• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bambang Wijanarko. Pendidikan Kepelatihan Olahraga JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bambang Wijanarko. Pendidikan Kepelatihan Olahraga JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 51 HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN MOTORIK, KOORDINASI MATA-TANGAN, DAN PERSEPSI

KINESTETIK PADA MAHASISWA PUTRA PENKEPOR SEMESTER IV JPOK FKIP UNS TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Bambang Wijanarko Pendidikan Kepelatihan Olahraga JPOK FKIP Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan motorik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis pada mahasiswa putra Penkepor semester IV JPOK FKIP UNS Surakarta. (2) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan koordinasi mata-tangan dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis pada mahasiswa Putra Penkepor Semester IV JPOK FKIP UNS Surakarta. (3) Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis pada mahasiswa putra penkepor semester IV JPOK FKIP UNS Surakarta dan bila ada seberapa besar hubungan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan studi korelasional. Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Penkepor semester IV JPOK FKIP UNS surakarta yang mengikuti perkuliahan bulutangkis pada tahun akademik 2013/2014. Penetapan sampel yang digunakan adalah purposive sampling berjumlah 58 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan tes dan pengkuran yang terdiri dari empat variabel yaitu kemampuan motorik, koordinasi mata-tangan, persepsi kinestetik dan hasil belajar keterampilan bulutangkis. Untuk mengukur kemampuan motorik dengan tes medicine ball, standing broad

jump dan dogging run. untuk mengukur koordinasi mata-tangan dengan lempar tangkap bola

tenis. Untuk mengukur persepsi kinestetik dengan vertical dan horizontal linear space test. Dan tes keterampilan bulutangkis. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi

product moment dan analisis regresi tiga prediktor dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis, rhitung = 0,461 >

rtabel = 0,260 dan memberikan sumbangan sebesar 19,40%. (2) Ada hubungan yang

signifikan antara koordinasi mata-tangan dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis, rhitung = 0,341 > rtabel = 0,260 dan memberikan sumbangan sebesar 8,85%. (3) Ada hubungan yang signifikan antara persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis, rhitung = 0,367 > rtabel = 0,260 dan memberikan sumbangan sebesar 12,48%. (4) Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik, koordinasi mata-tangan, persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis. Nilai Fhitung 12,371 > Ftabel 2,78 dan memberikan sumbangan sebesar 40,73%. Besarnya R² antara kemampuan motorik (X1), koordinasi mata-tangan (X2), persepsi kinestetik (X3) dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis (Y) adalah 0,407.

(2)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 52 A. PENDAHULUAN

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang pada saat ini cukup diminati oleh masyarakat Indonesia. Bulutangkis merupakan olahraga permainan yang menggunakan raket serta serta sutllecock sebagai alatnya, yang mana pemain memainkan sutllecock dengan cara mumukulnya dengan raket dengan mematuhi peraturan yang telah ditentukan. Olahraga ini digemari dari berbagai macam kalangan masyarakat, dari berbagai usia baik pria maupun wanita. Diberbagai daerah pun banyak dijumpai perkumpulan-perkumpulan bulutangkis, yang mewadahi minat dan kegemaran masyarakat akan olahraga bulutangkis ini. Pemerintah pun merespon dengan baik perkembangan bulutangkis di Indonesia dengan memfasilitasi prasarana bulutangkis. Ini dapat dilihat dari banyaknya gedung-gedung bulutangkis yang dibangun di setiap daerah, sehingga hampir di setiap desa memiliki gedung bulutangkis. Dengan adanya kesinambungan antara minat masyarakat dan sarana prasarana bulutangkis maka olahraga ini semakin berkembang.

Pengaruh positif berkembangnya bulutangkis selain sebagai olahraga sampingan yang hanya sekedar menjadi hobi, kini bulutangkis menjadi olahraga prestasi yang cukup menjanjikan. Sehingga pembinaan atlit-atlit dilakukan di berbagai daerah dengan dibentuknya perkumpulan/klub. Selain berkembangnya perkumpulan-perkumpulan (klub) bulutangkis yang bersifat nonformal, kini bulutangkis termasuk dalam salah satu olahraga yang wajib diajarkan dalam kurikulum pembelajaran formal. Baik itu di tingkat sekolah dasar, tingkat menengah hingga perguruan tinggi.

Pembelajaran bulutangkis yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, merupakan hal yang sangat relevan dengan kebutuhan peserta didik/masyarakat akan kebutuhan kebugaran jasmani dan olahraga permainan yang menyenangkan. Sehingga pembelajaran bulutangkis secara formal sangat berguna bagi peserta didik, selain meningkatkan kebugaran jasmani juga membekali peserta didik akan kemampuan teknik dasar bulutangkis untuk menunjang prestasi.

Namun pada pembelajaran formal, pada umumnya kurang berjalan dengan maksimal. Banyak faktor yang menyebabkan, antara lain dengan terbatasnya sarana dan prasarana, terbatasnya waktu pembelajaran, terlalu banyak peserta didik, metode pembelajaran yang kurang efektif dan pengajar/guru yang kurang menguasai teknik dasar bulutangkis. Untuk dapat mencapai dan menguasai teknik dasar bulutangkis, kualitas dan kuantitas pembelajaran

(3)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 53 sangat penting. Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai, kualitas pengajar yang mumpuni dan kuantitas pembelajaran yang mencukupi maka, hasil belajar pun kurang maksimal.

Perkembangan pembelajaran bulutangkis dalam pendidikan formal, bukan hanya pada tingkat sekolah dasar dan menengah, namun juga pada tingkat perguruan tinggi. Pada kurikulum perguruan tinggi terutama pada jurusan pendidikan olahraga dan kesehatan, bulutangkis menjadi salah satu olahraga yang wajib dipelajari. Bahkan perguruan tinggi yang merupakan LPTK (Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan), bukan hanya berorientasi untuk dapat menguasai bidang keilmuan, namun juga bertujuan mencetak tenaga pendidik/pengajar yang berkualitas, yang mampu mentransferkan keilmuan melalui pembelajaran dengan baik. Begitu pula dalam bidang olahraga khususnya bulutangkis, seorang mahasiswa bukan hanya dituntut menguasai teknik dasar bulutangkis, namun juga dituntut mampu mengajarkannya dengan maksimal dan menjadi pengajar yang berkualitas.

Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang terkemuka di Indonesia Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta juga memiliki jurusan bidang keolahragaan yaitu Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK), dibawah naungan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Dalam kurikulum pendidikan JPOK FKIP UNS, bulutangkis merupakan salah satu cabor yang wajib diajarkan. Bulutangkis biasanya diajarkan pada semester 4 atau semester 6 dengan bobot 2 SKS. Tujuan Pembelajaran bulutangkis di JPOK UNS khususnya aspek psikomotor/keterampilan yaitu mahasiswa/peserta didik mampu menguasai teknik dasar bulutangkis. Untuk mencapai tujuan tersebut usaha yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran bulutangkis.

Namun dengan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran bulutangkis di JPOK FKIP UNS, tujuan pembelajaran sulit untuk terpenuhi. Sehingga hasil belajar keterampilan bulutangkis mahasiswa JPOK UNS pun kurang baik. Ini terjadi pada beberapa tahun terakhir, banyak mahasiswa yang kurang memenuhi syarat kelulusan mata kuliah bulutangkis. Banyak mahasiswa yang kurang menguasai keterampilan bulutangkis dengan baik. Menghadapi permasalahan ini, perlu adanya pembenahan kualitas dalam pembelajaran bulutangkis di JPOK FKIP UNS terutama sarana dan prasarana pembelajaran.

Pembelajaran bulutangkis pada mahasiswa JPOK FKIP UNS perlu dikaji dan dievaluasi, terutama mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Penkepor) dikarenakan mahasiswa Penkepor selain diarahkan sebagai calon pengajar/guru mereka juga diberikan

(4)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 54 dasar dalam kepelatihan sehingga diharuskan memahami dan menguasai teknik dasar bulutangkis. Selain itu perlu dikaji pula keefektifan pembelajaran bulutangkis di JPOK UNS dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai, sehingga dapat diketahui pengaruhnya terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis.

Sehubungan dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis, terdapat beberapa aspek/unsur yang terkait dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis. Aspek yang terpenting adalah kemampuan motorik, koordinasi mata-tangan dan persepsi kinestetik. Ketiga aspek/unsur tersebut sangat mendukung dalam pencapaian hasil belajar yang baik. Oleh karena itu dalam pembelajaran bulutangkis bukan hanya hasil belajar keterampilan bulutangkis yang dikaji, namun ketiga unsur yaitu kemampuan motorik, koordinasi mata tangan, dan persepsi kinestetik sangat perlu dikaji untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.

Dari ketiga unsur atau variabel diatas, yaitu kemampuan motorik, koordinasi mata tangan, dan persepsi kinestetik, masing-masing memiliki peranan dan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis. Hal tersebut dapat dilihat dari hubungan dan besarnya pengaruh hubungan tiap variabel terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis. Namun hubungan dan besarnya pengaruh hubungan tiap variabel terhadap hasil keterampilan bulutangkis belum diketahui.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan studi korelasional. Dasar metode penelitian ini adalah mencari hubungan antara variabel prediktor dengan variabel kriterium.

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (variabel prediktor)

a. Kemampuan Motorik sebagai variabel pertama b. Koordinasi Mata-Tangan sebagai variabel kedua c. Persepsi Kinestetik sebagai variabel ketiga

2. Variabel terikat (variabel kriterium) pada penelitan ini adalah hasil belajar keterampilan bulutangkis.

(5)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 55 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Penkepor Semester IV angkatan 2012 JPOK FKIP UNS yang mengikuti perkuliahan bulutangkis yang berjumlah 70 orang.

Teknik Pengambilan Sampel. Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa putra Penkepor semester 4 angkatan 2012 yang berjumlah 58 orang. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. “Purposive sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang

berdasarkan pada pertimbangan dan atau tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya” (Zainal Arifin, 2012 : 121).

Teknik Pengumpulan Data.

Untuk mendapatkan data dari masing-masing variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes dan pengukuran sebagai berikut :

1. Kemampuan motorik diukur terdiri dari

 Standing Broad Jump Test / Lompat Jauh Tanpa Awalan (Johnson & Nelson, 1986, dikutip oleh Atmojo B (72, 2012)

 Two-hand medicine ball put (Johnson & Nelson, 1986, dikutip oleh Atmojo B ,(62-63, 2012)

 Dogging Run (Ismaryati: 43-44, 2011)

2. Koordinasi mata tangan dikur dengan tes lempar tangkap bola tenis dari Ismaryati (2008) 3. Persepsi kinestetik diukur dengan vertical and horizontal linear space test (Barry L

Johnson dan Jack K Nelson,1968)

4. Hasil belajar keterampilan bulutangkis diukur dengan Tes Keterampilan Bulutangkis (Sapta Kunta Purnama : 29-41, 2010).

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Data

Masing-masing variabel memiliki hubungan dan sumbangan yang berbeda terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis pada mahasiswa putra Penkepor semester 4. Diketahui bahwa kemampuan motorik memiliki hubungan dan sumbangan yang paling besar dibandingkan 2 variabel lainnya dan koordinasi mata-tangan memiliki hubungan dan sumbangan paling rendah dibanding variabel lainnya.

(6)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 56 Nilai reliabilitas hasil tes kemampuan motorik adalah sebesar 0,89 dimana termasuk dalam kategori tinggi. Nilai reliabilitas tes koordinasi mata-tangan adalah sebesar 0,70, termasuk kategori cukup. Nilai reliabilitas tes persepsi kinestetik adalah sebesar 0,67 termasuk kategori cukup. Dan nilai reliabilitas tes keterampilan bulutangkis adalah sebesar 0,76 termasuk kategori cukup.

Dalam mengartikan kategori koefisien reliabilitas tes tersebut, menggunakan pedoman tabel koefisien reabilitas dari Book Walter, Mulyono B (2001: 22) yaitu

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas

Kategori Reliabilitas Tinggi Sekali 0,90 – 1,00 Tinggi 0,80 – 0,89 Cukup 0,60 – 0,79 Kurang 0,40 – 0,69 Tidak Signifikan 0,00 – 0,39

2. Pengujian Persyaratan Analisis Varians

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan yaitu dengan uji normalitas dan linieritas.

1. Uji Normalitas

Dari hasil normalitas tes kemampuan motorik diperoleh nilai Lhitung = 0.0637. Dimana hasil tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.116. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kemampuan motorik termasuk berdistribusi normal. Dari hasil normalitas tes koordinasi mata-tangan diperoleh nilai Lhitung = 0.101. Dimana hasil tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.116. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data koordinasi mata-tangan juga termasuk berdistribusi normal. Dari hasil normalitas tes persepsi kinestetik diperoleh nilai

Lhitung = 0.114. Dimana hasil tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf

signifikansi 5% yaitu 0.116. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data persepsi kinestetik juga termasuk berdistribusi normal. Dari hasil normalitas tes hasil belajar keterampilan bulutangkis diperoleh nilai Lhitung = 0.058. Dimana hasil tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.116. Dengan demikian dapat

(7)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 57 disimpulkan bahwa data hasil belajar keterampilan bulutangkis termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui sifat linier antar variabel. Hasil uji linieritas ketiga variabel terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis sebagai berikut :

Tabel Rangkuman Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor Dengan Kriterium.

Variabel db Fhitung Ftabel X1 Y 38 : 18 0,7936 2,07 X2 Y 9 : 47 0,6285 2,09 X3 Y 19 : 47 1,389 1,79

Berdasarkan rangkuman hasil uji linieritas tersebut dapat diketahui bahwa nilai Fhitung liniertas yang diperoleh dari tiap variabel lebih kecil dari harga Ftabel 5 %. Dengan demikian hipotesis nol ketiga variabel tersebut diterima. Yang berarti bahwa baik korelasi X1 Y, X2 Y, dan X3 Y berbentuk linier.

Analisis:

1. Analisis Korelasi Masing-Masing Prediktor

Hasil analisis korelasi masing-masing prediktor dengan kriterium penelitian ini sebagai berikut :

a. Berdasarkan analisis korelasi antara kemampuan motorik (X1) dengan Hasil belajar keterampilan bulutangkis (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,461. Dengan nilai N = 58, nilai rtabel 5% = 0,260. Ternyata rhitung = 0,461 > rtabel 5% = 0,260. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik (X1) dengan Hasil belajar keterampilan bulutangkis (Y).

b. Berdasarkan analisis korelasi antara koordinasi mata-tangan (X2) dengan Hasil belajar keterampilan bulutangkis (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,341. Dengan nilai N = 58, nilai rtabel 5% = 0,260. Ternyata rhitung = 0,341> rtabel 5% = 0,260. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan (X2) dengan Hasil belajar keterampilan bulutangkis (Y).

c. Berdasarkan analisis korelasi antara persepsi kinestetik (X3) dengan Hasil belajar keterampilan bulutangkis (Y), diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,367. Dengan nilai N

(8)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 58 = 58, nilai rtabel 5% = 0,260. Ternyata rhitung = 0,367 > rtabel 5% = 0,260. Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kinestetik (X3) dengan Hasil belajar keterampilan bulutangkis (Y).

2. Analisis Regresi

Analisis regresi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda tiga prediktor. hasil analisis regresi antara data tes kemampuan motorik (X1), koordinasi mata-tangan (X2), dan persepsi kinestetik (X3) dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis (Y), dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Persamaan garis regresi adalah

Y= 0,562 X1 + 0,66 X2 + 0,55 X3 + 26,857

2. Koefisien korelasi dan determinasi antara prediktor dan kriterium :

R(1,2,3) = 0,6382

R2 = 0,4073

3. Uji signifikansi analisis regresi

Hasil uji signifikansi regresi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel. Ringkasan Hasil Analisis Regresi

Sumber Variasi db JK RK Regresi (Reg) 3 15604,18 5201,4 Residu (Res) 54 22703,817 420,44 Total 57 38308 - Freg = 12,37128 Ftabel = 2,78

Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut dapat disimpulkan, Dengan db = m lawan N - m- 1 = 3 lawan 54, harga Ftabel 5% = 2,78. Sedangkan Fhitung = 12,371. Ternyata Ftabel 5% < Fhitung, dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik (X1), koordinasi mata-tangan (X2), dan persepsi kinestetik (X3) dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis (Y).

(9)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 59 3. Sumbangan Masing-Masing Prediktor

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, diperoleh sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing prediktor dengan kriterium disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel. Ringkasan Hasil Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Masing-Masing Prediktor

Prediktor SR SE

Kemampuan Motorik 47,64% 19,40%

Koordinasi Mata-Tangan 21,71% 8,85%

Persepsi Kinestetik 30,63% 12,48%

1. Hubungan Antara Kemampuan Motorik Dengan Hasil Belajar Keterampilan Bulutangkis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kemampuan motorik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis diperoleh r sebesar 0,461. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,260. Karena nilai rhitung 0,461 > rtabel 0,260, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan motorik memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara kemampuan motorik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis dapat diterima kebenarannya.

2. Hubungan Antara Koordinasi Mata-Tangan Dengan Hasil Belajar Keterampilan Bulutangkis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data koordinasi mata-tangan dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis diperoleh r sebesar 0,341. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,260. Karena nilai rhitung 0,341 > rtabel 0,260, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini menunjukan bahwa koordinasi mata-tangan memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara koordinasi mata-tangan dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis dapat diterima kebenarannya.

(10)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 60 3. Hubungan Antara Persepsi Kinestetik Dengan Hasil Belajar Keterampilan

Bulutangkis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis diperoleh r sebesar 0,367. Nilai tersebut lebih besar dari nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,260. Karena nilai rhitung 0,367 > rtabel 0,260, maka nilai korelasi signifikan. Hal ini menunjukan bahwa persepsi kinestetik memiliki hubungan yang signifikan dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis dapat diterima kebenarannya.

4. Hubungan Antara Kemampuan Motorik, Koordinasi Mata-Tangan, dan Persepsi Kinestetik Dengan Hasil Belajar Keterampilan Bulutangkis

Untuk menguji hubungan Kemampuan Motorik, Koordinasi Mata-Tangan, dan Persepsi Kinestetik Dengan Hasil Belajar Keterampilan Bulutangkis dilakukan analisis regresi tiga prediktor. berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 12,371, dengan db = 3 lawan 54 pada taraf signifikansi 5%, nilai Ftabel adalah 2,78. Karena Fhitung 12,371 > Ftabel 2,78, maka dapat dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik, koordinasi mata-tangan, dan persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis. Hal ini berarti, hasil belajar keterampilan bulutangkis dipengaruhi oleh kemampuan motorik, koordinasi mata-tangan, dan persepsi kinestetik. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara kemampuan motorik, koordinasi mata-tangan, dan persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis dapat diterima kebenarannya.

Pembahasan Hasil Analisis Data

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dilakukan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasil-hasilkan kesimpulan analisis yang dapat dipaparkan lebih lanjut secara rinci sebagai berikut :

(11)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 61 1. Sumbangan Kemampuan Motorik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan

Bulutangkis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kemampuan motorik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis diperoleh prosentase sumbangan relatif sebesar 47,64% dan sumbangan efektif sebesar 19,40%. dari prosentase ini menunjukan bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel kemampuan motorik memberikan sumbangan yang paling besar terhadap keberhasilan hasil belajar keterampilan bulutangkis. Ditinjau dari peranannya terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis, kemampuan motorik tersebut antara lain kekuatan otot lengan dan otot tungkai, kecepatan dan kelincahan, seta koordinasi. Kekuatan otot lengan berpengaruh pada keras atau lemahnya teknik pukulan bulutangkis, sedangkan kekuatan otot tungkai berguna sebagai penambah/pendukung kekuatan otot lengan saat memukul bola. Kecepatan dan kelincahan berperan dalam keberhasilan gerak dasar bulutangkis atau langkah kaki (footwork) sehingga dengan kecepatan dan kelincahan yang baik peserta didik selalu dapat menjangkau bola/kok saat permainan serta mampu mengatur posisi badan dengan tepat dan nyaman saat akan melakukan teknik pukulan bulutangkis. Koordinasi berperan guna menghasilkan gerak yang berkesinambungan. Dengan koordinasi yang baik, perserta didik mampu memadukan teknik pukulan dan langkah kaki yang tepat sehingga menghasilkan keterampilan yang baik. Semakin baik koordinasi dalam melakukan keterampilan teknik bulutangkis semakin efektif dan lebih efisien. Dengan demikian kemampuan motorik merupakan faktor dasar dan paling dominan yang akan menentukan tingkat hasil belajar keterampilan bulutangkis.

