• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Situasi Pembelian terhadap Keputusan Pembelian - Studi pada Konsumen J.Co Donuts & Coffee Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Situasi Pembelian terhadap Keputusan Pembelian - Studi pada Konsumen J.Co Donuts & Coffee Bandung."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

xi

ABSTRACT

Retail business Grows food & baverage in Indonesia is caused by the Indonesian people ekomomi medium that increased, so that people's consumption patterns to experience a shift from utilitarian to becomes hedonist. This was due also to creativity manager counter that design boutique in such a manner so that they stimulate consumers so that it even feel at home to linger long in the morning. From this phenomenon that is so I'd like to try examine how the influence situation will to consumer purchasing decisions J. CO Donuts & Coffee Bandung.

(2)

xii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Bertumbuhnya bisnis ritel food & beverage di Indonesia disebabkan oleh segmen

ekonomi menengah masyarakat Indonesia yang meningkat, sehingga pola konsumsi

masyarakat pun mengalami pergeseran dari utilitarian menjadi hedonis. Hal ini lah

yang membuat peneliti tertarik untuk menganalisa tentang variabel situasi pembelian

meliputi: Lingkungan Fisik, Lingkungan Sosial, Pengaruh Waktu, Tujuan dan

Keadaan Psikologis konsumen dalam mendorong keputusan pembelian konsumen.

Penelitian ini menggunakan data responden sejumlah 222 responden yang diolah

dengan regresi sederhana melalui spss. Dari data tersebut, didapatkan hasil penelitian

yaitu nilai pengaruh sebesar 22.1%, nilai signifikansi 0.000 dan rumusan penelitian

(Y=8.727+0.858x). Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan

signifikan atas situasi pembelian terhadap keputusan pembelian konsumen pada J.Co

Donuts & Coffee Bandung.

Kata kunci: Lingkungan Fisik, Lingkungan Sosial, Pengaruh Waktu, Tujuan

(3)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….i

HALAMAN PENGESAHAN………..ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...iii

SURAT PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………..iv

KATA PENGANTAR………..v

1.1Latar belakang penelitian……….…………1

1.2Identifikasi Masalah………..……...………..10

1.3Tujuan Penelitian……….…..11

1.4Manfaat Penelitian……….…11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS………...12

2.1 Prilaku Konsumen……….12

2.1.1 Faktor Budaya………13

2.1.2 Faktor Sosial………..…....14

2.1.3 Faktor Pribadi………..…..…15

2.2 Karakteristik Situasi Pembelian………17

2.3 Keputusan Pembelian Konsumen……….21

2.4 Pihak – Pihak Yang Terlibat dalam Keputusan Konsumen………..22

2.4.1 Motif – Motif Pembelian………...23

2.5 Tahap – Tahap Keputusan Konsumen………..24

2.6 Rerangka Pemikan………28

2.7 Pengembangan Hipotesis………..35

2.8 Hipotesis Penelitian………..38

BAB III METODE PENELITIAN……….……….40

3.1 Populasi dan Sampel……….………40

3.2 Teknik Pengambilan Sampel………41

3.3 Teknik Pengambilan Data……….42

(4)

xv

Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………47

4.1 Analisa Hasil Pengumpulan Data……….47

4.1.1 Penyebaran Kuesioner………...47

4.1.2 Profil Responden………...48

4.2 Analisis Pengujian Instrumen………...51

4.2.1 Validitas Kuesioner………...51

4.2.2 Reliabilitas Kuesioner………...53

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian……….57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………60

5.1 Kesimpulan………...60

5.2 Saran……….62

DAFTAR PUSTAKA……….64

LAMPIRAN………66

(5)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Tahapan dalam Kurva Siklus Hidup Produk………... 6

Gambar 2 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian………. 23

(6)

xvi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Data Populasi Konsumen dalam Hari Sabtu………..39

Tabel II Operasional Variabel………..40

Tabel III Perincian Penyebaran Kuesioner Penelitian...47

Tabel IV Deskripsi Program Studi...48

Tabel V Deskripsi Jenis Kelamin Responden...49

Tabel VI Deskripsi Usia Responden...50

Tabel VII Deskripsi Pendidikan Terakhir Responden...50

Tabel VIII Hasil Uji Validitas...51

Tabel IX Hasil Uji Validitas...52

Tabel X Hasil Uji Reliabilitas Situasi Pembelian...53

Tabel XI Hasil Uji Reliabilitas Situasi Pembelian...53

Tabel XII Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian...54

Tabel XIII Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian………..54

Tabel XIV Hasil Uji Mahalanobis...55

Tabel XV Hasil Uji Normalitas………...56

Tabel XVI Hasil Uji Heterokedastisitas………...…57

(7)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A KUESIONER………66

(8)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Segmen ekonomi menengah di Indonesia yang meningkat pesat membawa angin

segar terhadap pelaku industri baik dalam maupun luar negeri. Kenaikan ekonomi

menengah ini berbanding lurus pula pada tingkat konsumsi masyarakat Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat: Berdasarkan Indeks Tendensi Bisnis (ITB)

yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), kondisi bisnis meningkat dari

triwulan sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh tingkat optimism pelaku

bisnis yang lebih tinggi jka dibandingkan dengan triwulan I-2012. Hal ini

diungkapkan oleh Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Suhariyanto

dalam jumpa pers di kantor BPS, Senin (6/8).

“ITB pada triwulan II-2012 sebesar 104,22, nilai ini meningkat dari I-2012

yang nilainya berada pada angka 103,89.” Pada semua sektor kecuali sektor

Pertambangan dan Penggalian. Peningkatan kondisi bisnis tertinggi berada pada

sektor Perdagangan. Hotel dan Restoran yang mencapai nilai ITB sebesar 110,21.

Peningkatan ini terjadi karena adanya peningkatan penggunaan kapasitas produksi

atau usaha, pendapatan usaha serta peningkatan rata-rata jam karja.

Sementara itu, peningkatan ekonomi nasional dikarenakan adanya peningkatan

(9)

BAB I PENDAHULUAN 2

memiliki nilai indeks di atas nasional. Provinsi yang memiliki nilai Indeks Tingkat

Konsumsi (ITK) tertinggi adalah DKI Jakarta yakni sebesar 105,45.

Sumber:(

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt501f9ab977200/bps--konsumsi-masyarakat-indonesia-meningkat) (6 agustus 2012).

Data diatas menunjukan bahwa tingkat konsumsi masyarakat Indonesia

mengalami peningkatan hingga berdampak pada bisnis dibidang food & beverage.

Bertumbuhnya bisnis ritel dibidang food & beverage menciptakan fenomena baru

bahwa sikap konsumsi tidak cuma didasari dari kebutuhan (utilitarian) namun juga

dorongan untuk membeli sebagai pemuas hasrat psikologis (hedonik).

Salah satu pemain industri food & beverage di Indonesia yang mengalami

peningkatan dan dapat dikatakan sebagai pemimpin pasar untuk produk donat adalah

J.CO Donuts & Coffee.

J.CO dimiliki oleh Johnny Andrean, seorang pemilik jaringan BreadTalk di

Indonesia. J.CO diilhami dari donat USA. Johnny yang sering melakukan perjalanan

bisnis ke USA, mendapatkan kesempatan menikmati berbagai jenis donat dengan

rasa dan keunikan yang berbeda. Pada mulanya, ia ingin membeli waralaba suatu

jaringan pemasaran donat USA, tetapi ia mendapatkan beberapa keterbatasan pada

produknya yaitu bahan baru dan kelemahan dalam pengendalian kualitas. Melihat

keterbatasan ini, akhirnya Johnny memutuskan untuk mengembangkan produksi

donatnya sendiri tanpa harus membeli franchise donat dari USA. Ia memilih untuk

(10)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha coba di USA, dengan memfokuskan secara khusus pada mutu bahan baku dan proses

produksi.

Johnny Andrean kemudian mengembangkan sebuah gerai toko donat dengan

konsep, bentuk dan rasa yang mirip dengan gerai donat USA di Indonesia. Sebagai

langkah awal, Johnny Andrean telah mengamati bahwa tidak ada satu pun gerai

donat di Indonesia yang mempunyai konsep dapur terbuka, sehingga dia

menerapkannya pada J.CO sebagai daya tarik konsumen terhadap gerai J.CO. Maka,

selain mempunyai rasa yang berbeda, konsep gerai dibuat sebagai dapur terbuka

sehingga konsumen-konsumen dapat melihat proses dalam pembuatan donat, dari

mencampurkan bahan-bahan sampai menjadi donat siap dijual pada display produk.

Donat J.CO dibuat menggunakan mesin-mesin impor dari USA, baik saat

mencampurkan bahan-bahan, memasak dan membuat topping donat. Satu-satunya

tenaga manusia yang dilibatkan hanya pada saat pencetakan donat, yang juga

menggunakan alat bantu cetakan. Bahan dasar pembuatan donat J.CO lebih dari 50%

komposisi diimpor dari luar negeri, seperti coklat yang diimpor dari Belgia, dan susu

dari Selandia Baru, kemudian sebagian kopi bubuk dari Italia dan Costa Rica. Hal

inilah yang mendukung positioning J.CO sebagai produk donat bermutu premium

dipasar donat Indonesia.

Gerai J.CO pertama dibuka di Supermall Karawaci Tangerang (tidak jauh

(11)

BAB I PENDAHULUAN 4

semuanya dikendalikan dan dimiliki oleh Johnny sendiri, sedangkan gerai-gerai di

luar Indonesia diwaralabakan (sumber: Majalah Ritel, Mei 2013).

Kelangsungan hidup ritel food & beverage dipengaruhi oleh sikap konsumsi

konsumen yang berbeda. Jika dilihat dari pola konsumsi, maka terdapat dua nilai

konsumtif yaitu HEDONIK dan UTILITARIAN. Keberagaman pola konsumsi

konsumen dibentuk oleh sikap konsumen dalam merespon yang menuntut produsen

untuk berpikir kreatif dalam meningkatkan penjualan pada gerai mereka. Cari

sumbernya!!

Sikap konsumtif konsumen (nilai hedonik), pola pembelian impulsif

(impulsive buying), dan faktor lingkungan fisik (gerai) berperan penting dalam

pertumbuhan industri food & beverage di Indonesia dalam beberapa waktu

belakangan ini. Menurut Singh (2006) stimulus atau rangsangan mempengaruhi

motif pembelian utilitarian yang diukur dengan evaluasi kognitif dan juga stimulus

atau rangsangan mempengaruhi motif hedonik yang dievaluasi afektif dan keduanya

berpengaruh berbeda dalam perilaku berbelanja yaitu memberikan waktu di dalam

supermarket lebih lama untuk belanja dan melakukan pembelian ulang.

Menurut Sumarwan (2004) dalam Kotler (2006), konsumen merupakan

individu, kelompok, dan organisasi yang melakukan kegiatan memilih, membeli,

memakai, dan menggunakan barang atau jasa, gagasan atau pengalaman dalam

rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Beragamnya jenis produk yang

(12)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha dilakukan konsumen. Pengambilan keputusan yang dilakukan konsumen

berbeda-beda sesuai dengan tipe keputusan pembelian.

Menurut Morissan, M.A (2010), Proses keputusan pembelian produk dengan

keterlibatan tertinggi terdari atas empat tahap yaitu: Attention, interest, desire, action

(AIDA). Ketika seseorang menerima pesan, pesan akan mendapatkan perhatian

(attention), dari perhatian atas sebuah pesan akan timbul ketertarikan (interest),

setelah terbentuk keinginan (desire) maka akan menimbulkan keputusan untuk

memiliki atau membeli barang tersebut. Dan pada tahap melakukan pembelian maka

orang tersebut sampai pada tahap action.

Dalam menentukan strategi pemasaran terhadap suatu produk, maka perlu

dianalisis mengenai siklus hidup produk (Produk Life Cycle – PLC) dari prosuk

sejenisnya yang dibuat, hal ini disebabkan karena:

1. Produk, pasar (permintaan konsumen), dan pesain akan berubah sepanjang

siklus hidup produk.

2. Produk memiliki umur yang terbatas.

3. Penjualan produk akan melalu berbagai tahap yang khas, dan

masing-masing memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi

penjualnya.

4. Laba akan naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus

(13)

BAB I PENDAHULUAN 6

5. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur,

pembelian, dan sumber daya manusia yang berbeda dalam setiap tahap

siklusnya.

Tahapan dalam Kurva Siklus Hidup Produk

Gambar 1. Tahapan dalam Kurva Siklus Hidup Produk

Penjelasan

1. Tahap Perkenalan (introduction)

Merupakan periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat

produk diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba

karena besarnya biaya-biaya untuk memperkenalkan produk.

2. Tahap Pertumbuhan (growth)

Merupakan periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan

(14)

BAB I PENDAHULUAN 7

Universitas Kristen Maranatha 3. Tahap Kematangan (maturity)

Merupakan periode penurunan pertumbuhan penjualan karena

produk itu telah diterima oleh sebagian besar calon pembeli. Laba

akan stabil atau menurun karena persaingan yang meningkat.

4. Tahap Penurunan (decline)

Merupakan periode saat penjualan menunjukan arah yang

menurun dan laba yang menipis.

Sumber: (

http://sondis.blogspot.com/2013/03/konsep-siklus-hidup-produk-product-life.html)

Menurut Achmad (2010:1), product life-cycle dipengaruhi oleh sikap

konsumsi pribadi atau disebut juga Prilaku Konsumen, impulsive buying, dan

lingkungan fisik. Lingkungan fisik mengambil peran penting pada keberlangsungan

sebuah usaha terutama pada usaha ritel dibidang food & beverage. Lingkungan fisik

dapat membentuk sikap konsumsif seseorang, ketika lingkungan fisik mengundang

ketertarikan seseorang untuk berkunjung maka dapat dipastikan proses transaksi

akan terjadi. Situasi pembelian terutama lingkungan fisik seperti warna dinding,

pencahayaan, suhu udara, kebersihan dan pengaturan ruangan perlu diperhatikan

retailer, karena dengan adanya lingkungan fisik yang menarik diharapkan mampu menarik konsumen melakukan pembelian. Penciptaan suasana yang menyenangkan,

(15)

BAB I PENDAHULUAN 8

mrupakan salah satu cara agar bisa menarik konsumen untuk melakukan tindakan

pembelian.

Harapan yang dimiliki seorang konsumen belum tentu akan mendorong

konsumen yang bersangkutan untuk melakukan pembelian. Harapan tersebut harus

mampu distimulir sehingga timbulnya tekanan untuk segera mewujudkannya dalam

bentuk tindakan pembelian. Terdapat bermacam faktor yang dapat menjadi stimulus,

antara lain adalah store atmosphere. Pihak manajemen gerai dapat mendesain

atmosfir gerai sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman dan aman di

dalam diri konsumen sehingga ia bersedia melaksanakan keputusan pembeliannya

(Kotler, 2006; Sutisna, 2003). Proses penciptaan store atmosphere adalah kegiatan

merancang lingkungan pembelian dalam suatu gerai dengan menentukan

karakteristik gerai tersebut melalui pengaturan dan pemilihan fasilitas fisik gerai dan

aktifitas barang dagangan. Lingkungan pembelian yang terbentuk, melalui

komunikasi visual, pencahayaan, pewarnaan, music dan wangi-wangian, tersebut

dirancang untuk menghasilkan pengaruh atau respon emosional dan persepsi khusus

dalam diri konsumen sehingga bersedia melakukan pembelian serta kemungkian

meningkatkan pembeliannya (Utami, 2006; Kotler, 2006).

Store atmosphere mempengaruhi keadaan emosi seorang konsumen yang akan menyebabkan meningkatnya atau menurunnya pembelian. Keadaan emosional

akan membuat dua perasaan yang dominan, yaitu perasaan senang dan

(16)

BAB I PENDAHULUAN 9

Universitas Kristen Maranatha keinginan yang bersifat mendadak (impulse) (Sutisna 2003; Cheng, Wu dan Yen,

2009).

Selain itu suasana gerai juga sebagai salah satu alat komunikasi pemasaran

yang efektif dalam menarik minat beli konsumen untuk melakukan pembelian

sekaligus memenuhi kebutuhan dan keinginan akan suasana berbelanja yang nyaman

(Purnama, 2011), serta sebagai upaya pemahaman perilaku konsumen pada gerai ritel

dalam rangka merangsang keinginan berbelanja. Suasana gerai dirancang agar tidak

membosankan, pelanggan tetap setia, dan mengatasi persaingan. Jika konsumen

bosan dengan suasana toko kemungkinan besar mereka akan beralih ke gerai lain,

sehingga gerai merupakan salah satu faktor lingkungan fisik yang sangat menonjol

dari sebuah usaha bisnis (Achmad, 2010:4).

