• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

49

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Kondisi Umum Daerah

Luas wilayah Kecamatan Anjir Pasar mencapai 126 Km2. Batas wilayah Kecamatan Anjir Pasar meliputi :

Di sebelah Utara dengan Kecamatan Belawang / Wanaraya Di sebelah Selatan dengan Kecamatan Tamban dan Mekarsari Di sebelah Timur dengan Kabupaten Kapuas (Kalimantan Tengah)

Kecamatan Anjir Pasar terdapat terusan/ kenal buatan (Anjir) yang menghubungkan sungai Barito dengan sungai Kapuas, yaitu Anjir Serapat. Kota Anjir Pasar sebagai ibukota Kecamatan berjarak  40 Km2 dari ibukota Kabupaten Barito Kuala dan Banjarmasin (ibukota propinsi Kalimantan Selatan) berjarak  25 Km serta ke ibukota Kabupaten Kapuas (propinsi Kalimantan Tengah) berjarak  20 Km yang dapat ditempuh melalui jalan darat maupun melalui sungai.

Kecamatan Anjir Pasar termasuk daerah hujan tipe B yaitu iklim yang mempunyai 1-2 bulan kemarau dalam setahun. Temperatur rata-ratanya antara 25-27 derajat Celsius, dengan suhu maksimum 27,50oC (bulan Juli). Sedangkan angka rata-rata hujan setiap tahunnya adalah 2,605 mm dengan 107 hari hujan.

(2)

Dengan karakteristik lahan yang memiliki ketinggian 2-4 mdpl: kemiringan 2 % kedalaman lapisan atas tanah (top soil) 10 cm; kesuburan tanah rata-rata sedang.

Pembagian wilayah administrasi pemerintahan Kecamatan Anjir Pasar terdiri dari 15 desa, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 1

Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan Kecamatan Anjir Pasar

No Nama Desa Luas wilayah (Km2) Jumlah RT

1 Andaman 8 10

2 Hilir Mesjid 6,5 6

3 Anjir Pasar Kota I 4,62 6

4 Banyiur 16,74 6

5 Gandaraya 9,25 4

6 Gandaria 11,37 6

7 Anjir Pasar Kota II 8,67 14

8 Andaman II 9,50 11

9 Anjir Seberang Pasar II 11,25 9

10 Anjir Seberang Pasar 11,25 8

11 Anjir Pasar Lama 11,00 8

12 Pandan Sari 3,75 8

13 Mantaren 3,00 5

14 Barunai Baru 3,50 4

15 Danau Karya 7,60 7

Jumlah 126 110

(3)

2. Jumlah Penduduk

Berdasarkan laporan kependudukan Kecamatan Anjir Pasar pada bulan Maret 2012, secara keseluruhan penduduk akhir bulan ini sebanyak 16.873 jiwa dengan penduduk laki-laki berjumlah 8.328 jiwa dan perempuan berjumlah 8.545 jiwa dengan pertumbuhan penduduk sebesar 2 % pertahun dengan jumlah Kepala Keluarga 4.197 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Jumlah Penduduk Kecamatan Anjir Pasar Menurut Jenis Kelamin Tahun 2012

No Nama Desa Jenis Kelamin Jumlah

Laki – laki Perempuan

1 Andaman 616 629 1245

2 Hilir Mesjid 629 660 1289

3 Anjir Pasar Kota I 773 803 1576

4 Banyiur 547 577 1124

5 Gandaraya 263 274 537

6 Gandaria 358 359 717

7 Anjir Pasar Kota II 941 905 1846

8 Andaman II 645 638 1283

9 Anjir Seberang Pasar II 654 692 1346 10 Anjir Seberang Pasar 666 687 1353

11 Anjir Pasar Lama 964 1100 2064

12 Pandan Sari 287 266 553

13 Mantaren 287 267 554

14 Barunai Baru 424 452 876

15 Danau Karya 274 235 509

Jumlah 8328 8545 16873

(4)

Dari jumlah penduduk tersebut di atas, persentase jumlah penduduk dengan latar belakang pendidikan adalah sebagai berikut:

 Tidak tamat SD 3 %

 Tamat SD / SLTP 55 %

 Tamat SLTA 35 %

 Tamat Akademi / PT 7 %

Data pekerjaan yang terhimpun berdasarkan pendataan keluarga hanya berdasarkan KK yang tidak bekerja.

 KK yang tidak bekerja sebanyak 5 %

 KK yang bekerja sebanyak 95 %

3. Sarana Pendidikan

Di Kecamatan Anjir Pasar telah berdiri beberapa sarana pendidikan yang menunjang proses belajar mengajar. Jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Anjir Pasar dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Sarana Pendidikan di Kecamatan Anjir Pasar Tahun 2012

Sumber Data: Monografi Kantor Kecamatan Anjir Pasar Tahun 2012

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. 2. 3. 4. TK SD/MI SLTP/MTs SLTA/MA 2 21 4 2 Jumlah 29

(5)

4. Penganut Agama dan Tempat Peribadatan

Berdasarkan data jumlah penduduk di Kecamatan Anjir Pasar mayoritas beragama Islam, ini sesuai dengan data yang diperoleh dari monografi Kantor Kecamatan Anjir Pasar dan Kantor Urusan Agama serta dari Kantor Kecamatan Anjir Pasar, dengan jumlah penduduk 16.873 jiwa. Lebih dari 95 % beragama Islam yang taat dalam beribadah, dimana terdapat sebanyak 62 buah tempat ibadah, yaitu terdiri dari 7 buah Masjid dan 55 buah Langgar/ Mushalla. Tempat ibadah yang ada di Kecamatan Anjir Pasar diantaranya :

Nama – Nama dan Jumlah Masjid Kecamatan Anjir Pasar Tahun 2012

NO NAMA MASJID TAHUN

BERDIRI ALAMAT

1. Baiturrahman 1950 Barunai Baru 2. Nurul Islam 1951 Anjir Pasar Lama

3. Nurul Huda 1973 Banyiur

4. Hidayaturrahmah 1980 Danau Karya 5. Hujjatul Islam 1980 Danau Karya

6. Baiturrahim 1969 Gandaraya

7. At Taqwa 1953 Mantaren

(6)

Nama – Nama dan Jumlah Langgar Kecamatan Anjir Pasar Tahun 2012

NO NAMA LANGGAR ALAMAT TAHUN

BERDIRI

1. Darul Palihin Anjir Pasar Kota 1 Rt. 1 1959 2. Nurul Hidayah Anjir Pasar Kota 1 Rt. 2 2002 3. Raudatul Muttaqin Anjir Pasar Kota 1 Rt. 4 2003 4. Darul Aman Anjir Pasar Kota 1 Rt. 4 1962 5. Darul Mujtahidin Anjir Pasar kota 1 Rt. 5 1943 6. Nurul Iman Anjir Pasar Kota 1 Rt. 5 1947 7. Riyadus Shalihin Anjir Pasar Kota II Rt. 2 1990 8. Fiddunya Wal Akhirah Anjir Pasar Kota II Rt. 2 1982 9. Darul Najihin Anjir Pasar Kota II Rt. 6 1997 10. Baitul Gufran Anjir Pasar Kota II Rt. 9 1980 11. Nurul Muttaqin Anjir Pasar Kota II Rt. 11 1962 12. Darul Istiqmah Anjir Pasar Kota II Rt. 14

13. Darul Abidin Anjir Pasar Kota II Rt. 14 2001 14. Al Munir Anjir Pasar Lama Rt.1 1943 15. Ar Rudah Anjir Pasar Lama Rt. 2 2003 16. Al Fajar Anjir Pasar Lama Rt. 6 1945 17. Darun Najah Anjir Pasar Lama Rt. 8 19871 18. Musallal Abidin Anjir Pasar Lama Rt. 4 1967 19. Raudatul Jannah Anjir Seberang Pasar I Rt. 1 1954 20. Al Muhajirin Anjir Seberang Pasar I Rt. 4 1970 21. Al Muna Anjir Seberang Pasar I Rt. 5 1950 22. Nurul Huda Anjir Seberang Pasar I Rt. 6 2006 23. Raudatul Mubin Anjir Seberang Pasar I Rt. 7 1965 24. Nurul Huda Anjir Seberang Pasar II Rt. 2 1987 25. Darul Muhtadin Anjir Seberang pasar II Rt. 4

