• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SELF-DIRECTED LEARNING BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 PALU | Albaar | JSTT 6947 23189 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SELF-DIRECTED LEARNING BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 PALU | Albaar | JSTT 6947 23189 1 PB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

19

PENGARUH

SELF -DIRECTED LEARNING

BERBASIS TEKNOLOGI

INFORMASI TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI IPA

DI SMA NEGERI 1 PALU

Zahra Albaar1; Baharuddin Hamzah dan Indarini Dwi Pursitasari2

1

(Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

2

(Staf Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract

The research about application of self-directed learning (SDL) base on information technology in chemistry learning has been done at grade XI IPA SMA Negeri 1 Palu. The aimed of this study was to determined influence of SDL toward critical thinking skill and student’s learning autonomy. The sample of this research were class XI IPA 7 as experiment group and class XI IPA 5 as control gruop which determined by purposive sampling technique. This research employed the quasi experimental method and nonrandomized control group pretest-posttest design. The technique of analysis data was used descriptive and inferensial analysis (t-test). The result of this research showed N-gain of critical thinking skill with SDL base on TI was 0,88 whereas student with teacher centered was 0,83. The result of analysis showed that student’s critical thinking skill

with SDL base on TI is better than students with teacher centered learning. Student’s learning

autonomy with SDL base on TI iz better than students with teacher centered learning. The conclusion of this research is learning with SDL base on TI influential to learning autonomy and critical thiking skill students.

Keywords : self-directed learning, critical thinking skill, learning autonomy.

Perkembangan ilmu pengetahuan di abad 21 menuntut individu untuk memiliki kemampuan yang sangat tinggi. Pendidik perlu memberi bekal kepada siswa untuk menyongsong kehidupan dimasa depan dengan berbagai kemampuan, diantaranya kemampuan penguasaan konsep, penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupannya, keterampilan menyelesaikan masalah (problem solving skill), keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill), dan keterampilan belajar dengan arahan sendiri (self-directed learning skill).

Keterampilan berpikir dikelompokkan menjadi keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks atau tingkat tinggi. Keterampilan berpikir dasar meliputi

menghubungkan sebab-akibat,

mentransformasi, serta menemukan hubungan dan memberikan kualifikasi. Keterampilan berpikir tingkat tinggi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu pemecahan masalah,

pengambilan keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif (Presseisen dalam Costa, 1985). Salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang digunakan dalam penguasaan konsep dalam kimia adalah berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan apa yang harus dilakukan (Ennis dalam Costa, 1985). Keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan yang dapat dilatihkan kepada siswa, dengan cara guru memberikan pengalaman-pengalaman bermakna selama pembelajaran agar dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Guru sebagai pendidik berkewajiban untuk mengkondisikan pembelajaran agar siswa mampu mengembangkan kecerdasan dan keterampilan berpikir kritis. Guru seharusnya

(2)

mengajar siswa “what to think” (Notar, dkk.,

2005 & Bassham, dkk., 2007).

Pembelajaran kimia di tingkat SMA memerlukan media yang representatif, khususnya untuk level sub mikro. Kimia merupakan pelajaran yang memiliki tiga level utama yaitu sub mikro, simbolik dan makro (Russel, et al., 1997; & Bowen, 1998). Perkembangan teknologi informasi saat ini banyak membantu dalam pembelajaran di kelas, telah menarik perhatian banyak kalangan termasuk pelajar. Mulai dari berbagai jenis telepon genggam, komputer, dan internet merupakan produk dari teknologi informasi. Salah satu produk dari teknologi informasi yang sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan adalah teknologi komputer. Teknologi komputer dalam dunia pendidikan diaplikasikan dalam bentuk multimedia yang berfungsi sebagai perangkat lunak (software), yang memberikan fasilitas kepada siswa untuk mempelajari suatu materi. Penggunaan aplikasi multimedia dalam pembelajaran akan meningkatkan efisiensi, motivasi, serta memfasilitasi belajar aktif, belajar eksperimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada peserta didik, dan memandu peserta didik untuk belajar lebih baik (Crowther dan Davies dalam Suyanto, 2004). Teknologi komputer dengan kelebihannya dapat menampilkan aplikasi sampai tingkat molekular dari suatu fenomena kimia. Keunggulan komputer ini sangat bermanfaat jika dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di sekolah, khususnya dalam pembelajaran kimia (Bakrowi, 2008).

