• Tidak ada hasil yang ditemukan

Influence of Carbon Concentration on Carbon Encapsulated Nanosilica from Rice Husk to Solar Steam Conversion ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Influence of Carbon Concentration on Carbon Encapsulated Nanosilica from Rice Husk to Solar Steam Conversion ABSTRACT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Influence of Carbon Concentration on Carbon Encapsulated Nanosilica from Rice Husk to Solar Steam Conversion

Nurhayati Ayu Lestari1, Nandang Mufti2, Siti Zulaikah3

Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Malang Semarang Street number 5 Malang 65145. Gedung O6

ABSTRACT

Solar steam conversion is converting sunlinght into heat which is used to produce steam. Steam can be applied in many technological applications such as sterilization of medical devices, energy, etc. One of methods to produce steam is by converting solar to heat in water environment. In this research nanosilica is used as solar steam converter due to high stability of this compound. Source of silica that used is rice husk which is one of the largest silica abundant. The silica purification was done by alkali extraction method and sol gel method to synthesis nanosilica. Carbon encapsulated nanosilica synthesized by sonochemical method with glucose as source of carbon. The samples has been characterized by XRF, SEM-EDX, and XRD. The effectivity of solar steam conversion performed by measuring time dependent of temperature and pressure. Based on XRF and XRD result shown that nanosilica has purity of 96% in amorphous phase. Based on SED-EDX at carbon encapsulated nanosilica (SiO2@C) that amount of carbon increasing by increasing glucose concentration. Structure

morphology of nanosilica is agglomerated and average particle size is 66.49 nm. Based on solar steam conversion, carbon encapsulated nanosilica influence of temperature and pressure rise. Within two minutes the sample of carbon encapsulated nanosilica mixed with water can be produce steam at high temperature. Carbon concentration on carbon encapsulated nanosilica influence the temperature and pressure on solar steam conversion. This is indicated from the result of carbon encapsulated nanosilica test with 41.34% percent carbon produce steam temperature 114.2 ° C and pressure of 0.37 bar.

Keywords : solar steam, rice husk, nanosilica

PENDAHULUAN

Saat ini nanoteknologi telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Pada tahun 2006, lebih dari 300 buah produk komerisal tersedia di

pasaran yang dilklaim behwa

terjadinya peningktan sifat-sifatnya

dikarenakan adanya peran

nanomaterial di dalamnya. Pada tahun 2008 mencapai dua kali lipat dari nilai

sebelumnya (Fernandez, 2012).

Ukuran partikel yang seragam dan homogen dalam skala nano sangat penting baik dalam bidang sains maupun dalam bidang industri, seperti katalis, pigmen, farmasi (Zawrah, 2009). Salah satu material yang menjadi perhatian peneliti adalah

nanopartikel silikia (SiO2). Hal ini

disebabkan karena nanopartikel silika memilliki kestabian yang bagus, iner secara kimia, bersifat biokompatibel yang mampu bekerja selaras dengan sistem kerja tubuh, dan membentuk sperik tunggal (Yuan, 2010).

Salah satu sumber penghasil silikaterbesar adalah sekam padi. Sekam padi mengandung sekitar 90% -

98% silika setelah mengalami

pembakaran sempurna (Hanafie,

2013). Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah

petani dimana menjadikan beras

sebagai makanan pokok. Beras yang dihasilkan dari industri penggilingan padi adalah 65%, 20% adalah sekam padi dan sisanya hilang (Ismunadji dalam Hanafie, 2013). Sekam padi sering dikatakan sebagai limbah atau

(2)

2

bahan buangan sisa dari proses

pengolahan hasil pertanian.

Pemanfaatan sekam padi saat ini masih sangat terbatas, sehingga sekam tetap

menjadi bahan limbah yang

mengganggu lingkungan. Sekam padi sering dianggap sebagai bahan yang kurang bermanfaat dan bernilaigizi rendah karena mengandung abu yang cukup tinggi (Houston dalam Hanafie, 2013).

Nanoteknologi merupakan

aplikasi baru yang memiliki dampak besar pada dunia. Nanopartikel silika

yang dibungkus Au kemudian

dimasukkan ke dalam air dan dikenai sinar matahari dapat meningkatkan suhu secara drastis sehingga muncul uap yang disebut dengan nanobubbles. Dalam hal ini, nanopartikel berperan sebagai converter panas matahari

sehingga menyebabkan suhu air

meningkat secara drastis (Halas, 2012). Uap dengan suhu tinggi dapat digunakan sebagai desalinasi dan pemurnian air minum. Uap juga dapat digunakan untuk sterilisasi alat - alat medis. Pada percobaan yang dilakukan oleh Halas dkk, temperatur uap yang

dihasilkan adalah 140 oC dimana

dengan suhu sekian cukup tinggi untuk sterilisasi. Selain itu, uap dapat digunakan untuk menggerakkan turbin langsung untuk pembangkit listrik.

Dengan menggunan logam

nanopartikel sebagai absorber, suhu uap yang dihasilkan akan naik secara drastis (Polman, 2012).

Berdasarkan uraian di atas,

bahwa SiO2 yang digunakan sebagai

inti (core) dan emas sebagai pelapis (shell) dapat meningkatkan suhu uap dengan waktu yang relatif cepat dan

menghasilkan temperatur tinggi.

Sedangkan pelapis yang menggunakan emas memakan biaya yang cukup besar, maka perlu dilakukan suatu

penelitian untuk mensiasati hal

tersebut. Dalam penelitian ini

digunakan karbon sebagai pelapis

(shell) dimana karbon juga memiliki

stabilitas tinggi pada berbagai ruang lingkup kimia dan fisika baik pada suasana asam maupun basa. Metode yang digunakan untuk pelapisan nano silika adalah metode sonokimia dengan

glukosa sebagai sumber karbon.

Metode sonokimia merupakan metode

yang dapat digunakan untuk

mensintesis berbagai macam

nanostruktur material carbon seperti nanotubes, nano-unions, nanoscrolls dan lain sebagainya. Selain dilakukan pada temperatur ruang dan tekanan atmosfer yang rendah, metode ini juga tidak menggunakan katalis logam. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Jumlah Karbon Pada Pembungkusan Nanosilika Berbasis Abu Sekam Padi Terhadap Konversi Solar Steam”.

METODE PENELITIAN

Tahap ekstraksi silika murni dari abu abu sekam padi

Membersihkan sekam padi

sampai benar-benar bersih kemudian dijemur sampai kering. Selanjutnya

sekam dibakar di atas tungku

kemudian digerus mengguakan ayakan 200 mesh. Hasil ayakan difurnace pada

suhu 700oC selama 4 jam. Abu sekam

yang sudah difurnace diuji XRF untuk mengetahui kandungan silika dalam abu tersebut.

Tahap awal dalam

mengekstraksi silika adalah

mencampurkan 20 gram abu sekam padi dengan 160 ml NaOH 3N lalu

distirer selama 3 jam pada suhu 95oC

dengan kecepatan 400rpm. Setelah homogeny larutan disaring dan sisa saringan ditetesi dengan aquades hangat. Hal ini dikarenakan masih ada silika yang tertinggal dalam kertas saring. Hasil tetesan dicampur dengan filtrat yang lolos saringan tadi.

(3)

3

Selanjutnya filtrat ditetesi H2SO4

5N sambil distirer sampai pH

larutannya 2. Kemudian menambahkan larutan NaOH 2.5 M sampai pH 7.5. Setelah pH netral distirer selama 3 jam dan didiamkan selama 18 jam. Silika yang sudah menjadi gel tadi disaring lalu residunya dibilas dengan aquades sebanyak 5 kali dan dikeringkan

selama 3 jam pada suhu 90oC. Bubuk

silika yang sudah jadi diuji XRF guna mengetahui kandungan silika.

Tahap sintesis nanosilika

Bubuk silika yang dihasilkan

dari proses di atas diekstraksi

menggunakan alat soxhlet dengan pelarut HCl 6N selama 4 jam. Setelah

proses ini selesai silika dicuci

menggunakan air deionisasi sampai bebas asam. Melarutkan siika ke dalam 2.5N NaOH dan distirer selama 10

jam. Selanjutnya ditambahkan H2SO4

sampai pH 7.5. silika yang sudah

diendapkan dicuci berulang kali

sampai bebas alkali. Bubuk silika

dikeringkan pada suhu 50oC selama 48

jam dalam oven. Nanosilika yang

sudah jadi dikarakterisasi

menggunakan XRD dan SEM-EDX.

Tahap pelapisan nanosilika menggunakan karbon

Membuat larutan glukosa

dengan variasi molar yaitu 0,5M, 1 M, 1,5M, dan 2M. mencampurkan 50mL larutan glukosa dengan 5 gram nanosilika lalu distirer Selama 3 jam agar homogeny. Larutan disonikasi selama 2 jam dengan suhu sonikasi

50oC. nanosilika yang telah terbungkus

karbon dikeringkan pada suhu 80oC

selama 4 jam. Hasil dikarakterisasi menggunkan SEM-EDX untuk masing molaritas glukosa.

Tahap uji pengaruh nanosilika terhadap laju kenaikan suhu

Mencampurkan 1 gram

nanosilika dengan 1mL air, kemudian dimasukkan ke dalam tes tube dengan diameter 1 cm. memfokuskan cahaa matahari dengan loop, pastikan jarak loop dengan nanosilika tetap pada setiap pengukuran. Cahaya matahari yang telah difokuskan menggunakan loop diarahkan pada sampel nanosilika selanjutnya diamatai kenaikan suhu setiap 5 detik selama 2 menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi Silika Dari Abu Sekam Padi

Tahap awal pada proses

ekstraksi silika dari abu sekam padi adalah pembakaran sekam padi yang telah dicuci dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekam yang sudah dibakar selanjutnya dikalsinasi pada

suhu 700oC selama 4 jam. Dari 10

gram abu sekam padi setelah

dikalsinasi abu sekam padi yang tersisa adalah sebesar 4,62 gram.

Abu sekam padi yang sudah dikalsinasi mengandung 58,7% Si, 13,7% K, 6,9% Fe, dan pengotor lain yang persentasenya kurang dari 1%.

Abu sekam padi selanjutnya

diekstraksi menggunakan metode

ekstraksi alkali. Berikut hasil uji XRF silika murni setelah diekstraksi. Silika murni mengandung 92,9% Si dan pengotor yang persentasenya rendah. Silika masih mengandung pegotor karena adanya unsur yang tidak larut dalam air sehingga perlu dilakukan pemurnian kembali agar persentase silika meningkat.

(4)

4

Sintesis Nanosilika Dengan Metode Sol Gel

Pada tahap sintesis nanosilika

dilakukan soxhletasi dengan

menggunakan pelarut HCl. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengekstrak oksida-oksida logam pengotor yang terdapat pada silika, sehingga sampel yang dihasilkan lebih murni. Silika

murni yang sudah disoxhletasi

mengandung 96,5% Si. Hal ini menunjukkan bahwa banyak pengotor yang hilang saat proses soxhletasi.

Berikut hasil uji XRD pada nanosilika.

Gambar 4.1 Pola Difraksi Nanosilika

dari Gambar 4.1 yang dihasilkan

menunjukkan pola difraksi yang

cenderung amorf dengan puncak 22,67 (2θ). Untuk mengetahui morfologi serta ukuran nanopartikel dilakukan karakterisasi SEM-EDX. Berikut hasil uji SEM-EDX nanosilika.

Gambar 4.2 Hasil SEM Nanosilika

Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa ukuran partikel kurang dari 50 nm. Dari hasil

SEM nanosilika teraglomerasi

sehingga tidak homogen. Berikut ditampilkan hasil EDX nanosilika pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Kandungan Unsur Nanosilika

Element Wt % At %

OK 53,42 66,57

NaK 02,12 01,84

AlK 01,06 00,78

SiK 43,40 30,81

Matrix Correction ZAF

Berdasarkan Tabel 4.1 unsur dalam nanosilika sudah tepat dengan

perbandingan atom 1:2. Dalam

nanosilika masih mengandung Na dan Al. hal ini disebabkan karena pada saat

penyaringan kertas saring yang

digunakan mengandung Al.

Pembungkusan Nanosilika Dengan Karbon Menggunakan Metode Sonoimia

Pada proses ini yang digunakan sebagai sumber karbon adalah larutan glukosa. Pada penelitian ini dilakukan

variasi molaritas glukosa guna

mengetahui pengaruh variasi molaritas glukosa terhadap persen atom karbon pada nanosilika. Berikut hasil SEM untuk berbagai molaritas glukosa pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hasil SEM 0,5M, 1M, 1,5M, dan 2M (dari kiri atas)

Dari hasil SEM keempat sampel terlihat bahwa nanosilika teraglomerasi sehingga menggumpal. Akan tetapi dilihat dari gambar keempat sampel cenderung sama.

Position [°2Theta] (Copper (Cu))

10 20 30 40 50 60 70 80

Counts

0 200 400

(5)

5

Pengaruh molaritas glukosa terhadap persen atom karbon dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Perbandingan Persen Karbon Untuk Masing-Masing Molaritas

SiO2 0.5M 1M 1.5M 2M 0% 25,65 % 30,10 % 34,69 % 41,34 %

Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa semakin tinggi molaritas glukosa maka persen atom karbon juga semakin tinggi.

Untuk mengetahui nanosilika telah terbungkus karbon atau belum dilakukan uji kelarutan basa yaitu dengan melarutkan nanosilika ke dalam NaOH 3N. nanosilikayang belum dibungkus karbon larut dalam NaOH 3N, sedangkan nanosilika yang sudah dibungkus karbon tidak larut dalam larutan NaOH 3N. Hal ini menunjukkan bahwa nanosilika sudah terbungkus dengan karbon. Berikut ditampilkan hasil uji kelarutan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil Uji Pada NaOH 3M Sebelah kiri sebelum dibungkus karbon Sebelah kanan setelah dibungkus karon

Karakterisasi Konversi Solar Steam

Nanosilika yang sudah

dibungkus dengan karbon selanjutnya diuji efek termalnya dengan cara memfokuskan cahaya matahari pada sampel nanosilika. Pada tahap ini

dibandingkan laju kenaikan suhu antara air tanpa nanosilika, nanosilika tanpa dilapisi karbon, dan nanosilika yang dilapisi karbon persen karbon

yang berbeda-beda. Berikut

ditampilkan grafik hubungan suhu dengan waktu untuk masing-masing sampel pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Waktu-Suhu Uap Air

Dari Gambar 4.5 terlihat bahwa semakin tinggi persen karbon, laju kenaikan suhu solar steam semakin tinggi. Hal ini membuktikan bahwa molaritas glukosa berpengaruh terhadap laju kenaikan suhu.

Selanjutnya untuk konversi tekanan ditampilkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Grafik Hubungan Waktu-Tekanan Uap Air

Dari Gambar 4.6 terlihat bahwa semakin tinggi persen karbon maka tekanan uap air juga semakin tinggi. Hal ini berarti semakin tinggi suhu, tekanan naik mengikuti kenaikan suhu.

(6)

6

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Nanosilika berpengaruh terhadap

laju kenaikan suhu pada solar

steam dibandingkan dengan air

yang tidak ditambahkan dengan nanosilika.

2. Nanosilika yang dibungkus karbon

dengan persen karbon yang

berbeda berpengaruh terhadapa laju kenaikan suhu pada solar steam. 3. Semakin tinggi molaritas glukosa

maka laju kenaikan suhu pada

solar steam semakin drastis. SARAN

Dengan memperhatikan hasil dalam penelitian ini, maka berikut ini adalah beberapa saran yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi banyak pihak diantaranya :

1. Diasarankan untuk penelitian

selanjutnya dilakukan pada musim panas sehingga tidak menghambat saat penelitian.

2. Disarankan jarak antara loop

dengan setiap sampel sama

sehingga mendapatkan data yang akurat.

3. Disarankan waktu untuk setiap pengambilan data sama sehingga mendapatkan hasil yang sama.

DAFTAR RUJUKAN

Fernandez, Benny Rio. 2011. Sintesis

Nanopartikel. Makalah Sintesis

Nanopartikel, Jurusan Kimia

Pascasarjana Universitas

Andalas, Padang.

Fernandez, Benny Rio. 2012. Sintesis

Nanopartikel SiO2

Menggunakan Metode Sol-Gel

dan Aplikasinya Terhadap

Aktifitas Sitotoksik Sel. Review

Jurnal Nanoteknologi, Jurusan Kimia Pascasarjana Universitas Andalas, Padang.

Halas, Naomi J. 2012. Solar Vapor

Generation Enabled by

Nanoparticles : 1-21

Hanafi, A. 2010. Studi Pengaruh Bentuk Silika dari Abu Amas

Tebu terhadap Kekuatan

Produk keramik. Jurnal Kimia

Indonesia, Vol.5 No.1: 35-38.

Harsono, Heru. 2002. Pembuatan Silika Amorf dari Limbah

Sekam Padi. Jurnal Ilmu

Dasar, Vol.3 No.2: 98-103.

Husnain. 2010. Publikasi Badan

Litbang Pertanian Indonesia,

Vol.32 No.3.

Kalapathy, U. 2002. An Improved Method for Production of Silica

from Rice Hull Ash.

Bioresource Technology,

Vol.85 : 285-289.

Rafiee, Ezzat. 2012. Optimization of Synthesis and Characterization of Nanosilica Produced from Rice Husk (a common waste material). International Nano

Letters, Vol.2 No.29: 2-8.

Yuan, Huihui. 2010. Study on

Controllable Preparation of

Silica Nanoparticles with

Multi-sizes and Their

Size-dependent Cytotoxicity in

Pheochromocytoma Cells and

Human Embryonic Kidney

Cells. Journal of Health

Science, Vol.56 No.6 :

632-640.

Zawrah, M. F. 2009. Facile And Economic Synthesis Of Silica

Nanoparticles. Journal of

Ovonic Research, Vol.5 No.5 :

Gambar

Gambar 4.2 Hasil SEM Nanosilika
Gambar 4.4 Hasil Uji Pada NaOH 3M  Sebelah kiri sebelum  dibungkus karbon  Sebelah kanan setelah  dibungkus karon

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem informasi TK Aisyiyah I Tuban ini akan sangat membantu baik pihak TK Aisyiyah I Tuban sendiri maupun

Data partisipasi diperoleh melalui hasil observasi, hasil belajar siswa diperoleh dari nilai hasil pre-test dan post-test siswa, dan tanggapan siswa yang diperoleh melalui angket

Larik bermajas yang tepat untuk melengkapi bagian puisi di atas yang rumpang tersebut adalah …. bernyanyi merdu di alam desaku

Mereka akan menilai bisnis Desainer berdasarkan kualitas situs web Desainer, apakah itu adil atau tidak, hanya untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intrakurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Hal ini terdapat faktor komunikasi menghambat implementasi dapat dilihat dari belum adanya komunikasi dalam bentuk koordinasi dengan menggandeng pihak swasta untuk

Alasan mengapa perlunya pendekatan arsitektur perilaku ramah lansia pada perancangan pesantren lansia dikarenakan kegiatan di pesantren yang disesuaikan dengan pengguna yaitu

In the light of René Girard‟s theory of desire, revenge, and scapegoating, this study aims (1) to show the inter-relationship among the texts in question; and (2) placing this novel