• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 10 BINJAI T.P. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 10 BINJAI T.P. 2012/2013."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 10 BINJAI

T. P. 2012/2013

Oleh :

Arpita Sri Melina Br Sebayang NIM 408321005

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 10 BINJAI T.P 2012/2013

Arpita Sri Melina Br Sebayang ( NIM 408321005 )

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran advance organizer dengan model pembelajaran konvensional pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 10 Binjai T.P 2012/2013 dan aktivitas belajar siswa saat menggunakan model pembelajaran advance organizer.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen desain. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VII Semester Ganjil SMP Negeri 10 Binjai yang terdiri dari 7 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster random sampling, kelas VII-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-3 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 30 orang dan kelas kontrol berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda berjumlah 15 soal dan lembar observasi aktivitas siswa uji hipotesis uji t.

Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 29,1 dengan standar deviasi 9,2 dan nilai rata-rata kelas kontrol 29,11 dengan standar deviasi 11,13. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas pada data hasil tes kedua kelompok tersebut diperoleh bahwa data kedua sampel normal dan homogen. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran advance organizer sebesar 76,7 dengan standar deviasi 9,2 dan pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 67,32 dengan standar deviasi 8,08. Selanjutnya, berdasarkan analisis uji-t satu pihak diperoleh thitung = 2,430 sedangkan untuk ttabel = 1,671 sehingga thitung > ttabel. Oleh

(4)
(5)

3.7 Teknik Analisis Data 43

3.8 Analisis Data Observasi 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian 49

4.1.1.Data Nilai Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 40 4.1.2.Data Nilai Postes Dan Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 50

4.1.3.Data Observasi Aktivitas Siswa 51

4.1.4.Uji Persyaratan Analisis Data 52

4.1.4.1. Uji Normalitas Data 52

4.1.4.2. Uji Homogenitas 52

4.1.4.3. Uji Hipotesis 54

4.2. Pembahasan Penelitian 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 56

5.2. Saran 57

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Advance Organizer 19

Tabel 2.2 Nilai kalor jenis berbagai zat 26

Tabel 2.3 Tabel menunjukkan kalor didih beberapa zat pada tekanan 29 Tabel 3.1. Two Group Pretes-posttest control group design 36

Tabel 3.2. Tabel spesifikasi tes hasil belajar 39

Tabel 3.3. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa 40

Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Hasil Belajar 41

Tabel 4.1. Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 49

Tabel 4.2. Data Nilai Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 50

Tabel 4.3. Skor Aktivitas Belajar Siswa 51

Tabel 4.4. Hasil uji normalitas data 52

Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas data 53

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Model Pembelajaran Advance Organizer 25

Gambar 2.2 Diagram perubahan wujud zat 28

Gambar 2.3 Sepotong logam dipanasi salah satu ujungnya 30

Gambar 2.4 Proses air mendidih 30

Gambar 2.5 Peristiwa angin darat dan angin laut 31

Gambar 2.6 Peroses terjadinya angin laut 31

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 38

Gambar 3.2 Kurva Normal 44

Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 50 Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 51 Gambar 4.3 Diagram Batang Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Eksperimen 52

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket Siswa 60

Lampiran 2. Angket Guru 62

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP I) 64 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP II) 81 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP III) 99

Lampiran 6. Peta Konsep I 118

Lampiran 7. Peta Konsep II 119

Lampiran 8. Peta Konsep III 120

Lampiran 9. Lembar Kegiatan Siswa (LKS I) 123

Lampiran 10. Lembar Kegiatan Siswa (LKS II) 127 Lampiran 11. Lembar Kegiatan Siswa (LKS III) 130

Lampiran 12. Tes Hasil Belajar 133

Lampiran 13. Kunci Jawaban 138

Lampiran 14. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 140

Lampiran 15. Tabel Validitas Instrumen Pennelitiian 148 Lampiran 16. Tabel Reliabilitas Soal Instrumen 149