Penggunaan teknologi informasi yang tepat dapat memberi dampak pada keterampilan berpikir kritis siswa, selain itu pengaplikasian model pembelajaran yang tepat juga dapat memberi pengaruh yang sama. Di samping itu, salah satu faktor yang dapat berdampak dari pengaplikasian model pembelajaran selain keterampilan berpikir kritis adalah kemandirian belajar. Williamson (2007) menyatakan perkembangan kemandirian belajar telah menjadi salah satu

tujuan utama dari pendidikan dewasa dalam beberapa dekade. Penelitian dan pengetahuan tentang SDL dan kemandirian belajar telah banyak diketahui, diantaranya hubungan dan pengaruh self-directed learning dengan hasil belajar yang telah dilakukan oleh Tahar (2006), Saefullah (2012) dan Suyati (2012). Saefullah (2012) meneliti hubungan kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa SMA dan menyimpulkan bahwa antara kemandirian belajar memiliki hubungan yang searah dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMA. Sejalan dengan hal tersebut, Tahar (2006) meneliti hubungan kemandirian belajar dengan hasil belajar pada pendidikan jarak jauh dan menyimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara kemandirian belajar dengan hasil belajar. Suyati (2012) meneliti pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa ilmu kesehatan.

Model pembelajaran yang dapat mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan berpikir kritis diantaranya adalah model SDL berbasis teknologi informasi (TI). Knowles (1975) mengajukan tiga tahap pembelajaran SDL berbasis TI yaitu 1) planning (aktivitas awal proses pembelajaran), 2) monitoring dan 3)

evaluating. Sintak pembelajaran SDL berbasis TI tersebut dapat dihubungkan dengan kemandirian belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa. Planning merupakan aktivitas awal dalam menumbuhkan elemen kemandirian belajar yaitu motivasi,

monitoring menciptakan lingkungan belajar dan mengembangkan rencana kegiatan merupakan aktivitas yang dapat menumbuhkan elemen kemandirian belajar

self management, dan evaluation berkaitan dengan elemen kemandirian belajar self monitoring.

(3)

Zahra Albaar, dkk. Pengaruh Self-Directed Learning Berbasis Teknologi Informasi terhadap Keterampilan………21

diperoleh menunjukkan model SDL sangat cocok diimplementasikan dalam pembelajaran sains khususnya biologi di sekolah. Implementasi model SDL yang terintegrasi dengan lingkungan sebagai media dan sumber belajar akan memberikan pengalaman yang bermakna (meaningfull learning), mengembangkan karakter (character

building), kemandirian, motivasi,

kepercayaan diri, kreativitas, daya analisis, kinerja ilmiah, serta kemampuan berpikir kritis siswa yang nantinya secara sinergis akan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tentang keterampilan berpikir kritis telah banyak dilakukan diantaranya oleh Sugiarti (2012), yang menyimpulkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa yang diajarkan dengan model kontekstual lebih tinggi daripada model konvensional.

METODE

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu dan desain nonrandomized control group pretest-postest. Kelas eksperimen diberikan perlakuan model self-directed learning berbasis TI dan kelas kontrol menggunakan pembelajaran teacher centered. Lokasi Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Palu. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI jurusan IPA SMA Negeri 1 Palu tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 266 siswa. Sampel penelitian dipilih sebanyak 69 siswa yang terbagi atas dua kelompok kelas yaitu kelas eksperimen adalah kelas XI IPA 7 dan kelas kontrol XI IPA 5. Sampel penelitian dipilih dengan teknik pertimbangan atau purposive sampling, dengan kriteria kelas XI IPA 7 dan XI IPA 5 memiliki kemampuan kognitif yang sama rata berdasarkan rata-rata semester 3 kimia siswa kelas XI IPA 7 dan IPA 5. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran

self-directed learning berbasis teknologi

informasi, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan berpikir kritis siswa dan kemandirian belajar.

