• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PELAYAN DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PRODUK EIGER ADVENTURE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PELAYAN DAN PROMOSI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PRODUK EIGER ADVENTURE"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUK EIGER ADVENTURE

(Study Kasus Mahasiswa/i Universitas Pelita Bangsa)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana ( S1 )

Disusun oleh :

NITA MAULINA ALAMSYAH

NIM : 111611482

PROGRAM STUDY MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

(2)

ii

maha penyayang atas segala nikmat dan karuniamu untukku. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku. Ku persembahkan sebuah karya ini untuk kedua orang tuaku tercinta ( Bapak Ahmad Alamsyah dan Ibu Ai Nurjanah), yang tidak pernah hentinya memberiku semangat, do’a, nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga saya kuat untuk menghadapi rintangan yang ada.

Kepada dosen pembimbing saya, Bapak Wachid Hasyim saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf. Terima kasih telah membimbing, memberikan ilmu, nasihat, motivasi dan solusi untuk karya tulis ini. Mohon maaf apabila saya sulit untuk dibimbing dan selalu merepotkan bapak.

Kepada para sahabat, mahasiswa MA.14.H.3 dan MA.14.B2.Pemasaran yang sudah lebih dulu lulus, tanpa support kalian, skripsi ini akan menjadi lebih berat untuk diselesaikan. Untuk rekan-rekan kerja saya, Engineering Department PT Patec Presisi Engineering saya ucapkan terimakasih atas do’a dan semangatnya. Mohon maaf apabila dalam pengerjaan skripsi ini mengganggu operasional kerja yang sudah direncanakan.

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat kupersembahkan untuk kalian semua. Beribu terima kasih ku ucapkan. Atas segala khilaf dan kekurangan, kurendahkan hati serta diri memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Skripsi ini ku persembahkan terutama untuk Kedua orang tuaku dan untuk mereka yang selalu bertanya:

“Kapan skripsimu selesai? Atau kapan wisuda?”

Terlambat lulus atau lulus tidak tepat waktu bukanlah sebuah kejahatan, bukan pula sebuah aib. ENJOY AMAN GUYS!!!!

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul : Pengaruh citra merek, kualitas pelayanan

dan promosi terhadap kepuasan pelanggan pada produk Eiger Advneture.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam

mencapai gelar sarjana ekonomi manajemen pada program studi manajemen

Universitas Pelita Bangsa.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Hamzah M. Mardi Putra, S.K.M., M.M selaku Rektor Universitas Pelita

Bangsa

2. Dr. Ir. Supriyanto, M.P selaku wakil rector I Unversitas Pelita Bangsa

3. M. Hatta Fahamsyah, S.Sy.,M.Sc selaku wakil rektro II Unversitas

Pelita Bangsa

4. Preatmi Nurastuti, S.E., M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis

dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa

5. Adrianna Syariefur. S.Sy,.M.Si selaku wakil dekan Fakultas Ekonomi

Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa

6. Yunita Ramadhani. RDS., S.E., M,Sc selaku Ketua Prodi Manajemen

Universitas Pelita Bangsa

(7)

vii

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

Penulis berharap dengan adanya skripsi ini dapat membantu pembaca dalam

menambah wawasan untuk menjawab tantangan perubahan dan

hambatan-hambatannya, terutama yang berhubungan dengan citra merek, kualitas pelayanan

dan promosi terhadap kepuasan pelanggan. Penulis sepenuhnya menyadari dalam

penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran serta kritik yang

membangun sangat kami harapkan.

Semoga karya akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

Bekasi, 07 September 2019

(8)

viii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PENYATAAN ORISINALITAS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xi ABSTRAK ... xii BAB I ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 6 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.4 Manfaat Penelitian ... 7 1.5 Sistemateka Penulisan ... 7 BAB II ... 9 2.1 TINJAUAN PUSTAKA ... 9 2.1.1 Kepuasan Pelanggan ... 9 2.1.2 Citra Merek ... 15 2.1.3 Kualitas Pelayanan ... 21 2.1.4 Promosi ... 23 2.2 PENELITIAN TERDAHULU ... 26 2.3 HIPOTESIS ... 28 BAB III ... 31 3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.2.1 Tempat Penelitian ... 31

3.2.2 Waktu Penelitian ... 32

3.3 Kerangka Konsep ... 32

3.3.1 Desain Penelitian ... 32

3.3.2 Deskripsi Operasional Variable ... 34

(9)

3.4 Populasi dan Sampel ... 41

3.5 Metode Pengumpulan data ... 42

3.6 Metode analisa data ... 43

3.6.1 Uji Instrumen Penelitian ... 43

3.6.2 Uji Asumsi klasik... 45

3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 48

3.6.4 Uji t (Uji Parsial)... 48

3.6.5 Uji Koefisien Determinasi ... 49

BAB IV ... 51

4.1. Sejarah Pendirian Perusahaan... 51

4.2. Visi Dan Misi Perusahaan ... 53

4.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 54

4.4. Kegiatan Operasional Perusahaan ... 55

BAB V ... 56

5.1 Deskripsi Responden ... 56

5.2 Hasil Pengolahan Data ... 59

5.2.1 Uji Validitas ... 59

5.2.2 Uji Reliabilitas ... 62

5.2.3 Uji Asumsi Klasik ... 63

5.2.4 Uji Regresi Linear Berganda ... 68

5.2.5 Uji Koefisien Determinasi ... 70

5.2.6 Uji t (uji parsial) ... 71

5.3 Pembahasan ... 72

5.3.1 Pengaruh citra merek terhadap kepuasan pelanggan ... 73

5.3.2 Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan ... 73

5.3.3 Pengaruh promosi terhadap kepuasan pelanggan ... 74

BAB VI ... 75

6.1 KESIMPULAN ... 75

6.2 SARAN ... 76

(10)

x

Tabel 5. 2 Responden Pekerjaan ... 57

Tabel 5. 3 Responden Umur... 58

Tabel 5. 4 Lama Pemakaian ... 59

Tabel 5. 5 Uji Validitas Citra Merek (X1) ... 59

Tabel 5. 6 Uji Validitas Kualitas Pelayanan (X2) ... 60

Tabel 5. 7 Uji Validitas Promosi (X3) ... 61

Tabel 5. 8 Uji Validitas Kepuasan Pelanggan (Y) ... 61

Tabel 5. 9 Uji Reliabilitas ... 62

Tabel 5. 10 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 65

Tabel 5. 11 Uji Multikolinearitas ... 65

Tabel 5. 12 Kesimpulan Uji Multikolienaritas ... 66

Tabel 5. 13 Uji Glejser ... 68

Tabel 5. 14 Regresi Linear ... 69

Tabel 5. 15 Koefisien Determinasi... 70

(11)

xi

Gambar 5. 2 Normal P-Plot test ... 64 Gambar 5. 3 Uji scatterplot Heteroskedastisitas ... 67

(12)

xii

(Study Kasus Mahasiswa/i Universitas Pelita Bangsa)

1Nita Maulina Alamsyah

Latar Belakang Penelitian ini mencermati fenomena disekitar maka untuk menarik

pelanggan agar selalu tertarik dan loyal dalam menggunakan produk Eiger maka pihak Store Eiger Adventure harus benar-benar berusaha meningkatkan kepuasan pelanggan. Perusahaan yang bergerak di bidang outdoor dan fashion haruslah mempertahankan kepuasan para konsumennya

Tujuan Penelitian ini untuk menguatkan terhadap hasil penelitian sebelumnya yang

diangkat sebagai research gap serta untuk mengetahui pengaruh citra merek, kualitas pelayanan dan promosi terhadap kepuasan pelanggan.

Desain Penelitian Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif deskriptif yaitu dengan cara mencari informasi gejala yang ada, didefinisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai merencanakan cara pendekatannya, mengumpulkan data sebagai data untuk laporan.

Hasil peneltian menunjukan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan pelanggan, variabel kualitas pelayan berpengaruh terhadap keputusan pembelian walaupun tidak signifikan, dan variabel promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian walaupun tidak signifikan.

(13)

xiii

1Nita Maulina Alamsyah

Background This study examines the phenomena around so to attract customers to always be interested and loyal in using Eiger products, the Eiger Adventure Store must really try to increase customer satisfaction. Companies engaged in outdoor and fashion must maintain the satisfaction of their customers

The purpose of this study is to strengthen the results of previous studies that were appointed as a research gap and to determine the effect of brand image, service quality and promotion on customer satisfaction.

Research Design The method used in this research is descriptive quantitative research method that is by finding information on existing symptoms, clearly defined objectives to be achieved planning how to approach it, collecting data as data for reports.

The results of the study indicate that the brand image variable has a positive and significant effect on customer satisfaction, the variable quality of the waiter influences the purchasing decision even though it is not significant, and the promotion variable influences the purchase decision although it is not significant.

(14)

1

kian membaik. Masyarakat mengenal peralatan outdoor bukan hanya

sekedar peralatan camping ataupun naik gunung semata. Namun, peralatan

outdoor sudah merupakan sebuah gaya hidup atau lifestyle dan hobi yang

harus mereka penuhi. Peralatan outdoor seperti jaket, tas ataupun lainnya

sudah mulai dikenakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kualitasnya yang

prima serta design yang terus berubah bahkan hampir setiap hari selalu ada

design baru yang mengakibatkan peralatan outdoor kini sudah berubah

menjadi trendsetter. Ribuan item produk peralatan outdoor mampu

memberikan kepuasan bagi para pelanggan yang ingin mendapatkan barang

sesuai keinginan mereka. Maraknya media sosial yang mampu

menyebarkan secara cepat mengenai berbagai keindahan alam dan obyek

wisata di Tanah Air menjadi salah satu faktor pemicu berkembangnya

industi outdoor di Tanah Air. Potensi pasar yang terus berkembang menjadi

magnet pemain baru untuk bermain di industri ini. Saat ini, industri

peralatan outdoor memang berkembang dengan baik, bahkan

produsen-produsen lokal terus menunjukan eksistensinya di dalam negeri. Mereka

mampu bersaing dengan produsen-produsen luar negeri dalam hal kualitas

produk mereka (Linangkung, 2016).

Kepuasan pelanggan merupakan keberhasilan suatu bisnis.

(15)

hal ini. Banyak kegagalan bisnis terjadi karena pelanggan dikecewakan

sehingga mereka mencari alternatif ke produk sejenis lainnya. Pelanggan

merupakan pusat dari seluruh usaha pemasaran. Para pemasar berusaha

memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran mereka. Selain

memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan para pemasar harus bisa

menjalin hubungan yang harmonis dengan pelanggan agar tercipta

kepuasan. Pemasaran yang baik terlihat dari adanya saling ketergantungan

antara konsumen dengan produsen, untuk dapat berhasil dalam melakukan

proses pemasaran langkah yang harus di ambil adalah mengenali konsumen

terlebih dahulu, beri apa yang mereka inginkan dan gunakan media yang

tepat dengan sasaran. Hal-hal tersebut dilakukan agar kepuasan konsumen

tercapai (Handoko, 2017).

Semakin pesatnya persaingan dalam industri fashion membuat para

pengusaha harus melakukan strategi pemasaran yang tepat agar merek yang

dihasilkan dapat melekat di konsumen. Image merupakan element penting

dalam sebuah merek, merek tersebut bertindak sebagai element paling

berpengaruh dalam pelayanan karena keunikan alaminya seperti daya tahan,

tangibilitas, dan heterogenitas, Dhillon dalam (Lahap, Ramli, Said, Radzi,

& Zain, 2015). Citra merek pada dasarnya merupakan suatu cerminan

sebuah merek yang ada dalam ingatan konsumen, sederhananya citra merek

adalah apa yang muncul di benak konsumen ketika suatu merek diucapkan

di depan mereka. Dengan kata lain itu berarti bahwa ketika pelanggan

(16)

suatu merek Saleem dan Raja dalam (Lahap, Ramli, Said, Radzi, & Zain,

2015).

Gambar 1.1 Grafik Top Brand Eiger Adventure

Berdasarkan gambar 1.1 menunjukan adanya perkembangan Top

Brand Eiger Adventure dari tahun 2016-2019. Untuk kategori sepatu sandal

yang masuk ke dalam kategori Top Brand terjadi pada tahun 2018, untuk

kategori tas yang masuk ke dalam kategori Top Brand terjadi pada tahun

2016-2019, dan untuk kategori dompet yang masuk ke dalam kategori Top

Brand terjadi pada tahun 2018-2019. Namun dari hasil data yang masuk ke

dalam kategori Top Brand, Eiger Adventure belum mampu menduduki

posisi teratas dalam kategori Top Brand.

Kualitas pelayan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

pelanggan. Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh kepada kualitas

pelayanan yaitu harapan pelanggan (expectation) dan kinerja perusahaan

5.7 6.9 11.8 8.8 14.9 16.1 15.6 19.1 5 6.6 12.4 18.7 0 5 10 15 20 25 2016 2017 2018 2019

Top Brand Eiger Adventure

(17)

yang dapat dirasakan oleh konsumen (performance). Kuliatas pelayanan

dianggap baik dan memuaskan jika perusahaan dapat memberikan jasa

melampaui harapan konsumen, jika jasa yang diberikan lebih rendah

daripada harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dianggap buruk.

Pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi

serta pembelian ulang yang lebih sering (Dewa, 2018).

Salah satu keunggulan dalam persaingan ini terutama adalah

promosi yang dapat menaik konsumen. Promosi yang ditawarkan sangat

berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, dengan cara-cara pemasaran

yang dilakukan harus menarik setiap konsumen yang ada dengan melakukan

strategi pemasaran yang baik. Bauran promosi yang dilakukan perusahaan

akan menciptakan suatu penilaian tersendiri pada pikiran konsumen

sehingga penilaian konsumen terhadap promosi produk/jasa secara

langsung maupun tidak langsung akan menciptakan image terhadap prduk

dan jasa itu (Gulla, Oroh, & Roring, 2015).

Tabel 1.1 Media Promosi Eiger Adventure

No Media Situs 1 WEB https://eigeradventure.com/ http://www.eigershop.com/ https://eigerindostore.com/ 2 Edukasi

Mountain & Jungle Course Eiger Medical Camp Jurnalis Camp Survival Camp Hanging Camp

Women Jungle Survival Camp

(18)

Eiger Tropical Adventure Eiger Event

Mencermati fenomena tersebut maka untuk menarik pelanggan agar

selalu tertarik dan loyal dalam menggunakan produk Eiger maka pihak

Store Eiger Adventure harus benar-benar berusaha meningkatkan kepuasan

pelanggan. Perusahaan yang bergerak di bidang outdoor dan fashion

haruslah mempertahankan kepuasan para konsumennya. Pada pembahasan

ini pada Store Eiger Adventure ingin menjadi salah satu Store yang

memberikan citra merek yang tinggi dan pelayanan yang berkualitas di

pasar. Munculnya merek-merek yang baru yang menyediakan produk

dengan berbagai macam produknya lain yang harganya lebih kompetitif.

Sebagian konsumen yang sudah loyal terhadap Eiger Adventure mulai

beralih pada merek-merek yang menjual produk lain. Dalam membuat

keputusan konsumen tentunya mempertimbangkan banyak faktor salah

satunya adalah kualitas pelayanan yang mereka terima.

Berdasarkan hal diatas untuk mempertahankan citra merek produk

dan kualitas pelayanan yang baik untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian :

“Pengaruh Citra Merek, Kualitas Pelayanan dan Promosi Terhadap Kepuasan Pelanggan Produk Eiger Adventure (studi kasus pada Mahasiswa/i Universitas Pelita Bangsa”

(19)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan

masalah pada penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan kepuasan

pelanggan melalui citra merek dan kualitas pelanggan.

Adapun pertanyaan penelitian yang kami rumuskan sebagai berikut:

1. Apakah citra merek Eiger Adventure berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan?

2. Apakah kualitas pelayanan Eiger Adventure berpengaruh terhadap

kepuasan pelanggan?

3. Apakah promosi Eiger Adventure berpengaruh terhadap kepuasan

pelanggan pada?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap kepuasan pelanggan

pada Eiger Adventure

2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan

pelanggan pada Eiger Adventure

3. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap kepuasan pelanggan

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan pada penelitian ini :

1. Manfaat Teoritis, semoga hasil kesimpulan daripada penelitian ini

akan menjadi sarana pengembangan teori ilmu pengetahuan yang

dimiliki dalam manajemen pemasaran yang selama ini diperoleh

dibangku kuliah untuk kemudian diterapkan pada dunia kerja.

2. Manfaat Praktis, semoga pula hasil penelitian karya ilmiah akan

dapat pula menjadi bahan pertimbangan bagi para halayak yang

membaca hasil karya ilmiah ini.

1.5 Sistemateka Penulisan

Agar mengetahui secara ringkas permasalahan dalam penulisan

laporan penelitian ini, maka penulis menggunakan sistematika penulisan

yang bertujuan untuk mempermudah pembaca menelusuri dan memahami

laporan penelitian ini. Laporan penelitian ini dibagi menjadi 5 bab yang

dalam setiap bab terdiri dari beberapa bab yang satu sama lain saling

bersangkutan secara sistematis dan spesifik. Dalam penjelasan sistematika

penulisan laporan ini sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari lima sub bab yang akan menjelaskan tentang

latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan

masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian dan

(21)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan berisi mengenai teori pendukung citra merek,

kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan. Dan juga akan

berisi mengenai data pendukung penelitian terdahulu yang

relevan dengan penelitian ini.

BAB IIII METODE PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, kerangka konsep penelitian, menentukan

populasi dan sampel, metode pengumpulan data dan teknik

analisa data.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini akan menjelaskan tentang sejarah pendirian perusahaan,

Visi dan Misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan

kegiatan operasional perusahaan.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan tentang hasil penelitian dari

pengambilan data primer melalui kuesioner dan pembahasan

mengenai data yang telah didapatkan.

BAB VI KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab terakhir yang aka berisikan kesimpulan,

saran-saran yang diambil dari hasil penelitian yang telah

dilakukan yang mungkin dapat digunakan untuk perkembangan

(22)

9 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Kepuasan Pelanggan

2.1.1.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler & Keller (2012:138) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai beriku: “Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan

kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspetasi

mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekdpetasi, pelanggan tidak akan

puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspetasi, pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi ekspetasi, pelanggan akan sangat puas dan senang”.

Apabila kenyataan sama dengan harapan, maka layanan disebut

memuaskan. Dengan demikian service quality dapat didefinisikan

sebagai jauhnya perbedaan antara kenyataan dan harapan konsumen atas

layanan yang mereka terima (Lupiyoadi, 2001).

Engel et al (Tjiptono, 2002) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan evaluasi purna beli dimana alternative yang dipilih

sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan

ketidakpuasan timbul apabila hasil (Outcome) tidak memenuhi harapan.

Beberapa definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

(23)

kecewa yang berasal dari perbandingan antara apa yang fiterima dan

harapan terhadap suatu produk. Pelanggan dapat mengalami salah satu

dari tiga tingkat kepuasan umum yaitu kalau kinerja dibawah harapan,

pelanggan akan merasa kecewa tetapi jika kinerja sesuai dengan harapan

pelanggan akan merasa puas dan apabila kinerja bias melebihi harapan

maka pelanggan akan merasakan sangat puas, senang dan juga gembira.

Kesesuaian yang mengalami ketidaksesuaian antara harapan dengan

kinerja actual jasa atau produk maka pelanggan berada pada

diskonfirmasi.

2.1.1.2 Indikator Kepuasan Pelanggan

Tjiptono dalam (Ghozali M. , 2014) mendeskripsikan beberapa

konsep yang dapat digunakan langusng oleh beberapa perusaha an untuk

mengetahui dan mengukur tingkat kepuasan pelanggan atau

konsumen,yaitu:

1. Kepuasan pelanggan keseluruhan (Overall customer satisfaction)

Cara paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah

langsung menanyakan langsung kepada pelanggan seberapa puas

amereka dengan produk atau jasa spesifik tertentu. Biasanya, ada dua

bagian proses pengukurannya. Pertama, mengukur tingkat kepuasan

pelanggan produk dan/atau jasa perusahaan bersangkutan. Kedua,

menilai dan membandingkannya dengan tingkat kepuasan pelanggan

(24)

2. Dimensi kepuasan pelanggan

Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan dalam

komponen-komponennya. Umumnya, proses semacam ini ata empat langkah.

Pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasna

pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai produk dan/atau jasa

perusahaan berdasarkan item-item spesifik, seperti kecepatan

layanan, fasilitas layanan atau keramahan staf pelayanan pelanggan.

Ketiga, meminta pelanggan menilai produk dan/atau jasa pesaing

berdasrkan item-item spesifik yang sama. Keempat, meminta para

pelanggan untuk menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka

yang paling penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.

3. Konfirmasi harapan (Confimation og expectations)

Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur langsung, namun

disimpulkan berdasarkan keseseuaian/ketidaksesuaian antara

harapan pelanggan degan kinerja actual produk pesusahaan pada

jumlah atribut atau dimensi penting.

4. Minat pembelian ulang (Repurchase intent)

Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan

menanyakan apakah pelanggan akan berbelanja atau menggunakan

jasa perusahaan lain.

5. Kesedian untuk merekomendasi (Willingness to recommend)

Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relative lama atau

(25)

merekomendasikan kepada teman atau keluarganya menjadi ukuran

yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.

6. Ketidakpuasan pelanggan (Customer dissatisfaction)

Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna mengetahui

ketidakpuasan pelanggan, meliputi:

a) Komplain

b) Retur atau pengembalian produk

c) Biaya garansi

d) Product recal (penarikan kembali produk dari pasar)

e) Gethok tular negative

f) Defections (konsumen yang beralih ke pesaing)

2.1.1.3 Strategi Dalam Memuaskan Pelanggan

Dalam strategi memuaskan pelanggan ada 8 strategi yang selama ini

diterapkan berbagai organisasi dalam rangka memuaskan pelanggannya

(Subagyo,2010:10):

1. Manajemen ekpektasi pelanggan, yaitu berusaha mengedukasi

pelanggan agar mereka bisa benar-benar memahami peran hak dan

kewajibannya berkenaan dengan produk/jasa.

2. Relation marketing and management, berfokus pada upaya menjalin relasi positif jangka panjang yang saling menguntungkan dengan

(26)

3. After marketing, menekankan pentingnya orientasi pada pelanggan saat ini sebagai cara yang lebih mengefektifkan harga untuk

membangun bisnis yang menguntungkan.

4. Strategi retensi pelanggan, hampir sama dengan after marketing. Strategi ini berusahaan meningkatkan retensi pelanggan melalui

pemahaman atas factor-faktor yang menyebabkan pelanggan beralih

pemasok.

5. Superior customer service, diwujudkan dengan memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan para pesaing.

6. Technology infusion strategy, berusaha memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk meningkatkan dan memuaskan pengalaman service

encounter pelanggan

7. Strategi penanganan complain secara efektif, mengandalkan empat

aspek penting yaitu empati terhadap pelanggan yang marah,

kecepatan dalam penanganan setiap keluhan, kewajaran atau keadilan

dalam memecahkan permasalahan atau komplain, dan kemudahan

konsumen untuk mengontak perusahaan.

8. Strategi pemulihan layanan, berusaha menangani setiap masalah dan

belajar dari kegagal produk/ layanan serta melakukan perbaikan demi

(27)

2.1.1.4 Tantangan Dalam Memuaskan Pelanggan

Tantangan memuaskan pelanggan sebagai bentuk strategi defensive

berfokus pada pelanggan, upaya memuaskan pelanggan menghadapi

sejumlah tantangan strategic (Subagyo,2010:11):, antara lain adalah :

1. Ekspektasi pelanggan bersifat dinamis dan dibentuk oleh banyak

faktor, diantaranya pengalaman belanja dimasa lalu, opini teman dan

kerabat, serta informasi dan promosi perusahaan maupun para

pesaing.

2. Tidak semua pelanggan sama nilainya, karena itu dibutuhkan

segmentasi strategik yang memfasilitasi pemilihan segmen khusus

untuk keperluan relationship marketing jangka panjang

3. Strategi “membeli” loyalitas pelanggan kadangkala justru dapat

merugikan perusahaan, apabila bila yang dipasarkan adalah

switchable customers. Kelompok ini suka beralih pemasok demi mencari tawaran terbaik.

4. Pemanfaatan teknologi untuk menggantikan , melengkapi, dan/atau

menambah layanan perusahaan menghadapi kendala berupa isu

privasi, tingkat akses teknologi, dan biaya akses teknologi

5. Masih tingginya tingkat keenganan pelanggan tidak puas untuk

melakukan complain. Ini dapat disebabkan oleh faktor budaya

(misalnya, kecenderungan menghindari kontroversi langsung),

(28)

menyampaikan komplain, kesulitan dalam mendapatkan ganti rugi

karena prosedur komplen yang terlalu terbelit-belit, nilai produk atas

jawa yang dibeli relatif kecil, dan rendahnya peluang keberhasilan

dalam melakukan complain.

6. Secara konseptual kepuasan hanyalah salah satu dari sekian banyak

macam emosi yang mewarnai pengalaman hidup sehari-hari (marah,

kecewa, kesal, senang dan gembira).

2.1.2 Citra Merek

2.1.2.1 Pengertian Merek

Buchari (2014:147) menyatakan bahwa merek atau cap ialah suatu

tanda atau symbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa

tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar, atau kombinasi keduanya.

Susanto (2011 :111) citra merek adalah apa yang dipersepsikan oleh

konsumen mengenai sebuah merek. Dimana hal ini menyangkut

bagaimana seorang konsumen menggambarkan apa yang mereka rasakan

mengenai merek tersebut ketika mereka memikirkannya. Selain itu,

dalam konsep pemasaran, citra merek sering direferensikan sebagai

aspek psikologis, yaitu citra yang dibangun dalam alam bawah sadar

konsumen melalui informasi dan ekspektasi yang diharapkan melalui

produk atau jasa. Untuk itulah pembangunan sebuah citra merek,

terutama citra yang positif menjadi salah satu hal yang penting. Sebab

(29)

menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada, dan pada

saat yang sama meminta mereka membayar harga yang tinggi.

Merek menurut Kotler (2016:258) adalah produk atau jasa yang

dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara

dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan

kebutuhan yang sama. Penetapan merek sudah ada selama berabad-abad

sebagai sarana untuk membedakan barang dari satu produsen dengan

produsen lainnya. Merek mengidentifikasi sumber atau pembuat produk

dan memungkinkan konsumen , bisa individual atau organisasi untuk

menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau

distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama

secara berbeda tergantung pada bagaimana pemerekan produk tersebut.

Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan.

Pertama, merek menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.

Merek membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.

Merek juga menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk

fitur-fitur atau aspek unik produk. Nama merek dapat dilindungi melalui

nama dagang terdaftar. Merek menandakan tingkat kualitas tertentu

sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah memilih produk

kembali. Loyalitas merek memberikan tingkat permintaan yang aman

dan dapat diperkiraan bagi perusahaan, dan menciptakan penghalang

(30)

Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian properti hukum

yang sangat berharga dan dapat mempengaruhi prilaku konsumen, dapat

dibeli dan dijual, dan memberikan keamanan pendapatan masa depan

yang langgeng bagi pemiliknya. Perusahaan membayar berkali-kali lipat

lebih besar daripada penghasilan untuk merek dalam merger atau

akuisisi, sering membiarkan tingginya harga berdasarkan tambahan laba

yang dapat ditarik atau didapat dari merek, dan juga kesulitan dan

pengeluaran yang sangat besar untuk menciptakan merek yang sama dari

nol. Wall street yakin merek yang kuat menghasilkan penghasilan dan

kinerja laba yang lebih baik bagi perusahaan, yang mana, pada giliranya,

menciptakan nilai yang lebih besar bagi pemegang saham.

Meskipun perusahaan memberikan momentum untuk penciptaan

merek melalui program pemasaran dan kegiatan lain, pada akhirnya

merek berdiam didalam pikiran konsumen. Penetapan merek (branding)

adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan jasa. Penetapan

merek adalah tentang menciptakan perbedaan antar produk. Pemasar harus mengajar tentang” siapa” produk itu kepada konsumen dengan memberikan namanya dan merek lain untuk mengidentifikasi produk

begitu pula dengan apa yang dilakukan produk dan mengapa kosumen

harus memperhatikan. Penetapan merek menciptakan struktur mental

yang membantu konsumen mengatur pengetahuan mereka tentang

produk dan jasa dengan cara yang menjelaskan pengambilan keputusan

(31)

strategi penetapan merek berhasil dan nilai merek dapat tercipta,

konsumen harus diyakini bahwa ada perbedaan berarti diantara merek

dalam kategori produk dan jasa. Perbedaan merek sering berhubungan

dengan atribut atau manfaat produk itu sendiri Kotler (2008:260).

2.1.2.2 Ekuitas Merek

Ekuitas merek (brand equity) menurut Kotler (2016:263) adalah

nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat

tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan bertindak dalam

hubunganya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan

profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan. Konsumen akan

memutuskan, berdasarkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang

merek, kemana, dan bagaimana mereka pikir merek itu seharusnya

dipersepsikan dan berkenan (atau tidak) akan segala bentuk tindakan atau

program pemasaran. Ada lima komponen atau kunci dari ekuitas merek,

menurut BAV (Brand Asset Valuator):

1. Diferensiasi (Differentiation) mengukur tingkat sejauh dimana merek

dianggap berbeda dari merek lain.

2. Energi (Energy) mengukur arti momentum merek.

3. Relevasi (Relevance) mengukur cakupan daya tarik merek.

4. Harga diri (Esteem) mengukur berapa baik merek dihargai dan

(32)

5. Pengetahuan (Knowledge) mengukur kabar keakrapan konsumen

dengan merek.

Diferensiasi, Energi, dan Relevansi digabungkan untuk menentukan

kekuatan merek yang menggerakan. Ketiga pilar ini menunjukan nilai

masa depan merek. Harga diri dan Pengetahuan bersama-sama

menciptakan Reputasi merek yang lebih merupakan “ kartu laporan” tentang kinerja masalalu. Elemen merek adalah alat pemberi nama

dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan merek.

Sebagian besar merek kuat menerapkan berbagai elemen merek. Pemasar

harus memilih elemen merek untuk membangun ekuitas merek sebanyak

mungkin. Ada enam kriteria utama untuk memilih elemen merek :

1. Dapat diingat 2. Berarti 3. Dapat disukai 4. Dapat ditransfer 5. Dapat disesuaikan 6. Dapat dilindungi

2.1.2.3.Indikator Citra Merek

Perusahaan harus menentukan pada tingkat mana akan menanamkan

identitas merek sehingga menjadi tantangan untuk mengembangkan

suatu merek dengan makna yang mendalam sehingga memiliki keunikan

(33)

menyatakan faktor pendukung terbentuknya citra merek dalam

keterkaitannya dengan asosiasi merek, yaitu :

1. Keunggulan Asosiasi Merek (Favoirability of Brand Assiciation)

Salah satu faktor pembentuk citra merek adalah keunggulan produk,

dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena

keunggulan kualitas dan ciri khas, menyebabkan suatu produk

mempunyai daya tarik tersendiri bagi konsumen.

2. Kekuatan Asosiasi Merek (Strength of Brand

Association/Familiarity of Brand Association)

Setiap merek yang berharaga mempunyai jiwa ata kepribadian

khusus, yaitu suatu kewajiban mendasar bagi pemilik merek untuk

dapat mengungkapkan, mensosialisasikan kepribadian tersebut

dalam satu bentuk iklan ataupun bentuk kegiatan promosi dan

pemasaran lainnya. Hal itulah yang menjadi penghubung antara

produk atau merek dengan konsumen.

3. Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of Brand Association)

Sebuah merek haruslah unik dan menarik sehingga produk tersebut

memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru para pesaing. Keunikan suatu

produk akan memberikan kesan yang cukup membekas terhadap

ingatan pelanggan akan keunikan merek. Sebuah merek yang

memiliki ciri khas haruslah dapat melahirkan keinginan pelanggan

untuk mengetahui lebih jauh dimensi merek yang terkandung

(34)

Membuat kesan unik dan perbedaan yang berarti diantara merek lain

serta membuat konsumen tidak memiliki alasan untuk tidak memilih

merek tersebut.

2.1.3 Kualitas Pelayanan

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Mengemukakan bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan

yang memenuhi atau melebihi harapan, Kotler dalam (Gulla, Oroh, &

Roring, 2015). Untuk mengetahui dasar dan apa itu pelayanan, maka

perlu dipahami definisi dari pelayanan yang telah dikemukakan. Yoeti

dalam (Handoko, 2017) Pelayanan adalah suatu produk yang tidak nyata

(intangible) pemberi jasa (producer) dan penerima jasa (customer) melalui suatu atau beberpa aktivitas untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan.

2.1.3.2 Indikator Kualitas Pelayanan

Menurut Buchari (2014:284) dalam salah satu studi mengenai

kualitas pelayanan yang mengungkapkan ada lima factor dominan atau

penentu kualitas jasa yang disingkat dengan TERRA, yaitu:

a. Tangibles atau bukti fisik adalah kemampuan suatu perusahaan

dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal.

(35)

dari keadaan lingkungan sekitar merupakan buktinyata dari

pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yang meliputi fasilitas

fisik (gedung, gudang, dan sebagainya), perlengkapan dan peralatan

yang digunakan (teknologi) serta penampilan karyawan.

b. Realibility atau andalan adalah kemampuan suatu perusahaan untuk

memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan

terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pengguna jasa yang

berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pengguna

jasa tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan akurasi yang tinggi.

c. Responsiveness atau ketanggapan adalah suatu kemauan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat/responsive dan

tepat kepada pengguna jasa dengan penyampaian informasi yang

jelas. Tidak membiarkan pengguna jasa menunggu tanpa adanya

suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negative dalam

kualitas pelayanan.

d. Assurance atau jaminan dan kepastian adalah pengetahuan, sopan

santun dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk

menumbuhkan rasa percaya pengguna jasa kepada perusahaan yang

terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas,

keamanan, kompetensi dan sopan santun.

e. Emphaty adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

individual atau pribadi yang diberikan kepada pengguna jasa dengan

(36)

diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan secara spesifik

serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pengguna

jasa.

2.1.3.3 Strategi Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Perusahaan jasa menghadapi tiga tugas yaitu meningkatkan

persaingan kompetitif, kualitas pelayanan, dan produksinya. Dalam hal

ini untuk meningkatkan kualitas pelayanan tidaklah mudah, banyak

factor yang perlu dipertimbangkan. Sumarni dalam (Tombokan, Kawet,

& Uhing, 2015), berpendapat bahwa diantara berbagai factor yang perlu

mendapat perhatian dalam meningkatkan kualitas pelayanan adalah

mengidentifikasikan determinan untuk kualitas pelayanan, mengelola

harapan pelanggan, mengelola bukti kualitas pelayan, mendidik

pelanggan tentang pelayam, mengembangkan budaya kualitas,

menciptakan Automating Quality, minindak-lanjuti pelayanan dana

mengembangkan sistem informasi kualitas pelayanan.

2.1.4 Promosi

2.1.4.1 Pengertian Promosi

Menurut Buchari (2014:179) menyatakan bahwa promosi adalah

sejenis komunikasi yang dapat memberi penjelasan yang meyakinkan

(37)

memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan

konsumen.

Promosi merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan

pemasaran suatu produk ataupun jasa. Promosi adalah suatu bidang

kegiatan marketing dan merupakan komunikasi yang dilaksanakan

perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang membuatn pemberitaan

(information), membujuk (persuasion), dan mempengaruhi (influence), segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan penjualan, betapapun

berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendenganya

dan tidak yakin bahwa produk atau barang itu akan berguna bagi mereka,

maka mereka tidak akan pernah membelinya, Kotler dalam (Handoko,

2017). Kegiatan promosi pada dasarnya banyak berhubungan dengan

aktivitas komunikasi untuk tujuan pemasaran, sehingga banyak pakar

yang menyamakan promosi dengan komunikasi pemasaran. Promosi

sendiri merupakan alat buaran pemasaran (marketing mix) keempat,

meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan prosuknya ke pasar sasaran.

Perusahaan tersebut harung membuat program komuniasi dan promosi

yang terdiri dari iklan, penjualan tatap muka, promosi penjualan,

(38)

2.1.4.2 Indikator Promosi

Tujuan utama promosi ialah memberi informasi , menarik perhatian

dan selanjutnya memberi pengaruh untuk meningkatkan penjualan.

Menurut Buchari (2014:182) strategi promosi dapat dilakukan dengan

cara:

a. Periklanan (Advertising)

Periklana adalah komunikasi non pribadi melalui bermacam-macam

media yang dibayar oleh sebuah perusahaan bisnis atau organisasi

nirlaba atau individu yang didalam beberapa cara teridentifikasi

dalam pasar periklanan dan berharap menginformasikan atau

membujuk anggota-anggota.

b. Penjualan pribadi (Personal Selling)

Yaitu terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka antara pembeli

dan penjual. Komunikasi yang dilakukan kedua belah pihak bersifat

individual, dalam hal ini penjual dituntut memiliki kecakapan dan

keterampilan dalam mempengaruhi atau memotivasipembeli dengan

cara mengemukakan manfaat yang akan diperoleh pembeli sehingga

terjadi persesuaian keuntungan.

c. Promosi penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan terdiri atas beraneka kumpulan alat insentif yang

dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu

secara lebih cepat atau lebih banyak oleh para konsumen.

(39)

Hubungan masyarakat adalah komunikasi dan hubungan perusahaan

dengan jenis publiknya yang meliputi para pelanggan, pemasok,

pemegang saham, karyawan, pemerintah, masyarakat umum, dan

masyarakat dimana perusahaan berkecimpung.

2.2 PENELITIAN TERDAHULU

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini, yaitu:

1. Feiby Tombokan, Lotje Kawet, dan Yantje Uhing, dalam artikel yang

berjudul Pengaruh kualitas pelayanan, citra merek terhadap kepuasan

konsumen pengguna taplus BNI kantor cabang utama manado, terbit

di jurnal EMBA Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal. 552-561. Manghasilkan

kesimpulan bahwa kualitas pelayan dan citra merek memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen secara parsial

dan simultan.

2. Bagus Handoko, dalam artikel yang berjudul Pengaruh promosi,

harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada

titipan kilat JNE medan, terbit jurnal ilmiah manajemen & bisnis Vol.

18 No. 1, 2017, 61-72. Menghasilakn kesimpulan bahwa promosi,

harga dan kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan konsumen di PT. Maxim Houseware

(40)

3. Christian Lasander, dalam artikel berjudul Citra merek , kualitas

produk dan promosi pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen pada

makanan tradisional (Survey pada industry rumah tangga dodol

daging pala audia di tahuan kab. Sangihe), terbit jurnal EMBA Vol.1

No.3 Sept. 2013, Hal. 284-293. Menghasilkan kesimpulan bahwa

citra merek, kualitas produk dan promosi berpengaruh secara

simultan terhadap kepuasan konsumen pembeli dodol daging pala

audia di tahuna kab. Sangihe.

4. Moch. Ghozali, dalam artikel berjudul Pengaruh kualitas pelayanan

dan harga terhadap kepuasan pelanggan pada expedisi di Surabaya,

terbit jurnal ilmu & riset manajemen Vol.3 No.3 2014. Menghasilan

kesimpulan bahwa kualitas pelayan dan harga secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan CV. Jaya

Samudra Surabaya.

5. Johanudin lahap, Nur safiah ramli, noraslinda mohd said, salleh mohd

radzi, and raxlan adli zain, in the journal A study of Brand Image toward Customer’s Satisfaction in the Malaysian Hotel Industry, published Prodecia-Social and Behavioral Science 224 (2016) 149-157, concluded that brand image has a significant effect on customer satisfaction in the Malaysian hotel industry.

(41)

2.3 HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis pertama : Citra merek yang ditetapkan Eiger Adventure akan

mempengaruhi kepuasan pelanggan, dimana dalam hipotesa ini

didukung oleh:

1. Feiby Tombokan, Lotje Kawet, dan Yantje Uhing, dalam artikel yang

berjudul “Pengaruh kualitas pelayanan, citra merek terhadap

kepuasan konsumen pengguna taplus BNI kantor cabang utama

manado” yang telah dipublikasikan pada Jurnal Riset Ekonomi dan

Manajemen Vol.3 No.3 Sept. 2015, Hal. 552-561 yang mengatakan

bahwa secara parsial citra merek memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan konsumen pengguna Taplus BNI kantor cabang

utama manado.

2. Christian Lasander, dalam artikel berjudul “Citra merek, kulitas

peroduk, dan promosi pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen

pada makan tradisional (survey pada industry rumah tangga dodol

daging pala audia di tahuna kab. Sangihe) yang telah dipublikasikan

pada Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen Vo. 1 No. 3 Sept. 2013,

Hal. 284-293 yang mengatakan bahwa citra merek berpengaruh

signifikan terhadap kepuasan konsumen pembeli dodol daging pala

(42)

Hipotesis kedua : Kualitas pelayanan yang ditetapkan Eiger Adventure

akan mempengaruhi kepuasan pelanggan, dimana dalam hipotesa ini

didukung oleh:

1. Johanes Gerardo Runtunuwu, Sem Oroh, dan Rita Taroreh, dalam

artikel berjudul “Pengaruh kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pengguna café dan resto cabana

manado” yang telah dupublikasikan pada Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen Vol. 2 No.3 Sept. 2014, Hal,1803-1813, yang

mengatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh secara parsial

terhadap kepuasan pengguna cafe dan resto cabana manado.

2. Rendy Gulla, Sem George Oroh, Ferdy Roring, dalam arikel berjudul

“Analisa harga, promosi dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada hotel manadi grace inn” yang telah dipublikasikan pada Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen Vol. 3 No.1 Maret 2015,

Hal. 1313-1322, yang mengatakan bahwa kualitas pelayanan secara

parsial berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada hotel manado

grace inn.

Hipotesis ketiga : Promosi yang ditetapkan Eiger Adventure akan

mempengaruhi kepuasan pelanggan, dimana dalam hipotesa ini

(43)

1. Bagus Handoko, dalam artikel berjudul “Pengaruh promosi, harga

dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada titipan

kilat JNE medan” yang dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis Vol. 18 No. 1 2017, 61-72, yang menyatakan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

konsumen di PT Maxim Houseware Indonesia Medan

2. Chriswardana Bayu Dewa, dalam artiket berjudul “Pengaruh kualitas

pelayanan dan promosi penjualan jasa grabcar terhadap kepuasan

pelanggan” dipublikasikan pada jurnal perspektif Vol. XVI, No. 1, Maret 2018, yang menyatakan bahwa Promosi penjualan

(44)

31 3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kuantitatif deskriptif yaitu dengan cara mencari informasi

gejala yang ada, didefinisikan dengan jelas tujuan yang akan dicapai

merencanakan cara pendekatannya, mengumpulkan data sebagai data untuk

laporan. Penelitian kuantitatif dapat digunakan untuk meneliti pada populasi

atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan

secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian ,

analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan ( Sugiyono,2009:13). Variabel penelitian

yang akan dikaji dalam penelitian ini ada dua variabel utama yaitu : Variabel

bebas (X) yang terdiri dari tiga Variabel , yaitu Citra Merek (X1), Kualitas

Pelayanan (X2), dan Promosi (X3) sedangkan Variabel Terikat terdiri dari

satu variabel yaitu Kepuasan Pelanggan (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pelita Bangsa yang beralamatkan

(45)

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan April sampai dengan Agustus 2019,

dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan

3.3 Kerangka Konsep 3.3.1 Desain Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu citra merek, kualitas pelayanan, dan promosi sedangkan variabel dependennya adalah kepuasan pelanggan. Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

No Uraian Periode April – Agustus 2019

April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pencarian data Referensi 2 Penyusunan Proposal Skripsi 3 Bimbingan Proposal Skripsi 4 Bimbingan Skripsi 5 Penelitian Skripsi 6 Pengolahan data penelitian 7 Pendaftaran sidang Skripsi

(46)

Keunggulan Asosiasi Merek

Kekuatan Asosiasi Merek

Keunikan Asosiasi Merek

Citra Merek (X1) Tangible (Berwujud) Empathy (Empati) Responsiveness (Cepat Tanggap) Reliability (Keandalan) Assurance (Kepastian) Advertising (Periklanan) Personal Selling (Penjualan Pribadi) Public Relation (Hubungan Masyarakat) Sales Promotion (Promosi Penjualan)

Kepuasan Pelanggan

(Y) H1

Teori Kotler & Keller (2012:347)

H2

Teori Buchari Alma (2014:284)

H3

Teori Tjiptono (2006:349)

Teori Buchari Alma (2014:182)

Gambar 3. 1 Design Penelitian Kualitas Pelayanan (X2) Promosi (X3) Kepuasan Pelanggan Keseluruhan Dimensi Kepuasan Pelanggan Konfirmasi Harapan

Minat Pembelian Ulang

Kesediaan Untuk Merekomendasi

(47)

Keterangan:

H1 = X1 Y : Feiby Tombokan, Lotje Kawet, dan Yantje Uhing,

jurnal EMBA Vol.3 No.3 Sept. 2015.

Christian Lasander, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen

Vo. 1 No. 3 Sept. 2013.

Kotler & Keller (2012)

H2 = X2 Y : Johanes Gerardo Runtunuwu, Sem Oroh, dan Rita

Taroreh, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen Vol. 2 No.3

Sept. 2014.

Rendy Gulla, Sem George Oroh, Ferdy Roring, Jurnal Riset

Ekonomi dan Manajemen Vol. 3 No.1 Maret 2015

Buchari Alma (2014)

H3 = X3 Y : Bagus Handoko, urnal Ilmiah Manajemen & Bisnis

Vol. 18 No. 1 2017.

Chriswardana Bayu Dewa, jurnal perspektif Vol. XVI, No.

1, Maret 2018.

Buchari Alma (2014)

3.3.2 Deskripsi Operasional Variable

Adapun definisi Operasional variable dalam penelitian ini akan

(48)

Tabel 3. 2 Deskripsi Operasional Variabel

Uraian Variable Instrumen/Dimensi Penjelasan Atas Instrumen

Variable

Citra Merek

(Kotler & Keller

2012:347)

1. Keunggulan Asosiasi

Merek (Favoirability of

Brand Assiciation

Keunggulan kualitas dan ciri khas,

menyebabkan suatu produk

mempunyai daya tarik tersendiri

bagi konsumen. 2. Kekuatan Asosiasi Merek (Strength of Brand Assocuation/Familiarity of Brand Association

Suatu kewajiban mendasar bagi

pemilik merek untuk dapat

mengungkapkan,

mensosialisasikan kepribadian

tersebut dalam satu bentuk iklan

ataupun bentuk kegiatan promosi

dan pemasaran lainnya. Hal itulah

yang menjadi penghubung antara

produk atau merek dengan

konsumen.

3. Keunikan Asosiasi

Merek (Uniqueness of

Brand Association

Keunikan suatu produk akan

memberikan kesan yang cukup

membekas terhadap ingatan

pelanggan akan keunikan merek.

Kualitas

Pelayanan

1. Tangible (Berwujud) Penampilan dan kemampuan

(49)

(Buchari Alma

2014:284)

perubahan dari keadaan lingkungan

sekitar merupakan buktinya dari

pelayanan yang diberikan oleh

pemberi jasa yang meliputi fasilitas

fisik (gesung, gudang, dan

sebagainya), perlengkapan dan

peralatan yang idgunakan

(teknologi) serta penampilan

karyawan.

2. Empathy (Empati) Suatu perusahaan diharapkan

memiliki pengertian dan

pengetahuan secara spesifik serta

memiliki waktu pengoperasian

yang nyaman bagi pengguna jasa.

3. Responsiveness (Cepat

Tanggap)

Tidak membiarkan pengguna jasa

menunggu tanpa adanya suatu alas

an yang jelas menyebabkan

persepsi yang negative dalam

kualitas pelayanan.

4. Realibity (Keandalan) Kinerja harus sesuai dengan

harapan pengguna jasa yang berarti

ketepatan waktu, pelayanan yang

(50)

tanpa ada kesalahan, sikap yang

simpatik dan akurasi yang tinggi.

5. Assurance (Kepastian) Jaminan dan kepastian adalah

pengetahuan, sopan santun dan

kemampuan para karyawan

perusahaan untuk menumbuhkan

rasa percaya pengguna jasa kepada

perusahaan yang terdiri dari

beberapa komponen antara lain

komunikasi, kredibilitas,

keamanan, kompetensi, dan sopan

santun.

Promosi (Buchari

Alma 2014:182)

1. Advertising

(Periklanan)

Periklanan adalah komunikasi non

pribadi melalui bermacam-macam

media yang dibayar oelh sebuah

perusahaan bisnis atau organisasi

nirlaba atau individu yang didalam

beberapa cara teridentifikasi dalam

pasar periklanan dan berharap

menginformasikan atau membujuk

anggota-anggotanya.

2. Personal Selling

(Penjualan Pribadi)

Yaitu terjadi interaksi langsung,

(51)

pembeli dan penjual. Komunikasi

yang dilakukan kedua belah pihak

bersifat individual, dalam hal ini

penjual dituntut memiliki

kecakapan dan keterampilan dalam

mempengaruhi atau

memotivasipembeli dengan cara

mengemukakan manfaat yang akan

diperoleh pembeli sehingga terjadi

persesuaian keuntungan.

3. Sales Promotion

(Promosi Penjualan)

Promosi penjualan terdiri atas

beraneka kumpulan alat insentif

yang dirancang untuk merangsang

pembelian produk atau jasa tertentu

secara lebih cepat atau lebih

banyak oleh para konsumen.

4. Public relation

(Hubungan Masyarakat)

Hubungan masyarakat adalah

komunikasi dan hubungan

perusahaan dengan jenis publiknya

yang meliputi para pelanggan,

pemasok, pemegang saham,

(52)

umum, dan masyarakat dimana perusahaan berkecimpung. Kepuasan Pelanggan (Tjiptono 2006:349) 1. Kepuasan Pelaanggan Keseluruhan (Overall customer satisfaction)

Cara paling sederhana untuk

mengukur kepuasan pelanggan

adalah langsung menanyakan

langsung kepada pelanggan

seberapa puas amereka dengan

produk atau jasa spesifik tertentu.

2. Dimensi Kepuasan

Pelanggan

proses semacam ini ata empat

langkah. Pertama, mengidentifikasi

dimensi-dimensi kunci kepuasna

pelanggan. Kedua, meminta

pelanggan menilai produk dan/atau

jasa perusahaan berdasarkan

item-item spesifik, seperti kecepatan

layanan, fasilitas layanan atau

keramahan staf pelayanan

pelanggan. Ketiga, meminta

pelanggan menilai produk dan/atau

jasa pesaing berdasrkan item-item

spesifik yang sama. Keempat,

meminta para pelanggan untuk

(53)

menurut mereka yang paling

penting dalam menilai kepuasan

pelanggan keseluruhan.

3. Konfirmasi Harapan

(Confirmation of

Expetations)

Dalam konsep ini, kepuasan tidak

diukur langsung, namun

disimpulkan berdasarkan

keseseuaian/ketidaksesuaian antara

harapan pelanggan degan kinerja

actual produk pesusahaan pada

jumlah atribut atau dimensi

penting.

4. Minat Pembelian Ulang

(Repurchase Intent)

Kepuasan pelanggan diukur secara

behavioral dengan jalan

menanyakan apakah pelanggan

akan berbelanja atau menggunakan

jasa perusahaan lain.

5. Kesediaan

Merekomendasi

(Willingness to

recommend)

Dalam kasus produk yang

pembelian ulangnya relative lama

atau bahkan hanya terjadi satu kali

pembelian, kesediaan pelanggan

utuk merekomendasikan kepada

(54)

ukuran yang penting untuk

dianalisis dan ditindaklanjuti.

3.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono dalam Sinambela (2014), populasi adalah

wilayah genaralisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam Penelitian ini

populasi yang diambil adalah seluruh konsumen yang membeli Produk

Eiger Adventure.

2. Sampel

Pengambilan responden pada penelitian ini menggunakan purposive

sampling yaitu dimana responden dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang ditentukan berdasar pertimbangan-pertimbangan yang sesuai

dengan tujuan penelitian atau yang dianggap dapat memberikan

informasi yang diperlukan oleh penulis (Sugiyono, 2010:78). Peneliti

mengambil responden purposive sampling dengan kriteria responden

sebagai berikut :

1. Merupakan mahasiswa maupun mahasiswi Universitas Pelita

Bangsa Cikarang.

2. Menggunakan Produk Eiger Adventure.

(55)

Penelitian ini populasinya sangat besar dan tidak terbatas (infinit).

Selain itu jumlah populasi tidak diketahui. Sehingga jumlah sampel

ditentukan menggunakan formula lemeshow dengan rumus sebagai

berikut (Arikunto, 2010:73):

n= Z2.p.q

d2

Keterangan:

n = jumlah sampel

Z = harga standar normal (1,976)

p = estimator proporsi populasi (0,5)

d = interval atau penyimpangan (0,10)

q = 1-p

Jadi besar sampel dapat dihitung sebagai berikut:

n=(1.976)2(0,5)(0,5) = 97,5 dibulatkan menjadi 100 responden

(0,1)2

3.5 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi, mengobservasi/pengamatan yang dilakukan secara

langsung pengguna Produk Eiger Adventure di Universitas Pelita

Bangsa sebagai objek penelitian.

2. Data kuesioner, pengumpulan data dengan cara menyebarkan

(56)

skala likert. Pernyataan dalam kuesioner dibuat dengan skala 1-5

untuk mewakili pendapat dari responden. Nilai untuk skala tersebut

sebagai berikut :

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak Setuju = 1

3.6 Metode analisa data

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, metode yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan Regresi Linear Sederhana, maka beberapa

metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

3.6.1 Uji Instrumen Penelitian 3.6.1.1 Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevaliditasan atau

kesahihan suatu instrument. Menurut Sugiyono (2010:3) valid adalah

derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan

data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

(57)

pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuisioner tersebut. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan

membandingkan korelasi nilai masing-masing pertanyaan dengan nilai total

skor Variabel. Uji signifikan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 dalam hal ini n

adalah jumlah sampel. Untuk mengetahui skor masing-masing item

pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistic sebagai

berikut:

Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.

Jika r hitung < r tabel dan bernilai negative, maka variabel tersebut tidak

valid.

Rumus :

𝑟𝑥𝑦= (∑ 𝑥𝑦).(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)

√[𝑛(∑ 2)−(∑ 𝑥)𝑥 2 ⃓ 𝑛 (∑ 2)−(∑ 𝑦)𝑦 2]

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden

x = jumlah skor suatu system

y = Jumlah skor total item

(58)

Uji instrumen penelitian menggunakan uji validasi dan realibilitass.

Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau

pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2007:45).

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >

0.6 (Ghozali, 2012)

Mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha (α). Rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

𝑟11= [ 𝑘 𝑘 − 1] [1 − ∑ 𝜎𝑏2 𝑣𝑡2 ] Keterangan : r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya pertanyaan yang diajukan

∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah Variabel

𝑣𝑡2 = varian local

3.6.2 Uji Asumsi klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui

model regresi yaitu variabel dependen, variabel independen atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali dalam Ernanda, 2017).

Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik

histogram dan grafik normal plot. Jika data menyebar disekitar garis

(59)

menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas. Sebaliknya jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal, maka model maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas (Ghozali I. , 2013). Teknik lain yang digunakan untuk uji

normalitas adalah one sample Kolmogorov smirnov test.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut menurut Santoso dalam

Ernanda (2017) :

a. Nilai probabilitas >0,05 maka hal ini bahwa data tersebut

berdistribusi normal

b. Nilai probabilitas < 0,05 maka hal ini bahwa data tersebut

tidak terdistribusi normal.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel bebas (Ghozali,2012).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak

orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi

sesama variabel bebasnya sama dengan nol. Pengujian Multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat korelasi antar

variabel bebas (Independen). Model Regresi yang baik seharusnya tidak

(60)

dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance.

Tolerance mengukur Variabel Independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang

rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance ). Nilai

cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≥0.01 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10

3.6.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lainnya tetap, maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Uji

heteroskedastisitas dapat dilihat dengan grafik plot (scatterplot) dimana

penyebaran titik-titik yang ditimbulkan terbentuk secara acak, tidak

membentuk suatu pola tertentu serta arah penyebarannya berada di atas

maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y (Santoso dalam Ernanda, 2017).

Selain dengan grafik plot (scatterplot) dilakukan juga uji glejser untuk

meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Hal ini terlihat

dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat

disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas

(61)

3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Berganda adalah hubungan secara linier

antara dua atau lebih variabel independen (X1 ,X2 ,...Xn ) dengan variabel

dependen (Y). Analisis linier ini dilakukan untuk mengetahui arah dari

hubungan variabel independen dan variabel dependen apakah dari variabel

tersebut memiliki hubungan yang positif atau negative. Data yang

digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Persamaan regresi linier

berganda adalah sebagai berikut (Suharyadi dan Purwanto,2009:508)

Y= a + b1.X1 + b2.X2 + e

Keterangan:

Y = Variabel Dependen (nilai yang diperdiksikan)

X1 dan X2 = Variabel Independen

a = konstanta regresi ( Nilai Y apabila X1,X2=0)

b = koefisien regresi ( Nilai peningkatan atau

penurunan)

e = Residual Error

Metode Regresi berganda ini dilakukan untuk mengetahui

persamaan regresi pengaruh citra merek dan kualitas pelayanan terhadap

kepuasan pelanggan pada produk Eiger Adventure.

Gambar

Gambar 1.1 Grafik Top Brand Eiger Adventure
Tabel 1.1 Media Promosi Eiger Adventure
Tabel 3. 1 Jadwal Kegiatan
Gambar 3. 1  Design Penelitian Kualitas Pelayanan (X2) Promosi (X3)  Kepuasan Pelanggan Keseluruhan Dimensi Kepuasan Pelanggan Konfirmasi Harapan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PRODUK OUTDOOR MEREK EIGER.. DI

Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Citra Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Pemakaian Jasa Transportasi Bus Studi Kasus Pada PT.. Posma

Skripsi berjudul : Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pelanggan Barbershop Sadimo Jember telah diuji dan disahkan oleh

&gt; 3,09, maka H 0 ditolak pada tingkat signifikan 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas variabel Citra Merek (X 1 ) dan Kualitas Produk (X 2 )

Karena variabel kualitas pelayanan (X 1 ), harga (X 2 ) dan citra merek (X 3 ) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Y 1 ), sehingga pihak

Dilihat dari uji simultan atau secara bersama-sama bahwa mengetahui pengaruh Kepuasan Pelanggan X1, Persepsi Harga X2, Citra Merek X3, dan Kualitas pelayanan X4 secara simultan

Merujuk pada Tabel 3 diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach’s Alpha variabel citra merek adalah 0,792, variabel promosi adalah 0,813, variable kualitas pelayanan adalah 0,813,

Sesuai dengan path analysis gambar 4.28 maka diperoleh model struktural sebagai berikut : Kepuasan = 0,50 Citra Merek + 0,52 Kualitas Pelayanan + e24 Loyalitas = 0,24 Citra Merek+0,15