Lampiran 17. Tabel Tingkat Kesukaran Tes 150

Lampiran 18. Tabel Daya Pembeda Instrumen 151 Lampiran 19. Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar 152 Lampiran 20. Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar 153 Lampiran 21. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 154

Lampiran 22. Perhitungan Daya Pembeda 155

Lampiran 23. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 156 Lampiran 24. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 157 Lampiran 25. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 158 Lampiran 26. Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 159 Lampiran 27. Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 160

Lampiran 28. Uji Normalitas 163

Lampiran 29. Uji Homogenitas 166

Lampiran 30. Uji Hipotesis 168

Lampiran 31. Format Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 172 Lampiran 32. Lembar Distribusi Data Observasi Aktivitas Belajar Siswa 173 Lampiran 33. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 182 Lampiran 34. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 183 Lampiran 35. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 184 Lampiran 36. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 185 Lampiran 37. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 186

(9)

1

dipandang dan berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi

adalah pendidikan.

Sehubungan dengan hal tersebut komisi tentang pendidikan abad ke – 21

merekomendasikan empat strategi dalam mensukseskan pendidikan : Pertama,

learning to learn yaitu memuat bagaimana siswa mampu menggali informasi yang

ada di sekitarnya dari ledakan informasi itu sendiri Kedua, learning to be yaitu siswa

diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri serta mampu beradaptasi dengan

lingkungannya Ketiga, learning to do yaitu berupa tindakan atau aksi untuk

memunculkan ide yang berkaitan dengan sains dan Keempat, learning to be together

yaitu memuat bagaimana hidup dalam masyarakat yang saling bergantung antara

yang satu dengan yang lain sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama

serta mampu untuk menghargai orang lain (Trianto, 2009).

Pelajaran fisika merupakan salah satu cabang sains yang menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa

menjelajahi dan memahami konsep fisika. Pendidikan fisika diarahkan untuk mencari

tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa pada pemahaman yang lebih

mendalam. Pemahaman yang benar dan mendalam terhadap ilmu fisika akan sangat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun, pembelajaran fisika sampai saat ini masih

dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMPN 10 Binjai dengan

melakukan wawancara kepada guru bidang studi IPA yaitu Drs. Januari diperoleh

(10)

2

kriteria ketuntasan minimal yang akan dicapai adalah 7,5. Sehingga dapat dikatakan

nilai rata – rata siswa tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan.

Kenyataannya banyak siswa sekolah menengah pertama yang beranggapan

bahwa fisika tergolong pelajaran yang sulit, kurang menarik dan membosankan. Dari

hasil observasi yang dilakukan di SMPN 10 Binjai dengan memberikan angket

kepada 30 siswa, sebanyak 21 siswa menganggap fisika itu adalah pelajaran yang

sulit dan sebanyak 9 siswa menganggap kegiatan belajar mengajar fisika di kelas

kurang menarik dan membosankan. Padahal sebenarnya fisika merupakan ilmu yang

menarik, karena semua gejala yang terjadi di alam berkaitan dengan fisika dan dapat

diterangkan dengan konsep yang sederhana.

Proses pembelajaran konvensional yang terjadi di SMPN 10 Binjai yang

disampaikan guru berupa metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Dimana pada

proses pembelajaran konvensional tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan

mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih

banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional yang

dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya

sebagai ’’pen-transfer” ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai ’’penerima” ilmu. Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru

untuk menggunakan model mengajar yang membuat siswa lebih tertarik. Dalam hal

ini model yang akan digunakan adalah advance organizer. Model pembelajaran

advance organizer merupakan suatu cara belajar untuk memperoleh pengetahuan

baru yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah ada pada pembelajaran, artinya

setiap pengetahuan mempunyai struktur konsep tertentu yang membentuk kerangka

dari sistem pemprosesan informasi yang dikembangkan dalam pengetahuan (ilmu).

