• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG DINAS BINA MARGA KOTA SAMARINDA DAN PT. INHUTANI I BATU AMPAR. Oleh M. NUJIHAN RAMADHANI NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG DINAS BINA MARGA KOTA SAMARINDA DAN PT. INHUTANI I BATU AMPAR. Oleh M. NUJIHAN RAMADHANI NIM."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANG DINAS BINA MARGA KOTA SAMARINDA

DAN PT . INHUTANI I BATU AMPAR

Oleh

M. NUJIHAN RAMADHANI NIM. 120 500 165

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

S A M A R I N D A 2 0 1 5

(2)

Pembimbing PKL

Husmul Beze, S.Hut, M.Si NIP. 19790613 200812 1 003

Penguji I,

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP 19710103199703 2 001

Penguji II,

Rudi Djatmiko, S.Hut, MP NIP. 19700915199512 1 001 HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL : Laporan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang Dinas Bina Marga Kota Samarinda dan PT. INHUTANI I Batu Ampar

Nama : M. Nujihan Ramadhani

N I M : 110 500 165

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Menyetujui/Mengesahkan, Ketua Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Husmul Beze, S.Hut, M.Si NIP. 19790613 200812 1 003

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala selalu melimpahkan rahmat, nikmat, taufik serta hidayah-Nya, maka laporan praktik kerja lapang ini dapat diselesaikan.

Sebuah penghargaan yang tak ternilai harganya tidak lupa disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu selama melakukan kegiatan dan penyelesaian laporan praktik kerja lapang ini.

Pada kesempatan ini tak lupa disampaikan pula ucapan terima kasih setulus hati kepada :

1. Kedua Orang Tua yang telah memberikan do’a, dorongan dan motivasi. 2. Bapak Abdul Salam, S.Hut, selaku Pembimbing PKL yang banyak

memberikan arahan dan masukan kepada penulis.

3. Bapak HusmulBeze, S.Hut.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing PKL yang memberikan arahan dan masukan kepada penulis

4. IbuDyah Widyasasi, S.Hut, MP dan Bapak Rudi Djatmiko,S.Hut, MP, selaku dosen penguji.

5. Seluruh Staf dan karyawan DinasBinaMargadanPT. Inhutani IBatuAmpar yang telah membantu dalam kegiatan PKL.

6. Semua teman-teman mahasiswa yang terlibat dalam penyusunan laporan ini.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan dalam kegiatan PKL danpenyelesaian laporan ini, mendapat balasan yang setimpal dari Allah Subhanahuwata’ala. Amin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih banyakkekurangan, dikarenakan oleh keterbatasan dalam penguasaan materi. Namundiharapkan dari informasi yang tersaji di dalamnya dapat

(4)

bermanfaat bagi semuapihak yang membacanya untuk kemajuan perkembangan pengetahuan di bidangsurvei dan pemetaan.

Semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dapat diterima dan bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Apabila dalam penyajian Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini terdapat kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja penulis mohon maaf.

Penulis Kampus Sungai Keledang, 13 Mei 2015

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Maksud dan Tujuan………... 4

C. Hasil yang Diharapkan……….. 4

BAB. II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Dinas Bina Marga Kota Samarinda……… 5

1. Sejarah Perusahaan………. 5

2. Visi dan Misi Dinas Bina Marga Kota Samarinda………. 5

3. Tugas dan Fungsi Dinas Bina Marga Kota Samarinda……… 7

B. Tinjauan Umum PT. INHUTANI I Batu Ampar……… 8

C. Areal Kerja PT. INHUTANI I……….. 11

D. Aksebilitas PT. INHUTANI I……… 13

D. Manajemen PT INHUTANI I ... 14

E. Visi Misi PT. INHUTANI I ………14

F. Tempat dan Waktu Pelaksanaan PKL ………..15

BAB. III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN A. Pengukuran Tofografi Areal Longsor 1. Tujuan……….. 16

2. Dasar Teori………. 16

3. Alat dan Bahan……….. 17

4. Prosedur Kerja………17

5. Hasil yang Dicapai……….17

6. Pembahasan………. 18

B. Pengukuran Jaringan Jalan 1. Tujuan………..19

2. Dasar Teori ... 19

3. Alat dan Bahan ... 21

4. Prosedur Kerja ... 21

5. Hasil yang Dicapai ... 22

6. Pembahasan ... 23

C. Pengolahan Data 1. Tujuan ... 23

2. Dasar Teori ... 23

(6)

4. Prosedur Kerja ... 26

5. Hasil yang Dicapai ... 29

6. Pembahasan ... 29

D. Pembuatan Camp 1. Tujuan ... 29

2. Dasar Teori... 29

3. Alat dan Bahan ... 30

4. Prosedur Kerja... 30

5. Hasil yang Dicapai ... 31

6. Pembahasan ... 31

BAB. IV KESIMPULAN DAN SARAN ... A. Kesimpulan... 32

B. Saran... 33

Daftar Pustaka ... 34

(7)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Data Pengukuran Hasil Tofografi……….17

2. Proses download data lapangan ... 26

3. Proses unduh citra google menggunakan Stich Map ... 26

4. Proses edit jalan yang menumpuk menggunakan ARCGIS ... 27

5. Proses digitasi jalan yang belum di ukur ... 28

6. Proses Layout ... 28

Lampiran 7. Hasil PetaTracking Jaringan Jalan RKT 2012,2013, & 2014 ... 37

8. Hasil Peta Batas RKT 2012,2013,2014 & 2015……… 38

9. Pengukuran Tofografi Areal Longsor di Selili……… 39

10. Kegiatan Pengukuran Jaringan Jalan RKT ... 40

11. Kegiatan Pengukuran Pengerasan Jalan RKT ... 40

12. Kegiatan Pengukuran Jalan Rusak ... 41

13. Kegiatan Pengolahan Data ... 41

14. Kegiatan Pembangunan Camp ... 42

15. Kondisi Banjir di Camp ... 42

16. Hasil Peta Batas & Jaringan Jalan RKT PT.INHUTANI I... 43

(8)

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Dinas Bina Marga………15 2. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan INHUTANI I………15 3. Hasil Pengukuran Jaringan Jalan ………..22

