• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mengurangi stress sehari-hari yang disebabkan oleh beban pekerjaan ataupun tuntutan sosial, sebagian orang memiliki hobi yang mampu memberikan rasa senang dan otomatis akan mengurangi rasa stress seperti yang disebutkan tadi. Salah satu hobi yang akhir-akhir ini sedang tren ditekuni oleh masyarakat masa kini adalah memelihara hewan peliharaan.

Anjing, kucing, burung kicau, ikan, hamster, dan masih banyak lagi menjadi pilihan bagi mereka yang suka menekuni hobi memelihara hewan kesayangan ini. Semakin menjamurnya hobi dan tren ini di Kota Yogyakarta ditandai oleh semakin banyaknya pet shop yang tersebar di seluruh penjuru kota. Tidak sulit bagi siapapun untuk mencari tempat yang menjual perlengkapan hewan peliharaan. Mencari hewan peliharaan untuk dipelihara pun di Kota Yogyakarta juga tidak sulit. Hal ini dikarenakan sudah banyak kennel (tempat pembiakan hewan peliharaan) yang terdapat di Kota Yogyakarta, seperti Gilford Kennel, Rising Star Kennel, dan Yehuda Kennel.

Tabel 1.1

Beberapa Kennel yang tersebar di Yogyakarta

NAMA KENNEL LOKASI

Yehuda Kennel Jl. Indraprasta 237 A, Yk Elba Castle Gg. Cabe 68, Puren Bintang Mataram Jl. Sidokabul 41D

Patronus Kennel Jl. Buhu 115B

Merapi Kennel Cangkringan, Sleman

Rising Star K.H. Muhdi 196,

Maguwoharjo

911 Kennel Perum Nandan Griya

Idaman 172 Sumber: Survey penulis (2014)

(2)

2

Hal ini juga dapat terlihat dari meningkatnya okupansi tempat-tempat penitipan hewan peliharaan di Jogja pada hari-hari libur seperti Lebaran dan Hari Natal. Ternyata tidak sedikit pula tempat penitipan yang sampai harus menolak hewan-hewan yang ingin dititipkan karena kapasitas yang tidak memenuhi1.

Indikasi lain dapat dilihat dari meningkatnya peserta lomba-lomba hewan peliharaan di Yogyakarta, contohnya adalah Lomba Burung Kicau Piala Raja 2013 yang pesertanya mencapai 2.196 ekor, nyaris 10% lebih banyak dari tahun lalu2.

Selain penitipan dan lomba satwa yang selalu meningkat jumlah pengunjungnya, ada lagi data yang mampu menunjukkan kenaikan jumlah hewan peliharaan di Kota Yogyakarta, yaitu pengunjung/pasien dari rumah sakit hewan yag ada di Kota Yogyakarta. Pengunjung dari rumah sakit hewan terbesar di Yogyakarta, RSH Prof. Soeparwi, selalu meningkat setiap tahunnya. Tingkat rasa sayang dan kepedulian dari pemilik hewan peliharaan yang mendorong peningkatan terhadap layanan kesehatan ini meningkat. Karena sudah seperti anggota keluarga sendiri, para pemilik selalu memperhatikan kesehatan para hewan peliharaannya.

Tabel 1.2

Jumlah pasien RSH Prof. Soeparwi dari tahun ke tahun.

TAHUN JUMLAH PENGUJUNG 2005 1237 2006 1305 2007 1312 2008 1335 2009 1405 2010 1571

Sumber: Survey penulis (2014)

Selain itu, jumlah organisasi dan perkumpulan yang menyangkut hewan peliharaan juga semakin tumbuh tersebar di berbagai penjuru Kota Yogyakarta ini. Berdasarkan survey penulis yang dilakukan sepanjang bulan Agustus tahun 2014, tidak kurang dari dari delapan komunitas pecinta hewan peliharaan yang rutin mengadakan kegiatan berbagi pengalaman, penyuluhan, dan lomba-lomba. Komunitas-komunitas tersebut adalah:

1

http://krjogja.com/read/224051/jasa-penitipan-hewan-peliharaan-ramai-dicari.kr, diakses Jumat 12 September 2014 pukul 12:30

2http://omkicau.com/2013/06/07/2-196-burung-bakal-berlaga-di-piala-raja-2013/, diakses Jumat 12

(3)

3

A. Animal Friends Jogja

B. Paguyuban Golden Retriever Jogja C. Gank Siberian Husky Jogja

D. Jogja Agility Club E. Working Dog Club

F. Cat Lover Regional Yogya G. Klub Burung Kicau Jogja

H. PASTY (Pasar Satwa Yogyakarta)

Namun bertambahnya jumlah penekun hobi dan organisasi penyayang hewan peliharaan ini belum dibarengi dengan pembangunan tempat-tempat yang menyediakan kebutuhan para hewan peliharaan secara menyeluruh. Sampai Laporan Pra Tugas Akhir ini disusun, berbagai macam kebutuhan hewan peliharaan hanya disediakan oleh pet shop yang lebih berorientasi pada menjual barang-barang kebutuhan hewan peliharaan saja dan berdasarkan survey penulis pada tiga pet shop di Yogyakarta, antara satu pet shop dengan pet shop yang lain menjual barang-barang yang relatif sama (tidak bervariasi). Jasa pemenuhan kebutuhan hewan peliharaan yang lain, seperti fasilitas kesehatan, kecantikan, dan pendidikan, sbenarnya sudah tersedia tetapi jumlah nya tidak seberapa dibandingkan pet shop dan belum adanya tempat yang menjadi pusat bagi berbagai macam fungsi diatas.

Lalu ada juga permasalahan mengenai kurangnya tempat-tempat umum yang ‘ramah’ bagi hewan-hewan peliharan untuk beraktifitas. Beberapa hewan peliharaan khususnya anjing, memiliki kebutuhan khusus seperti jalan-jalan sesekali waktu yang tentunya membutuhkan space luar ruangan yang cukup luas. Tidak adanya ruang yang ‘ramah’ bagi hewan peliharaan, membuat para pemilik terpaksa membawa peliharaan mereka ke tempat-tempat seperti GSP dan Stadion Mandala Krida (tempat olah raga umum) atau bahkan hanya ke pinggir jalan raya. Hal ini tentunya kurang baik dampaknya bagi hewan peliharaan karena di tempat-tempat tersebut bisa saja hewan merasa stres karena kehadiran manusia-manusia asing dan juga kendaraan-kendaraan yang bisa berbahaya terhadap keselamatan hewan peliharaan.

(4)

4

Gambar 1.1

Suasana GSP ketika aktifitas hewan peliharaan dan umum menyatu menimbulkan sedikit ketidak nyamanan bagi kedua pihak.

Sumber: Dokumentasi pribadi (2014)

Selain hal-hal yang disebut diatas, terdapat satu permasalah lagi yaitu keterbatasan tempat-tempat untuk melaksanakan event-event yang berkaitan dengan hewan peliharan. Yogyakarta merupakan salah satu kota yang aktif mengadakan event-event hewan peliharaan setiap tahunnya. Namun hal-hal ini belum didukung dengan tempat yang memadahi untuk pelaksanaan event tersebut. Beberapa event yang diselenggarakan tersebut adalah Jogja Dog Show yang pada tahun 2014 dilaksanakan di Jogja Expo Center3, Lomba Burung Kicau

Piala Raja yang tahun 2014 dilaksanakan di pelataran Candi Prambanan, dan Jogja Cat Contest yang terakhir diadakan di atrium Mall Malioboro. Tempat-tempat tersebut walaupun mampu menampung event-event ini, tetapi tidak didesain khusus untuk mewadahi kegiatan seperti diatas sehingga menimbulkan beberapa ketidaknyamanan di beberapa pihak termasuk hewan peliharaan itu sendiri.

Berdasarkan fakta diatas, penulis yang juga sudah menekuni hobi ini sejak dulu, meyakini bahwa sebuah Pet Center akan sangat dibutuhkan dan diminati para pemilik hewan peliharan khususnya warga Yogyakarta. Selain hal yang disebutkan diatas, sebuah Pet Center juga nantinya akan menawarkan sebuah sarana rekreasi baru yang belum ada di Kota Yogyakarta. Pet Center ini pun nantinya bisa menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk datang ke Kota Yogyakarta.

3http://kotajogja.com/event/index/Jogja-Event-:-Jogja-Dog-Show-2014 diakses Jumat 12 September

(5)

5

Pet Center nantinya akan menjadi sebuah bangunan yang menampung semua aktifitas berhubungan dengan hewan peliharaan. Bangunan akan bersifat atraktif dan dinamis sesuai dengan obyek yang mereka layani yaitu hewan peliharaan dan juga pemiliknya. Didalamnya nanti akan terdapat beberapa fungsi utama yaitu:

1. Fungsi kesehatan berupa klinik dan penitipan hewan.

2. Fungsi pendidikan dan rekreasi berupa community center dan taman ramah hewan peliharaan.

3. Fungsi komersial berupa pet shop yang menjual berbagai kebutuhan hewan peliharaan dan showroom untuk hewan-hewan yang dijual.

1.2. Permasalahan

1.2.1. Permasalah Umum

Bagaimana menyediakan fasilitas pelayanan terpadu di Kota Yogyakarta yang memudahkan pemilik untuk memenuhi kebutuhan hewan peliharaannya dan bagi masyarakat umum yang tertarik dengan hobi memelihara hewan peliharaan.

1.2.2. Permasalahan Khusus

Bagaimana medesain bangunan tersebut yang mampu memenuhi tiga fungsi utama kesehatan, komersil, dan edukasi dengan memikirkan aspek kenyamanan, kemanan, dan aksesibiltas yang menunjang fungsi bangunan.

1.3. Tujuan dan Sasaran 1.3.1. Tujuan

Merumuskan landasan konseptual bagi perencanaan dan perancangan desain bangunan yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan diatas.

1.3.2. Sasaran

Tersusunnya rumusan konsep desain yang mampu menjadikan bangunan Pet Center sesuai dengan karakter calon pengguna melalui tahapan:

 Mengetahui macam-macam hewan peliharaan yang akan diwadahi.  Mempelajari kebutuhan spasial hewan peliharaan dan pemiliknya.  Pengolahan tata ruang dalam dan luar dari Pet Center.

(6)

6

 Pengolahan arsitektural untuk mewujudkan sebuah bangunan dengan

fungsi-fungsi yang telah disebut diatas.

1.4. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan berkisar pada hal-hal dan masalah di sekitar disiplin ilmu Arsitektur dan Perencanaan serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap perencanaan dan perancangan Pet Center :

• Fungsi utama bangunan sebagai penyedia pusat fasilitas terpadu bagi hewan peliharaan di Kota Yogyakarta.

• Fungsi sekunder bangunan sebagai sarana rekreasi baru bagi warga Kota Yogyakarta.

1.5. Metoda Pembahasan

 Pengumpulan data dan teori dari buku literatur dan internet.

 Pengamatan langsung dan survey lapangan dengan calon pengguna bangunan mengenai kebutuhan-kebutuhan umum dan khusus yang nantinya akan difasilitasi dalam Pet Center.

 Menganalisa hasil pengumpulan data yang telah didapat.

Menyimpulkan hasil analisis data menjadi sebuah konsep desain Pet Center.

1.6. Sistematika Penulisan BAB I: Pendahuluan

Pendahuluan disini berisi paparan awal yang merupakan landasan berpikir dan latar belakang dari pengangkatan tema dan judul yang dipilih. Hal-hal seperti isu dan permasalahan yang mendukung tema dan judul yang dipilih akan dipaparkan dibagian ini. Isi dari pendahuluan terdiri dari: latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan Umum Pet Center

Berisi tentang tinjauan, penjelasan, dan, uraian singkat mengenai pet (hewan peliharaan) dan juga Pet Center (pusat hewan peliharaan). Untuk sub-bahasan hewan peliharaan akan dibahas tentang pengertian, etimologi, dan dan juga penggolongan pet (hewan peliharaan). Sedangkan untuk Pet Center akan dibahas mengenai tipologi bangunan dan persyaratan-persyaratannya. Isi dari

(7)

7

tinjauan umum terdiri dari : pengertian, ataupun penjelasan yang memberi gambaran mengenai bangunan dengan fungsi serupa, gambaran mengenai fungsi-fungsi Pet Centre, jenis-jenis kegiatan yang diwadahi, kebutuhan ruang, program ruang, standar-standar ruang, dan juga studi kasus yang dilengkapi dengan perbandingannya.

BAB III: Pendekatan Site

Bagian ini akan membahas mengenai tinjauan kota Yogyakarta yang akan menjadi lokasi pembangunan Pet Center. Pembahasan akan meliputi potensi kota Yogyakarta, tinjauan lokasi, perbandingan beberapa alternatif site, dan olahan site berdasarkan potensi yang ada serta pendekatan desain.

BAB IV: Pendekatan Desain Bangunan

Bagian ini berisi susunan pendekatan desain yang digunakan dalam perancangan Pet Center yang kemudian menghasilkan konsep-konsep yang akan diterapkan pada bangunan. Bagian ini akan terbagi menjadi pendekatan desain bangunan secara makro, messo, dan mikro. Hal-hal yang dibahas didalamnya meliputi desain arsitektural, struktur, utilitas, dan tata landscape Pet Center.

(8)

8

1.7. Alur Pemikiran

(9)

9

1.8. Keaslian Penulisan

Sepengetahuan penulis, belum ada peserta Tugas Akhir di JUTAP yang mengangkat tema serupa dengan tema, judul, dan pendekatan desain seperti yang penulis ajukan ini. Sedangkan untuk diluar JUTAP terdapat beberapa judul yang mengangkat tema hampir serupa yaitu:

1.

Re-branding Andrawina Pet Center, Makalah Pengantar Tugas Akhir Universitas

Maranatha tahun 2008.

2.

Pengaplikasian Konsep City of Animal Pada PET CENTER Di Kota Bandung, Laporan

Tugas Akhir Universitas Maranatha tahun 2009.

3.

Desain Interior Solo Dog Community Center, Laporan Tugas Akhir Universitas Sebelas

Maret Jurusan Desain Interior.

Referensi

Dokumen terkait

dan daya ledak otot tungkai dengan ketepatan smash pada permainan bolavoli,. karena peneliti ingin melakukan perbandingan hubungan ukuran tinggi

44.1 Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Penyedia dapat memutuskan Kontrak ini melalui pemberitahuan tertulis kepada PA apabila PA

Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten terhadap para pekerja anak khususnya di lingkungan Pasar Rau Trade Center Kota Serang yaitu melalui

STKW Surabaya bertekat meletakkan dasar sebagai pelestari, pengembang, dan innovator seni tradisi Jawa Timur. Upaya itu dilandasi oleh sifat keilmuan seni, dan ilmu

Pada pengujian kombinasi fitur, terlihat bahwa kelompok fitur yang memiliki fitur lebih sedikit menghasilkan perbandingan akurasi yang tidak jauh berbeda dengan tanpa penggunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Secara keseluruhan perbedaan pengaruh antara metode Latihan Sit up (A1) dan metode latihan Back lift (B2) terhadap

Jika sebuah perusahaan yang terdaftar di Uni Eropa memegang produk yang tidak memenuhi syarat misalnya (kapal yang tidak sesuai peraturan) atau kondisi (disetujui tetapi

· Meningkatkan ketajaman penalaran siswa yang dapat membentu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. · Meningkatkan kemampuan