Menurut beberapa peneliti sebelumnya yang telah menggunakan model

pembelajaran advance organizer, hasil pembelajaran yang dilakukan mengalami

peningkatan pada hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian Panggabean (2010) di

SMA Teladan Medan penerapan model pembelajaran advance organizer diperoleh

peningkatan hasil belajar siswa dengan persentase mencapai 30%, pada materi

(11)

3

Setyawan (2010) di SMP Negeri 3 Sukoharjo Malang dengan hasil belajar siswa yang

semakin meningkat, yang ditunjukkan dengan banyaknya jumlah siswa yang

mendapat nilai lebih dari 60. Meskipun pada penelitian tersebut terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa namun masih terdapat kelemahan dalam

pelaksanaanya karena peneliti hanya melihat hasil belajar siswa tanpa memperhatikan

aktivitas siswa dalam pembelajaran. Kelemahan lainnya adalah kurangnya

pengelolaan alokasi waktu dan pengelolaan kelas serta terbatasnya jumlah alat ukur

yang tersedia yang menyebabkan siswa berebut untuk mengamati bagian-bagian alat

ukur tersebut dan membuat siswa menjadi ribut. Kelemahan-kelemahan dari

penelitian sebelumnya menjadi suatu pelajaran bagi peneliti berikutnya untuk

memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Untuk itu calon peneliti merasa

terdorong untuk meneliti kembali dengan memperhatikan aktivitas siswa dan

menggunakan LKS dalam proses pembelajaran. Dengan tersedianya alat ukur yang

dibutuhkan dalam proses pembelajaran akan menimbulkan aktivitas belajar siswa

yang baik. Dari pengamatan aktivitas belajar siswa yang baik diharapkan akan

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor Di Kelas VII SMP Negeri 10

Binjai T.P.2012/2013”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan

masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :

1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah di bawah kriteria ketuntasan minimal

2. Siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menarik

3. Siswa bertindak pasif dalam pembelajaran.

4.

Metode pembelajaran pada mata pelajaran fisika menggunakan model

(12)

4

1.3Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu

dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu :

1. Subjek penelitian adalah siswa SMP Negeri 10 Binjai kelas VII Semester I

T.P 2012/2013

2. Materi yang diajarkan dibatasi hanya pada materi pokok Kalor

3. Model yang digunakan dalam pembelajaran kalor ini adalah model pembelajaran

advance organizer

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masah dalam penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran

advance organizer pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 10 Binjai?

2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Binjai Tahun

Pelajaran 2012/2013 selama proses pembelajaran dengan menggunkan model

pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran konvensional?

3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap hasil

belajar fisika siswa pada materi pokok Kalor kelas VII di SMP Negeri 10 Binjai

Tahun Pelajaran 2012/2013?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran advance organizer pada materi kalor di kelas VII SMP Negeri 10

Binjai.

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran advance organizer dan model pembelajaran

(13)

5

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran advance organizer terhadap

hasil belajar fisika siswa pada materi kalor kelas VII SMP Negeri 10 Binjai .

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi hasil belajar fisika pada materi pokok Kalor yang

diajarkan model pembelajaran advance organizer dan pembelajaran konvensional

di SMP Negeri 10 Binjai.

2. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Sebagai bahan masukan untuk peneliti sebagai calon guru fisika untuk dapat

menerapkan model pembelajaran advance organizer dalam kegiatan

(14)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian ini didasarkan pada temuan-temuan dari data-data

hasil penelitian, sistematika sajiannya dilakukan dengan memperhatikan tujuan

penelitian yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan yang diperoleh antara lain :

1. - Hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model

Pembelajaran advance organizer pada materi pokok kalor di kelas VII

SMP Negeri 10 Binjai T.P.2012/2013 sebelum diberikan perlakuan

rata-rata pretes sebesar 29,1 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata-rata-rata postes

siswa sebesar 76,7.

