BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bekerja merupakan proses mental dan fisik dalam mencapai beberapa tujuan yang produktif (Anoraga, 1998). Bekerja sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi untuk mencapai kesejahteraan hidup. Pada saat bekerja, manusia mengandalkan fisik dan mental untuk dapat melakukan pekerjaan. Dalam dunia kerja saat ini, tentunya setiap orang harus memiliki kemampuan yang dapat dipertimbangkan untuk dapat membuat suatu kemajuan.
Pada era globalisasi seperti sekarang, manusia yang bekerja dituntut untuk menunjukan etos kerja yang rajin, gigih, setia, disiplin, dan totalitas kerja nyata. Etos kerja atau etika bekerja bukan hanya dimiliki oleh bangsa tertentu. Setiap bangsa mempunyai etika yang merupakan nilai-nilai universal. Sebagian orang yang bekerja di Indonesia terutama yang berasal dari Jawa Tengah menerapkan prinsip kerja alon-alon waton kelakon1. Prinsip tersebut diterapkan oleh sebagian orang Jawa untuk mendeskripsikan cara bekerja mereka. Di Korea prinsip tersebut tidak dapat diterapkan dikarenakan disiplin kerja yang dimiliki masing-masing negara. Korea menerapkan sistem kerja dengan
1
totalitas sempurna dalam setiap pekerjaannya. Pekerjaan dilakukan dengan cepat dan sempurna untuk mencapai kesuksesan dan mendapat hasil yang diinginkan. Perbedaan prinsip kerja tersebut yaitu alon-alon
waton kelakon menyebabkan kebanyakan dari pekerja Indonesia yang
bekerja di perusahaan Korea mengalami culture shock2.
Salah satu fenomena sosial yakni culture shock merupakan unsur dalam kehidupan masyarakat yang menarik untuk dikaji karena culture
shock adalah masalah yang sering kali menimpa seseorang yang berada
di daerah asing. Memang masalah ini tidak secara langsung mengancam nyawa, tetapi apabila tidak segera ditangani dengan baik bisa mengakibatkan hal yang serius di kemudian hari.culture shock ini bisa mengakibatkan seseorang mengalami insomnia, depresi, dan perasaan tidak tenang.
Salah seorang mahasiswa bahasa Korea angkatan 2013 bernama Anggi yang bekerja di salah satu kafe milik orang Korea yang berada di Yogyakarta mengalami culture shock dalam bentuk etika berbicara ketika sedang menerjemahkan. Seorang penerjemah harus mampu menyaring setiap kata yang akan diterjemahkannya, misalnya ketika atasan orang Korea mengatakan hal yang kurang baik kepada orang Indonesia maka tugas seorang penerjemah tersebut harus dapat menerjemahkan ke dalam etika berbicara orang Indonesia. Etika berbicara maupun berinteraksi
2 Istilah psikologis untuk menggambarkan keadaan dan perasaan seseorang
menghadapi kondisi lingkungan sosial dan budaya yang berbeda (Sulaeman, 1995:32)
dengan atasan orang Korea diharuskan untuk berbicara sopan dan serius, dikarenakan di dalam lingkungan bisnis harus berlaku profesional.
Culture shock yang dialami Anggi merupakan hal yang sering terjadi pada seorang penerjemah. Sehingga untuk dapat meminimalisir terjadinya culture shock maka dalam menyusun Tugas Akhir ini, penulis mencantumkan berbagai macam masalah sosial yang dapat menyebabkan terjadinya culture shock dan juga bagaimana cara untuk mengatasi
culture shock tersebut sehingga dapat meminimalisir kesalahan yang
nantinya mungkin akan dilakukan. Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk membuat Tugas Akhir yang berjudul Analisis Culture Shock yang dialami oleh Alumni Mahasiswa D3 Bahasa Korea yang Bekerja di Perusahaan Korea yang ada di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa saja bentuk culture shock yang dialami alumni mahasiswa D3 Bahasa Korea yang bekerja di perusahaan Korea ?
2. Bagaimana cara mengatasi culture shock yang dialami alumni mahasiswa D3 Bahasa Korea yang bekerja di perusahaan Korea ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dilihat dari rumusan masalah yang disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui bentuk culture shock yang dialami alumni mahasiswa D3 Bahasa Korea yang bekerja di perusahaan Korea.
2. Mengetahui cara mengatasi culture shock yang dialami alumni mahasiswa D3 Bahasa Korea yang bekerja di perusahaan Korea.
1.4 Batasan Masalah
Analisis ini akan membahas culture shock pada alumni mahasiswa D3 Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada. Agar obyek yang diteliti tidak terlalu luas, sehingga penulis hanya akan menganalisis bentuk-bentuk culture shock yang dialami oleh alumni mahasiswa D3 Bahasa Korea yang pernah magang, pernah bekerja, maupun yang sedang berkerja di perusahaan Korea yang terdapat di Indonesia. Alumni mahasiswa yang menjadi obyek penelitian adalah alumni mahasiswa D3 Bahasa Korea angakatan 2011 dan 2012 yang bersedia memberikan informasi seputar culture shock yang pernah dialami.
Alumni 2011 dan 2012 menjadi obyek penelitian Tugas Akhir ini dikarenakan rata-rata mereka baru saja menyelesaikan studi Diploma III Universitas Gadjah Mada program studi Bahasa Korea dan mulai memasuki dunia kerja sehingga unsur-unsur culture shock dinilai masih baru untuk sistem kerja di Indonesia.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian Tugas Akhir ini terdiri dari dua bagian yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis.
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diambil yaitu dapat menambah pengetahuan mengenai bentuk-bentuk culture shock yang dialami oleh alumni mahasiswa bahasa Korea yang bekerja di perusahaan Korea dan dapat mengetahui cara mengatasi culture shock tersebut. 2. Manfaat Teoritis
Tugas Akhir ini diharapkan menjadi pengetahuan tentang bentuk dan cara mengatasi culture shock sebagai pelajaran dalam bekerja di perusahaan Korea. Manfaat lain yaitu menjadi referensi untuk mengetahui perusahaan Korea yang ada di Indonesia dan sebagai pedoman bagi pembaca yang ingin bekerja di perusahaan Korea yang ada di Indonesia. Selain hal tersebut, manfaat yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini yaitu sebagai pedoman bagi orang yang ingin mengambil judul tentang culture shock.
1.6 Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis menggunakan referensi skripsi milik Rahaditya Puspa Kirana (2014) yang berjudul “Strategi Adaptasi Pekerja Jepang Terhadap Culture Shock : Studi Kasus Terhadap Pekerja Jepang di Instansi Pemerintah di Surabaya”. Buku tersebut berisi
analisis culture shock yang dialami oleh pekerja Jepang yang bekerja di Indonesia.
Tugas Akhir ini memiliki persamaan penelitian dengan skripsi milik Rahaditya Puspa Kirana yaitu meneliti culture shock yang dialami oleh pekerja. Perbedaan analisis ini terdapat pada objek penelitian pekerja Jepang dengan pekerja Indonesia. Pada skripsi tersebut penulis mengambil beberapa pengertian culture shock dan melihat bentuk culture
shock yang dialami oleh pekerja Jepang yang bekerja di Indonesia. Selain
hal tersebut, penulis mengambil berbagai metode yang digunakan untuk mengatasi culture shock.
1.7 Metode Penulisan
Penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan metode kuantitafif dengan memberikan kuesioner dan juga melakukan wawancara mendalam dengan objek penelitian. Adapun penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan rincian sebagai berikut :
1. Pengumpulan data
Tahap ini meliputi pengumpulan data (nama dan juga nomor telepon yang dapat hubungi) Alumni Mahasiswa D3 Bahasa Korea UGM yang sudah pernah magang, pernah bekerja, maupun yang sedang berkerja di perusahaan Korea yang terdapat di Indonesia.
2. Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka seputar culture shock yang sudah pernah dialami selama bekerja di perusahaan Korea. Selanjutnya melakukan wawancara mendalam untuk mendapatkan keterangan yang lebih rinci tentang culture shock yang dialami beserta cara mengatasi culture
shock tersebut. Berdasarkan kuesioner dan percakapan mendalam
dengan objek penelitian, dapat diperoleh analisis keadaan sosial dalam bentuk culture shock. Informasi yang diperoleh kemudian dikelola sedemikian rupa sehingga dapat disajikan. Penyajian hasil pengelolaan data dilakukan dengan metode narasi yaitu menuliskan hasil penelitian dengan runtut dan dengan bahasa ilmiah kemudian menarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah. Hasil data yang diperoleh kemudian dijabarkan secara rinci ke dalam Tugas Akhir ini.
1.8 Sistematika Penulisan
Penulis memaparkan isi Tugas Akhir ini secara sistematis ke dalam empat bab yaitu bab I, bab II, bab III, dan bab IV. Bab I berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan Masalah, Manfaat Penulisan, Tinjauan Pustaka, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan. Selanjutnya untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup variabel yang akan diteliti maka pada Bab II yang merupakan Landasan Teori akan berisi Etos Kerja Orang Indonesia, Etos Kerja Orang
Korea, Hubungan antar Budaya (adaptasi dan akulturasi), beserta penjelasan umum mengenai budaya culture shock.
Bab III merupakan Pembahasan yang terdiri dari Profil Alumni Mahasiswa Diploma III Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada dan nama perusahaan yang ditempati untuk objek penelitian, alasan bekerja di perusahaan Korea yang ada di Indonesia, bentuk culture shock, faktor penyebab culture shock, dan juga cara mengatasi culture shock yang dialami Alumni Mahasiswa D3 Bahasa Korea. Selanjutnya sebagai Penutup Tugas Akhir ini, pada Bab IV akan dicantumkan jawaban dari rumusan masalah yang merupakan kesimpulan dan juga mencantumkan saran sebagai jalan keluar untuk mengatasi masalah dalam bentuk culture