• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

34

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Data Perusahaan

1. Data Obyek Perancangan

DAOP 6 Yogyakarta berlokasi di Jl. Lempuyangan No 1 Yogyakarta dengan kontak : ( 0274 ) 513284

Daerah Operasi VI Yogyakarta atau disingkat dengan Daop 6 Jogja atau Daop VI YK adalah salah satu daerah operasi perkeretaapian terluas di Indonesia, di bawah lingkungan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang berada di bawah Direksi PT Kereta Api Indonesia dipimpin oleh seorang Executive Vice President (EVP) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direksi PT Kereta Api Indonesia.

Daerah Operasi VI Yogyakarta memiliki beberapa stasiun utama, yaitu Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Klaten, Solo Balapan, Purwosari, dan Solo Jebres.

(2)

2. Letak Geografis

DAOP 6 berada di dekat stasiun Lemputangan Yogyakarta, tepatnya di jalan Lempuyangan No. 1 Yogyakarta.

Gambar 3.1: Peta Lokasi DAOP 6 Sumber : Google Maps

3. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.

b. Misi

Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.

4. Logo Perusahaan

Gambar 3.2: Logo PT KAI Sumber : Google

(3)

B. Data Produk

Gambar 3.3: Bus Rel Bathara Kresna Sumber : Dok Pribadi

Bus rel Bathara Kresna adalah bus rel (rail bus) milik PT Kereta Api Indonesia, yang beroperasi di rute Solo Purwosari-Wonogiri dan merupakan proyek kerja sama Pemerintah Kota Surakarta dengan PT KAI, pada saat Kota Surakarta dipimpin oleh Joko Widodo. Bus rel ini adalah bus rel kedua di Indonesia setelah bus rel Kertalaya di Sumatera Selatan. Bus rel ini diperkenalkan kepada publik pada tanggal 26 Juli 2011 dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI Freddy Numberi, di Surakarta bersama dengan bus bertingkat pariwisata. Bus rel ini mulai beroperasi pada tanggal 5 Agustus 2012 dengan rute Sukoharjo-Solo Purwosari-Yogyakarta Tugu. Karena ada jembatan kereta api yang sedang diperkuat antara Stasiun Pasarnguter-Stasiun Wonogiri, untuk sementara bus rel ini hanya sampai Stasiun Sukoharjo.

(4)

Bus rel ini berhenti beroperasi pada sekitar awal tahun 2013, setelah mangkrak sejak Oktober 2012 karena generator rangkaian bus rel yang sering rusak. Bus rel ini dibawa ke pabrik PT Inka di Madiun untuk diperbaiki. Hingga 2015 bus rel ini hanya dikandangkan di dipo lokomotif Solo Balapan, sampai pada akhirnya PT KAI memutuskan untuk mengoperasikan kembali bus rel ini. Saat ini bus rel telah beroperasi kembali dengan rute Purwosari-Wonogiri pp dengan rute trayek dua kali sehari.

Bus Rel Bathara Kresna, berangkat dari Stasiun Purwosari pukul 06.00 WIB, melewati daerah pusat kota Solo dengan melalui rel di jalan Slamet Riyadi, di area ini banyak pemandangan menarik yang dapat dilihat dalam kota Solo. Tiba Wonogiri pukul 07.45 WIB, Dalam perjalanan menuju Wonogiri banyak sekali pemandangan hijau yang dapat dinikmati. Pemberangkatan kedua berangkat pukul 10.00 WIB tiba di Wonogiri pukul 11.45 WIB. Sebaliknya dari Wonogiri pukul 08.00 WIB - tiba Solo pukul 09.45 WIB, dan kedua pukul 11.45 WIB- tiba Solo pukul 12.15 WIB.

Spesifikasi dari Bus Rel Bathara Kresna adalah sebagai berikut; Bus Rel Bathara Kresna merupakan kereta api kelas ekonomi yang menggunakan AC. , kereta ini tiap gerbongnya berisi sekitar 24 kursi penumpang, ada 3 gerbong yang biasa digunakan serta ditambah dengan pegangan berdiri dapat menampung 146 penumpang masih dengan kenyamanan hingga maksimal 160 penumpang. 2 dari gerbong memiliki lokomotif yang menjadi satu dengan gerbong. Posisi tempat duduk menghadap ke depan dan ada menghadap belakang. Rail bus ini beroperasi dengan jarak dekat yaitu Solo Purwosari sampai stasiun Wonogiri. Rel bus ini akan

(5)

berhenti di beberapa stasiun, yaitu stasiun Solo Purwosari-Solo Kota- Sukoharjo – Pasar Nguter dan terakhir stasiun Wonogiri. Rata-rata kecepatan rail bus ini sekitar 10-30 km/jam bahkan bisa lebih kecil dari kecepatan tersebut. Jarak tempuh dari Solo-Wonogiri sekitar 37 km, sedangkan lebar treknya 1067 mm. Bathara Kresna dioperasikan oleh DAOP VI Jogjakarta dengan operator Solo Balapan. Nama Bathara Kresna berasal dari tokoh pewayangan Mahabarata.

C. Promosi yang Pernah dilakukan

Promosi yang pernah dilakukan oleh PT. KAI dalam konteks ini adalah DAOP 6 Yogyakarta dan Dinas Perhubungan Komunikasi & Informatika Kota Surakarta dirasa kurang karena masih banyak masyarakat yang asing dengan Bus Rel Bathara Kresna. Masih banyak masyarakat yang belum tahu keindahan wisata dalam perjalanan Bus Rel Bathara Kresna. Walaupun sudah ada beberapa Promosi yang dilakukan, seperti Postingan dalam web, internet, dll. Bahkan ada beberapa masyarakat juga ikut memasarkan Bus Rel ini, tetapi tetap masih dirasa kurang.

D. Target Market

1. Segmentasi Geografis Kota Solo - Wonogiri

2. Segmentasi Demografi

a. Usia : 19 s/d 45 tahun

b. Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan

(6)

d. Pendidikan : SMA sampai Perguruan Tinggi e. Sosial Ekonomi : Menengah sampai menengah atas

E. Komparasi

Komparasi adalah faktor eksternal suatu usaha. Perbandingan bisa jadi pemicu untuk lebih maju, untuk lebih mengambangkan usaha tersebut agar meraup pasar yang luas.

Dalam hal ini kami memilih Sepur Kluthuk Jaladara dan KA Prameks JogloSemar sebagai pembanding dari Bus Rel Batahara Kresna

1. Sepur Kluthuk Jaladara

Sepur Kluthuk Jaladara merupakan rangkaian lokomotif uap kuno dengan dua gerbong wisata. Lokomotifnya seri 1218 dibuat oleh Mashinenbau Chemitz Jerman pada tahun 1896, sedangkan gerbongnya dibuat dengan bahan baku utama kayu jati pada tahun 1906 yaitu CR 16 dan TR 144 dengan interior klasik berbahan kayu jati.

Sepur Kluthuk Jaladara mulai beroperasi pada tanggal 27 September 2009 setelah diresmikan pada tanggal 17 September 2009 oleh Menteri Perhubungan Republik Indonesia (waktu itu), Jusman Syafii Djamal.

Sepur Kluthuk Jaladara memanfaatkan rel kereta api yang melintas di tengah Kota Solo yang berdampingan dengan jalan protokol kota yaitu Jalan Slamet Riyadi yang dulunya dibangun oleh Nederlandsch Spoorweg Maatschhappi (NISM), sebuah perusahaan swasta masa Pemerintahan Kolonial Belanda pada awal abad 20.

(7)

Rel kereta api ini merupakan satu-satunya herritage yang masih tersisa di Indonesia dan dipertahankan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Rel tersebut dulunya untuk jalan Kereta Kencana Raja dan term pengangkut toewan kulit putih yang ditarik kuda.

Sepur Kluthuk Jaladara sesungguhnya menapaki rute term di zaman kolonial seabad silam. Term melayani perjalanan dari Purwosari hingga Stasiun Sangkrah dengan sejumlah titik pemberhentian seperti di Kebon Raja Taman Sriwedari, Pasar Pon, Kampung Derpoyudan, Kampung Kauman, dan di depan Benteng Vastenburg.

Dari atas Sepur Kluthuk Jaladara akan disaksikan berbagai pemandangan Kota Solo, sebelum kemudian berhenti di depan Loji Gandrung yang terletak di Kampung Penumping. Loji Gandrung merupakan bangunan kuno yang kini difungsikan sebagai rumah dinas walikota yang konon dibangun oleh Jansen, seorang bekas tentara kompeni yang menjadi raja kopi di Jawa.

Sepur Kluthuk Jaladara bergerak ke timur melewati Taman Sriwedari. Taman ini dulunya dikenal dengan Bon Raja (Taman Raja, berfungsi sebagai kawasan rekreasi, hiburan, dan tempat peristirahatan para kerabat Keraton Suarakarta Hadiningrat) dan dilanjutkan menuju ke Kampung Batik Kauman yang menjadi tempat untuk mendapatkan souvenir khas Solo. Di sini juga diberi kesempatan untuk melihat proses pembuatan batik.

Stasiun Kota Sangkrah menjadi tujuan terakhir. Stasiun yang dibangun pada tahun 1922 oleh NISM, dahulunya merupakan wilayah Kasunanan Surakarta.

(8)

Seluruh perjalanan pulang-pergi dan aktivitas di titik-titik pemberhentian ditempuh dalam waktu tiga jam.

2. Kereta Api Prameks Joglosemar

Kereta api Prambanan Ekspres (Prameks) atau Kereta api Lokal Prameks merupakan nama bagi layanan transportasi kereta api (KA) yang menghubungkan Kutoarjo, Yogyakarta, dan Solo Balapan (pernah diperpanjang hingga Stasiun Palur dan Prembun). Kereta ini beroperasi dalam bentuk komuter ekonomi dan dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta.

Dari tahun ke tahun, jumlah penumpang KA Prameks semakin meningkat. Saat ini rata-rata penumpang sekitar 3.500 orang/hari dan pada hari Minggu atau liburan mencapai 5.000 penumpang.

Penumpang KA Prameks terbagi dalam beberapa komunitas penumpang KA Prameks menjadi enam bagian. Pertama, adalah pelanggan harian atau pelaju yang berprofesi sebagai dosen, dokter, pegawai pemerintah, atau pegawai swasta. Kedua, adalah para mahasiswa S1, S2, S3 yang melaju setiap hari atau kadang-kadang sepekan sekali. Ketiga, adalah pedagang yang memiliki akses dengan Pasar Beringharjo dan Malioboro di Yogyakarta atau di Pasar Klewer dan Pasar Gede di Solo yang jumlahnya relatif kecil. Keempat, adalah penumpang yang betul-betul baru, mereka mengisi liburan bersama keluarga sekaligus ingin menikmati perjalanan dengan KA Prameks. Kelima, adalah turis mancanegara yang sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta menuju ke Solo atau sebaliknya. Keenam, adalah rombongan wisata dadakan anak-anak TK dengan tujuan Yogyakarta atau Solo, rombongan wisata siswa pelajar dari luar kota seperti Magelang dan Temanggung.

(9)

F. Analisis SWOT

Potensi dan Daya Tarik Bus Rel Bathara Kresna Berdasarkan Analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunity, Threats)

Untuk dapat menyusun strategi yang tepat dalam rangka mencapai sasaran atau strategi yang telah diterapkan, maka perlu dilakukan faktor-faktor intern dan ekstern yang dapat mempengaruhi kedatangan wisman pada khususnya dan pada perkembangan industri pariwisata pada umumnya. Analisis semacam ini ditujukan untuk melakukan identifikasi kekuatan-kekuatan (strength) dan kelemahan - kelemahan (weaknesses) yang ada dalam industri pariwisata Indonesia, dalam menghadapi kesempatankesempatan (opportunities) yang ada serta ancaman -ancaman (threats) yang disebut sebagai analisis SWOT. Dari hasil identifikasi tersebut, dapat diketahui kekuatan dan kelemahan industri pariwisata Indonesia, serta peluang atau kesempatan dan ancaman yang datang dari luar atau lingkungan usaha ( Oka A. Yoeti, 1996 : 139 – 140 ).

Pengamatan dengan analisis SWOT dapat juga memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai Bus Rel Bathara Kresna sehingga dapat diketahui potensi objek Bus Rel Bathara Kresna. Hasil Analisis SWOT dapat dilihat pada tabel berikut :

(10)

Analis Bus Rel Bathara Kresna Sepur Kluthuk Jaladara Prameks Joglosemar

Strength  Bus Rel di desain sebagai

Transportasi antar kota dan juga sebagai Sarana Rekreasi dari pemandangan yang diberikan ketika di perjalanan  Harga yang sangat terjangkau. Hanya Rp. 4.000,00

 Bus Rel di desain untuk melewati area yang masih hijau dan menyenangkan untuk pemandangan.  Untuk penggunaan objek wisata ini tidak sulit, bisa menggunakan kendaraan umum atau pribadi.  Sepur Kluthuk Jaladara merupakan satu-satunya herritage yang masih tersisa dan masih bisa berjalan untuk keperluan wisata.

 Tampilannya luarnya terbilang unik dan kuno, tampilan dalam nyaman.

 Untuk mencapai kesekertariatan objek wisata ini tidak sulit, bisa menggunakan kendaraan umum atau pribadi.  Prameks didesain untuk mencapai tempat wisata wilayah Solo – Jogja  Harga Relatif Murah, Rp. 8.000,00  Memiliki desain batik yang menarik pada eksterior kereta  Kini memliki akses turun dekat dengan wisata Candi Prambanan.

 Lebih dari 5 kali perjalan Solo Jogja PP

(11)

Weakness  Masih kurang nya minat penggunaan transportasi umum  Kendaraan didesain untuk wisata, sehingga laju kendaraan termasuk lambat  Hanya bisa berhenti di tempat-tempat tertentu karena hanya bisa berjalan di atas rel.  Dalam 1 hari hanya 2 kali Solo Wonogiri PP

 Masih kurang Promosi untuk produk.

 Kurang promosi baik dari Dinas Pariwisata maupun masyarakat.  Hanya bisa berhenti di tempat-tempat tertentu karena hanya bisa berjalan di atas rel.

 Harga tiket mahal.

 Sering sangat ramai ketika ada dalam

perjalanan

Oportunity  Bus Rel kedua di Indonesia dan Pertama di Jawa

 Bus Rel satu – satunya yang melintasi pusat kota Solo  Satu-satunya herritage yang masih berjalan digunakan untuk wisata.  Penggunaan sangat disukai mahasiswa atau karyawan yang tinggal dan berkuliah ataupun bekerja di Solo

(12)

 Akses rel ke Wonogiri  Akses wisata ke Candi Pramban dan Kota Yogyakarta

Threat  Masih bersaing dengan kendaraan pribadi  Jam Pemberangakatan hanya 2 kali sehingga warga Solo tidak bisa pulang dengan Bus rel lagi

 Persaingan promosi dengan objek lain.  Keterbatasan dana sehingga pengembangan objek wisata ini terhambat dan tidak dapat berlanjut.  Cenderung ramai menyebabkan malas dalam perjalan

Tabel 1. Analisis SWOT

G. Positioning

Positioning merupakan upaya atau langkah-langkah untuk menempatkan

keunggulan suatu produk dan menciptakan kesan dalam benak konsumen. Sehingga dengan demikian Bus Rel Bathara Kresna dapat mecari kesempatan 'posisi’ dalam pasar, dan konsumen segmen dapat memahami dan menghargai apa yang dilakukan Bus Rel Bathara Kresna dalam kaitan dengan para pesaingnya.

Dari data yang telah didapatkan oleh penulis, maka positioning dalam kegiatan branding sebagai bentuk promosi ini adalah menempatkan Bus Rel Bathara Kresna sebagai alat Transportasi wisata Solo – Wonogiri yang dapat sekaligus menikmati keindahan pusat kota Solo serta indah hijau tumbuhan perjalanan ke Wonogiri.

(13)

Bus Rel Bathara Kresna beroperasi pada rel yang berada di tengah kota Solo, sehingga suasana keindahan akan dinikmati selama dalam perjalanan. Perjalanan yang dilalui juga berasa sangat nyaman karena laju dari kereta yang didesain untuk menikmati keindahan kota Solo. Selain itu masih ada keindahan dalam perjalan menuju ke Wonogiri dengan indah hijau tumbuh – tumbuhan. Interior dari Bus Rel juga sangat baik dengan AC dan tempat duduk yang nyaman serta ruangan pada tiap gerbong yang cukup luas.Maka positioning Bus Rel Bathara Kresna adalah “Transportasi Pariwisata Berbasis Budaya Wayang dengan Harga Terjangkau”.

Gambar

Gambar  3.1: Peta Lokasi DAOP 6  Sumber : Google Maps
Gambar  3.3: Bus Rel Bathara Kresna  Sumber : Dok Pribadi
Tabel 1. Analisis SWOT

Referensi

Dokumen terkait

Panjang lapisan batubara secara horizontal diukur pada kombinasi kedua sayatan tersebut dengan sekala 1 : 1500 dengan menggunakan benang dan mistar, Kemudian

Simple Pay 0% untuk 3, 6 & 12 bulan Minimum transaksi Rp.1.000.000,- Berlaku di seluruh outlet ORISKIN Berlaku untuk PermataKartuKredit Berlaku hingga 31 Mei 2018 Moira Beauty

Pembuatan alat uji kekentalan minyak goreng dengan metode vis- kositas stokes terdiri dari sumber cahaya, sensor cahaya yang keluarannya diproses dengan

Berarti ada pengaruh antara disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII SMPN 30 Padang, dengan artian apabila displin belajar menurun sebesar

Dalam hal ini nasabah dapat mendalilkan bahwa syarat perjanjian gadai yang memberi kewenangan kepada PT Pegadaian (Persero) untuk menetapkan suku bunga itu

• Ukuran risiko relevan unt suatu aset berisiko individual adl risiko sistematiknya atau kovarian dg portofolio pasar. – Selama anda tlh menghitung ukuran Beta dan garis

disampaikan guru, dan diskusi, siswa dapat mempraktikkan gerak spesifik menahan (menggunakan kaki bagian dalam, dan kaki bagian luar) pada permainan sepak bola

Berdasarkan latar belakang di atas, HKBP sebagai organisasi gereja dalam pelaksanaan sistem pengelolaan tenaga kependetaan dapat diukur dengan berpedoman pada manajemen sumber