Data dikumpulkan menggunakan tes keterampilan berpikir kritis sebanyak lima soal uraian dengan koefisien reliabiltas sebesar 0,76. Tingkat kemandirian mahasiswa ditentukan dengan menggunakan angket berjumlah 30 butir pernyataan dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,88. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan uji t-pihak kanan. Selain itu, data tes keterampilan berpikir kritis juga ditentukan peningkatannya yang dinyatakan dengan menghitung N-gain

sesuai rumus:

N-gain =

(Hake, 1998)

Klasifikasi hasil perhitungan N-gain dinyatakan pada Tabel 1

Tabel 1. Klasifikasi Normalisasi Gain Normalisasi Gain Klasifikasi

g 0,3 Rendah

0,3 g 0,7 Sedang

0,7 ≤ g Tinggi

(Sumber : Hake, 1998)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterampilan berpikir kritis

(4)

Tabel 2. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI Jurusan IPA

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol Jumlah siswa

Nilai terendah Nilai tertinggi Rata-rata

Simpangan baku N-gain

35 66 100 90,40 89,36 0,88

34 76 90 86,41 14,25 0,83

Tabel 2 menunjukkan N-gain keterampilan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model SDL berbasis TI lebih besar daripada teacher centered. Hasil pengujian statistik juga menunjukkan keterampilan berpikir kritis siswa lebih besar secara signifikan (Tabel 3).

Tabel 3. Hasil Pengujian Statistik Keterampilan Berpikir Kritis Kelompok n Uji normalitas Uji homogenitas Uji t

Sig. Keterangan Nilai F Keterangan Nilai t Keterangan Eksperimen 35 0,039 Normal 0,475 Homogen 2,289 Ho ditolak

Kontrol 34 0,039 Normal

Diketahui: Fhitung = 2,53, thitung= 1,667 dan α = 0,05

Kemandirian belajar

Kemandirian belajar siswa ditentukan dengan menggunakan angket. Hasil analisis terhadap angket kemandirian belajar siswa terdapat pada Tabel 4. Tingkat kemandirian

belajar siswa terbagi menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Jumlah siswa dengan tingkat kemandirian belajar yang tinggi di kelas eksperimen lebih banyak daripada di kelas kontrol

Tabel 4. Tingkat Kemandirian Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Tingkat Kemandirian Belajar Kelas eksperimen Kelas kontrol

Tinggi 62,9% 52,9%

Sedang 37,1% 47,1%

Rendah 0,00% 0,00%

Tanggapan siswa terhadap penerapan model SDL berbasis TI

Angket pendapat siswa untuk mengetahui sejauh mana respon siswa terhadap model SDL pada materi larutan asam basa dan titrasi asam basa. Berdasarkan pengolahan data, diperoleh rata-rata banyaknya siswa yang memilih pilihan SS = 44,98 %, S = 52,86 %, TS = 2,12 %, dan STS = 0,35 %. Hal ini berarti siswa setuju menggunakan model SDL berbasis TI untuk membantu siswa pada materi larutan asam basa dan titrasi asam basa.