2. Sumbangan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bulutangkis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kemampuan motorik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis diperoleh prosentase sumbangan relatif sebesar 21,71% dan sumbang efektif sebesar 8,85%. Dari prosentase ini menunjukan bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel koordinasi mata-tangan memberikan sumbangan yang paling rendah terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis. Ditinjau dari peranan koordinasi mata-tangan terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis yaitu berguna pada saat melakukan teknik dasar pukulan bulutangkis. Dengan koordinasi mata-tangan yang baik, peserta didik mampu mengarahkan laju bola pada sasaran yang tepat serta timing pukulan

(12)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 62 tepat. Seluruh pukulan memerlukan timing yang tepat untuk menghasilkan pukulan yang baik dan akurasi yang tepat. Rendahnya sumbangan yang diberikan dikarenakan variabel koordinasi mata-tangan dipengaruhi oleh berbagai faktor lain antara lain faktor psikologis peserta didik yang merasa grogi, kurang tenang, percaya diri, serta tidak fokus atau konsentrasi pada saat melakukan tes.

3. Sumbangan Persepsi Kinestetik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bulutangkis Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kemampuan motorik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis diperoleh prosentase sumbangan relatif sebesar 30,64% dan sumbang efektif sebesar 12,48%. Dari prosentase ini menunjukan bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel kemampuan motorik memberikan sumbangan yang sedang terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis. Ditinjau dari peranannya dalam berbagai keterampilan dasar bulutangkis yaitu dalam setiap teknik dasar baik langkah kaki (footwork), maupun teknik pukulan. Pada teknik langkah kaki, persepsi berguna untuk mendapatkan arah dan posisi tubuh/bagian tubuh yang tepat, sehingga peserta didik mampu memposisikan tubuh dengan baik dan tepat sebelum memukul bola, saat memukul atau sesudah memukul bola. Sehingga ini akan mempengaruhi keberhasilan teknik pukulan. Sedangkan pada teknik pukulan persepsi berguna sebagai kontrol. Sehingga seorang atlet/peserta didik mampu mengontrol kekuatan yang diperlukan untuk menghasilkan pukulan yang diinginkan, mampu memperkirakan arah sasaran, serta menperkirakan sudut laju bola yang dipukul. Sehingga akurasi pukulan juga sangat dipengaruhi oleh persepsi kinestetik.

4. Sumbangan Kemampuan Motorik, Koordinasi Mata-Tangan, dan Persepsi Kinestetik Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bulutangkis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap data kemampuan motorik, koordinasi mata-tangan, dan persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis, diketahui bahwa ketiga variabel tersebut memberikan sumbangan terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis sebesar 40,73%. Hal ini membuktikan bahwa variabel data kemampuan motorik, koordinasi mata-tangan, dan persepsi kinestetik memberikan peranan yang cukup signifikan terhadap hasil belajar keterampilan bulutangkis. Ketiga variabel

(13)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 63 tersebut berperan penting dalam setiap teknik dasar permainan bulutangkis, sehingga mempengaruhi tingkat hasil belajar keterampilan bulutangkis.

D. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis pada mahasiswa putra Penkepor semester IV JPOK FKIP UNS tahun akademik 2013/2014. (Nilai rhitung 0,461 > rtabel 0,260). Dan memberikan sumbangan sebesar 19,40%

2. Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis pada mahasiswa putra Penkepor semester IV JPOK FKIP UNS tahun akademik 2013/2014. (Nilai rhitung 0,341 > rtabel 0,260). Dan memberikan sumbangan sebesar 8,85%

3. Ada hubungan yang signifikan antara persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis pada mahasiswa putra Penkepor semester IV JPOK FKIP UNS tahun akademik 2013/2014. (Nilai rhitung 0,367 > rtabel 0,260). Dan memberikan sumbangan sebesar 12,48%

4. Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan motorik, koordinasi mata-tangan, dan persepsi kinestetik dengan hasil belajar keterampilan bulutangkis pada mahasiswa putra Penkepor semester IV JPOK FKIP UNS tahun akademik 2013/2014. (Nilai Fhitung 12,371 > Ftabel 2,78). Dan memberikan sumbangan sebesar 40,73%

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Atmojo, M.B. 2010. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani/Olahraga. Surakarta: UNS Press

A Tabrani., Atang Kusdinar., dan Zainal Arifin. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar

Mengajar. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Barry L Johnson dan Jack K Nelson. 1986. Practical Measurement for Evaluation in

(14)

Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 15 No. 1 Tahun 2015 64 Benny A.Pribadi. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : PT Dian Rakyat Bompa T.O. 2004. The Theory and Metodology of Training The key to Athletic Performance.

Dubuque.IOWA :Kendall/Hunt.

FKIP UNS. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi.Surakarta : UNS Press. Grice, Tony. 1996. Petunjuk Praktis Bermain Bulutangkis Untuk

Pemula dan Lanjut. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hadi, S. 1982. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Harsono. 1988. Coaching dan aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta: PT.Dirjen Dikti P2LPT.

Ismaryati. 2008. Tes dan pengukuran Olahraga. Surakarta : LPP UNS dan UNS Press. Lutan, R. 2001. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta:

Depdikbud. Dirjendikti.

Nugroho, S. 2005. Peran kinestesis Dalam Pembelajaran Motorik. Yogyakarta: Cakrawala Pendidikan.

Poole, James. 2005. Belajar Bulutangkis. Bandung: CV. Pionir Jaya.

Prahastara. 2012. Pembelajaran Motorik. Diperoleh april 2014 dari blogprahastara.2012/03/10/pembelajaran-motorik.

Purnama, S.K.2010. Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma Pustaka. Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Subardjah, H. 1999/2000. Bulutangkis. Jakarta: Depdikbud.

Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya Waluyo. 2011. Profesi Kependidikan Penjasorkes. Surakarta. UNS Press

BIODATA PENULIS:

Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes NIP. 19620518 198702 1 001

Tempat/tgl Lahir : Surakarta, 18 Mei 1962 Pendidikan :

 S1 : Program studi pendidikan olahraga dan kesehatan UNS Surakarta (1987)  S2 : Prodi ilmu kesehatan olahraga UNAIR Surabaya ( 1994)

Gambar

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas
Tabel Rangkuman Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor  Dengan Kriterium

Referensi

Dokumen terkait

Uji Statistik F dilakukan untuk menguji secara simultan apakah variabel bebas (Emotional Quotient, Spiritual Quotient dan Adversity Quotient) mempunyai pengaruh

Komplek STTU Alue Peunyareng, Ujong Tanoh Darat, Meureubo, Aceh Barat, Acah 23681 2. Wawancara

Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administrasi. Tanpa perencanaan atau planning , pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan

sudut kemiringan pipa maka gaya pengapungan akan semakin sejajar dengan arah aliran air dalam pipa, hal ini menyebabkan pergerakan gelembung akan semakin lancar,

kala sang parasi anak wanma i wiru wiru watak sigaran juru kanayakan i ruinwiga ri kang kala sang krama juru wadwa rarai sang diwal.. juru kalula sang pugut rasik'i katril]i

Penilaian kinerja dengan menggunakan balanced scorecard mencakup empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal

Kehadiran kata bantu predikat dalam struktur wacana bahasa Bali me- miiki beberapa fungsi. Salah satu fungsinya ialah sebagai pengubah atau pe- nentu makna satuan kebahasaan

Ketentuan pembacaan akta terdapat didalam pasal 16 ayat (1) huruf m Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang