• Tidak ada hasil yang ditemukan

model pembelajaran membaca

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "model pembelajaran membaca"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DAN IMPLEMENTASINYA

Oleh : St. Nurbaya , M.Si, M.Hum

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh : St. Nurbaya , M.Si, M.Hum

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA

MENGAPA PENTING ?

MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA

MENGAPA PENTING ?

Reading Comprehensi dan Reading Ability

menjadi tolak ukur suatu bangsa.

Reading is a basic tool in the living a good life

(membaca merupakan alat utama untuk kehidupan yang baik)

Reading Comprehensi dan Reading Ability

menjadi tolak ukur suatu bangsa.

Reading is a basic tool in the living a good life

(3)

READING COMPREHENSI DAN READING

ABILITY KITA BERMASALAH

• BUKTI :

Penelitian Vincent Greanary menunjukkan

reading ability anak Indonesia berada diurutan terbawah negara-negara Asia

Hongkong, Singapura, Thailand, Filipina)

Laporan Bank Dunia (2003) Nomor 16369_IND tentang reading ability anak-anak Indonesia memeprlihatkan skor yang rendah

dibandingkan dengan skor anak asia lainnya.

• BUKTI :

Penelitian Vincent Greanary menunjukkan

reading ability anak Indonesia berada diurutan terbawah negara-negara Asia

Hongkong, Singapura, Thailand, Filipina)

Laporan Bank Dunia (2003) Nomor 16369_IND

tentang reading ability anak-anak Indonesia memeprlihatkan skor yang rendah

(4)

Lanjutan

Lanjutan

Skor reading ability anak Indonesia ( 51,7)Skor reading ability anak Filipina ( 52,6)Skor reading ability anak Thailand ( 65,1) Skor reading ability anak Singapura ( 75,0)

(5)

Lanjutan

Data lain Bank Dunia (2008) : Diantara 40

Negera yang diteliti kemampuan membaca anak Indonesia berada diurutan ke 40.

Anak Indonesia hanya mampu memahami 1

atau 2 informasi yang ada dalam bacaan

Belum mampu menafsirkan, menilai,

mensintesa,menganalisis atau menghubungkan isi teks dengan situasi diluar pengalamannya.

Data lain Bank Dunia (2008) : Diantara 40

Negera yang diteliti kemampuan membaca anak Indonesia berada diurutan ke 40.

Anak Indonesia hanya mampu memahami 1

atau 2 informasi yang ada dalam bacaan

Belum mampu menafsirkan, menilai,

(6)

Masalah lain

Sulit sulit menerapkan model/strategi yang

tepat untuk mengungkapkan reading ability

Belum mengenal Taxonomi Reading

Comprehensi ( Taxonomi Barret & Ruddal )

Alat ukur Reading Comprehensi dan Reading

Ability yang disusun belum mencerminkan alat ukur reading comprehensi dan reading ability.

Sulit sulit menerapkan model/strategi yang

tepat untuk mengungkapkan reading abilityBelum mengenal Taxonomi Reading

Comprehensi ( Taxonomi Barret & Ruddal )Alat ukur Reading Comprehensi dan Reading

(7)

MODEL DIRECTED READING THINKING ACTIVITY

Directed Reading Thinking Activity (DRTA

MODEL DIRECTED READING THINKING ACTIVITY

Directed Reading Thinking Activity (DRTA

(Kegiatan Membaca Berpikir Terarah) Langkah-langkah

1. Tahap Prabaca

a. Survei teks, mencari petunjuk tentang isi (

judul, ilustrasi, sub judul, ilustrasi) b. Membuat prediksi

c. Menulis prediksi pada lembar prediksi

(Kegiatan Membaca Berpikir Terarah) Langkah-langkah

1. Tahap Prabaca

a. Survei teks, mencari petunjuk tentang isi (

judul, ilustrasi, sub judul, ilustrasi) b. Membuat prediksi

(8)

Lanjutan

Lanjutan

Lembar prediksi berisi klasifikasi, sepert kolom

terbukti,tidak terbukti, benar-salah, informasi tidak cukup, atau lainnya.

Menentukan tujuan membaca (apakah

terbukti atau tidak prediksinya)

Lembar prediksi berisi klasifikasi, sepert kolom

terbukti,tidak terbukti, benar-salah, informasi tidak cukup, atau lainnya.

