• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Citra Iklan Televisi M-150 Versi “Everybody Can Be A Hero" T1 362007003 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Citra Iklan Televisi M-150 Versi “Everybody Can Be A Hero" T1 362007003 BAB II"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1. Iklan Dalam Proses Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan dari

komunikator ke komunikan dengan pesan dan media tertentu, termasuk halnya

kegiatan iklan. Iklan juga merupakan suatu kegiatan komunikasi yang digunakan

oleh perusahaan untuk mempromosikan produknya dalam bentuk pesan

menggunakan media massa dan ditujukan kepada khalayak.

Wright dalam Widyatama, mengatakan bahwa iklan merupakan bentuk

penyampaian pesan sebagaimana kegiatan komunikasi lainnya. Secara lengkap, ia

menuliskan bahwa iklan merupakan suatu proses komunikasi yang mempunyai

kekuatan sangat penting sebagai alat pemasaran yang membantu menjual barang,

memberikan layanan, serta gagasan atau ide-ide melalui saluran tertentu dalam

bentuk informasi yang persuasif (Widyatama, 2009:15). Pengemasan iklan yang

menarik dan mudah dipahami akan membentuk persepsi khalayak terhadap citra

iklan, jika persepsi citra iklan baik maka khalayak akan memahami pesan iklan

dengan baik.

Disisi lain, iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang

untuk suatu produk atau sebagai pemicu penjualan-penjualan cepat. Bahkan dapat

(2)

minuman berenergi yang mencoba mempertahankan keberadaannya dipasaran

dengan mengeluarkan iklan baru dengan konsep iklan yang berbeda dari iklan

pada umumnya.

Pada iklan sebelumnya lebih menonjolkan sosok “jagoan” layaknya pria

perkasa yang mampu menyelamatkan dunia dari kekacauan dan kecelakaan

dengan aksi-aksi dramatis, para pekerja berat seperti buruh yang capek bekerja

dengan hanya meminum M-150 langsung bugar kembali dengan alur cerita yang

lebih semangat. Berbeda dengan iklan versi baru ini yang lebih mengusung sosok

pria sebagai “pahlawan”, yang mampu bertanggung jawab kepada keluarga,

dengan mengusung nilai-nilai pengabdian, keberanian, pengorbanan, dengan

digambarkan dengan alur yang menyentuh. Dari perbedaan iklan baru dan

sebelumnya terdapat proses pemahaman komunikasi yang berbeda, dari sini

peneliti ingin mengetahui bagaimana citra iklan versi “Everybody Can Be A Hero

yang berbeda dengan iklan biasanya.

Agar terjadi komunikasi yang efektif dari perusahaan ke khalayak maka

iklan harus dapat dipahami atau dipersepsikan dengan baik oleh khalayak dan

harus didukung dengan media yang tepat, seperti media televisi. Televisi yang

memiliki objek bergerak akan lebih menarik perhatian khalayak daripada yang

diam, sehingga hal ini akan memudahkan komunikan untuk mempersepsi pesan

iklan. Effendy (1986:21) televisi adalah siaran yang merupakan media dari

jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa yaitu

berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum,

(3)

Televisi merupakan media massa elektronik yang digunakan sebagai media

menyampaikan pesan yang berisi seperangkat lambang dari proses encoding 4

yang kemudian akan diintepretasikan oleh komunikan dalam proses decoding.

Pada proses decoding inilah iklan dapat dipersepsikan oleh khalayak. Pada iklan

M-150 televisi digunakan sebagai media dalam beriklan untuk menggambarkan

tujuan perusahaan. Penanyangan iklan ini akan berdampak pada pembentukan

citra iklan, maka peneliti ingin mengetahui sejauh mana citra iklan M-150 versi

Everybody Can Be A Hero”.

2.2. Dinamika Iklan

Iklan yang merupakan kegiatan komunikasi harus dapat memperhitungkan

khalayaknya sebagai target market perusahaan. Perusahaan juga harus tahu

bagaiman efek yang terjadi pada khalayak setelah melihat iklan. Tidak hanya efek

pada penjualan saja, akan tetapi juga citra iklan, karena jika citra iklan baik maka

iklan telah berhasil menyampaikan pesan kepada khalayak. Dalam memaknai citra

iklan setiap khalayak pasti akan berbeda-beda sesuai dengan pengalaman dan

pengetahuan masing-masing khalayak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

proses persepsi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman khalayak terhadap

iklan. Dalam membentuk suatu persepsi terhadap iklan harus ada stimuli yang

menjadi awal proses persepsi terbentuk. Iklan televisi memiliki beberapa elemen

(4)

iklan yang dapat dikategorisasikan menjadi stimuli/rangsangan bagi awal

terbentuknya persepsi.