Lampiran

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kementerian Pekerjaan Umum sebagai salah satu Kementerian dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan permukiman. Adapun fungsi Kementerian PU dalam Kepres tersebut adalah: perumusan dan penetapan kebijakan nasional serta kebijakan teknis pelaksanaan dibidang pekerjaan umum, permukiman, jasa konstruksi, dan penataan ruang; pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; pengawasan atas pelaksanaan tugas dibidang pekerjaan umum, permukiman, jasa konstruksi, dan penataan ruang; pelaksanaanbimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian di daerah bidang pekerjaan umum, permukiman, jasa konstruksi, dan penataan ruang; dan pelaksanaan kegiatan teknis bidang pekerjaan umum, dan penataan ruang yang berskala nasional.Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah mengharuskan setiap instansi pemerintah untuk menyusun Rencana Strategis yang di dalamnya mengandung visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian tujuan dan sasaran, dengan dilengkapi berbagai indikator kinerja, yang nantinya akan dipertanggungjawabkan melalui mekanisme pelaporan akuntabilitas yang telah ditetapkan.

Menurut Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1990 tentang hak pengusahaan hutan tanaman industri, hutan tanaman industri yang selanjutnya disingkat menjadi HTI adalah hutan tanaman yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur

(10)

intensif untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan. Dimana dalam operaasionalnya berpegangan pada hak pengusahaan HTI. Hak pengusahaan HTI ini adalah hak untuk mengusahakan hutan di dalam suatu kawasan hutan yang kegiatannya mulai dari penanaman, pemeliharaan, pemungutan, pengolahan dan pemasaran. Pengusahaan HTI bertujuan untuk menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah dan devisa, meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas lingkungan hidup, memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha.

Sasaran pada akhir jangka waktu pembangunan HTI, diarahkan pada pembentukan hutan yang tertata dengan baik, terutama dalam hal pengelolaannya, komposisi dan struktur hutannya, serta lingkungan biofisik dan sosial ekonominya. Sedangkan sasaran yang akan dicapai pada setiap periode lima tahun, adalah pembentukan penutupan lahan dengan tumbuhan hutan yang berkualitas, perampungan penataan kawasan, serta konsolidasi unit HTI dengan mengantisipasi pembangunan regional dan pembangunan kehutanan daerah, termasuk pembangunan dan pengembangan indistri perkayuan.

Pengusahaan HTI pada hakekatnya merupakan alokasi sumber daya antar waktu. Sumberdaya tersebut berupa sumber daya alam (hutan, tanah dan air) tenaga kerja, modal, sarana/prasarana dan kemampuan manejerial yang profesional.Pengusahaan HTI merupakan suatu asaha yang berjangka panjang, sehingga perlu dikelola sebaik-baiknya dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi dalam pengusahaanya agar mampu memberikan keuntungan secara terus-menerus secara lestari.

Pengusahaan HTI sangat bergantung pada keadaan alam dan memerlukan waktu panjang, serta mengandung resiko kegagalan yang tidak kecil, terutama

(11)

3

apabila tidak dilengkapi dengan sarana pengendalian yang memadai. Karena sifat usaha yang demikian itu, maka perencanaan yang matang yang meliputi seluruh tahap pengusahaan, merupakan salah satu persyaratan untuk bisa mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda dan PT. Inhutani I Batu Ampar adalah tempat yang kompeten untuk kegiatan praktik kerja yang baik untuk mahasiswa Program Studi Geoinformatika belajar dan mengembangkan teori-teori yang telah diperoleh di bangku perkuliahan serta, menjadi tempat pelatihan yang berguna untuk dapat belajar terhadap dunia kerja sebenarnya. Namun dalam kegiatan PKL tahun ini, walaupun mahasiswa telah diterima untuk praktik kerja di Dinas Bina Marga dan Pengairan kota Samarinda pada kenyataannya hanya ada sedikit kegiatan yang bisa dilakukan oleh mahasiswa, sehingga kemudian dipindahkan di PT. Inhutani I Batu Ampar

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda merupakan salah satu perguruan tinggi yang mewajibkan mahasiswa mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapang (PKL) dimana yang menjadi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang D3 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. PKL merupakan kegiatan utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yang lebih menekankan kemampuan kerja di lapangan. PKL juga merupakan suatu kegiatan penerapan ilmu yang diperoleh mahasiswa di bangku perkuliahan dan diterapkan di lapangan dengan tujuan melatih mahasiswa mengenal situasi dunia kerja sekaligus mengukur kemampuan mahasiswa pada bangku perkuliahan.

B. Tujuan

1. Menambah wawasan, karena dengan melaksanakan Praktik Kerja Lapangmaka mahasiswa akan mendapatkan gambaran kerja yang

(12)

sesungguhnyadan memungkinkan pula mendapatkan pengalaman yang selama ini belumdidapatkan.

2. Menjadi sarana pengaplikasian dari teori yang diperoleh dari bangku kuliah ke tempat kerja Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda dan PT Inhutani I Batu Ampar.

3. Lebih dapat memahami konsep-konsep kegiatan di lapangan. C. Hasil yang Diharapkan

1. Mahasiswa dapat menguji kemampuan pribadi baik dari segi disiplin ilmu maupun sosialisasi hidup bermasyarakat.

2. Memperdalam dan meningkatkan keterampilan serta dayak reatif diri yang sesuai dengan lingkungan di masa yang akan datang.

3. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta ilmu untuk dapat terjun kedalam masyarakat terutama di lingkungan dunia kerja.

(13)

BAB II

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan umum Dinas Bina Marga Kota Samarinda 1. Sejarah Perusahaan

Dinas Bina Marga dan Pengairan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum khususnya urusan bina marga dan pengairan serta jasa konstruksi jalan dan jembatan.Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda diatur melalui Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 tentan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Samarinda. Dinas Bina Marga dan Pengairan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah mempunyai tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pekerjaan umum khususnya urusan bina marga dan pengairan serta jasa konstruksi jalan dan jembatan.

2. Visi dan Misi Dinas Bina Marga Kota Samarinda a. Visi

Tersedianya Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman yang Andal untuk Mendukung Indonesia Sejahtera 2025.

b. Misi

1) Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matraspasial dari pembangunan nasional dan daerah serta keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman berbasis penataan ruang dalam rangka pembangunan berkelanjutan.