(7)

27. Darul Qaramah Anjir Seberang Pasar II Rt. 6 1994 28. Darul Aman Anjir Seberang Pasar II Rt. 7 1994 29. Raudatul Amilin Andaman II Rt. 2 1962 30. Raudatul Khair Andaman II Rt. 7 1965 31. Darul Muhajirin Andaman II Rt. 9 1973 32. Darul Aman Andaman II Rt. 1 1950 33. Ar Raudah Andaman II Rt. 2 1970 34. Darul Arrahman Andaman II Rt. 3 1980 35. Darul Huda Andaman II Rt. 4 1976 36. Darul Hidayah Andaman II Rt. 5 1979 37. Khairussalam Pandan Sari Rt. 2 1976 38. Nurul Huda Hilir Masjid Rt. 1 1999 39. Nurul Hidayah Hilir Masjid Rt. 2 1997 40. Darul Wustha Hilir Masjid Rt. 4 1959 41. Darul Muhajirin Hilir Masjid 1976

42. Nurul Huda Barunai Baru 1970

43. Baiturrahman Banyiur Rt. 2 1960

44. Al Wahyu Banyiur Rt. 3 1990

45. Nurul Hasanah Banyiur Rt. 4 1965

46. Norhidayah Banyiur Rt. 4 1985

47. Darut Taubah Banyiur Rt. 6 1968 48. Darul Amilin Banyiur Rt. 3 1970 49. Darush Shalihin Banyiur Rt. 5 1980 50. Darul Muttaqin Gandaria Rt. 4 1969 51. Darul Muhtadin Gandaria Rt. 1 1983 52. Miftatahul Jannah Gandaria Rt. 4 1979 53. Wa’dul Khair Gandaria Rt. 5 1980

54. Darul Iman Mantaren Rt. 1 2001

55. Nahdatut Thalibin SMAN Anjir Pasar 1996 Sumber Data: Monografi Kantor Kecamatan Anjir Pasar Tahun 2012

(8)

Sedangkan untuk tempat peribadatan non-muslim tidak dijumpai satupun di Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala.

5. Mata Pencaharian

Secara umum mata pencaharian masyarakat Kecamatan Anjir Pasar adalah bertani, berkebun, berternak, berdagang dan hanya sebagian kecil yang menjadi pegawai negeri. Dan kebanyakan dari mereka tidak hanya dengan pekerjaan tertentu saja, tetapi merangkap pekerjaannya sesuai dengan kemampuan mereka. Untuk lebih jelasnya lagi tentang mata pencaharian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Bertani

Penduduk Kecamatan Anjir Pasar sebagian besar pencahariannya adalah bertani, menurut sumber dari masyarakat di Kecamatan Anjir Pasar. Bertani atau menanam padi biasanya dilaksanakan setiap satu kali sampai dua kali dalam setahun, yang diawali sekitar bulan oktober sebagai musim tanam dan kemudian musim panen pada bulan juni, dan ada juga yang langsung di tanam kembali setelah di panen, sehingga dapat dua kali panen dalam setahun.

Sementara hasil dari pertanian ini setiap tahun tidak menetap, terkadang hasil panen tidak dapat mencukupi untuk biaya kehidupan penduduk dan malah rugi karena rusaknya lahan akibat cuaca maupun hama tanaman. Dengan begitu banyak juga penduduk yang berprofesi sebagai

(9)

petani mengambil upah khusus memanen padi, sebagai usaha untuk menutupi keperluan hidup mereka.

b. Berternak

Ternak yang ada di Kecamatan Anjir Pasar adalah sapi, unggas seperti ayam petelor, ayam pedaging, ayam kampung dan itik, juga ada aneka ternak lainnya seperti burung. Memang penduduk yang beternak pada umumnya juga hanya sebagai sampingan, karena hasil ternak tidak dapat ditentukan untung dan kapan menjualnya serta didominasi oleh lahan pertanian terkhusus.

c. Berdagang

Selain bertani dan berternak penduduk di Kecamatan Anjir Pasar juga ada yang berdagang, namun kebanyakan yang berdagang di sana hanya di desa-desa mereka sendiri. Baik berdagang di rumah-rumah seperti aneka makan ringan dan keperluan dapur rumah tangga, ada juga kios-kios yang menjual seperti aneka makanan ringan, alat tulis buat sekolah sampai obat-obatan ringan atau berdagang di warung-warung seperti nasi bungkus, aneka masakan dan lain-lain. Untuk belanja dagangannya mereka juga harus ke pasar yakni ke kota.

(10)

d. Sopir

Sebagian dari penduduk di Kecamatan Anjir Pasar tentunya juga ada yang berprofesi sebagai sopir atau jasa angkutan umum untuk wilayah di sana, baik itu sopir angkot/taxi desa untuk di darat atau sopir kapal untuk di daerah perairan. Setiap hari para sopir bekerja mulai dari pagi atau dini hari sampai sore bahkan malam, hal ini dilakukan karena tuntutan dan keperluan penumpang. Sopir taksi, biasanya yang berangkat pagi untuk mengantar penduduk atau masyarakat belanja ke pasar, mengantar anak-anak sekolah di luar desa dan lainnya, sedangkan sopir kapal hanya satu kali pulang pergi dari desa-desa sampai ke pelabuhan.

e. Pegawai Negeri

Penduduk yang berprofesi sebagai pegawai negeri di kecamatan Anjir Pasar pada umumnya tidak banyak, baik itu pegawai negeri sipil maupun militer. Pegawai negeri sipil kebanyakannya adalah sebagai guru di sekolahan-sekolahan yang ada dan sudah berstatus sebagai sekolah negeri, sekdes, kantor KUA dan di kantor kecamatan. Sedangkan yang menjadi pegawai negeri militer sangat kecil jumlahnya, diantaranya adalah sebagai polisi dan tentara/TNI yang ada di sana.

(11)

B. Penyajian Data

Berdasarkan wawancara yang penulis laksanakan di KUA

Kecamatan Anjir Pasar terdapat 3 orang Penyuluh Agama Fungsional

dan 22 Penyuluh Agama Honorer (PAH) yang tersebar di beberapa desa

diantaranya :

1. Drs. Gupran Sahyar Gani, B.S.Pd sebagai Penyuluh Agama PNS

2. Jahwariah, S.Ag sebagai Penyuluh Agama PNS

3. Warnidah, S.Ag sebagai Penyuluh Agama PNS

4. Kastalani sebagai Penyuluh Agama Honorer

5. Nurul Hidayah, S.Pd sebagai Penyuluh Agama Honorer

6. Aulia Wardaniah, A.M.Pd sebagai Penyuluh Agama Honorer

7. Rahmiati, S.EI sebagai Penyuluh Agama Honorer

8. Aswari sebagai Penyuluh Agama Honorer

9. H. Mansyah sebagai Penyuluh Agama Honorer

10. Amrullah sebagai Penyuluh Agama Honorer

11. Asiah sebagai Penyuluh Agama Honorer

(12)

13. Sri Maulidah sebagai Penyuluh Agama Honorer

14. Maulidi Khairi, S.TH.I sebagai Penyuluh Agama Honorer

15. H.M. Syarkawi Masdar sebagai Penyuluh Agama Honorer

16. Mahrita, S.Pd.I sebagai Penyuluh Agama Honorer

17. Norhidayah sebagai Penyuluh Agama Honorer

18. Nor Hasanah sebagai Penyuluh Agama Honorer

19. Hasan asy’ari sebagai Penyuluh Agama Honorer

20. Hamidah, S.HI, S.Pd sebagai Penyuluh Agama Honorer

21. Syarwani sebagai Penyuluh Agama Honorer

22. Suwarto sebagai Penyuluh Agama Honorer

23. Wagiman sebagai Penyuluh Agama Honorer

24. Syarqowi sebagai Penyuluh Agama Honorer

25. Aliansyah sebagai Penyuluh Agama Honorer

Jadi, penyuluh agama baik itu PNS maupun Honorer terdapat 13

orang laki penyuluh agama dan 12 perempuan.