- Hasil belajar fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model

pembelajaran konvensional pada materi pokok kalor di kelas VII SMP

Negeri 10 Binjai T.P.2012/2013 sebelum diberikan perlakuan rata-rata

pretes sebesar 29,11 dan setelah diberikan perlakuan rata-rata postes

siswa sebesar 67,32.

2. Aktivitas belajar siswa yang diamati selama pembelajaran mengalami

peningkatan. Pada pertemuan I nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 66,00,

pertemuan II diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 72,43, serta pada

pertemuan III diperoleh nilai rata-rata aktivitas siswa sebesar 78,40. Hal inilah

yang memberikan kesimpulan bahwa aktivitas siswa memiliki pengaruh yang

positif terhadap hasil belajar siswa.

3. Terdapat pengaruh hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

advance organizer dengan pembelajaran konvensional pada materi kalor di

(15)

57

5.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kepada peneliti selanjutnya disarankan agar kiranya lebih baik dalam

pembuatan lembar kerja siswa yang lebih terarah untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan.

2. Diharapkan bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran dengan model

pembelajaran advance organizer dapat menggunakan waktu sesuai yang

sudah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Alokasi yang digunakan harus benar-benar di sesuaikan dengan rencana

pembelajaran yang telah dibuat.

3. Pada saat diskusi kelompok berlangsung peneliti masih kesulitan dalam

membimbing penuh pada masing-masing kelompok. Oleh sebab itu, bagi

peneliti selanjutnya disarankan agar lebih membimbing siswa dengan cara

aktif bertanya kepada siswa tentang kendala yang dihadapi, memotivasi, dan

mengarahkan agar setiap siswa aktif berdiskusi dengan menjelaskan nilai dari

satu orang siswa dapat mempengaruhi nilai dan nama baik kelompok serta

memberikan penghargaan berupa nilai plus kepada siswa yang aktif agar

(16)

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2011), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Dahar, R. W., (2006), Teori-teori Belajar, Erlangga, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono., (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Djamarah, dan Zain, A., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Djiwandono, S. E. W., (2009), Psikologi Pendidikan, Grafindo, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan., (2010), Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA, Unimed

Joyce, B dan Weil, M., (2009), Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Lasmi, K., (2004), Bimbingan Pemantapan Fisika SMA, Yrama Widya, Bandung.

Margono, S., (2007), Metodologi Penelitian Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Rahayu, S, dkk., (2010), Media Pembelajaran Advance Organizer, 2 Februari 2012, ( http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184699-unsur-unsur-dalam-model-pembelajaran.html)

Sardiman, A. M., (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sihombing, K., (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gaya Di Kelas VIII.

Sinaga, N., (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Advance Organizer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Besaran Dan Satuan Di Kelas X.

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana., (2005), Metoda Statistika Edisi Ke 5, Penerbit Tarsito, Bandung.

(17)

59

Trianto., (2009), Model-Model Pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivisme, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

maka dengan segala daya upaya dari pengetahuan yang tercurah, penulis berusaha untuk menuangkan dalam bentuk skripsi yang sederhana ini dengan judul: “PENGARUH KEPEMIMPINAN,

Tabel V.4 Hasil Perhitungan Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, dan Kendaraan Tak Bermotor Tabel V.5 Hasil Perhitungan Faktor Rasio Lebar

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Pendapatan Keluarga dan Persepsi Pasien Tentang Petugas Kesehatan dengan Keteraturan Pengobatan Penderita Tuberkulosis di Kabupaten

Secara khusus, teknologi pangan perlu berperan dalarn pengembangan pengindustrian penganekaragaman pangan, tentunya berbasis sumber

Menurut hasil penelitian Farida (2007), menunjukkan kejadian anemia pada remaja putri dengan tingkat konsumsi energi yang rendah (78,9%) lebih besar dibandingkan remaja putri

Dari analisis dan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model active learning tipe Think-Pair-Share pada mata

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

pada Sampel Penyakit Hewan di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk