• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR RP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR RP"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2014

TUGAS AKHIR – RP09 1333

KONSEP PENANGANAN SAMPAH RUMAH TANGGA

DENGAN PELIBATAN MASYARAKAT DI PERKOTAAN

KABUPATEN JEMBER

Dosen Pembimbing :

Rully Pratiwi Setiawan, ST., M.Sc

Dosen Penguji :

Karina Pradidnie, ST., M.Eng

Welly Herumurti, ST., M.Sc

Moh Rizal Rizki (3610100043)

(2)
(3)

Jumlah Penduduk Kabupaten Jember Tahun 2008-2012

(Dalam Jiwa)

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2.500.000

3.000.000

2008

2009

2010

2011

2012

2.168.732

2.179.829

2.332.726

2.345.851

2.800.000

Jumlah

Penduduk

Sumber : Kabupaten Jember dalm Angka Tahun 2012

Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Jember Tahun 2012

Sumber : Diolah dari Kabupaten Jember dalm Angka Tahun 2012

Grafik Volume Sampah di Perkotaan Kabupaten Jember

dari tahun 1992-2012 (yang masuk ke TPA Pakusari)

0,00

50.000,00

100.000,00

150.000,00

200.000,00

250.000,00

1

9

9

2

1

9

9

3

1

9

9

4

1

9

9

5

1

9

9

6

1

9

9

7

1

9

9

8

1

9

9

9

2

0

0

0

2

0

0

1

2

0

0

2

2

0

0

3

2

0

0

4

2

0

0

5

2

0

0

6

2

0

0

7

2

0

0

8

2

0

0

9

2

0

1

0

2

0

1

1

2

0

1

2

Volume Sampah (m3)

(4)

Keterlibatan masyarakat di perkotaan Kabupaten Jember dalam menangani

sampah sejak dari sumbernya masih sangat rendah.

(Masterplan

Pengelolaan Sampah Perkotaan di Kabupaten Jember Tahun 2013)

AKIBATNYA

(5)

RUMUSAN MASALAH

Perkotaan Kabupaten Jember mengalami peningkatan jumlah

penduduk dari tahun ke tahun yang diikuti oleh peningkatan jumlah

volume sampah yang dihasilkan. Namun, keterlibatan masyarakat

dalam penanganan sampah rumah tangga sejak dari sumbernya masih

sangat rendah.

“Bagaimana kondisi eksisting penanganan sampah rumah

tangga dan Bagaimana preferensi masyarakat terhadap

penanganan sampah rumah tangga di perkotaan Kabupaten

Jember?”

(6)

TUJUAN DAN SASARAN

Mengidentifikasi tipologi wilayah berdasarkan

karakteristik timbulan sampah di perkotaan

Kabupaten Jember

Mengidentifikasi kondisi eksisting penanganan

sampah rumah tangga pada masing-masing tipologi

wilayah

Menganalisis preferensi masyarakat terhadap

penanganan sampah rumah tangga pada

masing-masing tipologi wilayah

Merumuskan konsep penanganan sampah rumah

tangga dengan pelibatan masyarakat di perkotaan

Kabupaten Jember

Menentukan konsep penanganan sampah rumah tangga dengan

pelibatan masyarakat di perkotaan Kabupaten Jember

TUJUAN

(7)
(8)
(9)

Sintesa Teori Karakteristik Timbulan Sampah

No

Teori

Indikator

Variabel

Sub-Variabel

1

Sumber Sampah

Penggunaan

Lahan

Permukiman

Luas

Penggunaan

Lahan

Permukiman

Luas

Permukiman

Mewah

Luas

Permukiman

Menengah

Luas

Permukiman

Sederhana

2

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

timbulan sampah

Kependudukan

per kelurahan

Jumlah

penduduk per

kelurahan

Kepadatan

penduduk per

kelurahan

Kondisi

ekonomi per

kelurahan

Rata-rata

pendapatan

penduduk per

kelurahan

3

Jenis Sampah

Jenis sampah

rumah tangga

Jumlah Sampah

Organik

Jumlah Sampah

Anorganik

Sumber : Hasil Kajian Teori, 2014

Sintesa Teori Aspek-Aspek Penanganan Sampah Rumah Tangga

No

Teori

Indikator

Variabel

1

Definisi Penanganan

Sampah

Keterlibatan

masyarakat

dalam

operasional

penanganan

sampah rumah

tangga

Pemilahan

Sampah

2

Peran Serta Masyarakat

dalam Pengelolaan Sampah

Pengumpulan

Sampah

Pengangkutan

Sampah

3

Pengelolaan Sampah dengan

Pelibatan Masyarakat

Pengolahan

Sampah

Pemrosesan

Akhir Sampah

Sumber : Hasil Kajian Teori, 2014

Sintesa Teori

Indikator

Variabel

Sub-Variabel

Sumber Sampah

Penggunaan Lahan

Permukiman

Luas Penggunaan Lahan

Permukiman

Luas Permukiman Mewah

Luas Permukiman Sedang

Luas Permukiman Rendah

Faktor-faktor yang

mempengaruhi timbulan

sampah

Kependudukan per

kelurahan

Jumlah penduduk per

kelurahan

Kepadatan penduduk

per kelurahan

Kondisi ekonomi per

kelurahan

Rata-rata pendapatan

penduduk per kelurahan

Jenis Sampah

Jenis sampah rumah tangga

Jumlah Sampah Organik

Jumlah Sampah

Anorganik

Aspek-Aspek Penanganan

Sampah Rumah Tangga

Keterlibatan masyarakat

dalam operasional

penanganan sampah rumah

tangga

Pemilahan Sampah

Pengumpulan Sampah

Pengangkutan Sampah

Pengolahan Sampah

Pemrosesan Akhir

Sampah

Sumber : Hasil Kajian Teori, 2014

(10)

METODE

PENELITIAN

(11)

• Rasionalistik

Pendekatan

Penelitian

• Perumusan Deskriptif

(12)

METODE PENGUMPULAN DATA

- Observasi

- Kuesioner

- Wawancara

Primer

- Survei

Instansi

- Survei

Literatur

Sekunder

(13)

POPULASI & SAMPEL

• Populasi : Masyarakat perkotaan

Kabupaten Jember di 22 Kelurahan

• Sampel : 𝑛 =

1+𝑁𝑒

N

2

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir/diinginkan

𝑛 =

332.611

1 + 332.611(0.1)

2

= 100 responden

𝑛𝑖 = Ni ∶ N . 𝑛

Keterangan :

ni

= ukuran sampel -i

Ni

= ukuran populasi –i

N

= ukuran populasi

(14)

TEKNIK ANALISIS

Identifikasi Tipologi Wilayah Berdasarkan Karakteristik

Timbulan Sampah

Identifikasi kondisi eksisting penanganan sampah

rumah tangga pada masing-masing tipologi wilayah

Analisis preferensi masyarakat terhadap penanganan

sampah rumah tangga pada masing-masing tipologi

wilayah

Merumuskan konsep penanganan sampah rumah

tangga dengan pelibatan masyarakat di perkotaan

Kabupaten Jember

Analisis Deskriptif

Kualitatif dengan

validasi Triangulasi

Analisis Statistik

Deskriptif

Analisis Statistik

Deskriptif

Analisis Cluster

(15)

HASIL DAN

PEMBAHASAN

(16)

1. Identifikasi Tipologi Wilayah berdasarkan Karakteristik

Timbulan Sampah

No Kelurahan Luas Permukiman Mewah (Km2) Luas Permukiman Sedang (Km2) Luas Permukiman Sederhana (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Pendapatan Penduduk (Rp) Jumlah Sampah Organik (m3) Jumlah Sampah Anorganik (m3) 1 Kebonagung 0,00 0,17 0,30 6.853 1.925 2.500.000,00 29,97 0,19 2 Jember Kidul 0,31 1,29 0,01 23.355 12.016,50 3.500.000,00 14,65 64,29 3 Kepatihan 0,00 1,08 0,02 21.286 17.629,69 3.600.000,00 18,93 53,02 4 Kaliwates 0,31 1,81 0,07 14.962 7.810,93 3.200.000,00 10,15 55,57 5 Mangli 0,02 0,44 0,17 10.899 3.159,13 3.500.000,00 43,17 0,67 6 Sempusari 0,29 0,21 0,29 9.919 6.230,94 2.500.000,00 20,64 17,89 7 Tegalbesar 0,20 0,91 0,64 15.739 5.038,73 2.200.000,00 23,57 34,63 8 Antirogo 0,00 0,28 0,84 11.339 1.794,14 1.500.000,00 44,39 0,94 9 Tegalgede 0,00 0,29 0,62 10.263 3.613,73 2.000.000,00 41,41 0,28 10 Sumbersari 0,31 2,92 0,11 37.225 8.836,84 3.700.000,00 13,05 112,77 11 Karangrejo 0,00 1,69 0,37 17.279 5.800,49 2.800.000,00 37,83 25,57 12 Wirolegi 0,00 0,71 1,21 13.364 1.936,81 2.500.000,00 51,99 0,18 13 Kebonsari 0,42 1,75 0,24 29.445 8.454,43 3.800.000,00 11,51 88,01 14 Kranjingan 0,00 0,14 0,87 15.121 2.662,15 1.500.000,00 57,86 0,25 15 Bintoro 0,00 0,00 0,86 10.253 880,08 900.000,00 41,39 0,27 16 Baratan 0,00 0,00 2,14 9.154 2.260,24 950.000,00 37,34 0,60 17 Jumerto 0,00 0,00 0,23 3.584 1.041,86 1.000.000,00 18,92 0,19 18 Slawu 0,00 0,02 0,32 6.295 2.091,36 900.000,00 27,43 0,85 19 Patrang 0,00 1,37 0,21 16.035 6.627,83 3.200.000,00 24,39 34,81 20 Banjarsengon 0,00 0,00 0,39 4.655 1.116,31 1.100.000,00 21,88 0,85 21 Gebang 0,00 1,10 0,20 23.339 9.342,12 2.500.000,00 20,61 59,28 22 Jember Lor 0,00 1,84 0,03 22.247 9.214,24 2.800.000,00 41,58 38,61

Variabel yang digunakan dalam Analisis Cluster

INPUT SPSS

(Lampiran A1)

Hasil Analisis Cluster SPSS

No Kelurahan Luas Permukiman Mewah (Km2) Luas Permukiman Sedang (Km2) Luas Permukiman Sederhana (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Pendapatan Penduduk (Rp) Jumlah Sampah Organik (m3) Jumlah Sampah Anorganik (m3) 1 Kebonagung 0,00 0,17 0,30 6.853 1.925 2.500.000,00 29,97 0,19 2 Jember Kidul 0,31 1,29 0,01 23.355 12.016,50 3.500.000,00 14,65 64,29 3 Kepatihan 0,00 1,08 0,02 21.286 17.629,69 3.600.000,00 18,93 53,02 4 Kaliwates 0,31 1,81 0,07 14.962 7.810,93 3.200.000,00 10,15 55,57 5 Mangli 0,02 0,44 0,17 10.899 3.159,13 3.500.000,00 43,17 0,67 6 Sempusari 0,29 0,21 0,29 9.919 6.230,94 2.500.000,00 20,64 17,89 7 Tegalbesar 0,20 0,91 0,64 15.739 5.038,73 2.200.000,00 23,57 34,63 8 Antirogo 0,00 0,28 0,84 11.339 1.794,14 1.500.000,00 44,39 0,94 9 Tegalgede 0,00 0,29 0,62 10.263 3.613,73 2.000.000,00 41,41 0,28 10 Sumbersari 0,31 2,92 0,11 37.225 8.836,84 3.700.000,00 13,05 112,77 11 Karangrejo 0,00 1,69 0,37 17.279 5.800,49 2.800.000,00 37,83 25,57 12 Wirolegi 0,00 0,71 1,21 13.364 1.936,81 2.500.000,00 51,99 0,18 13 Kebonsari 0,42 1,75 0,24 29.445 8.454,43 3.800.000,00 11,51 88,01 14 Kranjingan 0,00 0,14 0,87 15.121 2.662,15 1.500.000,00 57,86 0,25 15 Bintoro 0,00 0,00 0,86 10.253 880,08 900.000,00 41,39 0,27 16 Baratan 0,00 0,00 2,14 9.154 2.260,24 950.000,00 37,34 0,60 17 Jumerto 0,00 0,00 0,23 3.584 1.041,86 1.000.000,00 18,92 0,19 18 Slawu 0,00 0,02 0,32 6.295 2.091,36 900.000,00 27,43 0,85 19 Patrang 0,00 1,37 0,21 16.035 6.627,83 3.200.000,00 24,39 34,81 20 Banjarsengon 0,00 0,00 0,39 4.655 1.116,31 1.100.000,00 21,88 0,85 21 Gebang 0,00 1,10 0,20 23.339 9.342,12 2.500.000,00 20,61 59,28 22 Jember Lor 0,00 1,84 0,03 22.247 9.214,24 2.800.000,00 41,58 38,61

Keterangan :

= Cluster 1/

Kawasan tipe 1

= Cluster 2

/Kawasan tipe 2

= Cluster 3

/ Kawasan tipe 3

(17)

Interpretasi Hasil Cluster

Kawasan Tipe 1 No Kelurahan Luas Permukiman Mewah (Km2) Luas Permukiman Sedang (Km2) Luas Permukiman Sederhana (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Pendapatan Penduduk (Rp) Jumlah Sampah Organik (m3) Jumlah Sampah Anorga nik (m3) 1 Kebonagung 0,00 0,17 1,30 6.853 1.925 2.500.000,00 29,97 0,19 2 Mangli 0,02 0,44 1,17 10.899 3.159,13 3.500.000,00 43,17 0,67 3 Antirogo 0,00 0,28 1,84 11.339 1.794,14 1.500.000,00 44,39 0,94 4 Tegalgede 0,00 0,29 1,62 10.263 3.613,73 2.000.000,00 41,41 0,28 5 Wirolegi 0,00 0,71 2,21 13.364 1.936,81 2.500.000,00 51,99 0,18 6 Kranjingan 0,00 0,14 1,87 15.121 2.662,15 1.500.000,00 57,86 0,25 7 Bintoro 0,00 0,00 1,86 10.253 880,08 900.000,00 41,39 0,27 8 Baratan 0,00 0,00 3,14 9.154 2.260,24 950.000,00 37,34 0,6 9 Jumerto 0,00 0,00 1,20 3.584 1.041,86 1.000.000,00 18,92 0,19 10 Slawu 0,00 0,02 1,32 6.295 2.091,36 900.000,00 27,43 0,85 11 Banjarsengon 0,00 0,00 1,39 4.655 1.116,31 1.100.000,00 21,88 0,85 Mean 0,01 0,19 1,72 9.252,73 2.043,71 1.668.181,81 37,80 0,47 Kawasan Tipe 2 No Kelurahan Luas Permukiman Mewah (Km2) Luas Permukiman Sedang (Km2) Luas Permukiman Sederhana (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Pendapatan Penduduk (Rp) Jumlah Sampah Organik (m3) Jumlah Sampah Anorganik (m3) 1 Jember Kidul 0,31 1,29 0,01 23.355 12016,50 3.500.000,00 14,65 64,29 2 Kepatihan 0,00 1,08 0,02 21.286 17629,69 3.600.000,00 18,93 53,02 3 Sumbersari 0,31 2,92 0,11 37.225 8836,84 3.700.000,00 13,05 112,77 4 Kebonsari 0,42 1,75 0,24 29.445 8454,43 3.800.000,00 11,51 88,01 Mean 0,26 0,42 0,09 27.827,8 11.734,4 8454,43 14,35 84,6 Kawasan Tipe 3 No Kelurahan Luas Permukiman Mewah (Km2) Luas Permukiman Sedang (Km2) Luas Permukiman Sederhana (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Pendapatan Penduduk (Rp) Jumlah Sampah Organik (m3) Jumlah Sampah Anorganik (m3) 1 Kaliwates 0,31 1,81 0,07 14.962 7.810,93 3.200.000,00 10,15 55,57 2 Sempusari 0,29 0,21 0,29 9.919 6.230,94 2.500.000,00 20,64 17,89 3 Tegalbesar 0,20 0,91 0,64 15.739 5.038,73 2.200.000,00 23,57 34,63 4 Karangrejo 0,00 1,69 0,37 17.279 5.800,49 2.800.000,00 37,83 25,57 5 Patrang 0,00 1,37 0,21 16.035 6.627,83 3.200.000,00 24,39 34,81 6 Gebang 0,00 1,10 0,20 23.339 9.342,12 2.500.000,00 20,61 59,28 7 Jember Lor 0,00 1,84 0,03 22.247 9.214,24 2.800.000,00 41,58 38,61 Mean 0,12 1,27 0,26 17.074,3 7.152,18 2.742.857,14 25,54 38,05 No Kelurahan Luas Permukiman Mewah (Km2) Luas Permukiman Sedang (Km2) Luas Permukiman Sederhana (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Pendapatan Penduduk (Rp) Jumlah Sampah Organik (m3) Jumlah Sampah Anorganik (m3) 1 Kawasan Tipe 1 0,01 0,19 1,72 9.252,73 2.043,71 1.668.181,81 37,80 0,47 2 Kawasan Tipe 2 0,26 1,76 0,09 27.827,8 11.734,4 3.650.000,00 14,35 84,60 3 Kawasan Tipe 3 0,12 1,27 0,26 17.074,3 7.152,18 2.742.857,14 25,54 38,05 Luas Permukiman Mewah Luas Permukiman Sedang Luas Permukiman Sederhana Jumlah

Penduduk Kepadatan Penduduk Pendapatan Penduduk Sampah Jumlah Organik Jumlah Sampah Anorganik Rendah 0,00 – 0,10 0,00 – 0,96 0,01 – 0,70 3.584,00 – 14.797,66 880,08 – 6.463,27 1.866.666,66 900.000,00 – 10,15 – 23,71 0,18 – 37,70 Sedang 0,11 – 0,21 0,97 – 1,93 0,71 – 1,41 14.797,67 – 26.011,33 6.463,28 – 12.046,47 1.866.666,67 – 2.833.333,33 23,72 – 37,28 37,71 – 75,23 Tinggi 0,22 – 0,32 1,94 – 2,92 1,42 – 2,14 26.011 – 33.641,00 12.046,48 – 17.629,69 2.833.333,34 – 3.800.000 37,29 – 50,86 75,24 – 112,77 No Kelurahan Luas Permukiman Mewah (Km2) Luas Permukiman Sedang (Km2) Luas Permukiman Sederhana (Km2) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Pendapatan Penduduk (Rp) Jumlah Sampah Organik (m3) Jumlah Sampah Anorganik (m3) 1 Kawasan

Tipe 1 Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah

2 Kawasan

Tipe 2 Tinggi Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Tinggi

3 Kawasan

Tipe 3 Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Lampiran

A1

(18)

Profiling Cluster

No

Nama Kawasan Tipe

Anggota Kawasan Tipe

Karakteristik

1

Kawasan Tipe 1

Kebonagung

Mangli

Antirogo

Tegalgede

Wirolegi

Kranjingan

Bintoro

Baratan

Jumerto

Slawu

Banjarsengon

Merupakan tipe kawasan pinggiran perkotaan (peri-urban) dengan karakteristik

masyarakat menengah kebawah yang ditandai dengan :

Rata-rata luas permukiman mewah rendah

Rata-rata luas permukiman sedang rendah

Rata-rata luas permukiman sederhana tinggi

Rata-rata jumlah penduduk rendah

Rata-rata kepadatan penduduk rendah

Rata-rata pendapatan penduduk rendah

Rata-rata jumlah sampah organik tinggi

Rata-rata jumlah sampah anorganik rendah

2

Kawasan Tipe 2

Jember Kidul

Kepatihan

Sumbersari

Kebonsari

Merupakan tipe kawasan pusat pertumbuhan perkotaan dengan karakteristik

masyarakat menengah keatas yang ditandai dengan :

Rata-rata luas permukiman mewah tinggi

Rata-rata luas permukiman sedang tinggi

Rata-rata luas permukiman sederhana rendah

Rata-rata jumlah penduduk tinggi

Rata-rata kepadatan penduduk tinggi

Rata-rata pendapatan penduduk tinggi

Rata-rata jumlah sampah organik rendah

Rata-rata jumlah sampah anorganik tinggi

3

Kawasan Tipe 3

Kaliwates

Sempusari

Tegalbesar

Karangrejo

Patrang

Gebang

Jember Lor

Merupakan tipe kawasan peralihan pusat pertumbuhan perkotaan dengan

karakteristik masyarakat menengah yang ditandai dengan :

Rata-rata luas permukiman mewah sedang

Rata-rata luas permukiman sedang sedang

Rata-rata luas permukiman sederhana sedang

Rata-rata jumlah penduduk sedang

Rata-rata kepadatan penduduk sedang

Rata-rata pendapatan penduduk sedang

Rata-rata jumlah sampah organik sedang

Rata-rata jumlah sampah anorganik sedang

(19)

2. Identifikasi Kondisi Eksisting Penanganan Sampah Rumah

Tangga dengan Pelibatan Masyarakat

Kawasan Tipe 1 Kawasan Tipe 2 Kawasan Tipe 3 Kondisi Eksisting

Penanganan Sampah Rumah Tangga

Kecenderungan penanganan sampah rumah tangga dengan cara tradisional yaitu dengan cara membakar sampah, membuang di tempat seadanya (sungai, bantaran sungai, pinggir jalan).

Berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Jenis sampah yang dominan adalah sampah sampah organik

Penanganan sampah rumah tangga dilakukan dengan prosedur yaitu sampah dari rumah tangga secara bercampur diangkut menuju Transfer Depo kemudian diangkut menuju TPA yang dilakukan oleh petugas kebersihan sampah secara rutin setiap hari. Jenis sampah yang dominan adalah sampah anorganik

Penanganan sampah rumah tangga dilakukan dengan prosedur yaitu sampah dari rumah tangga secara bercampur diangkut menuju Transfer Depo kemudian diangkut menuju TPA yang dilakukan oleh petugas kebersihan namun tidak dilakukan secara rutin setiap hari sehingga sampah sering tertimbun hingga beberapa hari. Jenis sampah yang dominan cenderung seimbang antara sampah organik dan anorganik

Perbandingan Distribusi

Frekuensi dapat dilihat pada

Lampiran D1

(20)

3. Analisis Preferensi Masyarakat terhadap PenangananSampah

Rumah Tangga

Kawasan Tipe 1 Kawasan Tipe 2 Kawasan Tipe 3 Preferensi Masyarakat

terhadap Penanganan Sampah Rumah Tangga

Masyarakat bersedia aktif melakukan penanganan sampah rumah tangga sejak dari sumbernya dimulai dari pemilahan sampah organik dan

anorganik, pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan secara mandiri dengan syarat ada keuntungan ekonomis yang mereka dapatkan. Masyarakat setuju jika di lingkungan mereka terdapat sarana pengomposan baik individual maupun komunal

Masyarakat cenderung memilih untuk bertindak pasif dalam penanganan sampah rumah tangga dengan tidak mau melakukan pemilahan, tidak mau melakukan pengumpulan, pengangkuran dan pengolahan secara mandiri, dan menyerahkan sepenuhnya pemrosesan akhir sampah pada pemerintah (yaitu di Tempat Pembuangan Akhir)

Masyarakat menunjukkan sikap semi-aktif dalam penanganan sampah rumah tangga sejak dari rumah mereka. Mereka bersedia melakukan pemilahan,

pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah secara mandiri asalkan ada keuntungan ekonomis. Namun pengumpulan dan pengangkutan tetap diserahkan oleh petugas kebersihan. Masyarakat bersedia mengolah sampah menjadi barang daurulang di lingkungan mereka

Perbandingan Distribusi

Frekuensi dapat dilihat pada

Lampiran D2

(21)

Kawasan Tipe 1 Kawasan Tipe 2 Kawasan Tipe 3 Karakteristik Kawasan Tipe kawasan pinggiran perkotaan

(peri-urban) dengan karakteristik masyarakat golongan menengah kebawah

Tipe kawasan pusat pertumbuhan perkotaan dengan karakteristik

masyarakat golongan menengah keatas

Tipe kawasan peralihan pusat pertumbuhan perkotaan dengan karakteristik masyarakat golongan menengah

Kondisi Eksisting Penanganan Sampah Rumah Tangga

Kecenderungan penanganan sampah rumah tangga dengan cara tradisional yaitu dengan cara membakar sampah, membuang di tempat seadanya (sungai, bantaran sungai, pinggir jalan).

Berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan

Penanganan sampah rumah tangga dilakukan dengan prosedur yaitu sampah dari rumah tangga secara bercampur diangkut menuju Transfer Depo kemudian diangkut menuju TPA yang dilakukan oleh petugas kebersihan sampah secara rutin setiap hari.

Penanganan sampah rumah tangga dilakukan dengan prosedur yaitu sampah dari rumah tangga secara bercampur diangkut menuju Transfer Depo kemudian diangkut menuju TPA yang dilakukan oleh petugas kebersihan namun tidak dilakukan secara rutin setiap hari.

Preferensi Masyarakat terhadap Penanganan Sampah Rumah Tangga

Masyarakat bersedia aktif melakukan penanganan sampah rumah tangga sejak dari sumbernya dimulai dari pemilahan sampah organik dan

anorganik, pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan secara mandiri, dan bersedia melakukan pengomposan individual maupun komunal di lingkungan tempat tinggal mereka

Masyarakat cenderung memilih untuk bertindak pasif dalam penanganan sampah rumah tangga dengan tidak mau melakukan pemilahan, tidak mau melakukan pengumpulan, pengangkuran dan pengolahan secara mandiri, dan menyerahkan sepenuhnya pemrosesan akhir sampah pada pemerintah

Masyarakat menunjukkan sikap semi-aktif dalam penanganan sampah rumah tangga sejak dari rumah mereka. Mereka bersedia melakukan pemilahan,

pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah secara mandiri. Namun pengumpulan dan pengangkutan tetap diserahkan oleh petugas kebersihan

Hasil Analisa (Perumusan Konsep Dasar)

Pada kawasan tipe 1, antusiasme masyarakat terhadap penanganan sampah rumah tangga sejak dari sumbernya dapat dikatakan cukup tinggi. Motivasi masyarakat untuk terlibat dalam penanganan sampah rumah tangga adalah berorientasi pada keuntungan ekonomi, hal ini dikarenakan kondisi ekonomi masyarakat pada kawasan tipe 1 dapat digolongkan dalam kategori rendah

Pada kawasan tipe 2, karakteristik masyarakatnya menunjukkan

karakteristik masyarakat perkotaan yang cenderung bersikap pasif terhadap penanganan sampah rumah tangga sejak dari sumbernya. Hal ini

dikarenakan kondisi ekonomi dan status sosial masyarakat yang cukup tinggi., hanya saja kurang adanya keterlibatan masyarakat dalam menangani sampah khususnya dalam memilah sampah sejak dari sumbernya.

Pada kawasan tipe 3, karakteristik masyarakatnya hampir sama dengan kawasan tipe 1 yaitu mau terlibat aktif dalam penanganan sampah rumah tangga sejak dari sumbernya dengan syarat ada keuntungan ekonomis yang akan mereka peroleh. Antusisasme masyarakat dalam melakukan

pengolahan sampah secara mandiri juga cukup tinggi.

Sumber : Hasil Analisa, 2014

4. Merumuskan Konsep Penanganan Sampah Rumah Tangga dengan Pelibatan

Masyarakat di Perkotaan Kabupaten Jember

(22)

Kawasan Tipe 1 Kawasan Tipe 2 Kawasan Tipe 3

Hasil Analisa (Perumusan Konsep Dasar)

Pada kawasan tipe 1, antusiasme masyarakat terhadap penanganan sampah rumah tangga sejak dari sumbernya dapat dikatakan cukup tinggi. Motivasi masyarakat untuk terlibat dalam penanganan sampah rumah tangga adalah berorientasi pada keuntungan ekonomi, hal ini dikarenakan kondisi

ekonomi masyarakat pada kawasan tipe 1 dapat digolongkan dalam kategori rendah

Pada kawasan tipe 2, karakteristik masyarakatnya menunjukkan

karakteristik masyarakat perkotaan yang cenderung bersikap pasif terhadap penanganan sampah rumah tangga sejak dari sumbernya. Hal ini

dikarenakan kondisi ekonomi dan status sosial masyarakat yang cukup tinggi., hanya saja kurang adanya keterlibatan masyarakat dalam menangani sampah khususnya dalam memilah sampah sejak dari sumbernya.

Pada kawasan tipe 3, karakteristik masyarakatnya hampir sama dengan kawasan tipe 1 yaitu mau terlibat aktif dalam penanganan sampah rumah tangga sejak dari sumbernya dengan syarat ada keuntungan ekonomis yang akan mereka peroleh. Antusisasme

masyarakat dalam melakukan

pengolahan sampah secara mandiri juga cukup tinggi.

Konsep Bank

Sampah/Klinik

Asuransi Sampah

(Balikpapan)

Menukarkan sampah

dengan berbagai macam

kebutuhan pokok

masyarakat hingga

fasilitas kesehatan gratis

dengan membayar

sampah

Konsep Pemilahan dan

Penjadwalan Sampah

(Jepang)

Dengan memilah lebih

detail jenis sampah

menjadi beberapa jenis

kemudian dibuat jadwal

pengangkutan yang

berbeda sesuai jenisnya

Konsep Penanganan

Setempat

(Yogyakarta)

Melakukan penanganan

sampah sejak dari

sumbernya seperti

melakukan komposter

individual di

masing-masing rumah dan

pembuatan kerajinan

daur ulang sampah oleh

kelompok

(23)

Skema Konsep Penanganan Sampah Rumah Tangga dengan Pelibatan

Masyarakat di Perkotaan Kabupaten Jember

Keterangan :

O = Sampah Organik

A = Sampah Anorganik

P = Sampah Plastik

L = Sampah Logam

Kr = Sampah Kertas

Kc = Sampah Kaca

R = Sampah Residu

LK = Layak Kompos

TLK = Tidak Layak Kompos

LD = Layak Daurulang

TLD = Tidak Layak Daurulang

TD = Transfer Depo

TPA = Tempat Pemrosesan Akhir

BS/KAS = Bank Sampah/Klinik

Asuransi Sampah

WASTE

EXCHANGING

SORTING &

SCHEDULING

ON-SITE

HANDLING

(24)

KESIMPULAN

1. Kawasan Tipe 1

Dengan menerapkan konsep yang dinamakan Waste Exchanging (penukaran sampah) sejenis

Bank Sampah atau Klinik Asuransi Sampah. Konsep ini tepat diterapkan pada kawasan yang

memiliki masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah. Karena masyarakat dapat

memanfatakan sampah rumah tangga baik organik maupun anorganik untuk ditukarkan dengan

berbagai macam kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, sabun, hingga fasilitas kesehatan

seperti cek kesehatan dengan hanya membayar sejumlah sampah.

2. Kawasan Tipe 2

Menerapkan konsep yang dinamakan Sorting & Scheduling (pemilahan & penjadwalan) seperti

yang dilakukan di negara Jepang. Konsep ini mewajibkan masyarakat untuk memilah sampah

sesuai jenisnya yaitu organik & anorganik. Sampah anorganik dipilah lebih detail lagi menjadi

sampah plastik, sampah kertas, sampah logam, dan sampah kaca. Semua jenis sampah tersebut

dimasukkan dalam kantong plastik dan diletakkan didepan rumah untuk diangkut oleh petugas

sampah sesuai dengan jadwal pengangkutan sampah yang telah ditentukan.

3. Kawasan Tipe 3

Menerapkan konsep yang dinamakan On-site handling (penanganan di tempat). Konsep ini

menekankan keterlibatan masyarakat sejak dari lingkungannya untuk berpartisipasi dalam

mengolah sampah rumah tangga baik organik maupun anorganik menjadi daurulang sampah

yang memiliki manfaat ekonomis. Sampah organik diolah menjadi kompos dengan bantuan

komposter gentong yang diletakkan di masing-masing halaman rumah warga, sedangkan

sampah anorganik diolah menjadi kerajinan daurulang sampah dengan bantuan partisipasi

ibu-ibu PKK di masing-masing lingkungan pada kawasan tipe 3.

(25)

SEKIAN

Gambar

Grafik Volume Sampah di Perkotaan Kabupaten Jember  dari tahun 1992-2012 (yang masuk ke TPA Pakusari)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara gaya hidup hedonis dengan peri- laku

Lampiran 16 Perhitungan Kembali Hasil Uji coba Variabel Y (Etos Kerja

Optimasi dapat dilakukan terhadap basis untuk menentukan formula optimum dengan metode simplex lattice design untuk menentukan proporsi relatif bahan-bahan yang

Latar juga dapat dilihat dari sisi fungsi yang lebih menyaran pada fungsi latar sebagai pembangkit tanggapan atau suasana tertentu cerita. Fungsi latar terbagi atas

Sehingga dari pernyataan itu dapat disimpulakan bahwa dengan sering latihan memainkan alat musik bonang akan memudahkan anak Cerebral Palsy Spastic melakukan gerakan-gerakan

Pada penelitian tindakan kelas ini- digunakan metode P'(& Langkah1langkah penelitiansetiap siklus yang yang dilakukan adalah meliputi tahapan + )!* Peren,anaan )Persiapan

• suhu basah alami (natural wet bulb temperature) : suhu penguapan air yang pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan uap air di udara, suhu ini diukur dengan

Keterkaitan hormon steroid pada regulasi VEGF didukung oleh penelitian secara in vitro pada kultur sel endometrium dengan reseptor progesteron positif yang menunjukkan