(13)

1. Model komunikasi yang digunakan oleh penyuluh agama Islam

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap penyuluh agama di wilayah kerja KUA Kecamatan Anjir Pasar, baik penyuluh agama fungsional maupun honorer, berikut ini para penyuluh agama yang diwawancarai dan diobservasi berikut diberi inisial FA, FB, FC, HA, HB, HC, HD, HE, HF, HG.

FA merupakan salah satu penyuluh agama Islam fungsional bertugas di wilayah kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Anjir Pasar, beliau mengatakan bahwa dalam melaksanakan penyuluhan biasanya secara langsung, dengan berceramah di majelis taklim yang diadakan di tempat-tempat ibadah, tentunya di berbagai desa sesuai jadwal kunjungan penyuluhan di desa tersebut. Dalam hal ini, pertemuan penyuluhan yang beliau laksanakan satu kali dalam satu bulan dalam pertemuan tersebut minimal 2 jam sekali pertemuan, jamaah dalam kegiatan ini bersifat pasif hanya mendengarkan saja isi materi yang disampaikan, tidak ada tanya jawab kepada penyuluh. Materi yang disampaikan oleh beliau adalah pelajaran tentang ilmu Tauhid mencakup pembahasan Rukun Iman.

FB Penyuluh agama fungsional yang bertugas di wilayah kerja Kantor Urusan Agama kecamatan Anjir Pasar, dalam menyampaikan materi penyuluhannya cenderung memadukan antara masalah agama dengan masalah yang lebih umum seperti masalah pembangunan, kesehatan, pembinaan remaja serta lingkungan kehidupan, pendidikan dan keluarga sejahtera. Dalam hal ini, materi yang beliau sampaikan bersifat dialog interaktif walaupun tidak secara formal, namun cara berkomunikasi ini lebih disukai oleh masyarakat karena bahasa dan situasi

(14)

penyampaiannya lebih kekeluargaan serta lebih terbuka. Materi yang diberikan beliau dalam menyampaikan pesan keagamaan atau penyuluhannya lebih pada dialog interaktif tradisional tepatnya dapat digolongkan dengan kata konsultasi masalah kehidupan masyarakat. Adapun materinya yang utama adalah tuntunan ibadah praktis seperti tata cara shalat, wudhu, berzakat dan masalah ibadah lain-lainnya. Pertemuannya minimal 4 kali dalam seminggu di Masjid Raudhatul Jannah Desa Anjir Seberang Pasar dengan volume pertemuan 1 hingga 2 jam dalam sekali pertemuan. Beliau juga mengajar di TPA Raudhatul Jannah di Anjir Seberang Pasar, serta melatih para Penyuluh agama Islam Honorer terkhusus bagi para penyuluh muda sebagai regenerasi penyuluh agama yang praktis dan wawasan luas dalam bidang penyuluhan serta penguasaan berkomunikasi terhadap audiens.

Penyuluh agama fungsional yang menangani di daerah binaan desa Hilir Masjid yang dibina oleh FC yang bertugas di wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan Anjir Pasar. Beliau memberikan penyuluhan tentang pendidikan akhlak mencakup contoh akhlak mahmudah dan mazmumah, dasar akhlak Rasulullah, dan hubungan akhlak dengan iman. Kegiatan ini dilaksanakan di masjid dengan menggunakan metode komunikasi satu arah dapat dikatakan ceramah tidak ada Tanya jawab, hanya saja penyampaiannya lebih mengarahkan kepada hal-hal sehari-hari seperti adab dengan orang tua serta adab menjalani kehidupan sesehari-hari-sehari-hari dan juga tempat TPA, terkhusus dalam mengajar mengaji selangi dengan pembelajaran pendidikan akhlak, 1 hingga 2 jam sekali pertemuan dengan rincian hari senin, rabu, dan sabtu. Penyampaian pesan keagamaannya dengan berkomunikasi satu arah yakni dengan bercerita tentang akhlak Rasul, terkhusus pada TPA yang mana

(15)

didominasi oleh anak-anak sekolah dasar sehingga cara penyampaiannya dengan bercerita dan diiringi praktik yang jelas dan benar kepada anak.

Menurut HA sebagai Penyuluh agama honorer yang bertugas ke berbagai desa dan tempat majelis taklim, dalam pembinaannya beliau mengajar di majelis taklim Al-Wustha desa Hilir Masjid dengan kitab Nasa’ihul Ibad dengan jamaah sekitar 100 orang, sedang untuk di majelis taklim Baiturrahman desa Barunai baru dilaksanakan pada hari sabtu dengan kitab Duratun Nasihin yang mana masing-masing waktu pertemuannya 1 sampai dengan 2 jam dalam sekali pertemuan, dalam hal ini beliau membacakan kitabnya dengan memberikan contoh yang konkrit yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, terkadang menurut beliau ada beberapa jamaah yang bertanya langsung dan ada juga setelah acara para jamaah secara pribadi datang ke rumah untuk bertanya yang dapat dikatakan konsultasi.

Di desa Hilir Masjid yang ditangani oleh Penyuluh agama honorer HB, beliau melakukan kegiatan penyuluhan agama bagi masyarakat, pembinaan ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali, biasanya pertengahan bulan, berlangsungnya kegiatan 2 jam dalam sekali pertemuan. Dalam penyampaian pesan keagamaan ini beliau lebih bersifat ceramah agama yang umum dapat dikatakan Tausiah, tentunya menyesuaikan tingkat keberagamaan masyarakat sekitar dalam pelaksanaanya, materinya adalah Fiqih mencakup dasar-dasar rukun Islam, Bimbingan keluarga sakinah, dan tentang pendidikan Tauhid yakni dasar rukun iman dijabarkan secara sederhana agar masyarakat memahami dengan mudah, beliau menekankan kenyamanan masyarakat dalam mendengarkan isi materi, seperti berceramah namun

(16)

seakan-akan berbincang-bincang, dan masyarakat bertanya ketika ada yang kurang paham.

HC adalah penyuluh agama honorer yang bertugas di desa Anjir Seberang Pasar I dan di majelis Al Muhibbin, terkhusus majelis ibu-ibu, mengajar fiqih dan bimbingan keluarga sakinah terkhusus tentang tugas kewajiban seorang istri shalehah, dalam pelaksanaannya beliau dengan sistem berceramah dan jamaah sebagai pendengar, namun beliau sering melakukan pertanyaan kepada jamaah ketika berlangsungnya kegiatan, untuk mengetahui langsung tingkat pemahaman jamaah, dilaksanakan 1 kali dalam seminggu, yakni hari sabtu sekitar jam 14.00 wita sampai 15.15 wita.

HD merupakan penyuluh agama honorer di desa barunai baru, yang membina penyuluhan terhadap masyarakat seperti majelis taklim Baiturrahman, kegiatan yang beliau laksanakan lebih tradisional dalam pengertian bahasa orang Banjar Mangaji Duduk, yakni jamaah membaca kitab dan diperhatikan oleh penyuluh agar dapat di koreksi, yang diajarkan dan juga seperti kitab al-Qur’an yang dikhususkan kepada anak-anak. Dengan membaca sama-sama dan dijelaskan langsung ketika ada yang dibaca oleh jamaah ketika tidak paham langsung mengajukan pertanyaan, pertemuan ini berlangsung hampir 2 jam dalam 1 kali pertemuan, untuk pelaksanaannya 2 kali dalam 1 bulan, kitab yang diajarkan fiqih, tauhid, dan tasawuf tentang dasar-dasarnya.

Menurut keterangan HE di tempat beliau memberikan penyuluhan agama, beliau menggunakan bahasa yang sangat ringan agar jamaah mudah mengerti, dan

(17)

beliau memfokuskan kepada remaja, seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini beliau memberikan materi batasan penggunaan media atau alat teknologi yang mendukung sistem informasi, agar para remaja lebih terkontrol, materi yang beliau ajarkan adalah pendidikan akhlak dengan cara mendekati langsung remaja tersebut selain melakukan pengajian di majelis taklim Addiniyah Miftahul Falah di desa Pandan Sari. Waktu pelaksanaan 1 kali dalam seminggu dan 1 jam sekali pertemuan, materinya bimbingan keluarga sakinah dengan berceramah. Untuk para remaja beliau lebih memperhatikan pergaulannya sehari-hari yang sangat mempengaruhi pola hidup remaja sehingga penyuluhan ini dilaksanakan oleh beliau lebih bersifat persuasif (rayuan).

