlight
KEPUTUSAN MENTERI BUMN NO. 100 2012 2011 2010 DECISION LETTER MINISTER OF SOE NO. 100
RASIO KEUANGAN FINANCIAL RATIOS
Imbalan kepada Pemegang Saham 16.00 20.00 20.00 ROE Imbalan Investasi 12.00 15.00 13.50 ROI Rasio Kas 5.00 5.00 5.00 Cash Ratio Rasio Lancar 5.00 5.00 5.00 Current Ratio Periode Penagihan 5.00 5.00 5.00 Collection Periods Perputaran Persediaan 5.00 4.50 5.00 Inventory Turn Over Perputaran Total Asset 5.00 5.00 5.00 TATO
Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset 8.00 8.00 8.00 Total Capital Ratio Against Total Assets
RASIO OPERASIONAL OPERATIONAL RATIO
Rasio Kelestarian 5.00 5.00 5.00 Sustainable Ratio Rasio Pengolahan 4.00 5.00 5.00 Processing Ratio Rasio PMDH 1.00 5.00 4.00 PMDH Ratio
RASIO ADMINISTRASI ADMINISTRATION RATIO
Laporan Perhitungan Tahunan 3.00 3.00 3.00 Calculation annual report Rancangan RKAP 3.00 3.00 3.00 Work plan company budgets Laporan Periodik 3.00 2.00 2.00 Periodic report
Kinerja PUKK PUKK performance
1) Efektiitas Penyaluran Dana - - - 1) Effectiveness of channeling funds 2) Tingkat Kolektibilitas 2.00 2.00 1.00 2) Collectibility level
Kinerja Perum Perhutani berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No. 100/MBU/2002
Ikhtisar Keuangan
|
Financial highlight
Pendapatan bersih
Revenue
Total Laba (Rugi) Komprehensif
Total Comprehensif Proit
Laba (rugi) Sebelum Pajak
Penghasilan
Proit Before Income Tax
Laba (Rugi) Usaha
Operating Income
2012
2012
2012
2011
2011
2011
2010
2010
2010
3,555,951,151,000202,149,873,704
263,921,769,167 188,192,133,993 3,144,313,481,551
149,762,903,334
183,129,473,061 64,056,444,219 2,787,176,210,654
156,044,744,008
Eficiency Ratio
2010
2011
2012
Inventory Turnover
7.77
5.55
6.59
Collection Periode
22.30
21.44
18.39
Fixed Asset Turnover
9.35
8.14
6.59
Total Asset Turnover
1.34
1.23
1.46
Liquidity Ratio
2010 2011 2012Current Ratio
5.00
4.48
3.68
Quick Ratio
3.84
2.95
2.56
Leverage Ratio
2010
2011
2012
Debt to Total Asset Ratio
Proitabilitas Ratio
2010
2011
2012
Gross Proit Margin Ratio
0.31
0.36
0.25
Operating Proit Ratio
0.12
0.14
0.07
Net Proit Margin Ratio
0.10
0.12
0.06
Return on Invesment
26.52
30.16
20.12
Operating Margin
Rasio(Rasio laba usaha
atas penjualan)
0.09
0.10
0.05
2010
2011
2012
ROE
0.17
0.19
0.11
Ikhtisar Oprasional
|
Operasional highlight
No Uraian Kegiatan
Description
Satuan
Unit 2012 2011 2010
1 Pengukuran Trase Baru
New Trase Measurement hm 354 421 454
2 Pengukuran Trase Ulang Trase re-measurement hm 661 331 160
3 Pembuatan BATB
BATB Construction ha 777 573 -
4 Penataan Hutan
Forest Management ha 475,976 405,237 502,985
5 Pengukuran Alur
Path Measurement hm 22,175 48,481 27,241
6 Pengadaan Benih Jati
Teak Seed Procurement kg 7,816 8,151 28,094
7 Pengadaan Benih Pinus
Pine Seed Procurement kg 851 409 628
8 Pengadaan Benih Damar
Damar Seed Procurement kg 43 49 15
9 Pengadaan Benih Mahoni
Mahogany Seed Procurement kg 9,455 9,901 10,327
10 Pengadaan Benih Kayu Putih
Cajuput Seed Procurement kg 5 6 11
