ANALYSIS INVESTASI SERVER JSI (JURUSAN
SISTEM INFORMASI) MENGGUNAKAN
METODE COST BENEFIT ANALISYS.
Anggoro Setyawan, Tony Dwi Susanto, Anisah HerdiyantiDepartment of Information Systems
Insitut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Indonesia Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
Abstrak— Infrastruktur teknologi informasi saat ini sangat diperlukan guna menunjang pelayanan teknologi informasi itu sendiri. Hal ini termasuk penyedian infrastruktur server yang mendukung penyimpanan dan pengolahan data penting bagi proses bisnis perusahaan. Server merupakan perangkat keras yang digunakan untuk menyimpan dan mengolah data. Tantangan yang dihadapi dalam penyediaan infrastruktur teknologi informasi, dalam hal ini, server, adalah mengetahui manfaat dari investasi tersebut. Antara lain manfaat yang diperoleh dari investasi teknologi inforamasi ini yaitu pelayanan, pelayanan disini berkaitan dengan perkuliahan atau hal lain yang terkait dengan penggunaan server.
Penelitian ini dilakukan untuk mengukur dan menilai manfaat dari investasi teknologi informasi dengan menganalisis biaya dan manfaat investasi server pada jurusan Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember menggunakan metode yakni Cost Benefit Analysis dan.
Penelitian ini menghasilkan pilihan rekomendasi investasi server bagi JSI yang sesuai dengan kebutuhan JSI, antara lain : membangun sendiri server dari awal, membeli server sesuai kebutuhan JSI dan menaruh di BTSI, membeli server sesuai kebutuhan JSI kemudian pengelolaan diserahkan kepada pihak lain diluar BTSI, menggunakan layanan virtual private server diluar BTSI, menggunakan jasa cloud computing dengan layanan PaaS, menggunakan jasa cloud computing dengan layanan IaaS. Dengan demikian dari ketujuh pilihan investasi, akan di pilih berdasarkan 3 tools kriteria yaitu NPV, ROI, Payabck periode dan memenuhi kriteria tersebut. Maka direkomendasikan investasi BTSI. Kedepannya jurusan dapat melayani pihak pihak yang terkait dengan pengelolaan server JSI menjadi lebih baik dengan proses bisnis server JSI.
Kata Kunci : analisis, investasi, server, infrastruktur, teknologi informasi, cost benefit analysis, paas, iaas, vps, cloud computing.
I. PENDAHULUAN
Saat ini banyak organisasi bergantung dan menginvestasikan dalam jumlah banyak dibidang IT guna mempermudah operasional dan meningkat kinerja bisnis mereka. Salah satu bisnis utama jurusan Sistem Informasi di bidang pendidikan yaitu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para stakeholdernya.
Pada ruang server JSI atau dengan nama lain IS-net (Information System Network) adalah sebuah infrastruktur jaringan server yang ada di JSI. Peran IS-Net cukup krusial dalam mencapai tujuan bisnis Jurusan Sistem Informasi itu sendiri, karena kebutuhan akan informasi di Jurusan Sistem Informasi tinggi. Oleh karena itu stabilitas dan kondisi yang baik sangat diperlukan demi mencukupi kebutuhan mahasiswa dan dosen akan informasi yang diperlukan. Server dalam IS-Net ini tidak hanya menangani database mengenai perkuliahan saja tetapi juga database yang lainya. Di IS-Net ini ada 5 server utama yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda.
1. Server e-learning: merupakan perangkat keras yang berfungsi mengolah dan menyimpan guna mendukung metode perkuliahan di JSI (e-learning).
2. File server: merupakan tempat penyimpanan file bersama, baik bagi mahasiswa maupun dosen. Dapat berupa dokumen, file suara, video dan lain-lain.
3. Server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) : untuk mempermudah pengalokasian IP address di suatu jaringan (Do, 2010).
4. Server IP public: IP address yang dapat digunakan secara terbuka bersifat worldwide dengan konfigurasi terikat peraturan tertentu (Do, 2010).
5. Database IS-Net: sebuah database yang berisi data dari Jurusan Sistem Informasi ITS (data e-learning, administrasi, data website jurusan).
Permasalahan yang dihadapi server IS-net sekarang adalah mengenai pengelolaan server. Pengelolaan server kurang memadai ditunjukan dengan kapasitas server yang kurang, perangkat yang sudah berumur, jaringan yang sering bermasalah kemudian permasalahan lainnya berupa lokasi yang menjadi satu dengan ruang kerja dosen, hal ini berdampak pada backup data di dalam server yang tidak terpisah, kemudian resiko keamanan seperti penyalahgunaan wewenang akses server, dapat juga menimbulkan resiko fisik akibat kelalaian orang lain. Ditambah pula adanya arahan dari ITS pusat untuk menjadikan pengelolaan server setiap jurusan menjadi terpusat di BTSI (Badan Teknologi dan Sistem Informasi).
Dari evaluasi kondisi server IS-Net diatas maka diperlukan investasi server baru. Hal ini mengakibatkan perlunya analisis investasi untuk server pada IS-Net. Analisis investasi ini diperlukan sebagai kelayakan suatu organisasi dimana yang inti bisnis mereka bukan dibidang teknologi informasi. Notabene Jurusan Sistem Informasi ini inti bisnisnya adalah public service yang didukung oleh teknologi informasi
Analisi investasi ini bertujuan memberikan rekomendasi investasi yang menunjang layanan secara baik bagi seluruh stakeholder Jurusan Sistem Informasi. Analisis ini untuk kepastian biaya dan manfaatanya investasi di bidang teknologi informasi yang cenderung terkesan mengeluarkan banyak biaya. Oleh karena itu penelitian ini melakukan analisis investasi berdasarkan 7 pilihan investasi dibawah ini :
1. Pilihani pertama yaitu membangun server sendiri dari awal sesuai kebutuhan dan disesuiaikan dengan standar pengelolaan server ANSI/BCSI
(BICSI, 2011)
.2. Pilihan kedua yaitu membeli server sesuai dengan spesifikasi JSI dan aturan BTSI kemudian menaruh server ke tempat BTSI (Badan Teknologi dan Sistem Informasi). 3. Pilihan ketiga membeli server sesuai
kebutuhan JSI kemudian pengelolaan diserahkan pada pihak ketiga diluar BTSI.
4. Pilihan keempat yaitu menggunakan layanan virtual private server oleh pihak ketiga diluar BTSI.
5. Pilihan kelima menggunakan jasa cloud computing dengan layanan paas (platform as a service) pada pihak ketiga.
6. Pilihan keenam menggunakan jasa cloud computing dengan layanan iaas (infrastructure as a service) pada pihak ketiga.
Pilihan investasi diatas muncul berdasarkan beberapa isu terkini mengenai investasi server. Salah satunya mengenai outsourcing informasi teknologi.
Analisi kelayakan dilakukan dengan mengunakan metode cost benefit analysis. Secara rinci tools yang ada pada cost benefit analysis adalah NPV, payback period dan ROI, PI, IRR. Net Present value digunakan untuk menghitung cashflow nilai uang dari awal investasi sampai akhir jangka waktu investasi dengan menarik nilai uang sekarang. Payback period merupakan periode waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian investasi untuk "membayar" jumlah investasi awal tanpa memperhitungan perubahan nilai uang. Return on investment digunakan untuk menghitung rasio keutungan tangible terhadapat cost yang dikerlaurkan. Profitability index digunakan untuk menidentifikasi pilihan mana yang pantas diterima dan pilihan mana yang ditolak. Internal rate of return digunakan untuk mengetahui tingkat pengembalian bunga. Dengan menggunakan kombinasi ini maka benefit secara tangible dapat diketahui dalam jangkau waktu tertentu. Peneliti menggunakan kombinasi dari metode ini agar hasil perhitungan lebih akurat, karena tidak ada 1 tools yang cukup mengakomodir semua perhitungan investasi ini (European Comission Directorate General regional policy, 2008). Karena dengan metode CBA cukup mampu menghitung nilai intangible dan tangible investasi dari keenam pilihan tersebut.
Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan oleh pihak JSI dalam menentukan pilihan investasi mana yang akan diambil. Dengan demikian permasalahan ketidaksesuaian standart ruang server, gangguan mengakses elearning, gangguan sharing file server dapat di minimalkan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan layanan JSI.
II. METODOLOGI
Gambar II.1Metodologi pengerjaan tugas akhir Pada penelitian ini dibagi 4 tahap untuk menyelesaikan permasalahan yang ada yaitu:
• Pada tahap pertama dilakukan studi literature mengenai investasi teknologi informasi, lebih fokusnya pada investasi server.
•
Pada tahap ini, akan dilakukan proses identifikasi kondisi server IS-Net. Hasil dari proses indentifikasi adalah rumusan masalah yang diangkat di tugas akhir ini. Identifikasi masalah dilakukan dengan wawancara kepada pihak terkait mengenai pengelolaan server IS-Net. Tahap ini juga mengumpulkan segala informasi mengenai investasi di BTSI dan pada pihak outsource. Pengumpulan data dilakukandengan survei lapangan, wawancara dan juga dokumentasi
.
• Setelah mendapat cukup data maka selanjutnya akan dihitung berdasarkan metode IRR, PP, PI, NPV, ROI. Tahapan yang diperlukan dalam proses perhitugan sebagai berikut:
1. Membuat daftar lengkap komponen dan biaya yang akan dihitung. 2. Menghitung biaya dan manfaat
dengan NPV, IRR, PI, ROI, PP dengan periode 4 tahun.
3. Membandingkan hasil perhitungan. 4. Memberikan rekomendasi
berdasarkan perhitungan.
• Tahap ini merupakan upaya untuk memberikan intepretasi dari hasil perhitugan CBA dengan pertimbangan faktor-faktor yang berpengaruh serta batasan masalah didalamnya. Input yang dibutuhkan berasal dari perhitungan CBA. Selanjutnya akan keluarlah rekomendasi yang sesuai berdasarkan perhitungan metode CBA tersebut.
III. ANALISIS KOMPONEN TANGIBLE
Biaya Tangible dikategorikan dalam biaya infrastruktur, non-infrastruktur, dan biaya software.
Gambar III.1Biaya Hardware
Nama Perangkat Harga Qty Total
SEAGATE : Sata ES Barracuda 2 TB Constelation 7200 RPM 3,622,300 7 25,356,100 AINER: Rackmount 1U Chassis Include Hardisk Hot Swap 3 HD + Sliding Rill 4 Cores - Intel Xeon X3430 Quad Core 2,4 HGz 8 MB L3 Cache 12,300 4 49,200,000 V-GEN : V-GEN DDR3 4GB PC-10600 ECC 374,400 8 2,995,200
Gambar III.2 Biaya jaringan
Nama Perangkat Harga Qty Total
Cisco : WRT 320N 1,385,901 6 8,315,406 Cisco: WS-C2970G-24T-E 6,900,000 1 6,900,000 Cisco : WS-C3550-24-SMI 5,850,000 1 5,850,000
Nama Perangkat Harga Qty Total
ENCORE SWITCH HUB: witch Hub DES-1024D 24 port 10/100 Mbps 489,600 1 489,600 ENCORE SWITCH HUB: Switch Hub Gigabit DGS-1024D 24 port 10/100/100mbps 1,156,815 4 4,627,260 SWITCH HUB: 3C16470 Black 16 Port 10/100 666,250 5 3,331,250 Kabel jaringan 1,000 2083.2 2,083,200 .
Gambar III.3 Biaya peripheral
Nama Perangkat Harga Qty Total
KENIKA UPS KS SERIES; 3000 VA Smart UPS, off-line + AVR + Software 2,038,400 3 6,115,200 KENIKA UPS KS SERIES: 2000 VA Smart UPS, off-line + AVR + Software 1,804,400 1 1,804,400 MONTERO : UPS MONTERO 600N 288,288 1 88,288 KENIKA UPS KS SERIES: 3000 VA Smart UPS, off-line + AVR + Software 2,038,400 1 2,038,400 AC 1pk 2,852,000 5 14,260,000 Power supply 1,300,000 2 2,600,000
Biaya tangible non-infrastruktur
Gambar III.4 Biaya non-infrastruktur
Nama Biaya Instalasi 3,000,000 Operasional - Listrik - ISP 128,733,852 8,340,000 Maintenance 5,400,000 Overhead - Kabel rusak - Jaringan error - Wifi error 100,000 100,000 100,000
Nama Biaya - Perangkat rusak - Aplikasi bermasalah - Backup 100,000 100,000 3,200,000
Gambar III.5 Biaya software
Nama Biaya
Sistem operasi 4,450,000
Antivirus 4,000,000
IV. ANALISIS KOMPONEN BIAYA DAN KEUNTUNGAN INTANGIBLE
Pada bab ini akan memamparkan biaya intangible dari salah satu investasi server.
Gambar IV.1Biaya intangible
Nama biaya intangible Biaya
Server down dengan frekuensi 6 kali 36,000 Transport pembelian perangkat 3 kali 300,000 Listrik padam frekuensi 3 kali
mengganggu perkulihan 136,500,000
Total 136,836,000
Berikut ini adalah keuntungan intangible yang diperoleh pada salah satu investasi server.
Gambar IV.2Benefit intangible Tangible benefit Biaya
Biaya overhead lebih rendah 4,550,000
Perangkat baru 50,507,177
Total 55,057,177
V. COST BENEFIT ANALISYS
Pada bab ini menjelaskan perhitungan CBA dan faktor-faktor apa saja mempengaruhi hasil dari CBA tersebut. Dijelaskan juga mengenai intepretasi dari hasil CBA tersebut.
Intepretasi :
Adapun intepretasi rekomendasi hasil CBA, sebagai berikut.
1. Dalam mengambil keputusan investasi diperlukan lebih dari 1 tool perhitungan dalam CBA, maka diambil NPV dan payback period.
Karena berdasarkan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan investasi pada perusahaan pemerintah (Ir. M as Wigrantoro Roes
Setiyadi, 2003).
2. Dari hasil perbandingan CBA jika berdasarkan nilai NPV saja yang memiliki nilai NPV terbaik dalam hal ini nilai mendekati nol dari ketujuh pilihan investasi adalah BTSI dengan nilai -Rp124,220,617,
3. Jika berdasarkan Payback period nilai terbaik adalah BTSI dengan periode 3 bulan. 4. Kemudian berdasarkan ROI adalah Dedicated
Server dengan nilai -71.98%,
5. Jika berdasarkan PI adalah BTSI dengan nilai 0.05
6. Jika berdasarkan IRR adalah BTSI dengan nilai -60%.
7. Meskipun nilai yang muncul dari setiap kriteria tool tidak selalu positif, tetapi keputusan diambil berdasarakn yang paling mendekati positif dan juga berdasarkan peraturan pemerintah tentang investasi pada instasi pemerintahan.
8. Dari hasil perbandingan CBA dikategorikan pada outourcing dan insourcing. Pada outsourcing pilihan yang terbaik muncul Dedicated Server, dengan nilai NPV –Rp 297,538,131. ROI -71,98%. Payback period 1tahun 2 bulan. PI -0.59
9. Sedangkan untuk Insourcing rekomendasi yang baik diperoleh pada pilihan BTSI dengan nilai NPV
(-Rp124,220,617 ). ROI -94.9%. PP 3 bulan. PI 0.05 IRR –60%
10. Dari perbandingan kategori tersebut nilai PP dan NPV paling baik pada BTSI meskipun ROI lebih baik pada dedicated server.
Berdasarkan kriteria kriteria intepretasi diatas maka disimpulkan bahwa rekomedasi server yang baik adalah BTSI.
VI. PENUTUP
Berdasarkan hasil pengerjaan Tugas Akhir mengenai Investasi Server IS-Net di jurusan Sistem Informasi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam Tugas Akhir ini memberikan rekomendasi investasi server bagi IS-Net yang menguntungkan berdasarkan perbandingan perhitungan benefit intangible-tangible, biaya intangible-tangible dan perbandingan CBA.
2. Maka diperoleh rekomendasi investasi BTSI dengan
NPV : -Rp124,220,617 ROI : -94.9%.
Payback period : 3 bulan PI : 0.05
IRR : 63% 7.2 Saran
Beberapa saran yang mungkin untuk memperbaiki penelitian Tugas Akhir ini adalah :
a. Perhitungan tersebut dapat berbeda apabila vendor juga berubah. Selain itu tingkat tukar mata uang dan perkembangan teknologi juga akan mempengaruhi perhitungan..
b. IS-net sendiri kurang tertata mengenai data inventaris yang dimiliki secara detail ada kemungkinan hal kecil yang terlewatkan dalam perhitungan. Sehingga perlu kelengkapan data inventari server yang dimiliki IS-Net.
VII. BIBLIOGRAPHY
Beaumont, N. (2004). Outsourcing in Australia. In N. Beaumont, International Journal of Operations &
Production Management (pp. 688 - 700). Caulfield
East: Department of Management, Monash University.
BICSI. (2011). Data Center Design and Implementation Best
Practice. Tampa: BICSI.
Do, T. V. (2009). An efficient solution to a retrial queue for the performability evaluation of DHCP. Computers
& Operations Research.
Fitzpatrick, E. W. (2005). Planning and Implementing IT
Portfolio Management: Maximizing the Return on Information Technology Investments. London: IT
Economics Corporation.
Indarjit, D. R. (2013, January 30). Kajian Strategis Analisa
Cost Benefit Analisys Investasi Teknologi Informasi.
Retrieved from materi.uniku.ac.id: http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=kajian% 20strategis%20analisa%20cost%20benefit%20analis ys%20investasi%20teknologi%20informasi%20publ isher&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CC4QFj AA&url=http%3A%2F%2Fmateri.uniku.ac.id%2FE book%2FDISC%25204%2520-%2520KUMPUL Ir. M as Wigrantoro Roes Setiyadi, S. M. (2003).
E-Government Sebagai Suatu Investasi: Mengukur Resiko Keuntungan dan Kegagalan – Keberhasilan Implementasi E-Government di Pemerintah Daerah.
Jakarta.
Kepes, B. (2011, February). diversity.net.nz. Retrieved March 2011, from Diversity Limited:
http://diversity.net.nz/wp- content/uploads/2011/03/Understanding-the-Cloud-Computing-Stack.pdf
Laan, S. (2001). IT Infrastructure Architecture - Infrastructure
building blocks and concept. New York: Lulu Press
Inc.
Laudon, K. C. (2002). Management Information System:
Managing the Digital Firm. 7th Edition. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.
Lucas. (2001). Information Technology For Management. New York: McGraw-Hill Education (India) Pvt Limited.
O’Brien, J. .. (2009). Management Information Sistem Ninth
edition. Boston: Mc Graw Hill.
policy, E. C. (2008). Guide to Cost Benefit Analisys of
investment projects. Milan: European Union.
Rainer sever. (2010, February 16). Tips Membeli Server. Retrieved from Tips Membeli Server: http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php /Tips_Membeli_Server
Regulation, O. o. (2007). Cost Benefit Analisys Methodology Procedures Manual . 3-19.
Schniederjans, M. J. (2004). Information Technology
Investment Decison Making Methodology.
singapore: World Scientific hblishng Co. Re. Ltd.O’Brien, J. .. (2009). Management Information
Sistem Ninth edition. Boston: Mc Graw Hill.
policy, E. C. (2008). Guide to Cost Benefit Analysis of
investment projects. Milan: European Union.
Rainer sever. (2010, February 16). Tips Membeli Server. Retrieved from Tips Membeli Server: http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php /Tips_Membeli_Server
Regulation, O. o. (2007). Cost Benefit Analysis Methodology Procedures Manual . 3-19.
Schniederjans, M. J. (2004). Information Technology
Investment Decison Making Methodology.
singapore: World Scientific hblishng Co. Re. Ltd. Z. Irani, J.-N. E. (1997). Integrating the costs of a . Integrating