LAPORAN USAHA KESEHATAN
LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKATMASYARAKAT UPAYA PROMOSI KESEHATAN
UPAYA PROMOSI KESEHATAN
PENYULUHAN KESEHATAN OLAHRAGA
PENYULUHAN KESEHATAN OLAHRAGA
PADA KADER POSYANDU LANSIA
PADA KADER POSYANDU LANSIA
PUSKESMAS AMBARAWA
PUSKESMAS AMBARAWA
Pendamping Pendamping dr. Dwi Retno S dr. Dwi Retno S Disusun Oleh Disusun Oleh dr. Maria Septianadr. Maria Septiana SetyaningrumSetyaningrum
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG
UPTD PUSKESMAS AMBARAWA UPTD PUSKESMAS AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG KABUPATEN SEMARANG
2017 2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA PROMOSI KESEHATAN
PENYULUHAN KESEHATAN OLAHRAGA
PADA KADER POSYANDU LANSIA
PUSKESMAS AMBARAWA
Disusun Oleh
dr. Maria Septiana Setyaningrum
Telah Disahkan pada
Tanggal 2017
Pendamping
Dr. Dwi Retno S. NIP. 197403132006042017
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Aktivitas fisik dan atau olah raga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya. Dengan majunya dunia tehnologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurang bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbilkan penyakit akibat kurang gerak.
Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja (sedentary) dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus,
depresi dan kecemasan.
Studi WHO pada faktor-faktor risiko menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak/aktifitas fisik. Pada kebanyakan negara diseluruh dunia antara 60% hingga 85% orang dewasa tidak cukup beraktifitas fisik untuk memelihara fisik mereka. Menurut penelitian yang bekerja sama dengan WHO tahun 1999, menyatakan bahwa penyakit tidak menular atau degeneratif merupakan penyebab 60%
kematian dan 43% beban penyakit global.
Tahun 2020 diperkirakan penyakit tidak menular menjadi penyebab 73% kematian dan 60% beban penyakit global. Demikian juga hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), proporsi penyakit
kardiovaskuler meningkat dari tahun ke tahun sebagai akibat kematian; 5,9% tahun 1975, 9,1% tahun 1986, 16% dan pada tahun 1995 19%. Diberbagai negara maju dan berkembang, lebih dari 25 tahun terakhir penyakit tidak menular tersebut menjadi penyebab kematian nomor satu.
Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang mempunyai gaya hidup : tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhidar dari penyakit jantung dan stroke dari pada yang bergaya hidup sebaliknya.
Selanjutnya menurut Manoefris Kasim, tahun 2002, menambahkan bahwa faktor kegemukan, kurang gerak, riwayat keluarga terkena pen yakit kardiovaskular, serta penyakit diabetes mempunya risiko terkena penyakit jantung koroner empat kali lebih tinggi dibanding yang tidak menderita
diabetes.
Agar masyarakat terhindar dari penyakit-penyakit tersebut. WHO dalam memperingati Hari Kesehatan Sedunia ke 54, 7 April 2002 menetapkan tema "Fit For Health" yang berkembang menjadi "Move For Health" diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi "Bergerak Agar Sehat dan Bugar". Oleh karena itu kegiatan aktifitas fisik/latihan fisik dan atau olahraga perlu menjadi gerakan masyarakat.
BAB II
BENTUK KEGIATAN
I. PERMASALAHAN
1. Kader posyandu Lansia
a. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan olahraga.
b. Kesadaran yang kurang dari kader posyandu Lansia untuk mengajak para lamsia olahraga.
2. Masyarakat
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan olahraga dan manfaat berolahraga.
b. Kurangnya kesadaran untuk hidup sehat.
II. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Kegiatan penyuluhan kesehatan olahraga pada Kader posyandu Lansia bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada peserta terkait aktivitas fisik yang harus dilakukan.
PERMASALAHAN PERENCANAAN DAN PEMILIHAN
INTERVENSI Kader posyandu
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan olahraga
Penyuluhan tentang kesehatan olahraga kepada peserta kader posyandu. Terkait dengan beberapa hal diantaranya pengelanan kesehatan olahraga dan aktivitas fisik, manfaat olahraga dan persiapan olahraga.
Kesadaran yang kurang dari kader posyandu Lansia untuk mengajak para lansia olahraga
Masyarakat
Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan olahraga dan manfaat berolahraga.
Penyuluhan tentang kesehatan olahraga pada masyarakat.
BAB III
PELAKSANAAN
A. Sasaran
Sasaran pada penyuluhan ini adalah kader posyandu Lansia Puskesmas Ambarawa.
B. Pelaksanaan
1. Tanggal : Jumat, 30 Desember 2016 2. Waktu : 08.00 WIB
–
selesai3. Tempat : Ruang Aula Puskesmas Ambarawa 4. Peserta : 30 orang
5. Kegiatan :Penyuluhan mengenai Kesehatan Olahraga Pada Kader Posyandu Lansia di Puskesmas Ambarawa. 6. Metode : Ceramah dan Diskusi dua arah
7. Hasil : Antusias yang tinggi ditunjukan dengan adanya umpan balik berupa diskusi dua arah pada saat sesi tanya jawab.
C. Tahap Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan penyuluhan ini dimulai dari proses registrasi peserta penyuluhan. Kemudian dibuka oleh MC dan dilanjutkan penyampaian materi penyakit kecacingan dan penyuluhan terkait gerakan cuci tangan pakai sabun. Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi tanya jawab. Adapun rangkuman dari sesi tanya jawab terkait materi kesehatan olahraga dan aktivitas fisik :
1. “Dok, idealnya berapa lama melakukan olahraga dalam satu ses i? Jawab :
Idealnya melakukan olahraga selama 30 menit setiap kali beolahraga.
2. “Dok, olahraga apa saja yang bisa dilakukan oleh lansia? Jawab :
Bisa dengan melakukan senam seperti senam lansia, senam jantung sehat, dan senam diabetes, bisa dengan berjalan santai, joging, berenang, maupun yoga atau latihan pernaasan.
3. “Dok, olahraga yang bagaimana yang harus dipilih?” Jawab :
Olahraga yang dikhususkan untuk para orang tua berbeda kadar serta intesitasnya dengan olahraga yang dilakukan oleh para kaum muda, karena itu memilihkan olah raga yang cocok untuk mereka wajib dilakukan sehingga dapat menghindarkan mereka dari cedera.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring
- Monitoring dilakukan dengan memantau adanya penurunan dari kekambuhan penyakit degeneratif.
2. Evaluasi
- Kebiasaan olahraga yang diterapkan oleh kader psyandu lansia. - Penurunan angka kekambuhan pada penyakit degeneratif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
I. Kesimpulan
Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) terutama kaitannya dengan kesehatan lansia, hal ini terkait dengan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya olahraga pada usia lansia yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode penyuluhan diharapkan mampu memberikan sumbangan positif dalam memperbaiki perilaku masyarakat khususnya lansia dalam mnghadapi masalah yang timbul di usia senja.
II. Saran
a. Perlu dilakukan penyuluhan pada semua kalangan tidak hanya kader-kader posyandu..
BAB VI
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jenis aktifitas fisik
Dalam kegiatan sehari-hari setiap orang (individu) melakukan berbagai aktifitas fisik. Aktifitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori), misalnya :
NO AKTIFITAS FISIK KALORI YANG
DIKELUARKAN
1. Cuci Baju 3,56 Kcal/menit
2. Mengemudi Mobil 2,80 Kcal/menit
3. Mengecat Rumah 3,50 Kcal/menit
4. Potong Kayu 3,80 Kcal/menit
5. Menyapu Rumah 3,90 Kcal/menit
6. Jalan Kaki (kec. 3, 5 Mil/jam) 5,60
–
7 00 Kcal / menit7. Mengajar 1,70 Kcal/menit
8. Membersihkan Jendela 3,70 Kcal/menit
9. Berkebun 5,60 Kcal/menit
10. Menyetrika 4,20 Kcal/menit
B. Manfaat aktifitas fisik
1. Manfaat Fisik/Biologis
Menjaga tekanan darah tetap stabil dalam batas normal. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Menjaga berat badan ideal.
Menguatkan tulang dan otot. Meningkatkan kelenturan tubuh. Meningkatkan kebugaran tubuh.
2. Manfaat Psikis/Mental. Mengurangi stress.
Meningkatkan rasa percaya diri. Membangun rasa sportifitas. Memupuk tanggung jawab.
Membangun kesetiakawanan sosial.
C. Cara melakukan aktifitas fisik
1. Lakukan aktifitas fisik sekurang-kurangnya 30 menit per hari dengan baik dan benar agar bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh
2. Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap.
3. Aktifitas fisik dianjurkan minimal 30 menit, lebih lama akan lebih baik. 4. Aktifitas fisik dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan
lingkungan yang aman dan nyaman, bebas polusi, tidak menimbulkan cedera.
5. Aktifitas fisik dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut dan dapat dilakukan setiap hari.
D. Jenis Olahraga
1. Aerobik adalah : Olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya : Jogging, senam, renang, bersepeda.
2. Anaerabik adalah : Olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, bulu tangkis.
E. Manfaat Olahraga
1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang ditandai dengan :
Denyut nadi istirahat menurun. Isi sekuncup bertambah.
Kapasitas bertambah.
Penumpukan asam laktat berkurang. Meningkatkan pembuluh darah kolateral. Meningkatkan HDL Kolesterol.
Mengurangi aterosklerosis.
2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang yang ditandai pada : Pada anak : mengoptimalkan pertumbuhan.
Pada orang dewasa : memperkuat masa tulang,menurunkan nyeri sendi kronis pada pinggang, punggung dan lutut.
3. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat mengurangi cedera.
4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan ideal.
5. Mengurangi resiko terjadinya berbagai penyakit seperti :
Tekanan darah tinggi : mengurangi tekanan sistolik dan diastolik.
Penyakit jantung koroner : menambah HDL-kolesterol dan mengurangi lemak tubuh.
Kencing manis : menambah sensitifitas insulin. Infeksi : meningkatkan sistem imunitas.
6. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh.
7. Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
F. Persiapan sebelum Olahraga
1. Pilih olahraga yang digemari, aman, mudah, dan murah.
2. Sebaiknya sebelum melakukan olahraga dilakukan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan dosis yang aman dan jenis olahraga yang
cocok (tes pembebanan/stress test) terutama bila :
Ada keluhan seperti sering pusing, sesak nafas, nyeri dada.
Berpenyakit seperti penyakit jantung koroner, asma, kencingmanis, hipertensi, dll.
3. Sebaiknya gunakan pakaian dan sepatu olahraga yang sesuai dan nyaman. 4. Jangan lakukan olahraga setelah makan kenyang, sebaiknya tunggu sampai
2 jam.
5. Minum minuman yang sejuk dan sedikit manis.
G, Olahraga yang baik dan benar
1. Olahraga dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut.
2. Dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan lingkungan yang mana dan nyaman, bebas polusi, tidak menimbulkan cedera. Misalnya : dirumah, tempat kerja, dan dilapangan.
3. Olahraga hendaknya dilakukan secara bervariasi, berganti-ganit jenisnya supaya tidak monoton.
4. Dilakukan secara bertahap dimulai dari pemanasan 5 - 10 menit, diikuti dengan latihan inti minimal 20 menit dan diakhiri dengan pendinginan selama 5 - 10 menit.
5. Frekuensi latihan dilakukan secara teratur 3 - 5 kali per minggu. 6. Intensitas latihan.
7. Waktu. Mulai semampunya, ditambah secara perlahan-lahan. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh (endurence) perlu waktu antara 1/2 - 1 jam, untuk membakar lemak perlu waktu lebih lama (lebih dari satu jam).
H. Yang perlu di perhatikan dalam berolahraga
1. Jangan langsung makan kenyang setelah berolahraga, makanlah makanan lunak/cairan seperti bubur kacang hijau.
2. Minumlah secukupnya bila banyak berkeringat dan jangan langsung mandi.
3. Gantilah pakaian olahraga yang digunakan bila terlalu basah.
I. Yang tidak dianjurkan berolahraga 1. Bila sedang demam.
2. Untuk olahraga jalan bila terdapat varises pada kaki dan pada, nyeri pada sendi terutama pada lutut.
3. Penyakit-penyakit :
Tekanan darah tinggi tidak terkontrol. Kencing manis tidak terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, 2002. Pedoman Kesehatan Olahraga. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat . Jakarta : Depkes RI
2. Lutan, R. 2002. Pedoman Menuju Sehat Bugar . Jakarta : Direktorat jenderal olahraga, Depdiknas
3. Sharkey, B. 2003. Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta : Raja grafindo Persada