Gerai merupakan tempat konsumen untuk melakukan pembelian, baik itu

terencana maupun tidak terencana (Ketut Gede, 2012). Astuti dan Fillipina (2008)

menyebutkan bahwa sekitar 75 persen pembelian di supermarket dilakukan secara

tidak terencana. Salah satu jenis pembelian tidak terencana adalah pembelian

impulsif (impulsive buying). Pernyataan tersebut didukung oleh Fadjar (2007),

impulsive buying adalah suatu fakta kehidupan dalam perilaku konsumen yang dibuktikan sebagai suatu kegiatan pembelian yang berhubungan dengan lingkungan

dan keterbatasan waktu dalam berbelanja, dimana rute pembelian yang mereka

lakukan semestinya berbeda. Menurut Silvera et al (2008) pembelian impulsif adalah

(17)

BAB I PENDAHULUAN 10

pelanggan merasa senang dan nyaman saat berbelanja di suatu gerai maka

kemungkinan untuk melakukan pembelian impulsive juga akan semakin meningkat.

Dilihat dari peranan sikap konsumtif konsumen, pola pembelian impulsif dan

lingkungan gerai dalam situasi pembelian terhadap keputusan pembelian konsumen

ketiganya mempunyai peran penting sehingga hal ini patut diperhatikan oleh para

pelaku bisnis melalui continuous improvement agar konsumen tertarik melakukan

kunjungan dan memutuskan untuk membeli produk di gerai.

Berdasarkan uraian situasi diatas, maka peneliti bermaksud untuk melakukan

analisis terkait situasi pembelian dan keputusan pembelian dalam judul penelitian

“PENGARUH SITUASI PEMBELIAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

KONSUMEN”, dengan objek penelitian gerai J.CO Donuts & Coffee di Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Melihat situasi permasalahan diatas, maka peneliti dapat mengidentifikasi beberapa

hal untuk diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana penilaian konsumen terhadap sikap konsumtif konsumen, pola

pembelian konsumtif dan lingkungan gerai di gerai J.CO Donut & Coffee

Bandung?

2. Bagaimana pengaruh situasi pembelian terhadap keputusan pembelian

(18)

BAB I PENDAHULUAN 11

Universitas Kristen Maranatha 1.3.Tujuan Penelitian

Dari permasalahan yang timbul, peneliti bertujuan untuk menguji dan

menganalisis apakah terdapat pengaruh SITUASI PEMBELIAN (gerai J.CO Donuts

& Coffee) dan nilai HEDONIK konsumen terhadap KEPUTUSAN PEMBELIAN Konsumen J.CO Donuts & Coffee Bandung.

1.4. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. PRAKTISI

Diharapkan memberikan masukan bagi manajemen J.CO Donuts & Coffee

Bandung untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam upaya

meningkatkan penjualan dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi situasi pembelian di gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung.

2. AKADEMISI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi penelitian

dan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

situasi pembelian terhadap keputusan pembelian konsumen J.CO Donuts &

(19)

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran kuesioner kepada konsumen

J.CO Donuts & Coffee Bandung, yang diolah menggunakan SPSS 16.0 untuk menganalisa pengaruh situasi pembelian terhadap keputusan pembelian dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1 Sebagian besar responden J.CO Donuts & Coffee Bandung adalah wanita

berusia 21 – 25 tahun yang sedang menempuh perkuliahan (S1). Secara

keseluruhan para responden memberikan persepsi yang positif terhadap

pernyataan yang diajukan dalam kuesioner mengenai situasi pembelian

konsumen J.CO Donuts & Coffee Bandung terhadap keputusan pembelian

konsumen J.CO Donuts & Coffee Bandung.

2 Situasi Pembelian

Dari komponen pernyataan situasi pembelian yang valid secara berturut-turut

SP1, SP3, SP4, SP5, SP7, SP10, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pencahayaan yang digunakan gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung

sudah sangat baik dan tidak menyilaukan penglihatan konsumen yang

berada di dalam gerai.

b. Sirkulasi udara pada gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung baik dan

(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 61

Universitas Kristen Maranatha c. Suasana di dalam gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung nyaman dan

sangat memungkinkan untuk dijadikan tempat berkumpul

bercengkrama bersama teman.

d. Layout gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung juga ditata dengan baik

hingga memudahkan konsumen untuk ber lalulintas.

e. Display produk J.CO Donuts & Coffee Bandung tertata dengan apik dan menarik hingga memudahkan konsumen untuk memilih produk

yang diinginkannya.

f. Gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung adalah tempat yang nyaman

untuk berkumpul bersama teman.

3 Keputusan Pembelian

Dari komponen pernyataan keputusan pembelian yang valid dan reliabel

berturut-turut KP1 sampai dengan KP10 dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Konsumen terdorong untuk memenuhi kebutuhan donat pada gerai

J.CO Donuts & Coffee Bandung.

b. Konsumen merasa kebutuhannya terpenuhi ketika membeli produk

J.CO Donuts & Coffee Bandung.

c. Konsumen dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai

produk yang ditawarkan oleh J.CO Donuts & Coffee Bandung.

d. Konsumen terdorong untuk mencari informasi mengenai J.CO Donuts

& Coffee Bandung.

(21)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62

f. Konsumen meresa yakin ketika membeli produk J.CO Donuts &

Coffee Bandung adalah keputusan yang tepat

g. Konsumen tidak membeli produk donuts & coffee lain selain pada

gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung.

h. Konsumen merasa puas setelah berbelanja di gerai J.CO Donuts &

Coffee Bandung.

i. Dan konsumen akan merekomendasikan J.CO Donuts & Coffee

Bandung pada orang lain.

Dari semua variabel dimensi diatas, yang mengacu pada karakteristik situasi

pembelian berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen J.CO

Donuts & Coffee Bandung.

5.2 Saran

Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada konsumen J.CO Donuts & Coffee

Bandung, situasi pembelian berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

konsumen J.CO Donuts & Coffee Bandung dengan nilai pengaruh sebesar 22,1%.

Namun terdapat beberapa pernyataan tentang situasi pembelian yang tidak sesuai

dengan yang dirasakan konsumen J.CO Donuts & Coffee Bandung hingga dapat

menjadi saran bagi pengusaha gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung.

1 Gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung dapat mencoba untuk memasang

perangkat untuk instrumental musik yang dapat mendukung konsumen untuk

menghabiskan waktu lebih banyak berada di dalam gerai J.CO Donuts &

(22)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 63

Universitas Kristen Maranatha

2 Fasilitas internet berupa WiFi yang sudah dilakukan perlu ditingkatkan,

terutama pada kecepatan standar koneksi internet J.CO Donuts & Coffee

Bandung. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan konsumen dalam

mengkonsumsi produk makanan dan minuman J.CO Donuts & Coffee

Bandung pada gerai (dine in) sehingga konsumen dapat melakukan transaksi

pembelian lebih banyak pada tiap kunjungannya.

3 Dengan konsep dapur terbuka pada gerai J.CO Donuts & Coffee Bandung

ternyata konsumen tidak bertarik untuk melihat proses pembuatan donat. Sebab

itu penulis menyarankan bahwa pengusaha gerai J.CO Donuts & Coffee

Bandung dapat mengubah strategi open kitchen menjadi closed kitchen (konsep

konvensional) karena menurut survei kuesioner, responden menilai konsep

open kitchen tidak memberikan manfaat langsung bagi konsumen. Penulis menyarankan agar pengusaha gerai lebih berfokus untuk memaksimalkan

(23)

64

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Fatchur Rohman, (2009). Peran Nilai Hedonik Konsumsi dan Reaksi Impulsif sebagai Mediasi Pengaruh Faktor Situasional terhadap Keputusan Pembelian Impulsif di Butik Kota Malang. Jurnal Aplikasi Manajemen. Malang.

M. Rizwar Ghazali (2010). Analisis Pengaruh Lokasi, Promosi Dan Kualitas Layanan

Terhadap Keputusan Membeli. Semarang.

Hatane Samuel, Foedjiawati (2005). Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Kesetian Merek. Jurnal manajemen & kewirausahaan. Surabaya.

