• Tidak ada hasil yang ditemukan

Setyo Nurwaini, Yuntari R. Sofiana, Ismah R. Noor, Viesa Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Setyo Nurwaini, Yuntari R. Sofiana, Ismah R. Noor, Viesa Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

(Selaginella doederleinii Hieron), HERBA KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum (L) Decne) DAN DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.)

SEBAGAI SUMBER ALTERNATIF PENCEGAHAN PENYAKIT DEGENERATIF

Setyo Nurwaini, Yuntari R. Sofiana, Ismah R. Noor, Viesa Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta ABSTRAK

Radikal bebas dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit degeneratif, diantaranya infark miokard, aterosklerosis, dan abnormalitas DNA yang berakibat pada timbulnya kanker. Radikal bebas dapat dinetralkan oleh senyawa yang bersifat antiradikal. Tumbuh-tumbuhan diketahui kaya akan antiradikal sehingga eksplorasi antiradikal alami untuk mendapatkan antiradikal dengan tingkat aktivitas dan keamanan yang tinggi semakin meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur potensi antiradikal ekstrak kloroform, etil asetat dan etanol dari herba cakar ayam, herba keladi tikus dan daun dewandaru. Aktivitas antiradikal ditetapkan dengan menggunakan pereaksi DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) dengan pembanding vitamin E. Ekstrak sampel uji diperoleh melalui maserasi berkesinambungan. Berdasarkan penelitian aktivitas antiradikal dari ekstrak tumbuhan terutama disumbangkan oleh senyawa fenolik. Oleh karena itu ditetapkan kadar fenol total dalam ekstrak dengan pereaksi Folin-Ciocalteu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak herba cakar ayam, herba keladi tikus dan daun dewandaru memiliki aktivitas antiradikal. Nilai IC50 ekstrak herba cakar ayam dalam pelarut kloroform, etil asetat, dan etanol berturut-turut adalah 135,75 µg/ml, 51,24 µg/ml, 95,26 µg/ml. IC50 ekstrak daun dewandaru dalam pelarut kloroform, etil asetat, dan etanol berturut-turut adalah 53,3 µg/ml, 12,01 µg/ml, 8,87 µg/ml. Sedangkan IC50 ekstrak herba keladi tikus dalam pelarut kloroform, etil asetat, dan etanol berturut-turut adalah 382,19 µg/ml, 516,73 µg/ml, 364,53 µg/ml. Kadar fenol total (GAE) dalam ekstrak berkolerasi tinggi dengan aktivitas penangkapan radikal.

Kata Kunci : antiradikal, herba cakar ayam (Selaginella doederleinii Hieron), herba keladi tikus (Typhonium divaricatum (L) Decne), daun dewandaru (Eugenia uniflora Linn.), kadar fenol total.

PENDAHULUAN

Dunia kesehatan saat ini semakin menaruh perhatian terhadap radikal bebas. Hal ini dikarenakan semakin banyak bukti ilmiah yang mengindikasikan bahwa radikal bebas dapat menimbulkan kerusakan DNA (Desmarchelier et al., 1998). Kerusakan DNA menimbulkan berbagai penyakit seperti diabetes dan kanker (Khlifi et al., 2005). Kerusakan ini juga menyebabkan gangguan sistem respon imun dan inflamasi jaringan (Desmarchelier et al., 1997).

Radikal bebas merupakan molekul atau atom apa saja yang tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas ini berbahaya karena sangat reaktif mencari pasangan elektron. Radikal bebas yang terbentuk dalam tubuh akan menghasilkan radikal bebas baru melalui reaksi

(2)

berantai yang akhirnya jumlahnya terus bertambah dan menyerang sel-sel tubuh (Sibuea, 2004). Tubuh secara terus menerus membentuk radikal oksigen dan spesies reaktif lainnya, terutama dihasilkan oleh netrofil, makrofag dan sistem xantin oksidase (Khlifi et al., 2005). Radikal ini dibentuk melalui mekanisme metabolisme normal (Desmarchelier et al., 1997). Radikal bebas juga terbentuk karena peradangan, kekurangan gizi dan akibat respon terhadap pengaruh luar tubuh seperti polusi udara, sinar ultraviolet, asap kendaraan bermotor dan asap rokok (Karyadi, 1997). Makanan tertentu seperti makanan cepat saji (fast food), makanan kemasan, makanan kalengan juga berpotensi meninggalkan racun dalam tubuh karena kandungan lemak, pengawet serta sumber radikal bebas (Sibuea, 2004).

