• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADMINISTRASI PENDIDIKAN: UNSUR DAN BIDANG GARAPAN ADMINISTRASI PADA SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADMINISTRASI PENDIDIKAN: UNSUR DAN BIDANG GARAPAN ADMINISTRASI PADA SEKOLAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

ADMINISTRASI PENDIDIKAN: UNSUR DAN BIDANG GARAPAN

ADMINISTRASI PADA SEKOLAH

Ramandha Rudwi Hantoro,

1

Lias Hasibuan,

2

Kasful Anwar

3 1

Dosen STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

2

Dosen Pascasarjana UIN Sultan Thaha Saefuddin Jambi

3

Dosen Pascasarjana UIN Sultan Thaha Saefuddin Jambi

ramandha@stainkepri.ac.id

ABSTRAK

Ramandha Rudwi Hantoro. Administrasi Pendidikan: Unsur Dan Bidang Garapan Administrasi Pada Sekolah

Administrasi merupakan sistem yang dibuat untuk mempermudah sistem kerja pada sebuah lembaga organisasi agar proses pelaksanaannya efektif dan efisien. Pada Artikel ini berusaha untuk menguraikan bagaimana proses pelaksanaan administrasi dalam bidang pendidikan khusunya tentang unsur dan bidang garapan administrasi sekolah. Artikel ini menggunakan metode “literatur review” dalam menggali dan mendapatkan data. Data dalam artikel ini diperoleh melalui jurnal-jurnal ilmiah, artikel hasil penelitian, dan buku yang relevan tentang unsur administrasi dan bidang garapannya di sekolah. Hasil penelusuran dan kajian literatur menunjukkan bahwa ada delapan unsur dalam kajian administrasi sekolah, yaitu: organisasi, manajemen, komunikasi, tata Kelola/tata usaha, personalia/kepegawaian, finansial/keuangan, fasilitas, dan humas. Kedelapan unsur ini saling berkaitan satu sama lain dalam proses pelaksanaannya. Delapan unsur ini juga menjadi bidang garapan administrasi pendidikan di tingkat sekolah dimana tiga unsur utama dalam administrasi pendidikan, yaitu: peserta didik, pendidik, dan kurikulum menjadi inti administrasi pendidikan yang didukung oleh lima unsur lainnya, yaitu: organisasi, finansial, sarana dan prasarana, tata usaha, dan kehumasan.

Kata kunci: Administrasi, Administasi pendidikan, Unsur pendidikan.

Abstract

Administration is a system created to facilitate the work system in an organizational institution so that the implementation process is effective and efficient. This article attempts to describe how the administrative implementation process in the field of education, especially regarding the elements and fields of school administration work. This article uses the “literature review” method in exploring and obtaining data. The data in this article were obtained through scientific journals, research articles, and relevant books on administrative elements and their fields of work in schools. The search results and literature review show that there are eight elements in the study of school administration, namely: organization, management, communication, governance/administration, personnel/employment, finance/finance, facilities, and public relations. These eight elements are interrelated with each other in the implementation process. These eight elements are also the field of education administration work at the school level where three main elements in education administration, namely: students, educators, and curriculum become the core of education administration which is supported by five other elements, namely: organization, finance, facilities and infrastructure, administration, and public relations.

(2)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

Pendahuluan

Administrasi adalah sistem yang dibuat dan diterapkan pertama kali didunia perusahaan dan Industri yang belakangan ini masuk merambah ke dunia pendidikan. Federick Taylor dianggap pelopor dalam yang memunculkan ilmu administrasi.1 Administrasi dalam pandangan Federick Taylor diperlukan agar suatu perusahaan dapat mengatur beberapa hal yang menurutnya dianggap penting, seperti: pengaturan waktu, penggajian, dan fungsi administrasi itu sendiri. Pengaturan waktu misalnya, ia berpendapat bahwa hal-hal yang produktif harus memiliki ukuran waktu yang digunakan. Selain itu, perusahaan harus mulai bisa membedakan antara perencanaan dan pelaksanaan karena pada dasarnya keduanya memang berbeda dan sama-sama memiliki urgensi dalam perusahaan. Federick Taylor kemudian menyusun prinsip-prinsip ilmu administrasi yang pada perkembangan selanjutnya menjadi dasar pemikiran para ahli hingga saat ini. Ilmu administrasi yang pada awalnya berkembang dan digunakan diperusahaan, kemudian berkembang ke bidang-bidang yang lain, seperti: pemerintahan, perkantoran, bisnis, dan administrasi publik. Administrasi publik inilah yang belakangan ini juga disebut sebagai administrasi pendidikan salah satu cabang ilmu administrasi.2