11 Pengadaan Bibit Jati
Teak Seed Procurement batang 28,570,607 36,967,976 37,007,276
12 Pengadaan Bibit Pinus
Pine Seed Procurement batang 8,885,291 6,316,679 6,714,282
13 Pengadaan Bibit Damar
Damar Seed Procurement batang 554,847 487,682 625,307
14 Pengadaan Bibit Mahoni
Mahogany Seed Procurement batang 6,874,019 9,501,985 9,164,668
15 Pengadaan Bibit Kayu Putih
Cajuput Seed Procurement batang 3,670,155 5,679,197 9,944,880
16 Pelaksanaan Tanaman
Plantation ha 46,448 55,796 54,519
17 Pemeliharaan Tanaman
Plant Maintaining ha 93,334 85,557 184,390
18 Perawatan Hutan Forest Conservation ha 14,335 20,105 264,224
19 Tebangan Kayu Jati
Teak Felled Wood ha 26,317 39,679 35,301
Ikhtisar Keuangan
|
Financial highlight
Significant Events in 2012
PERHUTANI-
PEMKOT SOLO
Eco Edu Park Taman Balekambang, Solo Perhutani-Solo Government Built Eco Edu Park Taman Balekambang, Solo
PERHUTANI-KORSEL perkuat perlindungan hutan
Perhutani-South Korea, Strenghten Forest Conservation
MARUBENI beli gum rosin PERHUTANI
MARUBENI Bought Perhu
-tani’s Gum Rosin
Lantai kayu PERHUTANI
tembus pasar Eropa
Perhutani’s Wood Floor Break Throught The European Market
PERHUTANI ekspor kayu jati
RP 463 M
Perhutani’s Teak Wood Export Amounts IDR 463 Billion
02 Pebruari 2012
February 2, 2012
02 Maret 2012
March 2, 2012
31 Maret 2012
March 31, 2012
17 April 2012
April 17, 2012
PERUM PERHUTANI dan KEJAKSAAN AGUNG tendatangi kerjasama bidang hukum perdata dan tata usaha negara dalam rangka perlindungan
hutan
Perum Perhutani and Attor
-ney General signed Coorpo
-ration in Civil Law and Ad-ministrative Law for Forest Conservation
PERHUTANI gandeng TELKOM Perhutani Hand in Hand With Telkom
Pabrik sagu PERHUTANI didukung UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
Perhutani Sago Factory Supported by University State of Papua
PERHUTANI bantu lestarikan Owa Jawa
Perhutani Supported Owa Jawa Conservation
PERHUTANI ikut kongres produsen gum rosin dunia di
Boston
Perhutani Participate in Gum Rosin Producer World Congress in Boston
Jakarta, 12 Juni 2012 Jakarta, June 12, 2012
Jakarta, Rabu 8
Agustus 2012
Jakarta, Wednesday, August 8, 2012
22 Agustus 2012
August 22, 2012
Boston, 19 September 2012 Boston, September 19, 2012
Ikhtisar Keuangan
|
Financial highlight
Halaman ini sengaja dikosongkan
Report of Supervisory Board
and Board Of Directors
Laporan
“Secara umum kegiatan usaha Perum
Perhutani pada tahun 2012 masih
banyak dipengaruhi oleh kondisi lesunya
perekonomian dunia, khususnya yang
melanda Eropa dan Amerika. Belum
membaiknya harga gondorukem dan
terpentin di pasar internasional ikut
memberikan andil yang signiikan
terhadap pencapaian pendapatan usaha
Perum Perhutani. Namun demikian,
patut disyukuri dengan kondisi
perekonomian Indonesia yang cukup
kondusif, sebagaimana tergambar dari
pertumbuhan ekonomi 6,23% dan
tingkat inlasi yang terkendali di angka
4,3%, dapat dimanfaatkan secara baik
oleh perusahaan sehingga membantu
pencapaian kinerja Perum Perhutani
tahun 2012”.
