PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 10 BINJAI
T. P. 2012/2013
Oleh :
Arpita Sri Melina Br Sebayang NIM 408321005
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 10 BINJAI T.P 2012/2013
Arpita Sri Melina Br Sebayang ( NIM 408321005 )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan model pembelajaran konvensional pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 10 Binjai T.P 2012/2013 dan aktivitas belajar siswa saat menggunakan model pembelajaran advance organizer.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen desain. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 10 Binjai yang terdiri dari 7 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster random sampling, kelas VII-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 30 orang dan kelas kontrol berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 15 soal dan lembar observasi aktivitas siswa uji hipotesis uji t.
Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 29,1 dengan standar deviasi 9,2 dan nilai rata-rata kelas kontrol 29,11 dengan standar deviasi 11,13. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas pada data hasil tes kedua kelompok tersebut diperoleh bahwa data kedua sampel normal dan homogen. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran advance organizer sebesar 76,7 dengan standar deviasi 9,2 dan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 67,32 dengan standar deviasi 8,08. Selanjutnya, berdasarkan analisis uji-t satu pihak diperoleh thitung = 2,430 sedangkan untuk ttabel = 1,671 sehingga thitung > ttabel. Oleh
3.7 Teknik Analisis Data 43
3.8 Analisis Data Observasi 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian 49
4.1.1.Data Nilai Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 40 4.1.2.Data Nilai Postes Dan Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 50
4.1.3.Data Observasi Aktivitas Siswa 51
4.1.4.Uji Persyaratan Analisis Data 52
4.1.4.1. Uji Normalitas Data 52
4.1.4.2. Uji Homogenitas 52
4.1.4.3. Uji Hipotesis 54
4.2. Pembahasan Penelitian 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 56
5.2. Saran 57
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer 19
Tabel 2.2 Nilai kalor jenis berbagai zat 26
Tabel 2.3 Tabel menunjukkan kalor didih beberapa zat pada tekanan 29 Tabel 3.1. Two Group Pretes-posttest control group design 36
Tabel 3.2. Tabel spesifikasi tes hasil belajar 39
Tabel 3.3. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa 40
Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Hasil Belajar 41
Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 49
Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 50
Tabel 4.3. Skor Aktivitas Belajar Siswa 51
Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data 52
Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas data 53
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Model Pembelajaran Advance Organizer 25
Gambar 2.2 Diagram perubahan wujud zat 28
Gambar 2.3 Sepotong logam dipanasi salah satu ujungnya 30
Gambar 2.4 Proses air mendidih 30
Gambar 2.5 Peristiwa angin darat dan angin laut 31
Gambar 2.6 Peroses terjadinya angin laut 31
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 38
Gambar 3.2 Kurva Normal 44
Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 50 Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 51 Gambar 4.3 Diagram Batang Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Eksperimen 52
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Angket Siswa 60
Lampiran 2. Angket Guru 62
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I) 64 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II) 81 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP III) 99
Lampiran 6. Peta Konsep I 118
Lampiran 7. Peta Konsep II 119
Lampiran 8. Peta Konsep III 120
Lampiran 9. Lembar Kegiatan Siswa (LKS I) 123
Lampiran 10. Lembar Kegiatan Siswa (LKS II) 127 Lampiran 11. Lembar Kegiatan Siswa (LKS III) 130
Lampiran 12. Tes Hasil Belajar 133
Lampiran 13. Kunci Jawaban 138
Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 140
Lampiran 15. Tabel Validitas Instrumen Pennelitiian 148 Lampiran 16. Tabel Reliabilitas Soal Instrumen 149
Lampiran 17. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 150
Lampiran 18. Tabel Daya Pembeda Instrumen 151 Lampiran 19. Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar 152 Lampiran 20. Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar 153 Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 154
Lampiran 22. Perhitungan Daya Pembeda 155
Lampiran 23. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 156 Lampiran 24. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 157 Lampiran 25. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 158 Lampiran 26. Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 159 Lampiran 27. Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 160
Lampiran 28. Uji Normalitas 163
Lampiran 29. Uji Homogenitas 166
Lampiran 30. Uji Hipotesis 168
Lampiran 31. Format Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 172 Lampiran 32. Lembar Distribusi Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa 173 Lampiran 33. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 182 Lampiran 34. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 183 Lampiran 35. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 184 Lampiran 36. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 185 Lampiran 37. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 186
1
dipandang dan berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi
adalah pendidikan.
Sehubungan dengan hal tersebut komisi tentang pendidikan abad ke – 21
merekomendasikan empat strategi dalam mensukseskan pendidikan : Pertama,
learning to learn yaitu memuat bagaimana siswa mampu menggali informasi yang
ada di sekitarnya dari ledakan informasi itu sendiri Kedua, learning to be yaitu siswa
diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri serta mampu beradaptasi dengan
lingkungannya Ketiga, learning to do yaitu berupa tindakan atau aksi untuk
memunculkan ide yang berkaitan dengan sains dan Keempat, learning to be together
yaitu memuat bagaimana hidup dalam masyarakat yang saling bergantung antara
yang satu dengan yang lain sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama
serta mampu untuk menghargai orang lain (Trianto, 2009).
Pelajaran fisika merupakan salah satu cabang sains yang menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
menjelajahi dan memahami konsep fisika. Pendidikan fisika diarahkan untuk mencari
tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa pada pemahaman yang lebih
mendalam. Pemahaman yang benar dan mendalam terhadap ilmu fisika akan sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun, pembelajaran fisika sampai saat ini masih
dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMPN 10 Binjai dengan
melakukan wawancara kepada guru bidang studi IPA yaitu Drs. Januari diperoleh
2
kriteria ketuntasan minimal yang akan dicapai adalah 7,5. Sehingga dapat dikatakan
nilai rata – rata siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan.
Kenyataannya banyak siswa sekolah menengah pertama yang beranggapan
bahwa fisika tergolong pelajaran yang sulit, kurang menarik dan membosankan. Dari
hasil observasi yang dilakukan di SMPN 10 Binjai dengan memberikan angket
kepada 30 siswa, sebanyak 21 siswa menganggap fisika itu adalah pelajaran yang
sulit dan sebanyak 9 siswa menganggap kegiatan belajar mengajar fisika di kelas
kurang menarik dan membosankan. Padahal sebenarnya fisika merupakan ilmu yang
menarik, karena semua gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan fisika dan dapat
diterangkan dengan konsep yang sederhana.
Proses pembelajaran konvensional yang terjadi di SMPN 10 Binjai yang
disampaikan guru berupa metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Dimana pada
proses pembelajaran konvensional tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan
mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih
banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang
dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya
sebagai ’’pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai ’’penerima” ilmu. Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru
untuk menggunakan model mengajar yang membuat siswa lebih tertarik. Dalam hal
ini model yang akan digunakan adalah advance organizer. Model pembelajaran
advance organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan
baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya
setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka
dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu).
Menurut beberapa peneliti sebelumnya yang telah menggunakan model
pembelajaran advance organizer, hasil pembelajaran yang dilakukan mengalami
peningkatan pada hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian Panggabean (2010) di
SMA Teladan Medan penerapan model pembelajaran advance organizer diperoleh
peningkatan hasil belajar siswa dengan persentase mencapai 30%, pada materi
3
Setyawan (2010) di SMP Negeri 3 Sukoharjo Malang dengan hasil belajar siswa yang
semakin meningkat, yang ditunjukkan dengan banyaknya jumlah siswa yang
mendapat nilai lebih dari 60. Meskipun pada penelitian tersebut terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa namun masih terdapat kelemahan dalam
pelaksanaanya karena peneliti hanya melihat hasil belajar siswa tanpa memperhatikan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kelemahan lainnya adalah kurangnya
pengelolaan alokasi waktu dan pengelolaan kelas serta terbatasnya jumlah alat ukur
yang tersedia yang menyebabkan siswa berebut untuk mengamati bagian-bagian alat
ukur tersebut dan membuat siswa menjadi ribut. Kelemahan-kelemahan dari
penelitian sebelumnya menjadi suatu pelajaran bagi peneliti berikutnya untuk
memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Untuk itu calon peneliti merasa
terdorong untuk meneliti kembali dengan memperhatikan aktivitas siswa dan
menggunakan LKS dalam proses pembelajaran. Dengan tersedianya alat ukur yang
dibutuhkan dalam proses pembelajaran akan menimbulkan aktivitas belajar siswa
yang baik. Dari pengamatan aktivitas belajar siswa yang baik diharapkan akan
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Di Kelas VII SMP Negeri 10
Binjai T.P.2012/2013”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan
masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :
1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah di bawah kriteria ketuntasan minimal
2. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menarik
3. Siswa bertindak pasif dalam pembelajaran.
4.