HF merupakan penyuluh di desa Anjir Pasar Lama, beliau menggunakan bimbingan secara langsung ketika berlangsungnya kegiatan keagamaan beliau lebih menekankan pada kehidupan masyarakat, dengan menjelaskan hukum-hukum shalat, zakat, haji terkhusus dalam kesimpulannya adalah rukun Islam. Dengan membuka pembicaraan setelah itu yang aktif dalam berkomunikasi adalah jamaah dengan bergantian untuk bertanya kepada penyuluh, tentang hukum yang ditanyakan, pertemuan ini 2 kali dalam sebulan untuk volume kegiatan 2 jam, kegiatan dirasa beliau lebih mudah melaksanakannya agar dapat mengukur tingkat pengetahuan masyarakat dan isi materi lebih melekat.

HG merupakan penyuluh agama honorer di desa Danau Karya untuk majelis Taklim Al Jauhar, beliau dalam melaksanakan penyuluhan agama dengan berceramah, dan mengajarkan secara satu arah, dimana beliau adalah yang berbicara

(18)

tunggal jamaah khusus mendengarkan, materi tentang Fiqih, Tauhid, Bimbingan Keluarga sakinah, dan pendidikan akhlak, pertemuannya 4 kali dalam sebulan, 2 jam dalam sekali pertemuan, dan beliau juga mengajar di TPA, dengan memberikan tausiah tersebut beliau lebih menekankan penyampaian pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh jamaah, yakni bahasa daerah, tegas dan membuat suasana kegiatan keagamaan tersebut seperti pengajian, dimana yang menjadi pertimbangan beliau adalah tingkat pendidikan dan pemahaman masyarakat sudah dirasa cukup tinggi tingkat pemahamannya.

Keadaan masyarakat kecamatan Anjir Pasar secara umum mempunyai perekonomian cukup baik, ada yang menjadi pedagang, petani, pegawai negeri bahkan ada yang menjadi pengusaha, dengan demikian mobilitas kehidupan masyarakat di kecamatan Anjir Pasar ini dapat dikatakan cukup sejahtera.

Dengan ini, para penyuluh agama dapat mengadakan kegiatan peningkatan keagamaan baik itu bagi anak-anak, remaja dan masyarakat lainnya. Di samping itu juga, penyuluh agama selalu berusaha meningkatkan perannya dalam menyampaikan pesan keagamaan dengan pembelajaran maupun pengajaran, majelis taklim maupun bidang penyuluh agama itu sendiri.

Dari hasil penjabaran di atas bahwa para penyuluh dalam melaksanakan kegiatan keagamaan menggunakan berbagai macam cara berkomunikasi atau menyampaikannya, terlepas dari kenyamanan para penyuluh dalam proses pembinaannya, juga dengan memperhatikan tingkat pemahaman atau latar pendidikan masyarakat, maupun situasi kondisi yang ada di lapangan.

(19)

Nama – Nama Majelis Taklim dan Pengasuhnya Kecamatan Anjir Pasar Tahun 2012

NO NAMA DESA NAMA MAJELIS

TAKLIM

PENGASUH / PENCERAMAH

1. Barunai Baru Baiturrahman

H. Rasyidi H. Syahran H. Gudai Anwar Drs. H. Abdul Razak Drs. H.Abdul Gafar H. Fathurrahman H. M. Syarkawi Masdar K. H. Ahmad Supian 2. Barunai Baru Ummul Khadijah Hj. Rusdiana Abdan 3. Hilir Masjid Darul Wustha H. Fathurrahman 4. Hilir Masjid Darul Muhajirin H. M. Rasydi

5. Hilir Masjid Baiturrahman H. Mansyah

6. Anjir Pasar Kota I Darul Mujdahidin K. H. M. Baderi 7. Anjir Pasar Kota I Al – Hidayah H. Syahran

8. Anjir Pasar Kota II Al – Ihsan H. M. Syarkawi Masdar 9. Pandan Sari Khairussalam H. M. Syarkawi Masdar

10. Andaman I Darul Aman H. Syahran

H. Napiah

11. Andaman I Darul Huda Asiah

12. Andaman II Al Hafiz

H. M. Syarkawi Masdar H. Syahran

H. Abdurrahman Ustaz Burhan

13. Banyiur Baiturrahman Juhriansyah

14. Gandaria Al Mubarak Syarqawi

15. Mantaren Al Hidayah Aliansyah

16. Anjir Pasar Lama Nurul Islam H. Ahmad Supian 17. Anjir Pasar Lama Mushallal Abidin

H. M. Syarkawi Masdar Hadiatullah

H. M. Zaini 18. Anjir Pasar Lama Al Munir H. Ahmad Zulkifli 19. Anjir Seberang Pasar Raudhatul Jannah H. M. Hasnan

H. Ahmad Zulkifli 20. Anjir Seberang Pasar Asasussalam H. M. Syarkawi Masdar 21. Anjir Seberang Pasar II Nurul Huda H. Ahmad Zulkifli 22. Anjir Seberang Pasar II Nur Hidayah

H. M. Zaini Aisyah Fitriah 23. Anjir Seberang Pasar Al Fitrah H. Sayuti 24. Anjir Seberang Pasar Al Muhibbin Mahrita, S.Pd. I

Murjani, S.Pd. I

25. Banyiur Al Wahyu Laila Rahmini

(20)

Nama – Nama dan Daftar Guru Taman Pendidikan Al-Qur’an Kecamatan Anjir Pasar Tahun 2012

NO NAMA TPA ALAMAT DAFTAR GURU

1. Baiturrahman Barunai Baru

Ahmad Jaini Siti Bahdiah Kastalani Farida Ariani 2. Al Hidayah Anjir Pasar Kota H. Hidayatullah

Sri Maulidah 3. Al Munir Anjir Pasar Lama

Syarwani Hamidah S. HI

Suriansyah

4. Raudhatul Jannah Anjir Seberang Pasar Noor Hidayah Jahwariah, S. Ag Mariani Ali Mansyah 5. Ibtidaussalam Andaman II Hasbullah Asiyah Raudah Hj. Makiyah, S.Ag 6. Addiniyah Mifftahul

Falah Pandan Sari Amrullah

7. Miftahul Falah Gandaria

Hasan Asy’ari Amberi Rudi Hartono

Rusmiati

8. Al Jauhar Danau Karya

Suwarto Sumeri Rezki Pujiadi

Wagiman Muhammad inngam 9. Raudhatul Mubin Hilir Masjid

Norhasanah Shalihah

Herlina

10. Nurul Huda Hilir Masjid

Warnidah, S.Ag Nurul Hidayah Aulia Wardani Siti Fatimah

11. Az Zahra Mantaren Aliansyah

St. Norjannah Sumber Data: Monografi Kantor Kecamatan Anjir Pasar Tahun 2012

(21)

2. Kendala dalam menyampaikan pesan keagamaan oleh Penyuluh Agama Kantor Urusan Agama Kecamatan Anjir Pasar

Dalam pelaksanaan kegiatan penyampaian pesan keagamaan masih terdapat kelemahan atau kekurang, baik dari penyuluhnya maupun para ulama masyarakat serta dalam proses komunikasi penyampaian pesan keagamaan. Para penyuluh agama yang diwawancarai dan diobservasi berikut diberi inisial FA, FB, FC, HA, HB, HC, HD, HE, HF, HG.

FA adalah penyuluh agama Islam fungsional bertugas di wilayah kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Anjir Pasar, mengatakan bahwa dalam melaksanakan penyuluhan terdapat kendala, yakni masalah tempat yang menjadi daerah binaan oleh penyuluhan agama di wilayah kerja kecamatan Anjir Pasar seperti desa Gandaria, desa Danau Karya, Mantaren dan Banyiur notabenenya daerah transmigrasi yang didominasi masyarakat Jawa, tentunya kendala lebih pada bahasa yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penyampaian pesan keagamaan, kecenderungan yang menghadiri penyuluhan ini adalah para masyarakat yang berumur dari umur 40 – 60 an, dan ada beberapa dari masyarakat tersebut tidak bisa berbahasa Indonesia, hanya bahasa Jawa, maka hal tersebut menjadi pertimbangan penyuluh. Jarak yang ditempuh ke lokasi kegiatan jauh dan juga jalan yang dapat dikatakan rusak, sehingga sedikit banyaknya menjadi hal terpenting dalam kelancaran pembimbingan.

