• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jelaskan pengertian tentang motif. Motif berasal dari kata movere yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. jelaskan pengertian tentang motif. Motif berasal dari kata movere yang"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Motif

Sebelum menjelaskan pembahasan utama maka terlebih dahulu di jelaskan pengertian tentang motif. Motif berasal dari kata “movere” yang berarti penggerak atau mendorong untuk bergerak (Singgih D. Gunarsa, 1989 : 90). Dari sini motif diartikan sebagai pendorong atau penggerak dalam diri manusia yang diarahkan pada tujuan tertentu. Motif juga merupakan salah satu faktor penting untuk terwujudnya tingkah laku manusia (Sudibyo Setyobroto, 1989 : 19). Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa motif merupakan kekuatan pendorong yang akan terus melekat pada diri manusia yang akan terus mendorong manusia untuk berbuat, bertindak, dan bertingkah laku untuk memenuhi tujuan yang dikehendaki.

2. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar

(2)

adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.

Pernyataan Thomas L. Good dan Jere B. Brophy (1986) yang dikutip oleh Elida Prayitno (1989:8) mendefinisikan bahwa motivasi sebagai suatu energi penggerak, pengarah, dan memperkuat tingkah laku. Menurut Baron (1992), motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Dari penjelasan di atas menunjukkan, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Kekuatan yang memberikan energi dan mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan.

Menurut Sukmono Prakoso (2007:7), motivasi adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang terdorong untuk melakukan aktivitas tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan. Dari pendapat beberapa pakar tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi sumber kekuatan dalam diri untuk melakukaan aktivitas agar tercapainya tujuan atau impian.

Membangun impian adalah salah satu cara memotivasi diri sendiri. Namun, membangun impian bisa tidak berguna jika hambatan-hambatan pada diri sendiri masih ada. Inilah mengapa banyak orang yang tidak mau bermimpi, sebab ada sebuah faktor yang masih belum diselesaikan, yaitu faktor keberdayaan. Jadi, sebaiknya sebelum kita membangun mimpi, kita harus membangun rasa percaya diri terlebih dahulu.

Terdapat dua jenis motivasi, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi eksternal yang dapat didefinisikan masing-masing sebagai berikut :

(3)

b. Motivasi intrinsik

Pendapat Thornburg (1984) yang dikutip oleh Elida Prayitno (1989 : 10) mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri), motivasi yang didasarkan pada sebuah ‘nilai’ dari kegiatan yang dilakukan tanpa melihat penghargaan dari luar. Misalnya: Murid mungkin belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu sendiri.

Ada dua jenis motivasi intrinsik: 1) Determinasi diri

Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Disini, motivasi internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.

2) Pilihan personal

Pengalaman optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang besar. Pengalaman optimal ini kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.

c. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kekuatan (dorongan) terhadap individu karena pengaaruh dorongan untuk melakukan sesuatu, seperti yang dikemukakan oleh (Pitner, Ryan, West, Alech, Crow, dan Smith) yang

(4)

dikuti oleh Elida Prayitno (1989 : 13) bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari luar. Motivasi entrinsik ini sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan atau reward dan hukuman. Imbalan eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku. Fungsi imbalan adalah sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, di mana tujuannya adalah mengontrol perilaku murid. Sebagai contoh, guru memberi reward permen kalau murid bisa menjawab pertanyaan dengan baik.

Dalam motivasi itu sendiri terdapat karakteristik umum motivasi menurut Thornburgh yang dikutip oleh Elida Prayitno (1989 : 26-28) ada lima, yaitu :

a. Tingkah laku yang bermotivasi adalah digerakkan, pendorongnya mungkin kebutuhan yang dipelajari.

b. Tingkah laku yang bermotivasi memberi arah.

Apabila seseorang memilih sumber yang dapat menimbulkan motivasi, maka berarti sedang mencapai tujuan yang diharapkan memuaskan.

c. Motivasi menimbulkan intensitas bertindak.