Metode pembelajaran pada mata pelajaran fisika menggunakan model4
1.3Batasan Masalah
Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu
dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :
1. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 10 Binjai kelas VII Semester I
T.P 2012/2013
2. Materi yang diajarkan dibatasi hanya pada materi pokok Kalor
3. Model yang digunakan dalam pembelajaran kalor ini adalah model pembelajaran
advance organizer
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masah dalam penelitian
ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
advance organizer pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 10 Binjai?
2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Binjai Tahun
Pelajaran 2012/2013 selama proses pembelajaran dengan menggunkan model
pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran konvensional?
3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap hasil
belajar fisika siswa pada materi pokok Kalor kelas VII di SMP Negeri 10 Binjai
Tahun Pelajaran 2012/2013?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian
ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran advance organizer pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 10
Binjai.
2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran
5
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap
hasil belajar fisika siswa pada materi kalor kelas VII SMP Negeri 10 Binjai .
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika pada materi pokok Kalor yang
diajarkan model pembelajaran advance organizer dan pembelajaran konvensional
di SMP Negeri 10 Binjai.
2. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Sebagai bahan masukan untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk dapat
menerapkan model pembelajaran advance organizer dalam kegiatan
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data
hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan
penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :
1. - Hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model
Pembelajaran advance organizer pada materi pokok kalor di kelas VII
SMP Negeri 10 Binjai T.P.2012/2013 sebelum diberikan perlakuan
rata-rata pretes sebesar 29,1 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata-rata-rata postes
siswa sebesar 76,7.
- Hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model
pembelajaran konvensional pada materi pokok kalor di kelas VII SMP
Negeri 10 Binjai T.P.2012/2013 sebelum diberikan perlakuan rata-rata
pretes sebesar 29,11 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes
siswa sebesar 67,32.
2. Aktivitas belajar siswa yang diamati selama pembelajaran mengalami
peningkatan. Pada pertemuan I nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 66,00,
pertemuan II diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 72,43, serta pada
pertemuan III diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 78,40. Hal inilah
yang memberikan kesimpulan bahwa aktivitas siswa memiliki pengaruh yang
positif terhadap hasil belajar siswa.
3. Terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
advance organizer dengan pembelajaran konvensional pada materi kalor di
57
5.2. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya lebih baik dalam
pembuatan lembar kerja siswa yang lebih terarah untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
2. Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran dengan model
pembelajaran advance organizer dapat menggunakan waktu sesuai yang
sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Alokasi yang digunakan harus benar-benar di sesuaikan dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat.
3. Pada saat diskusi kelompok berlangsung peneliti masih kesulitan dalam
membimbing penuh pada masing-masing kelompok. Oleh sebab itu, bagi
peneliti selanjutnya disarankan agar lebih membimbing siswa dengan cara
aktif bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi, dan
mengarahkan agar setiap siswa aktif berdiskusi dengan menjelaskan nilai dari
satu orang siswa dapat mempengaruhi nilai dan nama baik kelompok serta
memberikan penghargaan berupa nilai plus kepada siswa yang aktif agar
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2011), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Dahar, R. W., (2006), Teori-teori Belajar, Erlangga, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Djiwandono, S. E. W., (2009), Psikologi Pendidikan, Grafindo, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2010), Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA, Unimed
Joyce, B dan Weil, M., (2009), Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Lasmi, K., (2004), Bimbingan Pemantapan Fisika SMA, Yrama Widya, Bandung.
Margono, S., (2007), Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Rahayu, S, dkk., (2010), Media Pembelajaran Advance Organizer, 2 Februari 2012, ( http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184699-unsur-unsur-dalam-model-pembelajaran.html)
Sardiman, A. M., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sihombing, K., (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gaya Di Kelas VIII.
Sinaga, N., (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran Dan Satuan Di Kelas X.
Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metoda Statistika Edisi Ke 5, Penerbit Tarsito, Bandung.
59
Trianto., (2009), Model-Model Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.