Menentukan tujuan membaca (apakah

(9)

Lanjutan

Lanjutan

2. Tahap membaca

a. Membaca teks ( diam/nyaring)

b. Memberi tanda (X) pada lembar klarifikasi

pada lembar prediksi dan menentukan berapa banyak kesesuaian hasil prediksi dengan isi bacaan

2. Tahap membaca

a. Membaca teks ( diam/nyaring)

b. Memberi tanda (X) pada lembar klarifikasi

pada lembar prediksi dan menentukan berapa banyak kesesuaian hasil prediksi dengan isi bacaan

(10)

Lanjutan

Lanjutan

3. Pasca Membaca

a. Membanding isi prediksi dengan isi teks yang sebenarnya

b. Menganalisis daftar prediksi dan menilai berapa banyak kesesuaian

hasil prediksi dengan isi bacaan.

3. Pasca Membaca

a. Membanding isi prediksi dengan isi teks yang sebenarnya

b. Menganalisis daftar prediksi dan menilai berapa banyak kesesuaian

(11)

MODEL

K-W-L

Strategi K-W-L adalah salah satu strategi pembelajaran membaca yang menekankan pada pentingnya latar

belakang pengetahuan pembaca. (D. Ogle, 1986, Via Tierney 1990: 283).

Strategi K-W-L terdiri

dari tiga langkah, yaitu langkah K- What I Know (apa

yang saya ketahui), langkah W- What I Want to Learn

(apa yang ingin saya pelajari), dan langkah L- What I

Learned (apa yang telah saya pelajari). K-W-L

dikembangakan dan diujiterapkan untuk mengetahui

(12)

MODEL PORPE

MODEL PORPE

PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) merupakan strategi belajar yang dikembangkan oleh Simpson (1986) yang dirancang untuk membantu siswa dalam (1) merencanakan secara aktif, memonitor, dan

mengevaluasi pembelajaran mereka mengenai isi bacaan; (2) mempelajari proses-proses yang berbelit-belit dalam persiapan ujian esai, dan (3) menggunakan proses menulis untuk mempelajari isi bacaan.

PORPE (Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate) merupakan strategi belajar yang dikembangkan oleh Simpson (1986) yang dirancang untuk membantu siswa dalam (1) merencanakan secara aktif, memonitor, dan

(13)

TAHAPAN STRATEGI PORPE

1. Predict (membuat prediksi berupa pertanyaan-pertanyaan esai),

2. Organize (mengorganisasikan konsep dalam bentuk mind mapping),

3. Rehearse (melatih kembali dengan cara mepresentasikan di depan),

4. Practice (praktik; menuliskan kembali dengan bahasanya sendiri

5. Evaluate (evaluasi yaitu menjawab pertanyaan esai yang dibuat oleh guru).

1. Predict (membuat prediksi berupa pertanyaan-pertanyaan esai),

2. Organize (mengorganisasikan konsep dalam bentuk mind mapping),

3. Rehearse (melatih kembali dengan cara mepresentasikan di depan),

4. Practice (praktik; menuliskan kembali dengan bahasanya sendiri

(14)

MODEL ECOLA ( Extending Consept trought

Language Activities )

MODEL ECOLA ( Extending Consept trought

Language Activities )

Langkah-Langkah

1. Menentukan tujuan komunikasi

(siswa berdiskusi untuk menentukan tujuan membaca masing-masing)

2. Membaca untuk mendapatkan informasi pendukung tujuan membaca, dan

menginterpretasi isi bacaan dengan ide-ide sesuai pengalaman siswa

Langkah-Langkah

1. Menentukan tujuan komunikasi

(siswa berdiskusi untuk menentukan tujuan membaca masing-masing)

2. Membaca untuk mendapatkan informasi pendukung tujuan membaca, dan

(15)

Lanjutan

3. Menulis kembali apa yang dipahami

(menulis jawaban atas sejumlah pertanyaan membaca)

4. Berdiskusi dengan teman untuk menginterpretasi isi bacaan.

3. Menulis kembali apa yang dipahami

(menulis jawaban atas sejumlah pertanyaan membaca)

(16)

KECAKAPAN HIDUP YANG DIHARAPKAN

Gemar membaca

Cepat menemukan ide, konsep, dan informasi aktualKritis bernalar > terampil bertanya dan

mempertanyakan

Terampil menganalisisTerampil merangkumMampu mengevaluasi

Menumbuhkan kepribadian dan rasa percaya diri

(17)

TRADISI MEMBACA Pertama, Membaca yang baik

Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk memahami ide, gagasan, serta perasaan dalam teks. Pembaca yang baik akan memperhatikan kecepatan dan pemahaman saat membaca.