Administrasi, menurut Fayol adalah segala usaha bersama untuk mengerahkan seluruh sumber daya yang dimiliki sefektif dan seefisien mungkin agar tercapai tujuan pendidikan.3 Unsur-unsur administrasi merupakan fungsi dari organisasi yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengadaan kepegawaian, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan dan penganggaran. Sedikit berbeda dari pendapat Fayol, Luther Gullick mengatakan bahwa administrasi suatu sistem pengetahuan untuk mengatur orang-orang untuk mencapai tujuan dengan cara bekerjasama dimana mereka dapat memahami hubungan-hubungan, memprediksi sebab-akibat dan mempengaruhi hasil suatu keadaan.

Adapun administrasi pendidikan adalah seluruh proses kerjasama yang memanfaatkan potensi yang ada dan memberdayakan sumber daya manusisa yang dimiliki melalui fungsi-fungsi administrasi, “planning”, “organizing”, “staffing”, “directing”, “coordinating”, “reporting”, dan “budgeting”, untuk mewujudkan sistem pendidikan yang efektif dan efisien serta berkualitas.4 Dapat dikatakan bahwa administrasi pendidikan jika diartikan secara luas maka

Hasil penelitian yang dilakukan Unhansyah (2017) menunjukkan bahwa sistem administrasi sangat pengting untuk diterapkan di dalam manajemen sekolah. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa penerapan sistem administrasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Dengan menerapkan administrasi pendidikan, sekolah lebih terencana, terarah, dan memiliki tujuan yang jelas sehingga proses pelaksanaan sekolah lebih efektif dan efeisian.5

Penelitian lain tentang administrasi pendidikan dilakukan oleh Kristiawan dan Nova Asvio, hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi administrasi pendidikan di MTs Negeri Padang Panjang 1The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, 4th ed. (Yogyakarta: Liberty, 2007)., hlm. 1

2 Mukhibat, MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH Praktik Dan Riset Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013)., hlm. 45

3 Engkoswara, Administrasi Pendidikan, 4th ed. (Bandung: Alfabeta, 2015)., 33 4 Ibid., hlm. 35

(3)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

meningkatkan kualitas sekolah tersebut. Kualitas administrasi manajemen dilihat dari penyelenggaraan rekrutmen siswa, kurikulum, tenaga pendidik dan kepegawaian, serta penyuluhan. Penelitian ini berimplikasi kepada supervisor dan Madrasah di Sumatera Barat untuk mempelajari manajemen administrasi di MTs Negeri Padang Panjang dalam meningkatkan kualitas Madrasah.6

Temuan lain hasil penelitian Afriyenti mengungkapkan bahwa “(1) Pegawai merupakan keseluruhan orang-orang yang berada dalam organisasi yang mempunyai tugas dan tanggungjawab sesuai dengan tingkat pendidikan dan keahliannya yang dimiliki, (2) Pemberdayaan pegawai yang efektif dan efisien dengan baik untuk meningkatkan layanan oleh dan bekerjasama dari para pegawai dalam mencapai tujuan yang telah dimaksud”.7

Dari pemaparan di atas, tulisan ini ingin mendeskripsikan tentang Administrasi pendidikan yang berfokus pada unsur-unsur adminisrasi, bidang garapan administrasi dan penggolongan anministrasi pendidikan di sekolah umum dan madrasah. Meskipun dalam tulisan ini tidak menjanjikan tentang novelty, akan tetapi tulisan ini bisa menambah wawasan keilmuan di dunia akademisi. Oleh sebab itu, penulis mengangkat judul “Administrasi Sekolah: unsur-unsur administrasi, bidang garapan administrasi dan penggolongan administrasi sekolah dan madrasah.”

Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif dengan metode “literatur review”, yaitu metode yang mengkaji penelitian yang telah dilakukan secara mendalam secara kritis. Dalam hal ini Shuttleworthh berpendapat bahwa “Literature Review is a critical and in deep evaluation of previous research”.8 Data diperoleh dari jurnal-jurnal ilmiah, artikel hasil penelitian dan buku-buku yang relevan yang membahas masalah tema administrasi Sekolah dan Madrasah. Tulisan ini bertujuan untuk memperdalam bidang kelimuan tentang Administrasi Sekolah dan Madrasah serta memberikan informasi tentang hasil penelitian yang berhubungan dan yang pernah dilakukan terkait Administrasi Sekolah dan Madrasah.

Pembahasan

Kata administrasi pendidikan merupakan dua kata yang masing-masing memiliki arti. Administrasi pendidikan merupakan bidang ilmu yang relatif baru, dimana ilmu administrasi pada mulanya adalah ilmu yang dipelajari untuk diterapkan di lembaga atau perusahaan yang pada akhir-akhir ini diterapkan dalam dunia pendidikan, atau pengendalian pada praktik pendidikan.9

Arti “administrasi” secara Bahasa merupakan kata yang terdiri dari “ad” dan “ministro” dalam Bahasa latin. Kata ad memiliki arti “kepada” sedangkan ministro memiliki arti “melayani”, sehingga dapat

6 Muhammad Kristiawan and Nova Asvio, “Pengelolaan Administrasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Madrasah,” Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan 5, no. 1 (2018): 86–95, https://doi.org/10.24246/j.jk.2018.v5.i1.p86-95.

7 Afriyenti, “Pemberdayaan PEgawai Tata Usaha Dalam Rangka Meningkatkan Layanan Administratif,” Jurnal Administrasi Pendidikan, Bahana Manajemen Pendidikan, 2013.

8 Martyn Shuttelworth, “What Is a Literature Review,” explorable.com, 2009, https://explorable.com/what-is-a-literature-review. diakses pada tanggal 23 April 2021

9 Rosmiaty Azis, Pengantar Administrasi Pendidikan, ed. Baharuddin, 1st ed. (Yogyakarta: Penerbit Sibuku, 2016)., hlm. 5

(4)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

di maknai bahwa “administrasi” secara utuh memiliki arti melayani ata mengabdi kepada seseorang.10 Ngalim Purwanto, mendefinisikan administrasi pendidikan sebagai “seluruh proses pengarahan dan pengertian segala sesuatu, baik secara individu, spiritual dan material, yang memiliki kaitan dengan tercapainya tujuan pendidikan.”11 Proses dalam administrasi mencakup pada seluruh usaha yang dilakukan oleh pimpinan, guru dan staff dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri dengan mengintegrasikan seluruh aspek yang ada dengan cara mongkoordinir dan mengorganisasikan dengan cara yang efektif dengan demikian seluruh aset yang dimiliki akan dapat digunakan dengan efisien.12

The Liang Gie berpandangan bahwa administrasi merupakan seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam organisasi dalam melakukan penataan pekerjaan inti demi mewujudkan tujuan tertentu dari organisasi tersebut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kegiatan administrasi mencakup beberapa hal, yaitu: dilakukan oleh lebih dari dua orang dengan dasar rasional, adanya proses kerjasama antar bidang atau individu dalam organisasi, dan melaksanakan tugas administrasi untuk mencapai tujuan organisasi.13

Definisi lain tentang administrasi dirangkum oleh Ulbert Silalahi dari para pakar administrasi, diantranya: Stephen P. Robbins (1983), mengatakan bahwa administrasi adalah seluruh proses dari aktivitas yang dilakukan melalui orang lain dalam mencapai tujuan organisasi secara efisien. John M. Pfiffner memiliki pendapat yang sama dengan Stepen P. Robbins, bahwa administrasi adalah kegiatan melakukan organisir dan pemanfaatan sumber daya manusia serta aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi. Kedua pendapat ini mememiliki kesamaan pada pemanfaatan aset dan sumber daya manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Pendapat Walters (1959) lebih detail dari kedua pendapat di atas, dimana Walters merinci kegiatan administrasi yaitu merencanakan kegiatan atau progeam, mengorganisasi sumberdaya, mengelola, memprediksi dan mengawasi seluruh proses kegiatan.14