Laporan Dewan Pengawas
Report of Supervisory Board
In general, business activity of Perum
Perhutani in 2012 was still much
inluenced by the global economic
slowdown, particularly that swept
Europe and America. Lack of
im-provement in the price of Gum Rosin
and Turpentine in the international
market contributed signiicantly to
the achievement of Perum Perhutani’s
revenue. However, be thankful with
the Indonesian economy that is con
-ducive, as illustrated in the economic
growth of 6.23% and the under
con-trol of inlation rate at 4.3% rate, can
be used by the Company so as help
Pemilik Modal dan Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,
D
engan mengucapkan puji dan syukurke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyampaikan laporan pengawasan atas kinerja Direksi Perusahaan sebagaimana tertuang dalam Laporan Tahunan 2012 Perum Perhutani.
Tahun 2012 merupakan tahun yang menantang, namun berkat kerja keras seluruh jajaran maka Pe-rum Perhutani dapat melaluinya dengan baik. Se-cara umum kegiatan usaha Perum Perhutani pada tahun 2012 masih banyak dipengaruhi oleh kon-disi lesunya perekonomian dunia, khususnya yang melanda Eropa dan Amerika. Belum membaiknya harga gondorukem dan terpentin di pasar
interna-sional ikut memberikan andil yang signiikan ter
-hadap pencapaian pendapatan usaha Perum Per-hutani. Namun demikian, patut disyukuri dengan kondisi perekonomian Indonesia yang cukup kon-dusif, sebagaimana tergambar dari pertumbuhan ekonomi 6,23% dan tingkat inlasi yang terkendali di angka 4,3%, dapat dimanfaatkan secara baik oleh perusahaan sehingga membantu pencapaian kinerja Perum Perhutani tahun 2012.
Pada tahun 2012 terdapat perubahan kebijakan akuntansi terkait dengan aset tanaman, yang se-belumnya dikapitalisir berubah menjadi beban biaya pada periode berjalan. Perubahan kebijakan tersebut terjadi sebagai akibat terbitnya Peraturan Menteri Kehutanan No. P.23/Menhut-II/2012 ten-tang Pedoman Pelaporan Keuangan pada Perum Perhutani. Laporan keuangan tahun 2010 dan 2011 telah disajikan kembali (restatement) agar sesuai dan mencerminkan perubahan kebijakan akuntansi tersebut. Dampak secara umum atas penyesuaian tersebut adalah meningkatnya Be-ban Pokok Penjualan (HPP), yang berujung pada turunnya pencapaian laba perusahaan pada tahun 2010 dan 2011.
Pencapaian Kinerja Perusahaan
Dewan Pengawas menilai bahwa Direksi dan selu-ruh jajaran Perum Perhutani telah bekerja sesuai dengan arah dan strategi Perusahaan, sebagaima-na yang dituangkan dalam rencasebagaima-na kerja dan ang-garan perusahaan.
Dear Stakeholder,
W
ith utter praise and gratitude to the presence of God Almighty, we are able to deliver a report on the performance monitoring of Board of Directors as set in this 2012 Annual Report of Perum Perhutani.The year 2012 was a challenging year, but thanks to the hard work of its whole range so that Perum Perhutani can get through it ine. In general, busi-ness activity of Perum Perhutani in 2012 was still much inluenced by the global economic slowdown, particularly that swept Europe and America. Lack of improvement in the price of Gum Rosin and Tur-pentine in the international market contributed sig-niicantly to the achievement of revenue of Perum Perhutani. However, be thankful with the Indone-sian economy that is conducive, as illustrated in the economic growth of 6.23% and the under control of inlation rate at 4.3% rate, can be used by the corporate so as help the achievement of the perfor-mance of Perum Perhutani in 2012.
In 2012, there is a change in accounting policy re-lated to plant assets, which previously capitalized then turned into a burden costs in the current pe-riod. The policy changes occur as a result of the is-suance of the Minister of Forestry Regulation P.23/ Menhut-II/2012 about Financial Reporting Guide-lines on Perum Perhutani. Financial statements year 2010 and 2011 have been restated to it and relect the changes in accounting policies. General impact on the adjustment is increasing Cost of Goods Sold (COGS), which led to the decline in the achievement of Company proits in 2010 and 2011.
