Volume 10, Nomor 2, 2019 E-ISSN: 2621-2404, P-ISSN: 1907-3003
MERANCANG MEDIA PEMBELAJARAN PAI
DI SEKOLAH
(Analisis Implementasi Media Pembelajaran Berbasis PAI)
Agus SetiawanInstitut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda [email protected]
Abstrak
Tujuan artikel ini adalah untuk menganalisis mengenai media pembelajaran yang tepat pada pendidikan Agama Islam di sekolah. Pendidikan Islam di sekolah atau di madrasah, dalam pelaksanaannya masih menunjukkan berbagai permasalahan. Seperti halnya proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah saat ini masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan tentang Agama Islam. Hanya sedikit yang arahnya pada proses internalisasi nilai-nilai Islam pada diri siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru masih dominan ceramah. Proses internalisasi tidak secara otomatis terjadi ketika nilai-nilai tertentu sudah dipahami oleh siswa. Artinya, metode ceramah yang digunakan guru ketika mengajar pendidikan Islam berpeluang besar gagalnya proses internalisasi nilai-nilai agama Islam pada diri siswa, hal ini disebabkan siswa kurang termotivasi untuk belajar materi pendidikan Islam. Pembelajaran PAI dengan penggunaan media pembelajaran merupakan suatu keharusan, karena tanpa media tentunya sulit bagi guru untuk dapat menyampaikan pesan pembelajaran dengan baik. Perkembangan IPTEK juga mengharuskan media pembelajaran Pendidikan Islam untuk dapat mengikutinya, sehingga perkembangan IPTEK tersebut juga dapat diimplementasikan dalam pembelajaran pendidikan Islam. Dalam proses belajar mengajar pendidikan Islam, kehadiran media pembelajaran sangat penting artinya dan merupakan suatu keharusan. Ketiadaan media sangat memengaruhi proses belajar mengajar, media pembelajaran dapat membantu mengatasi ketidakjelasan materi yang disampaikan menjadi jelas dan mudah diterima oleh siswa. Semakin banyaknya media yang ada akan semakin memudahkan para guru khususnya guru pendidikan Islam untuk mendesain atau merancang media pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran.
A. Pendahuluan
Perkembangan dunia pendidikan abad 21 saat ini ditandai dengan pemanfaatan media pendidikan berbasis teknologi yang memasuki segala bidang kehidupan. Abad 21 merupakan abad pengetahuan, abad dimana informasi dan media banyak tersebar dan teknologi semakin canggih.1 Hal ini akan membuka peluang untuk
menuju pendidikan yang berkualitas, baik itu dari segi manusianya maupun media teknologinya. Mengenai perkembangan teknologi saat ini, disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir mengatakan bahwa pendidikan sekarang ini harus mulai mengembangkan sistem perkuliahan berbasis
e-learning atau berbasis teknologi informasi.2
Pendidikan yang berkualitas tentunya memerlukan guru yang berkualitas juga, hal ini diperlukan untuk melihat perkembangan zaman yang semakin canggih dengan teknologinya. Sehingga mau tidak mau guru harus selangkah lebih maju dari siswa dalam proses belajar mengajar, terlebih dari penyediaan media pembelajaran yang sesuai dengan masa kini.
Dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang, misalnya dalam teknologi komunikasi dan informasi pada saat ini, media pembelajaran memiliki posisi sentral dalam proses belajar dan bukan semata-mata sebagai alat bantu. Media pembelajaran memainkan peran yang cukup penting untuk mewujudkan kegiatan belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai menyatakan bahwa sukar sekali atau bahkan tidak bisa ditentukan secara pasti kapan mula-mula timbulnya teknologi pengajaran.3
Pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem solving dalam pendidikan, yang dapat dilakukan dengan alat-alat komunikasi modern, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu.4
Menurut Mudhoffir, bahwa teknologi pendidikan adalah suatu proses yang kompleks
1Daryanto, Syaiful Karim, Pembelajaran Abad 21 (Yogyakarta: Gava Media, 2017), h. 2.
2 L
https://nasional.tempo.co/read/1034036/menristekdikti-wacnakan-pengurangan-fakultas-di-perguruan-tinggi. Diakses Kamis, 16-11-2017.
3Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), h. 17.
dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berhubungan dengan segi aspek belajar. 5 Darwanto
mengatakan bahwa perkembangan teknologi yang kian tidak terkendali, berpengaruh ke dalam segala aspek kehidupan dan sangat dirasakan khususnya oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.6 Pemanfaatan teknologi komunikasi untuk kegiatan
pendidikan teknologi pendidikan serta media pendidikan perlu dalam rangka kegiatan belajar mengajar.7 Oleh karenanya kedudukan media pengajaran ada dalam komponen
metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru dan siswa sehingga interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya.8
Begitu pula perkembangan media pengajaran menurut Asbhy seperti yang dikutip oleh Miarso9, telah menimbulkan revolusi empat kali dalam dunia pendidikan.
Revolusi pertama telah terjadi beberapa puluh abad yang lalu, yaitu pada saat orang tua menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada orang lain yang berprofesi sebagai guru; revolusi kedua terjadi dengan digunakannya bahasa tulisan sebagai sarana utama pendidikan; revolusi ketiga timbul dengan tersedianya media cetak yang merupakan hasil ditemukannya mesin teknik percetakan; dan revolusi keempat berlangsung dengan meluasnya penggunaan media komunikasi elektronik.
B. Kajian Teori
1. Konsep Dasar Rancangan Media Pembelajaran Pendidikan Islam
Kata rancangan dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan “sesuatu yang dirancang, hasil merancang, rencana, program, atau desain”.10 Definisi merancang
berarti merumuskan suatu konsep dan ide yang baru atau memodifikasi konsep dan ide yang sudah ada dengan metoda yang baru dalam usaha memenuhi kebutuhan manusia.
5Mudhoffir, Teknologi Instruksional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), h. 5.
6Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2011), h. 101. 7Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 2.
8Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 7.
9 Yusufhadi Miarso, Media Instruksional (Jakarta: Pusat TKPK Depdikbud, 1985), h. 67.
10Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 927.
terdapat beberapa tahap dalam perancangan yang harus dilakukan sebelum hasil dari rancangan dijadikan produk.
Tujuan perancangan adalah untuk menjamin semua komponen memiliki kinerja yang memuaskan dan dapat menahan tegangan dan deformasi yang terjadi selama umur pakainya, sehingga harus memenuhi nilai keamanan minimum yang disyaratkan dalam standar yang ada berdasarkan aturan-aturan metode engineering.
Yusufhadi Miarso mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauna si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.11
Lain halnya menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai memaknai media pendidikan sama dengan media pengajaran yang maksudnya sesuatu yang akan mempertinggi hasil belajar yang dicapainya 12 Lebih lanjut Rodhatul Jennah
mengemukakan bahwa media pendidikan disebut juga sebagai media pembelajaran yang maksudnya segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.13
Pendidikan Islam merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Pendidikan Islam adalah suatu proses sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah (anak didik) dengan berpedoman pada ajaran Islam. Istilah pendidikan Islam itu sendiri merupakan usaha dari orang dewasa (muslim) yang bertakwa, yang secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah (potensi dasar) anak didik
11Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana Media Group, 2004), h. 456.
12Nana Sudjana & Ahmad Rivai, Media..., h. 2.
melalui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangan. Pendidikan Islam sebagai pendidikan yang bertujuan membentuk individu yang berkarakter,14 berakhlak15, bercorak diri, berderajat tinggi menurut ukuran Allah dan
isi pendidikannya adalah mewujudkan tujuan yaitu ajaran Allah.
Muhaimin berpendapat bahwa media pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu perantara atau pengantar pesan (informasi) dari guru agama Islam kepada penerima informasi yakni peserta didik.16 Pembelajaran pendidikan Islam sudah
berkembang seiring kemajuan teknologi baik software maupun hardware. Salah satu diantaranya pembelajaran ilmu tajwid dengan menggunakan al-Quran elektronik yang mengarahkan terhadap kesederhanaan pembelajaran yang mudah dan efisien dalam materi yang disajikan, ataupun website yang ditanamkan dalam media internet seperti yang sedang berkembang pada saat ini adalah media pembelajaran menggunakan
e-learning dipandang bisa dan sangat membantu dalam memajukan pembelajaran, tidak
di pendidikan Islam saja, tetapi e-learning juga mengembangkan learning procces dalam semua bidang.
