• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI ANTIMIKROBA ISOLAT KAPANG TANAH WONOREJO SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI ANTIMIKROBA ISOLAT KAPANG TANAH WONOREJO SURABAYA"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Septia Arisanti (1507 100 021)

TUGAS AKHIR

UJI ANTIMIKROBA ISOLAT KAPANG TANAH

WONOREJO SURABAYA

Dosen Pembimbing:

1. Nengah Dwianita Kuswytasari, S.Si, M.Si 2. Dr.rer.nat. Ir. Maya Shovitri, M.Si

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

2 Mikroba Mikroba lain yang bersifat antagonis Mampukah menghambat? Zona

bening Kapang tanah

Wonorejo Surabaya Uji antimikroba Metabolit sekuder bersifat antimikroba merugikan Modifikasi uji antagonisme dual culture solusi

(3)

1.2 Perumusan masalah

• apakah isolat-isolat kapang tanah Wonorejo Surabaya memiliki kemampuan antimikroba yang menghambat pertumbuhan mikroba lawan ?

(4)

1.3 Batasan Masalah

 Kemampuan antimikroba isolat kapang dideteksi dengan metode modifikasi uji antagonisme dual culture

 parameter zona bening selama 7 hari masa inkubasi.  Mikroba lawan:

- bakteri Escherichia coli dan kelompok bakteri Coliform (Gram negatif)

- bakteri Bacillus subtilis (Gram positif) - Saccharomyces cerevisiae (yeast).

(5)

1.4 Tujuan

• Mengetahui kemampuan antimikroba isolat-isolat kapang tanah Wonorejo Surabaya terhadap mikroba lawan.

• Mendapatkan informasi isolat kapang tanah Wonorejo yang memiliki kemampuan antimikroba sehingga dapat dimanfaatkan sebagai agen antimikroba.

(6)

METODOLOGI

1.Waktu dan Tempat Penelitian

April – Juni 2011 di Laboratorium

Mikrobiologi dan Bioteknologi Biologi

FMIPA ITS Surabaya.

(7)

2. Prosedur kerja

Pembuatan

medium Subkultur isolat kapang dan

mikroba lawan

Pembuatan kultur isolat

E. coli, B. subtilis, yeast S. cerevisiae, Bakteri Coliform Uji penghambatan pertumbuhan Pengamatan 7 hari Zona bening

Rasio zona bening Diameter koloni kapang

(8)

PEMBAHASAN

• Berdasarkan parameter zona bening terlihat bahwa beberapa isolat kapang tanah Wonorejo yang bersifat antagonis sehingga menghambat pertumbuhan keempat mikroba lawan, ditandai dengan terlihatnya zona bening.

(9)

• Zona bening terlihat sejak hari pertama inkubasi, kemudian hari berikutnya tertutup pertumbuhan koloni kapang tanah yang semakin besar.

• Pertumbuhan koloni kapang tanah selama masa inkubasi bervariasi, bergantung dari kecepatan tumbuh tiap isolat kapang tanah tersebut.

• Nilai rasio zona bening terbesar dari setiap isolat yang berpotensi antimikroba, umumnya terjadi pada hari pertama masa inkubasi.

(10)
(11)
(12)

1. Aspergillus sp.

Menghambat E. coli dan B. subtilis, tetapi tidak mampu menghambat yeast S. cerevisiae.

Isolat kapang A. niger (T2.1) dan A. versicolor (T1.p3) mampu menghambat kelompok bakteri Coliform

(13)

A. flavus = aflatoksin, A. niger = malformin dan A.

fumigatus =asam helvolik atau fumigasin (Pravenaa dan Padmini, 2011; Cole dan Schweikert ,2003)

• Aflatoksin merusak membran sel bakteri yang  sel bakteri lisis (Tiwari, et.al, 1986).

• Malformin dan asam helvolik atau fumigasin belum diketahui mekanismenya menghambat bakteri.

• Secara umum senyawa antimikroba yang dihasilkan oleh

Aspergillus sp. bersifat netral, polar, dan memiliki gugus

fenol.

• Fenol  mendenaturasikan protein pada dinding dan membran sel bakteri (Singh dan Bharate, 2005).

• Penelitian tentang penghambatan kapang tanah terhadap pertumbuhan kelompok bakteri Coliform belum banyak dilakukan sehingga belum diperolehnya informasi.