Tubuh memerlukan antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa ini. Vitamin C dan vitamin E telah digunakan secara luas sebagai antioksidan karena lebih aman dan efek samping yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan dengan antioksidan sintetik. Antioksidan sintetik seperti BHA (butil hidroksi anisol) dan BHT (butil hidroksi toluen) memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan vitamin E (Han et al., 2004) tetapi antioksidan sintetik ini dapat menimbulkan karsinogenesis (Kikuzaki et al., 2002).

Antioksidan dari tumbuhan dapat menghalangi kerusakan oksidatif melalui reaksi dengan radikal bebas, membentuk kelat dengan senyawa logam katalitik, dan menangkap oksigen (Khlifi et al., 2005). Flavonoid adalah komponen fenolik yang terdapat dalam buah-buahan, sayur-sayuran yang bertindak sebagai penampung yang baik terhadap radikal hidroksil dan superoksid, dengan melindungi lipid membran terhadap reaksi oksidasi yang merusak (Lee et al, 2003). Tumbuhan cakar ayam, keladi tikus dan dewandaru tumbuh liar di berbagai tempat sehingga ekonomis untuk dieksplorasi sebagai antioksidan alami. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang akan mengungkap potensi antiradikal dari tumbuhan cakar ayam, keladi tikus dan dewandaru.

Permasalahan yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini apakah ekstrak herba cakar ayam (Selaginella doederleinii Hieron), herba keladi tikus (Typhonium divaricatum (L) Decne) dan daun dewandaru (Eugenia uniflora

Linn.) memiliki aktivitas antiradikal. Selanjutnya dilakukan penetapan kadar fenol dalam ekstrak sampel uji untuk mengetahui hubungannya dengan aktivitas antiradikal.

Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antiradikal ekstrak herba cakar ayam (Selaginella doederleinii Hieron), herba keladi tikus (Typhonium divaricatum (L) Decne) dan daun dewandaru (Eugenia uniflora Linn.) penyari kloroform, etil asetat dan etanol serta mengetahui hubungan kandungan fenol terhadap aktivitas antiradikalnya. Hasil penelitian diharapkan dapat memperoleh sumber antiradikal alami potensial yang berguna bagi upaya pencegahan penyakit degeneratif yang berkaitan dari proses oksidasi.

METODE PENDEKATAN Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu : November 2005 – Mei 2006 (6 bulan)

Tempat penelitian : Lab. Fitokimia dan Laboratorium Kimia Analisis

(3)

Bahan

Herba cakar ayam (Selaginella deoderleinii Hieron, herba keladi tikus

(Typhonium divaricatum (L) Decne), daun dewandaru (Eugenia uniflora Linn.) diambil dari BPTO Tawangmangu, alumunium foil, kertas saring, akuabidest (Ikapharm), akuadest, DPPH (Sigma Co.), kloroform p.a (E. Merck ), etanol p.a

(E. Merck), etil asetat p.a (E. Merck), kloroform, etil asetat dan etanol derajat teknis (Bratachem), vitamin E (Sigma Co.), asam galat p.a (E. Merck), Folin- Ciocalteu p.a (E. Merck), dan natrium karbonat p.a (E. Merck).

Alat

Blender, ayakan, alat gelas, neraca analitik (A&D Co. Ltd.), corong Buchner, tabung ependorf, vortex, mikropipet (Socorex), yellow dan blue tips,

stopwatch, spektrofotometer UV-Vis (Labomed Inc.), rotary evaporator (Kika- werke).

