ISSN 2047-9189 University Research Coloquium 2016
i
Prosiding
Bidang Pendidikan, Humaniora,
dan Agama
The 4
th
URECOL 2016
PENGUATAN KONTRIBUSI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI MELALUI
IMPLEMENTASI HASIL RISET UNTUK INDONESIA BERKEMAJUAN
27 Agustus 2016
di Stikes Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan, Jawa Tengah
INDONESIA
Di Terbitkan Oleh:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
ISSN 2047-9189 University Research Coloquium 2016
ii
SUSUNAN PANITIA
THE 4
thUNIVERSITY RESEARCH COLLOQUIUM 2016
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
Penasehat
: Mokhammad Arifin,M.Kep
Pengarah
: Nuniek Nizmah Fajriyah, M.Kep., Sp.KMB
Panitia Pelaksana
Ketua
: Rita Dwi Hartanti, M.Kep., Ns., Sp.Kep.M.B
Sekretaris
: Firman Faradisi, MNS
Bendahara
: Dyah Putri Aryati, S.Kep, Ns
Sie Publikasi dan IT
1. Halim Indra Kusuma, S.Kom
2. Rudi Hartono, S.Kom
3. Siti Khikmah, Amd
Sie Kesekretariatan danDokumentasi
1. Mila Samawati, SE
2. Nafiatun Nisa, S.Ag
3. Tia Firdiyanti, Amd
4. Allain Fathian, SH
Sie Naskah dan Proseding
1. Risqi Dewi Aisyah, MPH
2. Fitriyani, MPH
3. Hana Nafiah, MSN
4. Nur Intan Kusuma, S.ST
5. Eka Budiarto, S.Kep., Ns
6. Syavira Nooryana, S.Fis
ISSN 2047-9189 University Research Coloquium 2016
iii
Sie Acara dan Karya Ilmiah
1. Sugiharto, MAN
2. Urmatul Waznah, S.Farm, Apt
3. Agus Ulinuha, Ph.D
4. Dr. Muhtadi, M,Si
ISSN 2047-9189 University Research Coloquium 2016
iv
Tim Reviewer
No. Bidang Ilmu
Nama Reviewer
Institusi
1. MIPA dan Kesehatan
1. Dr.dr. EM Sutrisna Universitas Muhammadiyah Surakarta 2. Erindyah RW, PhD Universitas Muhammadiyah Surakarta 3. Dr. Muhtadi Universitas Muhammadiyah Surakarta 4. Fitri Arofiati, PhD Universitas Muhammadiah Yogyakarta 5. Sugiharto, MAN Stikes Muhammadiyah Pekajangan 6. Nuniek Nizmah F, M.Kep., Sp.KMB Stikes Muhammadiyah Pekajangan 7. Milatun Khanifah, SST., M.Keb Stikes Muhammadiyah Pekajangan 8. Rita Dwi Hartanti, Ns., Sp.Kep.M.B Stikes Muhammadiyah Pekajangan 9. Risqi Dewi Aisyah, SST., MPH Stikes Muhammadiyah Pekajangan 2. Pendidikan,
Humaniora dan Agama
1. Prof. Dr. Harun JP Universitas Muhammadiyah Surakarta 2. Prof. Dr. Markamah Universitas Muhammadiyah Surakarta 3. Sosial,
Ekonomi dan Psikologi
1. Dr. Triyono Universitas Muhammadiyah Surakarta 2. Dr. Taufik Universitas Muhammadiyah Surakarta 3. Dr. Didit Purnomo Universitas Muhammadiyah Surakarta 4. Teknik dan
Rekayasa
1. Agus Ulinuha, PhD Universitas Muhammadiyah Surakarta 2. Tri Widodo Besar Riyadi, PhD Universitas Muhammadiyah Surakarta 5. Kemahasiswaan 1. Dr. Mutalazimah Universitas Muhammadiyah Surakarta
ISSN 2047-9189 University Research Coloquium 2016
v
PRAKATA PANITIA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kelimpahan berkat, rahmat dan ridhaNya yang
diberikan, sehingga Prosiding The 4
thUniversity Research Colloquium Stikes
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan 2016 ini dapat terselesaikan dengan baik.
The4
thUniversity Research Colloquium (URECOL) Stikes Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan 2016 yang diadakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat (LPPM) Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan ini mengambil tema
“Penguatan Kontribusi Institusi Pendidikan Tinggi Melalui Implementasi Hasil Riset
Untuk Indonesia Berkemajuan”, dilaksanakan di Auditorium Stikes Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan pada tanggal 27 Agustus 2016.
Kegiatan University Research Colloquium (URECOL) ini merupakan yang keempat
kalinya dan insyaAllah akan diselenggarakan untuk tiap semester oleh LPPM yang tergabung
dalam Konsorsium LPPM PTM/PTA di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk
memberikan kesempatan bagi dosen peneliti dari berbagai perguruan tinggi atau
lembagabadan penelitian untuk dapat mempresentasikan hasil luaran penelitian dan
pengabdian masyarakat. Prosiding ini berisi kumpulan makalah-makalah yang telah
dipresentasikan dan didiskusikan pada acara URECOL ini.
Prosiding ini dibuat dengan tujuan memberikan pengetahuan bagi masyarakat luas
dan stakeholder terkait penelitian dan implementasinya dalam kehidupan masyarakat dan
pembangunan nasional. University Research Colloquium merupakan forum yang dibangun
bukan hanya sekedar forum diseminasi, forum ini juga akan memberikan kemungkinan
diskusi yang efektif, ekstensif dan eksploratif agar diperoleh follow up atas research
outcomes yang lebih bermanfaat. Selain kemungkinan publikasi pada jurnal ilmiah, temuan
penelitian akan dilihat kemungkinannya untuk perolehan hak paten maupun upaya
komersialisasinya.
Penyusun menyadari Prosiding The 4
thURECOL ini tentu saja tidak luput dari
kekurangan, untuk itu segala saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan Prosiding pada
terbitan tahun yang akan datang. Akhirnya kami berharap Prosiding yang terlampir ini dapat
bermanfaat bagi yang memerlukan.
Pekalongan,27 Agustus 2016
Ketua Panitia
ISSN 2047-9189 University Research Coloquium 2016
vi
SAMBUTAN
KETUA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunia Nya sehingga kegiatan University Research Colloquium (URECOL) yang ke empat
ini dapat diselenggarakan. Kegiatan yang bertajuk The 4
thUniversity Research Colloquium
(URECOL) ini dimaksudkan sebagai forum diseminasi dan artikulasi luaran-luaran penelitian
yang dilakukan oleh para dosen dan akademisi. Penyelenggaraan The 4
thURECOL ini
panitia mengambil tema Penguatan Kontribusi Institusi Pendidikan Tinggi Melalui
Implementasi Hasil Riset Untuk Indonesia Berkemajuan. Tema yang diacu pada
Colloquium diharapkan dapat membantu mewujudkan Indonesia yang maju, adil, makmur
dan berdaulat sejajar dengan bangsa lain. Diharapkan luaran riset yang dipresentasikan dapat
ditindaklanjuti dalam berbagai bentuk termasuk publikasi dan komersialisasi.
Kami selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Stikes
Muhammdiyah Pekajangan Pekalongan menyambut baik atas penyelenggaraan The 4
thUniversity Research Colloquium (URECOL) ini serta berharap kegiatan ini dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi para Dosen dan Akademisi maupun
pada masyarakat pada umumnya. Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh peserta,
penulis yang ikut mempublikasikan dan mempresentasikan tulisannya dalam acara ini, serta
para reviewer yang membantu meningkatkan kualitas tulisan dalam The 4
thUniversity
Research Colloquium (URECOL). Kami ucapkan juga terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada konsorsium LPPM Muhammadiyah – Aisyiyah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
Yogyakarta atas segala dukungannya, LPPM Universitas Muhammadiyah Surakarta yang
telah memberikan bimbingannya serta kepada seluruh panitia yang tidak kenal lelah sehingga
The 4
thURECOL ini dapat terselenggara dengan sukses.
Besar harapan kami kegiatan ini dapat senantiasa berlanjut dan ditingkatkan
kualitasnya pada masa-masa yang akan datang. Semoga kegiatan ini dapat memberikan
sumbangan dalam mewujudkan Indonesia berkemajuan serta mendapat berkah dan ridho
Allah SWT. Aamiin Ya Robbal’alaamiin.
Pekalongan, 27 Agustus 2016
Ketua LPPM – STIKES Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
ISSN 2047-9189 University Research Coloquium 2016
vii
SAMBUTAN
KETUA STIKES MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
Assalammulaikum warohmatullahi wabarokatuh
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga Stikes Muhammadiyah Pekajangan dapat
menyelenggarakan kegiatatan “The 4
thUniversity Research Colloquium (URECOL) yang
merupakan forum diskusi ilmiah dan presentasi hasil penelitian Perguruan Tinggi
Muhammadiyah.
Kegiatan yang pada awalnya di gagas oleh konsorsorium LPPM Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogayakarta ini dibuat berdasarkan kebutuhan akan Forum presentasi ilmiah
penelitian dan pengabdian masyarakat bagi dosen / peneliti di Jateng dan DIY. Menutut data
yang di himpun dari panitia diketahui bahwa peserta URECOL ini tidak hanya dari
Perguruan Tingi Muhammadiyah tapi juga perguruan tinggi lain di luar Muhammadiyah baik
negeri maupun swasta. Sehingga sangat memungkinkan forum ini untuk dapat di tingkatkan
menjadi Forum Nasional untuk deseminasi hasil penelitian.
Baru-baru ini Kemenristekdikti baru saja menyampaikan hasil kinerja penlitian 2012-2015,
dengan hasil sebagai berikut : dari 1.477 yang dinilai 25 termasuk katagiri Mandiri, 73
Utama, 160 Madya dan 1216 Binaan. Tentunya data ini sangat memprihatinkan karena
masih ada lebih dari 2.000 perguruan yang “belum ada statusnya” padahal penelitian adalah
salah satu tridarma yang harus dilaksanakan di perguruan tinggi. Belum lagi tuntutan
pemerintah akan deseminasi hasil penelitian yang berkualitas perlu didukung sarana publikasi
yang memadai dan terakreditasi baik dalam bentuk Jurnal ataupun prosiding. Tidak hanya
dalam versi cetak namun juga versi online untuk bisa digunakan sebagai syarat kenaikan
jabatan fungsional.
Forum ini merupakan insyaalah merupakan satu jawaban untuk membantu mengurai
fenomena tersebut dan Muhammdiyah mempunyai andil besar yang tidak diragukan lagi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majelis
Diktilibang, Bupati Pekalongan, konsorsorium, panitia dan peserta yang telah bekerja keras
demi suksesnya acara ini.
Semoga kegiatan ini dapat memberikan dapak positif pada kemajuan bangsa kita tercinta.
Wassalamulaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Ketua STIKES Muhammadiyah Pekajangan
Mokhamad Arifin, SKp, M.Kep.
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……… i
Susunan Panitia ……….. ii
Prakata Ketua Panitia ………. v
Sambutan Ketua LPPM STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan ………. vi
Sambutan Ketua STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan ……… vii
Daftar Isi ……… viii
1
Muhammad
Kamaluddin
REPRESENTASI KUASA LAKI-LAKI DALAM LIRIK
LAGU TARLING CIREBONAN
1
2
Rini Fatmawati
PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN DALAM
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
BAHASA INGGRIS SD
9
3
Lilis Madyawati,
Hamron Zubadi, Dede YudiTHE DEVELOPMENT OF MULTIPLE NTELLIGENCE
BASED PLAY THERAPY MEDIA FOR CHILDREN
AFTER THE DISASTER IN CENTRAL JAVA
17
4
Parahytha TunjungBiru
Putri
,Aryati
Prasetyarini
LEARNING STRATEGIES USED BY A MEMBER OF
EDSO IN GAINING SPEAKING SKILL
ACHIEVEMENT: (A CASE STUDY)
30
5
Yulia Kurniati,
Johny
Krisnan, Heni
Hendrawati
HAMBATAN PELAKSANAAN DIVERSI
DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA ANAK
DI TINGKAT PENGADILAN
39
6Heniyatun,
SH.,M.Hum, Bambang
Tjatur Iswanto, SH.,
MH
,
Puji
Sulistyaningsih,
SH.,MH
UPAYA MENEKAN TINGKAT PERCERAIAN
PASANGAN SUAMI ISTERI PADA PERKAWINAN
USIA DINI
50
7
Muthoifin
MAN JADDA WAJADA DALAM KISAH 12 MENIT:
STUDI NILAI-NILAI BIJAK MOTIVASI DAN
IMPLIKASI
65
8
Muthoifin,
Nuha
THE OPTIMIZATION OF LOCAL AUTONOMY
POLITIC FOR NATION PROGRESS AND
SYNERGETIC ON ISLAMIC PERSPECTIVE
72
9
Nurul Maghfiroh,
Nurwati, Basri
KAJIAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI
BARANG TEMUAN
80
10
Priyono, Rudiyanto
THE UTILIZATION OF WEB-BASED GIS TO
SUPPORT THE MANAGEMENT AND MONITORING
OF BILLBOARD IN SURAKARTA
88
11
Yuli Priyana
GROUNDWATER PREDICTION METHOD USING
GEOLISTRIK IN AN EFFORT TO ANTICIPATE