Andres, Andy Susilo Lukito Budi (2012). Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Kesetian Merek.

Felicia Abednego. (2011). Analisis Pengaruh Atmosfir Gerai Terhadap Penciptaan Emosi (Arousal Dan Pleasure), Perilaku Belanja (Motivasi Belanja Hedonik Dan Motivasi Belanja Utilitarian), Dan Terhadap Pendekatan Perilaku. Bandung.

Ni Nyoman Manik Yistiani, Ni Nyoman Kerti Yasa, I G.A. Ketut Gede Suasana. (2012).

Pengaruh Atmosfer Gerai Dan Pelayanan Ritel Terhadap Nilai Hedonik Dan Pembelian Impulsif Pelanggan Matahari Department Store Duta Plaza Di Denpasar

Dewi Urip Wahyuni. (2008) Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Bara.

JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.10. 30-37.

Ika Putri Iswayanti. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan, Harga,

Dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Rumah Makan “Soto Angkring Mas Boed” Di Semarang). Ekonomi/Manajemen. Universitas Diponegoro

Semarang.

Octaviani Palantupen. (2010). Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Produk

Shampoo. Jakarta.

Harum Murah Marpaung. (2006). Pola Konsumsi Masyarakat: Profil Perilaku Beli Konsumen D.I. Yogyakarta.

Siti Chatijah, Purwadi. (2007). Hubungan Antara Religiusitas Dengan Sikap Konsumtif Remaja. 4 (2). Yogyakarta.

(24)

65

Universitas Kristen Maranatha

Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Andi. Yogyakarta.

Jogianto Hartono. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis, salah kaprah dan

pengalaman-pengalaman. Edisi 2011. BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta.

Belch/Belch. (2007). Advertising And Promotion, An Integrated Marketing Communications

Perspective. 7th edition. Mc-Graw Hill. New York.

J. Paul Peter, Jerry C. Olson. (2002). Consumer Behaviour & Marketing Strategy. 6th edition. McGraw-Hill, Irwin. New York.

J. Paul Peter, Jerry C. Olson. (2005). Consumer Behaviour & Marketing Strategy. 7th edition. McGraw-Hill, Irwin. New York.

Philip Kotler, Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Philip Kotler, Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Sugioyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Alfabeta. Bandung.

Sunjoyo, Rony Setiawan, Verani Carolina, Nonie Magdalena, Albert Kurniawan. (2013).

Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Alfabeta. Bandung.

Morissan. (2010). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Edisi 1. Kencana. Jakarta.

Google.com

Google Cendikia.com

Wikipedia.com

BPS. (2012). Konsumsi Masyarakat Indonesia Meningkat. Hukum Online.com. senin 6

Agustus 2012 diakses dari

Gambar

Gambar 1. Tahapan dalam Kurva Siklus Hidup Produk

Referensi

Dokumen terkait

MAKSUD DAN TUJUAN : Mengetahui hasil perbandingan nilai stress ratio kedua metode perencanaan tersebut dan mengetahui metode yang menghasilkan profil baja yang

2 Keterkaitan RPIJM Bidang Cipta Karya dengan RPIJM Bidang Pekerjaa Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah ... PRINSIP PENYUSUNAN RPIJM BIDANG CIPTA

Diharapkan dapat menguji keberlakuan teori-teori Akuntansi Keuangan, khususnya mengenai perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Penelitian ini diharapkan pula

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah dalam melakukan pengumpulan data pada judul Peranan Guru

Setelah dikeluarkan ke dalam darah, hormon tiroid yang sangat l i pof  i l i k secara cepat berikatan dengan beberapa protein plasma. Kurang dari 1% T3 dan kurang dari

Karakteristik degradasi protein yang diperoleh dari dua bentuk daun turi mengikuti pola kecernaan pada Tabel 1; daun segar mempunyai nilai material mudah larut (a) lebih

Metode Analisis meliputi analisis terhadap aturan proses bisnis dan analisis terhadap peran pengguna sistem STTC sedangkan metode pengembangan perangkat lunak

Selain itu, proses penilaian peserta ujian masih dilakukan secara manual dengan mengisi nilai melalui formulir yang diberikan oleh Bidang Ujian Kenaikan Tingkat kepada