• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN SAK, IFRS, SAK ETAP, SAP, IPSAS, DAN SAKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN SAK, IFRS, SAK ETAP, SAP, IPSAS, DAN SAKS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN SAK, IFRS, SAK ETAP, SAP, IPSAS, DAN SAKS

I. Pendahuluan

Laporan keuangan diperlukan dalam setiap organisasi sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan keuangan kedepannya, laporan keuangan yang baik tentunya harus sesuai dengan standar yang berlaku. Laporan keuangan adalah catatan informasi keungan pada suatu perioe akuntansi. Laporan keuangan dapat digunakan sebagai gambaran kinerja perusahaan atau organisasi tersebut. Berbeda dari laporan keuangan yang hanya sebagai media dalam penyampaian, pelaporan keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan.

Karakteristik laporan keuangan yang baik adalah mudah dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Agar lebih mudah dipahami, untuk itu dalam pelaporan keuangan, haruslah dijelaskan peraturan atau standar yang menjadi dasar dalam laporan keuangan apakah itu PSAK, IFRS, SAK ETAP SAP, IPSAS, atau SAKS. Dari berbagai standar yang telah disebutkan sebelumnya, apakah yang menajdi perbedaan diantaranya. Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan perbedaan diantara keenamnya.

II. PEMBAHASAN A. Pengertian SAK

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite

(2)

Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tahun 1984. Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.

Sejarah SAK

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di Indonesia selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam hal-hal yang memengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan. Hal ini dapat dilihat dari dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun 1957 hingga kini. Setidaknya, terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Tonggak sejarah pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).”

Kemudian, tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha. Berikutnya pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku ”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.” Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan

(3)

harmonisasi dengan standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Dalam perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka konvergensi dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Program adopsi penuh dalam rangka mencapai konvergensi dengan IFRS direncanakan dapat terlaksana dalam beberapa tahun ke depan.

Dalam perkembangannya, standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi telah dilakukan enam kali, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007. Buku ”Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007” ini di dalamnya sudah bertambah dibandingkan revisi sebelumnya yaitu tambahan KDPPLK Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK revisi. Secara garis besar, sekarang ini terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK, dan 7 ISAK.

Untuk dapat menghasilkan standar akuntansi keuangan yang baik, maka badan penyusunnya terus dikembangkan dan disempurnakan sesuai dengan kebutuhan. Awalnya, cikal bakal badan penyusun standar akuntansi adalah Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan Struktur dari GAAP dan GAAS yang dibentuk pada tahun 1973. Pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar akuntansi keuangan. Komite PAI telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994 dengan susunan personel yang terus diperbarui. Selanjutnya, pada periode kepengurusan IAI tahun 1994-1998 nama Komite PAI diubah menjadi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Komite SAK).

(4)

Kemudian, pada Kongres VIII IAI tanggal 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK diubah kembali menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dengan diberikan otonomi untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Selain itu, juga telah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS) dibentuk tanggal 18 Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan PSAK yang terkait dengan perlakuan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh DSAK. Sedangkan DKSAK yang anggotanya terdiri atas profesi akuntan dan luar profesi akuntan, yang mewakili para pengguna, merupakan mitra DSAK dalam merumuskan arah dan pengembangan SAK di Indonesia.

B. Pengertian IFRS

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

SEJARAH IFRS

Pada 1982, International Financial Accounting Standard (IFAC) mendorong IASC sebagai standar akuntansi global. Hal yang sama dilakukan Federasi Akuntan Eropa pada 1989. Pada 1995, negara-negara Uni Eropa menandatangani kesepakatan untuk menggunakan IAS. Setahun kemudian, US-SEC (Badan Pengawas Pasar

(5)

Modal AS) berinisiatif untuk mulai mengikuti GAS. Pada 1998 jumlah anggota IFAC/IASC mencapai 140 badan/asosiasi yang tersebar di 101 negara. Akhirnya, pertemuan menteri keuangan negara-negara yang tergabung dalam G-7 dan Dana Moneter Internasional pada 1999 menyepakati dilakukannya penguatan struktur keuangan dunia melalui IAS. Pada 2001, dibentuk IASB sebagai IASC. Tujuannya untuk melakukan konvergensi ke GAS dengan kualitas yang meliputi prinsip-prinsip laporan keuangan dengan standar tunggal yang transparan, bisa dipertanggung jawabkan, comparable, dan berguna bagi pasar modal. Pada 2001, IASC, IASB dan SIC mengadopsi IASB. Pada 2002, FASB dan IASB sepakat untuk melakukan konvergensi standar akuntansi US GAAP dan IFRS. Langkah itu untuk menjadikan kedua standar tersebut menjadi compatible.

Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global accounting standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an negara, termasuk Jepang, China, Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Sedikitnya, 85 dari negara-negara tersebut telah mewajibkan laporan keuangan mereka menggunakan IFRS untuk semua perusahaan domestik atau perusahaan yang tercatat (listed). Bagi Perusahaan yang go international atau yang memiliki partner dari Uni Eropa, Australia, Russia dan beberapa negara di Timur Tengah memang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS.

