• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata dan kalimat (Ratna, 2015:47). Penggunaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. data deskriptif berupa kata-kata dan kalimat (Ratna, 2015:47). Penggunaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

32 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata dan kalimat (Ratna, 2015:47). Penggunaan pendekatan kualitatif dianggap relevan karena karakteristik pendekatan kualitatif sesuai dengan karakteristik penelitian sastra. Karakteristik tersebut menurut Hasan (dalam Martini, 2015:62) meliputi (1) data dikumpulkan langsung dari situasi sebagaimana adanya karena fenomena memperlihatkan maknanya secara penuh dalam konteksnya, (2) peneliti sebagai instrumen kunci dalam pengumpulan analisis data, (3) bersifat deskriptif, artinya data dianalisis dan disampaikan tidak dalam bentuk angka-angka, dan (4) analisis dilakukan secara induktif, penelitian tidak dilakukan untuk pengujian hipotesis. Pengumpulan data yang didapatkan dalam penelitian ini berupa deskripsi kutipan-kutipan, kata-kata, kalimat, serta satuan cerita yang terdapat pada lima cerpen Esquire 2 terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Jenis-jenis penelitian menurut Sugiyono (2014:4) diklasifikasikan berdasarkan dengan tujuan dan kealamian data (natural setting) objek yang diteliti. Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif mengenai bidang psikologi sastra. Deskriptif yang disajikan oleh peneliti berasal dari hasil pengamatan mengenai maskulinitas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak tokoh lima cerpen Esquire 2.

(2)

3.2 Metode Penelitian

Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi sasaran penelitian. Peneliti dapat memilih salah satu dari berbagai metode yang ada dan sesuai dengan tujuan, objek, atau teori yang mendukung. Dalam penelitian, objek akan menentukan metode yang digunakan (Koentjaraningrat dalam Martini, 2015:62). Dengan demikian, metode dipilih berdasarkan pertimbangan kesesuaian objek yang akan diteliti. Hal ini dilakukan agar dalam penelitian dapat memberikan hasil yang sesuai dengan harapan peneliti.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah cara peneliti menggambarkan, melukiskan objek atau subjek kajian dengan kalimat dan kata-kata. Oleh sebab itu, peneliti menggunakan metode deskriptif ini karena ingin mendeskripsikan dan menginterpretasikan maskulinitas tokoh dalam lima cerpen Esquire 2.

Metode penelitian sastra adalah cara yang dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat sastra sebagai subjek kajian. Siswantoro (dalam Nasiri, 2012:118) mengartikan metode penelitian sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Metode penelitian deskriptif secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskripsi, serta mementingkan proses daripada hasil yang ingin mengkaji tentang maskulinitas tokoh dalam berpikir, bersikap, dan bertindak tokoh lima cerpen Esquire 2.

(3)

3.3 Sumber Data dan Data Penelitian 3.3.1 Sumber Data

Sumber data terkait dengan siapa, apa, dan bagaimana informasi diperoleh mengenai fokus penelitian. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa cerpen Esquire 2 yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, cetakan atau edisi pertama, tahun 2015 di Jakarta. Cerpen tersebut memiliki ketebalan 152 halaman dengan ukuran 20 cm, serta warna sampul putih dan kuning.

3.3.2 Data Penelitian

Data adalah sumber informasi yang akan analisis. Oleh karena itu, ketepatan pengambilan data tergantung pada ketajaman menyeleksi data yang diimbangi dengan penguasaan konsep atau teori. Berdasarkan rumusan masalah, maka data yang diperoleh berupa kutipan, kata-kata, kalimat, serta satuan cerita sesuai dengan (1) maskulinitas dalam berpikir tokoh lima cerpen Esquire 2 terbitan Gramedia Pustaka Utama dan (2) maskulinitas dalam bersikap tokoh lima cerpen Esquire 2 terbitan Gramedia Pustaka Utama, dan (3) maskulinitas dalam bertindak tokoh lima cerpen Esquire 2.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik baca catat dan kepustakaan. Teknik baca catat adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan jalan membaca seluruh isi lima cerpen Esquire 2 secara berulang ulang, kemudian dicatat untuk mendapatkan data yang akurat. Metode kepustakaan adalah metode yang

(4)

digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mencari referensi yang sesuai dengan teori yang digunakan. Semua data yang relevan dianalisis atau dikaji secara mendalam. Setelah sesuai dengan sumber data yang telah digunakan dapat dicatat sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut:

a. Membaca dengan cermat lima cerpen Esquire 2 untuk memahami jalan cerita dan maksud pengarang dalam cerita.

b. Mengidentifikasi data-data yang berupa kutipan-kutipan, kata-kata, kalimat, serta satuan cerita lima cerpen Esquire 2.

c. Menyeleksi data yang diperoleh dengan menandai bagian-bagian teks yang sesuai dengan rumusan masalah.

d. Pengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian. e. Mengklasifikasikan masing-masing data dalam korpus data.

f. Menganalisis dan menginterpretasikan data sesuai dengan elemen yang dikaji. g. Memberi kesimpulan berdasarkan hasil analisis.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tabel penjaring data atau korpus data untuk memudahkan proses pengumpulan data maupun analisis data.

Tabel 3. 1 Indikator Masalah Penelitian Representasi Maskulinitas Tokoh dalam Lima Cerpen Esquire 2 Terbitan Gramedia Pustaka Utama

No Permasalahan Aspek Indikator

1. Maskulinitas dalam berpikir tokoh lima cerpen Esquire 2

Berpikir 1. Sangat objektif 2. Sangat menggunakan

logika 3. Terpusat

(5)

4. Gengsi lebih tinggi 5. Analitis

2. Maskulinitas dalam bersikap tokoh lima cerpen Esquire 2

Bersikap 1. Tidak suka berbicara 2. Sangat percaya diri 3. Sangat terus terang 4. Tidak mudah meluapkan perasaan 5. Angkuh 6. Individualistis 7. Siap bertahan 3. Maskulinitas dalam

bertindak tokoh lima cerpen Esquire 2

Bertindak 1. Bersedia menanggung risiko 2. Bersedia mengambil keputusan 3. Bertindak sebagai pemimpin 4. Mampu memenuhi kebutuhan sendiri 5. Dominan 6. Berambisi Sumber: Dagun, 1992: 3-4,50,72

Tabel 3.2 Kisi-kisi Penjaring Data Maskulinitas dalam Berpikir Tokoh Lima Cerpen Esquire 2 Terbitan Gramedia Pustaka Utama

No. Kode

Data Tokoh Data

Maskulinitas dalam

berpikir tokoh Deskrip-si Interpre-tasi P1 P2 P3 P4 P5 Keterangan:

GM : Cerpen Gang Mawar karya Bre Redana

PKdRB : Cerpen Pangeran Kutil dan Ratu Buntil karya Avi Basuki RK : Cerpen Riwayat Kesendirian karya Eka Kurniawan

PuKT : Cerpen Pesan untuk Kekasih Tercinta karya Seno Gumira Ajidarma SPdP : Cerpen Saya, Polisi, dan Pistol karya Bamby Cahyadi

P1 : Maskulinitas dalam berpikir tokoh yang sangat objektif

(6)

P3 : Maskulinitas dalam berpikir tokoh yang terpusat (pada dirinya sendiri) P4 : Maskulinitas dalam berpikir tokoh yang gengsinya lebih tinggi

P5 : Maskulinitas dalam berpikir tokoh yang analitis 13, 25, 37 : Halaman data yang dianalisis dalam cerpen 2015 : Tahun cetak cerpen yang diteliti

Tabel 3.3 Kisi-kisi Penjaring Data Maskulinitas dalam Bersikap Tokoh Lima Cerpen Esquire 2 Terbitan Gramedia Pustaka Utama

No Kode

Data Tokoh Data

Maskulinitas dalam bersikap tokoh

Deskrip-si Interpre-tasi S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 Keterangan:

S1 : Maskulinitas dalam bersikap tokoh yang tidak suka berbicara S2 : Maskulinitas dalam bersikap tokoh yang sangat percaya diri S3 : Maskulinitas dalam bersikap tokoh yang sangat terus terang

S4 : Maskulinitas dalam bersikap tokoh yang tidak mudah meluapkan perasaan S5 : Maskulinitas dalam bersikap tokoh yang angkuh

S6 : Maskulinitas dalam bersikap tokoh yang individualistis S7 : Maskulinitas dalam bersikap tokoh yang siap bertahan

Tabel 3.4 Kisi-kisi Penjaring Data Maskulinitas dalam Bertindak Tokoh Lima Cerpen Esquire 2 Terbitan Gramedia Pustaka Utama

No Kode

Data Tokoh Data

Maskulinitas dalam bertindak

tokoh Deskrip-si Interpre-tasi T1 T2 T3 T4 T5 T6

(7)

Keterangan:

T1 : Maskulinitas dalam bertindak tokoh yang bersedia menanggung risiko T2 : Maskulinitas dalam bertindak tokoh yang bersedia mengambil keputusan T3 : Maskulinitas dalam bertindak tokoh yang bertindak sebagai pemimpin T4 : Maskulinitas dalam bertindak tokoh yang mampu memenuhi kebutuhan

sendiri

T5 : Maskulinitas dalam bertindak tokoh yang dominan T6 : Maskulinitas dalam bertindak tokoh yang berambisi

3.6 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data dan bukti yang mendukung penelitian telah terkumpul. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi yang berhubungan dengan permasalahan sosial. Dalam hal ini merupakan penelitian manusia dalam kaitannya dengan masyarakat dan teks sastra (Endraswara, 2013:95). Pendekatan ini terkait dengan image atau citra tentang laki-laki dalam suatu karya sastra yang dapat menggambarkan maskulinitas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak tokoh lima cerpen Esquire 2. Citra ini disesuaikan dengan perkembangan budaya masyarakat. Langkah yang bisa ditempuh dengan pendekatan ini, yaitu:

a. Menyeleksi Data

Setelah menyiapkan lembar pengumpulan data, peneliti membaca berkali-kali dan mengamati dengan cermat. Kemudian, menyeleksi data dan mengelompokkan berdasarkan maskulinitas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak tokoh lima cerpen Esquire 2.

(8)

b. Mendeskripsikan

Setelah mencatat data, peneliti mendeskripsikan atau memberikan keterangan singkat seputar data tersebut. Hal yang dapat dilakukan, yaitu memberi alasan apakah data tersebut sudah sesuai dengan maskulinitas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak tokoh lima cerpen Esquire 2.

c. Menarik Kesimpulan

Peneliti menyimpulkan hasil yang sudah dideskripsikan. Kesimpulan yang diambil peneliti sesuai dengan maskulinitas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak tokoh yang terdapat dalam lima cerpen Esquire 2.

3.7 Tahap-tahap Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan secara terencana, teratur, dan sistematis. Untuk itu, kegiatan penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap. Prosedur penelitian merupakan tahapan yang harus ditempuh peneliti dari awal hingga penelitian benar-benar tuntas. Adapun tahapan yang ditempuh peneliti, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Berikut ini penjelasannya. a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut. 1. Penentuan judul penelitian

Sebelum melakukan penelitian, hal pertama yang dilakukan peneliti, yaitu menentukan judul apa yang ingin diangkat. Judul dalam penelitian ini, yaitu “Representasi Maskulinitas Tokoh dalam Lima Cerpen Esquire 2 Terbitan Gramedia Pustaka Utama.”

(9)

2. Konsultasi judul penelitian

Dalam tahap ini peneliti melakukan konsultasi mengenai judul penelitian “Representasi Maskulinitas Tokoh dalam Lima Cerpen Esquire 2 Terbitan Gramedia Pustaka Utama.” Hal ini dilakukan untuk menetapkan judul yang akan diambil dalam penelitian dan sudah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing.

3. Studi kepustakaan

Agar dapat menguatkan penelitian mengenai representasi maskulinitas dalam lima cerpen Esquire 2, peneliti mencari buku-buku (referensi) yang dapat menunjang teori yang akan digunakan. Dalam hal ini peneliti menggunakan buku-buku psikologi mengenai maskulinitas, representasi, dan metode penelitian yang sesuai.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti, yaitu. 1. Membaca teks cerpen berulang-ulang untuk memahami ceritanya.

2. Mengidentifikasi bagian kalimat dan dialog cerita yang terdapat dalam karya sastra yang berkaitan dengan maskulinitas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak tokoh lima cerpen Esquire 2.

3. Kodifikasi data.

4. Mengklasifikasikan data yang berkaitan dengan maskulinitas dalam berpikir, bersikap dan bertindak tokoh yang ada dalam cerpen, sesuai dengan rumusan masalah.

(10)

c. Tahap Penyelesaian

Hal-hal yang dilakukan pada tahap penyelesaian ini, yaitu. 1. Penyusunan naskah laporan

Setelah tahap persiapan dan tahap pelaksanaan sudah dilaksanakan, peneliti menyusun laporan dalam bentuk skripsi dengan menggunakan sistematika Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Penutup

2. Revisi laporan

Pada tahap ini, apabila terdapat kekurangan dalam naskah laporan, peneliti akan melakukan revisi terhadap laporan yang sudah dikerjakan.

3. Ujian pertanggungjawaban

Ujian pertanggungjawaban akan ditempuh oleh peneliti pada saat peneliti sudah menyelesaikan tahapan penyusunan naskah laporan. Adanya pertanggungjawaban mengenai penelitian dapat bermanfaat dari segi teoritis dan praktis.

Gambar

Tabel 3. 1 Indikator Masalah Penelitian Representasi Maskulinitas Tokoh  dalam Lima Cerpen Esquire 2 Terbitan Gramedia Pustaka Utama
Tabel 3.2 Kisi-kisi Penjaring Data Maskulinitas dalam Berpikir Tokoh Lima  Cerpen Esquire 2 Terbitan Gramedia Pustaka Utama
Tabel 3.3 Kisi-kisi Penjaring Data Maskulinitas dalam Bersikap Tokoh Lima  Cerpen Esquire 2 Terbitan Gramedia Pustaka Utama

Referensi

Dokumen terkait

Mereka juga sering mengalami tremor, dimulai dengan gerakan volunter misalnya mengambil buku, menyebabkan gerakan seperti menggigil pada bagian tubuh yang baru

Dalam menggali kebutuhan akan pengetahuan, literasi, keterampilan kewirausahaan bagi nelayan maka di himpun data lewat angket survey, FGD dan wawancara mendalam dengan

Standar paparan untuk perangkat bergerak menerapkan satuan pengukuran yang disebut dengan istilah Tingkat Penyerapan Khusus (Specific Absorption Rate/SAR).* SAR diperoleh dengan

Peran lain dari area prefrontal yang berkaitan dengan memori adalah untuk memanggil ulang informasi (recall) lain dari daerah yang luas pada otak kemudian

digunakan dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Penilaian media pembelajaran movie dilakukan oleh pakar atau praktisi melalui instrumen penilaian berdasarkan

Artinya kepemimpinan dijadikan sebagai alat (sarana) atau proses untuk membujuk orang lain agar bersedia melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan pemimpin sebagai pioneer

Dari 98 responden yang diteliti diperoleh hasil tingkat kesesuaian sebesar 93,69%, mahasiswa masih belum puas terhadap nilai yang diberikan dosen karena kadang-kadang

Proses penentuan program keahlian pada SMK Syubbanul Wathon masih menggunakan cara manual, dengan mengumpulkan nilai UN SMP/sederajat, nilai rapor SMP/sederajat dan