Achievement of the Corporate’s
Performance
Pendapatan usaha Perum Perhutani Tahun 2012 adalah sebesar Rp3.555,9 miliar, atau 100,2% dari RKAP yang sebesar Rp3.550,1 miliar. Pendapatan Pe-rum Perhutani terutama didorong oleh pendapatan dari sektor dalam negeri, khususnya segmen usaha kayu tebangan (tercapai 118,1%) dan kayu olahan (tercapai 171,8%). Pencapaian tersebut kiranya perlu mendapat apresiasi karena mampu tumbuh 13,1% jika dibandingkan tahun 2011, serta menunjukkan perkembangan yang positif dengan semakin me-ningkatnya kontribusi segmen usaha non kayu dan kayu olahan terhadap pendapatan usaha Perum Perhutani secara total.
Peningkatan kontribusi segmen usaha non kayu dan kayu olahan tersebut merupakan hal yang baik dan perlu dilanjutkan, dalam rangka mengu-rangi ketergantungan terhadap sumber daya kayu yang yang jumlahnya semakin terbatas dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, Perum Perhutani perlu menyusun road map/rencana strategis yang tepat atas arah pengembangan perusahaan ke depan.
Penyusunan road map tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam upaya untuk meman-faatkan peluang dan antisipasi terhadap tantangan dan kendala yang dihadapi Perum Perhutani. De-wan Pengawas menyarankan Direksi perlu terus melakukan penyempurnaan di berbagai bidang, baik dari proses bisnis, strategi dan operasional perusahaan yang didukung sarana dan prasarana, kompetensi SDM, dan sistem yang terintegrasi.
Kegiatan investasi diharapkan menjadi perhatian utama bagi manajemen, dan hendaknya dapat di-laksanakan secara optimal guna mendukung pen-ingkatan kinerja Perusahaan ke depan. Manaje-men perlu memperbaiki proses perencanaan dan pemenuhan prasyarat legal formal atas pelaksa-naan investasi, sehingga keterlambatan program investasi bisa dihindari.
Sejalan dengan meningkatnya gangguan keaman-an hutkeaman-an dkeaman-an konlik tenurial, kegiatkeaman-an penga -manan dan perlindungan hutan perlu senantiasa ditingkatkan kinerjanya, khususnya dengan lebih mengedepankan pendekatan preventif dan per-suasif. Direksi perlu lebih aktif melaksanakan koor-dinasi dengan instansi terkait, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan
perlin-Perum Perhutani business revenues in 2012 amounting to IDR 3,555.9 billion, or 100.2% of the RKAP at IDR 3,550.1 billion. Perum Perhutani rev-enue was primarily driven by revrev-enue from the do-mestic sector, especially the segment business of logs (achieved 118.1%) and processed wood (achieved 171.8%). These achievements would have to be ap-preciated of being able to grow 13.1% compared to the year 2011, and showed a positive trend with the increasing contribution of non-timber business segments and processed wood to Perum Perhutani business revenues in total.
Increasing of the contribution of non-timber busi-ness segment and processed wood is a good thing and should be continued, in order to reduce de-pendence on timber resources which are in limited number from year to year. Therefore, Perum Per-hutani will need to develop the right strategic road map / plan to the direction of the Company ‘s future development.
The road map preparation is expected to be used as guidelines in an effort to take advantage of oppor-tunities and anticipating the challenges and con-straints faced by Perum Perhutani. The Supervisory Board advise the Board of Directors to make im-provements in many areas continuously, both from its business process, strategy and operations which are supported by infrastructure, human resource competencies, and integrated systems.
Investment activity is expected to be a major con-cern for management, and should be implemented optimally to support the Company ‘s future perfor-mance improvement. Management needs to im-prove the planning process and fulillment of for-mal legal prerequisite for the implementation of investment, so that investment delays program can be avoided.
Perum Perhutani telah turut berperan dalam mendukung Ketahanan Pangan Nasional melalui pelaksanaan Program GP3K (Gerakan Pening-katan Produktivitas Pangan berbasis Korporasi), dan mampu memberikan hasil yang cukup sig-niikan. Hal ini perlu untuk lebih ditingkatkan lagi karena potensinya masih sangat besar. Dalam hal Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), Perum Perhutani juga ikut berperan aktif menya-lurkan dan melakukan pembinaan kepada mitra usaha kecil dan koperasi di berbagai bidang, serta bekerja sama dengan pihak ketiga yang berkom-peten. Dewan Pengawas mengharapkan agar hal ini ditingkatkan antara lain dengan meningkatkan tingkat kolektibilitas pinjaman dan segera meny-elesaikan piutang PKBL yang macet. Pelaksanaan Program GP3K dan PKBL juga agar dapat dise-laraskan dengan usaha-usaha dalam mengatasi gangguan keamanan hutan dan konlik tenurial.