Cara Kerja

a. Determinasi Tumbuhan

Determinasi dilakukan dengan mencocokkan keadaan morfologi tumbuhan berdasarkan kunci-kunci determinasi di literatur untuk memastikan identitas tumbuhan dan menghindari kesalahan dalam pengambilan tumbuhan.

b. Penyiapan bahan

Herba cakar ayam (Selaginella deoderleinii Hieron), herba keladi tikus

(Typhonium divaricatum (L) Decne) dan daun dewandaru (Eugenia uniflora

Linn.) dipetik segar, dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian diangin- anginkan hingga layu, setelah itu dikeringkan di bawah sinar matahari dengan ditutup kain hitam.

c. Ekstraksi

Ekstrak sampel uji diperoleh melalui maserarsi berkesinambungan menggunakan penyari kloroform, etil asetat dan etanol. Penyarian dilakukan selama 5 hari untuk masing-masing penyari. Filtrat diperoleh melalui penyaringan dengan corong Buchner dan diuapkan dengan rotary evaporator

hingga diperoleh ekstrak kental kloroform, etil asetat dan etanol. d. Penentuan aktivitas antiradikal

Uji aktivitas penangkap radikal ekstrak sample uji penyari kloroform, etil asetat, etanol dan vitamin E diukur dengan metode DPPH (Brand-Williams et al., 1995 cit Rohman dan Riyanto, 2004).. Persiapan larutan yang akan diukur sebagai berikut: 1,0 ml larutan pereaksi DPPH 0,4 mM ditempatkan dalam labu takar 5,0 ml, kemudian ditambahkan sejumlah larutan stok sampel uji dan etanol sampai tanda. Campuran kemudian divortek selama 30 detik dan didiamkan selama operating time. Absorbansinya diukur pada λmaks terhadap blangko. Blangko yang digunakan adalah sejumlah larutan stok sampel uji dan etanol sampai volume 5,0 ml. Sebagai kontrol digunakan 1,0 ml DPPH dan etanol sampai volume 5,0 ml.

e. Penetapan Kadar Fenol Total

Kadar fenol total dalam ekstrak diukur dengan menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu (Lee et al., 2003). Sejumlah larutan sampel ditempatkan pada labu takar 5,0 ml. Kemudian ditambahkan 0,1 ml Folin Cioucalteu dan 2,0 ml akuabidest. Setelah dikocok dan didiamkan selama 5 menit, lalu ditambahkan

(4)

2,0 ml Na2CO3 7% dan akuabidest sampai tanda. Larutan divortex selama 30 detik, didiamkan selama operating time dan serapannya dibaca pada λmaks.

Analisis Data

Penentuan aktivitas antiradikal dilakukan penghitungan nilai IC50 yaitu nilai yang menunjukkan besarnya konsentrasi sampel uji yang dapat menangkap radikal bebas sebesar 50% melalui persamaan regresi linier.

Persen (%) antiradikal = ( Abs kontrol Abs sampel) x100%

Abs kontrol

Kadar fenol total dalam ekstrak uji dihitung sebagai miligram asam galat per gram ekstrak (GAE). Penetapan dilakukan dengan memasukkan data serapan ekstrak pada konsentrasi tertentu ke dalam persamaan regresi linier kurva baku asam galat (Y) sehingga dapat diketahui kadar fenol total (X).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Aktivitas Penangkapan Radikal DPPH

Serapan hasil reaksi antara ekstrak sampel uji dan DPPH diukur pada panjang gelombang 515 nm dengan operating time 240 menit. Data hasil uji aktivitas penangkap radikal vitamin E ditunjukkan dalam tabel (1).

Tabel 1.Aktivitas penangkap radikal vitamin E.