Apabila sesorang hebat dibidang akademik, maka akan termotivasi untuk membuktikannya.

d. Motivasi itu adalah efektif, karena tingkah laku mempunyai arti dan terarah pada tujuan,maka setiap individu akan memilih tingkah laku yang terdapat untuk mencapai tujuan dan memuaskan kebutuhanya. e. Motivasi adalah kunci untuk pemuasan kebutuhan dengan merasa

adanya kekurangan pada diri seseorang, maka akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan.

Teradapat pula bermacam-macam teori motivasi yang dapat dibedakan, menurut Ngalim Purwanto (1990 : 74-80) teori motivasi dapat dibedakan menjadi :

(5)

a. Teori Hedonisme

Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonism, manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. Oleh karena itu lebih senang menghadapi persoalan yang pemecahannya dapat mendatangkan kesenangan dari pada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan, dan sebagainya.

b. Teori Naluri

Manusia pada dasarnya memiliki 3 (tiga) dorongan nafsu pokok, yaitu :

1) Dorongan nafsu mempertahankan diri. 2) Dorongan nafsu mengembangkan diri.

3) Dorongan nafsu mempertahankan atau mengembangkan jenis.

Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan ditinjau dan perlu dikembangkan.

c. Teori Reaksi yang Dipelajari

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia yang tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang yang dipelajari dari kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu apabila seorang pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan-kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.

(6)

d. Teori Daya Dorong

Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dan “teori reaksi yang dipelajari”. Daya pendorongnya adalah semacam naluri, tetapi hanya satu daya dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum, misalnya suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. Namun cara-cara yang digunakan dalam mengejar kepuasan terhadap daya pendorong tersebut berbeda bagi tiap individu menurut teori ini, bila seorang pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi anak buahnya iaharus mendasarkannya atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.

e. Teori Kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.

Dengan adanya teori-teori motivasi tersebut, maka dapat dilihat bahwa motivasi dapat timbul dalam diri seseorang tanpa disadari karena kebutuhan atau keinginan dalam diri berdasar dari perasaan dan pemikiran untuk mendapatkan atau menggapai sesuatu tujuan yang dimaksud. Oleh karena itu untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seseorang tersebut harus memiliki dorongan dalam diri yang kuat untuk melakukan tindakan sesuai yang dibutuhkan pada saat itu.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi pada diri seseorang tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan melalui proses. Motivasi di pengaruhi oleh 2 faktor yaitu:

(7)

a. Faktor dari dalam diri individu yang terdiri dari rasa senang dan tertarik pada suatu kegiatan, perhatian terhadap suatu kegiatan dan adanya aktifitas atau tindakan akibat dari rasa senang maupun perhatian.

1. Perhatian

Perhatian muncul pada diri seseorang apabila seseorang melihat suatu kejadian atau objek yang menarik pethatian sehingga perhatian tersebut tertuju pada suatu objek.

Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek (Bimo Walgito, 1997 : 66). Dengan demikian apabila individu memiliki perhatian pada suatu obyek, maka pada obyek tersebut akan timbul minat secara otomatis.

2. Aktivitas

Aktifitas dapat diartikan sebagai kegiatas bekerja, aktivitas merupakan bentuk tantangan individu dalam melakukan sesuatu bentuk kegiatan secara aktif.

Menurut Suharno dan Ana Retnoningsih, (2005 : 24) aktivitas adalah kegiatan, kesibukan, keaktifan kerja atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan. Sedangkan Sumadi Suryabrata (2004 : 97) aktivitas adalah banyak sedikitnya orang menyarakan diri, menjelmakan perasaan-perasaannya dan pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan.

(8)

3. Rasa Senang/Tertarik

Rasa tertarik muncul ketika kita melihat suatu yang menarik perhatian kita dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang yang membuat rasa tertarik itu muncul pada diri seseorang.

Menurut David O. Sears (1992 : 122) menyatakan bahwa, “Tertarik dapat diartikan suka atau senang, akan tetapi individu tersebut belum melakukan aktivitas atau sesuatu hal yang menarik baginya”. Pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa rasa senang terhadap suatu hal atau proyek kegiatan merupakan awal individu menaruh minat pada suatu hal.

b. Faktor yang berasal dari luar individu, bahwa suatu perbuatan dilakukan atas dasar dorongan dari luar faktor tersebut adalah faktor keluarga, peran pembimbing atau guru di sekolah, fasilitas dan lingkungan.

1. Keluarga

Keluarga merupakaan lingkungan yang pertama dan utama bagi kehidupan seseorang yang dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan individu. Maka dari itu keluarga adalah motivator paling utama bagi diri individu.

Menurut Suharno dan Ana Retnoningsih, (2005 : 234) keluarga adalah orang seisi rumah. Keluarga yang mendukung menyebabkan seseorang berkeinginan untuk lebih memanfaatkan keadaan tersebut

(9)

untuk mendukung minatnya. Yang menjadi tanggungan atau satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.

2. Peran pembimbing atau guru

Guru atau pembimbing adalah orang yang menyampaikan ilmu di sekolah-sekolah sehingga mempunyai peranan penting dalam mentransfer ilmu kepada siswa-siwinya.

Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru harus bisa memberikan dorongan kepada semua siswanya untuk bersikap dan berperilaku positi, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif.

3. Fasilitas

Alat dan fasilitas adalah alat bantu memperlancar berlangsungnya proses pembelajaran di lingkungan sekolah.

Menurut Suharsimi Arikunto (1990 : 6) fasilitas belajar adalah sarana dan prasarana yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Dengan demikian dengan adanya fasilitas yang memadai proses atau kegiatan apapun termasuk dalam konteks ini adalah kegiatan ekstrakurikuler tersebut akan mudah dan lancar.

4. Lingkungan

Menurut Akhmat Sudrajat lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan

(10)

sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar. Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa lingkungan juga berperan penting dalam membangun motivasi diri untuk melakukan kegiatan dengan tujuan yang diinginkan.

Lingkungan adalah tempat seseorang melakukan aktivitas dan tempat seseorang melakukan interaksi pada masyarakat luas dan melakukan pendidikan non formal.

4. Hakikat Sekolah

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa atau murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memilki sistem pendidikan secara formal, yang umumnya wajib.

Sekolah menengah atas (SMA) atau dalam bahasa inggris Senior High School adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat. SMA ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12. Pada tahun kedua yakni kelas 11, siswa SMA dapat memilih salah satu dari 3 jurusan yang ada, yaitu sains, social, dan bahasa. Pada akhir tahun yakni kelas 12, siswa diwajibkan mengikuti ujian nasional yang mempengaruhi kelulusan siswa. Lulusan SMA dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja.

Pelajar SMA pada umumnya berusia 16-18 tahun. SMA tidak termasuk program wajib belajar pemerintah, yakni SD 6 tahun dan SMP 3

(11)

tahun. Meskipun sejak tahun 2005 telah mulai diberlakukan program wajib belajar 12 tahun yang mengikut sertakan SMA dibeberapa daerah, contohnya di kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul.

SMA diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan SMA negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten atau kota.

Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, SMA negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten atau kota.

5. Hakikat Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan olahraga yang dilakukan di luar mata pelajaran tatap muka, dilaksanakan untuk lebih memperluas wawasan atau kemampuan peningkatan dan penerapan nilai pengetahuan dan kemampuan olahraga, (Depdikbud, 1994 : 6). Serta sebagai pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

(12)

Visi kegiatan ekstra kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. b. Misi

a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.

b. Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

Ekstrakurikuler adalah wadah pembentuk karakter siswa dalam lingkungan sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan dan kemampuan sosial melalui berbagai aktivitas, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan materi kurikulum. Kegiatan ini menjadi salah satu unsur penting dalam membangun kepribadian murid. Seperti yang tersebut dalam tujuan pelaksanaan ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1987) sebagai berikut: 1. Kegiatan ekstrakurikuler harus smeningkatkan kemampuan siswa

beraspek kognitif, afektif dan psikomotor.

2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yangpositif.

3. Dapat mengetahui,mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.

Dasar dilaksanakannya ekstrakurikuler diperkuat lagi oleh adanya SK Dirjen Didaksmen nomor 226/C/Kep/0/1992C dirjen Dikdasmen (1993 : 4) menyatakan bahwa :

“Kegiatan di luar jam pelajaran biasa pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya”.

(13)

Kegiatan ekstrakurikuler ini dianggap perlu sebab menunjang keberhasilan belajar siswa sehubungan dengan keterbatasan waktu belajar pada setiap mata pelajaran sehingga perlu adanya tambahan jam pelajaran sekaligus untuk mengembangkan diri dengan kegiatan yang positif.

Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler.

Hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan berdampak pada hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut. Biasanya siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler akan terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah sesuai karakteristik ekskul yang digeluti.

6. Hakikat Tae Kwon Do

Menurut V. Yoyok Suryadi (2002 : 1) bahwa ilmu bela diri sebenarnya sudah dikenal semenjak manusia ada, salah satu ilmu bela diri

(14)

yang terus berkembang hingga saat ini adalah tae kwon do. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa beladiri itu sudah tertanam pada diri manusia, karena mereka melakukan beladiri untuk mempertahankan diri mereka atau wilayah mereka.

Tae kwon do adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional korea. Tae kwon do mempunyai banyak kelebihan, tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga sangat menekankan pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian, tae kwon do mengandung aspek akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika, yang baik bagi orang yang secara sungguh-sungguh mempelajarinya dengan benar. Tae kwon do mengandung aspek filosofi, yang mendalam sehingga dengan mempelajari tae kwon do pikiran, jiwa, dan raga kita secara menyeluruh akan ditumbuhkan dan dikembangkan. Tae kwon do yang terdiri dari 3 kata yaitu tae yang berarti kaki atau menghacurkan dengan teknik tendangan, kwon yang berarti tangan atau menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, serta do yang berarti seni atau cara mendisiplinkan diri. Maka jika diartikan secara sederhana tae kwon do berarti seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong.

Mempelajari tae kwon do tidak dapat hanya menyentuh aspek keterampilan bela dirinya saja, namun herus meliputi aspek fisik, mental, dan spiritualnya. Untuk itu, seseorang yang berlatih atau mempelajari tae

(15)

kwon do sudah seharusnya menunjukkan kondisi fisik yang baik, mental yang kuat, dan semangat yang tinggi. Namun hal itu harus ditunjukkan dalam sikap dan tindakan sehari-hari yang baik dan didasari jiwa luhur. Dengan begitu barulah seseorang dapat dikatakan berhasil dalam berlatih tae kwon do.

Tae kwon do dapat dipelajari oleh siapa saja tanpa tergantung jenis kelamin, umur, dan status social. Sekarang ini tae kwon do telah tersebar dan dipraktekkan oleh lebih dari 40 juta orang diseluruh penjuru dunia. Kepopuleran tae kwon do mencapai puncaknya saat tae kwon do dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di olimpiade Sidney tahun 2000.

Di Indonesia diperkirakan lebih dari 200.000 anggota aktif mempraktekkan olahraga bela diri ini, di berbagai dojang (sebutan untuk tempat berlatih) yang tersebar luas di seluruh propinsi di Indonesia, dan terutama diminati oleh kaum muda. Tae kwon do telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi dalan PON. Tae kwon do sendiri telah mencatat prestasi yang cukup membanggakan, di area multi-sport event seperti SEA GAMES, ASIAN GAMES, bahkan OLYMPIC GAMES 1992 di Barcelona, selain pada kejuaraan tingkat internasional di lingkungan tae kwon do sendiri.

(16)

B. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Hisam (2000) tentang “Motivasi Siswa SMU Muhammadiyah 7 Yogyakarta Dalam Mengikuti Ekstrakulikuler Sepakbola”. Hasil penelitian disimpulkan bahwa yang mendasari siswa mengikuti program ektrakurikuler sepak bola di sekolah adalah adanya motivasi. Motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Adapun hasil dari penelitian tersebut adalah:

a. Motivasi intrinsik siswa SMU Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang mengikuti program ektrakurikuler sepakbola sebesar 71,62%.

b. Motivasi ekstrinsik siswa SMU Muhammadiyah 7 Yogyakarta yang mengikuti program ekstrakurikuler sepakbola 28,38%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yoga Purwono (2009) dengan judul ”Motivasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Mlati Sleman Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani”. Metode yang digunakan adalah angket. Populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Mlati Sleman sebanyak 110 siswa. Adapun hasil dari penelitian tersebut :

a. Dilihat dari faktor intrisik terdapat 5 siswa (4,55%) mempunyai kategori sangat tinggi, 35 siswa (31,8%) mempunyai kategori tinggi, 30 siswa (27,27%) mempunyai kategori sedang, 32 siswa (29,09%) mempunyai kategori rendah, dan 8 siswa (7,27%) mempunyai kategori sangat rendah.

(17)

b. Dilihat dari faktor ekstrinsik terdapat 10 siswa (9,09%) mempunyai kategori sangat tinggi, 25 siswa (22,73%) mempunyai kategori tinggi, 51 siswa (46,36%) mempunyai kategori sedang, 14 siswa (12,73%) mempunyai kategori rendah, dan 10 siswa (9,09%) mempunyai kategori sangat rendah.

c. Dilihat dari motivasi total terdapat 7 siswa (6,36%) mempunyai kategori sangat tinggi, 25 siswa (22,73%) mempunyai kategori tinggi, 48 siswa (43,46%) mempunyai kategori sedang, 20 siswa (18,18%) mempunyai kategori rendah, dan 10 siswa (9,09%) mempunyai kategori sangat rendah.

C. Kerangka Berfikir

Motivasi merupakan faktor yang menentukan, sehingga besar sekali pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan seseorang. Dalam kegiatan olahraga baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik tidak bisa berdiri sendiri melainkan bersama-sama menentukan perilaku seseorang yang menuju sasaran yang dikehendaki. Dengan motivasi yang kuat maka seseorang akan lebih mudah meraih suatu yang diinginkan.

Kagiatan ekstrakurikuler adalah salah satu alternatif pangganti klub yang ada. Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat menangani, mengarahkan, membina, dan terprogram, sehingga para siswa yang ingin berlatih serta untuk mengembangkan bakat dan kegemaran dalam cabang olahrga beladiri tae kwon do dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

(18)

Kegiatan ekstrakurikuler beladiri tae kwon do di sekolah bisa berhasil apabila didukung oleh semua faktor yang terkait dengan kegiatan tersebut, termasuk didalamnya dukungan dari sekolah yang mengadakannya, karena sekolah merupakan salah satu subjek sarana penyaluran pengembangan bakat serta hobi siswa dapat dikoordinir dalam satu wadah, namun sebaliknya kegiatan ekstrakurikuler beladiri tae kwon do yang dilaksanakan di sekolah tidak akan berjalan apabila subjek dari kegiatan ini yaitu sekolah tidak memberi dukungan sama sekali terhadap kegiatan ekstrakurikuler tae kwon do.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dilakukan dengan menghitung nilai heterosis dan heterobeltiosis terhadap beberapa peubah komponen hasil yang diamati yaitu bobot tongkol tanpa klobot,

Dilihat dari prinsip kesantunan, dalam tuturan ini Arsene Wenger mematuhi maksim kebijaksanaan, karena dengan mengatakan bahwa dia tidak melihat insiden

Berdasarkan keseluruhan hasil perhitungan dari pengolahan data yang telah dilakukan dan pengujian hipotesis maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa mahasiswa memberikan respon

Seftriakson merupakan antibiotik profilaksis yang paling sering digunakan pada kasus bedah digestif sebelum (13,13 DDD/100 pasien hari) dan setelah pembuatan PPAB (11,18

Implementasi pewarnaan graf fuzzy dengan pengembangan software matlab dapat menampilkan pembagian klasifikasi dengan warna yang sama sehingga dapat memberikan

Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger 1982). Lipid secara umum dapat dibagi kedalam dua kelas besar,

Pemahaman makan sepuasnya atau all you can eat merupakan suatu konsep rumah makan dimana tamu yang datang dapat mengambil dan memilih sendiri dengan sepuasnya

Pembagian bahan oksidan etilen berdasarkan jumlah kemasan tidak mempengaruhi umur simpan buah, indeks skala warna kulit buah, susut bobot buah, kekerasan kulit