• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

6 Bab 2

Landasan Teori

2.1 Teori Penokohan

Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam suatu cerita. Menurut Nurgiyantoro (2012), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan merupakan perwujudan dan perkembangan pada sebuah cerita. Tanpa adanya tokoh, suatu cerita tidak dapat tersampaikan dengan baik (hal.165). Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (2005), penokohan lebih luas istilahnya daripada tokoh dan perwatakan karena penokohan mencakup siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dalam sebuah cerita sehingga sangup memberikan gambaran yang jelas kepada para pembaca (hal.166).

Sifat-sifat tokoh dari suatu cerita, dapat dimengerti dan tersampaikan dengan baik oleh karena adanya percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut. Percakapan tersebut tidak hanya dapat menyampaikan sifat-sifat tokoh saja akan tetapi juga watak dan alur cerita. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1981), tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan melalui tindakan (hal.20). Dalam suatu cerita, ada tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang sering diceritakan di dalam suatu cerita dan sangat menentukan perkembangan suatu cerita tersebut. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh pendamping dari tokoh utama. Biasanya hanya dimunculkan

(2)

7 beberapa kali di dalam suatu cerita akan tetapi tetap mempunyai peran penting untuk membuat cerita menjadi lebih berwarna.

Tokoh utama dan tokoh pendamping mempunyai hubungan yang penting satu sama lainnya oleh karena itu mereka saling melengkapi. Apabila suatu cerita hanya terdapat tokoh utama saja atau tokoh pendamping saja, cerita tidak dapat tersampaikan dengan baik bahkan cenderung membingungkan karena tidak ada interaksi yang terjadi di dalam cerita tersebut.

Pengertian tokoh menurut Isihara (2009) adalah:

(ヒ―ロ―)。なんともいえずカッコいい響きを待つ言葉だ。もとも と(英雄)という意味なのだが、小説や戲曲、シナリオの(中心 人 物) のこも、男性は、(ヒ―ロ―)女性は(ヒロイン)と言ったりす る。(hal.42)

Terjemahan:

“Hero bagaimanapun kata-kata yang terdengar keren akan tetapi tetap ditunggu penampilannya. Pada awalnya makna dari “hero” adalah anak dari tokoh “eiyuu” dalam novel dan pada drama berarti “pemeran utama” dalam skenario. Apabila lelaki disebut “hero”, sedangkan perempuan disebut “heroine”.

Sekarang ini, tidak semua pemeran utama berperilaku hebat disebut hero atau heroine karena sudah banyak tokoh-tokoh dengan berbagai macam watak di dalam suatu cerita. Bahkan apabila tokoh utama dalam suatu cerita mempunyai perilaku tidak baik, dapat disebut juga dengan hero atau heroine karena hero atau heroine mempunyai arti lain di dalam suatu cerita. Bagaimanapun perilaku tokoh utama, akan disebut hero atau heroin. Sedangkan tokoh pendamping yang berperilaku baik, tidak dapat disebut dengan hero atau heroin.

ところで、いまなにげなく(中心人物)といういい方を使ったが、 ぼくたちはまるで当然のように、小説の(作中人物)、しかも中心的 な人物に自分の感情を投影したし、同化したりしながら物語を読みす すめていく。そして、実はそれが小説という意味だけの世界では、ほ かの言葉と同等な、ただの記号であることを忘れてしまっている。

(3)

8 Terjemahan:

Dengan demikian, bagaimanapun juga “pemeran utama” dikatakan hampir sebagai hal yang biasa. Sedangkan “pemeran pendukung” dalam novel mungkin dikatakan sebagai tokoh yang memperkuat “pemeran utama” karena cerita harus terus berlanjut. Kemudian, hanya itu arti novel dalam dunia yang sebenarnya, akan tetapi terlupakan bahwa ada tanda yang menunujukkan kata sebutan lain dengan maksud yang sama.

Adanya pemeran utama di dalam cerita merupakan hal yang sudah biasa karena setiap cerita sudah pasti mempunyai pemeran utama. Akan tetapi cerita tidak dapat berlanjut kalau suatu cerita hanya mempunyai pemeran utama saja. Oleh karena itu, adanya pemeran pendukung untuk memperkuat pemeran utama merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan juga. Bahkan, cerita mulai terlihat menarik di saat munculnya pemeran pendukung. Hubungan antara pemeran utama dengan pemeran pendukung dapat menghidupkan cerita yang terlihat monoton.

Karakter berasal dari berbagai macam watak dan temperamen. Satu tokoh dapat mempunyai lebih dari satu karakter akan tetapi mempunyai satu karakter yang memperkuatnya. Karakter-karakter tersebut dapat dilihat tergantung situasi cerita yang sedang terjadi. Berbeda situasi, berbeda juga karakter yang akan terjadi.

2.2 Teori Psikologi Umum

Menurut asal katanya, psikologi berasal dari kata-kata Yunani: psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa (Sarwono, 2010, hal.1).

Psikologi juga mempunyai arti mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu kejiwaan. Kejiwaan berhubungan dengan banyak hal, watak, temperamen, imajinasi, perhatian, sosialisasi dan lain-lain yang berhubungan dengan diri individu sehari-hari.

(4)

9 Banyak tokoh-tokoh yang mendefinisikan psikologi menurut pandangannya masing-masing.

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya (Sarwono, 2011, hal.7). Perkembangan perdebatan definisi psikologi sampai saat ini masih terjadi, karena para sarjana psikologi modern ingin mendefinisikan psikologi tidak hanya ilmu yang mempelajari tentang ilmu kejiwaan saja. Mereka ingin mendefinisikannya lebih dari itu.

Hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas, perilaku, reaksi, introspeksi, dan reflex sekarang juga sudah dapat dikatakan sebagai psikologi karena itu semua masih berhubungan dengan jiwa. Para sarjana psikologi modern ingin membuat definisi psikologi lebih luas lagi dan tidak terbatas hanya dengan kata “jiwa”. Semakin banyak sarjana-sarjana baru, semakin bertambah pula definisi psikologi yang akan bervariasi.

Tidak hanya itu, Morgan mendefinisikan psikologi dengan pandangannya sendiri yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan (Sarwono, 2011, hal.6). Sehingga psikologi tidak hanya terbatas untuk manusia saja, akan tetapi hewan juga terdapat di dalamnya. Menurut Morgan, hewan juga mempunyai jiwa dan pikiran yang bisa di sejajarkan dengan manusia.

2.3 Teori Psikologi Kepribadian

Istilah bahasa inggris untuk kepribadian adalah personality, yang berasal dari kata Latin “persona” yang artinya adalah topeng. Dulu topeng dipakai dalam teater untuk menunjukkan karakter tokoh yang dimainkan. Jadi kepribadian dapat disebut juga dengan karakter (Sarwono, 2010, hal.169).

(5)

10 Setiap orang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Pembentukkan karakter seseorang terjadi dari lahir. Apa yang di alaminya ketika kecil, dapat menjadikan seseorang tumbuh dengan karakter tersebut hingga dewasa karena dapat dijadikannya sebagai suatu pengalaman hidup. Akan tetapi bukan berarti karakter seseorang tidak dapat berubah. Karakter dapat berubah sepanjang hidup karena kejadian-kejadian yang di dapat setiap harinya berbeda-beda. Kejadian-kejadian itu dijadikan sebagai pengalaman hidup. Dari banyak pengalaman hidup yang sudah dialaminya, individu dapat memutuskan akan menjadi karakter yang seperti apa untuk mendeskripsikan ciri-ciri dirinya.

Menurut Allport kepribadian adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah laku dan pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan (Gea et all, 2005, hal.30).

Pengertian kepribadian sangat bermacam-macam. Seluruh kehidupan jasmani dan rohani yang ada di dalam individu juga disebut sebagai kepribadian. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang berasal dari dalam dirinya. Tidak hanya dari lingkungan sekitar saja akan tetapi dapat juga karena bawaan sejak lahir. Setiap orang tumbuh dengan lingkungan yang berbeda-beda oleh karena itu kepribadian setiap orang tentu berbeda. Ada yang dapat mengekspresikannya keluar (ekstrovert) dan ada juga yang mengekspresikannya dari diri sendiri untuk diri sendiri karena tertutup untuk orang lain (introvert).

2.4 Teori Psikologi Tipe Introvert Jung

Introvert adalah orang dengan kepribadian yang cenderung untuk menarik diri dan menyendiri, terutama dalam keadaan emosional, sedang menghadapi masalah

(6)

11 atau konflik. Ia pemalu dan lebih suka menyendiri daripada bergabung dengan orang banyak (Sarwono, 2010, hal.181).

Introvert juga menjadikan seseorang menjadi tertutup untuk semua hal yang terjadi dalam dirinya. Orang-orang introvert lebih senang menjalani hari-harinya dengan seorang diri. Akan tetapi bukan berarti mereka tidak mempunyai teman. Mereka tetap mempunyai teman dan berhubungan untuk hal-hal yang umum saja akan tetapi sangat jarang berinteraksi terutama untuk hal-hal yang lebih pribadi. Introvert adalah orang yang cenderung menjadi pemalu, mengintrospeksi diri sendiri dan cenderung tidak dapat bersosialisas, mencerminkan orang yang lebih suka sendirian dalam berbagai waktu, tidak memikirkan kegembiraan, dan dapat dipandang mempunyai hubungan yang jauh oleh orang lain (Harbaugh, 2010, hal.3). Orang dengan tipe introvert, pikiran, perasaan, pendirian, dan tindakannya dipengaruhi oleh faktor-faktor subyektif. Oleh karena itu, apa yang terjadi terhadap dirinya, berdasarkan keputusannya sendiri. Sehingga, orang-orang introvert sulit menarik hati orang lain dan sulit menyesuaikan diri dengan keadaan luar. Bahaya yang akan terjadi terhadap orang yang bertipe introvert adalah apabila benar-benar tidak dapat berhubungan dengan dunia luar atau dunia luar tidak dapat menerima dengan sikapnya tersebut, sehingga benar-benar akan hidup sebagai penyendiri yang tidak dapat sama sekali berhubungan dengan orang lain atau tidak mempunyai teman. Berdasarkan sikap jiwa manusia, Jung menggolongkannya menjadi dua tipe, yaitu introvert dan ekstrovert. Jung juga menggolongkan empat fungsi pikiran, yaitu thinking, feeling, sensing, dan intuitive. Dari dua golongan tersebut, Jung menggabungkannya menjadi tipe-tipe psikologi berdasarkan kombinasi antara sikap dan fungsi-fungsi psikologi, yaitu tipe introvert thinking, tipe introvert feeling, tipe introvert sensing, dan tipe introvert intuitive.

(7)

12 2.4.1 Tipe Introvert Thinking

Menurut Jung dalam Hidayat (2011) orang yang tidak dapat bersama dengan orang lain dalam waktu yang lama, dan kesulitan untuk mengomunikasikan ide-idenya. Orang tipe ini lebih memfokuskan kepada pemikiran ketimbang perasaan, dan memiliki keputusan praktis yang sedikit lebih mendalam terhadap privasi. Mereka lebih suka menerima abstraksi dan teori. Fokus mereka lebih memahami diri sendiri daripada memahami orang lain. Orang lain akan melihatnya keras kepala, penyendiri, angkuh, dan kurang perhatian terhadap orang lain (hal.50).

Orang dengan tipe ini masih dianggap rasional karena mereka masih dapat menilai dan mempertimbangkan yang akan dilakukannya akan tetapi hanya yang berhubungan dengan dirinya sendiri. Karena terbiasa berpikir untuk dirinya sendiri, orang bertipe introvert thinking apabila bergabung atau berhubungan dengan orang lain akan mengalami kesulitan, itu disebabkan karena mereka sudah terbiasa tidak memikirkan orang lain. Sehingga mereka terlihat tidak percaya diri untuk berbicara dengan orang lain begitu juga untuk mengeluarkan pendapat.

2.4.2 Tipe Introvert Feeling

Mengenai tipe introvert feeling, Jung dalam Hidayat (2011) mengemukakan bahwa orang dengan tipe ini suka menekan pemikiran rasional, memiliki kemampuan emosi yang mendalam, tetapi menghindari diri untuk mengekspresikannya keluar. Mereka terlihat misterius, tidak dapat disentuh dan cenderung pendiam dan kekanak-kanakan. Mereka hanya memiliki pertimbangan terhadap perasaan dan pikiran orang lain, terlihat menarik diri, dingin, dan memiliki keyakinan diri yang tinggi (hal.51). Tipe ini juga masih termasuk tipe yang rasional karena masih melibatkan pertimbangan. Akan tetapi orang bertipe ini akan menyalurkan perasaannya melalui

(8)

13 introspeksi terhadap diri sendiri. Cenderung tersibukkan dengan pengalaman yang ada di dalam dirinya sendiri. Mereka susah untuk peduli dengan orang lain sehingga orang lain akan menganggap orang yang bertipe introvert feeling acuh terhadap sekitar dan ironisnya dinilai kurang mempunyai perasaan.

2.4.3 Tipe Introvert Sensing

Jung dalam Hidayat (2011), orang tipe ini terlihat pasif, tenang, dan terpisah dari dunia sehari-hari. Terlibat dalam aktivitas kemanusiaan dengan melakukan berbagai perbuatan baik dan menyenangkan. Mereka adalah orang yang sensitif secara estetik, ekspresif dalam seni atau musik, dan cenderung menekan intuisinya (hal.51).

Tipe introvert sensing tidak rasional karena tidak menggunakan penalaran sadar dalam proses terjadinya suatu tindakan atau keputusan. Sehingga lebih menekankan kepada yang ada di dalam pemikirannya saja. Mereka terlihat orang-orang yang tenang karena mereka tidak dapat mengekspresikan perasaannya. Apapun yang terjadi dalam dirinya, cenderung tidak terlihat oleh orang lain. Akan tetapi mereka termasuk orang-orang yang mudah tersinggung. Itu dikarenakan mereka menilai sesuatu hanya dari sudut pandang mereka sendiri saja. Padahal belum tentu yang menurut pandangan orang lain itu tidak baik atau salah. Apabila pemikiran orang-orang introvert sensing tidak sama dengan orang-orang lain, mereka langsung berpikiran negatif. Oleh karena itu, mereka sering mengalami salah paham dengan orang-orang sekitar.

2.4.4 Tipe Introvert Intuitive

Menurut Jung Orang tipe ini memfokuskan pada intuisi orang. Sangat sedikit memiliki kontak dengan dunia nyata. Tipe orang yang visioner dan

(9)

pengkhayal-14 penyendiri, kurang peduli terhadap hal-hal yang bersifat praktis, dan kurang dapat memahami orang lain, pertimbangannya aneh dan eksentrik. Mereka umumnya kesulitan untuk mengatasi kehidupan sehari-hari dan perencanaan ke depan (Hidayat, 2011, hal.51).

Tipe introvert intuitive juga termasuk yang tidak rasional karena lebih banyak mengkhayal yang tidak melibatkan pertimbangan. Mereka cenderung mengalami kesulitan untuk mengatasi kehidupan mereka sendiri oleh karena itu terhadap orang lain, mereka kurang dapat mengerti orang lain. Tipe ini termasuk yang lebih berbahaya karena apabila mereka mengkhayal terlalu jauh dari kenyataan, mereka akan sangat depresi apabila hasilnya tidak sesuai dengan khayalannya. Selain itu orang-orang tipe introvert intuitive tidak banyak berinteraksi dengan dunia luar karena mereka sudah seperti mempunyai dunianya sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tugas akhir ini telah dilakukan simulasi 3 variasi perubahan tempertur AC terhadap kondisi udara dan perpindahan panas yang terjadi pada suatu ruangan. Dari

Mampu mengumpulkan data subyektif dan data obyektif pada yang diberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan masa

Dari kajian keandalan scantling crane pedestal FPSO Belanak terhadap beban ekstrem dengan menggunakan metode, perangkat dan pemodelan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya

Sementara itu, rendahnya harga jagung asal impor dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) Tingkat efisiensi usahatani jagung di negara eksportir (utamanya

Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang terjadi Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila

Selain di Puskesmas pelayanan imunisasi juga dilakukan di Posyandu –posyandu, tujuannya tetap sama yaitu untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak dari penyakit menular yang

Perancangan meliputi beberapa tahapan, diantarnya rancangan desain alternatif (sketsa). Dari beberapa sketsa tersebut dipilih beberapa sketsa yang terbaik dijadikan sebagai

Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap angka kebuntingan setelah dilakukan sinkronisasi estrus di Kabupaten Lampung Tengah adalah jumlah pemberian hijauan yang