• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

432

PENGKAJIAN VUB PADI SPESIFIK SAWAH TAMBAK SISTEM TANAM IKAN-IKAN-PADI DI KARANGBINANGUN LAMONGAN

Sugiono dan Eli Korlina

BPTP Jawa Timur

Jl Raya Karangploso Km 4 Malang Tlp.(0341) 494052, fax(0341)471255 Email: bptp_jatim@yahoo.com

ABSTRACT

Assessment of New Rice Varieties Specific Lowland Embankment Cropping systems Fish-Fish-Rice in Karangbinangun Lamongan. Assessment of new varieties (VUB) rice specific cropping system Fish-Fish-Rice in the dry season in Lamongan 2011. Topogarfi flat, altitude between -1.28 to 0.56 meters above sea level, the slope of 1.28%. Alluvial soil sediment origin drainse gray with medium and soil pH between 5.5 and 6, the average yearly rainfall is 6.28 mm, number of rainy days 9 days, division 3-9 wet months and 3-6 dry months. Assessment locations in 5 villages paddy farms as replicates in District Karangbinangun, experimental design used RDB, treatment there are 6 varieties: new varieties Inpari (Inpari 4, Inpari 6, Inpari 7, Inpari10, Inpari 13) and check varieties Ciherang. Dry harvested grain yield (GKP) new varieties highest Inpari 13 (8.66 t/ha), not significantly different from Inpari 10 (8.14 t/ha). Production above comparison Ciherang ((6:42 t/ha) is Inpari 4 (7.96 t/ha), not significantly different from Inpari 6 (7:57 t/ha) and Inpari 7 (7:45 t/ha). Ciherang very susceptible to leaf blast and the panicle neck rot (nech blast) Inpari 13 moderately susceptible and Ciherang Vulnerable, allegedly Ciherang resistance to blast were breaking.

Keywords: new varieties of rice, lowland embankment , production, blast.

PENDAHULUAN

Semakin berkurangnya lahan persawahan sebagai akibat pengalihan fungsi lahan ke bidang non pertanian (Addurahcman, 2006). Konversi lahan pertanian produktip di Indonesia merupakan salah satu ancaman yang paling serius bagi kelanjutan ketahanan pangan nasional. Dalam pereode 1999-2003 konversi lahan sawah mencapai 424.000 ha atau 106.000 ha/tahun. Selain itu, terdapat sekitar 9,55 juta KK yang memiliki lahan <0,5 ha dan angka tersebut cenderung meningkat akibat fragmentasi lahan serta makin tingginya intensif untuk usaha pada sektor non pertanian. Perubahan iklim dengan segala dampaknya akan semakin menekan sektor pertanian dalam mencapai berbagai sasaran pertanian, seperti peningkatan produksi dan kesejahteraan petani (Irsal Las dan sarmaini, 2010).

BPS menyebutkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2005-2010 diperkirakan akan mencapai 1,3%, 2011-2015 sebesar 1,18%, dan 2025-2030 sebesar 0,82% sedangkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENAS) memperkirakan pada tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 243 juta jiwa. Dengan konsumsi beras per kapita per tahun 139 kg, dibutuhkan beras sebanyak

(2)

433

33,78 juta ton. Pada tahun 2030, kebutuhan beras untuk pangan akan mencapai 59 juta ton untuk jumlah penduduk yang akan mencapai 425 juta (Prabowo et al., 2012)

Varietas unggul merupakan salah satu teknologi inovatif yang handal untuk meningkatkan produktivitas padi, baik melalui peningkatan potensi atau daya hasil tanaman maupun toleransi dan atau ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik (Sembiring, 2008). Dengan banyaknya varietas unggul yang dilepas, petani mempunyai lebih banyak pilihan akan varietas yang sesuai dengan keinginan dan spesifik wilayahnya. Hal ini akan memperluas keragaman genetik tanaman di lapang sehingga dapat menekan resiko terjadinya ledakan hama dan penyakit tertentu (Asaad dan Warda, 2010).

Kendala yang sering ditemui di pertanaman padi sawah dan padi gogo adalah penyakit blas yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae Cav. Penyakit ini merusak daun (leaf blast) pada waktu tanaman masih muda sampai tanaman panen dan leher malai (neck blast) pada saat tanaman telah berbunga. Cendawan cepat membentuk ras baru yang lebih virulen, sehingga mampu mematahkan Varietas Unngul Baru (VUB) terhadap penyakit blas (Prayudi, 2001). Varietas unggul tahan blas akan berubah menjadi peka (ketahananya patah) setelah ditanam secara luas selama 2-3 musim (Amir dan Nasution, 1995). Pada awalnya blas menyerang tanaman padi gogo, tetapi sejak akhir 1980-an penyakit ini sudah terdapat pada padi sawah irigasi (Kartasasmita et al, 2009).

Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi produksi terhadap VUB Inpari (Inpari 4, Inpari 6, Inpari 7, Inpari10, Inpari 13) dan varietas pembanding Ciherang dan rekomendasi VUB yang spesifik lokasi di tanah sawah tambak.

BAHAN DAN METODA

Sawah tambak di Kabupaten Lamongan tersebar di 5 Kecamatan: Karangbinangun, Glagah, Deket, Kalitengah dan Turi, pengkajian dipusatkan di kecamatan Karangbinangun. Lokasi pengkajian adalah sawah tambak dengan sistim tanam dalam satu tahun ikan-ikan-padi, yang ada di Kecamatan Karangbinangun, Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK, jumlah ulangan 5 (di 5 desa), perlakuan ada 6 varietas: VUB Inpari (Inpari 4, Inpari 6, Inpari 7, Inpari10, Inpari 13) dan varietas pembanding Ciherang (Tabel 1).

Teknologi kesepakatan adalah: tanah diolah sempurna, jarak tanam 25 x 25 cm, pupuk organik granul 300-400 kg/ha, Urea100 kg/ha, ZA 50 kg/ha dan Phonska 250/ha. Berdasarkan pengalaman petani sawah tambak pupuk urea atau jumlah total pupuk per hektar lebih sedikit dari pada sawah sistem tanam padi 3 kali atau padi-padi-polowijo. Perawatan tanaman secara intensip dengan pendekatan PTT, pengendalian gulma dilakukan penyiangan secara manual sesuai keadaan gulma. Pengendalian hama penyakit dilakukan sesuai anjuran PHT dengan mempertimbangkan kondisi di lapangan. Pengamatan hama dan penyakit utama dilakukan dengan menggunakan skore

(3)

434

sesuai SES (IRRI,1996). Penilaian (1) tahan, (3) agak tahan, (5) agak rentan, (7) rentan dan (9) sangat rentan. Pengamatan komponen hasil: tinggi tanaman, jumlah anakan produktip, jumlah gabah hampa isi pada saat menjelang panen dan pengambilan ubinan. Data analisis dengan sidik ragam (anova), sedangkan untuk melihat pengaruh beda nyata dari peubah akibat perlakuan perbedaan varietas dilakukan dengan uji jarak ganda Duncan, Duncan Multiple Range Test (DMRT) – DMRT pada taraf kepercayaan 95 %.

Tabel 1. Varietas unggul baru (VUB) yang dikaji di Kecamatan Karangbinangun pada

musim kering, tahun 2011 Varietas Rata2 dan

potensi hasil

Asal persilangan Keterangan

Inpari 4 6.04 t/ha dan 8,8 t/ha

S4348F-14-1/Way Apo Buru// S4348F-14-1

Umur115 hari. Nasi pulen, agak rentan WBC padi sawah irigasi biotip 1,2 dan 3. Tahan HDB. Mutu sama dengan Ciherang

Inpari 6 Jete 6.82 t/ha dan 12 t/ha

Dekava line 85 / Membramo

Umur 118 hari, sawah dataran rendah s.d 600 m dpl,sangat pulen,tahan WBC biotipe 2,3. Tahan HDB strain III,IV,VIII Inpari 7 Lanrang 6,23 t/ha dan 8,7 t/ha S3054-2D-12-2/Utri merah-2

Umur110-115 hari. Nasi pulen, padi sawah dataran rendah, rentan WBC biotip 1,2 dan 3.Tahan tungro hasil tinggi

Inpari 10 Laeya 5,08 t/ha dan 7,00t/ha S487b-75/2*IR19661//2*I R64

Umur 108-116 hss, agak tahan WBC biotipe 1. Potensi hasil tinggi dibanding IR 64, mutu bersa baik, toleran kekeringan. Tekstur nasi pulen

Inpari 13 6,59 t/ha dan 8,0 t/ha

OM 606/18348-36-3-3

Genjah 103 hari, nasi pulen, tahan WBC biotipe 1,2 dan 3, cocok sawah tadah hujan s.d 600 m dpl. Ciherang (cek) 6,0 t/ha dan 8,5 t/ha IR18349-53-1-3-1-3/3*IR 19661-131-3-1

Umur 116-125 hari. Nasi pulen, sawah irigasi, tahan HDB, tahan WBC biotip 2, agak rentan biotip 3, produksi tinggi dibanding IR64.

Sumber: Suprihanto dkk. 2011.

- Benih Inpari dari UPBS BPTP Jatim. - Benih Ciherang diambil lokasi penkajian. - Inpari (Inbrida padi irigasi) untuk padi sawah.

(4)

435

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum lokasi Kecamatan Karangbinangun sebagai berikut: topogarfi datar dengan ketinggian tempat antara -1,28 sampai 0,56 meter dpl, dengan kemiringan 1,28%. Asal tanah endapan Alluvial kelabu dengan drainse sedang dan pH tanah antara 5,5 samapai 6, curah hujan per tahun 6,28 mm, jumlah hari hujan 99 hari, dengan pembagian bulan basah 3-9 dan bulan kering 3-6 bulan. Komoditas utama terdiri ikan bandeng, udangwindu, padi dan garbis, pola tanam sebagai berikut (Programa Penyuluhan, 2012):

- Ikan-ikan-ikan : 439 ha. - Ikan-ikan-padi : 3.048 ha. - Ikan-ikan-padi-garbis : 175 ha. - Padi-padi-garbis : 224 ha

Tabel 2. Nama desa dan petani (sebagai ulangan) yang melaksanakan uji VUB di sawah

tambak Kecamatan Karangbinangun pada musim kering, tahun 2011.

No Desa Nama petani

1 Watang Matojan

2 Windu Sumarji

3 Banyuurip Mat Rejo

4 Gawerejo Sugianto

5 Palangan M. Zaini

Parameter pengamatan

Hasil pengamatan umur tanaman, umur terdalam 115 hss adalah VUB Inpari 4 dan Inapri 6, berbeda nyata dengan VUB lainya dan pembanding Ciherang (110 hss). Umur varietas Inpari 7 (108,66 hss) tidak berbeda nyata dengan Inpari 10 (108,33 hss) dan pembanding Ciherang (110 hss). Umur genjah ditunjukkan VUB Inpari 13 (104 hss) berbeda nyata dengan semua varietas yang diuji.

Tinggi tanaman menjelang panen, dari semua varietas yang dikaji tanaman tertinggi adalah: Inpari 6 (121,33 cm) tidak berbeda nyata dengan Inpari 7 (115,00 cm) dan Inpari 13 (117,66 cm). Tanaman terpendek ditunjukkan oleh varietas Inpari 4 (108 cm). Tinggi VUB Inpari 4 tidak berbeda nyata dengan varietas pembanding Ciherang (112.2 cm) dan Inpari 7, Inpari 10 dan Inpari 13.

Rata-rata jumlah anakan produktip tertinggi adalah varietas pembanding Ciherang (19,15). Jumlah anakan produktip Ciherang tidak berbeda nyata dengan VUB Inpari 4 (16,56), Inpari 6 (17,25) Inpari 7 (17,00) dan Inpari 10 (15.45). Sedangkan jumlah anakan terendah ditunjukkan oleh varietas Inpari 13 (13,66) tetapi tidak berbeda nyata dengan VUB Inpari 4, Inpari 6 Inpari 7 dan Inpari 10.

(5)

436

Tabel 3.Pengamatan agronomi VUB di sawah tambak Kec. Karangbinangun pada

musim kering, tahun 2011.

No Varietas Pengamatan Umur tanaman (hss) Tinggi tanaman (cm) Rata-rata anakan produktip 1 Inpari 4 115,33 a 108,00 b 16,56 ab 2 Inpari 6 115,66 a 121,33 a 17,25 ab 3 Inpari 7 108,66 bc 115,00 ab 17,00 ab 4 Inpari 10 108,33 c 112.5 b 15.45 ab 5 Inpari 13 104,00 d 117,66 ab 13,66 b 6 Ciherang (cek) 110,00 b 112.2 b 19,15 a KK (%) 5.921 5,893 12,903

Keterangan.Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

taraf 0,05 DMRT. Hss: hari setelah sebar.

Jumlah gabah isi per malai terendah ditunjukkan oleh pembanding Ciherang (113,00), tidak berbeda nyata dengan VUB Inpari 4 (111,33), Inpari 7 (104,00) dan Inpari 10 (114,00). Jumlah gabah isi tertinggi ditunjukkan oleh varietas Inpari 6 (182,00) berbeda nyata dengan semua varietas yang dikaji. Sedangkan VUB Inpari 13 dengan jumlah gabah isi (166,00) dibawah varietas inpari 6, diatas varietas Ciherang, Inpari 4, Inpari 7 dan Inpari 10.

Persentase gabah hampa, dari hasil pengamatan rata-rata jumlah gabah hampa tertinggi ditunjukkan varetas pembanding Ciherang (31,83 %). Persentase VUB Inpari 4 (26,62 %) tidak berbeda nyata dengan VUB Inpari 6 (27,43 %), Inpari 7 (27,00 %) dan Inpari 10 (21,95 %). Gabah hampa terendah adalah varietas Inpari 13 (23,45 %) tetapi tidak berbeda nyata dengan VUB Inpari 4, Inpari 6, Inpari 7 dan Inpari 10.

Tabel 4. Pengamatan komponen hasil VUB di di sawah tambak Kecamatan

Karangbinangun pada musim kering, tahun 2011.

No Varietas

Pengamatan Gabah isi per

malai Persentase (%) gabah hampa Hasil t/ha GKP 1 Inpari 4 111,33 c 26,62 ab 7.96 b 2 Inpari 6 182,00 a 27,43 ab 7.57 b 3 Inpari 7 104,00 c 27,00 ab 7.45 b 4 Inpari 10 114,00 c 21,95 ab 8.14 ab 5 Inpari 13 166,00 b 23,45 b 8.66 a 6 Ciherang (cek) 113,00 c 31,83 a 6.42 c KK (%) 8.261 15,837 5.311

Keterangan.Angka selajur yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada

taraf 0,05 DMRT.

Hasil gabah kering panen (GKP) terendah adalah varietas pembanding Ciherang (6.42 t/ha) berbeda nyata dengan semua VUB yang dikaji. Hasil tertinggi ditunjukkan

(6)

437

oleh VUB Inpari 13 (8.66 t/ha), tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Inpari 10 (8.14 t/ha). Produksi per hektar diatas pembanding Ciherang adalah varietas Inpari 4 (7.96 t/ha), tidak berbeda nyata dengan varietas Inpari 6 (7.57 t/ha) dan Inapri 7 (7.45). Menurut Sugiono dan Eli Korlina (2012) hasil pengkajian VUB di Sawah tadah hujan di Kecamatan Mantub gabah kering giling (Ka 14 %), produksi lebih tinggi dari pada Ciherang (6,08 t/ha) adalah varietas Inpari 13 (6,80 t/ha), Inpari 10 (6,96 t/ha) Inpari 7 (7,33 t/ha), Inpari 4 (8,24) dan tertinggi Inpari 6 (8,86).

Tabel 4. Pengamatan hama dan penyakit yang muncul secara signifikan VUB di di

sawah tambak Kecamatan Karangbinangun pada musim kering, tahun 2011.

No Varietas

Pengamatan tingkat serangan hama/penyakit Penyakit blas (Pyricularia oryzae Cav.) Blas daun

(leaf blast)

Busuk leher malai (nech blast)

1 Inpari 4 tahan Agak tahan

2 Inpari 6 tahan Agak tahan

3 Inpari 7 tahan Agak tahan

4 Inpari 10 tahan Agak tahan

5 Inpari 13 tahan Agak rentan

6 Ciherang (cek) sangat rentan Rentan

Hasil pengamtan serangan hama dan penyakit yang muncul secara signifikan adalah penyakit blas (Pyricularia oryzae Cav.) yang manyerang pertanaman waktu pertumbuhan (leaf blast) dan pada fase produktif ((nech blast). Semua VUB yang di kaji disawah tambak tahan terhadap blas daun, sedangkan varietas pembanding Ciherang sangat rentan terhadap blas daun (leaf blast). Pada fase produktip terdapat serangan Busuk leher malai, VUB agak tahan adalah Inpari 4, Inpari 6, Inpari 7 dan Inpari 10. Variatas Inpari 13 agak rentan busuk leher, pembanding varietas Ciherang rentan busuk leher malai. Hasi pengkajian variatas Ciherang agak rentan sampai rentan blas, diduga Ciherang ketahanan mulai patah dan sawah tambak cukup lembab sehingga menunjang perkembangan cendawan blas dan varietas Inpari 13 hasil penelitian agak rentan terhadap busuk leher malai (Sugiono dan Eli Korlina, 2012).

KESIMPULAN

Hasi pengkajian VUB padi spesifik sawah tambak sistem tanam ikan-ikan-padi pada musim kering (MK) di Karangbinangun Lamongan tahun 2011.

1. Hasil gabah kering panen (GKP) tertinggi VUB Inpari 13 (8.66 t/ha), tidak berbeda nyata dengan Inpari 10 (8.14 t/ha). Produksi diatas pembanding Ciherang ((6.42 t/ha) adalah varietas Inpari 4 (7.96 t/ha), tidak berbeda nyata dengan Inpari 6 (7.57 t/ha) dan Inapri 7 (7.45 t/ha).

2. Varietas Ciherang sangat rentan terhadap blas daun (leaf blast), dan terhadap busuk leher malai (nech blast) varietas Inpari 13 agak rentan dan Ciherang rentan.

(7)

438

DAFTAR PUSTAKA

Addurahcman, A. 2006. Strategi Mempertahankan Multifungsi Pertanian di Indonesia.

Dalam: Seminar Multifungsi dan Revitalisasi Pertanian. Bogor, 17-28 Juni

2006. Balai Penelitian Tanah. Balai Besar Sumberdaya lahan Pertanian. Badan Litbang Pertanian.

Amir. M, dan A. Nasution. 2005. Staus dan Pengendalian blas di Indonesia. In: M. Syam, et al. (Eds.) Kinerja Penelitian Tanaman Pangan. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. p. 583-92.

Asaad. M dan Warda, 2010. Keragaan Beberapa Galur harapan Padi Sawah di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil Penelitian Padi Nasional. Dalam: Supriatno. B, Aan Andang Darajat, Satoto, Baehaki dan Sudir. Balai Besar Penelitian Padi. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. 2011. p, 77-85.

Kartasasmita,Unang G., Adi Widjono, K. Pringadi, Bambang Sriyono, Achmad Subaidi, A. Kasno, Sigit Nugroho dan Peny I. Ishak, 2009, Bang Pengetahuan Padi Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. 2009.p 11.

Las, I dan Sarmaini, 2010. Variabilitas iklim dan Perubahan Iklim dalam Sistim Produksi Pertanian Nasional: Dampak dan Tantangan. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil Penelitian Padi Nasional. Dalam: Supriatno. B, Aan Andang Darajat, Satoto, Baehaki dan Sudir (ED). Balai Besar Penelitian Padi. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. 2011. p, 11-22.

Prabowo, A., Hendriadi A, Hermanto, Yudistira N, Agus Somantri, Nurjaman dan Zusianan S, 2012. Pencapaian Surplus 10 Juta Ton Beras pada Tahun 2014 dengan Pendekatan Dinamika Sistem (system Dynamics). Dalam: Haryono et

al. (ED). Kebijakan Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan

Lima Komoditas Utama Pertanian Melalui Pendekatan Sistem Dinamik. Badan Pengembangan dan Penelitian Pertanian. Kementrian pertanian.

Prayudi, B., 2001. Monitoring of blast incidence using detector varieties and its aplicationin blast disease control by varieties rotation: A south Kalimantan experience, p. 55-60. In : Kardin, M.K., I.Prasaja, and M. syam. Upland Rice Research in Indonesia. Agency for Agricultural Research and Development. Bogor.

Sembiring. H, 2010. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil Penelitian Padi Nasional, 2010. Dalam Supriatno. B, Aan Andang Darajat, Satoto, Baehaki dan Sudir. Balai

(8)

439

Basar Penelitian Padi. Balaiu Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. 2011. p, 1-9.

Sugiono dan Eli Korlina, 2012. Potensi Hasil Varietas Unggul Baru (Inpari) di Lahan Tadah Hujan. Seminar Nasional Pengembangan Ekonomi Kreatif berbasis komoditas pertanian di Indonesia. Perhimpunan Ekonomi pertanian Indonesia (Perhepi). UNS 26 Januari 2013. P,245-2256.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi pembebanan awal adalah kondisi pembebanan pada saat gaya prategang mulai bekerja (ditransfer pada beton) dimana pada saat tersebut beban beban yang terjadi

Para guru SMA Negeri 1 Talang Kelapa dalam hal ini dituntut untuk tidak terjadi batasan-batasan komunikasi antar paraguru agar dapat memenuhi tujuan yang telah

Capaian sasaran strategis tahun 2013 ditunjukkan oleh capaian IKU dominan, “jumlah Sistem Informasi yang dimanfaatkan secara efektif” yang diukur dengan jumlah

Jika proses pendataan telah dilakukan maka akan diberikan kepada tim analis untuk mengetahui apakah data peserta tersebut aktif serta rencana dan manfaat yang diajukan dalam

Karakteristik termohidrolika reaktor TRIGA berbahan bakar silinder dan TRIGA Konversi Untuk memberikan ilustrasi mengenai perbedaan karakteristik termohidrolika reaktor

Perbandingan persentase kenaikan kemampuan, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat dilihat dari selisih rata-ratanya. Hasil uji perbandingan menunjukkan bahwa:

Danang

KETUA RAPAT (LASARUS. Kita memang mengundang Gubernur semua supaya kita duduk maksudnya duduk satu tempat kita. Tentu Komisi V ini kan mengundang bukan tanpa