Kedua, Memilih materi bacaan

Mengenali karakteristik bacaan, bahasanya mudah dimengerti, ada pesan yang disampaikan, mendidik, menghibur, dan mudah diperoleh

Ketiga, Menyediakan waktu

Agar kemampuan membaca menjadi baik salah satu cara yang perlu dilakukan adalah menyediakan waktu rutin untuk selalu membaca Keempat, Membaca kritis

Setelah melakukan pemahaman terhadap isi/informasi, pembaca akan mengalami proses analisis dan evaluasi terhadap teks yang dibaca.

Pertama, Membaca yang baik

Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk memahami ide, gagasan, serta perasaan dalam teks. Pembaca yang baik akan memperhatikan kecepatan dan pemahaman saat membaca.

Kedua, Memilih materi bacaan

Mengenali karakteristik bacaan, bahasanya mudah dimengerti, ada pesan yang disampaikan, mendidik, menghibur, dan mudah diperoleh

Ketiga, Menyediakan waktu

Agar kemampuan membaca menjadi baik salah satu cara yang perlu dilakukan adalah menyediakan waktu rutin untuk selalu membaca Keempat, Membaca kritis

(18)

MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN

1.Retelling story

Guru menyiapkan bahan bacaan.

Salah satu siswa membaca dengan membaca

nyaring.

Siswa menyimak dengan seksama.

Siswa ditugasi untuk menceritakan kembali isi

(19)

Model Pembelajaran Mendengarkan

Bisik Berantai

Guru membisikkan suatu pesan kepada

seorang siswa.

Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada

siswa kedua.

Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada

siswa ketiga. Begitu seterusnya.

Siswa terakhir menyebutkan pesan itu dengan

(20)

Lanjutan

Guru : Hari ini Pak Ali berkunjung ke sekolah kita.

Siswa: A. Hari ini Pak Ali berkunjung ke sekolah kita.

Siswa: B. Hari ini Pak Ali berkunjung ke sekolah kita.

……… ………

(21)

Model Menyimak Secara Langsung/DLA (Direct Listening Activities

Guru mengemukakan tujuan

pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan

judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan unsur siswa. Selanjutnya

(22)

Lanjutan

Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang dibacakan oleh guru.

Guru melakukan unsur jawab tentang isi

(23)

Lanjutan

Identifikasi Kata Kunci

Setiap kalimat, paragraf, ataupun wacana

selalu memiliki sejumlah kata yang dapat mengungkapkan isi keseluruhan kalimat,

(24)

Lanjutan

Menyimak isi kalimat yang panjang atau paragraph dan

wacana pendek-pendek tidak perlu menangkap semua kata-katanya. Cukup diingat beberapa kata kunci yang merupakan inti pembicaraan. Melalui perakitan kata kunci menjadi

kalimat-kalimat utuh sampai isi singkat bahan simakan.

Guru : Dengarkan baik-baik! Cari kata kunci kalimat berikut.Manusia, baik yang primitif maupun yang modern, selalu

cenderung hidup berkelompok.

Siswa : Menyimak. Menentukan kata kunci.manusia-hidup-berkelompok

(25)

Memperluas Kalimat

Guru menyebutkan sebuah kalimat. Siswa

mengucapkan kembali kalimat tersebut. Kembali guru mengulangi mengucapkan

kalimat tadi. Kemudian guru mengucapkan kata atau kelompok kata lain. Siswa

(26)

Lanjutan

Menyelesaikan Cerita

Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap

kelompok beranggotakan 3-4 orang. Guru

memanggil anggota kelompok pertama, misalnya

kelompok I, maju ke depan kelas. Yang bersangkutan disuruh bercerita, judul bebas kadang-kadang juga diitentukan oleh guru. Setelah yang bersangkutan bercerita, misalnya baru seperempat bagian ia

(27)

Lanjutan

Cerita tersebut dilanjutkan oleh anggota kedua.

Anggota ketiga maju melanjutkan cerita itu.

Bagian terakhir cerita diselesaikan oleh anggota keempat. Kelas boleh juga tidak

dikelompokkan. Semua siswa harus siap dipanggil untuk bercerita. Sementara yang

belum tampil ke depan harus menyimak benar-benar jalan cerita. Cara ini membuat kelas

(28)

Lanjutan

Guru: Sekarang bunda punya suatu cerita. Tapi

judulnya belum ada? Masih dicara/belum diberi judul. Cerita ini akan disusun oleh empat orang siswa. Bagian demi bagian akan ditampilkan di

depan kelas. Anak-anak harus bersiap bercerita dan menyimak cerita. Mari kita mulai, Udin silakan ke depan kelas !

Udin : Nilai mata pelaharan matematika saya 8.

(29)

Lanjutan

Guru: Bagus, Udin, silahkan duduk. Cerita akan

dilanjutkan oleh Anggi.

Guru: Anggi lanjtkan cerita Udin tadi.

Anggi: Ya dari pada menyesal saat ujian karena tidak

bisa nggarap, lebih baik sekarang meniru Udin yang rajin belajar.

Guru: Bagus, bagus! Anggi boleh duduk. Cerita akan

dilanjutkan oleh Elma ( dan seterusnya sampai guru menghentikan cerita itu, dan siswa diminta

(30)

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS

MENGAPA PENTING ???

KEMAMPUAN MENULIS BERKORELASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA, TETAPI SANGAT

MENULIS CENDRUNG DIABAIKAN DALAM PEMBELAJARAN

MENGAPA PENTING ???

KEMAMPUAN MENULIS BERKORELASI DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA, TETAPI SANGAT

(31)

Model Brainstorming

Langkah-Langkah

Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang

heterogen.

Masing-masing kelompok berdiskusi menentukan

topik tulisan, dapat didasarkan tema sentral yang

diberikan guru atau memilih tema yang guru berikan.

Setelah menemukan tema tulisan dalam

kelompoknya, mereka brainstorming untuk

(32)

Lanjutan

Brainstorming terus dilakukan dalam tahap

prapenulisan, khususnya dalam hal penggalian dan pengumpulan bahan tulisan.

Para siswa diberi kesempatan untuk menulis secara

mandiri (sendiri-sendiri

Setelah usai, mereka dikelompokkan lagi dalam

kelompok semula dan dilakukan tahap pascamenulis (editing &revising). Para siswa melakukan

(33)

Lanjutan

Para siswa memperbaiki tulisannya kembali.

Tiap kelompok menyajikan beberapa atau satu

tulisan yang dianggap paling baik di

kelompoknya (dipilih oleh kelompok siswa yang bersangkutan) secara lisan.

Guru dan siswa lain merefleksi (menanggapi

dan evaluasi) tulisan teman yang disajikan.

(34)

MODEL BRAINWRITING

Langkah-Langkah

Siswa dan guru mendiskusikan tema tulisan yang akan dituliskan.

Siswa diberi kesempatan untuk melakukan proses prapenulisan secara individu atau kelompok, baik

indoor maupun outdoor. Jika berkelompok, hal-hal yang dibicarakan (diskusi) dan berbagai saran gagasan teman harus dituangkan dalam kartu/lembar gagasan (boleh secara garis besar). Temuan siswa dalam kegiatan

(35)

Lanjutan

Siswa diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri

(sendiri-sendiri).

Setelah selesai menulis draft, tulisan siswa ditukarka

dengan siswa lain, berpasangan/acak dan mereka melakukan tahap pascamenulis (editing &revising).

Para siswa melakukan brainwriting dalam menyunting tulisan teman lainnya.

Siswa diminta memberikan saran, komentar, gagasan,

(36)

Lanjutan

Setelah tulisan dikembalikan beserta kartu

gagasan, para siswa memperbaiki tulisannya kembali.

Beberapa siswa diminta menyajikan tulisannya

secara lisan.

Guru dan siswa lain merefleksi (menanggapi

dan evaluasi) tulisan teman yang disajikan.

(37)

MODEL ROUNDTABLE

Langkah-Langkah

Model ini dikembangakan dengan dasar pendekatan

kooperatif dan kontekstual. Tulisan yang paling tepat untuk jenis ini adalah tulisan kreatif (cerpen, puisi, drama) dan beberapa tulisan faktual (narasi,

deskripsi, dan lainnya). Model ini mengedepankan suatu kerjasama dalam kelompok untuk membuat tulisan bersama. Akan sangat baik jika hal ini pun dikompetisikan dalam kelas tersebut. Berikut

(38)

Lanjutan

Langkah-Langkah

Guru memberi pengarahan model prosedural

roundtable dan pengantar kompetensi yang diarah dalam pembelajaran.

Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok dengan jumlah anggota seimbang (4-5 orang)

(39)

Lanjutan

Jika sudah ditentukan sebuah topik untuk

semua siswa maka tiap kelompok bersiap

menulis secara serentak. Tiap siswa menulis di lembarnya masing-masing dengan batasan

tertentu yang disepakati bersama (jumlah kalimat tertentu atau kurun waktu tertentu yang difasilitatori oleh guru). Aba-aba mulai dan berhenti dikendalikan oleh guru.

(40)

Lanjutan

Jika dinyatakan berhenti maka kegiatan

menulis berhenti. Lalau guru memerintahkan putar/geser. Artinya, lembar tulisan tiap siswa digeserkan ke siswa di sebelahnya (dalam

kelompok). Ketika guru menyuarakan mulai maka mereka harus melanjutkan tulisan

(41)

Lanjutan

Tiap siswa mencermati hasil tulisan yang ada.Tiap kelompok menilai tulisan dalam

kelompoknya dan buat urutan tulisan dari yang terbaik sampai yang kurang baik.

Semua tulisan siswa dipajang di papan tulis

(42)

LANJUTAN

Semua siswa saling melihat dan membaca

tulisan teman sekelasnya.

(43)

MODEL BROWN

Model ini didasari oleh pemahaman

bahwa media pembelajaran merupakan

suatu bagian yang sangat berpengaruh

terhadap keefektifan pembelajaran.

(44)

Lanjutan

Media yang dapat digunakan dalam

pembelajaran menulis dapat berupa media visual, audio, project motion, dll. di antaranya adalah gambar, peta, bagan, grafik, foto,

poster, iklan, perangko, video, OHP, dsb.

(45)

Lanjutan

Guru menyiapkan puzzle gambar berseri tentang suatu

masalah.

Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan

mengemukakan kompetensi yang hendak di capai siswa.

Guru membagikan puzzle gambar yang sama kepada

semua kelompok.

Tiap kelompok diharapkan mengurutkan puzzle

(46)

Lanjutan

Tiap kelompok menyajikan hasilnya.

Dilakukan diskusi atas kerja siswa beserta alasan.

Guru sekalian menyampaikan materi yang relevan.

Lalu tiap siswa dalam kelompok ditugasi membuat

tulisan berdasar susunan gambar di kelompoknya dengan pengembangan imajinasi mereka masing-masing.

Tulisan disunting dalam kelompok secara

(47)

Lanjutan

Dilakukan refleksi atas pembelajaran yang

telah dilakukan.

Produk tulisan dikumpulkan untuk dievaluasi

(48)

. MODEL SUGESTI – IMAJINASI

Model ini mendasarkan pada menulis sebagai suatu

proses yang perlu rangsangan menarik untuk

memunculkan ide tulisan hal ini tetap menggunakan dasar menulis sebagai sebuah proses. Adapun rangsangan

(sugesti) yang dipakai dalam kegiatan ini dapat bervariasi tergantung kondisi sekolah. Beberapa diantaranya adalah lagu, musik, pembacaan puisi, tayangan pementasan

drama, cuplikan sinetron, iklan, film, dsb. Berikut proseduralnya dengan media lagu.

 

(49)

Lanjutan

Guru menyampaikan kompetensi yang akan

dicapai siswa.

Guru memilihkan lagu yang sesuai dengan

materi dan tema pembelajaran.

Siswa bersiap menyimak lagu dan membuat

(50)

Lanjutan

Siswa membuat tulisan berdasar sugesti-imajinasi

tersebut.

Siswa saling bertukar tulisan untuk menyunting

tulisan temannya.

Siswa menerima kembali hasil tulisannya beserta

suntingan dan memperbaiki tulisan.

Dilakukan penilaian tulisan oleh siswa/guru.

Guru dan siswa merefleksi pembelajaran secara

(51)

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA

Pembelajaran merupakan pembelajaran

keterampilan berbahasa yang yang memerlukan waktu yang lama, apalagi jika tagihan

keterampilan akan dinilai secara personal.

Pembelajaran menjadi membosankan dan kadang guru “menganggap pembelajaran keterampilan berbicara tidak perlu “

(52)

LISTENING TEAM

Langkah-Langkah

Siswa dibagi dalam kelompok dengan anggota 4-5

orang

Jelaskan pada tiap kelompok bahwa mereka

mempunyai kewajiban menjelaskan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru

Bagilah kelompok menjadi kelompok penyaji,

penjawab, kelompok pro, kelompok kontra,

(53)

Lanjutan

Tugas penyaji, menyajikan kembali pelajaran yang disampaikan guru. Kelompok ini boleh

membuat cacatan ringkas tentang materi yang diberikan guru, meski demikian fokusnya adalah pada aspek menyampaikan materi secara lisan. • Tugas kelompok penjawab adalah menjawab

pertanyaan kelompok penanya

(54)

Lanjutan

Uraian hal-hal yang tidak disetujui dapat

dilakukan pada saat diminta menjelaskan

Kelompok penyimpul, menyimpulkan hasil

(55)

MODEL IN THE NEWS

Langkah-langkah

Siswa dibagi dalam 4 atau 5 kelompok

Siswa dalam tiap kelompok diminta membaca 4 atau 5 artikel yang berbeda-beda

Sambil membaca siswa diminta menuliskan isi artikel yang dibaca

(56)

Lanjutan

Tiap kelompok diminta merangkai ulang

pokok-pokok berita atau artikel yang dibaca dengan bahasa sendiri

Kelompok juga menyediakan sanggahan, jika ada

uraian kelompok lain yang tidak sesuai

Pokok-pokok sanggahan dijadikan bahan diskusi

dalam masing-masing kelompok

Semua kelompok harus menyajikan kesimpulan

(57)

MODEL SIAPA DAN APA SAYA

Model ini, dapat digunakan untuk

keterampilan menyimak, juga dapat

digunakan untuk keterampilan

berbicara

(58)

Langkah-langkah

Bagilah kelompok 2 atau 3 kelompok besar

Guru menyiapkan bebera hal terkait dengan tokoh, profesi, peristiwa

Tulislah pada selembar kertas tentang tokoh, peristiwa atau profesi yang disiapkan, siswa diminta mengambil gulungan kertas tersebut

Setelah mendapat gulungan keras, mintalah salah satu anggota Tim untuk berperan sesuai dengan isi gulungan kertas yang diperoleh.

(59)

Lanjutan

kelompok lain

Berilah waktu 5 menit bagi anggota kempompok

untuk mengantisipasi dan menjawab pertanyaan dari kelompok yang memerankan tokoh misteri

Pilih 1 kelompok yang akan menjadi tamu bagi

tokoh misteri ( semua kelompok harus mendapatkan giliran)

Mintalah tamu misteri untuk menyebut salah

(60)

Lanjutan

Sebelum tamu misteri menyebutkan salah satu identitasnya

2 kelompok lain diminta menjadi kelompok panelis untuk mengajukan pertanyaan kepada tamu misteri secara

bergiliran. Tamu misteri hanya dapat menjawab dengan

jawaban “Ya, tidak,” atau ya, bukan” sampai salah satu dari kelompok panelis dapat menemukan jawabannya

Usai menemukan jawaban atas identitas tamu misteri,

(61)

CATATAN

• TIDAK ADA MODEL/STRATEGI YANG PALING

BAIK, YANG ADA ADALAH KESESUAIAN MODEL DENGAN KONDISI SISWA, LINGKUNGAN DAN

(62)

TERIMAKASIH

SAMPAI JUMPA DALAM

WORK SHOP MODEL PEMBELAJARAN

Referensi

Dokumen terkait

Pengukuran parameter untuk perhitungan efisiensi boiler unit 3 di PT.Indo Bharat Rayon dengan metode tidak langsung dilakukan pada 1 Oktober 2019 hasil pengukuran

The OGC Web Coverage Service (WCS)– Processing Extension defines an extension to the WCS Core [OGC 09-110], the ProcessCoverages request type, which allows clients to initi-

melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai tugas dan fungsinyaf. menyusun rencana

The projected coordinate system object sets the ellipsoid and angular units of its associated projection object based on this geographic coordinate

Implementation constraints counseling Islam in overcoming the difficulties of adaptation of new convicts in prisons class II A Kendari is the absence of

Pada hakikatnya relationship marketing mencerminkan perubahan paradigma dalam pemasaran, yaitu semua difokuskan pada transaksi akusisi pelanggan menjadi retensi pelanggan

Berdasarkan hasil pengujian di atas, hasil pengujian “Sukses” ber- arti data yang diterima remote (RX) bernilai sama dengan data pada yang dipancarkan oleh panel (TX) sehingga

“Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai dan Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas