• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. normal memiliki berat sampai gram, panjang cm, lingkar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. normal memiliki berat sampai gram, panjang cm, lingkar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang

Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph, 2015). Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama (Koizer, 2011). Neonatus adala bulan pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki berat 2.700 sampai 4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-35cm (Potter & Perry, 2009). Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan neonatus adalah bayi yang lahir 28 hari pertama.

Berdasarkan SDKI yaitu di mana Provinsi Jawa Barat mempunyai AKB sebesar 30/1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan AKB 2009, maka terjadi penurunan sebesar 6 poin, yaitu dari 36/1.000 kelahiran hidup menjadi 30/1.000 kelahiran hidup.Berdasarkan pencatatan dan pelaporan, di Provinsi Jawa Barat tahun 2016, terdapat 3702 bayi meninggal, menurun 343 orang dibanding tahun 2015 yang tercatat 4.045kematian bayi. Range pelaporan kematian bayi periode 2009 s/d 2016 antara 3.982 -5719 kematian bayi, dengan rata rata 4.560/tahun (Jabar, 2019)

Berdasarkan evaluasi dinas kesehatan angka kematian bayi di kota tasikmalaya terus menurun, tahun 2016 terjadi 16 kasus kematian bayi, namun tahun 2017 turun menjadi 14 kasus, di bawah angka nasional sebesar 305/100.000 kelahiran anak(Putra, 2018).

Infeksi merupakan salah satu penyebab penting tingginya angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir di seluruh dunia. World Health

(2)

Organization (WHO) memperkirakan 4 juta anak meninggal selama periode neonatal setiap tahunnya, terutama di negara berkembang dengan infeksi sebagai penyebab utama. Sebanyak 300.000 bayi dilaporkan meninggal akibat tetanus, dan 460.000 lainnya meninggal karena infeksi berat dengan infeksi tali pusat (omfalitis) sebagai salah satu predisposisi penting.Sebagian besar kematian neonatal akibat infeksi disebabkan oleh infeksi pada tali pusat. Bayi dengan tetanus neonaturum biasanya juga menderita infeksi tali pusat, dimana penyebab utamanya adalah persalinan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih.(Rejeki, Machmudah, & Juwarningsih, 2017)

Tali pusat dapat merupakan pintu masuk bagi infeksi ke tubuh bayi. Untuk itu diperlukan tindakan perawatan tali pusat yang tepat agar bayi terhindar dari infeksi salah satunya infeksi tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum merupakan suatu penyakit pada neonatus yang disebabkan oleh spora Clostridium Tetani yang masuk melalui tali pusat. Tetanus ini dapat terjadi akibat perawatan atau tindakan yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Perawatan tali pusat yang tidak baik mengakibatkan tali pusat menjadi lama lepas. Resiko bila tali pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat dan tetanus neonatorum. Adapun tanda- tandanya antara lain suhu tubuh bayi panas, bayi tidak mau minum, tali pusat bengkak, merah dan berbau. Sehingga perawatan tali pusat perlu diperhatikan(Parupalli et al., 2017)

Teknik perawatan pada saat pemotongan dan mengikat tali pusat, serta perawatan tali pusat merupakan prinsip utama yang sangat penting untuk mencegah terjadinya sepsis karena infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang

(3)

tidak benar mengakibatkan tali pusat menjadi lama lepas. Resiko bila tali pusat lama lepas adalah terjadinya infeksi tali pusat dan penyakit tetanus neonatorum. Perawatan tali pusat yang benar adalah berdasarkan prinsip-prinsip aseptik dan kering serta tidak lagi dianjurkan untuk menggunakan alkohol ataupun ramuan-ramuan lainnya, serta tidak ditutup rapat. Meskipun bisa ditutup, boleh menggunakan kain kasa steril dan tidak diikat terlalu kuat. Selain dengan metode bersih dan kering diatas, perawatan tali pusat juga dapat dilakukan dengan metode pemberian ASI. (Maharani, Yudianti, Studi, & Terapan, 2016).

Perawatan tali pusat menggunakan ASI merupakan perawatan tali pusat yang aman, efektif dan efisien serta dapat melindungi bayi dari infeksi karena ASI mengandung immunoglobulin A, G dan M serta ASI juga mengandung lactoferin dan lisozim sebagai anti bakteri, anti virus dan anti mikroba. pada ASI terdapat antimikroba yang berfungsi sebagai faktor pertahanan untuk melindungi tali pusat dari berbagai macam infeksi karena pada saat bayi baru lahir sisitem kekebalan tubuhnya belum sempurna perlunya adaptasi pada lingkungan sehingga tubuh bayi sangat rentan untuk terkena berbagai macam infeksi baik disebabkan oleh virus, bakteri, maupun mikroba, oleh karena itu pentingnya menjaga keadaaan bayi agar tetap bersih, dan kering terutama bagian putung tali pusat bayi.(Romlah, 2018)

Menurut hasil penelitian Eni Subiastutik tentang Efektifitas pemberian topikal ASI dibanding perawatan kering terhadap kecepatan waktu lepas tali pusat, perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak

(4)

yang positif yaitu tali pusat akan puput pada hari ke-5 dan hari ke-7 tanpa ada komplikasi pada bayi. Tali pusat merupakan tempat masuknya mikroorganisme bagi bayi, oleh karena itu semakin cepat tali pusat lepas maka akan mengurangi terjadinya resiko infeksi tali pusat pada bayi. (Maharani et al., 2016).

Penelitian serupa dilakukan oleh El Sobky dkk (2017) di Mesir yaitu tentang pengaruh pemberian topikal ASI terhadap pelepasan tali pusat dibandingkan dengan etanol pada bayi baru lahir sehat. Pada penelitian ini, pemberian topikal ASI dan etanol diberikan sejak bayi lahir hingga dua hari setelah tali pusat terlepas. El Sobky (2017) mengatakan bahwa aplikasi topikal ASI pada tali pusat dapat berpengaruh karena adanya faktor-faktor antibakteri, agen imunologi dan anti-infeksi yang terdapat didalam ASI. Kolostrum mengandung sejumlah komponen pelengkap yang bertindak sebagai agen antimikroba alami, dan juga sebagai faktor protektif yang memberikan kekebalan pasif spesifik dan nonspesifik. Dalam penelitian tersebut membuktikan bahwa waktu yang dibutuhkan tali pusat untuk lepas pada kelompok ASI lebih cepat bila dibandingkan dengan kelompok etanol. Oleh karena itu pemberian ASI pada bayi baru lahir sangat dianjurkan.(Maharani et al., 2016).

ASI khususnya kolostrum terbukti mengandung zat-zat bioaktif antara lain immunoglobulin, enzim, sitokin, dan sel-sel yang memiliki fungsi efektif sebagai anti infeksi dan anti inflamasi. Zat-zat bermanfaat yang terdapat dalam kolostrum tersebut, dapat dijadikan bahan alternatif untuk perawatan tali pusat karena cukup steril, murah, mudah didapat, dan mudah dilakukan oleh ibu.

(5)

Menurut Nirwana (2014), di dalam ASI terdapat zat imun yang terletak pada imunoglobulin, sekretori dan laktoferin. Uniknya kandungan nutrisi yang sangat banyak tersebut sangat mudah dicerna dan diserap oleh pencernaan bayi. Hal inilah yang membedakan kandungan ASI dan susu formula, yaitu terletak pada zat imunnya. Sekarang ini, sudah banyak penelitian tentang keefektifitasan pemberian ASI terhadap waktu pelepasan tali pusat, namun penelitian tersebut terbatas pada pemberian secara topikal dan dalam kegiatan praktek masih belum banyak diterapkan.(Maharani et al., 2016).

B Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam pelaksanaan asuhan adalah “Bagaimana efektivitas pemberian topical ASI untuk mempercepat pelepasan tali pusat?”

C Tujuan

Mengetahui efektivitas pemberian topical ASI untuk mempercepat pelepasan tali pusat

D Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan manfaat dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya asuhan kebidanan perawatan tali pusat pada bayi baru lahir

2. Manfaat Praktis a. Bagi klien

(6)

Hasil telaah pustaka ini dapat bermanfaat bagi klien dalam melakukan perawatan tali pusat dengan pemberian topikal ASI untuk mempercepat pelepasan tali pusat

b. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Hasil telaah pustaka ini diharapkan dapat menjadi alternatife lain bagi bidan dan tenaga medis lainnya dalam melakukan perawatan tali pusat dengan pemberian topikal ASI untuk mempercepat pelepasan tali pusat pada bayi baru lahir..

c. Bagi institusi pendidikan

Hasil telaah pustaka dapat bermanfaat sebagai informasi dalam pendidikan kebidanan, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam mengembangkan perawatan tali pusat dengan pemberian topikal ASI untuk mempercepat pelepasan tali pusat.

d. Bagi Penulis

Hasil telaah pustaka ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan keefektifan cara perawatan tali pusat dengan pemberian topikal ASI untuk mempercepat pelepasan tali pusat

Referensi

Dokumen terkait

4.2.6 Strategi Marketing Communication PT BRISyariah Kantor Cabang Induk Surabaya dalam Menyosialisasikan program Tabungan “FAEDAH” Untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah

Berbeda dengan artikel yang lain seperti A Case Study on Ground Resistance Based on Copper Electrode vs Galvanized Iron Electrode yang membahas tentang perbandingan elektroda

Bahan Alam Laut: Filum Echinodermata_Kelompok VIII Page 1 of 41 FMIPA (Herbal Farmasi_Estetika Indonesia).. BAB I

pada Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya yang Terdaftar di Kopertis Surabaya. Number of Higher Educational Institutions, Students, Lecturers and Alumni of Private Higher

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik pengguna handphone NO dan SE (2) Mengidentifikasi gaya hidup pengguna handphone NO

membentuk lapisan >e(/2 atau hidrksida yang terus menerus bertambah seiring dengan  berjalannya waktu. Piringan pisau menggunakan bahan dasar durall . Bahan dasar durall 

Terkait dengan hal itu, penelitian Iskandar Muda (2012) merinci bahwa komponen dari sektor penerimaan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD) yang berpengaruh

Dengan perancangan video dokumenter ini, penulis menyampaikan informasi mengenai kekayaan alam yang dimiliki Indonesia salah satunya yang terletak di Kabupaten