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan administrasi pendidikan adalah segenap teknik dan prosedur yang digunakan dalam penyelenggaraan hubungan pendidikan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan guna untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dalam rangka menerapkan konsep adminitrasi pendidikan, lembaga pendidikan seperti sekolah atau madrasah, setidaknya ada tiga hal yang harus dikelola yakni material, sumberdaya manusia dan kurikulum pendidikan. Dalam melaksanakan administrasi pendidikan setidaknya melakukan tahap perencanaan, tahap pengorganisasian, tahap pelaksanaan dan terakhir tahap pengawasan. Administrasi yang baik dan teratur akan membuat jalannya pendidikan dan tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efesien.

Unsur-unsur Administrasi

Bagian terpenting dalam sesuatu yang menjadikan eksistensi atau keberadaan sesuatu itu ada

10 M Daryanto, Administrasi Pendidikan, 3rd ed. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005)., hlm. 3

11 M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2009)., hlm. 7 12 Yusak Burhanuddin, Administrasi PENDIDIKAN, 1st ed. (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998)., hlm. 4 13 Gie, Administrasi Perkantoran Modern..., hlm. 2

14 Ulbert Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori Dan Dimensi (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002)., hlm. 6

(5)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

unsur. Begitu juga dalam administrasi akan berjalan dan mencapai tujuannya jika unsur-unsurnya terbentuk. Unsur berbeda dengan karakteristik atau ciri yang menuntut keberadaannya dalam administrasi akan tetapi keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya.15

Menurut Engkoswara administrasi pendidikan memiliki tujuh unsur yaitu: (a) Program pendidikan, (b) Murid, (c) Sumberdaya manusia d) Gedung sekolah yang terdiri dari kantor dan kelas, (e) Pelayanan bantuan, (f) Dana, (g) Hubungan sekolah dan masyarakat.16

The Liang Gie merinci unsur-unsur pendidikan menjadi delapan unsur, yaitu: organisasi, manajemen, komunikasi, tata Kelola/tata usaha, personalia/kepegawaian, finansial/keuangan, fasilitas, dan humas.17 Sedangkan Sondang P. Siagian membagi unsur administrasi menjadi empat unsur, yaitu: kelompok manusia, memiliki tujuan tertentu (visi), adanya tugas, dan perlengkapan dan peralatan.18

Unsur-unsur administrasi yang disebutkan oleh The Liang Gie dan Sondang P. Siagian sebetulnya saling melengkapi satu sama lain. Apa yang disebutkan oleh Sondang P. Siagian juga disebutkan oleh The Liang Gie sebagai karekteristik yang harus dimiliki administrasi sebagai sistem. Dalam prakteknya, adanya kelompok manusia, tujuan suatu organisasi, penugasan, dan fasilitas/sarana dan prasarana merupakan komponen yang akan mendukung dan memperkuat delapan unsur yang disebutkan oleh The Liang Gie. Oleh karena itu, hubungan antar unsur dapat digambarkan dalam gambar 1 berikut ini:

Gambar 1 Hubungan Unsur-unsur Administrasi

Unsur-unsur yang disebutkan oleh The Liang Gie, dari sisi pelaksanaannya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: pertama, kategori unsur yang mempengaruhi keseluruhan unsur yang ada dalam proses pelaksanaannya dan yang kedua unsur yang lebih kecil efek dan pengaruhnya terhadap unsur lainnya.19

Empat unsur pertama, yang keberadaannya dapat mempengaruhi bahkan menjadi penggerak bagi unsur lainnya adalah manajemen, organisasi, tata usaha dan komunikasi. Sedangkan empat lainnya, seperti:

15 Gie, Administrasi Perkantoran Modern., hlm. 127 16 Engkoswara, Administrasi Pendidikan., hlm. 58 17 Gie, Administrasi Perkantoran Modern..., hllm. 128

18 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, 20th ed. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2019)., hlm. 8 19 Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006)., hlm. 53

(6)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

keuangan, tata kelola, personalia, dan perbekalan (inventarisasi) merupakan unsur yang tidak lebih luas dibanding yang pertama di atas. Bisa dikatakan masing-masing unsur-unsur yang disebutkan diakhir hanya mempengaruhi sebagian pelaksaannya saja. Perbedaan ini dapat dilihat dari gambar berikut:

Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan bahwa masing-masing unsur administrasi memiliki bidang garapannya sendiri, walaupun pada praktiknya ada empat unsur, yaitu: manajemen, komunikasi, organisasi dan tata usaha yang memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan empat unsur berikutnya, yaitu: personalia, keuangan, inventarisasi, dan hubungan masyarakat.20

Urutan pada setiap lingkaran tidak menunjukkan pada urutan pelaksanaannya atau pentingnya dari unsur tersebut, akan tetapi lebih kepada menunjukkan seberapa luas dari setiap unsur itu pelaksanaan dan ruang kerjanya. Secara teoritis kedelapan unsur ini memiliki bidang garapannya masing-masing meskipun secara praktis nantinya akan sulit untuk memisahkan satu dengan lainnya.

Tahap perkembangan selanjutnya tentang unsur-unsur administrasi di atas, melahirkan cabang-cabang ilmu administrasi yang dapat ditekuni dan dipelajari, misalnya: ilmu manajemen, ilmu organisasi, ilmu kepegawaian, ilmu tata usaha, adaministrasi perkantoran, administrasi keuangan dan ilmu hubungan masyarakat.

Lembaga pendidikan memerlukan suatu pedoman tentang bagaimana sebuah lembaga dikelola secara administratif agar lebih efektif dan efisien maka dari itu administrasi pendidikan menjadi solusi bagi para praktisi dalam dunia pendidikan.

Pemerintah dan sekolah dua instasnsi pelaksana administrasi pendidikan di lingkungan pendidikan dimana pemerintah memiliki fokus kegiatan dalam hal pelayanan kebutuhan sekolah sementara sekolah memiliki fokus kegiatan dalam hal pelayanan belajar. Baik pemerintah maupun sekolah keduanya berusaha melaksanakan administrasi pendidikan yang berfokus pada profesionalisme pengelolaan pendidikan yang memiliki tugas yang saling melengkapi. Pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan akan melakukan usaha secara maksimal dalam memberikan jasa pelayanan belajara bagi masyarakat luas, sementara sekolah akan menjadi tolak ukur kualitas pendidikan dengan melaksankan supervisi pengajaran yang dirancang oleh pemerintah sehingga tercipta manajemen pendidikan yang integratif.

Sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan sangat memungkinkan menerapakan konsep administrasi untuk mengelola organisasi pendidikan sehingga mencapaik tujuan yang ditetapkan. Secara

20 Ibid., hlm. 54-56

Komu

nikasi

Manaj

emen

Organisasi

Tata

Usaha

Keuanga n Personalia inventarisas i Hubungan Masyaraka t

(7)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

teknis, menurut Murphy dan Louis (1999) bahwa administrasi dapat diterapkan dalam organisasi pendidikan dalam tiga tingkatan, yaitu: tingkat institusi, tingkat manajerial, dan tingkat teknis. Tingkat institusi berhubungan dengan koneksi antar lembaga pendidikan dengan lingkungan sekitarnya, tingkat manajerial berhubungan dengan kepemimpinan dalam organisasi pendidikan, sementara tingkat teknis berhubungan dengan proses belajar mengajar. Manajemen pendidikan dalam ruang lingkup lembaga pendidikan merupakan bidang garapan yang sangat luas yang akan berurusan dengan banyak aspek dimulai dari fisik bangunan, finansial, sumber daya manusia dan seluruh komponen yang berkaitan dan terlibat dalam proses kegiatan pendidikan di sekolah.21

Sekolah memiliki lima bentuk modal, sebagaimana yang disepakati oleh Consortiom on renewing

education, kelima hal ini yang nantinya akan dikelola sehingga dapat menjadikan pendidikan berhasil, yaitu:

(1) Integrative capital; (2) Human capital; (3) Financial capital; (4) Social capital; (5) Political capital.22

Integratif capital adalah integrasi empat modal yang dimanfaatkan demi tercapainya tujuan

pendidikan, modal manusia adalah sumber daya manusia yang kemampuan pengetahuannya akan dimanfaatkan dalam pelaksanaan proses pendidikan/pembelajaran, modal finansial adalah modal dalam bentuk pendanaan yang diperlukan selama menjalankan aktifitas pendidikan dan memperbaiki proses pendidikan, modal sosial adalah hubungan atau ikatan yang dibangun berdasarkan kepercayaan dan kebiasaan untuk menginterpretasikan sekolah sebagai komunitas, dan terakhir adalah modal politik merupakan legalitas yang dimiliki lembaga untuk dapat menjalankan proses pendidikan.23

Manajemen sekolah memiliki delapan bidang garapan sebagaimana yang disebutkan oleh Gunawan, bidang garapan itu adalah manajemen peserta didik, manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen kurikulum, manajemen sarana dan prasarana, manajemen keuangan, manajemen kepegawaian/tata usaha, manajemen organisasi dan manajemen hubungan masyarakat atau humas. Hubungan dari kedelapan bidang garapan di atas, dapat divisualisasikan melalui gambar berikut:

21 Risnawati, ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN, 1st ed. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014)., hlm. 33

22 Ibid., hlm. 34

(8)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

Adapun penjelasan terhadap gambar di atas, yaitu: Garapan pertama dan utama adalah mengelola peserta didik (siswa). Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 disebutkan bahwa: “adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Garapan kedua adalah tenaga pendidik.” Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 itu juga disebutkan bahwa, “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.” Dalam garapan ini juga termasuk pegawai/karyawan yang keseluruhannya disebut personel (Kata personel diadopsi dari bahasa Belanda personeel yang sama dengan bahasa Inggris personnel. Jadi personel bisa juga disebut personel. Sedangkan personalia artinya “urusan pegawai/kepegawaian.”

Garapan Ketiga adalah Kurikulum. Kurikulum memiliki tiga komponen utama, yaitu: guru, peserta didik, dan kurikulum itu sendiri. Selanjutnya interaksi ketiga komponen ini disebut juga sebagai Proses Belajar Mengajar (PBM). Proses PBM ini akan menjadi sangat efektif jika didukung dengan Sarana-Prasarana yang baik, dan ini disebut sebagai Garapan keempat.

PMB akan lebih baik lagi ketika didukung oleh dua garapan lainnya yang akan menopang dan mendukung seluruh proses belajar yaitu Pembiayaan dan menjadi bidang Garapan kelima. Bidang Garapan kelima yaitu tata laksana, menjadi penunjang PMB lebih baik jika manajemen pada bidang ini juga baik. Dan seluruh proses yang ada dari pertama hingga yang kelima akan semakin berhasil pula bila seluruhh kegiatan penunjangnya diorganisasikan dengan sebaik-baiknya, maka terjadilah garapan manajemen

(9)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

organisasi pendidikan. Bidang garapan administrasi pendidikan secara ringkas akan ditampilkan pada tabel berikut

:24

No Bidang garapan Ruang lingkup

1 Administrasi pelaksanaan dan pembinaan kurikulum

1. didalam kurikulum sekolah yang

bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran. 2. menyusun dan melaksanakan organisasi

kurikulum beserta materi-materi,sumber-sumber dan metode-metode

pelaksanaannya,disesuaikan dengan

pembaruan administrasi dan pengajaran serta kebutuhan masyarakat dan lingkungan sekolah.

2 Administrasi tata usaha sekolah 1. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha (TU)

2. Organisasi dan anggaran belanja keuangan sekolah

3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personil sekolah

4. Masalah perlengkapan dan perbekalan 5. Keuangan dan pembukuannya 6. Korespondensi atau surat menyurat

7. Laporan-laporan (bulanan,kuartalan,tahunan) 8. Masalah pengankatan,mutasi,penempatan,dan

pemberhentian pegawai

9. Pengisian buku raport, klaper (kumpulan nilai-nilai angka)

3 Administrasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

1. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru 2. Organisasi personil guru-guru

3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru 4. Rencana orientasi bagi guru baru

5. Kondite dan penilaian kemajuan guru 6. Pelatihan dan penataran bagi para guru

4 Administrasi sarana prasarana 1. Perencanaan 2. Pengadaan 3. Inventarsiasi

4. Pemanfaatan atau pemberdayaan Sarpras

24 Sondang Paian Siagian, Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi Dan Strateginya (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)., hlm. 83

(10)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

sesuai SPM

5. Pemeliharaan dan perbaikan 6. Penghapusan

7. Pelaporan(oleh siapa,bagaimana,apa saja,kepada siapa)

5 Administrasi peserta didik 1. Organisasi dan perkumpulan siswa 2. Masalah kesehatan dan kesejahteraan siswa 3. Penilaian dan pengukuran kemajuan siswa 4. Bimbingan dan penyuluhan bagi siswa

6 Keuangan sekolah 1. menjelaskan konsep pengelolaan keuangan 2. sekolah/madrasah

3. mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan sekolah/

4. madrasah

5. merencanakan dan membelanjakan anggaran sekolah/

6. madrasah

7. menjelaskan pengawasan dan pertanggungjawaban 8. keuangan sekolah/madrasah 9. mengkaji pengelolaan keuangan

sekolah/madrasah

10. mempresentasikan hasil kajian pengelolaan keuangan

11. sekolah/madrasah

Kesimpulan

Administrasi sekolah atau manajemen sekolah merupaka sebuah konsep baru pada bidang pendidikan yang mengadopsi dari sistem industri dan perusahaan dalam menerapkan sistem manajerial. Ilmu administrasi pendidikan muncul setelah akademisi Amerika mengembangkan dan mendirikan jurusan administrasi menjadi satu disiplin ilmu yang establish dengan ditetapkannya jurusan administrasi pendidikan. Sehingga ilmu administrasi pendidikan mendapatkan perhatian dan dipraktekkan dalam tingkat sekolah.

Administrasi pendidikan memiliki unsur-unsur, yaitu: Organisasi, manajemen, komunikasi, Tata Usaha, personalia, finance, Sarana-prasarana, dan hubungan masyarakat. Unsur-unsur ini secara bersama-sama membentuk manajemen sekolah yang baik jika masing-masing unsur dijalankan sesuai dengan fungsinya.

(11)

Jurnal Hikmah Vol. 10 No 1 Januari – Juni 2021

DAFTAR PUSTAKA

Afriyenti. “Pemberdayaan PEgawai Tata Usaha Dalam Rangka Meningkatkan Layanan Administratif.” Jurnal Administrasi Pendidikan, Bahana Manajemen Pendidikan, 2013.

Azis, Rosmiaty. Pengantar Administrasi Pendidikan. Edited by Baharuddin. 1st ed. Yogyakarta: Penerbit Sibuku, 2016.

Burhanuddin, Yusak. Administrasi PENDIDIKAN. 1st ed. Bandung: CV Pustaka Setia, 1998. Daryanto, M. Administrasi Pendidikan. 3rd ed. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.

Dessler, Gary. Human Resource Management. Florida: Pearson, 2012. Engkoswara. Administrasi Pendidikan. 4th ed. Bandung: Alfabeta, 2015.

Gie, The Liang. Administrasi Perkantoran Modern. 4th ed. Yogyakarta: Liberty, 2007.

Kristiawan, Muhammad, and Nova Asvio. “Pengelolaan Administrasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Madrasah.” Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan 5, no. 1 (2018): 86–95. https://doi.org/10.24246/j.jk.2018.v5.i1.p86-95.

Mukhibat. MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH Praktik Dan Riset Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013.

Purwanto, M. Ngalim. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2009.

Risnawati. ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN. 1st ed. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014.

Shuttelworth, Martyn. “What Is a Literature Review.” explorable.com, 2009. https://explorable.com/what-is-a-literature-review.

Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. 20th ed. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2019.

Siagian, Sondang Paian. Administrasi Pembangunan Konsep, Dimensi Dan Strateginya. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Silalahi, Ulbert. Studi Tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori Dan Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002.

Sutarto. Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006.

Gambar

Gambar 1 Hubungan Unsur-unsur Administrasi

Referensi

Dokumen terkait