Senyawa Uji Konsentrasi mg/ml Abs Abs kontrol % Penangkap radikal Rerata% penangkap radikal Persamaan IC50 (μg/ml) Vitamin E 1 0,454 0,792 42,68 42,72 Y=3,449x+39, 27 3,11 0,457 42,30 0,450 43,30 2,50 0,409 48,36 48,53 0,411 48,11 0,403 49,12 5,0 0,355 55,18 55,22 0,359 54,67 0,350 55,81 7,50 0,270 65,91 65,82 0,274 65,40 0,268 66,16 10,0 0,204 74,24 73,74 0,209 73,61 0,211 73,36

Data hasil uji aktivitas penangkap radikal ekstrak herba cakar ayam ditunjukkan dalam tabel (2).

(5)

Tabel 2. Aktivitas penangkap radikal ekstrak kloroform, etil asetat dan etanol dari herba cakar ayam.

Senyawa Uji Ekstrak Etanol cakar ayam Konsentrasi mg/ml 25 Abs 0,453 Abs kontrol 0,641 % Penangkap radikal 29,33 Rerata% penangkap radikal 29,07 Persamaan Y= 0,302X + 21,23 IC50 (μg/ml) 95,26 0,450 29,80 0,461 28,08 50 0,407 36,51 36,35 0,412 35,73 0,405 36,82 75 0,360 43,84 43,63 0,365 43,06 0,359 43,99 100 0,314 51,01 51,22 0,315 50,86 0,309 51,79 150 0,217 66,15 66,87 0,211 67,08 0,209 67,39 Ekstrak Etil Asetat Cakar ayam 30 0,455 0,641 29,02 29,59 Y= 0,9652X + 0,54 51,24 0,450 29,80 0,449 29,95 40 0,395 38,38 38,38 0,397 38,07 0,393 38,69 50 0,324 49,45 49,61 0,319 50,23 0,326 49,14 60 0,266 58,50 58,76 0,268 58,19 0,259 59,59 70 0,207 67,71 67,66 0,210 67,24 0,205 68,02 Ekstrak Kloroform cakar ayam 25 0,465 27,46 27,41 Y= 0,1947X + 23,57 135,75 0,461 0,641 28,08 0,470 26,68 50 0,426 33,54 33,53 0,422 34,17 0,430 32,92 75 0,388 39,47 39,68 0,382 40,41 0,390 39,16 100 0,367 42,75 42,90 0,363 43,37 0,368 42,59 150 0,306 52,26 52,21 0,305 52,42 0,308 51,95

Data hasil uji aktivitas penangkap radikal ekstrak daun dewandaru ditunjukkan dalam tabel (3).

(6)

Tabel 3. Aktivitas penangkap radikal ekstrak kloroform, etil asetat dan etanol dari daun dewandaru.

Senyawa Uji Konsentrasi

mg/ml 2,0 Abs 0,670 Abs kontrol 0,715 % Penangkap radikal 6,29 Rerata% penangkap radikal 5,54 Persamaan Y=6,006x- 3,2514 IC50 (μg/ml) Ekstrak Etanol Dewandaru 8,866 0,676 5,45 0,680 4,89 4,0 0,582 18,60 19,02 0,585 18,18 0,570 20,28 6,0 0,476 33,43 33,75 0,470 34,26 0,475 33,56 8,0 0,370 48,25 48,6 0,385 46,15 0,365 48,95 10,0 0,275 61,54 61,16 0,280 60,84 0,278 61,11 16,0 3,20 0,078 89,09 88,71 0,080 88,81 0,084 88,25 Ekstrak Etil Asetat Dewandaru 0,552 19,65 21,10 Y=2,5298x+19 ,6134 12,01 0,546 0,686 20,52 0,528 23,14 8,0 0,395 42,50 42,59 0,386 43,81 0,402 41,48 16,0 0,237 65,50 67,29 0,219 68,12 0,218 68,26 24,0 0,127 81,51 81,51 0,128 81,37 0,126 81,66 32,0 0,023 96,65 96,06 0,028 95,92 0,030 95,63 Ekstrak Kloroform Dewandaru 16,0 0,754 0,817 8,81 8,32 Y=1,098x- 8,568 53,30 0,740 9,42 0,762 6,73 24,0 0,683 16,40 15,54 0,697 14,68 0,690 15,54 32,0 0,622 23,86 25,33 0,598 26,80 0,610 25,33 44,0 0,443 45,77 46,46 0,455 44,30 0,414 49,32 64,0 0,336 58,87 58,75 0,341 58,26 0,334 59,11

(7)

Data hasil uji aktivitas penangkap radikal ekstrak herba cakar ayam ditunjukkan dalam tabel (4).

Tabel 4. Aktivitas penangkap radikal ekstrak kloroform, etil asetat dan etanol dari herba keladi tikus.

Senyawa Uji Ekstrak Kloroform Keladi Tikus Konsentrasi mg/ml 80 Abs 0,708 Abs kontrol 0,848 % Penangkap radikal 16,51 Rerata% penangkap radikal 15,99 Persamaan Y=0,1088x + 8.41 IC50 (μg/ml) 382,19 0,716 15,56 0,713 15,92 160 0,629 25,82 26,17 0,627 26,06 0,622 26,65 360 0,442 47,87 47,64 0,444 47,64 0,446 47,40 480 0,312 63,21 63,44 0,301 64,50 0,317 62,61 640 0,192 77,36 75,98 0,210 75,23 0,209 75,35 Ekstrak Etil Asetat Keladi Tikus 80 0,715 0,848 8.,30 8,84 Y=0,0854x + 5.8712 516,73 0,698 10,51 0,720 7,69 160 0,612 21,54 21,20 0,613 21,41 0,619 20,64 360 0,475 39,10 41,50 0,460 41,03 0,434 44,36 640 0,328 57,95 57,86 0,345 55,77 0,313 59,87 Ekstrak Etanol Keladi Tikus 80 0,751 1,016 26,08 26,08 Y=0.0917x + 16,5727 364,53 0,751 26,08 0,751 26,08 160 0,712 29,92 29,55 0,717 29,40 0,718 29,33 360 0,568 44,09 43,67 0,574 43,50 0.575 43,41 480 0,395 61,12 62,50 0,374 63,19 0,374 63,19 640 0,255 74,90 75,06 0,250 75,39 0,255 74,90

(8)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

IC

5

0

Berdasar data tersebut di atas maka nilai IC50 sampel uji dan pembanding vitamin E dapat digambarkan dalam histogram berikut ini.

600 500 400 300 200 100 0 3.11 8.87 12.01 53.3 51.24 95.26 135.75 364.53 382.19 516.73

VE ED EAD KD EAC EC KC EK KK EAK

Gambar 1. Histogram nilai IC50 ekstrak kloroform, etil asetat dan etanol dari herba cakar ayam, herba keladi tikus dan daun dewandaru dengan metode DPPH dan pembanding Vitamin E.

Keterangan:

VE : Vitamin E

ED : Ekstrak etanol daun dewandaru EAD : Ekstrak etil asetat daun dewandaru KD : Ekstrak kloroform daun dewandaru EAC : Ekstrak etil asetat herba cakar ayam

EC : Ekstrak etanol herba cakar ayam KC : Ekstrak kloroform herba cakar ayam EK : Ekstrak etanol herba keladi tikus KK : Ekstrak kloroform herba keladi tikus EAK : Ekstrak etil asetat herba keladi tikus Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 ekstrak etanol daun dewandaru paling kecil dibandingkan sampel uji lainnya. Hal ini berarti ekstrak etanol daun dewandaru memerlukan konsentrasi yang paling kecil untuk menangkap radikal sebanyak 50% dibandingkan sampel uji lainnya

. Dapat disimpulkan komponen aktif yang mampu menangkap atau mereduksi radikal bebas yang terdapat pada ekstrak etanol daun dewandaru lebih aktif atau lebih banyak daripada komponen aktif yang terdapat pada ekstrak sampel uji lainnya.

Nilai IC50 vitamin E masih lebih kecil dibanding dengan nilai IC50 ekstrak sampel uji. Hal ini menunjukkan vitamin E masih merupakan penangkap radikal yang paling baik karena vitamin E merupakan senyawa yang sudah murni sedangkan ekstrak uji tersebut masih dalam bentuk campuran dari beberapa senyawa.

Penetapan Kadar Fenol Total

Pada penetapan kadar fenol total, sampel uji direaksikan dengan Folin- Ciocalteu dalam suasana alkalis kemudian dibaca pada λ 705 nm setelah didiamkan selama 60 menit. Sebagai standar digunakan asam galat yang merupakan senyawa fenolik dan dikenal sebagai antioksidan yang kuat.

Kurva baku asam galat ditetapkan dengan menggunakan persamaan regresi linier, yang menyatakan hubungan antara konsentrasi asam galat yang dinyatakan sebagai X dengan besarnya serapan hasil reaksi asam galat dengan pereaksi Folin- Ciocalteu yang dinyatakan sebagai Y dari seri replikasi pengukuran. Data penetapan kurva baku asam galat ditunjukkan dalam tabel (5).

(9)

Tabel 5. Data penetapan kurva baku asam galat

Kadar asam galat (μg/ml) Absorbansi sampel Rerata Absorbansi (SD)

4,8 0,713 0,718 (0,004) 0,720 0,721 5,6 0,834 0,845 (0,006) 0,849 0,851 6,4 0,911 0,918 (0,009) 0,920 0,922 7,2 1,030 1,030 (0,005) 1,025 1,035 8 1,140 1,142 (0,003) 1,141 1,145

Persaman regresi linier :Y = 0,129X + 0,1042 r2 = 0,9949

Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks, di mana senyawa fenolik mereduksi fosfomolibdat fosfotungstat dalam Folin-Cioucalteu membentuk molibdenum yang berwarna biru. Kadar fenol total dalam sampel uji dinyatakan dalam miligram asam galat per gram ekstrak (GAE). Besarnya kadar fenol total dalam tiap sampel uji ditunjukkan dalam tabel (6) berikut ini:

Tabel 6. Kadar fenol total dalam ekstrak kloroform, etil asetat dan etanol dari herba cakar ayam, herba keladi tikus dan daun dewandaru dihitung sebagai asam galat (GAE)

Jenis ekstrak Kadar ekstrak (μg/ml) sampelAbs GAE (mg/g ekstrak) Rerata GAE (mg/g ekstrak) Ekstrak kloroform

herba cakar ayam 800

1,087 9,52

9,48

1,079 9,45

1,082 9,47

Ekstrak etanol

herba cakar ayam 200

0,838 28,44

28,49

0,864 28,75

0,834 28,29

Ekstrak etil asetat

herba cakar ayam 200

1,065 37,24

37,06

1,062 37,12

1,054 36,81

Ekstrak kloroform

herba keladi tikus 480

0,718 9,92

9,58

0,708 9,75

0,665 9,06

Ekstrak etanol

herba keladi tikus 480

0,944 13,56

13,15

0,942 13,53

0,870 12,37

Ekstrak etil asetat

herba keladi tikus 1600

0,883 3,77 3,61 0,818 3,46 0,846 3,59 Ekstrak kloroform daun dewandaru 600 0,959 11,04 10,97 0,943 10.84 0,959 11,04 Ekstrak etanol daun dewandaru 60 0,898 102,56 105,83 0,911 104,24 0,961 110,70

Ekstrak etil asetat

daun dewandaru 180

0,878 33,32

33,78

0,890 33,84

(10)

Berdasar data pada tabel (6) di atas terlihat ekstrak yang memiliki kandungan senyawa fenolik tertinggi adalah ekstrak etanol daun dewandaru. Hubungan antara kadar fenol total dalam sampel uji dengan kemampuan penangkapan radikal (IC50) dengan menggunakan persamaan regresi linier ditunjukkan dengan nilai r2 yang ditunjukkan dalam tabel (7) berikut ini:

Tabel 7. Hubungan kadar fenol total dalam ekstrak kloroform, etil asetat dan etanol dari herba cakar ayam, herba keladi tikus dan daun dewandaru dihitung sebagai asam galat (GAE) dengan nilai IC50

Sampel uji IC50

(μg/ml)

GAE (mg/g ekstrak)

r2 Herba cakar ayam

ekstrak kloroform 135,75 9,48

0,94

ekstrak etanol 95,26 28,49

ekstrak etil asetat 51,24 37,06

Herba keladi tikus

ekstrak kloroform 382,19 9,58

0,93

ekstrak etanol 364,53 13,15

ekstrak etil asetat 516,73 3,61

Daun dewandaru

ekstrak kloroform 53,30 10,97

0,53

ekstrak etanol 8,87 105,83

ekstrak etil asetat 12,01 33,78

Berdasar data dalam tabel (7) aktivitas penangkapan radikal dalam ekstrak uji berkorelasi dengan kadar fenol total dalam ekstrak. Semakin tinggi kandungan fenol total dalam ekstrak sampel uji semakin tinggi pula aktivitas penangkapan radikal yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya nilai IC50. Sebesar 94% aktivitas penangkap radikal dalam ekstrak herba cakar ayam disumbangkan oleh senyawa fenolik, dalam ekstrak keladi tikus senyawa fenolik menyumbangkan 93% dalam aktivitas antiradikal, sedangkan dalam ekstrak daun dewandaru 53% aktivitas antiradikal disumbangkan oleh senyawa fenolik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Javanmardi et al. (2003) yang menyatakan 71% aktivitas antiradikal ekstrak Ocimum basilicum penyari metanol disumbangkan oleh senyawa fenolik. Hasil penelitian Lee et al. (2003) juga menyatakan 98% aktivitas antiradikal dari teh hitam, teh hijau, minuman anggur merah dan coklat disumbangkan oleh senyawa fenolik.

KESIMPULAN

1. Ekstrak kloroform, etil asetat dan etanol herba cakar ayam, herba keladi tikus dan daun dewandaru menunjukkan aktivitas penangkap radikal.

2. Nilai IC50 ekstrak herba cakar ayam dalam pelarut kloroform, etil asetat, dan etanol berturut-turut adalah 135,75 µg/ml, 51,24 µg/ml, 95,26 µg/ml. IC50 ekstrak daun dewandaru dalam pelarut kloroform, etil asetat, dan etanol berturut-turut adalah 53,3 µg/ml, 12,01 µg/ml, 8,87 µg/ml. Sedangkan IC50 ekstrak herba keladi tikus dalam pelarut kloroform, etil asetat, dan etanol berturut-turut adalah 382,19 µg/ml, 516,73 µg/ml, 364,53 µg/ml.

(11)

3. Kadar fenol total (GAE) dalam ekstrak sampel uji berkorelasi tinggi dengan aktivitas penangkapan radikal. Kadar fenol total dalam ekstrak herba cakar ayam menyumbangkan 94%, ekstrak herba keladi tikus sebesar 93% dan ekstrak daun dewandaru sebesar 53% terhadap aktivitas penangkap radikal.

DAFTAR PUSTAKA

Brand-Williams, W., Cuvelier, M.E., Berset, C., 1995, Use of Free Radical Method to Evaluate Antioxidant Activity, cit. Rohman, A., Riyanto, S., 2004, Aktivitas Antioksidan dan Antiradikal Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.), Laporan Penelitian MAK, Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.

Desmarchelier, C., Coussio, J., and Ciccia, G., 1998, Antioxidant and Free Radical Scavenging Effects in Extracts of the Medicinal Herb Achyrocline satureioides (Lam.) DC. (marcela), Braz J Med Biol Res, 31(9), 1163-1170.

Desmarchelier, C., Mongelli, E., Coussio, J., and Ciccia, G., 1997, Inhibition of Lipid Peroxidation and Iron (II)-Dependent DNA Damage by Extracts of Pothomorphe petalta (L.) Miq., Braz J Med Biol Res, 30 (1), 85-91. Han, S.S., Lo, S.C., Choi, Y.W., Kim, J.H., and Baek, S.H., 2004, Antioxidant

Activity of Crude Extract and Pure Compounds of Acer ginnala Max.,

Bull. Korean Chem. Soc., Vol. 25, No. 3 389.

Javanmardi, J., Stushnoff, C., Locke, E., and Vivanco, J.M., 2003, Antioxidant Activity and Total Phenolic Content of Iranian Ocimum Accessions, J. Food Chem., 83, 547-550.

Karyadi, Elvina, 1997, Antioksidan: Resep Awet Muda dan Umur Panjang

(Online), (http://www.kompas.com/kompascetak/fokus.htm diakses 17 Maret 2004).

Khlifi, S., Hachimi, Y., Khalil, A., Essafi, N., and Abboyi, A., 2005, In Vitro Antioxidant Effect of Globularia alypum L. Hydromethanolic Extract,

Indian Journal of Pharmacology.

Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose, K., Akiyama, K., and Taniguchi, H., 2002, Antioxidant Properties of Ferulic Acid and Its Related Compounds, J. Agric. Food Chem., 50, 2161-2168.

Lee, K.I., Kim, Y.J., Lee, H.J., and Lee, C.H., 2003, Cocoa Has More Phenolic Phytochemical and Higher Antioxidant Capacity than Teas and Red Wine, J. Agric. Food Chem., 51, 7292-7295.

Sibuea, Posman, 2004, Antioksidan: Senyawa Ajaib Penangkal Penuaan Dini

(Online), (http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan.htm diakses 17 Maret 2004).

Steenis, Van C.G.G.J, 1975, Flora: Untuk Sekolah di Indonesia, Paradnya paramita, Jakarta.

Gambar

Tabel 1.Aktivitas penangkap radikal vitamin E.
Tabel 2.   Aktivitas  penangkap  radikal  ekstrak  kloroform,  etil  asetat  dan  etanol dari herba cakar ayam
Tabel 4.   Aktivitas  penangkap  radikal  ekstrak  kloroform,  etil  asetat  dan  etanol dari herba keladi tikus
Gambar 1.   Histogram  nilai  IC50  ekstrak  kloroform,  etil  asetat  dan  etanol  dari herba cakar ayam, herba  keladi tikus dan daun dewandaru  dengan metode DPPH dan pembanding Vitamin E
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Maddu et al , nilai absorbansi dye antosianin ekstrak kol merah dapat menangkap spektrum cahaya pada rentang 450 nm-570 nm dengan

Variasi kode lengkap menggunakan konsep hierarki yang lengkap, sedangkan kode terbatas memiliki sifat yang sangat berbeda dengan kode lengkap, misalnya sering meng- gunakan kalimat

Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji syukur dan terimakasih penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan

Sedangkan menurut (Sarwono. 469) menjelaskan bahwa abortus komplitus merupakan pengeluaran seluruhan hasil konsepsi yang telah keluar dari kavum uteri pada

Tämän opinnäytetyön tavoitteena oli kuvata esiopetusikäisten lasten ajatuksia uusista aikuisista päivähoidossa sekä sitä, liittyvätkö lasten ajatukset uusista aikuisista

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah disampaikan di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai partisipasi

Hal ini disebabkan karena pada korelasi data eksperimen menggunakan persamaan NRTL maupun UNIQUAC, deviasi antara komposisi kesetimbangan hasil eksperimen

Bagian dari penduduk kota anak dapat : (1) ikut serta dalam pembuatan kebijakan yang dapat merubah kotanya, (2) Menggambarkan sekaligus menunjukan ungkapan mereka