2.2.1. Elemen Iklan Televisi

Aktifitas iklan yang dijalankan oleh perusahaan untuk menyampaikan

pesan tertentu bagi khalayak, memang harus dapat dilakukan sekreatif mungkin

agar iklan menggugah perhatian khalayak untuk menonton. Elemen iklan

merupakan stimuli atau rangsangan yang dapat ditangkap oleh panca indra kita

yang akan menjadi awal pemahaman muncul. Berdasarkan Wells William, dkk

(1998:451) elemen dalam iklan televisi yaitu:

a. Video

Video merupakan keseluruhan unsur visual yang mendominasi terhadap

persepsi dari sebuah pesan yang diiklankan televisi. Unsur-unsur video

mencakup semua hal yang terlihat pada layar televisi. Video juga

menggandung rangkaian adegan, yang berupa gerakan kata-kata yang

menceritakan sesuatu, selain itu emosi akan lebih menyakinkan apabila

diekspresikan melalui raut wajah, gerak badan, ataupun bahawa tubuh

lainnya.

b. Audio

Iklan televisi merupakan media audio-visual sehingga elemen audio

(5)

ditampilkan pada iklan televisi yang biasa berupa music, voices (suara),

sound effect. Dalam dimensi suara, terdapat suatu percakapan atau dialog,

tetapi juga narator atau voice over.

c. Talent

Talent merupakan pemeran ataupun tokoh-tokoh yang muncul dalam

sebuh iklan televisi atau yang sering disebut sebagai bintang iklan. Pada

iklan televisi bintang iklan dibutuhkan untuk memerankan adegan yang

menunjukkan manfaat, cara kerja, kehebatan, dan lain sebagainya agar

khalayak mendapat informasi yang cukup.

d. Props

Hal penting dalam sebuah iklan adalah produk yang diiklankan. Suatu

iklan seharusnya dapat merefleksikan bagian-bagian terpenting dari

produk yang diiklankan. Bagian-bagian tersebut biasanya berupa logo dari

produk, kemasan produk, cara penggunaan produk, dan sebagainya.

e. Setting

Setting merupakan tempat/lokasi dimana adegan dalam iklan diambil baik

diluar ruangan atau dalam ruangan. Dalam iklan televisi lokasi digunakan

(6)

f. Lighting

Lighting merupakan efek pencahayaan yang ditampilkan dalam iklan

televisi yang digunakan sebagai pelengkap iklan. Pencahayaan dalam iklan

harus tepat agar iklan menarik. Efek dalam pencahayaan dibutuhkan untuk

memberi penekanan pada adegan/lokasi.

g. Graphics

Graphics merupakan keseluruhan efek grafis yang ada pada sebuah iklan

televisi yang dapat berupa tulisan (misalkan tagline, info produk, dsb),

desain grafis aatu ilustrasi foto. Beberapa graphics dibuat dengan

menggunakan teknologi computer agar tampilan iklan lebih baik.

h. Pacing

Pacing merupakan kecepatan dari setiap frame atau adegan yang

ditampilkan dalam sebuah iklan televisi. Kecepatan dalam adegan

merupakan faktor yang sangat penting dalam tayangan iklan. Pacing

menggambarkan seberapa cepat atau lambatnya sebuah adegan iklan

berlangsung.

2.2.2. Persepsi

Menurut Jallaludin Rakhmat (2007:51), persepsi adalah pengalaman tentang

(7)

informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli

indrawi (sensory stimuli).

Komunikasi yang efektif tidak hanya merangkai kata saja, namun juga harus

mempertimbangkan pesan untuk dipersepsikan. Persepsi adalah inti komunikasi.

Adapun alasannya bahwa persepsi adalah inti dari komunikasi dikarenakan jika

persepsi seseorang tidak akurat, maka tidak mungkin berkomunikasi secara

efektif. Persepsi merupakan hasil dari memaknai stimuli yang ada. Persepsi akan

menentukan seorang khalayak untuk menerima atau mengabaikan pesan.

Pada proses iklan, persepsi akan sangat berpengaruh pada iklan itu akan

diterima atau diabaikan oleh khalayak. Jika iklan tidak menarik dan sulit dipahami

maka kecenderungan khalayak akan sulit mempersepsi bahkan tidak

mempedulikan iklan. Untuk memulai suatu persepsi harus ada suatu stimuli yang

menjadi daya tarik khalayak, oleh karena itu peneliti memberi batasan pada

elemen-elemen yang terdapat pada iklan televisi sebagai stimuli/rangsangan yang

akan diseleksi. Dengan hasil intepretasi, maka mucul suatu citra iklan sebagai

hasil persepsi.

2.2.3. Proses Persepsi

Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Karena

persepsi bersifat subjektif. Persepsi yang dibentuk seseorang dipengaruhi oleh

pikiran, lingkungan sekitar serta, pengalaman-pengalaman, keinginan-keinginan

(8)

(Mulyana,2007:181) persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu

disensasi, atensi dan interpretasikan, dengan stimuli elemen-elemen yang terdapat

pada iklan televisi.

a. Sensasi

Tahap paling awal dalam penerimaan informasi adalah sensasi.

Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan,

pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Reseptor indrawi–

mata, telinga, kulit, dan otot, hidung, dan lidah adalah penghubung antara

otak manusia dan lingkungan sekitar. Lalu rangsangan-rangsangan ini

dikirimkan ke otak. (Mulyana, 2007:181).

Pada iklan M-150, terdapat beberapa elemen dasar iklan televisi

yang akan diseleksi dengan reseptor indrawi atau mengakap

stimuli/rangsangan yang dianggap menarik oleh khalayak.

b. Atensi

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian

stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya

melemah (Andersen,1972:46). Perhatian dapat terjadi bila

mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan

mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.

Perhatian dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja.Sensasi

(9)

dianggap memberi perhatian bagi alat indera kita, maka stimuli itu yang

nantinya akan kita maknai.

c. Intepretasi

Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan intepretasi atas

stimuli yang diterima oleh seseorang. Dalam proses intepretasi, seseorang

membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan

dalam waktu yang lama (long term memory) yang berhubungan dengan

stimulus yang diterima. Intepretasi itu didasarkan pada pengalaman

penggunaan masa lalu, dan pengalaman itu tersimpan dalam memori

jangka panjang konsumen (Setiadi,2003:176).

Suatu iklan akan bisa diintepretasikan jika iklan mudah dipahami

oleh khalayak. Bagi perusahaan, khalayak akan berhasil

menginteptretasikan sebuah iklan jika sesuai dengan maksud dan tujuan

perusahaan pada iklan. Dari beberapa stimuli dari elemen iklan yang

dianggap penting bagi khalayak akan di intepretasikan makna

informasinya sesuai yang dianggap mewakili stimuli tersebut.

Iklan televisi membuat jangkauan penyiaran lebih luas, dan membuat

karakter lebih hidup. Salah satu keuntungan utama periklanan lewat televisi

adalah kemampuannya dalam membangun citra. Iklan televise memiliki cakupan,

jangkauan dan repitisi yang tinggi dan dapat menampilkan pesan multimedia

(10)

Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan

yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan

memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai

rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses

pembentukan citra.

2.3. Citra Iklan

Citra berakar dari nilai-nilai kepercayaan yang diberikan, konkritnya

diberikan secara individual dan merupakan pandangam atau persepsi serta proses

terjadinya proses akumulasi dari amanat kepercayaan yang diberikan oleh

individu-individu, akan mengalami proses cepat atau lambat untuk membentuk

opini suatu publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu yang sering dinamakan citra

Frank Jefkins (1995:64). Selain itu menurut Philip Kotler (2009:299) memberikan

definisi atau pengertian citra sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang

dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek.

Berdasarkan kedua pendapat diatas citra merupakan, persepsi masyarakat

terhadap pesan dalam iklan, dengan memproses informasi yang telah diketahui

oleh khalayak berdasarkan hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Tetapi

dalam penelitian ini penulis lebih meneliti citra iklan. Citra iklan adalah kesan

sesorang/individu terhadap iklan yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan

(11)

Citra Iklan merupakan citra yang muncul pada iklan, bukan produk, ataupun

merek. Citra iklan merupakan hasil dari sebuah persepsi iklan, dan persepsi adalah

bagian dari iklan karena iklan merupakan proses komunikasi. Iklan merupakan

media yang digunakan untuk membuat citra dalam jangka panjang. Jadi untuk

menghasilkan citra yang positif atau negatif perlu diketahui dulu persepsi apa

yang muncul pada khalayak.

Dalam penelitian ini, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana citra iklan

versi “Everybody Can Be A Hero”, sejauh mana persepsi khalayak terhadap iklan

ini, apakah menghasilkan citra positif pada iklan dengan pemahaman yang baik

ataupun sebaliknya. Karena dengan citra yang baik kemungkinan iklan baru ini

(12)

2.4. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran

Perusahaan M-150 meluncurkan iklan dengan konsep pahlawan

versi “Everybody Can Be A Hero”.

Proses persepsi Menurut Judy C. Person dan Paul E.Nelson

(13)

Berdasarkan proses pada gambar 2.1 yang merupakan model kerangka

pemikiran di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perusahaan M-150 meluncurkan iklan dengan konsep pahlawan versi

“Everybody Can Be A Hero” : pada kolom kerangka pikir yang pertama

menjelaskan bahwa, perusahaan M-150 bertindak sebagai komunikator

yang menggunakan media televisi untuk mengiklankan produk M-150.

Iklan yang dikeluarkan oleh perusahaan M-150 memiliki konsep yang

berbeda dengan iklan kompetitor dan iklan sebelumnya, dimana iklan

lebih menggambarkan sesosok laki-laki pahlawan daripada sosok jagoan5

2. Khalayak : pada kolom kerangka pikir kedua, khalayak merupakan

komunikan atau pasar sasaran yang dituju oleh perusahaan M-150 dalam

beriklan. Pada penelitian ini khalayak yang diteliti oleh peneliti adalah

warga Salatiga yang merupakan pasar sasaran dari M-150 dengan

segmentasi B dan C+.

3. Elemen-Elemen Iklan : pada kolom ketiga menjelaskan bahwa elemen

iklan merupakan stimuli/rangsangan yang diproses oleh khalayak dalam

membentuk persepsi terhadap iklan televisi. Elemen-elemen iklan pada

Sosok laki-laki pahlawan yang digambarkan oleh perusahaan M-150 pada iklan versi “Everybody Can Be A Hero” adalah sosok “pahlawan” dengan nilai-nilai masyarakat yang diusung yaitu

Devotion (pengabdian), Courage (keberanian), Sacrifice (pengorbanan)

(14)

iklan M-150 yang dilihat oleh khalayak menjadi stimuli/rangsangan untuk

mempersepsikan iklan M-150 versi “Everybody Can Be A Hero”.

4. Proses Persepsi : pada kolom keempat menjelaskan bahwa, proses persepsi

terjadi untuk mengetahui persepsi yang muncul, elemen iklan sebagai

stimuli/rangsangan diproses melalui tiga tahap persepsi yaitu:

a. Sensasi: dimana proses ini merupakan awal mula pembentukan

persepsi. Pada proses ini elemen iklan yang menjadi

stimuli/rangsangan ditangkap oleh khalayak melalui alat indera. Pada

penelitian ini alat indera yang diguanakan oleh khalayak dalam

menangkap stimuli/rangsangan elemen iklan adalah penglihatan

(mata) dimana segala sesuatu yang dilihat dilayar televisi, dan

pendengaran (telinga) dimana lagu/backsound yang dapat didengar.

b. Atensi : dalam proses atensi ini, stimuli/rangsangan elemen iklan yang

ditangkap oleh indera diberi perhatian.

c. Intepretasi : dalam proses intepretasi ini, hasil sensasi dan atensi

terhadap elemen iklan diberi makna berdasarkan dengan pengalaman

dan pengetahuan khalayak.

5. Persepsi iklan M-150 : pada kolom kelima kerangka pikir diatas

menjelaskan bahwa, berdasarkan proses persepsi terhadap elemen iklan

tersebut menghasilkan hasil persepsi terhadap Iklan M-150 versi

(15)

6. Citra Iklan M-150 : pada kolom keenam kerangka pikir diatas menjelaskan

bahwa citra iklan M-150 versi “Everybody Can Be A Hero”, merupakan

hasil dari pengetahun dan pengalaman khalayak terhadap persepsi yang

Gambar

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

The Design of an Achievement Multiple-Choice Item Narrative Reading Test for the Tenth Grade Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta Senior High School.. Yogyakarta: English

Rencana Strategis Direktorat Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam (PIKA) Tahun 2015- 2019 disusun sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Menurut Riefqy (2009,2007:32) pendekatan pembelajaran matematika realistik adalah salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada mathematize of everyday

[r]

Panitia Pengadaan Barang / Jasa Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan akan melaksanakan Pelelangan Umum sistem Pascakualifikasi bagi Penyedia Jasa Pekerjaan.

[r]

Penelitian ini mengangkat permasalahn terkait kesesuaian RPP IPA yang dirancang oleh guru SMPN 18 Banda Aceh dengan tuntutan kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk

Sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan judul ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN BUDI GUNAWAN DALAM MAJALAH BERITA MINGGUAN TEMPO (Analisis Framing) dari awal