(14)

2) Menyelenggarakan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) secara efektif dan optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi dan keberlanjutan pemanfaatan SDA serta mengurangi resiko daya rusak air.

3) Meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas wilayah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan penyediaan jaringan jalan yang andal, terpadu dan berkelanjutan.

4) Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman yang terpadu, andal dan berkelanjutan.

5) Menyelenggarakan industry konstruksi yang kompetitif dengan menjamin adanya keterpaduan pengelolaan sector konstruksi, proses penyelenggaraan konstruksi yang baik dan menjadikan pelaku sector konstruksi tumbuh dan berkembang.

6) Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan serta Penerapan: IPTEK, norma, standar, pedoman, manual dan/atau criteria pendukung infrastruktur PU dan permukiman.

7) Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional dan sumberdaya yang akuntabel dan kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.

8) Meminimalkan penyimpangan dan praktik-praktik KKN di lingkungan Kementerian PU dengan meningkatkan kualitas pemeriksaan dan pengawasan profesional.

(15)

7

3. Tugas dan Fungsi Dinas Bina Marga Kota Samarinda a. Tugas

Sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Oganisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pekerjaan Umum mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pekerjaan umum dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

b. Fungsi

1) Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pekerjaan umum.

2) Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawab Kementerian Pekerjaan Umum.

3) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum.

4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise atas pelaksanaan urusan Kementerian Pekerjaan Umum di daerah.

5) Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

B. Tinjauan Umum Perusahaan PT. INHUTANI I Batu Ampar 1. Sejarah Perusahaan

Pembangunan dan pengembangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri dilatarbelakangi oleh kondisi kesenjangan antara kapasitas industry perkayuan dengan pasokan bahan baku kayu yang pada saat ini masih lebih banyak menghandalkan dari kayu hutan alam. Maka, kondisi ini perlu dipenuhi dengan peningkatan pembangunan dan pengembangan hutan-hutan tanaman dengan jenis-jenis kayu cepat tumbuh yang bernilai ekonomis, sesuai dengan kebutuhan

(16)

industry perkayuan. Disamping pemenuhan kebutuhan bahan baku industry perkayuan, dengan adanya pembangunan dan pengembangan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK-HTI) diharapkan dapat meningkatkan produktivitas lahan hutan dan meningkatkan kelestarian sumberdaya hutan.

Salah satu upaya untuk memperbaiki kondisi tersebut diatas adalah dengan membangun hutan tanaman dengan jenis-jenis kayu yang cepat tumbuh yang bernilai ekonomis. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah cq. Departemen Kehutanan mulai tahun 2004-2005 mencanangkan percepatan pembangunan hutan tanaman untuk menenuhan pembangunan bahan baku industri primer hasil hutan kayu. Hal ini bertujuan untuk memberikan ruang kepada para investor baik BUMN/BUMD dan swasta/non-pemerintah, khususnya pemegang izin IUPHHK-HTI untuk membangun hutan tanaman dengan tujuan menghasilkan bahan baku industri primer hasil hutan kayu dan atau industri pulp dan kertas pada areal yang telah ditetapkan secara lebih intensif.

Berdasarkan peraturan pemerintah RI Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2008 tentang Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan; serta Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.62/Menhut-II/2008 JO P14/Menhut-II/2009 tentang Rencana Kerja Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman Industri dan Hutan tanaman rakyat, guna mencapai tujuan optimalisasi pembangunan hutan tanaman semua pemegang/pelaksana Izin Usaha Pemanfaatan Hasil hutan kayu hutan

(17)

9

tanaman Industri (IUPHHK-HTI) wajib menyusun pedoman perencanaan kerja untuk seluruh areal kerja IUPHHK-HTI untuk jangka waktu 10 tahunan. Perencanaan tersebut meliputi seluruh aspek kelestarian hutan, kelestarian usaha, aspek kelestarian lingkungan dan kelestarian social ekonomi masyarakat, serta aspek pemantauan/monitoring dan evaluasi kegiatan selama jangka waktu pengelolaannya.

Menindaklanjuti hal tersebut, PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir yang telah mendapatkan hak pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman industry sesuai keputusan Menteri Kehutanan No. 239/Kpts-II/1998 pada Kelompok Hutan Sungai Merdeka dan Sungai Sepaku seluas ± 16.521 Ha, di Kabupaten Pajanam Paser Utara, Kutai Kartanegara dan Kotamadya Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, menyusun dokumen usulan Revisi RKUPHHK-HTI nomor : SK 134/VI-BPHT/2010 tanggal 13 Oktober 2010 dengan pertimbangan sebangai berikut:

1. Adanya perubahan Status Kawasan Hutan menjadi bukan kawasan hutan di areal IUPHHK-HT PT. Inhutani I berdasarkan SK Menhut nomor : 79/Kpts-II/2001 tanggal 5 Maret 2001 dan SK Menhut nomor : SK. 554/Menhut-II/2013 tanggal 2 Agustus 2013 lembar 1814 dan lembar 1815.

2. Pada tata waktu dan lokasi rencana penanaman pada RKU IUPHHK HT yang disusun sebelumnya sebagian berada di luar kawasan hutan sehingga rawan terhadap gangguan masyarakat

3. Bahwa untuk melaksanakan pembangunan hutan tanaman jenis karet varietas unggul PB.260 penyiapan lahan harus dilakukan secara mekanis

(18)

Demikian usulan revisi RKU IUPHHK HTI 2010-2019 ini kami ajukan untuk disetujui dan disahkan oleh Departemen Kehutanan, agar kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan areal kerjanya nanti dapat lebih terarah dan sesuai dengan pencapaian tujuan perusahaan.

PT. INHUTANI I adalah Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tanggal 8 Desember 1973 yang merupakan kelanjutan dari PN. Perhutani Kalimantan Timur berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 Th. 1972, Akte Notaris Suleman Ardjosasmita No. 5 tanggal 8 Desember 1972 dan Akte Notaris Imas Fatimah No. 38 tanggal 10 Desember 1984. Kantor Pusat PT. INHUTANI I berkedudukan di Gedung Manggala Wanabakti Blok VII Lt. 12, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat; dengan kantor unit pelaksana lapangan di Base Camp Batu Ampar, Jalan Balikpapan – Samarinda Km. 38, Kecamatan Samboja, Kalimantan Timur.

C. Areal Kerja PT INHUTANI I

Areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir adalah areal sebagaimana dimaksud pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 239/Kpts-II/1998 tanggal 27 Pebruari 1998 tentang Izin usaha pemanfaatan hasil hutan Kayu Hutan Tanaman Industri PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir atas Areal Hutan seluas ± 16.521 Ha. Secara geografi areal kerja PT. INHUTANI I unit Batu Ampar-Mentawir berada di kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Kotamadya Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur dengan koordinat 0º57’13” - 1º05’28” LS dan 166º44’21” – 116º58’29” BT.

Luas areal kerja hutan tanaman industri Unit Batu Ampar – Mentawir yang telah direncanakan sampai dengan tahun 1998 seluas 2.011,57 Ha dengan realisasi penanaman seluas 1.303,12 Ha. adapun tanaman yang masih bisa

(19)

11

dimanfaatkan seluas ± 590 Ha dengan jenis Akasia. Areal Kerja IUPHHK-HTI Unit Batu Ampar-Mentawir, sebagian terletak dalam wilayah kabupaten Kutai Kertanegara, sebagian terletak dalam wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi terletak dalam wilayah Kotamadya Balikpapan. Ketiga bagian areal ini terletak lebih dari 50 – 100 Km dari ibukota masing-masing kabupaten, yaitu Tenggarong dan Penajam. Dari Kotamadya Balikpapan jarakareal Batu Ampar ±24 Km dan Mentawir berjarak ±68 Km, sedangkan dari ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda letak Batu Ampar berjarak ±52 Km dan Mentawir berjarak ±82 Km. Kesemua areal tersebut dapat ditempuh melalui sarana jalan darat.

Prasarana perhubungan darat yang menghubungkan areal unit kerja ke dandari beberapa kota atau pusat pemukiman, pusat perekonomian, perindustrian dan pemerintahan daerah sebagian besar sudah berupa jalan aspal, hanya sebagian kecil saja jalan yang berbatu yang perlu ditingkatkan. Prasarana perhubungan air/sungai yang tersedia adalah Sungai Sepaku yang menghubungkan Balikpapan dengan bagian areal Mentawir dengan jarak ±20 mil laut. Jenis sarana perhubungan air/sungai yang umum digunakan adalah kelotok, speedboat dan kapal penumpang. Frekuensi kapal penumpang melalui Sungai Sepaku dari dan ke bagian areal Mentawir, dua hari sekali. Prasarana perhubungan udara yang terdekat adalah bandara Sepinggan (±12 Km dari Balikpapan), yang merupakan pintu gerbang Provinsi Kalimantan Timur.

Adapun realisasi kegiatan IUPHHK-HTI PT. INHUTANI I Unit Batu Ampar-Mentawir yang telah terlaksana sejak dikeluarkannya SK IUPHHK-HTI lain: a. Pembuatan Base Camp,

(20)

c. Penanaman dan pemeliharaan tanaman, d. Pengadaan tenaga kerja,

e. Pembuatan jalan utama dan jalan cabang, f. Penanaman areal pinggir jalan,

g. Pembuatan areal plasma nutfah di Asistenan Sel Merdeka,

h. Pembuatan Buffer Zone dengan Kawasan Lindung S. Wain – S. Bugis, i. pembuatan Kegiatan wisata Bukit Bangkirai, lengkap dengan sarana wisata

(canopy bridge, mess tamu dan fasilitas rumah makan), D. Aksebilitas PT INHUTANI I

Areal Kerja IUPHHK-HTI Unit Batu Ampar-Mentawir, sebagian terletak dalam wilayah kabupaten Kutai Kertanegara, sebagian terletak dalam wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian lagi terletak dalam wilayah Kotamadya Balikpapan. Ketiga bagian areal ini terletak lebih dari 50 – 100 Km dari ibukota masing-masing kabupaten, yaitu Tenggarong dan Penajam. Dari Kotamadya Balikpapan jarakareal Batu Ampar ±24 Km dan Mentawir berjarak ±68 Km, sedangkan dari ibukota Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda letak Batu Ampar berjarak ±52 Km dan Mentawir berjarak ±82 Km. Kesemua areal tersebut dapat ditempuh melalui sarana jalan darat.

Prasarana perhubungan darat yang menghubungkan areal unit kerja ke dandari beberapa kota atau pusat pemukiman, pusat perekonomian, perindustrian dan pemerintahan daerah sebagian besar sudah berupa jalan aspal, hanya sebagian kecil saja jalan yang berbatu yang perlu ditingkatkan. Prasarana perhubungan air/sungai yang tersedia adalah Sungai Sepaku yang menghubungkan Balikpapan dengan bagian areal Mentawir dengan jarak ±20 mil laut. Jenis sarana perhubungan air/sungai yang umum digunakan adalah kelotok,

(21)

13

speedboat dan kapal penumpang. Frekuensi kapal penumpang melalui Sungai Sepaku dari dan ke bagian areal Mentawir, dua hari sekali. Prasarana perhubungan udara yang terdekat adalah bandara Sepinggan (±12 Km dari Balikpapan), yang merupakan pintu gerbang Provinsi Kalimantan Timur.

E. Manajemen PT. INHUTANI I

PT INHUTANI I dipimpin oleh seorang Direktur Utama dan dibantu oleh seorang Direktur yang membawahi empat biro. Direksi bertanggungjawab kepada Pemegang Saham (Pemerintah) dan diawasi oleh Dewan Komisaris. Di Kantor cabang yang berada di Kabupaten Kutai Kartanegara sendiri PT. INHUTANI I dipimpin oleh seorang Manajer. Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Wakil Manajer. Dan struktur organisasi utama terlampir.

F. VISI dan MISI PT. INHUTANI I 1. Visi Perusahaan :

Menuju Industri Kehutanan Hijau (Green Forestry Industry) dengan Diversifikasi Usaha Non Kayu Secara Seimbang Berbasis Unit Kerja untuk Meningkatkan Kinerja Usaha Perseroan.

2. Misi Perusahaan :

a. Mengelola hutan secara lestari dan bersertifikasi. b. Mengembangkan hutan tanaman Karet unggul.

c. Mengembangkan industri pengolahan kayu berbasis Engineering wood Produk untuk menghasilkan finish Produk unggul.

d. Mengembangkan usaha non kayu berbasis potensi dan kompetensi sumberdaya perseroan

(22)

G. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini dimulai di dua tempat yaitu di Dinas Bina Marga dan Pengairan Daerah Kota Samarinda yang berada di jalan Kesuma Bangsa No. 82 Samarinda dari tanggal 2 Maret 2015 hingga tanggal 31Maret 2015 dan di PT. INHUTANI I tepatnya di Bukit Bangkirai Kec. Samboja Kab. Kutai Kartanegara terhitung dari tanggal 2April 2015 hingga 2 mei 2015. Kegiatan – kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1.Tabel Kegiatan PKL di Dinas Bina Marga

No Waktu Kegiatan Lokasi Keterangan

1 2 Maret Keberangkatan ke Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda, jln.Kesuma bangsa nomor 82 - 2 9,10,11,12 Maret

Topografi area longsor Jalan lumba-lumba, Kelurahan selili Samarinda

Praktik

Tabel 2. Tabel Kegiatan PKL di PT. Inhutani I Batu Ampar

No Waktu Kegiatan Lokasi Keterangan

1 25 Maret 2015 Persiapan Keberangkatan ke PT. INHUTANI I - - 2 26,27,28,29,30, 31 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2012, 2013 dan 2015 Praktik 3 2,3,4,6,27 April 2015 Pengukuran Panjang Jalan RKT 2013 dan 2014 Praktik 4 7,8,9,10,11 dan 12 April 2015

Pembuatan Camp RKT 2014 Praktik 5 13,22,23 April

2015

(23)

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pengukuran Topografi Areal Longsor 1. Tujuan

Kegiatan pengukuran tofografi ini bertujuan untuk memberikan informasi terbaru dari keadaan permukaan lahan atau daerah yang dipetakan,serta keadaan tinggi rendahnya permukaan lahan atau areal daerah pengukuran tersebut.

2. Dasar Teori

MenurutJulianti Delfi (2003),Topografi berasal dari bahasa yunani,Topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran plani metrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan polaurbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

3. Alat dan Bahan

a. Total Station Nikon DTM b. Prisma Nikon DTM

(24)

c. Tripod d. Meteran 5m e. GPS 60csx f. Patok g. Spidol h. Pita 4. Prodedur Kerja

a. Mengambil titik menggunakan GPS sebgai titik ikat yang diberi patok b. Sentring dan dirikan alat Total station pada titik ikat tersebut

c. Mengatur alat Total station dan memasukkan koordinat titik awal dan koordinat titik backsight

d. Selanjutnya membidik titik forsight sebagai titik acuan

e. Melakukan pengukuran tofografi dengan mengambil situasi detil pada kawasan longsor

5. Hasil yang Dicapai

Pada hasil yang dicapai kegiatan topografi ini menghasilkan data koordinat X,Y dan Z sebanyak 671 titik.

(25)

18

6. Pembahasan

Pengukuran Tofografi ini dilakukan di areal longsor daerah selili. Pengukuran dilakukan dengan caramengambil titik yang telah diketahui koordinatnya dengan menggunakan GPS yang menjadi titik ikatnya, kemudian membidik titik forsight sebagai titik acuan selanjutnya serta mengambil titik situasi detil di areal sekitar longsor, metode yang digunakan adalah pengukuran poligon terbuka. Namun kekurangan personil dalam kegiatan ini menjadi kendala dikarenakan kegiatan ini seharusnya membutuhkan 4 orang, yang bertugas sebagai 1 surveyor, 1 recorder, 2 orang lagi sebagaipemegang prisma. Sedangkan pada saat kegiatan ini hanya dilakukan dua personil saja, padahal alat yang di sediakan pihak kantor cukup banyak untuk personil lebih. hal tersebut juga membuat pekerjaan sedikit lama karena hanya dikerjakan dengan 2 personil saja, ditambah dengan kondisi tofografi areal yang sedikit curam dan kondisi tanah yang berlumpur sehingga menyulitkan pengambilan titik situasi detil pada areal tersebut, yang menyebabkan proses pengukuran sedikit lebih lama.

B. Pengukuran Jaringan Jalan 1. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan pengukuran jaringan jalan ini bertujuan untuk mengetahui panjang jalan, posisi jalan, dan juga posisi jalan cabang dengan jalan poros sebagai infrastruktur jalur transfortasi hutan.

2. Dasar Teori

Menurut Undang - undang No. 13 tahun 1980 tentang jalan, jalan merupakan suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun yang

(26)

meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalulintas. Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan seperti jembatan, lintas atas (over pass), lintas bawah (under pass) dan lain - lain. Sedangkan perlengkapan jalan antara lain rambu - rambu dan marka jalan, pagar pengaman lalu lintas, pagar damija dan sebagainya. Klasifikasi jalan berdasarkan peranan, yang membagi ruas jalan menurut peranannya dalam sistem jaringan jalan sistem primer, berdasarkan PP No. 26 tahun 1985 adalah :

a. Jalan Arteri Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu lainnya yang berdampingan, serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua (pasal 4 ayat2)

b. Jalan Kolektor Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua lainnya serta kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga yang berada dibawah pengaruhnya, (pasal 4 ayat 3)

c. Jalan Lokal Primer adalah ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang kesatu dengan persil, kota jenjang kedua dengan persil serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang dibawahnya sampai dengan persil (pasal 4 ayat 4).

Jaringan jalan terdiri dari ruas-ruas jalan yang menghubungkan satu dengan yang lain pada titik pertemuan yang merupakan simpul - simpul transportasi yang dapat memberikan alternatif pilihan bagi pengguna jalan .

(27)

20

Jaringan jalan berdasarkan sistem (pelayanan penghubung) terbagi atas menurut (Miro, 1997:28)

1. Sistem Jaringan jalan Primer adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan kota/ wilayah di tingkat nasional.

2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder adalah sistem jaringan jalan yang menghubungkan zona - zona, kawasan - kawasan (titik simpul didalam kota).

Selanjutnya dinyatakan bahwa, jaringan jalan dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu ;

a. Jalan Arteri adalah jalan yang melayani angkutan jarak jauh dengan kecepatan rata - rata tinggi dan jumlah masuk (accces road) dibatasi secara efisien.

b. Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan jarak sedang dengan kecepatan rata - rata sedang dan jumlah jalan masuk masih dibatasi c. Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan jarak dekat (angkutan

setempat) dengan kecepatan rata - rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Pengukuran jaringan jalan sangat berpengaruh terhadap perencanaan pembangunan jalan transportasi hutan , sehingga diperlukannya peta jaringan jalan agar proses pembangun jalan dapat terencana.

3. Alat dan Bahan a. GPS 60csx

b. Baterai Alkaline A2 c. Patok

(28)

e. Spidol

f. Roll Meter 100m 4. Prosedur Kerja

a. Briefing dan pembagian kelompok pengukuran lalu menyiapkan alat dan bahan

b. Memastikan agar GPS handheld beroperasi dengan baik dan juga melakukan pengecekan jumlah daya baterai yang terdapat pada GPS yang akan digunakan untuk pengukuran jaringan jalan.

c. Menuju lokasi yang akan di ukur yang ditempuh dengan berjalan kaki.

d. Menyalakan GPS dengan menekan tombol power (on), kemudianmenunggu signal satelit hingga minimal terlihat 4 satelit.

e. Menekan tombol Mark dan menunggu angka Estimated Accurasy sekecil mungkin, lalu menekan tombol OK

f. Mengganti namapoint sesuai Kode yang tertera dipeta perencanaan yang telah ada. Titik ini berfungsi sebagai titik awal pengukuran.

g. Mengaktifkan track ke posisi on untuk memulai tracking dan mulai berjalan mengitari jalan yang akan diambil sampai dengan ujung jalan terakhir.

h. Memberikan Titik point jika menemukan jalan cabang. i. Memberikan patok disetiap jalan cabang.

j. Jika pengukuran telah selesai, kemudian menekan tombol off dan mengganti namatrack dengan tanggal pengukuran lalu menyimpan hasil track.

(29)

22

5. Hasil yang dicapai

Proses pengukuran jaringan jalan disampaikan pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3. Hasil Pengukuran Jaringan Jalan.

No Waktu Kegiatan Pengukuran Hasil Pekerja Jumlah

1. 26 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 4,7 Kilo Meter 6 Orang 2. 27 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 1,5 Kilo Meter 7 Orang 3. 31 Maret 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2013 2,13 Kilo Meter 5 Orang 4. 2 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,20 Kilo Meter 8 Orang 5. 3 April 2015 Pengukuran Jaringan

Jalan RKT 2013-2014 1,7 Kilo Meter 6 Orang 6. 4 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,20 Kilo Meter 4 Orang 7. 6 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 2,13 Kilo Meter 6 Orang 8 27 April 2015 Pengukuran Jaringan Jalan RKT 2014 7,9 KiloMeter 8 Orang

Hasil Peta dapat dilihat di Lampiran 7 Halaman

6. Pembahasan

Pengukuran jaringan dilakukan untuk mengetahui panjang jalan, posisi jalan, dan juga mengetahui antara jalan cabang dengan jalan poros sebagai infrastruktur jalur transfortasi hutan, proses pengukuran biasanya telah dibentuk tim survei terlebih dahulu yang beranggotakan empat hingga sepuluh orang pekerja yang terdiri dari satu orang bertugas sebagai penunjuk arah, dua sampai tiga orang sebagai tim perintis , dan sisanya mengoprasikan alat GPS handheld, pada proses pengukuran jaringan jalan ini, kendala yang dihadapi yaitu kurangnya alat transfortasi sehingga proses pengukuran berjalan lambat, dan juga cuaca yang tidak menentu menjadikan proses pengukuran kadang terhenti.

(30)

C. Pengolahan Data 1. Tujuan

Tujuan dari pengolahan data ini adalah untuk memperoleh informasi berbasis geografis seperti jaringan jalan, batas RKT, Luas areal, panjang jalan dan informasi yang lain nya.

2. Dasar teori

Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat lunak, perangkat keras, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.

Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu sistem informasi yang dapat memadukan antara data grafis dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference).Di samping itu, Sistem Informasi Geografi ini juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data. Untuk selanjutnya menghasilkan output yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah geografi. Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan terjemahan dari Geographical Information System.(Budiyanto, 2002)

a. Komponen Sistem Informasi Geografi

Komponen-komponen pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:

(31)

24

1) Perangkat Keras (hardware)

Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan pemetaan.Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data dengan volume data yang besar secara cepat.Perangkat keras SIG terdiri dari beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses. Berikut ini pembagian berdasarkan proses : a) Input data: mouse

b) Olah data: processor, RAM, VGA Card c) Output data: screening.

2) Perangkat Lunak (software)

Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG adalah:

a) Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG b) Data Base Management System (DBMS)

c) Alat untuk menganalisa data-data

d) Alat untuk menampilkan data dan hasil analisis 3. Alat dan Bahan

a. Komputer

b. Software Arc Gis 9.3 c. Data Tracking GPS

(32)

d. Data Point GPS

e. Kabel data untuk mengunduh data f. Global Mapper

g. Map Source Garmin

h. Citra Google Map Areal Balikpapan

i. Stich Map untuk mendownload citra google map 4. Prosedur Kerja

a. Download data GPS menggunakan Map Source Garmin

Jalankan software Map Source Garmin, pilih transfer kemudian ReceivedFrom Device

.Gambar 2. Proses download data lapangan b. Download citra google menggunakan Stich Map

Jalankan Google Earth kemudian jalankan Stich Map dan pilih Stich and Calibrate Google Earth Imageskemudian save as dengan tipe file *.tif.

(33)

26

c. Proses editing data tracking yang saling menumpuk dan data batas.

Data tracking yang telah di unduh menggunakan Map Source Garmin di edit menggunakan Software ArcGis

Gambar 4. Proses edit jalan yang menumpuk menggunakan ARCGIS d. Input data Tracking yang telah di edit menggunakan SoftwareArcGis. e. Memasukan data batas areal RKT yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan memiliki data raster yang belum di definisikan koordinatnya, dan data tersebut langsung di georeference menggunakan software ArcGis f. Proses digitasi jalan dan batas yang belum di ukur.

Pada tahap ini ada sebagian jalan yang belum di ukur dikarenakan kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk di ukur, karena kondisi rawa dan banjir. Maka pada tahap ini kami memanfaatkan citra google tadi untuk melakukan proses digitasi jalan tersebut.

(34)
(35)

28

g. Proses layout

Gambar 6.Proses Layout 5. Hasil yang dicapai

Pada hasil yang dicapai terdapat beberapa data attribut keterangan nama jalan, data Peta jaringan jalan dan batas RKT 2012, 2013, 2014 yang terlampir pada Lampiran 8.

6. Pembahasan

Dalam pengolahan data ini terdapat sejumlah kendala. Salah satunya adalah data jalan yang diukur menumpuk sehingga menyulitkan untuk proses layout. Ditambah kondisi pekerja harian yang kurang menguasai penggunaan GPS. Sehingga data banyak yang hilang. Selain itu ada sebagian jalan yang tidak dapat ditembus karena area rawa dan curam. Maka data jalan yang seharusnya diukur tidak terlaksana sehingga proses digitasi menggunakan bantuan citra google map.

(36)

D. Pembuatan Camp a. Tujuan

Tujuan dari pembuatan camp ini adalah sebagai sarana tempat tinggal para pekerja yang berlokasi di area lahan pengukuran, dan agar para pekerja tidak perlu menempuh jarak yang jauh untuk melakukan proses pengukuran lahan.

b. Dasar teori

Camp merupakan sarana tempat tinggal sementara ketika berada di suatu lokasi dimana lokasi tersebut berada jauh dari pemukiman, contohnya berada di lokasi hutan, gurun, dan lain sebagainya.

Fungsi dari pembuatan camp adalah sebagai tempat tinggal sementara, tempat peristirahatan, melindungi diri dari hujan dan panas, serta dari serangan binatang buas. Fungsi lain dari pembuatan camp itu sendiri dalam dunia kerja adalah agar pekerjaan dapat lebih efisien dikarenakan tidak perlu lagi menempuh jarak yang lebih untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

c. Alat dan Bahan a. Palu b. Paku c. Linggis d. Terpal e. Karung f. Cangkul g. Parang h. Batang pohon

(37)

30

i. Tali tambang j. Tali raffia d. Prosedur Kerja

a. Pada tahap awal pembuatan camp ini adalah mengumpulkan bahan - bahan seperti batang pohon yang berfungsi sebagai kerangka dasar camp dan pembuatan tempat tidur.

b. Pembuatan lubang disetiap sisi dan menancap tiang kayu sebagai kerangka utama camp.

c. Setelah batang kayu di tancapkan, kemudian menambahkan beberapa kayu tambahan untuk membuat tumpuan terpal dibagian atas camp. d. Kemudian tahap selanjutnya yaitu menambahkan terpal di bagian atas

camp yang berfungsi sebagai atap camp.

e. Ikat pada lubang disetiap ujung terpal dengan tali rafia lalu mengikatkan ke pohon disekitar camp yang bertujuan agar terpal lebih kuat dan tidak rusak ketika cuaca buruk.

f. Setelah bagian kerangka camp dan pemasangan terpal selesai, kemudian pembuatan kerangka tempat tidur dengan batang kayu, setelah itu pemasangan karung disetiap ranjang.

e. Hasil yang dicapai

Pada pembuatan camp ini diperoleh hasil berupa 1 bangunan camp dengan panjang 20 meter dan lebar 10 meter yang berlokasi di area RKT 2014. Gambar camp yang dibangun bisa dilihat pada Lampiran 14.

f. Pembahasan

Pada pembuatan camp terdapat beberapa kendala yang dialami, salah satu dari kendala tersebut adalah pengalaman mahasiswa mengenai

(38)

tata cara pembuatan camp yang kurang membuat pekerjaan menjadi lambat. Juga lokasi pembuatan camp yang terlalu dekat dengan sungai menjadikan camp banjir ketika hujan turun. Akibatnya pekerjaan banyak yang terhambat.

(39)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Dinas BINA MARGA dan PT.INHUTANI I adalah :

1. Kegiatan Pengukuran Tofografi areal longsor Selili didapatkan hasil berupa luasan areal longsoran dan elevasi pada wilayah tersebut.

2. Kegiatan pengukuran jaringan jalan RKT 2013-2014, mendapatkan hasil berupa panjang jalan , posisi jalan , dan juga mengetahui antara jalan cabang dengan jalan poros sebagai infrastruktur jalur transportasi hutan . 3. Kegiatan pengolahan data mendapatkan hasil berupa data attribut

keterangan nama jalan, data Peta jaringan jalan dan batas RKT 2012, 2013, 2014 dalam bentuk layout.

B. Saran

Adapun saran dari penulis yang dapat diberikan dalam rangka membangun kinerja bersama antara Dinas BINA MARGA Kota Samarinda dan PT. INHUTANI I unit Batu Ampar dengan mahasiswa PKL pada waktu yang akan datang serta meningkatkan kualitas dan kemampuan mahasiswa PKL adalah :

1. Sebaiknya Dinas BINA MARGA dapat melakukan kegiatan proyek dengan menggunakan alat-alat ukur baru yang telah disediakan oleh pihak dinas sendiri, dikarenakan kegiatan proyek di sana masih menggunakan alat-alat ukur sederhana misalnya roll meter.

2. Sebaiknya perusahaan menyediakan sarana transportasi lebih banyak untuk mengoptimalkan hasil kegiatan pengukuran di lapangan.

(40)

3. Untuk mengefektifkan kegiatan, ada baiknya staff perencanaan melakukan briefing sebelum tim berangkat kelapangan.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. DinasBinaMargahttp://www.scribd.com/doc/191246763/Dinas-Bina-Margascribd(diunduhtanggal 8 Juni 2015)

Anonim. 2011. Kebijakan Pembangunan HutanIndustri

http://randy-tahir.blogspot.com/2011/04/kebijakan-pembangunan-hutantanaman.html(diunduhtanggal 5 Mei 2015)

Anonim. 2013. Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri I - 2 PT INHUTANI I (Unit Batuampar-Mentawir). Anonim. 2014.Profil PT. INHUTANI I.

http://www.inhutani1.co.id (diunduhtanggal3 Mei 2015).

Anonim.2013. Penerapan Geometrik Jalan Raya/Sistem Jaringan Jalan.

http://id.wikibooks.org/wiki/Penerapan_Geometrik_Jalan_Raya/Sistem_Ja ringan_Jalan (diunduh tanggal 3 Mei 2015).

Delfi.Julianti. 2008.

ModulPetaTofografihttp://www.academia.edu/8660932(diunduhtanggal 8 Juni 2015)

Oktavia. Dian. 2012. Sistem Informasi Geografis (SIG).

http://doktafia.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/30525/SISTEM+INF ORMASI+GEOGRAFIS+-+1.pdf. (diunduhpadatanggal 14 Januari 2015). Winardi. 2010.Penentuan Posisi dengan GPS Untuk Survei Jakarta : LIPI.

(42)
(43)

35

Tabel 4. Tabel Data Hasil Pengolahan Pengukuran Jaringan Jalan

No. Panjang Jalan (Meter) Kode Jalan 31 106,598 F12 32 102,021 F13 33 225,145 F14 34 225,145 F15 35 133,169 F16 36 164,001 F17 37 114,914 A4\E0 38 171,516 F20 39 241,508 F21 40 443,882 F22 41 619,377 E0 42 411,386 F23 43 410,694 E15 44 393,947 E16 45 166,452 E1 46 219,963 E17 47 581,140 E2 48 647,478 E3 49 197,544 E18 50 775,908 E19 51 245,345 E20 52 933,218 D20 53 5795,001 D21 54 1406,819 D22 55 303,724 D23 56 1274,421 D24 57 158,085 A2\CO 58 2312,993 A3\DO 59 419,457 C18 60 740,011 C19 No. Panjang Jalan

(Meter) Kode Jalan 1 1554,260 J23 2 682,281 H16 3 126,662 H14 4 285,366 H17 5 250,805 H12 6 754,894 H13 7 379,659 H8 8 231,246 H9 9 47,819 H10 10 638,757 H11 11 116,144 H18 12 342,704 H3 13 326,826 H4 14 119,953 H7 15 119,953 H19 16 147,289 H15 17 285,013 H20 18 141,656 H15\H16 19 201,941 H21 20 240,398 H14 21 327,473 H22 22 581,953 H23 23 169,148 H1\H3 24 748,195 H24 25 586,378 A8\H0 26 581,338 F2 27 822,120 F1 28 442,328 F10 29 442,328 F3 30 327,864 F11

(44)

Tabel 4. Lanjutan

No. Panjang Jalan (Meter) Kode Jalan 91 170,375 B33 92 206,929 B34 93 83,527 B35 94 104,330 B36 95 107,035 B37 96 163,314 A1\B0 97 396,319 A2\CO 98 171,221 A4\E0 99 153,089 A5\F0 100 157,353 A8\H0 101 153,876 G0 102 1186,965 G18 103 363,868 A15 104 317,519 A8\I0 105 512,574 G2 106 321,158 A9\I0 107 82,356 J1 108 409,048 J3

Total Jarak yang diukur= 58,662 Kilometer.

No. Panjang Jalan (Meter) Kode Jalan 61 928,653 C20 62 7734,189 C21 63 818,101 C2 64 103,477 C21 65 388,107 C22 66 36,504 C23 67 353,667 C24 68 2152,819 C1 69 315,277 C24 70 144,724 D25 71 623,871 D26 72 654,623 D27 73 1186,965 B1 74 173,501 B17 75 423,630 B9 76 1613,428 B18 77 969,255 B19 78 162,181 B20 79 460,840 B21 80 238,439 B22 81 268,723 B23 82 404,212 B24 83 278,377 B25 84 153,955 B26 85 148,829 B27 86 198,276 B28 87 140,590 B29 88 371,179 B30 89 67,237 B31 90 124,458 B32

(45)

37

(46)
(47)

39

(48)

Gambar 10. Kegiatan Pengukuran Jaringan Jalan RKT

(49)

41

Gambar 12. Kegiatan Pengukuran Jalan Rusak

(50)

Gambar 14. Kegiatan Pembangunan Camp

(51)
(52)

Gambar

Tabel 1.Tabel Kegiatan PKL di Dinas Bina Marga
Gambar 1. Data hasil Pengukuran Tofografi
Tabel 3. Hasil Pengukuran Jaringan Jalan.
Gambar 3. Proses unduh citra google menggunakan Stich Map.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permohonan lanjutan masa hendaklah dikemukakan ke cawangan LHDNM yang mengendalikan kes melalui surat / e-mel dan permohonan akan dipertimbangkan berdasarkan

31 dalam Meningkatkan Laba dan Market Share pada Produk Pembiayaan Mudharabah (Studi PT. Bank BNI Syariah cabang Makassar) dalam penelitian ini adalah kualitatif

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.5, P.6 dan P.7 berupa surat peringatan atas nama Tergugat I, terbukti Penggugat sudah mengirimkan surat peringatan sebanyak 3 kali

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan dari hasil kedua model yaitu model Intervensi dan model ARIMA pada

Dapat memberikan informasi kepada perusahaan Shopee atau pengusaha khususnya pada penjualanan online seberapa besar pengaruh Brand Awareness (kesadaran merek)

dalam pakan ikan yang berfungsi sebagai immunostimulan mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan terhadap bakteri Streptococcus iniae pada ikan nila GIFT (Oreochromis

Hasil penelitian ini disajikan dalam 3 bagian yang diharapkan dapat memenuhi tujuan dan hipotesis penelitian yaitu : (1) distribusi sampel penelitian untuk mengetahui

Pelaksanaan Tugas Pokok selama 18 (delapan belas) - 19 (sembilan belas) hari kerja Pelaksanaan Tugas Pokok selama 16 (enam belas) - 17 (tujuh belas) hari kerja