Dapat dipahami dari beberapa definisi di atas bahwa konsep rancangan media pembelajaran adalah media yang dirancang sendiri khusus oleh guru sesuai dengan tujuan kebutuhan pembelajaran tertentu dan biasanya tidak ada di pasaran. Media pembelajaran pendidikan Islam juga dimaknai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan bahan serta materi tentang Islam kepada peserta didik agar terwujudnya kepribadian Muslim yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam di keluarga17 dan masyarakat.
Terkait dengan pembelajaran Pendidikan Islam, maka media yang digunakan sudah sangat tepat. Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya
14 Lihat Agus Setiawan, Prinsip Pendidikan Karakter dalam Islam (Studi Komparasi Pemikiran al-Ghazali dan Burhanuddin al-Zarnuji), Dinamika Ilmu, 14 (1), 2014, hlm. 7.
15 Agus Setiawan, Relevansi Pendidikan Akhlak di Masa Modern Perspektif Bediuzzaman Said Nursi, Syamil, Volume 4 (2), 2016, hlm. 107.
16Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: Citra Media, 1996), h. 91.
17 Agus Setiawan, Konsep Pendidikan Tauhid dalam Keluarga Perspektif Pendidikan Islam, EDUCASIA, Vol. 2 No. 1, 2017, hal. 3
dapat diterima dengan mudah oleh umatnya yaitu dengan menggunakan media yang tepat berupa media contoh/teladan perbuatan-perbuatan baik nabi sendiri (Uswatun
Khasanah). Istilah ”Uswatun Khasanah” barangkali dapat diidentifikasikan dengan
”demonstrasi” yaitu memberikan contoh dan menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan sesuatu. Pendidikan Islam merupakan konsep yang holistik yang dapat diimplementasikan dari dahulu, sekarang hingga akan datang.18
Media ini selalu digunakan nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain. Selanjutnya, melalui suri tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka guru agama akan dapat menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak didik. Begitupula sebaliknya.19
Media pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan wadah dari pesan yang disampaikan oleh sumber atau penyalurnya yaitu pendidik, kepada sasaran atau penerima pesan, yakni peserta didik yang belajar pendidikan agama Islam.20 Tujuan
penggunaan media pembelajaran pendidikan agama Islam tersebut adalah supaya proses pembelajaran pendidikan agama Islam dapat berlangsung dengan baik.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yunus (dalam bukunya Attarbiyatu
watta’liim) yang dikutip oleh Azhar Arsyad bahwa:
َظْعَأ اَهَّنِا
َعِمَس نَمَك ىَئ َر اَمَف...ِمْهَفْلِل ُنَمْضَأ َو ِ سا َوَحلْا ىِف ا ًرْيِثاَت ُم
“bahwasanya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indera dan lebih dapat menjamin pemahaman...orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya”21
Lebih jauh maka dapat dikatakan bahwa media pembelajaran pendidikan agama Islam dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yakni media yang bersifat materi (benda) dan media yang bersifat non materi (bukan benda). 1) Media pembelajaran yang bersifat materi ialah media yang berupa benda mati yang dapat mendukung proses
18 Agus Setiawan, Metode Pendidikan Islam Masa Kini dalam Keluarga Perspektif Abdullah Nashih Ulwan, EDUCASIA, Vol. 1 No. 2, 2016, h.138.
19Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Ciputat Pers, Jakarta), h. 116. 20Azhar Arsyad, Media..., h. 199.
kegiatan belajar mengajar yang disebut juga dengan media peraga, seperti ruang kelas, perlengkapan belajar, dan lain sebagainya. 2) Media pendidikan yang bersifat non materi memiliki sifat yang abstrak dan hanya dapat diwujudkan melalui perbuatan dan tingkah laku seorang pendidik terhadap anak didiknya. 22 Di antara media yang
termasuk dalam kategori ini adalah: keteladanan, perintah, tingkah laku, ganjaran dan hukuman, dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
a. Keteladanan23
Pada umumnya, manusia memerlukan figure (sosok) identifikasi yang dapat membimbing manusia ke arah kebenaran. Untuk memenuhi keinginan tersebut, Allah mengutus Muhammad menjadi tauladan bagi manusia dan wajib diikuti oleh umatnya. Untuk menjadi sosok yang ditauladani, Allah memerintahkan manusia termasuk pendidik selaku khalifah fi al-ardh untuk mengerjakan perintah Allah dan Rasul-Nya sebelum mengajarkannya kepada orang yang akan dipimpin.
b. Perintah dan Larangan
Seorang muslim diberi oleh Allah tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan “Amar ma’ruf nahi munkar”. Amar ma’ruf nahi munkar merupakan media dalam pendidikan. Perintah adalah suatu keharusan untuk berbuat atau melaksanakan sesuatu. Suatu perintah akan mudah ditaati oleh peserta didik jika pendidik sendiri menaati peraturan tersebut, atau apa yang dilakukan si pendidik sudah dimiliki atau menjadi pedoman pula bagi hidup si pendidik.
c. Ganjaran dan Hukuman
Ganjaran dalam konteks ini adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan (penghargaan) dan dijadikan sebuah hadiah bagi peserta didik yang berprestasi, baik dalam belajar maupun sikap prilaku. Selain ganjaran, hukuman juga merupakan media pendidikan. Dalam Islam hukuman disebut dengan iqab. Sejak dahulu, hukuman dianggap sebagai media yang istimewa kedudukannya, sehingga hukuman itu
22Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), h. 286. 23Metode ini digunakan seabagai media untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang langsung dipraktekkan oleh guru kepada siswa, metode keteladanan ini akan memberikan efek langsung karena langsung diperhatikan oleh siswa sehingga siswa dapa pula mempraktekkannya, lihat Daryanto, Syaiful Karim, Pembelajaran ...., h. 125.
diterapkan tidak hanya di bidang pengadilan saja, tetapi juga diterapkan pada semua bidang, termasuk bidang pendidikan.
2. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Islam
Sebaiknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu dalam penggunaan media pembelajaran pendidikan Islam, agar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Nana Sudjana adalah: 24
a. Menentukan jenis media dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
b. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak didik.
c. Menyajikan media dengan tepat; artinya, teknik dan metode penggunaan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada.
d. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus-menerus menjelaskan sesuai dengan media pengajaran.
Pada prinsipnya dasar penggunaan media dalam pendidikan Islam antara lain: 1. Dasar religius Dalam masalah penerapan media pendidikan agama, harus memperhatikan jiwa keagamaan pada anak didik. Sebagaimana fiman Allah surat An-Nahl ayat 125 yang artinya: “serulah (manusia) pada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan baik. Sesungguhnya tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. 2. Dasar Psikologi pada waktu guru menyusun desain untuk media, ia harus telah merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan jelas, agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung
dengan efektif dan efisien, gurunpula yang menentukan dan mengkoordinisir komponen media. Hakikat perbuatan mengajar adalah usaha terjadinya perubahan tingkah laku kepribadian bagi orang yang belajar perubahan itu baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap/nilai.
3. Pemilihan Rancangan Media Pembelajaran Pendidikan Islam
Setelah mengetahui prinsip media pendidikan, maka perlu dipertimbangkan dalam memilih media pendidikan yang tepat. Tidak semua media pembelajaran cocok digunakan dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu dilakukan pertimbangan dalam memilih media supaya penggunaan media pembelajaran tersebut benar dan tepat. Hal itu juga penting untuk diketahui oleh guru dalam pemilihan media pembelajaran.
Menurut Yudhi Munadi bahwa kebanyakan guru yang menggunakan media tidak mendasarkan pada pilihan medianya pada pemikiran logis dan ilmiah, melainkan lebih karena mengikuti perkembangan majunya teknologi, padahal sangat penting untuk memilih media yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran.25
Sedangkan menurut MC. Connel yang dikutip oleh Ronald H Anderson mengatakan bahwa “The medium fits, use it “bila media itu sesuai pakailah”.26 Ini mengandung dasar
pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebetuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.!!”
Terdapat cara memilih media pembelajaran yang sesuai dengan pendidikan Islam diantaranya:
a. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. (dalam hal ini sesuai dengan tujuan Pendidikan Agama Islam).
b. Pemilihan media harus berdasarkan objektivitas, artinya pemilihan media pembelajaran bukan didasarkan kepada kesenangan guru atau sekedar selingan atau hiburan.27
c. Pemilihan media harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
25Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 185.
26Ronald H. Anderson, Selecting and Developing Media for Instruction (Westcounsin: ASTD. 1976), h. 65.
d. Pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar siswa dan kemampuan guru.
e. Pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas dan waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.28
Selain pertimbangan-pertimbangan di atas, pemilihan media pembelajaran pendidikan Islam sekurang-kurangnya dapat mempertimbangkan beberapa hal juga yakni kemudahan akses, biaya, tingkat interaktif yang mampu ditimbulkan, dukungan organisasi, serta tingkat motivasi yang mampu ditimbulkannya dan tingkat biaya yang diperlukannya.29
C. Analisis dan Pembahasan
1. Konsep Rancangan Media Pembelajaran Pendidikan Islam
Perkembangan media yang sangat pesat tentunya harus diimbangi dengan kemampuan manusianya sebagai pengguna media pendidikan. Mau tidak mau harus mampu menggunakan dengan sebaik-baiknya. Terutama jika kecanggihan teknologi media pendidikan saat ini dialamatkan kepada guru sebagai pengguna yang digunakan untuk memberikan materi pembelajaran kepada siswa. Saatnya untuk menjadi guru yang profesional yang siap dengan perkembangan zaman serta kecanggihan teknologi, terlebih kepada guru pendidikan Islam. Sehingga menurut Suriansyah Murhaini berpandangan bahwa menjadi guru bukan persoalan mudah, selain harus memiliki kreativitas, jiwa inovasi, guru yang profesional hendaklah senantiasa adaptif dengan perkembangan informasi dan kemajuan teknologi.30
Seyogyanya media yang dapat digunakan dalam proses pengajaran pada materi pendidikan Islam ini sangat beragam. Baik media audio, media visual, dan media audio visual. Namun, dalam penggunaan media-media tersebut harus memiliki teknik yang baik dan benar.
28Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), h. 224 29Wina Sanjaya, Perencanaan..., h. 225.
30Suriansyah Murhaini, Menjadi Guru Profesional Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2016), h. ix.
Konsep penggunaan media dalam proses pembelajaran juga terdapat dalam Alquran, sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. al-’Alaq/96:4 sebagai berikut:
ِمَلَقلْاِب َمَّلَع يِذَّلَا
Artinya:Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qalam31
Menurut Ahmad Musthafa al-Maraghi, makna dari ayat ini adalah:
ةطساوب مهمهفأ امك ,ةقشلا دعب ىلع سانلا نيب مهافتلا ةطساو ملقلا لعج يذلا
.نايبلاو مهفلل ةدماج ةلا ملقلاو .ناسللا
32“Yang telah menjadikan al-qalam sebagai media untuk menjelaskan dan memahamkan di antara manusia terhadap sesuatu yang sulit dimengerti, sebagaimana memberikan pemahaman kepada mereka dengan sarana lidah. Dan al-qalam itu ialah benda padat/alat yang digunakan untuk memahamkan dan menjelaskan.”
Penggunaan media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Agar materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik, maka diperlukan adanya media pembelajaran yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, sebagaimana yang dicontohkan oleh Allah pada ayat ini.
Usaha Nabi dalam menanamkan akidah agama yang dibawanya dapat diterima dengan mudah oleh umatnya yaitu dengan menggunakan media yang tepat berupa media contoh/teladan perbuatan-perbuatan baik nabi sendiri (Uswatun Khasanah). Istilah ”Uswatun Khasanah” barangkali dapat diidentifikasikan dengan ”demonstrasi” yaitu memberikan contoh dan menunjukkan tentang cara berbuat atau melakukan sesuatu. Media ini selalu digunakan nabi dalam mengajarkan ajaran-ajaran agama kepada umatnya, misalnya dalam mempraktekkan sholat dan lain-lain.33 Selanjutnya,
melalui suri tauladan atau model perbuatan dan tindakan yang baik, maka guru agama akan dapat menumbuhkembangkan sifat dan sikap yang baik pula terhadap anak didik. Begitupula sebaliknya.
31Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Duta Surya, 2012), h. 904. 32Ahmad Musthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Jilid 10 (Beirut: Dar al-Fikr, 2006), h. 354-356. 33Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media..., h. 116.
Media pembelajaran yang diterapkan oleh guru pendidikan agama Islam harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Demikian juga halnya dengan penyesuaian antara media pembelajaran yang dipakai dengan kebutuhan peserta didik yang banyak dan bermacam-macam, namun secara garis besarnya pemilihan media pembelajaran tersebut harus sesuai dengan kebutuhan kebanyakan peserta didik.
Berikut adalah penerapan media pembelajaran sesuai mata pelajaran pendidikan agama Islam:
1. Media pembelajaran Alquran dan Hadis
Pembelajaran Alquran dan Hadis menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Media pembelajaran Alquran dan hadis dapat menggunakan media audio, yaitu misalnya dengan menggunakan media tape recorder, peserta didik mendengarkan rekaman yang berisi ayat-ayat Alquran atau hadis-hadis Nabi, sehingga peserta didik dapat mengetahui, menulis, dan melafalkan bacaan-bacaan yang didengarkannya.
2. Media pembelajaran akhlak
Media pembelajaran akhlak mencakup nilai suatu perbuatan, sifat-sifat terpuji dan tercela menurut ajaran agama Islam, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat pada diri seseorang, maka ada beberapa media pembelajaran yang dapat membantu pencapaian pembelajaran akhlak, antara lain:
a. Melalui bahan bacaan atau bahan cetak. b. Melalui alat-alat audio visual (AVA). c. Melalui contoh-contoh kelakuan.
d. Melalui media masyarakat dan alam sekitar. 3. Media Pembelajaran Fiqih
Media pembelajaran sebagai alat bantu penghubung (media komunikasi) dalam proses interaksi belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar harus disesuaikan dengan orientasi dan tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran fiqih, media yang sering digunakan adalah media bahan cetakan seperti buku bacaan, koran,
majalah, dan sebagainya. Kemudian media suara yang didengar, sebenarnya masih ada media yang bias memperjelas pemahaman peserta didik, misalnya untuk memehami jenis dan bentuk transaksi ekonomi tertentu biasa digunakan media video yang menceritakan berbagai macam transaksi ekonomi. Bahkan bisa digunakan media yang bersumber dari lingkungan, misalnya bank, pegadaian, pasar modal dan sebagainya. 4. Media Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Hendaknya pendidik menyiapkan bermacam-macam alat peraga dan menggunakannya demi pemahaman anak didik. Dalam menguraikan peristiwa hijrah Nabi misalnya pendidik dapat menggunakan slide atau film yang tersedia, memperdengarkan rekaman tentang drama yang sering diputar dari pemancar radio pada hari-hari besar seperti Maulid, Hijrah Nabi ataupun Isra’ Mi’raj.34
Pemakalah mencoba untuk merancang media pembelajaran pendidikan Islam pada SMA kelas X dengan mata pelajaran pendidikan Agama Islam dan budi pekerti dengan materi pokok Q.S. al-Anfal/8:72, Q.S. al-Hujurat/49:12, Q.S, al-Hujurat/49:10 yaitu:
a. Teknik Penggunaan Media Audio 1) Laboratorium Bahasa
Laboratorium bahasa dapat digunakan untuk memperdengarkan bagaimana bacaan Q.S. Anfal/8:72, Hujurat/49:12, dan al-Hujurat/49:10 serta Hadits yang terkait secara baik dan benar. Para siswa dapat menggunakan media ini dengan cara mendengarkan (al-Istima’) dan melafalkan (al-Kalam) ayat-ayat dan Hadits tersebut. Para siswa dapat melatih kemampuan mereka dalam melafalkan Alquran dan Hadits dengan cara mengulang-ulang dan mendengarkan lantunan ayat dan Hadits dari aplikasi yang tersedia di laboratorium tersebut.
Media laboratorium bahasa dapat menambah efektivitas pembelajaran, karena semua siswa bisa menggunakan media ini secara serentak dengan intensif dan efektif. Para siswa dapat mendengarkan
lantunan ayat dan terjemah dari kaset-kaset rekaman yang menggunakan bahasa penutur asli (native speaker) yang dapat menunjang keterampilan siswa dalam menerjemahkan ayat-ayat Alquran dan Hadits.
2) Radio
Media radio dapat membantu para siswa dalam pembelajaran Alquran ketika mereka berada di rumah dengan cara mendengarkan acara-acara yang membahas tentang kajian tilawah dan terjemah Alquran. Lebih-lebih sekarang sudah banyak bermunculan gelombang radio di wilayah kita. Di antara gelombang tersebut ada beberapa gelombang radio yang menyelenggarakan program acara tahsin dan tilawah Alquran.
3) Tape Recorder
Menurut para ahli, tape recorder merupakan media yang paling efektif dalam pembelajaran bahasa, lebih-lebih dalam memahami dan menerjemahkan Alquran dan Hadits. Tape recorder dapat digunakan untuk merekam materi pelajaran berkenaan terjemahan Q.S. Anfal/8:72, al-Hujurat/49:12, dan al-Hujurat/49:10. Dalam merekam materi tersebut bisa menggunakan semua jenis suara, baik suara wanita, laki-laki, anak-anak, maupun dewasa. Tape recorder, juga dapat digunakan sebagai pengganti native
speaker bagi sekolah yang tidak memilikinya. Selain itu, rekaman tersebut
juga dapat digunakan sebagai acuan bagi para siswa dalam melafalkan ayat maupun terjemahnya.
b. Teknik Penggunaan Media Visual 1) Papan Tulis
Papan tulis merupakan benda yang digunakan sebagai media untuk menulis. Papan tulis masih digunakan sebagai media pembelajaran di semua jenjang pendidikan hingga sekarang. Bagaimana pun perkembangan media pembelajaran, papan tulis tetap menjadi media yang menjadi alternatif di berbagai jenjang pendidikan. Hal ini karena papan tulis merupakan media yang murah, mudah didapat, mudah dibuat, dan mudah dipakai.
Papan tulis bisa digunakan untuk menyampaikan materi berkenaan Q.S. al-Anfal/8:72, al-Hujurat/49:12, dan al-Hujurat/49:10. Guru dapat menuliskan lafal ayat dan terjemahnya pada papan tulis yang kemudian disimak dan dilafalkan secara bersama-sama secara berulang-ulang. Sehingga dapat dijadikan sebagai pengganti dari buku teks jika ada siswa yang belum memilikinya.
2) Gambar/Poster
Gambar/poster dapat juga digunakan sebagai media pada penyampaian materi Q.S. Anfal/8:72, Hujurat/49:12, dan al-Hujurat/49:10. Gambar/poster yang digunakan bisa berbentuk kaligrafi yang ditempelkan di dinding-dinding kelas, sehingga para siswa akan terbantu untuk menghafalkan lafal ayat dan terjemahnya dengan melihat poster kaligrafi tersebut.
c. Teknik Penggunaan Media Audiovisual 1) Laboratorium Bahasa Multimedia
Laboratorium bahasa multimedia merupakan seperangkat peralatan elektronik audio-video yang terdiri atas instructor console sebagai mesin utama. Selain itu, juga dilengkapi dengan repeater language learning
machine, tape recorder, DVD player, video monitor, headset, dan student booth
yang biasa dipasang di ruang kedap suara. Selain itu, juga dilengkapi dengan komputer multimedia sebagai komponen tambahan yang dapat dikombinasikan dengan semua komponen itu. Dengan demikian, laboratorium bahasa multimedia mencakup berbagai jenis media dengan fungsi masing-masing yang bervariasi.
Laboratorium bahasa multimedia dapat digunakan sebagai media penunjang pembelajaran, lebih-lebih dalam mempelajari cara melafalkan Q.S. al-Anfal/8:72, al-Hujurat/49:12, dan al-Hujurat/49:10 secara baik dan benar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyimak bacaan dari kaset audio-video yang diputar menggunakan DVD player dan didengarkan
dengan headset sehingga siswa dapat mendengarkan lantunan ayat dengan fokus dan berulang-ulang.
2) LCD Proyektor
LCD proyektor sangat membantu bagi para guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Dengan LCD proyektor, guru dapat menayangkan materi Q.S. Anfal/8:72, Hujurat/49:12, dan al-Hujurat/49:10 dalam bentuk slidedalam ukuran layar besar dan tampilan yang menarik sehingga dapat membuat para siswa tertarik untuk menyimak lafal ayat dan Hadits yang ditayangkan pada slide. Selain itu LCD proyektor juga dapat menayangkan Q.S. Anfal/8:72, Hujurat/49:12, dan al-Hujurat/49:10 dalam bentuk audio-video sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Internet
Internet sangat membantu para guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Karena pada internet terdapat beberapa situs yang menyajikan pembelajaran Alquran dan Hadits yang dicontohkan oleh para imam besar Mekkah dan Madinah dan lain-lain. Seperti situs Youtube, situs ini sangat banyak memiliki koleksi video tilawah Alquran dan Hadits yang dengan mudah diakses di diunduh oleh guru dan siswa sebagai penunjang proses maupun materi pelajaran.
D. Kesimpulan
Hakikatnya konsep media pembelajaran pendidikan Islam adalah segala sesuatu baik berupa alat atau media yang dapat digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan pelajaran serta materi yang berkenaan dengan pendidikan Islam kepada peserta didik sehingga terwujudnya kepribadian siswa yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Agama Islam yaitu menjadi muslim yang baik dan berakhlak mulia. Media pembelajaran Pendidikan Islam dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu media bersifat benda dan media bersifat bukan benda. Media bersifat benda
antara lain: media visual, media audial, projected still media, dan projected motion media. Media bersifat bukan benda berupa keteladanan, perintah/larangan, dan ganjaran/hukuman. Pada prinsipnya segala penggunaan media pembelajaran memiliki kesamaan yaitu saling melengkapi. Beberapa prinsip dalam media pembelajaran pendidikan Islam, ini hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu ia menggunakan media pengajaran, sehingga materi yang bermuatan pendidikan Islam dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Pemilihan media dalam pendidikan Islam patut dipertimbangkan dalam proses pembelajaran di antaranya yaitu adanya tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, keefektifan media, kebutuhan peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya, fleksibilitas, dan kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi waktu yang tersedia dan disesuaikan dengan materi pendidikan Islam. Semakin banyaknya media yang ada akan semakin memudahkan para guru khususnya guru pendidikan Islam untuk mendesain atau merancang media pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsir al-Maraghi, Jilid 10 (Beirut: Dar al-Fikr, 2006) Anderson, Ronald H. Selecting and Developing Media for Instruction (Westcounsin: ASTD.
1976)
Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Darwanto, Televisi Sebagai Media Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2011) Daryanto, Syaiful Karim, Pembelajaran Abad 21 (Yogyakarta: Gava Media, 2017) Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Duta Surya, 2012)
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005)
https://nasional.tempo.co/read/1034036/menristekdikti-wacnakan-pengurangan-fakultas-di-perguruan-tinggi.
Jennah, Roudhatul. Media Pembelajaran (Banjamasin: Antasari Press, 2009) Miarso, Yusufhadi. Media Instruksional (Jakarta: Pusat TKPK Depdikbud, 1985)
______________, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana Media Group, 2004)
Mudhoffir, Teknologi Instruksional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: Citra Media, 1996)
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 185. Murhaini, Suriansyah. Menjadi Guru Profesional Berbasis Teknologi Informasi & Komunikasi
(Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2016)
Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1982)
Nata, Abuddin. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009) Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008) Setiawan, Agus. Prinsip Pendidikan Karakter dalam Islam (Studi Komparasi
Pemikiran al-Ghazali dan Burhanuddin al-Zarnuji), Dinamika Ilmu, 14 (1), 2014
_____________, Metode Pendidikan Islam Masa Kini dalam Keluarga Perspektif Abdullah Nashih Ulwan, EDUCASIA, Vol. 1 No. 2, 2016.
_____________. Konsep Pendidikan Tauhid dalam Keluarga Perspektif Pendidikan Islam, EDUCASIA, Vol. 2 No. 1, 2017.
_____________. Relevansi Pendidikan Akhlak di Masa Modern Perspektif Bediuzzaman Said Nursi, Syamil, Vol. 4 (2), 2016.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h. 7.
__________________________, Teknologi Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003)