DROUGHT IN PABELAN VILLAGE
ix
12
Alif Noor Anna,
Kuswaji Dwi
Priyono,
Suharjo, Yuli Priyana
THE IMPACT OF GLOBAL CLIMACT CHANGE TO
THE BALANCE OF WATER RESOURCE IN UPPER
BENGAWAN SOLO WATHERSED
108
13
Tjipto Subadi
PENINGKATAN KUALITAS CALON GURU ILMU
SOSIAL PADA PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
118
14
Fitri Merawati
ANALISIS WACANA FIKSI PENGGEMAR DAN
DAMPAKNYA TERHADAP PENGAKUAN STATUS
DALAM SASTRA INDONESIA
125
15
Kuswaji Dwi Priyono,
Puspasari Dwi
Nugraheni
KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM
UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA
BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN
KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA
134
16
Dwi Haryanti
KEAKURATAN TERJEMAHAN KALIMAT BAHASA
INGGRIS KE BAHASA INDONESIA
141
17
Khusnul Laely, Galih
Istiningsih, Dhuta
Sukmarani
PENYULUHAN KADER PAUD DALAM RANGKA
MENDUKUNG TERWUJUDNYA PKBM (PUSAT
KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT) DI DAERAH
MISKIN
146
18
Fitri Kurniawan,
Muhammad Tafsir
DIFFERENT POND, DIFFERENT FISH: A
COMMUNITY SERVICE ON SOUTH KOREA
CULTURE INTRODUCTION TO FIVE
MUHAMMADIYAH SCHOOLS IN WONOGIRI
155
19
Yunus Sulistyono
SISTEM PENAMAAN TEMPAT DI KOMPLEKS
TAMANSARI KERATON YOGYAKARTA (KAJIAN
LINGUISTIK ANTROPOLOGIS)
157
20
Djoko Srijono, Zainal
Arifin
KESEPADANAN, KETERBACAAN DAN
KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN
ISTILAH-ISTILAH PENELITIAN DALAM BUKU TEKS
RESEARCH METHODS FOR BUSINESS: A SKILL
BUILDING APPROACH
165
21
Ade Noviana, Ida
Ri’aeni, Dikhorir
Afnan
PENDEKATAN KOMUIKASI DALAM KONSTRUKSI
IDENTITAS DIRI CALON GURU SEKOLAH DASAR
173
22Muhamad Toyib, Sri
Rejeki, Fitri
Kurniawan
PELATIHAN PENGGUNAAN PERMAINAN LEGO
DALAM PEMBELAJARAN PECAHAN
185
23
Christina Kartika Sari
PELATIHAN PENGGUNAAN GEOGEBRA
PADA PEMBELAJARAN BANGUN DATAR
193
24
Mutohharun Jinan
SEABAD GERAKAN MUHAMMADIYAH:
TINJAUAN BIBLIOGRAFIS
199
25
Testiana Deni
Wijayatiningsih,
Akhmad
CRITICAL THINKING: ANALISIS MINAT DAN
PERSEPSI MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN
WRITING MENGGUNAKAN CIRCLE THE SAGE
x
Fathurrahman, Ziad
Iqbal Romadhon
26E.N. DOMLOBOY
NST
IMPLEMENTATION COOPERATION SISTER
CITYOF BANDUNG AND SUWON YEARS 1997 –
2015
216
27
Suharjo, Absori,
Munawar Cholil dan
Agus Anggoro Sigit
POLA PENGGUNAAN AIR UMBUL UNTUK LAHAN
PERTANIAN PADI SAWAH DAERAH KAKI
GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN KLATEN JAWA
TENGAH
225
28
Muamaroh, Dwi
Ilmiani
GRAMMAR PROBLEMS FACED BY STUDENTS IN
FREE WRITING
234
29
Suharso, Chrisna
Bagus Edhita Praja dan
Achmad Irmawan
PENCABUTAN HAK POLITIK TERHADAP
TERPIDANA KORUPSI DALAM PERSPEKTIF
HUKUM TATA NEGARA
241
30
Andri Martiana
PENGARUH KORUPSI DAN PENDAPATAN
NASIONAL TERHADAP PEMBANGUNAN
EKONOMI DI NEGARA-NEGARA ISLAM
248
31
Lina Dwi Khusnawati
PENGGUNAAN SOFTWARE GEOGEBRA PADA
PEMBELAJARAN IRISAN KERUCUT
255
32
Naufal Ishartono,
Ilham Ahmad Alfian,
dan Nurul Firdaus
PELATIHAN PENGGUNAAN SOFTWARE
GEOGEBRA PADA MATERI BANGUN RUANG
DIMENSI TIGA UNTUK GURU-GURU
MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH
MUHAMMADIYAH SE-SUKOHARJO
264
33
Kanthi Pamungkas
Sari
PERILAKU MEMILIH (VOTING BEHAVIOR)
MASYARAKAT DALAM PEMILU
271
34
Kuswardani,
Suliswiyadi
KAJIAN KRITIS TERHADAP PEKERJA RUMAHAN
283
35
Hj. Shofiyanti Nur
Zuama
PENERAPAN METODE RESITASI TERHADAP
HASIL BELAJAR MAHASISWA SEMESTER VI
PROGRAM STUDI PG PAUD PADA MATA KULIAH
PENULISAN KARYA ILMIAH (PKI)
291
36
Samsul Alam, Hj.
Shofiyanti Nur Zuama
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA
MATA KULIAH SENI RUPA UNTUK ANAK
USIA DINI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI
PG PAUD
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FKIP
300
37
Sri Rejeki, Nining
Setyaningsih,
Muhamad Toyib
PENGGUNAAN PERMAINAN LEGO DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP
310
38
Andria Luhur Prakoso
KETERLIBATAN PENGADILAN DALAM PROSES
PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI
ARBITRASE
xi
39
Anam Sutopo, Titis
Setya Budi
MODEL PENILAIAN KUALITAS TERJEMAHAN
KARYA SASTRA
338
40
Ahwy Oktradiksa,
Jazim Tohari
PENDEKATAN PENDIDIKAN REALISTIC
MATHEMATIC EDUCATION TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MI
MUHAMMADIYAH TERPADU HARAPAN KOTA
MAGELANG
324
41
Sofyan Anif
KEEFEKTIFAN MODEL PENINGKATAN
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIOLOGI
PASCA SERTIFIKASI MELALUI FORUM
MGMP-BIOLOGI DI KARESIDENAN SURAKARTA
347
ISSN 2407-9189 The 4th University Research Colloquium 2016
125
ANALISIS WACANA FIKSI PENGGEMAR DAN DAMPAKNYA
TERHADAP PENGAKUAN STATUS DALAM SASTRA INDONESIA
Fitri Merawati
PBSI FKIP UAD
Jalan Pramuka No 42, Umbulharjo, Yogyakarta
fitri.merawati@pbsi.uad.ac.id
Abstract
This research describes the general discourse, or the dominant discourse, another discourse or discourse of the marginalized, and the impact on the recognition of the position of fans fiction in Indonesian literature using the theories of Michel Foucault's discourse. It is important under review due to fan fiction is a literary phenomenon whose presence is not taken for granted by the public even by the literary society itself. This is because the fans fiction is a work of imagination of a fan to his idol so to be considered as work for a dreamer and not qualified. Besides the original fan fiction are often found on the cyber but now has started to spread in the print media and it is considered to be in violation of the laws on copyright.
This research was qualitative research is research that intends to understand and explain the discourse of fan fiction and the impact on the recognition of the position of fans fiction in Indonesian literature. The subjects were www.fansfiction.net and print media which Araska publisher that publishes fans fiction which is then passed in the bookstores. Data collected by engineering literature, observation, and interviews. The analysis process is performed by applying the method of excavation to determine the dominant discourse and the discourse of the marginalized and the impact of any such discourses.
The results showed the first public discourse, or the dominant discourse about fans fiction is a literary work that was created inspired by his idol so it is considered as a work that is not creative. Second, another discourse that had been hidden or marginalized is a fan fiction as an alternative in the work and as a way to hone their writing skills and imagination in creating literary works. Third, the impact on the recognition of the position of fans fiction in Indonesian literature is with over time where fans fiction have started to be accepted by the community as one of the literary genre and become a medium of learning for the creators of literary works.
Keywords: the dominant discourse, the discourse of the marginalized, fans fiction,
impact, Michel Foucault I. PENDAHULUAN
Sastra sebagai salah satu hasil budaya terus mengalami perkembangan. Berbagai wacana terus bermunculan sebagai bentuk apresiasi penulis terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat. Salah satu yang dapat ditemukan pada era internet saat ini adalah munculnya genre sastra fiksi penggemar. Kemunculan fiksi penggemar tidak diterima begitu saja oleh masyarakat bahkan oleh masyarakat sastra itu sendiri. Berbagai tanggapan positif dan negatif
bermunculan. Tanggapan positif muncul sebagai bentuk dukungan bagi para penulis fiksi penggemar agar terus kreatif berkarya. Sementara tanggapan negatif muncul karena justru fiksi penggemar diangggap sebagai karya yang tidak kreatif karena berasal dari karya yang sudah ada sebelumnya atau tiruan. Fiksi penggemar hadir sebagai ruang perjumpaan bagi penggemar dengan idolanya yang mungkin di dunia nyata hal tersebut menjadi hal yang sulit bahkan tidak mungkin terjadi.
ISSN 2407-9189 The 4th University Research Colloquium 2016
126
Itulah mengapa ada anggapan bahwa fiksi penggemar ini dianggap seperti sebuah karya bagi seorang pemimpi sehingga keberadaanya mendapatkan tanggapan yang minor dari masyarakat sastra.
Fiksi penggemar di Indonesia yang semula banyak dijumpai di media internet, kini beberapa sudah mulai merambah hadir di media cetak. Contonya yaitu berupa buku kumpulan cerita pendek dan novel fiksi penggemar. Dalam sampul buku tersebut secara terang-terangan dituliskan sebagai karya fiksi penggemar, seperti “best exo fanfiction” dan “best fanfiction on dreamersradio.com”. Kita bisa melihat dari peristiwa ini bahwa para penulis fiksi penggemar tampak serius dengan pilihannya meskipun ada yang berpendapat bahwa apa yang mereka tuliskan itu bukan karya kreatif. Penulis dan penerbit yang menerbitkan serta memperjualbelikannya terlebih tanpa ada izin dari idolanya atau karya yang sebelumnya dianggap melanggar undang-undang mengenai hak cipta. Hal ini tidak menyurutkan semangat para penulis fiksi penggemar. Pada kenyataannya kini di toko-toko buku mulai ada ruang khusus untuk meletakkan buku fiksi penggemar. Buku ini bahkan memiliki pembacanya sendiri.
Oleh karena itu, wacana fiksi penggemar dalam sastra Indonesia menjadi salah satu kajian menarik untuk ditelusuri. Hal ini melihat kenyataan bahwa para penulis fiksi penggemar terus mengukuhkan keberadaaanya meskipun kelayakan karyanya masih dipertanyakan oleh kalangan-kalangan tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dikaji bagaimana wacana fiksi penggemar dalam perkembangan sastra Indonesia dan bagaimana dampak dari wacana fiksi penggemar dalam perkembangan sastra Indonesia.
II. METODE PENELITIAN
Teori wacana Foucault digunakan dalam penelitian ini karena sumbangan
terbesar Foucault terutama adalah mengenalkan wacana sebagai praktik sosial. Wacana merupakan himpunan wicara yang mengandung penilaian, tidak selamanya di tingkat sadar (ideologi) (Foucault, 2008:206). Wacana berperan dalam mengontrol, menormalkan, dan mendisiplinkan individu (Eriyanto, 2012: 19). Michel Foucault mendefinisikan wacana sebagai sesuatu yang hadir untuk memproduksi yang lain (gagasan, konsep, atau efek). Wacana membatasi bidang pandangan kita, mengeluarkan sesuatu yang berbeda dalam batas-batas yang telah ditentukan. Pernyataan yang diterima dimasukkan dan mengeluarkan pandangan yang tak diterima tentang suatu objek. Objek bisa jadi tidak berubah, tetapi struktur diskursiflah yang membuat objek menjadi berubah. Foucault memperkenalkan tentang bagaimana wacana diproduksi, siapa yang memproduksi, dan efek dari produksi wacana. Wacana dan kenyataan memiliki keterkaitan. Foucault memandang bahwa kenyataan tidak dapat didefinisikan jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk mengakses dengan membentuk struktur diskursus tersebut. Struktur diskursus inilah yang membuat objek menjadi tampak nyata oleh kita karena struktur wacana dari realitas itu, tidak dilihat sebagai sistem yang abstrak dan tertutup. Menurut Michel Foucault, ciri utama wacana adalah kemampuannya untuk menjadi suatu himpunan wacana yang berfungsi membentuk dan melestarikan hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu masyarakat (Eriyanto, 2012: 72-77).
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi kepustakaan, pengamatan, dan wawancara. Data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menerapkan metode analisis ekskavasi. Menurut Foucault langkah-langkah metodologis yang perlu dilakukan yaitu pertama, melihat wacana umum atau wacana dominan tentang fiksi penggemar yang selama ini dianggap benar karena
ISSN 2407-9189 The 4th University Research Colloquium 2016
127
keberadaannya seolah-olah tampak seperti given and natural. Kedua, melihat adanya wacana lain yang selama ini disembunyikan atau termarginalkan sebagai wacana tandingan. Ketiga, melihat apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya fiksi penggemar dalam perkembangan sastra Indonesia.