Proses yang panjang tersebut akhirnya menjadi apa yang disebut IFRS, yang merupakan suatu tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya berdasarkan standar yang bisa diterima secara global. Jika sebuah negara beralih ke IFRS, artinya negara tersebut sedang mengadopsi bahasa pelaporan keuangan.

(6)

Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:

1) Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.

2) Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.

3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.

C. Pengertian SAK-ETAP

SAK ETAP yang merupakan kepanjangan dari Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ditetapkan oleh ikatan akuntansi indonesia untuk perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan

(7)

efek di pasar modal; atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.

Ruang Lingkup SAK-ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang :

1.Tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan.

Berdasarkan poin ini, menunjukkan bahwa SAK-ETAP tidak diberlakukan pada ruang lingkup entitas yang telah terdaftar dan sedang mengajukan pernyataan pendaftaran di pasar modal untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal, kecuali terdapat izin khusus untuk penggunaan SAK-ETAP.Perusahaan Go Public telah memiliki standar tersendiri untuk laporan keuangan yang diwajibkan dari BAPEPAM, yaitu menggunakan SAK-UMUM.SAK-UMUM tersebut telah mengadopsi sebagian dari International Financial Reporting Standard (IFRS).

2.Tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (General Purpose Financial Statement) bagi pengguna eksternal.

Berdasarkan poin ini, menunjukkan bahwa entitas yang telah menerbitkan laporan keuangannya untuk pihak eksternal (Bank, Investor, dan Kreditur) tidak diperkenankan menggunakan SAK-ETAP. Karena, SAK-ETAP terlalu sederhana jika digunakan untuk perusahaan Go Public oleh karena itu, laporan keuangan bagi perusahaan Go Public diwajibkan menggunakan SAK-UMUM yang nantinya laporan keuangan tersebut setara dengan Standar Internasional (IFRS).

Karakteristik SAK-ETAP

SAK-ETAP memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Berdiri sendiri dan tidak mengacu pada SAK-UMUM,

2. Menggunakan historical cost,

(8)

4. Tidak berubah dalam beberapa tahun kedepan.

D. Pengertian SAP

SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).

SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan seperti :

1) Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar 2) Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP 3) Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja

4) Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja 5) Pembahasan Draf oleh Komite Kerja

6) Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan 7) Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)

8) Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public Hearings)

9) Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian 10) Finalisasi Standar

Jadi SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun daerah untuk menyusun laporan keuangan dalam pemerintahan. Dan diharapkan dengan adanya SAP maka akan ada transparansi, parisipaso dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang baik.

(9)

International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) merupakan penyusun standar akuntansi internasional untuk sektor publik di bawah International Federation of Accountants (IFAC). Tahun 2005 IPSASB melakukan peningkatan terhadap standar standar (International Public Sector Accounting Standards/IPSAS) yang telah diterbitkan sebelumnya. Peningkatan tersebut berupa revisi terhadap 11 standar dari 20 standar yang telah pernah diterbitkan.

Pada akhir tahun 1997, IPSASB memulai sebuah program pengembangan IPSAS yang didasarkan kepada International Accounting Standards (IAS) yang diterbitkan International Accounting Standard Board (IASB) tahun 1997. IPSASB mengembangkan persyaratan-persyaratan IAS yang relevan untuk sektor publik. IPSAS menggunakan persyaratan, struktur, dan teks yang diatur dalam IAS kecuali ada alasan untuk tidak menggunakan hal-hal tersebut.

Pada tahun 2003 melalui proyek General Improvements, IASB menerbitkan revisi IAS. Proyek General Improvements bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi alternatif, pengulangan-pengulangan yang tidak perlu (redundancies), dan juga konflik dalam IAS sendiri. Proyek juga berhubungan dengan isu konvergensi dan berbagai peningkatan lainnya. Tujuan dari revisi IPSAS yang diterbitkan kali ini adalah agar IPSAS konvergen dengan IAS yang diterbitkan tahun 2003 tersebut.

Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan meningkatkan kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan entitas-entitas sektor publik di seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi ketentuan-ketentuan akuntansi sektor publik di berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB menghormati hak pemerintah dan penyusun standar di tingkat

(10)

nasional dalam menetapkan standar dan pedoman pelaporan keuangan di dalam jurisdiksi mereka masing-masing.

Meskipun demikian, laporan keuangan sektor publik hanya boleh mengklaim telah mematuhi IPSAS jika laporan keuangan itu memenuhi semua ketentuan yang berlaku di dalam masing-masing standar.

Standar akuntansi sektor publik yang telah dihasilkan oleh IPSASB hingga tahun 2010 ini adalah:

1. IPSAS 1—Presentation of Financial Statements 2. IPSAS 2—Cash Flow Statements

3. IPSAS 3—Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors 4. IPSAS 4—The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates

5. IPSAS 5—Borrowing Costs

6. IPSAS 6—Consolidated and Separate Financial Statements 7. IPSAS 7—Investments in Associates

8. IPSAS 8—Interests in Joint Ventures

9. IPSAS 9—Revenue from Exchange Transactions

10. IPSAS 10—Financial Reporting in Hyperinflationary Economies 11. IPSAS 11—Construction Contracts

12. IPSAS 12—Inventories 13. IPSAS 13—Leases

14. IPSAS 14—Events After the Reporting Date

15. IPSAS 15—Financial Instruments: Disclosure and Presentation 16. IPSAS 16—Investment Property

17. IPSAS 17—Property, Plant, and Equipment 18. IPSAS 18—Segment Reporting

19. IPSAS 19—Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets 20. IPSAS 20—Related Party Disclosures

21. IPSAS 21—Impairment of Non-Cash-Generating Assets

22. IPSAS 22—Disclosure of Information about the General Government Sector (IFAC, 2010)

(11)

24. IPSAS 24—Presentation of Budget Information in Financial Statements 25. IPSAS 25—Employee Benefits

26. IPSAS 26—Impairment of Cash-Generating Assets 27. IPSAS 27—Agriculture

28. IPSAS 28—Financial Instruments: Presentation

29. IPSAS 29—Financial Instruments: Recognition and Measurement 30. IPSAS 30—Financial Instruments: Disclosures

31. IPSAS 31—Intangible Assets. (IFAC, 2010)

F. Pengertian SAKS

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tahun 1984. Standar Akuntansi di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti:IAS (International Accounting Standards), IFRS ( International Financial Reporting Standards), GAAP (Generally Accepted Accounting Principles), ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) dan PSAK syariah dan juga SAP ( Standar Akuntansi Pemerintahan).

Sejarah Standar Akuntansi Syariah yang Berlaku di Indonesia Terhitung Sejak 1992-2002 atau 10 tahun lembaga keuangan baik bank syariah maupun entitas syariah yang lain tidak memiliki PSAK khusus yang mengatur transaksi dan kegiatan berbasis syariah. PSAK 59 sebagai produk pertama DSAK – IAI untuk entitas syariah perlu diajungkan jempol dan merupakan awal dari pengakuan dan eksistensi keberadaan akuntansi syariah di Indonesia. PSAK ini disahkan tanggal 1 Mei 2002, berlaku mulai

(12)

1 Januari 2003 atau pembukuan yang berakhir tahun 2003 . hanya berlaku hanya dalam tempo 5 tahun.

I. KESIMPULAN

Dari penjelasan pada bagian sebelumnya, dapat ditari kesimpulan bahwa keenam standar akuntansi tersebut memiliki peerbedaan didalamnya, perbedaan tersebut dapat dilihat di tabel dibwah ini :

SAK Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) tahun 1984.

IFRS IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

SAK-ETAP SAK ETAP yang merupakan kepanjangan dari Standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ditetapkan oleh ikatan akuntansi indonesia untuk perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha menyusun

(13)

laporan keuangan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. SAP SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). IPSAS International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB)

merupakan penyusun standar akuntansi internasional untuk sektor publik di bawah International Federation of Accountants (IFAC). SAKS Sejarah Standar Akuntansi Syariah yang Berlaku di

Indonesia Terhitung Sejak 1992-2002 atau 10 tahun lembaga keuangan baik bank syariah maupun entitas syariah yang lain tidak memiliki PSAK khusus yang mengatur transaksi dan kegiatan berbasis syariah. SUMBER https://dhiasitsme.wordpress.com/2011/10/25/standar-akuntansi-keuangan-sak/ http://hernisetya14.blogspot.co.id/ http://sagalawira92.blogspot.co.id/2013/09/perbedaan-sak-etap-vs-psak-ifrs.html http://selinrasi.blogspot.co.id/2015/03/standar-akuntansi-keuangan-sak-syariah.html http://zallrizal.blogspot.co.id/2013/11/perbandingan-sap-dengan-ipsas.html https://www.ifac.org/public-sector

(14)

http://hobiakuntansi.blogspot.co.id/2015/04/perbedaan-sak-etap-dengan-psak.html

http://www.potretakuntansi.xyz/2015/09/standar-akuntansi-keuangan-syariah-saks.html

PELAPORAN KORPORAT

Perbedaan SAK, IFRS, SAK-ETAP, SAP, IPSAS dan SAKS Tugas Individu

Disusun oleh :

Peggy Anna Theodora Ambarita (01044881517009)

(15)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melakukan proses ini, pengguna (Admin) mengisi form yang telah disediakan dengan data lemari arsip yang baru. berdasarkan kondisi lemari arsip yang telah

Stroke iskemik secara klinis adalah defisit neurologis fokal yang timbul akut dan berlangsung lebih lama dari 24 jam dan tidak disebabkan oleh

[r]

“Melaksanakan pendidikan agama Islam sebagai bagian integral dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, menyelenggarakan pendidikan agama Islam di sekolah dengan

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Upaya Meningkatkan

LAMPI RAN PESERTA SELEKSI PROPOSAL Riset Kolabor atif I nter nasional ( KNI ).. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual

Air Hangat Barat, Perda No.. Air Hangat Barat,

179 0327-9999 Institut Teknologi Bandung (ITB) 168 0327-9999 Universitas Jenderal Soedirman 156 0327-9999 Polman Bandung 120 0326-1049 Universitas Brawijaya 087