Implementasi Good Corporate
Governance
Dewan Pengawas mengharapkan agar pelaksa-naan Good Corporate Governance (GCG) dilaku-kan secara konsisten di seluruh jajaran dalam per-usahaan, dan tidak hanya sekedar slogan, namun benar-benar dapat menjadi pedoman bersama. Dewan Pengawas terus memantau dan memas-tikan bahwa GCG telah diterapkan secara efek-tif dan berkelanjutan. Dewan Pengawas secara teratur melakukan kontak dengan Direksi untuk membahas dan memberi arahan dalam mengatasi berbagai tantangan, serta mengantisipasi dampak perubahan situasi perekonomian, perundang- undangan, dan lingkungan terhadap Perusahaan.
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat manajemen perusahaan, De-wan Pengawas dibantu oleh dua Komite, yaitu Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat ini dilaksanakan melalui pertemuan rutin yang dia-dakan dengan Direksi, dan melalui pendelegasian kepada masing-masing Komite terkait.
Perubahan Komposisi Dewan
Pengawas
Selama tahun 2012 telah terjadi beberapa perubah-an komposisi Dewperubah-an Pengawas yaitu pengperubah-angkatperubah-an Sdr. Sarwono Kusumaatmadja melalui Keputusan Menteri BUMN No. KEP-60/MBU/2012 tanggal 6
Perum Perhutani has played a role in supporting the implementation of the National Food Security through GP3K Program (A Corporate based In-creasing Food Productivity Movement), and able to provide signiicant results. This needs to be im-proved because of its huge potency. In terms of the Partnership and Community Development (PKBL), Perum Perhutani also take an active role on chan-neling and providing guidance to small businesses and cooperatives partners in various ields, as well as working with a competent third party. The Su-pervisory Board expects that it will be improved by increasing the level of collectibility of loans and im-mediately resolve the PKBL bad debt. Implementa-tion of GP3K and PKBL Program also to be aligned with efforts to overcome the disturbances and forest tenure conlict.
Implementation of Good Corporate
Governance
Supervisory Board expects that the implementation of Good Corporate Governance (GCG) performed consistently at all levels within the Company, and not just as a slogan, but can really be the guidelines together. Supervisory Board continue to monitor and ensure that GCG has been implemented effec-tively and sustainable. Supervisory Board do con-tact with the Board regularly to discuss and provide direction in addressing the various challenges, and anticipate the impact of changes in the economic situation, the laws, and the environment against the Company.
In carrying out its supervisory function and manage-ment company advisory, the Supervisory Board is assisted by two Committees, namely the Audit Com-mittee and Risk Management ComCom-mittee. This Mo-nitoring and advisory function is carried out through regular meetings held by the Board of Directors, and by delegating to each of the relevant committee.
Changes in Composition of The
Supervisory Board
Februari 2012 dan pengangkatan Sdr. Adiari Nurcah-yanto menggantikan Sdr. Daniel Sparringa melalui Keputusan Menteri BUMN No. SK-190/MBU/2012 tanggal 8 Mei 2012. Pada tanggal 30 November 2012 Sdr. Lex Laksamana Zainal Lan mengajukan permohonan pengunduran diri dan telah dikukuh-kan pemberhentiannya dengan Keputusan Men-teri BUMN No. SK-01/MBU/2013 tanggal 2 Janu-ari 2013. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Sdr. Daniel Sparringa dan Sdr. Lex Laksamana Zainal Lan atas kontribusi yang sangat berharga selama menjabat sebagai anggota Dewan Pengawas Perum Perhutani.
Dewan Pengawas, menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada seluruh jajaran Direksi dan se-luruh pegawai Perusahaan atas kerjasama, loyalitas dan jerih payahnya dalam melaksanakan seluruh tugasnya masing-masing, sehingga kinerja tahun 2012 dapat tercapai dengan baik. Ke depan, ten-tu saja kinerja tersebut diharapkan akan semakin meningkat. Akhir kata, Dewan Pengawas juga me-nyampaikan penghargaan kepada para pemangku kepentingan atas dukungan dan kepercayaannya kepada Perum Perhutani selama ini.
Dewan Pengawas Perum Perhutani
The Supervisory Board of Perum Perhutani
Hadi Daryanto
Ketua
ChairmanMBU/2012 dated February 6, 2012 and the appoint-ment of Mr. Adiari Nurcahyanto replaces Mr. Daniel Sparringa through Minister of SOEs Decree No. SK-190/MBU/2012 dated May 8, 2012. At the date of November 30, 2012, Mr. Lex laksamana Zainal Lan submitting a resignation and dismissal afirmed by Minister of SOEs Decree No. SK-01/MBU/2013 dated January 2, 2013. We thank profusely to Mr. Daniel Sparringa and Mr. Lex Laksamana Zainal Lan invalu-able contribution during as member of the Supervi-sory Board of Perum Perhutani.
“Perhutani Ekselen diwujudkan
dengan Kinerja Unggul yang
Berkelanjutan yang bertumpu
kepada Organisasi yang Kuat
dan Bisnis yang Sehat.”
Laporan Direksi
Report of The Boards of Directors
“Excellent Perhutani
embodied by the
Sustainable Superior
Performance which
is relying on a Strong
Organization and Healthy
Laporan Direksi
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan izin-Nyalah, Perum Perhutani dapat terus memberikan sumbangsih dalam Pembangunan Bangsa dan Negara yang tercinta ini.
Memasuki tahun 2012, Perum Perhutani telah melaksanakan berbagai kebijakan strategis se-hingga patut kami laporkan dalam laporan tahun-an ini, sebagai salah satu wujud atau bentuk per-tanggungjawaban kami kepada shareholder dan segenap stakeholders.
Kinerja 2012
Kebijakan strategis
Sesuai dengan Rencana Jangka Panjang (RJP) Pe-rum Perhutani tahun 2010-2014, telah ditetapkan tujuan Perusahaan tahun 2012 sebagai bagian dari tujuan jangka pendek RJP 2010-2014 yang merupakan tahapan penyelamatan Sumber Daya Hutan (SDH) dan Perusahaan guna mendukung peran dan fungsi SDH sebagai sistem penyangga kehidupan (life support system) dan sumber ke-makmuran rakyat.
Mengacu pada tujuan pembentukan Perusahaan tersebut maka Perusahaan menetapkan kebijakan strategis sebagaimana diuraikan dibawah ini : a. Kegiatan Pengelolaan Sumberdaya Hutan
se-cara lestari beserta seluruh manfaat dan fung-sinya sebagai sistem penyangga kehidupan (life support system) yang mencakup 3 aspek : People, Planet, dan Proit (3P) sebagai aktiitas utama (core activity)
b. Kegiatan pengelolaan industri dan pemasaran sebagai aktiftas bisnis (business activity) yang terdiri dari pengelolaan industri kayu terpadu (integrated wood industri), industri non kayu : gondorukem dan terpentin beserta derivatnya, industri minyak-minyak atsiri (minyak kayu pu-tih, Ylang-ylang, nilam, dll.), industri butiran lak (seedlak), industri sutera alam, industri AMDK, Madu/Minuman air madu, industri berbasis agroforestri (pangan dan bioenergi) dan
in-Report of the Board of Directors
Praise let us always pray to Allah SWT, because of the grace and permission of Him, Perum Perhutani can continue to contribute in the development of our beloved Nation.
Entering 2012, Perum Perhutani has implemented strategic policies so should we report in this annual report, as one form of our accountability to share-holders and all stakeshare-holders.
2012 Performance
Strategic Policy
In accordance with the Long Term Plan (CPR) 2010-2014 of Perum Perhutani, the Company has set goals in 2012 as part of 2010-2014 CPR short-term goal as a rescue phase of Forest Resources (SDH) and the Company to support the role and function of SDH as life support systems and the source of prosperity.
Referring to the purpose of the Company’s esta-blishing, then the Company establish strategic poli-cies as outlined below:
a. The Sustainable Forest Resource Management activities and all the beneits and functions as a life support system which includes 3 aspects: People, Planet, and Proit (3P) as the core activity.
c. Pemasaran dari kegiatan ekowisata, jasa ling-kungan, agroforestry dan usaha lain (trading agroforestry dan trading kayu rakyat) ) sebagai salah satu aktiitas bisnis yang dikembangkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Juga op-timalisasi aset perusahaan sebagai aktiitas bisnis yang mampu mendukung pertumbuhan perusahaan.
d. Aliansi strategis dan sinergi BUMN dengan Masyarakat Desa Hutan (MDH) dalam kegiatan ekonomi dan pengelolaan hutan serta peman-faatan lahan hutan dengan azas manfaat
mu-tual (mumu-tual beneit) untuk kesejahteraan ma
-syarakat.
e. Menyiapkan aktiitas pendukung (enablers
activity) yang dibutuhkan untuk menjadi pe-rusahaan kehutanan yang modern berbasis manajemen mutu, teknologi informasi dengan SDM yang profesional.
f. Menjadikan “Riset & Development” sebagai “Sumber Inovasi Tiada Henti” untuk pengem-bangan perusahaan.
g. Terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada segenap stakeholder
h. Dalam rangka melaksanakan berbagai kebi-jakan tersebut di atas, maka terdapat berbagai faktor eksternal dan internal yang penting un-tuk dicermati karena berpengaruh terhadap kondisi Perusahaan, antara lain: tekanan ter-hadap sumberdaya hutan, tuntutan penerapan pengelolaan hutan lestari, tuntutan kelestarian lingkungan khususnya tata air, tingginya ke-miskinan di sekitar hutan dan angka pengang-guran yang relatif tinggi, serta kebutuhan ener-gi masyarakat sekitar hutan yang cukup tingener-gi. Sementara itu, faktor interenal yang mempenga-ruhi kondisi Perusahaan, antara lain: kebutuhan kenaikan ”take home pay” (THP), produktivi-tas karyawan yang masih rendah dan sistem manajemen yang belum efektif, serta Sumber Daya hutan (SDH) belum sepenuhnya diman-faatkan secara optimal.
Berdasarkan kondisi eksternal dan internal terse-but maka strategi pengelolaan hutan di Pulau Jawa diarahkan kepada pengembangan bisnis di hulu dari potensi yang ada berupa pengembang-an bisnis ypengembang-ang berbasis hutpengembang-an dpengembang-an lahpengembang-an (forest- land resources) dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari (PHL), Pengelolaan Hutan Bersama Ma-syarakat (PHBM) dan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG/Good Corporate Governance).
Strategi pengembangan bisnis di hilir dengan sa-saran untuk meningkatkan nilai tambah produk kayu dan non kayu, menghemat penggunaan ba-han baku dan tentunya laba perusahaan menjadi
c. Marketing of ecotourism activities, environmental services, agroforestry and other businesses (agro-forestry trading and timber people trading) as one of the business activities that are developed to achieve Company goals. Also the optimization of the company’s assets as a business activity that is able to support the Company’s growth.
d. Strategic alliances and SOEs synergy with the Forest Village Community (MDH) in the eco-nomic activity and forest management and uti-lization of forest land with the principle of mu-tual beneit for the community welfare.
e. Setting up of enablers activity as required to become a modern forestry Company based on quality management, information technology, with professionals human resources.
f. Making the “Research & Development” as a “ Non-Stop Innovation Source “ for the Compa-ny’s development..
g. Continue to improve the quality of service to all stakeholders
h. In order to implement the policies mentioned above, there are a variety of internal and exter-nal factors that are important to be observed as effect the condition of Company, which are: the pressure on forest resources, the demands on the implementation of sustainable forest man-agement, demands of environment especially water system, high poverty around forest area and the high relative unemployment rate, and quite high energy needs of the forest communi-ties. Meanwhile, internal factors that affect the condition of Company, inter alia: the need for increase in “take home pay” (THP), the low level on employee productivity, and the yet uneffec-tive management system, as well as forest re-sources (SDH) which has not been fully utilized optimally yet.