(14)

2. Scopulariopsis sp.

14 2 1 3 2 1 3 1 3 1 3 1 3 isolat Scopulariopsis sp. 1 (t2.19) isolat Scopulariopsis sp. 2 (T3.2)

(15)

Scopulariopsis sp. trichothecenes

menghambat sintesis protein dan DNA sel

bakteri

(Nielsen, et al., 1999 dan Lagauskas, 2005)

.

kemampuan Scopulariopsis sp. menghambat

pertumbuhan yeast S. cerevisiae masih belum

banyak dilaporkan.

(16)

3. Penicillium sp.

3 isolat kapang Penicillium:

Penicillium sp. 2 (T1.a2),

E. coli

Penicillium sp. 3 (T1.q1)

B. subtilis

Penicillium sp. 4 (T3.f2)

Semua isolat genus Penicillium tidak mampu

menghambat kelompok bakteri Coliform

Hanya isolat Penicillium sp.4 (T3.f2)  yeast S.

cerevisiae.

1 isolat Penicillium sp. 1 (T4.e3) tidak mampu

menghambat semua mikroba lawan.

(17)

Penicillium penisilin menghambat sintesis

peptidoglikan dinding sel bakteri

(Deacon, 2006; Cole dan

Schweikert, 2003).

Penicillium sp. griseofulvin  menghambat

pertumbuhan fungi  mengganggu fungsi benang

spindel dan mikrotubulus

sitoplasmamenghambat mitosis sel fungi

(Wright,

(18)

4. Paecilomyces sp.

4 isolat kapang Paecilomyces : Paecilomyces sp. 1 (T2.11) Paecilomyces sp. 2 (T2.8) B. subtilis Paecilomyces sp. 3 (T2.20) Paecylomyces sp. 5 (T4.6)

B. subtilis Hanya Paecilomyces sp. 5 (T4.6) E. coli

Semua isolat Paecilomyces sp. tidak mampu

menghambat kelompok bakteri Coliform dan yeast S.

cerevisiae.

Isolat Paecilomyces yaitu Paecilomyces sp. 4 (T3.1) tidak mampu menghambat semua mikroba lawan.

(19)

Paecilomyces memiliki kemampuan

menghambat E. coli

(Lillo et al., 2011)

Paecilomyces Paecilospirone menghambat

pertumbuhan bakteri B. subtilis

(Cole dan Schweikert,

2003).

Paecilomyces cephalosporin C 

menghambat pertumbuhan bakteri Gram

negatif dan positif

(Pisano dan Vellozi, 1974).

Cephalosporin C menghambat sintesis

peptidoglikan dinding sel bakteri

(Suwandi, 1992).

Paecilospirone belum diketahui bagaimana

mekanismenya menghambat bakteri Gram

positif.

(20)

5. Fusarium sp.

Hanya mampu menghambat E.coli

Rasio zona bening terbesar terlihat hanya pada hari

pertama masa inkubasi.

Pertumbuhan koloni Fusarium sangat cepat, maka

zona bening tidak dapat teramati.

Fusarium  trichothecenesmenghambat

sintesis protein dan DNA sel bakteri

(Lagauskas, 2005)

.

(21)

6. Trichoderma sp.

Isolat Trichoderma sp. 2 (T3.b1) mampu menghambat

E.coli dan S.cervisiae mikroba lawan

Isolat Trichoderma sp. 1 (T2.13) tidak mampu menghambat semua mikroba lawan.

Trichoderma sp.  isocyanide-3-(-isocyanocyclopent-

2-enylidene) propionic acid dan Gliotoksin untuk menghambat E.

coli (Verma et al., 2007 dan Waksman et. al., 1952).

Menurut Trichoderma sp.  enzim 1,3-glukanase dan khitinase menghancurkan glukan dan kitin yang merupakan komponen dinding hifa fungi (Darmono, 1997).

(22)

7. Exophiala sp.

Exophiala sp. Chlorohydroaspyrones A dan B maupun Exophilin (Zhang et al., 2008 dan Doshida et al., 1996)

Tetapi mekanisme aksi penghambatannya belum diketahui.

(23)

8. Stachybotrys sp.

Stachybotrys sp. 1 (T2.7) dan Stachybotrys sp. 2 (T2.10) hanya mampu menghambat B. subtilis dan tidak mikroba lawan lainnya.

• Rasio zona terbesar terdapat pada hari pertama masa inkubasi.

Stachybotrys sp. trichothecenes  menghambat sintesis protein dan DNA sel bakteri (Goyarts, 2006 dan Lagauskas, 2005)

.

(24)

9. Gliomastix sp.

Gliomastix sp. 1 (T3.6) dan Gliomastix sp. (T3.7) hanya mampu menghambat B. subtilis.

Pertumbuhan koloni genus Stachybotrys tergolong cepat.  Rasio zona terbesar terdapat pada hari pertama masa

inkubasi.

Zhao, et al. (2009) melaporkan bahwa Gliomastix mampu menghambat bakteri patogen dengan menghasilkan minyak volatil.

 Namun jenis minyak volatil dan bagaimana mekanisme penghambatannya terhadap bakteri Gram positif masih belum diketahui.

(25)

10. Acremonium sp.

Acremonium sp. (T3.9) hanya mampu menghambat B.

subtilis.

Pertumbuhan koloni Acremonium relatif lambat, karena zona bening ada sejak hari pertama hingga hari ketujuh masa inkubasi.

• Rasio zona bening terbesar terdapat pada hari pertama masa inkubasi.

Acremonium menghasilkan cephalosporin C yang memiliki mekanisme yang sama dengan Penisilin dalam

(26)

11. Absidia sp.

Hanya mampu menghambat S.cerevisiae

• Zona bening terbesar pada hari pertama masa inkubasi. • melaporkan bahwa Absidia sp. yang diisolasi dari tanah

mampu dilaporkan mampu menghasilkan senyawa

antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan yeast

(Makut, 2011).

• Namun belum didapat informasi senyawa apakah yag dihasilkan dan bagaimana mekanismenya dalam

menghambat pertumbuhan yeast.

(27)

KESIMPULAN

• Isolat-isolat kapang tanah Wonorejo Surabaya memiliki kemampuan antimikroba. Dari 34 isolat yang diuji, ada 11 yang isolat bersifat antimikroba terhadap E. coli, 20 isolat terhadap B. subtilis , 2 isolat terhadap kelompok bakteri

Coliform dan 4 isolat terhadap S. cerevisiae

Kapang tanah Wonorejo yang bersifat menghambat E.coli : genus Aspergillus, Scopulariopsis, Penicillium, Paecilomyces,

(28)

Kapang tanah Wonorejo yang bersifat menghambat B.

subtilis : genus Aspergillus, Scopulariopsis, Penicillium, Paecilomyces, Exophiala, Stachybotrys, dan Acremonium

• Kapang tanah Wonorejo yang bersifat menghambat

kelompok bakteri Coliform hanyalah genus Aspergillus : isolat A. niger (T2.1) dan A. versicolor (T1.p3)

Kapang tanah Wonorejo yang bersifat menghambat yeast S.

cerevisiae : genus Scopulariopsis, Penicillium, Trichoderma,

dan Absidia

(29)

SARAN

1. Dilakukan uji antimikroba dari isolat tersebut terhadap bakteri patogen yang lainnya.

2. Dilakukan penelitian lanjutan tentang jenis senyawa

metabolit sekunder bersifat antimikroba yang dihasilkan oleh setiap isolat tersebut, dengan metode Hight

(30)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adanya perbedaan hasil dimana isolat kapang endofit tidak menghasilkan zona hambat pada uji aktivitas antimikroba dari supernatan hasil

Pada uji kualitatif isolat resisten menunjukkan bahwa isolat P5 lebih tahan dibanding isolat P3 yang ditunjukkan dengan pembentukan zona bening yang mengindikasikan

Pengujian aktivitas 5 isolat bakteri endofit terhadap kedua bakteri tersebut tidak menunjukkan adanya zona bening yang menandakan isolat bakteri endofit dari daun

Pada penelitian Setiawan (2013) isolat bakteri WU 021055* menunjukkan aktivitas fibrinolitik ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar koloni bakteri yang

Hasil uji lipase (Gambar 7) menunjukkan bahwa ketiga isolat khamir adalah negatif yang ditandai dengan tidak adanya zona bening yang terdapat disekitar koloni khamir.. Hal

Pada media dengan penambahan air laut dan air tawar, semua isolat kapang dapat menghasilkan zona bening dengan rata-rata indeks selulolitik yang berbeda selama 6

2014 dalam penelitiannya mengenai bakteri kitinolitik asal sampah organik, memperoleh sejumlah isolat yang mampu menghasilkan enzim kitinase yang ditandai dengan terbentuknya zona

PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh, hasil isolasi Bakteri Asam Laktat dari nira siwalan didapatkan sebanyak 4 isolat yang diindikasikan dengan terbentuknya zona bening pada