FB Penyuluh agama fungsional yang bertugas di wilayah kerja Kantor Urusan Agama kecamatan Anjir Pasar, dalam menyampaikan materi

(22)

penyuluhannya terdapat beberapa masalah yang menghambat pelaksanaan kegiatan penyuluhan, yakni antusiasme masyarakat terhadap kegiatan agama cukup baik namun terdapat sedikit kejanggalan dalam penyuluhan setiap kali melaksanakan kegiatan masyarakat tergantung pada kesibukan, apabila terbentur dengan kesibukan masyarakat seperti musim tanam dan panen padi, dikarenakan mata pencaharian masyarakat lebih banyak bercocok tanam, maka dapat dikatakan musiman dalam mengikuti kegiatan keagamaan ini.

Penyuluh agama fungsional yang menangani di daerah binaan desa Hilir Masjid yang dibina oleh FC yang bertugas di wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan Anjir Pasar. Beliau mengatakan diberbagai desa yang menjadi desa binaan penyuluhan masalah yang umum dihadapi adalah penyuluh itu sendiri dan informasi keagamaan yang didapatkanoleh masyarakat yang tidak hanya menghadiri di majelis-majelis maupun kegiatan keagamaan yang ada di tempat ibadah, disebabkan daerah yang menjadi sasaran penyuluhan ini dekat dengan jalan kota lebih tepatnya jalan trans antar provinsi, tentunya arus informasi dan pergaulan kecenderungan cepat membaur sehingga menjadi kebiasaan yang dianut masyarakat dalam menjalani hidup sehari. Mengukur tingkat pemahaman masyarakat di desa ini sulit dideteksi karena arus pergaulan lebih cepat dan mudah merasuk ke kehidupan sehari-hari masyarakat daripada kegiatan keagamaan. Sehingga masyarakat lebih tertarik dengan gaya kehidupan sekarang ini, seperti berdagang di pinggir jalan dengan tawarannya keuntungan sangat besar dikarenakan tempat yang strategis, bahwakan jadwal berdagang dari pagi

(23)

hingga sore bahkan sesekali sampai malam hari, maka untuk mengikuti kegiatan penyampaian pesan keagamaan tidak ada waktu.

Menurut HA sebagai Penyuluh agama honorer yang bertugas ke berbagai desa dan tempat majelis taklim, dalam pembinaannya beliau mengajar di majelis taklim Al-Wustha desa Hilir Masjid dengan kitab Nasa’ihul Ibad dengan jamaah sekitar 50 orang, sedang untuk di majelis taklim Baiturrahman desa Barunai baru dilaksanakan pada malam sabtu dengan kitab Duratun Nasihin, kendala yang dihadapi oleh penyuluh adalah disebabkan kurangnya peminat yang mengikuti kegiatan ini salah satunya terletak pada si penyuluh, yakni ceramah yang bersifat monoton tidak variatif, menurut beliau menjadi suatu tradisi dalam memberikan penyuluhan beliau menggunakan metode ceramah saja tanpa mengubah pola penyampaian pesannya.

Di desa Hilir Masjid yang ditangani oleh Penyuluh agama honorer HB, beliau melakukan kegiatan penyuluhan agama bagi masyarakat, yang sudah begitu mudah mengakses kemajuan zaman, baik teknologi seperti televisi, handphone, Komputer bahkan internet merupakan sebagian masalah yang nyata. Menjadi suatu hal terpenting dalam melaksanakan kegiatan keagamaan ini memperhatikan kebiasaan masyarakat yang nantinya akan menghambat lancarnya tujuan penyuluhan bebasnya arus informasi menjadi tugas tambahan bagi penyuluh untuk memberikan arahan kepada masyarakat agar dapat menyeleksi informasi yang bersifat positif, mana yang bersifat negatif, namun

(24)

alat informasi tersebut lebih bersifat pribadi maka bagi penyuluh mengalami kesulitan dalam mengontrolnya.

HC adalah penyuluh agama honorer yang bertugas di desa Anjir Seberang Pasar I dan di majelis Al Muhibbin, terkhusus majelis ibu-ibu, mengajar fiqih dan bimbingan keluarga sakinah terkhusus tentang tugas kewajiban seorang istri shalehah, dalam pelaksanaannya beliau dengan sistem berceramah dan jamaah sebagai pendengar. Dalam hal ini, terdapat kekurangan yakni tingkat pemahaman masyarakat yang aktif menghadiri kegiatan keagamaan ini, banyak masyarakat belum begitu memahami materi yang disampaikan oleh penyuluh, namun tidak berani bertanya langsung kepada penyuluh apabila para jamaah tidak paham.

HD merupakan penyuluh agama honorer di desa barunai baru, yang membina penyuluhan terhadap masyarakat seperti majelis taklim Baiturrahman, kegiatan yang beliau laksanakan lebih tradisional dalam pengertian bahasa orang Banjar Mangaji Duduk, yakni jamaah membaca kitab dan diperhatikan oleh penyuluh agar dapat di koreksi. Kesulitan yang dihadapi adalah sulitnya mengikuti perkembangan zaman salah satunya dan juga wawasan penyuluh yang menurut beliau belum begitu banyak pengalaman dalam memberikan penyuluhan yang lebih khusus seperti menjadi pembimbing professional serta menjadi penceramah yang menguasai ilmu pengetahuan agama Islam.

Menurut keterangan HE di tempat beliau memberikan penyuluhan agama, beliau menggunakan bahasa yang sangat ringan agar jamaah mudah

(25)

mengerti, dan beliau memfokuskan kepada remaja, seiring dengan kemajuan teknologi sekarang ini, maka wawasan tentang pemanfaatan teknologi merupakan hal yang menjadi pertimbangan besar, sebab ini akan menjadi suatu kendala dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini. Tujuan dari penyulahan ini lebih memfokuskan kepada remaja, yang mana remaja kecenderung aktif dengan dunia teknologi, tentunya diharapkan kata beliau penyuluh lebih aktif dalam memahami atau menguasai teknologi sebagai bahan materi penyuluhan agar suatu yang disenangi oleh remaja menjadi materi inti dan dikemas secara menarik dalam penyampaiannya dan menghubungkannya dengan bidang agama khususnya.

HF merupakan penyuluh di desa Anjir Pasar Lama, beliau menggunakan bimbingan secara langsung ketika berlangsungnya kegiatan keagamaan beliau lebih menekankan pada kehidupan masyarakat, dengan menjelaskan hukum-hukum shalat, zakat, haji terkhusus dalam kesimpulannya adalah rukun Islam. Dengan membuka pembicaraan setelah itu yang aktif dalam berkomunikasi adalah jamaah dengan bergantian untuk bertanya kepada penyuluh, namun ada sedikit masalah yakni ada beberapa masyarakat yang kurang kritis serta pasif dalam mengikuti kegiatan keagamaan ini, sehingga ini merupakan suatu kelemahan dalam menggunakan metode komunikasi penyuluhan agama, maka dengan kelemahan tersebut penyuluh tidak dapat mendeteksi tingkat pemahaman bahkan untuk mengetahui sudah atau belumnya jamaah mengerti dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

(26)

HG merupakan penyuluh agama honorer di desa Danau Karya untuk majelis Taklim Al Jauhar, beliau dalam melaksanakan penyuluhan agama dengan berceramah, dan mengajarkan secara satu arah, dimana beliau adalah yang berbicara tunggal jamaah khusus mendengarkan, menurut beliau yang menjadi kendalanya adalah pengaturan jadwal pelaksanaan kegiatan keagamaan terbentur dengan kegiatan sehari-hari masyarakat, seperti bekerja di sawah seharian, dan juga perhatian terhadap kegiatan keagamaan kurang begitu antusias. Disebabkan kepercayaan tradisional masih begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari, keakraban lebih kuat terjalin apabila kegiatan tradisional adanya gotong royong dan dalam hal ekonomi lebih kecil, sedangkan untuk kegiatan keagamaan masyarakat kecenderungan keberatan dengan mengundang penceramah dari luar, ataupun kegiatan hari besar Islam. Sehingga kegiatan keagamaan masih dinomor duakan setelah kegiatan adat setempat.

3. Strategi yang digunakan dalam menyampaikan pesan keagamaan oleh Penyuluh agama Kantor Urusan Agama Kecamatan Anjir Pasar

Agar dapat meningkatkan dan mengembangkan kesadaran kualitas keagamaan dan keislaman pada masyarakat, harus meningkatkan kegiatan keagamaan itu sendiri. Terutama adalah menumbuhkan tingkat kesadaran dari masyarakat terhadap berbagai macam kegiatan yang mengandung pesan-pesan keagamaan dengan tujuan yang baik.

(27)

Maka FA dalam menyelesaikan masalah tersebut, untuk itu pendekatan dan mencari cara untuk dapat terlaksana serta tercapainya tujuan dari kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh penyuluh perlu adanya strategi. Salah satu cara yang ditempuh dalam melaksanakan kegiatan keagamaan oleh FA yakni menjadwalkan waktu pelaksanaan, membuat buku pedoman tentang ilmu agama Islam khususnya, agar para masyarakat yang masih kurang mendapatkan siraman rohani dari penyuluh agama yang dirasa kurang dikarenakan intensitas pertemuan yang hanya dalam sebulan pertemuannya satu kali. Namun ada beberapa dari masyarakat yang tidak dapat berbahasa Indonesia yang mana daerah tersebut adalah daerah transmigrasi, maka untuk menyelesaikan masalah tersebut, beliau meminta bantuan masyarakat sekitar yang merupakan salah satu jamaah kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh penyuluh untuk menjadi fasilitator komunikasi dengan jamaah yang hanya dapat berbahasa kedaerahan seperti bahasa Jawa. Sehingga pesan yang disampaikan oleh beliau sebagai penyuluh agama dapat dimengerti dan dipahami oleh jamaah secara keseluruhan.

FB juga merupakan salah satu penyuluh agama fungsional yang bertugas di wilayah kerja Kantor Urusan Agama kecamatan Anjir Pasar, dalam menyampaikan materi penyuluhannya penyuluh agama dalam pendekatannya untuk menyelesaikan masalah tersebut, mengadakan kegiatan yang lebih menarik dengan sesuatu yang disenangi oleh masyarakat dan juga memberikan

(28)

kebebasan kepada masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan , terkhusus generasi muda di masyarakat sekitar yang menjadi daerah binaan penyuluhan.

Penyuluh agama fungsional yang menangani di daerah binaan desa Hilir Masjid yang dibina oleh FC yang bertugas di wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan Anjir Pasar. Beliau mengatakan diberbagai desa yang menjadi desa binaan penyuluhan masalah yang umum dihadapi adalah penyuluh itu sendiri dan informasi keagamaan yang didapatkan oleh masyarakat, disebabkan daerah yang menjadi sasaran penyuluhan ini dekat dengan jalan kota lebih tepatnya jalan trans antar provinsi, tentunya arus informasi dan pergaulan kecenderungan cepat membaur sehingga menjadi kebiasaan yang dianut masyarakat dalam menjalani hidup sehari. Melihat hal ini, beliau memilih untuk mempelajari dan mengikuti arus kemajuan zaman sebagai pedoman atau referensi bagi penyuluh dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan.

Menurut HA sebagai Penyuluh agama honorer yang bertugas ke berbagai desa dan tempat majelis taklim, dalam pembinaannya beliau mengajar di majelis taklim Al-Wustha desa Hilir Masjid dengan kitab Nasa’ihul Ibad dengan jamaah sekitar 50 orang, sedang untuk di majelis taklim Baiturrahman desa Barunai baru dilaksanakan pada malam sabtu dengan kitab Duratun Nasihin, dalam pelaksanaannya beliau memilih strategi yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan yakni pengkaderan, dan juga dalam memberikan penyuluhan menggunakan cara yang lebih kreatif serta lebih mengarahkan kegiatan tersebut lebih interaktif, seperti Tanya

(29)

jawab, melatih secara intensif beberapa jamaah disiapkan menjadi kader penyuluh agama masa depan dan juga tentunya lebih variatif dalam menyampaikan materi.

Di desa Hilir Masjid yang ditangani oleh Penyuluh agama honorer HB, menurut beliau hal yang sangat penting dalam melaksanakan kegiatan keagamaan dimana alat informasi tersebut memiliki daya tarik yang sangat kuat, dikarenakan dengan alat tersebut apapun informasi atau ilmu pengetahuan apapun mudah diakses, namun baik buruknya informasi yang diakses tergantung pada individu yang bersangkutan, maka bagi penyuluh HB ini adalah masalah yang menghambat tercapainya tujuan penyuluh, maka kata beliau untuk mengantisipasi dan mengontrol arus informasi tersebut adalah lebih maju lagi dalam hal menyuluh masyarakat, dan cepat tanggap terhadap tingkah perilaku masyarakat. Cara yang tepat menurut beliau setidak-tidaknya mempelajari kemajuan arus informasi sebagai isi materi sehingga mampu menguasai dan menjabarkan kepada masyarakat sebagai antisipasi informasi mana yang baik untuk diterima, serta memberikan pengajaran agama dengan memanfaatkan alat informasi sebagai daya tarik pelaksanaan kegiatan keagamaan.

HC adalah penyuluh agama honorer yang bertugas di desa Anjir Seberang Pasar I dan di majelis Al Muhibbin, terkhusus majelis ibu-ibu, mengajar fiqih dan bimbingan keluarga sakinah terkhusus tentang tugas kewajiban seorang istri shalehah, dalam pelaksanaannya beliau dengan sistem berceramah dan jamaah sebagai pendengar. dengan cara beliau sebagai

(30)

penyuluh bertanya langsung kepada jamaah, untuk mengetahui paham atau tidaknya dengan materi yang disampaikan dan juga beliau melaksanakan kegiatan keagamaan ini lebih menekankan pada situasi pelaksanaan agar lebih santai dan mudah diserap oleh masyarakat dalam menerima pesannya seperti berbincang-bincang, santai dan lebih kekeluargaan nuansa pelaksanaan dengan harapan agar jamaah berani bertanya apabila kurang paham.

HD merupakan penyuluh agama honorer di desa barunai baru, yang membina penyuluhan terhadap masyarakat seperti majelis taklim Baiturrahman, kegiatan yang beliau laksanakan lebih tradisional dalam pengertian bahasa orang Banjar Mangaji Duduk, yakni jamaah membaca kitab dan diperhatikan oleh penyuluh agar dapat di koreksi, metode pengajaran penyuluh ini dan juga melihat keadaan jamaah yang masih dirasa kurang, beliau membaca buku-buku tentang pelaksanaan kegiatan penyuluhan khususnya tentang menyelesaikan masalah yang dihadapi ketika kegiatan berlangsung, adapun masalah tersebut terdapat kepada jamaah beliau lebih sering dalam pembimbingannya secara membaur dan menambah materi yang dibutuhkan oleh jamaah dan menarik tentunya materi tersebut.

Menurut keterangan HE di tempat beliau memberikan penyuluhan agama, dengan mendalami ilmu pengetahuan agama, wawasan keilmuan pada zaman sekarang ini, sebagai bekal untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Beliau agar penyuluhannya terwujud sesuai harapan khususnya pesan keagamaan tersebut dipahami jamaah, maka beliau membahas tentang hal-hal yang disukai oleh jamaah dengan memadukan tentang hal yang

(31)

dianjurkan oleh agama, sehingga jamaah mengetahui apa yang dikategorikan baik atau tidaknya menurut agama. Begitu beliau dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan khususnya dalam menyampaikannya.

HF merupakan penyuluh di desa Anjir Pasar Lama, beliau menggunakan bimbingan secara langsung ketika berlangsungnya kegiatan keagamaan beliau lebih menekankan pada kehidupan masyarakat, dengan menjelaskan hukum-hukum shalat, zakat, haji terkhusus dalam kesimpulannya adalah rukun Islam. Dengan membuka pembicaraan setelah itu yang aktif dalam berkomunikasi adalah jamaah dengan bergantian untuk bertanya kepada penyuluh, metode ini lebih efektif apabila ketika berlangsungnya kegiatan semua jamaah aktif, yang menjadi titik kelemahannya adalah tidak semua jamaah aktif dalam berdiskusi. Melihat kondisi tersebut, beliau menggali berbagai latar belakang jamaah secara umum, baik itu dari segi pendidikan, keluarga maupun status di masyarakat. Sedikit banyaknya latar belakang tersebut sangat mempengaruhi, disebabkan adanya kedudukan seseorang itu lebih pandai berbicara, atau sesuatu yang berpengaruh, sehingga yang tidak memiliki faktor pendukung seperti latar belakang yang dapat dikatakan hebat, menjadi pasif dalam berdiskusi, maka dengan itu beliau mencoba dengan berkomunikasi kepada jamaah secara umum dan khusus, adapun yang umum yakni seperti diskusi terbuka tentang masalah agama Islam, dan khususnya adalah bertanya secara langsung perorangan dengan gaya bersahabat atau pendekatan secara intens, sehingga lebih efektif dalam mengetahui kualitas pengetahuan jamaah dan tingkat pemahaman tentang pesan yang disampaikan.

(32)

HG merupakan penyuluh agama honorer di desa Danau Karya untuk majelis Taklim Al Jauhar, beliau dalam melaksanakan penyuluhan agama dengan berceramah, dan mengajarkan secara satu arah, dimana beliau adalah yang berbicara tunggal jamaah khusus mendengarkan, juga masalah waktu pelaksanaan dimana masyarakat lebih banyak dihabiskan waktunya khsusus bekerja di sawah. Sehingga waktu untuk mengikuti pelaksanaan kegiatan tentunya tertunda atau bahkan jamaahnya sedikit, dengan itu maka beliau menyerahkan semua jadwal kepada masyarakat. Ketika kegiatan berlangsung biasanya beliau menyampaiakannya dengan halus lembut dan bahasa yang sederhana agar masyarakat paham, dan sering menghubungkan antara kehidupan sehari-hari dengan pentingnya belajar ilmu agama Islam. Dan juga beliau menambahkan materi penyampaian tersebut sebagai bumbu-bumbu kepada jamaah dengan memberikan motivasi dan bayangan akan perbandingan keutamaan antara urusan duniawi dangan urusan agama yang tujuannya adalah akhirat.

Dengan cara mencermati perilaku juga lingkungan objek penyuluhan seperti penjabaran tadi maka objek atau masyarakat sebagai sasaran keagamaan sebagai bahan pertimbangan dengan strategi tersebut diharap lebih tepat agar proses pelaksanaan kegiatan keagamaan dengan menggunakan model komunikasi tercapai sesuai harapan dan tujuannya.

(33)

Data Kaitan, Kendala Dan Strategi

No Penyuluh Model/Cara Kendala Strategi 1 FA Ceramah yang

bersifat satu arah Bahasa, waktu

Jadwal kegiatan, buku pedoman ilmu agama

2 FB

Dialog Interaktif dengan gaya bahasa daerah Kurang antusiasme masyarakat mengadakan kegiatan menarik dan disenangi 3 FC

Komunikasi satu arah (ceramah) seperti bercerita. Pengaruh arus informasi dan kekurangan ilmu pengetahuan mempelajari arus kemajuan zaman sebagai pedoman atau referensi 4 HA Membaca kitab, Tanya jawab dan jamaah konsultasi secara pribadi Waktu ceramah masih kurang, tidak mampu mendeteksi tingkat pemahaman jamaah pengkaderan, dan penyuluhan menggunakan cara yang lebih kreatif dan interaktif, seperti Tanya jawab 5 HB Berceramah dengan gaya sederhana (diskusi) Pengaruh arus informasi yang oleh penyuluhan belum dapat mengontrol secara cermat mempelajari kemajuan arus informasi sebagai isi materi 6 HC Dengan berceramah

dan tanya jawab

Pasifnya jamaah apabila ada meteri yang tidak dipahami situasi kegiatan seperti berbincang-bincang 7 HD Jamaah membaca kitab dan mengajar al-Qur’an (halaqah).

kondisi jamaah dan wawasan penyuluh

cara membaur dan menambah materi yang dibutuhkan oleh jamaah 8 HE Dalam penyuluhannya bersifat persuasif (rayuan) Bersaing dengan kemajuan zaman membahas yang disukai oleh jamaah dengan memadukan yang dianjurkan agama 9 HF Berceramah secara langsung dan jamaah aktif bertanya Kurang kritis dan pasifnya jamaah komunikasi dengan pendekatan secara intens 10 HG Berceramah dengan bahasa yang mudah dimengerti Kesibukan bekerja dan waktu menambahkan materi, motivasi belajar agama

(34)

C. Analisis Data

Dari hasil penyajian data yang penulis kemukakan pada bagian terdahulu, bahwa para penyuluh dalam menyampaikan pesan keagamaan dengan menggunakan model komunikasi di wilayah kerja KUA Kecamatan Anjir Pasar baik Penyuluh fungsional (PNS) maupun Penyuluh agama honorer (PAH) yakni pada 15 desa yang disajikan sebagai lokasi penelitian dapat dikatakan cukup baik.

Data menunjukkan bahwa para penyuluh agama dalam menyampaikan pesan keagamaan sebagai kegiatan penyuluhannya secara umum berlaku untuk semua tingkat usia, profesi, serta tingkat pendidikan melalui ceramah-ceramah agama, adapun secara khusus para penyuluh agama membina para generasi muda dan anak-anak lebih meningkatkan mental pergaulan dan pelajaran keagamaan seperti mengajar baca Al-Qur’an, tentang ibadah (shalat), serta para penyuluh berupaya untuk mendirikan tempat-tempat pendidikan agama di daerah yang menjadi binaan para penyuluh. Melihat kondisi tersebut maka penulis mengelompokkan para penyuluh dalam penyampaian pesan keagamaan dengan menggunakan model komunikasi ini ada beberapa pengelompokan.

Pertama, para penyuluh agama dalam pelaksanaan menyampaikan pesan keagamaannya dengan menggunakan model komunikasi ABX dimana penyuluh menyampaikan pesan tanpa adanya respons terhadap pesan yang disampaikan, melihat proses penyampaiannya juga mengacu pada model dasar komunikasi yang dibuat oleh Aristoteles, dikarenakan jamaah khususnnya tertarik dengan materi yang disampaikan hanya mendengarkan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

(35)

Model komunikasi klasik ini merupakan salah satu keterampilan para penyuluh dalam membawakan materi dan pembinaan menekankan pada cerita-cerita teladan atau sejarah peradaban Islam yang menjadi tolak ukur umat muslim khususnya sebagai pedoman bagi kehidupan umat Islam. Penulis mengemukakan dari hasil wawancara kepada beberapa penyuluh yang menggunakan model komunikasi ini, bahwa masyarakat sebagai jamaah atau orang yang dibina oleh penyuluh lebih aktif mengikuti kegiatan ini karena secara personal masyarakat menyukai materi yang disampaikan dengan gaya bercerita, tentunya yang tidak terlalu berkesan suatu ceramah yang bersifat resmi.

Yang kedua, penulis menemukan ada beberapa pola penyampaian pesan keagamaan penyuluh agama dengan memberikan materi ketika berlangsungnya penyampaian pesan tersebut, secara tanya jawab langsung maka hal ini dapat dijelaskan dengan teori model komunikasi SR (stimulus-respons atau rangsangan-tanggapan) lebih aktif dalam proses komunikasinya. Sehingga pesan keagamaan yang disampaikan sebagai tugas dari penyuluh agama, mendapatkan dampak pengaruh dari isi pesannya yang terjadi pada penerima pesan yakni jamaah atau masyarakat yang menjadi objek dari pembinaan oleh penyuluh agama.

Reaksi yang ditimbul dari jamaah terhadap pesan yang disampaikan penyuluh, merupakan tingkat keberhasilan dari tujuan penyuluhan dan hakikat penyampaian pesan, sehingga keefektifannya lebih jelas dan dapat dengan mudah dimengerti dan ditelaah oleh jamaah, dan diaplikasikan dalam kehidupan keagamaan masyarakat secara luas.

(36)

Ketiga, dalam hal ini penulis menekankan pada cara berkomunikasi para penyuluh agama ketika melaksanakan kegiatan keagamaan, dari hasil wawancara para penyuluh agama bahwa masyarakat dalam kegiatan keagamaan sebagai pendengar yang baik dan penceramah atau penyuluh sebagai orang yang memberikan penyuluhan secara sistematis, dalam arti kata mengukur kemampuan jamaah dalam menanggapi dan memahami pesan yang disampaikan oleh penyuluh, dimana jamaah sesekali diberikan kesempatan untuk menanggapi ataupun dituntut untuk menanamkan isi materi sebagai arahan dalam menjalani hidup, serta menjadi tolak ukur tingkat pemahaman masyarakat. Melihat kenyataan tersebut dari hasil kegiatan keagamaan ini maka pola komunikasi yang dapat dihubungkan dengan penggunaan model komunikasi interaksional, yakni model ini menganggap manusia yang aktif sebagai pembentukan makna seperti penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh komunikan, disebabkan selama proses kegiatan dan pesan keagamaan yang disampaikan menjadi suatu konsep hidup masyarakat menjalankan kehidupan sehari-hari, karena model ini lebih menekankan pada diri sendiri, simbol, orang lain, makna dan penafsiran sebagai pola kerja pengolahan pesan yang mana hal tersebut dapat dipahami secara rasional dan mudah bagi masyarakat sebagai jamaah dalam menerapkannya.

Yang keempat, sebagian penyuluh agama melihat metode penyampaian pesan yang mengacu pada cara berkomunikasi seperti ceramah yang dapatkan dikatakan cara yang sangat klasik, tanpa mengurangi dari ceramah tersebut, para penyuluh muda khususnya generasi muda sebagai tongkat estafet perjuangan dakwah Islamiyah, mengikuti arus zaman dengan mengenali pola komunikasi dan

(37)

kehidupan masyarakat sekarang ini, dengan berdiskusi ataupun ceramah interaktif. Ini merupakan terobosan yang dapat dikatakan mampu mengatasi arus globalisasi khususnya dalam menyampaikan pesan keagamaan kepada masyarakat.

Tantangan yang sebenarnya adalah merubah pola berpikir masyarakat dalam mengakses informasi, serta menyikapi keseimbangan antara budaya dengan agama. Jelaslah penyuluh agama, penulis ungkapkan dalam menyampaikan pesannya dengan menggunakan model komunikasi partisipasi dimana penyuluh dan jamaahnya bertukar informasi untuk mencapai kebersamaan pengertian dan memiliki kecenderungan bergerak ke arah suatu titik temu pakar masalah dari pesan yang disampaikan oleh penyuluh agama dan yang direspon oleh jamaah.

Aktivitas penyuluh agama ini sangat mendukung pola berpikir masyarakat dalam menjalani kehidupan beragama secara baik dan benar, juga yang perlu jadi bahan renungan adalah mengakar dari budaya masyarakat secara tidak maksimal digunakan penyuluh agama, maka dalam membimbing untuk menata masyarakat dalam sistem kultural keagamaan agar menjadi lebih baik lagi, dikarenakan tingkat kemajemukan masyarakat Kecamatan Anjir Pasar.

Ada beberapa yang sering ditemukan dalam suatu kegiatan yakni masalah yang juga menjadi kendala dalam pelaksanaan bimbingan keagamaan khususnya dengan menggunakan model komunikasi yaitu kurangnya referensi bahasa dikarena ada beberapa daerah transmigrasi, dalam memberikan penjelasan sebagai pengantar pesan kepada masyarakat yang sesuai dengan fungsinya.

Hal yang demikian ini adalah karena kurangnya penyuluh agama dari segi pengalaman ini juga memang menjadi hambatan dalam upaya melaksanakan

(38)

kegiatan keagamaan di daerah Kecamatan Anjir Pasar, yang mungkin dapat untuk dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan serta dialog-dialog dan diskusi, sebagai bekal pendidikan pengetahuan bagi penyuluh khususnya. Geografis, lingkungan, budaya, dan asfek lainnya menjadi hal yang teramat penting pula untuk diperhatikan dalam proses pembimbingan bagi masyarakat.

Beberapa penyuluh terkhusus yang fungsional yang bertugas ke daerah binaan yang dapat dikatakan desa pelosok, waktu dan jarak merupakan menjadi suatu hambatan yang sangat penting diperhatikan, dikarenakan dengan kondisi tersebut, intensitas pertemuan dan volumenya kegiatannya pun kurang maksimal sehingga tujuan pencapaian target penyuluhan dan penyampaian pesan keagamaan menjadi terhambat, dan juga tentunya cara penanggulangan masalah tersebut yang sangat menguras waktu dan pikiran bagi penyuluh guna mensukseskan kegiatan keagamaan tersebut tercapai sesuai harapan.

Dalam pembimbingan yang terutama adalah tentang cara berkomunikasinya, dalam hal ini penyampaian pesan keagamaan oleh penyuluh agama kepada jamaah, kemampuan dan kepekaan terhadap materi, situasi kondisi masyarakat sebagai jamaahnya, batasan kemampuan atau wawasan penyuluh itu sendiri serta mampu mengenali sosiokultural masyarakat yang menjadi objek bimbingan. Hal ini penulis memberikan gambaran bahwa kendala yang sering dihadapi oleh penyuluh agama diwilayah kerja KUA Kecamatan Anjir Pasar yang biasa ditemui adalah antusiasme masyarakat dalam mengikuti kegiatan keagamaan ini serta ekonomi yang berhubungan dengan kesibukan sehari-hari masyarakat sebagai tuntutan hidup yang

(39)

tidak mungkin diabaikan oleh masyarakat dan menjadi perhatian penuh bagi penyuluh agama tentunya.

Melihat masalah kendala yang dihadapi oleh penyuluh agama di wilayah kerja kecamatan Anjir Pasar, maka penulis mengacu pada penyelesaian masalah yang ada pada pelaksanaan kegiatan dengan kata lain mencari solusi atau memecahkan masalah yang timbul. Dengan adanya masalah tentunya dalam penyelesaiannya menentukan keberhasilan dan kelancaran dalam kegiatan khususnya dalam menyampaikan pesan keagamaan, salah satu dari penyuluh agama fungsional di wilayah kerja KUA kecamatan Anjir Pasar, untuk dapat melaksanakan kegiatan keagamaan lancar dan berlangsung sesuai visi misi dari penyuluh agama di wilayah kerja kecamatan Anjir Pasar.

Dengan membuat buku pedoman tentang ilmu agama, serta mengatur jadwal rutin pertemuan kegiatan keagamaan baik itu bulanan, mingguan atau pun program tahunan dalam pelaksanaannya, pengkaderan, memotivasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan keagamaan dengan pendekatan persuasif, kreatif, inovatif, dengan lemah lembut serta bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh jamaah dan lebih interaktif terhadap jamaah dalam memberikan penyampaian pesan keagamaan sebagai tugas dan kewajiban pokok baik secara professional sebagai penyuluh agama fungsional maupun honorer, namun lebih pada tanggung jawab antar manusia sebagai makhluk Allah SWT, sebagai bekal di akhirat.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan besarnya pengaruh Inovasi produk dan strategi pemasaran terhadap nilai konsumen pada produk jam tangan/ eco watch dari Matoa indonesia dapat dilihat dari

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peramalan adalah proses atau metode dalam meramalkan suatu peristiwa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan

Penelitian kesadaran pengelolaan ditujukan untuk mendapatkan opini dari pihak pengelola TI di RSUD X melalui kuesioner dan wawancara mengenai tingkat keperluan

Berdasarkan hasil analisis tentang perbandingan organoleptik dalam pengolahan kue dengan menggunakan bahan biasa dan bahan instant, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: Aroma dari

Pengguna hak pilih dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb)/pengguna KTP atau identitas lain atau paspor1. Jumlah seluruh pengguna Hak

Untuk melakukan konversi dari bilangan biner atau bilangan berbasis selain 10 ke bilangan berbasis 10 (desimal) maka anda tinggal mengalikan setiap digit

Pada gambar 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi asam dan semakin kuat jenis asam yang digunakan mengakibatkan kadar air gelatin dari tulang ikan

Di kawasan ini terdapat kampus Universitas Surakarta (UNSA), ASMI. Beberapa pusat perbelanjaan besar juga banyak terdapat di wilayah ini yaitu Palur Plaza, Mall Luwes Palur