Pengaruh model SDL berbasis TI terhadap keterampilan berpikir kritis siswa

(5)

Zahra Albaar, dkk. Pengaruh Self-Directed Learning Berbasis Teknologi Informasi terhadap Keterampilan………23

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran SDL lebih baik daripada pembelajaran teacher centered (Tabel 2 dan 3). Hal ini terlihat dari rata-rata keterampilan berpikir kritis dan nilai N-gain kelas eksperimen yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. Model SDL berbasis TI menjadikan siswa aktif dalam menggunakan keterampilan berpikirnya pada kegiatan pembelajaran dalam kelas. Siswa mencari informasi tentang

materi pelajaran, kemudian

mendiskusikannya dalam kelompok untuk membahas materi pelajaran dengan panduan LKS. Sebaliknya pada pembelajaran teacher centered siswa cenderung pasif, kebanyakan siswa hanya menunggu penjelasan dari guru tanpa berusaha mencari informasi terlebih dahulu, sehingga keterampilan berpikir siswa kurang terlatih. Hal senada diungkapkan oleh Oka (2010) bahwa penerapan model SDL akan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan problem solving siswa dalam pembelajaran ekosistem. Kedudukan siswa sebagai seorang problem solver akan melatih siswa untuk berpikir secara sistematis, melatih kemampuan berpikir melalui proses inkuiri, melatih objektivitas, serta mengembangkan rasa ingin tahu siswa. Penerapan model SDL berbasis TI mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui kegiatan pembelajaran yang mandiri di dalam atau di luar kelas, sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh dimana keterampilan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Temuan penelitian ini makin diperkuat oleh Edmonson, et al., (2012) yang menyatakan model SDL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis, kreatifitas, perilaku akademik, aspirasi masa depan, rasa ingin tahu, serta kepuasan hidup siswa di dalam proses pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran kelas eksperimen yang dilakukan dengan teknik diskusi kolaboratif dengan panduan LKS yang

dimodifikasi sesuai dengan sintaks SDL, siswa lebih mandiri dalam belajar dan memunculkan indikator berpikir kritis. Tahap

planning mengindikasikan siswa mandiri mencari bahan materi atau informasi melalui internet, yang dibuktikan dengan siswa menulis alamat website yang siswa kunjungi selama kegiatan pembelajaran. Indikator berpikir kritis yang muncul selama kegiatan

planning adalah mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya. Siswa harus kritis untuk mempertimbangkan dari informasi yang mereka kumpulkan apakah semuanya dapat dipercaya. Hal ini sejalan dengan pendapat Kurland (2000), bahwa berpikir kritis adalah suatu teknik untuk mengevaluasi informasi dan gagasan agar dapat memutuskan apa yang akan diterima dan dipercaya. Pembelajaran di kelas diharapkan menjadi bermakna dengan memotivasi siswa untuk aktif dalam kelas berupa menentukan strategi belajarnya atau mencari bahan ajarnya sendiri. Hal ini sejalan dengan pernyataan Fatmawati (2011) bahwa pembelajaran yang dilakukan sendiri oleh siswa menjadikan pembelajaran tersebut lebih bermakna.

Tahapan selanjutnya adalah kegiatan

monitoring, siswa mengamati dan

mengobservasi pembelajaran mereka. Kegiatan yang dilakukan siswa dalam kelompok dengan diskusi kolaboratif, umumnya siswa membagi tugas dalam kelompok kecil, jadi setiap siswa memiliki tugas untuk mengamati suatu bahan tertentu atau kegiatan tertentu. Siswa menemukan berbagai masalah dan tantangan dalam proses belajarnya, dan dalam LKS siswa diminta menuliskan hal-hal yang tidak diketahui dalam bentuk pertanyaan pada tahapan

monitoring ini. Kegiatan ini sejalan dengan pendapat Knowles (1975) bahwa siswa dalam model SDL tidak memegang kendali penuh dalam proses belajarnya, akan tetapi dapat berkolaborasi dengan teman sejawat dalam konteks yang sama.

(6)

pengetahuan yang dimiliki, kemudian guru memberikan umpan balik serta mengkolaborasikan pengetahuan siswa yang satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu pemahaman yang benar. Kegiatan ini ditandai dengan kegiatan presentasi kelompok, sementara kelompok lain memperhatikan dengan seksama. Pada akhir pertemuan guru melakukan penilaian dalam bentuk kuis atau tes.

Kegiatan dalam model SDL berbasis TI berbeda dengan pembelajaran teacher centered. Model SDL memberikan peluang kepada siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sumber belajarnya bukanlah semata-mata guru, tetapi melalui kajian literatur dari internet, siswa juga belajar dalam kegiatan kelompok melalui diskusi kolaboratif yang

“hidup”, siswa bersama teman sejaawatnya

memecahkan masalah dalam kegiatan belajar dan mengevaluasi kegiatan belajarnya. Hal yang berbeda terjadi pada pembelajaran

teacher centered dimana siswa difasilitasi, diarahkan dan diberikan panduan dalam belajar, sehingga siswa cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran.

Pengaruh model SDL berbasis TI terhadap kemandirian belajar siswa

Kemandirian belajar merupakan ciri kepribadian seseorang yang dapat dibentuk secara bertahap mulai dari diri sendiri, orangtua, dan guru. Kemandirian belajar sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana siswa berada, pola asuh orang tua dan kegiatan belajar di sekolah (Nazia, 2013). Sejalan dengan pernyataan tersebut, penerapan model SDL berbasis TI memberi peluang yang besar pada peningkatan kemandirian belajar siswa, dimana kemandirian belajar menuntut tanggung jawab yang besar pada diri siswa untuk melakukan berbagai kegiatan sehingga tercapai tujuan belajar. Penerapan model SDL berbasis TI memudahkan siswa untuk menentukan cara belajar dan bahan ajar yang akan digunakan.

Pengaruh SDL berbasis TI terhadap kemandirian belajar siswa dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan angket kemandirian belajar dan diuji dengan uji parametrik uji t, dimana siswa kelas eksperimen dan kontrol melakukan penilaian terhadap angket kemandirian belajar. Tingkatan kemandirian belajar pada kedua kelas berada pada kisaran sedang dan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai thitung (1,737) > ttabel (1,667), artinya ada

pengaruh model SDL berbasis TI terhadap kemandirian belajar siswa, sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh dimana siswa dengan kategori kemandirian belajar tinggi lebih banyak pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan model SDL berbasis TI memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mandiri dalam proses pembelajaran, dimulai dari membuat perencanaan (planning), mengidentifikasi sumber belajar, menggunakan strategi belajar yang tepat hingga mengevaluasi kegiatan belajarnya sendiri. Temuan penelitian ini sejalan dengan Knowles (1975) yang menyatakan bahwa SDL adalah sebuah proses dimana individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan pembelajaran, mengidentifikasi sumber ajar, memilih dan mengimplementasikan strategi belajar, dan mengevaluasi hasil belajar. Sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh, Rachmawati (2010) menyatakan bahwa belajar mandiri adalah belajar dengan inisiatif, tanggungjawab, usaha sendiri, dan mengevaluasi sendiri hasil belajarnya. Proses belajar pada kegiatan belajar mandiri terjadi di dalam individu siswa sehingga mampu membuat keputusan-keputusan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan belajar mandiri (SDL) dapat meningkatkan kesiapan siswa untuk mandiri dalam proses belajarnya.

(7)

Zahra Albaar, dkk. Pengaruh Self-Directed Learning Berbasis Teknologi Informasi terhadap Keterampilan………25

untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metoda belajar, dan evaluasi hasil belajar. Temuan pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mok and Lung (2005) yang mengungkapkan bahwa dengan SDL siswa berusaha keras memecahkan masalah yang dihadapi. Jika siswa mengalami kesulitan, maka mereka bisa bertanya kepada teman sebaya atau gurunya. Hal yang serupa disampaikan oleh Bani (2012) bahwa kemandirian belajar menjadikan siswa yang mandiri terhadap perkembangan pengetahuannya, siswa yang mandiri melakukan kajian informasi terlebih dahulu, jika terdapat kesulitan barulah siswa berdiskusi dengan teman sejawat atau berkonsultasi dengan guru mata pelajaran. Hal ini diwujudkan dalam kegiatan di kelas yaitu diskusi kolaboratif sehingga interaksi siswa terus berlangsung.

Model SDL berbasis TI yang digunakan pada kelas eksperimen memberi peluang yang besar pada peningkatan kemandirian belajar siswa, dimana siswa sendiri yang menentukan bahan ajar dan cara belajar yang akan digunakan selama proses belajar. Model SDL berbasis TI bukanlah semata-mata siswa belajar sendiri (otonomi) namun memiliki pengertian yang luas, dimana salah satu contohnya dalam penelitian ini siswa secara berkelompok melakukan kajian literatur terlebih dahulu dengan memanfaatkan jaringan internet yang tersedia, siswa mencari informasi atau materi yang akan dipelajari sehingga kemandirian belajar siswa makin terlatih. Hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antara model SDL terhadap kemandirian belajar masih sangat minim diperoleh, namun telah banyak dilakukan penelitian antara pembelajaran lain terhadap kemandirian belajar, diantaranya pendekatan somatis, auditori, visual, dan intelektual (SAVI) terhadap kemandirian belajar. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haeruddin

(2013), dimana pendekatan SAVI dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika, daya nalar siswa sehingga mudah memahami, dan akhirnya dapat kemandirian belajar yang tinggi, dibandingkan dengan pendekatan konvensional.

Model SDL berbasis TI yang digunakan pada kelas eksperimen lebih bisa meningkatkan kemandirian belajar siswa sebesar 62,9 % berbeda 10% dari kelas kontrol yang diajar dengan teacher centered. Hal ini dapat dikatakan bahwa model SDL berbasis TI memberi dampak pada kemandirian belajar siswa, melalui sintaks SDL yaitu planning, monitoring dan

evaluating, dimana guru dalam model SDL berbasis TI semata-mata sebagai mediator jalannya pembelajaran, bukan sebagai sumber belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa model SDL berbasis TI berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis dan kemandirian belajar siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1. Keterampilan berpikir kritis dan kemandirian siswa menunjukkan hasil yang lebih baik setelah mengikuti pembelajaran kimia dengan model SDL berbasis TI.

UCAPAN TERIMA KASIH

(8)

DAFTAR RUJUKAN

Arjana, I. B. A. 2013. Model Self Directed Learning Berbasis Lingkungan dalam Pembelajaran Biologi. Jurnal

Pendidikan. 10 (1).

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/p rosbio/article/view/3064/. [23 April 2015].

Bakrowi, A. 2008. Microsoft Office Powepoint sebagai Media Pembelajaran Materi, Unsur, dan Senyawa Berbasis STAD. Jurnal Pendidikan Indonesia 3 (1): 1-8. Bassham, G., Irwin, W., Nardone, H. &

Wallace, J. M. 2007. Critical Thinking: A Student Introduction.

Singapore: Mc Graw Hill Company, inc.

Bani, N. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Biologi ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Poso. Tesis tidak diterbitkan. Palu: Universitas Tadulako.

Bowen, C. W. 1998. Item Design Consideration for Computer Based Testing of Student Learning in Chemistry. Journal of Chemical Education 75 (9): 1172-1175.

Costa, A. L. 1985. Why Teach Thinking : A Statement of Rationale. Alexandra: ASCD.

Edmondson, D. R., Artis, A. B., & Boyer, S. L. 2012. Self-Directed Learning: A Meta Analytic Review of Adult

Learning Constructs.

www.aabri.com/OC2012Manuscripts/ OC12058.pdf. [23 Maret 2015]. Fatmawati, H. 2011. Analisis Keterampilan

Berpikir Kritis siswa pada Pembelajaran elektrolit dan Non elektrolit dengan Metode Praktikum.Tesis tidak diterbitkan. Jakarta: UIN Hidayatullah.

Haeruddin. 2013. Pengaruh Pendekatan SAVI terhadap Kemampuan Komunikasi dan

Penalaran Matematika serta

Kemandirian Belajar Siswa SMP.

Jurnal Ilmiah Program Studi

Matematika STKIP Siliwangi Bandung

2 (2): 183-193.

Hake, R. R. 1998. Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics Courses. Departement of Physics, Indiana University, Bloomingtoon.

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/I EM-2b.pdf. [20 Juli 2014].

Knowles, M.S. 1975. Self-Directed Learning: A Guide for Learners and Teachers. New York: Association Press

Kurland, D. 2000. http://www.critical-reading.com/critical-thinking. [25 Maret 2015].

Mok, M. M. C., & Lung, C. L. 2005. Developing Self-Directed Learning in Student Teachers. International Journal of Selfdirected Learning, 2(1): 18-39.

Nazia, S. 2013. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Kemandirian Siswa dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Iqra’ Muara Bulian. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Jambi.

Notar, C. E,. Wilson, J. D. & Montgomery, M. K. 2005. A Distance Learning Model For Teaching Higher Order Thinking.

http://findarticles.com/p/articles. [11 Agustus 2014].

Oka, A. A. 2010. Pengaruh Penerapan

Belajar Mandiri pada Materi

Ekosistem terhadap Keterampilan

Berpikir Kritis dan Kemampuan

Memecahkan Masalah. Metro:

(9)

Zahra Albaar, dkk. Pengaruh Self-Directed Learning Berbasis Teknologi Informasi terhadap Keterampilan………27

Rachmawati, D. O. 2010. Model Penerapan Self-Directed Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemandirian Belajar Mahasiswa.

Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran

Undiksha 43 (3).

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph p/JPP/article/view/121/. [ 23 Maret 2015].

Rushell, J. W., Kozma, R. B., Jonas, T., Wykoff, J., Marx, N. & Davis, J. 1997. Use of Simultaneous-Synchronized Macroscopic, Microscopic, and Symbolic Representations to Enhance the Teaching and Learning of Chemical Concepts. Journal of Chemical Education. 74(3): 330-334.

Saefullah, A. 2012. Hubungan Antara Sikap Kemandirian Belajar Dan Prestasi

Belajar Siswa Kelas X Pada

Pembelajaran Fisika Berbasis

Portofolio.

http://file.upi.edu/direktori/sps/prodi.p endidikan. [1 Desember 2014].

Sugiarti, B. S. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng. Jurnal Chemica 13(1): 77-83.

Suyanto, M. 2004. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Andi.

Suyati. 2012. Pengaruh Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Keterampilan Dasar Praktek Klinik.

Skripsi tidak diterbitkan. Jombang : UPTD.

Tahar, I. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh . Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 3.  Hasil Pengujian Statistik Keterampilan Berpikir Kritis  Kelompok n Uji normalitas Uji homogenitas Uji t

Referensi

Dokumen terkait

Dalam riwayat as-Shahihain untuk hadits ini disebutkan, "Barangsiapa yang berani melakukan sesuatu yang masih diragukan bahwa sesuatu itu berdosa, maka dia tidak

Karena itu, melalui dua pendekatan ini walaupun banyak hadits dalam buku tersebut tidak ada perawinya bahkan tidak diketahui kualitasnya menurut penulis tidak akan

Hasil kajian ini menunjukkan ada 4 jenis intervensi pada ibu hamil yaitu pemberian zat gizi tunggal, kombinasi, multi mikronutrien dan pendidikan gizi untuk

Tujuan diterbitkannya adendum ini karena adanya ketentuan baru atau perubahan penting yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan/Standard Bidding

Lokasi penelitian di

memberikan peluang atau kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, hanya elemen populasi yang memenuhi kriteria tertentu dari

Bagi guru, saat pembelajaran matematika berbasis masalah agar dapat lebih menekankan proses meninjau ulang proses dan hasil agar kemampuan berpikir tingkat

[r]