STATUS KEPEMILIKAN HAK CIPTA ARSITEKTUR
YANG DIBUAT BERDASARKAN HUBUNGAN KERJA
(SUATU PENELITIAN DI KOTA MEDAN)
TESIS
Oleh
YASIR ARFAN
107011080/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
STATUS KEPEMILIKAN HAK CIPTA ARSITEKTUR
YANG DIBUAT BERDASARKAN HUBUNGAN KERJA
(SUATU PENELITIAN DI KOTA MEDAN)
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
YASIR ARFAN
107011080/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : STATUS KEPEMILIKAN HAK CIPTA ARSITEKTUR YANG DIBUAT BERDASARKAN HUBUNGAN KERJA (SUATU PENELITIAN DI KOTA MEDAN)
Nama Mahasiswa : YASIR ARFAN
Nomor Pokok : 107011080
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Pembimbing Pembimbing
(Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum)(Syafruddin S. Hasibuan, SH, MH)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 12 Februari 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Runtung, SH, MHum
Anggota : 1. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 2. Syafruddin S.Hasibuan, SH, MHum 3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN 4. Dr. Jelly Leviza, SH, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : YASIR ARFAN
Nim : 107011080
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : STATUS KEPEMILIKAN HAK CIPTA ARSITEKTUR YANG DIBUAT BERDASARKAN HUBUNGAN KERJA (SUATU PENELITIAN DI KOTA MEDAN)
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama : YASIR ARFAN Nim : 107011080
i ABSTRAK
Arsitektur merupakan salah satu hak yang dilindungi menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (disingkat UUHC). Walaupun perlindungannya telah diatur, pada kenyataannya ketentuan tersebut tidak dimanfaatkan oleh pencipta maupun pemegang hak cipta arsitektur. Hal ini dapat dibuktikan dengan belum pernah ada pendaftaran hak cipta arsitektur di Indonesia. Padahal pendaftaran bertujuan untuk mendapatkan catatan formal status kepemilikan hak cipta, terutama untuk mendukung pembuktian dalam hal terjadi sengketa kepemilikan hak cipta. Ketika ciptaan arsitektur dibuat dalam suatu hubungan kerja, dalam prakteknya menjadi tidak jelas pihak mana yang berhak atas kepemilikannya. Siapa yang sebenarnya berhak disebut sebagai pencipta atau pemegang hak cipta pada suatu arsitektur.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitis, yang menguraikan atau memaparkan sekaligus menganalisis permasalahan mengenai Pendaftaran hak cipta arsitektur yang dibuat berdasarkan hubungan kerja dan mengapa hak cipta arsitektur yang dibuat berdasarkan hubungan kerja di Kota Medan tidak dimanfaatkan/didaftarkan oleh arsitek penciptanya serta bagaimana perlindungan hukum terhadap hak cipta arsitektur yang dibuat berdasarkan hubungan kerja di Kota Medan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa di Indonesia, pendaftaran ciptaaan bukan merupakan keharusan bagi pencipta atau pemegang hak cipta. Namun surat pendaftaran ciptaan dapat dijadikan sebagai alat bukti awal di pengadilan apabila timbul sengketa di kemudian hari terhadap suatu ciptaan. Disamping itu, tanpa pendaftaranpun hak cipta tetap mendapat perlindungan. Ada beberapa faktor yang membuat hak cipta arsitektur tidak dimanfaatkan/didaftarkan antara lain adalah UUHC kurang memberikan aturan yang memadai bagi ciptaan arsitektur, UUHC tidak mewajibkan pendaftaran hak cipta, kurangnya pemahaman dan kesadaran hukum arsitek tentang hak cipta arsitektur, kurangnya sosialisasi UUHC pada masyarakat arsitektur dan lemahnya penegakan hukum. Selama ini perlindungan terhadap hak cipta arsitektur belum berjalan sebagaimana diharapkan, selain melalui hukum hak cipta para arsitek di dalam praktek juga harus memperkuat perlindungan melalui kontrak. Perlindungan hak cipta arsitekrut melalui hukum kontrak merupakan salah satu jalan keluar yang baik untuk menampung kelemahan pelaksanaan hukum hak cipta selama ini.
Arsitektur perlu diberi perlindungan hukum, yang gunanya terutama untuk menjamin adanya kepastian hak agar para pencipta dapat lebih kreatif untuk menciptakan arsitektur yang lebih baik. Disarankan kepada pihak yang berwenang untuk membuat peraturan perundangan khusus yang menegaskan dan melengkapi UUHC. Jika pendaftaran hak cipta tidak merupakan keharusan, maka perlu dipikirkan tentang upaya apa yang harus dilakukan untuk menarik minat para pencipta untuk mendaftarkan hasil ciptaannya. Kepada arsitek yang bekerja di perusahaan berdasarkan hubungan kerja mulai menanfaatkan secara maksimal hak cipta arsitektur yang telah diberikan UUHC kepada mereka. Disarankan kepada kedua belah pihak agar selalu memasukkan klausula tentang kepemilikan hak cipta arsitektur dalam perjanjian kerjanya. Disamping itu diperlukan usaha yang lebih aktif oleh pemerintah untuk mensosialisasikan UUHC, serta upaya penegakan hukum.
ii ABSTRACT
Architecture is one of the rights protected in accordance with the provision of Law No.19/2002 on Copyright (known as UUHC). Although the protection has been regulated, in fact, the provision is not utilized by the creator or the architecture copyright holders. It can be proven through the absence of architecture copyright registration in Indonesia. Actually, registration is intended to obtain a formal record of copyright ownership status, especially to support the evidence in case a dispute of copyright ownernship occurs. When a creation of architecture is made in a working relationship, in practice, who has the right of its ownership becomes unclear. In an architecture issue, it is hard to determine who has the right to be called the creator or copyright owner.
This analytical descriptive study explained and analyzed the problem related to the registration of the copyright of the architecture made based on a working relationship in the City of Medan, and why the architecture made was not utilized/registered by the architect who created it, as well as what legal protection was applied to the copyright of the achitecture made based on a working relationship in the City of Medan.
The result of this study showed that, in Indonesia, to register a creation is a must for the creator or copyright holder. Yet, the letter of registration can be used as an initial evidence in a court of law in case a dispute related to a creation occurs in the future. In addition, without being registered, the copyright keeps being protected. For example, an architec has a creation, it will be more efficient for him/her to make a direct relationship with the company that accepts or needs the creation rather than registering it first. There were several factors causing why the achitecture copyright was not utilized/registered such as the Law on Copyright does require the registration of copyright, the architects do not have enough legal awareness or do not understand much about architecture copyright, the Law on Copyrigt is less socialized to the architecture community, and the weak low enforcement. So far, the protection for architecture copyright has not implemented as expected. In addition to the copyright, in practice, the architects should also strengthen their architecture creation through a contract. The protection of architecture copyright through contract law is one of the good solutions to accommodate the limitation of the implementation of Law on Copyright all this time.
Architecture needs legal protection, especially to guarantee the certainty of right that the creator can be more creative to create a better architecture. The autority is suggested to make a special assertive regulation of legislation to complete the existing Law on Copyright. If the registration of copyright is not a must, it is necessary to think of what to be done to make the creators interested in registering their creations. The architects working for a company based on a working relationship are suggested to start to maximally utilize the architecture copyright given by the Law on Copyright to them. Both parties are suggested to always include the clause of architecture copyright ownership in the work agreement the made. In addition, the government should be more active in socializing Law on Copyright and law enforcement.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur alhamdulillah kepada Allah SWT, karena dengan berkat hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan thesis ini. Selanjutnya shalawat beserta salam disanjung kepada Nabi Muhammad SAW.
Thesis ini berjudul “STATUS KEPEMILIKAN HAK CIPTA ARSITEKTUR YANG DIBUAT BERDASARKAN HUBUNGAN KERJA (SUATU PENELITIAN DI KOTA MEDAN)”. Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (M.Kn) Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penulisan Tesis ini dapat selesai dengan adanya bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, Teristimewa sekali ucapan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan bantuan material dan spiritual dengan semangat juang yang tinggi, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
Ucapan terima kasih secara khusus kepada yang terhormat dan amat terpelajar Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, S.H., C.N., M.Hum., dan Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., M.H., D.F.M., selaku Komisi Pembimbing yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan dan arahan untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.
Kemudian juga, semua pihak yang telah berkenan memberi masukan dan arahan yang konstruktif dalam penulisan tesis ini sejak kolokium, seminar hasil sampai ujian tertutup sehingga penulisan menjadi lebih sempurna dan terarah.
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K) selaku Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan dan fasilitas yang
iv
diberikan dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada Penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan dorongan kepada Penulis untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bimbingan dan arahan serta ilmu yang sangat bermanfaat selama Penulis mengikuti proses kegiatan belajar mengajar di bangku kuliah.
6. Seluruh Staf/Pegawai di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak memberikan bantuan kepada Penulis selama menjalani pendidikan.
7. Seluruh responden dan informan yang telah banyak membantu dalam hal pengambilan data dan informasi-informasi penting lainnya yang berkenaan dengan penulisan tesis ini.
8. Rekan-rekan Mahasiswa dan Mahasiswi di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, khususnya angkatan tahun 2010 yang telah banyak memberikan motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak luput dari kesalahan dan kesilapan, namun besar harapan penulis
v
kiranya tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, terutama para pemerhati hukum perdata pada umumnya dan ilmu kenotariatan pada khususnya.
Atas segala bantuan dan jasa baik yang telah Bapak, Ibu dan rekan-rekan berikan semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin
Medan, Februari 2013 Penulis,
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : YASIR ARFAN
Tempat/tanggal lahir : Banda Aceh/16 Mei 1984 Alamat : JL. Rawa Sakti Timur No 39 B
Jeulingke, Banda Aceh Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
II. DATA ORANG TUA
Nama Ayah : Drs. Irfan Kamaruzzaman. Nama Ibu : Yufaizar, S.Sos.
III. PENDIDIKAN
SD Negeri 22 Banda Aceh Tamat tahun 1996
SMP Negeri 1 Banda Aceh Tamat tahun 1999
SMU Negeri 1 Banda Aceh Tamat tahun 2002
S1 Hukum Universitas Syiah Kuala Tamat Tahun 2009 S2 Magister Kenotariatan FH USU Medan Tamat Tahun 2013
vii DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR ISTILAH ASING ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 10 C. Tujuan Penelitian... 10 D. Manfaat Penelitian... 10 E. Keaslian Penelitian ... 11
F. Kerangka Teori dan Konsepsi... 12
G. Metode Penelitian ... 20
BAB II PENDAFTARAN HAK CIPTA ARSITEKTUR YANG DIBUAT BERDASARKAN HUBUNGAN KERJA ... 26
A. Dasar Hukum Hak Cipta Arsitektur ... 26
B. Pengaturan Hak Cipta Arsitektur Menurut Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002... 28
C. Ruang Lingkup Perlindungan Hak Cipta Arsitektur... 39
D. Konsep/Bentuk Perlindungan Hukum yang dapat didaftarkan bagi Ciptaan Arsitektur ... 51
E. Prosedur Pendaftaran Hak Cipta ... 58
viii
BAB III HAK CIPTA ARSITEKTUR YANG DIBUAT
BERDASARKAN HUBUNGAN KERJA ... 74
A. Pengaturan Hak Cipta Arsitektur dalam suatu Hubungan Kerja... 74
B. Hak Cipta Arsitektur dalam Kontrak Kerja yang Dibuat Berdasarkan Hubungan Kerja ... 79
C. Faktor Penyebab hak cipta arsitektur yang dibuat Berdasarkan hubungan kerja tidak dimanfaatkan/didaftarkan oleh arsitek penciptanya... 86
BAB IV STATUS KEPEMILIKAN HAK CIPTA ARSITEKTUR YANG DIBUAT BERDASARKAN HUBUNGAN KERJA.... 93
A. Prinsip Kepemilikan dalam Hak Cipta... 93
B. Status Kepemilikan Hak Cipta Arsitektur yang Dibuat berdasarkan Hubungan Kerja ... 100
C. Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Arsitektur Dalam Suatu Hubungan Kerja ... 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 120
A. KESIMPULAN ... 120
B. SARAN ... 122
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 - Seni Gambar Bangunan... 42
Gambar 2 - Seni Gambar Miniatur... 43
Gambar 3 - Maket Bangunan... 43
Gambar 4 - Bangunan Gedung... 44
Gambar 5 - Prosedur Permohonan Pendaftaran Hak Cipta... 64
x
DAFTAR ISTILAH ASING
1. 3Dmax : Program untuk modeling, rendering, dan animasi untuk mempresentasikan desain, seperti desain interior, arsitektur, dan iklan, secara realistik dan atraktif
2. Arche : Yang berarti yang asli, yang utama, yang awal;
3. Auto cad : Suatu aplikasi yang berguna untuk mendesign suatu gambar sehingga menjadi informasi. Autocad ini bisa berbentuk 2D dan 3D sehingga gambar terlihat lebih nyata dan detail.
4. Desain : Kerangka bentuk; rancangan
5. Desain bangunan : Kerangka bentuk suatu bangunan; motif bangunan; pola bangunan; corak bangunan
6. Estetika : Hal-hal yang dapat diserap oleh pencaindera sehingga diartikan sebagai persepsi indera
7. Exterior : Bagian luar (rumah, gedung, dsb)
8. Firmitas : Kekuatan
9. Fresh graduate : Lulusan baru
10. Gazebo/pergola : Jalan untuk pejalan kaki, di atasnya terdapat para-para untuk tanaman merambat sbg peneduh yg ditopang oleh deretan tiang di kanan kiri jalan;
11. Hyperbuilding : Skala bangunan yang sangat besar (giant) yang mampu memfasilitasi berbagi kegiatan manusia; menggunakan ultra struktur; terdiri atas fungsi-fungsi penopang bangunan yang serba otomatis dan canggih;
12. Interior : Bagian dalam gedung (ruang dsb); 2 tatanan perabot (hiasan dsb) di dl ruang dalam gedung dsb
13. Konstruksi : Susunan (model, tata letak)
14. Lay-out plan : Tata letak, penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang
15. Master Builder : Pemimpin dalam sebuah bangunan
16. Maquate : bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dsb) dalam tiga dimensi dan skala kecil, biasanya dibuat dari kayu, kertas, tanah liat, dsb.
17. Mimesis mimeseos : Tiruan atas tiruan
18. Plagiarisme : Penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.
19. Plan : Perencanaan
xi
21. Siteplan : Gambar dua dimensi yang menunjukkan detail dari rencana yang akan dilakukan terhadap sebuah kavling tanah, baik menyangkut rencana jalan, utilitas air bersih, listrik dan air kotor, fasilitas umum dan fasilitas sosial. 22. Sketches : Sketsa
23. SketchUp : Merupakan salah satu dari sekian banyak software yang berfungsi untuk membuat gambar 3D (3 dimensi) 24. Ornament : Hiasan dalam arsitektur, kerajinan tangan, dsb; lukisan;
perhiasan;
25. Tektoon : Menunjuk pada suatu yang berdiri kokoh, tidak roboh, dan stabil
26. Utilitas : Kegunaan 27. Venustas : Keindahan