III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Fiksi penggemar merupakan salah satu fenomena sastra di Indonesia. Kehadirannya menciptakan satu genre baru dalam dunia sastra. Sebuah buku kumpulan fiksi penggemar berjudul Forever and One yang merupakan hasil karya dari para penulis fiksi penggemar pemenang lomba menulis FF‟XOXO Party 2015 dituliskan bahwa fanfiction yakni sebuah cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah, karakter, dan setting yang sudah ada. Penggunaaan karakter tokoh dalam cerita fiksi ini bukan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan, tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh-tokoh tersebut (Abrar, 2015: 4). Dalam buku yang lain yaitu novel fiksi penggemar yang berjudul Bad Boy Meets Good Girl karya Amola Besta, si penulis dalam kata pengantarnya mengutarakan bahwa banyak definisi fanfiction yang bisa kita temukan di internet. Bagi penulis sendiri, fanfiction merupakan sebuah karya imajinasi dari seorang fans suatu idol yang terpisah jauh dari idol yang digandrunginya. Apalagi sampai harus terpisah samudera dan benua. Perasaan nyesek itu pasti pernah dirasakan setiap fan. Tapi dengan adanya fanfiction, kita bisa merasa dekat dengan mereka. Seakan kita ikut larut dalam dunia idol.
Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam kedua buku tersebut, maka fiksi penggemar ini hadir sebagai salah satu bentuk tanggapan seorang penggemar dari karya yang sudah ada sebelumnya atau pun terhadap sosok idolanya itu sendiri. Fiksi penggemar hadir sebagai ruang perjumpaan bagi penggemar dengan idolanya yang mungkin di dunia nyata hal
tersebut menjadi hal yang sulit bahkan tidak mungkin terjadi. Itulah mengapa ada anggapan bahwa fiksi penggemar merupakan sebuah karya dari seorang pemimpi sehingga keberadaanya mendapatkan tanggapan yang minor dari masyarakat sastra. Tanggapan minor ini kemudian berlanjut ketika keberadaan fiksi penggemar yang semula hanya bisa dijumpai di internet contohnya di www.fanfiction.com kini sudah mulai dapat dijumpai di rak-rak buku di toko buku. Artinya, fiksi penggemar kini sudah mulai memasuki wilayah percetakan dan dibukukan. Contohnya adalah buku kumpulan cerita berjudul Forever and One karya Yosa Abrar yang di sampul bukunya dituliskan secara terang-terangan sebagai fiksi penggemar yaitu “best exo fanfiction”. Buku yang lain, yaitu novel fiksi penggemar yang berjudul Bad Boy Meets Good Girl karya Amola Besta yang di sampul bukunya juga dituliskan “best fanfiction on dreamersradio.com”.
Wacana lain mengemukakan bahwa fiksi penggemar (fanfiction) merupakan karya hasil kreativitas dari penggemar (fan). Bentuknya bisa berupa mengenai cerita novel, film, TV atau media lainnya yang diceritakan sesuai pemahaman dan sudut pandang mereka tentang karakter idolanya. Para penggemar yang disebut fandom ini dapat bergabung dalam komunitas fanfiction untuk menyalurkan kesukaannya. Dalam komunitas ini mereka berkesempatan untuk saling berbagi dengan penggemar yang lain. Mereka juga bisa meningkatkan kemampuan literasi khususnya literasi media di mana dalam menulis suatu karya fanfiction mempunyai manfaat untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang pengembangan media saat ini karena fanfiction merupakan cerita hasil dari pemahaman seseorang baik melalui media cetak, video, film, ataupun real player dari idola mereka yang diceritakan lagi menurut bahasa, tokoh, alur, setting yang mereka inginkan.
ISSN 2407-9189 The 4th University Research Colloquium 2016
128
Beberapa kalangan memberikan wacana bahwa fiksi penggemar ini diproduksi oleh para penulis amatir. Meskipun demikian, fiksi penggemar telah menciptakan penikmatnya sendiri. Rebecca W. Black menyatakan, bahwa fanfictions are fan-produced texts that derive from forms of media, literature, and popular culture‖. Penggemar menulis fiksi penggemar dimungkinkan karena karya asli tidak sesuai dengan apa yang ada di dalam harapannya. Hal itu yang melatari mereka mengadaptasi karya asli, kemudian mengolah dan menulisnya kembali dalam bentuk fiksi penggemar yang menceritakan tentang hal-hal yang menjadi minat penggemar namun tidak diceritakan dalam karya asli.
Wacana yang muncul dalam fiksi penggemar, idola yang banyak menjadi inspirasi dalam fiksi penggemar adalah dari Korea. Dalam sebuah penelitian berjudul “Fanbase Boyband Korea: Identifikasi Aktivitas Penggemar Indonesia” karya Fadhila Hasby dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa aktivitas yang dilakukan oleh para penggemar boyband Korea adalah para penggemar tersebut menulis fiksi penggemar dan dipublikasikan di internet.
Penelitian lain yaitu “Hubungan antara Keterpaparan “Korean Idol Fan Fiction No Children dengan Perilaku Seksual Remaja” karya Dhea Octova M.P dan Windhu Purnomo dari Program Studi Departemen Biostatistika dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga menunjukkan bahwa ada hubungan antara terpapar ke Korea Idol Fan Fiction ada anak-anak dengan praktik seksual seperti ciuman di pipi (p=0,019), meraba-raba (p=0,04), dan fantasi seksual (p=0,018).
Wacana dominan yang muncul cenderung memposisikan fiksi penggemar pada tempat yang minor. Para penulis fiksi penggemar cenderung dianggap sebagai
penulis amatir. Fiksi penggemar hadir sebagai karya yang tidak kreatif dan tidak bermutu. Hal ini dikarenakan para penulis fiksi penggemar hanya mencontoh karya yang sudah ada. Mereka dianggap hanya mengikuti keinginan hati secara semena-mena karena tidak puas terhadap idola mereka pada karya yang ada sebelumnya. Para penulis fiksi penggemar tidak konsisiten karena sebelumnya hanya muncul di media internet namun kini sudah mulai merambah di media cetak. Para penulis fiksi penggemar tidak b erani bersaing secara bebas karena mereka cenderungmemiliki WEB atau ruang sendiri dalam kelompoknya yaitu kelompok penulis fanfiction. Kehadiran fiksi penggemar ini juga memberikan dampak yang kurang baik karena cerita yang diciptakan hasil dari reaksi mereka terhadap karya sebelumnya dari novel, film, maupun media lain. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa fiksi penggemar cenderung terinspirasi dari para idola dari Korea. Situasi budaya yang ada di Korea dan di Indonesia tentu saja berbeda. Perbedaan budaya yang tidak dipahami, dicermati, dan disaring dengan bijak tentu akan menghasilkan karya yang tidak sesuai sehingga tidak heran jika dari situlah muncu pengaruh terhadap para pembaca maupun penulis fiksi penggemar itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik sosial seperti ciuman pipi, meraba, dan fantasi seksual tidak dapat dielakkan lagi. Kehadiran fiksi penggemar juga dianggap sebagai pelanggaran hak cipta ketika itu diperjualbelikan. Seperti yang dikemukakan pada Undang-undang RI No 12 tahun 2002 tentang hak cipta karena menerbitkan fiksi penggemar di kalangan umum, diperjualbelikan, tanpa ada izin dari orangnya sendiri sudah melanggar undang-undang mengenai hak cipta.
Berbagai wacana dominan yang muncul tentu saja perlu disikapi dengan terbuka. Salah satu caranya dengan memunculkan keberadaan wacana tandingan yang sering kali tidak tersentuh.
ISSN 2407-9189 The 4th University Research Colloquium 2016
129
Wacana tandingan ini merupakan wacana yang terpinggirkan atau wacana yang kehadirannya sering dilupakan atau sengaja dilupakan karena keberadaan wacana dominan.
Wacana tandingan yang muncul tentang fiksi penggemar antara lain fiksi penggemar memilikki konsep what if… atau “bagaimana jika…”. Sebuah pendapat yang tercatat dalam Wikipedia menyatakan fiksi penggemar atau sering disebut juga fanfic sebagai sebuah art-project yang menyenangkan bagi seorang fans disamping proyek lain seperti membuat wallpaper, scrap book, craft design, atau art work lainnya yang menyangkut bintang atau karakter pujaannya. Untuk menghindari tuntutan mengenai hak cipta, penulis fanfic biasanya mencantumkan kategori “fanfic” dalam tulisannya dan memberikan disclaimer, semacam pengakuan hak cipta, untuk penulis aslinya. Sedangkan untuk menghindari protes atau pertanyaan dari fans lain, biasanya para penulis fanfic selalu memberikan sedikit catatan-catatan “peringatan” atas variasi-variasi eksperimen yang dia gunakan dalam fanfic-nya
Para penulis penulis fiksi penggemar ternyata tidak hanya semau sendiri namun juga memiliki rambu-rambu yang harus diikuti. Contohnya mereka memiliki istilah-istilah sendiri yang disepakati para penulis fiksi penggemar dalam penulisan fiksi penggemar, seperti rating, jenis fanfic, genre, dan istilah lainnya. Dalam sebuah penelitian, Nur Aulia Azizah menyatakan bahwa Untuk menghindari tuntutan mengenai hak cipta, penulis fanfic biasanya mencantumkan kategori “fanfic” dalam tulisannya dan memberikan disclaimer, semacam pengakuan hak cipta, untuk penulis aslinya. Sedangkan untuk menghindari protes atau pertanyaan dari fans lain, biasanya para penulis fanfic selalu memberikan sedikit catatan-catatan “peringatan” atas variasi-variasi eksperimen yang dia gunakan dalam fanfic-nya. fiksi adalah karya imaginer dan
estetis yang menceritakan interaksi dengan dirinya sendiri, dengan tuhannya, atau dengan sosialnya.
Rating dalam fiksi penggemar didasarkan pada adegan, penggunaan bahasa, dan unsur-unsur lainnya.rating ini juga mempertimbangkan usia sasaran dari fiksi penggemar. Contohnya yaitu sebagai berikut.
a. G (General Audience): Semua Umur. b. PG (Parental Guidance Suggested):
Beberapa hal mungkin tidak sesuai untuk anak.
c. PG-13 (Parents Strongly Cautioned): Beberapa hal mungkin tidak sesuai untuk anak di bawah usia 13.
d. R (Restricted): Mereka yang di bawah 17 tahun memerlukan pendampingan orangtua (usia bervariasi, tergantung tempat). e. NC-17 (No One 17 and Under Admitted):
Jelas-jelas tidak boleh dibaca oleh mereka yang berusia di bawah 17.
Selain hal tersebut. Fiksi penggemar juga memiliki genre berdasarkan cerita yang dibuat. Genre tersebut juga tercantum dalam penulisan fiksi penggemar (fanfiction/ FF). Contohnya yaitu sebagai berikut.
a. Action/Adventure: FF yang berisi kisah petualangan tokohnya, dengan
kemungkinan adegan
perkelahian/pertempuran.
b. AU (Alternate Universe): Situasi yang berbeda dengan yang dibangun dalam canon-nya/kehidupan sebenarnya/cerita aslinya.
c. Angst: FF yang melibatkan tingkat kecemasan tinggi dengan permainan emosional, fisik dan mental yang membuat pembacanya dapat merasakan perasan yang sesak dan dapat menitikkan air mata. d. Comedy/Humor: FF yang mengandung
unsur komedi dan humor.
e. Crack: FF dengan plot cerita yang mengejutkan, tiba-tiba berubah, dan tidak umum.
f. Crossgender: FF dengan tokoh berubah gender dari karakter/tokoh aslinya.
ISSN 2407-9189 The 4th University Research Colloquium 2016
130
g. Drama: FF mengutamakan pada konflik emosi dan bertujuan membuat pembaca terhanyut dalam cerita.
h. Poetry: FF yang dikemas dalam sebuah puisi.
i. Fantasy: FF di mana author menciptakan dunianya sendiri. Sebuah dunia alternatif yang berada dalam legenda atau mitos zaman dulu.
j. Fluff: FF yang pendek dengan cerita yang manis/menyenangkan dan berakhir happy ending.
k. Gore: FF yang penuh dengan darah, kekerasan, pembunuhan, dan sejenisnya. l. Psychology: FF yang berisikan unsur-unsur
psikologi seperti kepribadian ganda dan gangguan kejiwaan lainnya.
m. Hurt/Comfort: FF yang memiliki sisi kesedihan tapi juga memiliki sisi menyenangkan.
n. Mystery/Suspense: FF yang berisikan cerita misteri/menegangkan.
o. PWP: Plot What Plot, FF yang tidak memiliki plot yang jelas dan biasanya sangat pendek.
p. Romance: FF yang berkisah tentang percintaan.
q. School-life: FF yang berkisah tentang kehidupan dengan latar sekolahan.
r. Song Fic: FF yang terinspirasi dari lagu. s. Slash Fic: FF yang mengandung hubungan
percintaan antara sesama jenis.
t. Supernatural: FF yang bercerita mengenai kemampuan yang di luar batas kemampuan manusia.
u. Tragedy: FF yang menceritakan kesedihan dan hal-hal tragis yang menguras air mata. Penulisan usia sasaran dan genre fiksi penggemar tersebut jika pembaca mencermati tentu saja tidak aka nada kekhawatiran akan terjadi bacaan genrenya yang tidak sesuai umur. Hal ini dapat mengatasi adanya kesalahan sikap dari pembaca setelah membaca fiksi penggemar karena bacaannya telah disesuaikan dengan usianya.
Pembaca awam atau beberapa orang lain yang cenderung tidak memahami fiksi penggemar sering menghakimi keberadaan fiksi penggemar secara minor. Jika
dicermati, ada hal-hal yang masih harus terus dipahami sehingga keberadaan fiksi penggemar dalam dunia sastra dapat dinilai secara objektif. Selain usia sasaran dan genre ada juga istilah-istilah lain yang berkiatan dengan penokohan, alur, dan lain.lain seperti berikut.
a. Fanon: Informasi atau karakterisasi yang belum pernah dikonfirmasi, tapi diterima oleh para penggemarnya.
b. Crossover: FF yang menggabungkan dua cerita atau lebih.
c. OC (Original Character): Istilah untuk karakter orisinil yang dibuat dengan imajinasi sang author FF.
d. OOC (Out Of Character): Istilah untuk karakter yang dibangun di luar karakter aslinya.
e. OTP (One True Pairing): Bisa disebut tokoh pasangan kesukaan kita setiap menulis FF.
f. POV (Point of View): Sudut pandang yang dipakai si penulis dalam menjabarkan ceritanya.
g. Author: Pencipta atau penulis fanfiction tersebut
(Sumber: Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas)
Henry Jenkins, seorang analis budaya dari Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul Textual Poacher (1992) menyatakan bahwa fiksi penggemar bukanlah sekadar kumpulan orang-orang gila. Mungkin mereka memang gila, namun kegilaan mereka juga tidak lebih besar dari kegilaan kita. Mereka bukan sekadar penikmat atau konsumen budaya pop yang pasif teralienasi atau senang tersubordinasi. Mereka adalah kumpulan pemburu gelap (poacher) yang memangsa teks-teks budaya, mengambil alihnya, mereproduksinya sendiri, dan dengan hasil diskursif pemburu yang intensif dalam sindikat-sindikat konvensi sosial, dapat menghasilkan artefak budaya yang tidak kalah dari orang di luar fans yang konon lebih waras dari para fans.
Fans dan fandom sering kali disubordonatkan dan dipandang negatif. Jenkins mengungkapkan bahwa sebelum
ISSN 2407-9189 The 4th University Research Colloquium 2016
131
era kontemporer, kata fans merupakan sebutan bagi orang-orang yang tergila-gila pada pemujaan agama atau setan. Dan, sekarang fans memiliki arti sebagai sebutan bagi orang-orang yang terobsesi pada seseorang atau bintang idola. wajar jika sebutan-sebutan seperti „konsumen tak berotak‟, „pemilik pengetahuan yang tak berharga‟, „individu yang canggung‟, dan „anak-anak pemimpi‟, merupakan implikasi langsung dari inherenitas kata fans. Jenkins kemudian membuat sebuah penelitian untuk mendefinisikan ulang konsep fans karena fans fiksi mendapatkan tekanan sosial yang cenderung lebih berat daripada fans lain. Hal tersebut terjadi karena gambaran orang terhadap fans fiksi cenderung mengarah pada ketidakmampuan membedakan kenyataan dan fantasi (Jenkins, 2012: 10).
Fans mengandung konsep poacher atau pemburu. Poacher adalah kata yang dipinjam oleh Jenkins dari seorang analis budaya Prancis bernama Michael de Certeau, seseorang yang dapat disebut sebagai salah satu pion posmodern dalam analisis budaya, dalam karyanya yang berjudul The Practice of Everyday Life (1984). Pemburu bukanlah seorang yang pasif namun seorang yang aktif yang bebas melakukan perlawanan maupun pemaknaan terhadap apa yang ada di hadapannya. Tidak hanya untuk kepuasan diri, namun juga representasi atas kehidupan kompleks yang ada dalam dunia fandom (Jenkins, 2012: 27-28).
Sesuai apa yang disampaikan oleh Certeau tidak ada yang disebut salah pembacaan (misreading), yang ada hanyalah pengambilan atau peng-aku-an (appropriation) materi budaya populer untuk kepentingan pembaca (pemburu), atau reproduksi makna (Jenkins, 2012: 33). Jenkisn menganggap kecintaan fans terhadap text konsumsinya tidak berakhir pada pasivitas, melainkan aktivitas untuk mereproduksi ulang text yang sudah ada. Hal yang menghubungkan posisi pasivitas dan aktivitas pada fans ini disebut dengan „kritik fans’
.
Kegiatan menulis ini menjaditempat para fans untuk menulis ulang cerita yang menurutnya tidak sesuai harapan, mengisi bagian yang hilang yang tidak ditampilkan oleh produser, melanjutkan narasi yang harus tamat terlalu cepat, mengartikulasikan tokoh-tokoh sekunder, dan bahkan menulis ulang situasi dalam cerita menjadi sama dengan situasi yang dialami pengalamannya (Jenkins, 2012; 165-180).
Jenkins mengatakan dalam kesimpulannya apa yang mengagetkan, khususnya dalam 50 tahun wajah teori kritis yang akan mengindikasikan kebalikannya, adalah bahwa fans menemukan kemampuan untuk mempertanyakan dan merekayasa ideologi yang mendominasi budaya massa—yang kemudian—mereka klaim sebagai milik mereka. Seorang karakter dalam (karya) Lizzi BordanBorn in Flames menggambarkan politik alkemi sebagai proses mengubah kotoran menjadi emas; jika klaim itu benar, (maka) tidak akan ada alkemi yang lebih baik di planet ini selain fans (Jenkisn, 2012: 290).
Fiksi penggemar memiliki istilah “canon” dan “fanon”. Canon berarti cerita harus berpatokan pada karya aslinya. Sedangkan fanon adalah fakta yang sesungguhnya tidak ada sehingga lebih mengarah pada rumor atau gossip. Fanon leboh mengarah pada dugaan-dugaan penikmat karya sehingga mereka memiliki kebebasan berfantasi sendiri sesuai yang mereka inginkan.
Para penulis fiksi penggemar mendapatkan kesempatan menuangkan tulisan mereka melalui MOCO, yaitu social reading application pertama pertama di Indonesia yang tepat di tanggal 5 September 2014 meluncurkan secara digital sebelas judul tulisan dari sepuluh penulis fiksi penggemar Alliando dan Prilly. Karya tersebut diunggah pada www.moco.co.id.
20 Judul fiksi pnggemar yang resmi rilis di MOCO pada tanggal 5 September 2014 dan 19 September 2014 adalah sebagai berikut.
ISSN 2407-9189 The 4th University Research Colloquium 2016
132
1. “Istriku Selebriti” karya Naz Hameed 2. “Our Journey” karya Nouraicha Afta 3. “True Love” karya Dessy Noviyanti 4. “Pengakuan Cinta” karya Aprilian Sumarlu 5. “Immortal Love” karya Nenden S. Sopiah 6. “The Mission” karya Ni Wayan Wirdasih 7. “Dandelion” karya Ni Wayan Wirdasih 8. “Cinta Asam Manis” karya Kayla Jasmine 9. “Hatiku Untukmu” karya Rachel Salwa 10. “Planet Merah Muda‟ karya Fitriana E.
Puspa.
11. “Di Sela Cinta” karya Widya Puspita Sari 12. “Taman Bintang” karya Ni Putu Pingki
Ayu Sari
13. “Cowok Mawar Merah” karya Adinda Sheila Najhmi
14. “Puing-puing Hati” karya Nissa Fhilya 15. “Rinai Hujan untuk Cinta” karya Della
Kusuma Wardiana
16. “Stuck on You” karya Widya Puspita Sari 17. “Prilly's Heart” karya Rizka Nuryanah 18. “Aliando's Dream” karya Dea Amelia 19. “First” karya Alifah Dinayah
20. “Always in My Heart” karya Loisa Simanullang
Fiksi penggemar tersebut memiliki sampul di setiap cerita yang disajikan.
Gambar 1. Sampul fiksi penggemar di MOCO
Fiksi penggemar yang menuliskan cerita tentang Alliando dan Prilly menunjukkan bahwa wacana tentang inspirasi idola yang dituliskan dalam fiksi penggemar tidak hanya idola yang berasal dari Korea saja yang banyak. Iidola dari Indonesia sendiri pun juga ada. Dua puluh judul fiksi penggemar tersebut ditulis berdasarkan sepasang idola saja, yaitu Alliando dan Prilly.
Wacana dominan dan wacana terpinggirkan yang ada dalam fiksi penggemar menunjukan dampak bagi fiksi penggemar dalam pengakuan statusnya di dunia sastra Indonesia. Dalam perkembangannya, fiksi penggemar kini semakin merebak dan terus menunjukan eksistensinya. Yang semual hanya ada WEB www.fanfiction.net kini sudah mulai bermunculan yang lainnya. Fiksi penggemar juga sudah mendaptkan tempat, khususnya pada aplikasi MOCO. Fiksi penggemar seperti yang pernah dikemukkan Foucault dalam sebuah bukunya berjudul La Volonte de Savoir, Ingin Tahu Sejarah Seksualitas menunjukkan bahwa hubungan antara wacana, pengetahuan dan kekuasaan pada akhirnya akan menunjukkan bahwa di dalamnya juga terdapat hak untuk hidup dan hak untuk mati.
Hak atas hidup dan mati ini sebenarnya meruipakan hak untuk membuat hidup atau membiarkan mati (Foucault, 2008: 169-171). Oleh karena itu wacana-wacana dominan dan juga wacana termarginalkan yang ada dalam fiksi penggemar akan berdampak pada bagaimana kondisi fiksi penggemar selanjutan. Fiksi penggemar bisa saja mati jika tidak ada yang mengurus atau memperhatikannya sebagai sebuah karya. Perhatian itu tentu saja melibatkan penulis, pembaca, kritikus sastra, redaktur, juga akdemisi sastra. posisi fiksi penggemar dalam sastra Indonesia saat ini semakin menunjukkan posisinya sebagai sebuha genre baru. Meskipun fiksi penggemar dianggap tidak kreatif namun melalui fiksi penggemar para penulis pemula mendapatkan angin
ISSN 2407-9189 The 4th University Research Colloquium 2016
133
segar sehingga mereka tidak perlu takut untuk berimajinasi. Bukan tidak mungkin jika yang semula para penulis pemula ini karyanya masih dianggap belum bermutu pada saatnya nanti mereka akan menjadi penulis yang matang dan karyanya pun turut diperhitungkan dalam kancah sastra Indonesia.
IV. KESIMPULAN
Wacana dominan fiksi penggemar memang cenderung memandang fiksi penggemar sebagai karya yang tidak kreatif, tidak bermutu, dan cenderung hanya tiruan. Hal ini dikarenakan kehadiran fiksi penggemar bermula dari kekaguman seorang penggemar kepada idolanya. Namun jika dilihat dari wacana lain yang muncul, kehadiran fiksi pengemar merupakan sebuah sikap positif terutama di dunia literasi. Jika semula penggemar hanya menjadi seorang penikmat yang pasif kini penggemar menjadi penikmat yang aktif. Mereka tidak hanya membaca dan menonton namun juga turut berpikir, mencermati, mengkritisi dan kemudian turut berkarya. Ketika karya tersebut hadir sebagai sebuah tulisan atau disebut fiksi penggemar maka hal tersebut perlahan-lahan akan menumbuhkan sikap kritis dan gemar menulis. Dua sikap tersebut merupakan sikap yang masih mahal di Indonesia. Fiksi penggemar menjadi sebuah alternatif dalam menulis karya sastra. Oleh karena itu, semakin hari kehadiran fiksi penggemar semakin diakui dalam sastra Indonesia.
V. DAFTAR PUSTAKA
Abrar, Yosa, dkk. 2015. Forever and One. Yogyakarta: Araska.
Besta, Amolia. 2015. Bad Boy Meets Good Girl. Jakarta: Moka.
Eriyanto. 2012. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS. Faruk. 2004. “Sastra Cyber: Penjelajahan
Awal terhadap Sastra di Internet”, dalam Situmorang, Saut (Ed) Cyber Grafitti: Polemik Sastra Cyberpunk, Edisis Revisi.
. 2011. Sastra dalam Masyarakat (Ter-)Mulyimedia(-kan): Implikasi Teiritik, Metodologis, dan Edukasionalnya, pidato pengukuhan jabatan Guru Besar pada Fakultas Ilmu Budaya, UGM, 2011. Yogyakart: Pustaka Pelajar.
Foucault, Michel. 2003. Kritik Wacana Bahasa (terj. Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta: Ircisod.
. 2008. La Volonte de Savoir, Ingin Tahu Sejarah Seksualitas (terj. Rahayu S. Hidayat). Jakarta: YOI.
Hasby, F. 2013. “Fanbase Boyband Korea: Identifikasi Aktivitas Penggemar Indonesia”. Prosiding the 5th Internasional Conference of Indonesian Studies: “Ethnicity and Globalization”. 13—15 Juni 2013. Yogyakarta, Indonesia. Hal. 155-164.
Octova, D. dan Purnomo, W. 2013. Hubungan antara Keterpaparan Korean Idol Fan Fiction No Children dengan Perilaku Seksual Remaja. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. 2 (2): 113-122.
Sun, Han Tae. (2016). “Istilah-istilah dalam fanfiction”. [Online]. Tersedia: https://hantaesun.wordpress.com/2013/09/ 12/apa-arti-fanfiction-dan-istilah-istilah-
dalam-fanfiction-lengkap-ratinggenreistilah-lainnya/ [Diakses pada 28 Mei 2016].