• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

6

Bab ini menjelaskan mengenai pustaka-pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi media pembelajaran Gerak Dasar Tari Bali. Tinjauan pustaka meliputi informasi umum tentang Augmented Reality (AR), Gerak Dasar Tari Bali hingga informasi metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan aplikasi.

2.1 State of The Art

Penerapan teknologi untuk pengenalan dan pelestarian budaya begitu beragam. Teknologi berbasis Android menjadi pilihan pembuat aplikasi untuk pelestarian budaya daerah. Aplikasi Instrumen Gamelan Rindik merupakan aplikasi pembelajaran memainkan Gamelan Rindik menggunakan smartphone Android sekaligus untuk melestarikan budaya. Alat musik Gamelan Rindik yang biasa digunakan pada upacara perkawinan dikemas pada aplikasi seperti aslinya. Aplikasi Gamelan Rindik dapat dimainkan pada smartphone menggunakan lebih dari satu tangan atau berbasis multitouch. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur. Pertama yaitu fitur tutorial penggunaan aplikasi. Kedua yaitu fitur record atau perekam hasil permainan aplikasi Game Rindik. Ketiga yaitu fitur load yang digunakan untuk memainkan kembali hasil rekaman permainan sebelumnya. Keempat yaitu fitur informasi mengenai Gamelan Rindik. Kelima yaitu fitur pengaturan suara pada aplikasi. Instrumen Gamelan Rindik pada aplikasi dirancang dalam bentuk 3 dimensi agar menarik dan tampak seperti aslinya. Aplikasi Gamelan Rindik dibuat menggunakan teknologi Corona SDK, 3Ds Max dan Adobe Flash (Wiputra 2014).

Aplikasi yang bertujuan untuk melestarikan budaya juga bisa dalam bentuk permainan (game). Salah satu aplikasi game budaya yaitu game edukasi busana tari Bali. Game Busana Tari Bali ini selain bertujuan melestarikan budaya

(2)

juga sebagai sarana edukasi pengenalan busana-busana Tari Bali. Aplikasi Game Busana Tari Bali ini dimainkan dengan cara memasangkan atribut satu persatu pada salah satu jenis tarian. Game Busana Tari Bali memiliki 2 jenis permainan yaitu mode latihan dan mode tantangan. Game Busana Tari Bali dibuat dengan menggunakan Bahasa Pemrograman Lua dan Editor Corona SDK. Metodologi yang digunakan dalam pembuatan game edukasi Busana Tari Bali terdiri dari tiga tahap. Metode tahap pertama yaitu game design requirement. Metode tahap pertama merupakan metode untuk memenuhi kebutuhan desain permainan. Game design requirement terdiri dari metode interview, metode studi literatur dan evaluasi game sejenis. Tahap kedua yaitu game design. Metode game design terdiri dari pembuatan cerita, aturan permainan dan estetika serta teknologi yang digunakan. Tahap ketiga yaitu testing and implementation. Metode testing and implementation merupakan pengujian dan implementasi game yang telah dibuat berdasarkan metode-metode yang sudah dilakukan sebelumnya (Yuliastin 2014).

Perkembangan teknologi yang terus meningkat membuat aplikasi pengenalan budaya semakin menarik. Teknologi yang kini banyak digunakan dalam pembuatan aplikasi adalah Augmented Reality. Penelitian yang menerapkan teknologi Augmented Reality saat ini sangat beragam. Penerapan Augmented Reality didukung oleh media cetak seperti buku, majalah atau brosur sebagai marker Augmented Reality. Berbagai bidang menerapkan teknologi Augmented Reality terutama pada bidang pendidikan dan pembelajaran.

Penelitian yang berkaitan dengan pendidikan dan mengenalkan kebudayaan Bali menggunakan Augmented Reality telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satunya adalah DewataAR yang menampilkan hasil 3 dimensi dan video objek wisata pura di Bali. DewataAR menggunakan brosur sebagai marker 3 dimensi dan video dari Pura Tanah Lot. Pendeteksian marker menggunakan smartphone yang telah diuji coba memiliki batas skala (ukuran marker berupa brosur) dan batas jarak antara smartphone dengan marker untuk menampilkan 3 dimensi dan video pada aplikasi. Batas ukuran skala marker atau brosur yaitu diperkecil hingga 25 %. Batas jarak antara smartphone dengan marker yaitu rata-rata 50 cm. Aplikasi DewataAR dibuat menggunakan teknologi Unity 3D, Vuforia

(3)

SDK, dan Autodesk 3D Maya (Waruwu, A. F., Agung Bayupati, I P. & Darma Putra, I K. G. 2014).

Aplikasi Augmented Reality mengenai pendidikan dan pembelajaran adalah Learning Number With The Thirsty Crow. Aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang interaktif untuk anak-anak dalam belajar berhitung. Marker buku sebagai penunjang pembelajaran ditambah dengan perangkat smartphone yang sudah dilengkapi aplikasi Learning Number With The Thirsty Crow untuk membuat anak-anak lebih tertarik ketika belajar berhitung (Tomi & Rambli 2013). Augmented Reality yang diterapkan pada penerjemah kata yaitu aplikasi based word translator merupakan salah satu aplikasi pendidikan dan pembelajaran. Aplikasi ini menerjemahkan teks dengan bantuan kamera smartphone untuk mengenali teks kemudian diterjemahkan. Augmented Reality based word translator ini merupakan aplikasi yang menyenangkan dalam menerjemahkan sekaligus pembelajaran bahasa yang lebih interaktif. Aplikasi based word translator menggunakan automatic text detection yaitu OCR. Optical Character Recogniton (OCR) merupakan teknologi untuk mengkonversi secara elektronik tulisan yang di foto oleh kamera sebelum diterjemahkan oleh aplikasi (Khan et al. 2014).

Aplikasi pengembangan Augmented Reality story book Jayaprana dan Layonsari merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan sisi positif dari teknologi untuk melestarikan kebudayaan Bali. Aplikasi ini mengangkat cerita rakyat Jayaprana dan Layonsari yang dikemas dengan teknologi Augmented Reality dengan menggunakan buku sebagai marker. Marker pada buku cerita berjenis Quick Response Code (QRC) di setiap halaman buku. Tambahan animasi 3 dimensi pada aplikasi membuat buku cerita Jayaprana dan Layonsari yang berisi gambar 2 dimensi pada buku dibuat menarik untuk dibaca. Aplikasi Augmented Reality story book Jayaprana dan Layonsari dibuat dengan teknologi Unity, Vuforia Qualcomm Augmented Reality, dan Blender 2.69. Pengembangan aplikasi ini menggunakan proses SDLC (System Development Life Cycle) dengan Model Waterfall. Model yang bersifat sistematis tersebut untuk membangun

(4)

aplikasi memiliki tahapan yaitu analisis, desain, implementasi, testing, operation dan maintenance (Putra Yasa, G.A., et al. 2014).

Aplikasi-aplikasi pembelajaran, pendidikan serta pengenalan budaya menjadi inspirasi dibuatnya aplikasi media pembelajaran Gerak Dasar Tari Bali. Aplikasi media pembelajaran Gerak Dasar Tari Bali merupakan pengembangan aplikasi menggunakan teknologi Augmented Reality dengan marker berupa gambar-gambar gerakan dasar Tari Bali yang digabungkan menjadi sebuah buku. Ide dan konsep aplikasi ini mengenai pembelajaran yang menarik dan interatif serta sebagai pengenalan Gerak Dasar Tari Bali. Aplikasi menggunakan kamera smartphone untuk membaca marker gambar pada buku dan menghasilkan Augmented Reality 3 dimensi dan audio yang dapat dilihat pada layar smartphone tepat di atas marker gambar gerak tari.

2.2 Augmented Reality

Augmented Reality merupakan teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi atau tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata. Tampilan tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara real time. Tiga dimensi biasa disingkat 3D atau disebut ruang dari benda yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi (Oliver 2005). Pengertian lain, Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang memungkinkan interaktif tiga dimensi citra virtual untuk dilakukan overlay pada dunia nyata (Leila 2011).

Ronald T. Azuma (1997) mendefinisikan Augmented Reality sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat integrasi antar benda dalam tiga dimensi di dalam dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat input tertentu (Andriyadi 2011). Pengertian Augmented Reality lainnya yaitu, AR didefinisikan sebagai perluasan lapisan informasi pada suatu objek dengan bantuan teknologi komputer pada lingkungan nyata (Glockner et al. 2014).

(5)

Tujuan dari Augmented Reality adalah untuk meningkatkan persepsi tentang lingkungan dengan menggabungkan penginderaan, komputasi dan teknologi display. Augmented Reality memiliki karateristik menggabungkan dunia nyata dengan dunia virtual, interaktif secara real time dan terdaftar di 3D. Interaktif secara real time yaitu sistem Augmented Reality harus dijalankan pada frame interaktif sehingga dapat menempatkan informasi secara real time dan memungkinkan terjadi interaksi (Olwal 2009).

Ada 3 hardware yang diperlukan teknologi Augmented Reality. Pertama adalah sebuah kamera untuk mengambil gambar lingkungan nyata. Kedua adalah display untuk menunjukan hasil akhir. Ketiga adalah perangkat yang menyediakan daya komputasi (Domhan 2010).

2.3 Marker

Proses pembuatan aplikasi AR diperlukan sebuah marker sebagai penanda. Marker ini digunakan sebagai tempat Augmented Reality muncul. Sebuah marker yang baik adalah marker yang bisa dideteksi dan diidentifikasi dengan jelas oleh perangkat AR.

Marker diperlukan untuk membantu perangkat Augmented Reality mendeteksi suatu obyek. Eksplorasi lingkungan melalui layar akan menggambarkan lingkungan nyata dan objek dari kamera bersama dengan informasi yang dimunculkan. Sistem perlu menentukan lokasi dan orientasi kamera lewat kaliberasi kamera, kemudian mampu memunculkan benda-benda atau informasi-informasi virtual tepat ditempat yang benar (Siltanen 2012).

2.4 Animasi 3D

Menurut Aditya (2009, 14) animasi 3D adalah animasi yang berwujud 3 dimensi. Wujud animasi 3D tidak dapat di sentuh dan di rasakan fisiknya, tetapi wujud 3D terdapat di layar kaca 2D (media layar TV, bioskop, komputer, proyektor, dan media sejenisnya). Perbedaan animasi 2D yaitu hanya memiliki dimensi panjang (X) dan lebar (Y), sedangkan animasi 3D memiliki kedua

(6)

dimensi tersebut dan juga memiliki dimensi kedalaman (Z). Animasi 2D bersifat datar (flat), sedangkan animasi 3D memiliki volume.

Animasi 3D merupakan animasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (point of view). Tahapan pembuatan animasi 3D secara keseluruhan dikerjakan dengan media komputer, mulai dari tahap modeling, texturing, lighting hingga rendering.

Keunggulan dari animasi 3D yaitu visualisasi objek tampak lebih nyata dan mendekati bentuk asli dari objek yang divisualisasikan. Keunggulan lain dari animasi 3D adalah kemampuan untuk membuat dan mewujudkan visualisasi adegan yang sulit, yang tidak mungkin atau bahkan adegan yang tampak mustahil (Aditya 2009).

2.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara pengumpulan data untuk membantu dan mendukung suatu penelitian dalam mencapai tujuan penelitian yang diinginkan. Berikut merupakan metode-metode pengumpulan data:

1. Metode Wawancara

Metode wawancara/interview merupakan suatu cara pengumpulan data melalui proses tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik serta berlandaskan kepada tujuan penelitian (Marzuki 2000, h. 22).

2. Metode Kepustakaan

Metode ini meliputi pengidentifikasian secara sistematis, penemuan, dan analisis dokumen-dokumen yang memuat data dan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian (Sevilla et al. 1993, h. 37).

2.6 Tari

Tari merupakan gerakan tubuh yang menyesuaikan dengan irama musik dan dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk suatu keperluan seperti keperluan upacara, pentas kesenian, pembukaan acara formal atau non formal, hiburan dan lain-lain. Musik tari sebagai pengiring dari suatu tarian memperkuat maksud tari yang ingin disampaikan. Tari dan musik diselaraskan untuk

(7)

memperoleh seni tari yang indah. Tari memiliki beberapa arti menurut para ahli. Pengertian tari menurut para ahli adalah sebagai berikut.

1. Menurut B.P.H. Soeryodiningrat, tari adalah gerak dari seluruh anggota badan yang selaras dan sesuai dengan musik (gamelan) pengiring tari diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan dalam menari. 2. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari merupakan ekspresi jiwa

manusia yang diungkapkan dengan gerakan ritmis yang indah.

3. Menurut S. Humardhani mengungkapkan bahwa tari adalah ungkapan bentuk-bentuk gerak yang ekspresif dengan indah dan ritmis.

4. Kamaladevi Chattopadhaya mengungkapkan bahwa tari adalah gerakan-gerakan luar yang ritmis dan lama kelamaan mengarah kepada bentuk-bentuk tertentu.

5. Menurut Hawkins, tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi manusia dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta. Dapat disimpulkan bahwa tari merupakan gerak yang terangkai menjadi satu kesatuan yang indah dengan diiringi musik tari sehingga menghasilkan seni yang berirama dan dapat mengungkapkan makna dari ekspresi penari, penghayatan dan wujud yang diinginkan oleh pencipta (Yulianti 2009, h. 1-3).

2.7 Tari Bali

Tari Bali merupakan salah satu kebudayaan Bali yang sudah diwariskan sejak ratusan tahun yang lampau. Tari Bali tidak selalu bergantung pada alur cerita. Tujuan utama penari Bali adalah untuk menarikan setiap tahap gerakan dan rangkaian dengan ekspresi penuh perasaan. Kecantikan tari Bali terlihat pada gerakan-gerakan abstrak dan indah yang sesuai dengan ritme dan tempo musik tari (Pendokumentasian Gerak-gerak Tari Bali 2000, h 1-6).

2.7.1 Sejarah Tari Bali

Seni tari pada jaman dulu ditarikan untuk maksud-maksud tertentu. Tari dapat berfungsi untuk mendatangkan hujan, menyucikan desa, mengeluarkan penyakit, mengalahkan musuh, berburu binatang, kelahiran, kematian, perkawinan

(8)

dan sebagainya. Tari-tarian tradisional juga sering mengandung arti atau cerita. Tarian yang mengandung cerita sangat popular dan masih sering dilakukan dalam pertunjukan seperti cerita Ramayana.

Tarian tradisional di Bali mempunyai peranan yang sangat penting dalam agama, yaitu agama Hindu-Bali. Setiap kali ada perayaan atau upacara, tarian tradisional selalu ditampilkan. Tarian merupakan bagian dari upacara itu sendiri atau juga menjadi hiburan atau pertunjukan pada suatu acara (Pendokumentasian Gerak-gerak Tari Bali 2000, h 1-6).

2.7.2 Jenis-jenis Tari Bali

Tari menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut (S Yasa, komunikasi personal, 22 September 2015).

1. Tari Tradisional

Tari tradisional adalah tari yang penampilan tarian berdasarkan materi adat atau warisan dari nenek moyang secara turun temurun. Tari lahir di berbagai daerah dengan versi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan tari. Contoh tari tradisional: Tari Tani, Tari Nelayan, Tari Tenun dan lain-lain.

2. Tari Klasik

Tari klasik adalah tarian yang mempunyai nilai artistik tinggi serta dijadikan tolak ukur yang bernilai kekal dan bersifat sederhana, serasi serta tidak berlebihan. Tari klasik mempunyai ketentuan yang cukup kuat mulai dari gerakan sampai kepada aturan dan ukuran gerakan tarian. Contoh tari klasik: Tari Baris, Tari Topeng, Tari Legong Kraton, Tari Jauk, Tari Gambyong dan lain-lain.

3. Tari Rakyat

Tari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang dikalangan rakyat. Tari ini tidak terikat secara ketat oleh peraturan atau pola tertentu baik dalam bentuk komposisi atau penataan tarian. Contoh tari rakyat: Tari Gotong Royong, Tari Janger, Tari Joged Bumbung dan lain-lainnya.

(9)

4. Tari Kreasi

Tari kreasi adalah jenis tari yang dalam penampilan tarian sudah mengarah kepada bentuk atau pola yang baru namun tetap berpedoman pada tari yang sudah ada seperti tari tradisional maupun tari klasik. Tari di Indonesia yang bersifat baru sering dikategorikan dalam istilah tari kreasi baru, tari modern dan tari kontemporer. Contoh tari kreasi: Tari Kidang Kencana, Tari Puspawresti, Tari Wirayuda, Tari Blibis, Tari Manukrawa dan lain-lain.

Jenis-jenis tari menurut bentuk-bentuk penyajian atau koreografi dapat dibedakan menjadi:

1. Tari Tunggal (Solo)

Tari tunggal yaitu suatu tarian yang ditarikan oleh satu orang penari dan tidak ada kaitannya dengan tarian sebelumnya serta tarian sesudahnya. Tarian tunggal berfungsi sebagai pemeran. Contoh tari tunggal adalah Tari Baris Tunggal, Tari Jauk, Tari Wiranata, Tari Panji Semirang, Tari Teruna Jaya, Tari Kebyar Duduk dan lain-lain.

2. Tari Berpasangan (Duet)

Tari berpasangan yaitu tarian yang dibawakan oleh sepasang penari laki-laki dan perempuan atau perempuan dan perempuan, dimana salah satu berperan sebagai wanita dan satunya lagi berperan sebagai laki-laki. Tema tari bermacam-bermacam dengan komposisi gerak yang indah serta penari harus menyesuaikan tanggung jawab penari sesuai perannya masing-masing. Contoh tari berpasangan adalah Tari Oleg Tamulilingan, Tari Legong Kraton, Tari Cendrawasih, Tari Sekar Ibing, dan lain-lain. 3. Tari Kelompok (Massal)

Tari kelompok merupakan tari yang dibawakan oleh tiga orang atau lebih (banyak penari) dan materi tari dibebankan untuk semua penari serta tanggung jawab penari dilakukan bersama. Contoh tari massal adalah Tari Pendet, Tari Rejang, Tari Puspawresti, Tari Baris Massal, Tari Panyembrahma, Tari Sekar Jagat, Tari Tenun, Tari Tani, Tari Wirayuda, Tari Cilinaya dan lain-lain.

(10)

2.7.3 Dasar Tari Bali

Dasar-dasar Tari Bali garis besarnya terdiri dari empat bagian utama yaitu agem, tandang, tangkis, tangkep. Penjelasan dasar Tari Bali masing-masing sebagai berikut.

1. Agem adalah sikap pokok yang mengandung maksud tertentu yaitu suatu gerak pokok yang tidak berubah-ubah dari suatu sikap pokok ke sikap pokok yang lain. Agem terdiri dari:

a. Agem Kanan

Agem kanan merupakan gerakan dasar dengan posisi badan condong ke kanan dan lutut ditekuk sehingga berat badan ada pada kaki kanan, jari-jari kaki kiri menghadap ke pojok dan posisi kaki kiri di depan kaki kanan dengan jarak satu genggam tangan, posisi tangan kanan sejajar mata dan tangan kiri sejajar susu.

b. Agem Kiri

Agem kiri merupakan gerakan dasar dengan posisi badan condong ke kiri dan lutut ditekuk sehingga berat badan ada pada kaki kiri, jari-jari kaki kanan menghadap ke pojok dan posisi kaki kanan di depan kaki kiri dengan jarak satu genggam tangan, posisi tangan kiri sejajar mata dan tangan kanan sejajar susu.

c. Tapak Sirang Pada

Tapak sirang pada merupakan posisi kaki penari sama serong. d. Nuding

Nuding merupakan posisi salah satu tangan menunjuk dengan dua jari yaitu telunjuk dan jari tengah.

e. Nabdab Gelung

Nabdab gelung merupakan gerakan salah satu tangan meraba gelungan (hiasan kepala) dan tangan lain ditekuk menyiku, siku sejajar pundak dengan jari tangan berdiri tegak serta telapak tangan menghadap ke depan.

(11)

f. Nabdab Gelang Kana

Nabdab gelang kana merupakan gerakan salah satu tangan meraba gelang dengan posisi kedua tangan ditekuk ke depan dan menyiku. 2. Tandang adalah cara memindahkan gerakan kaki dari suatu gerakan

pokok ke gerakan pokok lain sehingga menjadi suatu rangkaian gerak yang saling berhubungan. Tandang terdiri dari:

a. Miles

Miles merupakan gerakan memutar salah satu tumit kaki ke dalam. b. Tanjek

Tanjek merupakan posisi salah satu kaki menginjakkan ujung kaki. c. Gandang Arep

Gandang arep merupakan gerakan berjalan pelan ke depan. d. Gandang Uri

Gandang uri merupakan gerakan berjalan pelan ke belakang.

3. Tangkis adalah perkembangan gerakan tangan penari sehingga menjadi rangkaian yang selaras dalam suatu tarian. Tangkis terdiri dari:

a. Mungkah Lawang

Mungkah Lawang merupakan gerakan membuka kedua tangan secara perlahan yang diletakan berdekatan di depan muka dengan telapak tangan menghadap ke depan.

b. Luk Nerudut

Luk nerudut merupakan gerakan haluan tangan seiring bersamaan dengan gerakan badan turun naik secara perlahan dengan mata memandang jari-jari tangan.

c. Luk Naga Satru

Luk naga satru merupakan gerakan kedua tangan berputar ke arah dalam dan kembali ke posisi tangan berdiri tegak dengan telapak tangan menghadap ke depan.

(12)

d. Luk Ngelimut

Luk ngelimut merupakan gerakan tangan yang berlawanan arah, salah satu telapak tangan menghadap ke atas dan telapak tangan lain menghadap ke bawah yang bergerak bergantian.

e. Ulap-ulap

Ulap-ulap merupakan gerakan melambaikan tangan di depan muka dengan posisi lengan agak menyiku.

f. Ngegol

Ngegol merupakan gerakan pinggul yang digoyangkan ke kanan dan ke kiri secara berulang-ulang.

g. Nyalud

Nyalud merupakan gerakan tangan berlipat-lipat.

4. Tangkep adalah mimik yang memancarkan penjiwaan tari yaitu suatu ekspresi yang timbul melalui cahaya muka. Tangkep terdiri dari:

a. Dedeling

Dedeling merupakan mimik marah dengan gerak mata yang membesar dan tertuju ke satu arah.

b. Tetangisan

Tetangisan merupakan mimik kesedihan disertai gerakan membungkukkan badan dan kepala.

c. Seledet

Seledet merupakan gerakan mata ke arah samping atau melirik jari-jari tangan kemudian mata melihat ke depan.

d. Kenyung Manis

Kenyung manis merupakan mimik tersenyum (Pendokumentasian Gerak-gerak Tari Bali 2000).

Referensi

Dokumen terkait

Pada setiap siklus, kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah: (a) melakukan pertemuan de- ngan teman sejawat selaku pengamat untuk membicarakan persiapan

Walaupun tidak bisa diarak, talempong duduak juga sering diguna- kan masyarakat untuk memeriahkan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan adat, pesta atau upacara keluarga..

(3) Pembimbing, pengarah, pembina, dan penasehat: untuk mendukung tercapainya visi dan misi MI Wali Songo Asy-Syirbaany, pengurus kepala madrasah memiliki peranan

Sasaran jangka panjang terapi pasien/klien dengan adiksi NAPZA termasuk di dalamnya mengurangi penggunaan dan efek penyalahgunaan NAPZA, mencapai konidis abstinensia (bebas

DAFTAR TETAP PESERTA PLPG ANGKATAN 7 & 8 LPTK IAIN SUNAN

INTEGRASI SINERGI BIOMEDIK KURATIF PROM-PREV- BEYOND HEALTH KETAHANAN NASIONAL (PEREKONOMIAN + KESRA) KONSEP SEHAT RI : FIS,TAL,SOS,SPIR SBG SUPRA STRUKTUR (NILAI) &.

Dasar pemrosesan citra digital bermuara pada basis pengetahuan sistem dan lingkup permasalahan dalam pengamatan dan penelitian, kemudian akan dilakukan akuisisi

Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan (menghitung atau menetapkan) sendiri besarnya pajak yang