7. TEORI HPI UNIVERSAL
7. TEORI HPI UNIVERSAL
(ABAD 19)
(ABAD 19)
TOKOH : Fredrich Carl von savignyTOKOH : Fredrich Carl von savigny
Didahului oleh Von Wachter dengan Choice of Rule, Didahului oleh Von Wachter dengan Choice of Rule,
atau kaidah pilihan hukum. Ia membantah teori statuta.atau kaidah pilihan hukum. Ia membantah teori statuta.
Teori Savigny menjadi dasar dari seluruh sistem HPI Eropa Teori Savigny menjadi dasar dari seluruh sistem HPI Eropa
Kontinental.Kontinental.
Fokus HPI Eropa Kontinental menjadi “Hubungan hukum Fokus HPI Eropa Kontinental menjadi “Hubungan hukum
tertentu” dengan bantuan titik taut (tempat kedudukan tertentu” dengan bantuan titik taut (tempat kedudukan
hukumnya).hukumnya).
Di dalam sistem HPI Eropa Kontinental, yang penting untuk Di dalam sistem HPI Eropa Kontinental, yang penting untuk
memutus perkara adalah menentukan sistem hukum , bukan memutus perkara adalah menentukan sistem hukum , bukan
• Dasar dari Teori HPI Universal Carl Von Savigny : hasil karya pemikir hukum Jerman, yaitu C.G. Von Wachter yang mengkritik Teori Statuta, karena
ketidakpastian hukum yang ditimbulkan oleh teori statuta.
• Von Wachter menolak adanya sifat ekstrateritorialitas
suatu aturan karena teori statuta menimbulkan kewajiban hukum di negara asing.
• Menurut Von Wachter forumlah yang menyediakan
kaidah pilihan hukum (choice of Rule) atau
Isi pemikiran Von Wachter
Isi pemikiran Von Wachter
• Meninggalkan klasifikasi hukum ala teori
Statuta.
• Memusatkan perhatian pada upaya penetapan hukum yang seharusnya berlaku terhadap
hubungan hukum (legal relationship) tertentu.
• Dalam menetapkan hubungan hukum yang berlaku, titik tolak harus dimulai dari lex fori,
SISTEM HPI EROPA KONTINENTAL
SISTEM HPI EROPA KONTINENTAL
Dasar HPI Eropa Kontenental ; ajaran Carl Von
Savigny, dengan menggunakan hubungan hukum sebagai titik tolak.
Fokus HPI Eropa Kontenental menjadi hubungan
hukum tertentu dengan bantuan titik – titik taut.
untuk menentukan legal seat dari semua
hubungan hukum yang berlaku secara universal, digunakan metoda dengan menentukan sistem hukum, dan bukan memilih aturan hukum
Pandangan Von Savigny
Pandangan Von Savigny
•
Titik Tolak faham Savigny :
Bahwa suatu
hubungan hukum yg sama hrs memberi
penyelesaian yg sama pula.
•
Pengakuan thd Hk Asing bukan
semata-mata berdasarkan comitas, tetapi
berpokok kepada kebaikan, kegunaan,
manfaat bagi semua pihak (negara dan
manusia)
•
Beda Savigny dg Teori Statuta, Ia tdk lagi
menanyakan corak/sifat kaedah hukum yg
ada, ttp sebaliknya Ia mengadakan
TEORI-TEORI HPI MODERN
TEORI-TEORI HPI MODERN
•
Teori HPI Modern adalah :
“teori – teori yang berkembang mulai
akhir abad ke 19 sampai sekarang”.
•
Pokok Persoalan HPI Modern :
1. Yurisdiksi hukum
2. Hukum yang berlaku
ASAS-ASAS (Teori) DI DALAM
ASAS-ASAS (Teori) DI DALAM
TEORI TEORI HPI MODERN
TEORI TEORI HPI MODERN
1. TEORI STATUTA MODERN 2. TEORI HPI INTERNASIONAL 3. TEORI TERITORIAL
4. TEORI HUKUM LOKAL (The Local Law
theory)
5. TEORI RELASI SIGNIFIKAN (The Most
Sifnificant relationship Theory).
6. TEORI ANALISIS KEPENTINGAN (The interest Analysis
theory).
7. BEBERAPA VARIASI TEORI ANALISIS KEPENTINGAN 8. CHOICE INFLUENCE CONSIDERATION.
1. TEORI STATUTA MODERN
1. TEORI STATUTA MODERN
• PENYELESAIAN KONFLIK DENGAN MENGGOLONGKAN MASALAH HUKUM KE DALAM 2 HAL, YAITU :
1. KATEGORI REAL
HARUS DIATUR BERDASARKAN HUKUM DARI TEMPAT (TERITORI) YANG BERKAITAN ERAT
DENGAN SUATU BENDA ATAU SUATU PERBUATAN. 2. KATEGORI PERSONAL
BILAMANA HUKUM PERSONAL PARA PIHAK TERNYATA HARUS DIBERLAKUKAN, TANPA
KRITIK TERHDAP TEORI STATUTA MODERN KRITIK TERHDAP TEORI STATUTA MODERN
• Teori HPI Statuta Modern menimbulkan
kesulitan, apabila sistem hukum suatu negara mengkualifikasikan suatu hal (sekumpulan fakta) ke dalam kategori Ril, sedangkan
sistem hukum lain menganggapnya sebagai masalah personalia.
• Apabila sistem hukum suatu negara
mendasarkan pemberlakuan hukum personal pada asas Nationaliteit (kewarganegaraan), sedangkan sistem hukum lain berdarkan
2. TEORI HPI INTERNASIONAL
2. TEORI HPI INTERNASIONAL
(THE INTERNATIONAL THEORY)
(THE INTERNATIONAL THEORY)
Tokoh : Rabel, Zittelmen, Jitta.
teori ini didasari oleh teori cara berpikir von
Savigny, yaitu : perlu adanya asas-asas HPI yang sudah diterima sebagai kebiasaan dalam
pergaulan Internasional dan dapat dianggap bersifat universal.
Prinsip – prinsip HPI Internasional semacam inilah
yang harus ditemukan dan dijadikan landasan dalam sistem-sistem HPI nasional/Lokal dalam
lanjutan
lanjutan
•
Menurut penganut teori HPI Internasinal,
Kesulitan Teori HPI Internasional
Kesulitan Teori HPI Internasional
bahwa prinsip kedaulatan suatu negara
ternyata sangat membatasi kemungkinan
berlakunya kaidah-kaidah HPI Universal dalam penyelesaian suatu perkara.
akibat dari kuatnya asas kedaulatan
(sovereignity) itu, setiap negara dapat
mengakibatkan kaidah-kaidah HPI Universal itu dengan dasar ketertiban umum atau demi
Kritik Joseph Beale Terhadap Teori
Kritik Joseph Beale Terhadap Teori
HPI Internsaional
HPI Internsaional
bahwa dalam kenyataan tidak hanya ada satu
sistem hukum yang berlaku secara
Internaisonal, melainkan sekurang-kirangnya ada dua sistem hukum, yaitu sistem hukum Romawi dan Sistem hukum Common Law.
Pandangan beale ini dikritik oleh Prof. R.H
Pandangan Graveson
Pandangan Graveson
teori Intrenasional masih tetap Valid
walaupun terdapat dua atau lebigh sistem
hukum yang berkembang di dunia ini.
Di belakang Setiap sistem hukum selalu
akan ada kebutuhan untuk menciptakan
suatu pola tingkah laku (pattern of
behaviour) tertentu untuk menertibkan
pergaulan manusia yang bersifat
3. TEORI TERITORIAL
3. TEORI TERITORIAL
Tokoh : Dicey, Beale, Schmittoff.
Teori ini bertitik tolak dari pengertian
kedaulatan (sovereignty) dalam arti hukum
internasional dan dari pengertian Statuta
Realia yang dikembangkan di negeri
Prinsip yang Mendasari teori
Prinsip yang Mendasari teori
teritorial
teritorial
Sistem hukum yang diberlakukan di dalam badan
peradilan suatu negara pada dasarnya adalah sistem hukum intern negara itu, sistem-sistem
hukum asing (negara lain) hanya akan diberlakukan dan atau diperhatikan sejauh penguasa /pihak yang berdaulat di negara forum mengizinkannya.
Asas ini relevan dengan asas Comitas
Gentium(sopan santun antar negara), dalam Hukum Publik internasional.
Asas Komitas ini dianjurkan demi terciptanya
lanjutan
lanjutan
• Dalam perkembangannya, asas komitas diganti
dengan suatu doktrin yang dikenal dengan “ The Doctrine of Versted Rights “, yang menetapkan bahwa : Badan Peradilan suatu negara pada prinsipnya tidak pernah memberlakukan hukum asing dalam arti seperti itu, melainkan hanya
Menurut Beale :
Menurut Beale :
•
Teori teritorial ini mengakui ‘versted
rights”, karena adanya dorongan untuk
memperoleh penyelesaian perkara HPI
yang seadil-adilnya.
•
Hukum Perdata Internasional seharusnya
dilandasi kebutuhan dan fungsi
pengadilan untuk mengusahakan
KRITIK TERHADASP TEORI
KRITIK TERHADASP TEORI
TERITORIAL
TERITORIAL
Bahwa hukum suatu negara hanya berlaku di
dalam batas-batas teritorial negara yang bersangkutan, tetapi istilah teritorial itu tampaknya diartikan terlalu sempit.
istilah teritorial seharusnya dikaitkan dengan
sistem hukum di suatu tempat, di samping
mencakup hukum positif yang mengatur semua tingkah laku dan peristiwa hukum yang terjadi di wilayah suatu negara, juga harus mencakup
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1.1. HPI ada karena adanya unsur asing, maka HPI ada karena adanya unsur asing, maka terjadi oper mengoper, pengaruh
terjadi oper mengoper, pengaruh
mempengaruhi antara fahan dan berbagai
mempengaruhi antara fahan dan berbagai
sistem hukum berbagai negara..
sistem hukum berbagai negara..
2.
2. Terjadi pergeseran prinsip teritorial ke prinsip Terjadi pergeseran prinsip teritorial ke prinsip personal silih berganti dg bermacam
personal silih berganti dg bermacam
variasinya.
variasinya.
3.
3. HPI adalah Hk Pergaulan internasional, HPI adalah Hk Pergaulan internasional, karena yg menentukan bukan kaedah
karena yg menentukan bukan kaedah
HPInya akan tetapi hubungan
HPInya akan tetapi hubungan
internasionalnya.