• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN FILTER DENGAN METODE MULTISTAGE PASSIVE FILTER PADA PROYEK PAKISTAN DEEP WATER CONTAINER PORT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN FILTER DENGAN METODE MULTISTAGE PASSIVE FILTER PADA PROYEK PAKISTAN DEEP WATER CONTAINER PORT"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Pakistan Deep Water Container Port ini merupakan proyek pembangunan pelabuhan peti kemas yang berada di Pakistan. Pelabuhan ini nantinya akan melayani bongkar muat dari kapal-kapal tanker. Oleh karena itu diperlukan motor-motor untuk melakukan hal tersebut. Pada plant ini terdapat beberapa motor berkapasitas besar yang dikontrol oleh Variable Frequency Drive (VFD) untuk mengendalikan kecepatan putar motor tersebut. Akibat adanya beban tersebut dipastikan dapat menimbulkan frekuensi harmonisa, dimana frekuensi tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas daya yang ada pada plant tersebut serta dapat menimbulkan kerusakan pada peralatan seperti trafo dan kabel. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan studi perencanaan pemasangan filter untuk meredam frekuensi harmonisa yang timbul.

Oleh karena itu, dalam tugas akhir ini akan dirancang sebuah filter pasif dengan metode bertingkat (Multistage Passive Filter) untuk meredam frekuensi harmonisa yang timbul akibat beban motor tadi. Dalam membantu proses analisa, pengerjaan Tugas Akhir ini dibantu dengan menggunakan software ETAP 7.0. Kata Kunci— Harmonisa, Filter Pasif, Multistage

I. PENDAHULUAN

Pakistan Deep Water Container Port ini merupakan proyek pembangunan pelabuhan peti kemas. Pelabuhan ini nantinya akan melayani bongkar muat dari kapal-kapal tanker. Oleh karena itu diperlukan motor-motor untuk melakukan hal tersebut. Pada plant ini terdapat beberapa motor berkapasitas besar yang dikontrol oleh Variable Frequency Drive (VFD). Akibat adanya beban tersebut dipastikan dapat menimbulkan frekuensi harmonisa, dimana frekuensi tersebut akan berpengaruh terhadap kualitas daya yang ada pada plant tersebut.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dirancang sebuah filter pasif dengan metode bertingkat (Multistage Passive Filter) untuk meredam frekuensi harmonisa yang timbul akibat beban motor tadi. Kapasitas motor terkecil yang terdapat pada plant tersebut adalah 700 kW. Dapat dipastikan bahwa harmonisa yang timbul juga akan cukup besar. Dengan dirancangnya filter ini, diharapkan dapat memperbaiki kualitas daya pada plant.

II. HARMONISA

2.1 Pengertian Harmonisa

Harmonisa bisa dikatakan sebagai cacat gelombang akibat adanya interferensi gelombang lain yang memiliki frekuensi kelipatan bilangan bulat dari frekuensi fundamentalnya [1]. Akibat timbulnya frekuensi harmonisa ini, maka frekuensi fundamental akan mengalami distorsi. Hal ini bisa mengakibatkan pemanasan pada peralatan, menurunkan kinerja dari proteksi sistem, timbul masalah resonansi, bahkan menurunnya kualitas daya pada sistem tersebut. Harmonisa sendiri bisa timbul akibat adanya pembebanan non linier yang tersambung pada sistem. Pada Gambar 1 dapat dilihat gelombang arus dan gelombang tegangan normal dan pada Gambar 2 diperlihatkan bagaimana gelombang normal tersebut telah terdistorsi oleh frekuensi harmonisa.

Gambar 1. Gelombang Sinus Arus dan Tegangan

Gambar 2. Gelombang Fundamental yang Sudah Terdistorsi Harmonisa

PERANCANGAN FILTER DENGAN METODE

MULTISTAGE PASSIVE FILTER PADA PROYEK

PAKISTAN DEEP WATER CONTAINER PORT

Arie Arifin, Margo Pujiantara, dan Arif Musthofa.

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

(2)

2.2 Distorsi Harmonisa [2]

2.2.1 Total Harmonic Distortion (THD)

Untuk mengetahui bahwa suatu sistem terdistorsi oleh harmonisa atau tidak, bisa dilihat dengan cara mengetahui nilai Total Harmonic Distortion (THD). Nilai THD sendiri merupakan perbandingan nilai dari komponen harmonisa terhadap nilai pada frekuensi fundamentalnya.

Nilai THD ini merupakan persentasi dari nilai harmonisa yang timbul. Untuk nilai THD dari tegangan dan arus maksimal ini mengacu sesuai dengan standard dari IEEE Std 519-1992 yang terlihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

𝑇𝐻𝐷 =[∑𝑘𝑛=2𝑈𝑛2] 1 2 𝑈1 x100% (1) dimana : Un : komponen harmonisa U1 : komponen fundamental

k : komponen harmonisa maksimum yang diamati Tabel 1. Limit Distorsi Harmonisa untuk Sistem Distribusi 120

V sampai 69 kV Berdasarkan IEEE Std 519-1992

Distorsi Harmonisa Arus Maksimum dalam Persen terhadap IL

Isc/IL

Orde Harmonisa Individual (Harmonisa Orde Ganjil) <11 11≤h≤17 17≤h≤23 23≤h≤35 35≤h TDD <20* 4 2 1,5 0,6 0,3 5 20-50 7 3,5 2,5 1 0,5 8 50-100 10 4,5 4 1,5 0,7 12 100-1000 12 5,5 5 2 1 15 >1000 15 7 6 2,5 1,4 20

Harmonisa orde genap dibatasi 25% dari Harmonisa orde ganjil di atas. Tidak diperbolehkan distorsi arus yang dihasilkan sistem DC, contohnya converter setengah gelombang.

*Semua peralatan pembangkit listrik terbatas pada nilai-nilai distorsi arus terlepas dari Isc/IL aktual.

dimana :

Isc = Arus hubung singkat maksimum pada PCC

IL = Arus beban maksimum (komponen frekuensi fundamental) pada PCC

Tabel 2. Limit Distorsi Tegangan Berdasarkan IEEE Std

519-1992

Tegangan Bus pada PCC Distorsi Tegangan

Individual (%) THD (%)

69 kV dan ke bawah 3 5

69,001 kV sampai 161 kV 1,5 2,5

161,001 kV dan ke atas 1 1,5

Untuk melakukan perhitungan tegangan distorsi (THDv) dan arus distorsi (THDI) dapat dilakukan menggunakan persamaan berikut : 𝑇𝐻𝐷𝑣 = √∑∞ℎ=2𝑉ℎ2 𝑉1 𝑑𝑎𝑛 𝑇𝐻𝐷𝐼 = √∑∞ℎ=2𝐼ℎ2 𝐼1 (2)

2.2.2 Total Demand Distortion (TDD)

Perbandingan nilai rms antara komponen arus harmonisa dengan arus beban demand maksimum disebut sebagai Total Demand Distortion (TDD). Pada saat beban penuh THDI = TDD, maka TDD merupakan seberapa besar distorsi arus pada sistem.

𝑇𝐷𝐷 =

√∑∞ℎ=2𝐼ℎ2

𝐼𝐿 (3)

2.3 Sumber-sumber Harmonisa

Harmonisa timbul akibat adanya pembebanan non linier pada sistem. Contoh dari beban-beban non linier tersebut adalah sebagai berikut [3] :

 Konverter

Tanur Busur Listrik (Electric Arc Furnace)

Variable Frequency Drive

 Lampu Ballast 2.4 Filter Harmonisa

Pemasangan filter harmonisa bertujuan untuk mengurangi amplitudo satu atau lebih frekuensi tertentu dari tegangan dan arus. Penambahan filter pada sistem tenaga listrik yang mengandung harmonisa bisa meredam penyebaran arus harmonisa ke seluruh jaringan dan dapat ditekan sekecil mungkin. Pemasangan filter juga memberikan kompensasi daya reaktif pada frekuensi fundamental, maka akan terjadi pula perbaikan faktor daya pada sistem. Filter juga memiliki jenis single tuned dan double tuned filter [4].

2.5 Pemasangan Filter Harmonisa dengan Metode

Multistage Passive Filter

Pada dasarnya filter berjenis multistage passive filter menggunakan filter berjenis single tuned passive filter, tetapi dengan bertingkat sesuai kebutuhan orde dari harmonisa yang akan diredam. Harmonisa juga berdampak terhadap kualitas daya pada sistem. Oleh karena itu, untuk menentukan spesifikasi filter yang akan digunakan, akan dilihat dari nilai faktor daya yang bisa diketahui dari simulasi. Maka akan didapat perhitungan sebagai berikut :

𝛥𝑄 = 𝑃(tan(𝑐𝑜𝑠−1𝜃

𝑜𝑙𝑑) − tan(𝑐𝑜𝑠−1𝜃𝑛𝑒𝑤)) (4) Untuk mencari nilai kapasitor akan digunakan persamaan berikut :

𝑘𝑉𝐴𝑅 =

𝑉𝑙𝑙2 𝑋𝑐 (5) 𝑘𝑉𝐴𝑅 = 𝑉𝑙𝑙2 x ⍵0𝐶 (6)

𝐶 =

𝑘𝑉𝐴𝑅 ⍵0x𝑉𝐿𝐿2 (7)

Setelah mendapatkan nilai dari kapasitor, akan dilanjutkan dengan mencari nilai inductor untuk spesifikasi filter. Redaman frekuensi harmonik di-setting agar memenuhi syarat komponen resonansi diantara inductor dan kapasitor. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan impedansi kecil sedikitpun untuk by-pass arus harmonik ke ground.

𝑋𝐿= 𝑋𝐶 = 𝑋0 (8)

𝑛

𝐿 =

1

(3)

𝑋𝐿= ⍵0𝐿 (10) Untuk mendapatkan nilai R pada filter berjenis single tuned, diperlukan adanya nilai faktor kualitas filter (Q). Nilai tersebut mempunyai rentang antara 30 dan 60.

𝑄 =𝑋0

𝑅 (11)

𝑅 =𝑋𝐿

𝑄 (12)

III. SISTEMKELISTRIKAN PAKISTANDEEPWATER CONTAINERPORTPROJECT

Terdapat 6 unit pembangkit yang ada di Pakistan Deep Water Container Port Project. Kapasitas masing-masing pembangkit, yaitu 4 unit kapasitas 8.784 MW (1 unit sebagai backup) dan 2 unit kapasitas 2000 kW. Pada Project ini terdapat 2 buah network utility, yaitu SS-1 dan MCC-CP-006. Sistem kelistrikan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Sistem Kelistrikan Utama pada Pakistan Deep Water Container Port Project

Dari total pembangkit yang terdapat pada Pakistan Deep Water Container Port Project yaitu 6 unit, dimana 5 unit yang beroperasi dan 1 unit bertindak sebagai backup. Adapun kapasitas pembangkitannya masing-masing ditunjukkan oleh Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Kapasitas Pembangkitan

No ID MW MVar kV %PF 1 A-001A (Swing) 8.784 4.821 11 80 2 A-001B (Voltage Control) 8.784 2.812 11 80 3 A-001C (Voltage Control) 8.784 2.812 11 80 4 1A-003 LLG 1 (MVar Control) 2 0.5 11 80 5 2A-003 LLG 1 (MVar Control) 2 0.5 11 80 6 2A-003 LLG 1 (Swing Backup) 8.784 0 11 80

Pada Project ini, total pembangkitan dan total pembebanan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Total Pembangkitan dan Pembebanan

Name MW MVar MVA %PF

Source (Swing Bus) 22.877 11.445 25.858 89.4 Lag Source (Non Swing

Bus) 0 0 0 -

Total Demand 22.898 11.887 25.8 88.75 Lag Total Motor Load 21.444 10.69 23.961 89.5 Lag

Total Static Load 1.305 0.937 1.606 81.23 Lag

IV. SIMULASIDANANALISISHARMONISA

4.1 Sumber Harmonisa pada Plant

Sistem kelistrikan pada plant ini, memiliki sumber harmonisa yang cukup besar akibat adanya pembebanan motor berkapasitas besar yang dikontrol oleh Varibale Frequency Drive (VFD) pada network SS-6 dan SS-7.

Untuk memperjelas letak bus dan motor-motor penghasil harmonisa yang telah disebutkan, gambar dari bus akan diperlihatkan oleh Gambar 4 dan Gambar

5. Masing-masing bus tersebut memiliki nilai THDv dan THDi yang cukup tinggi dan ini dapat diketahui setelah menjalankan simulasi harmonisa pada plant. Dari gambar tersebut juga diperlihatkan nilai THDv yaitu nilai yang berada di bus, dan nilai THDi ialah nilai yang berada pada kabel.

Gambar 4. Bus HSB-SS6-01A dan HSB-SS6-01B (Network SS6)

Gambar 5. Bus HSB-SS7-01A dan HSB-SS7-01B (Network SS7)

Berdasarkan hasil simulasi dari ETAP, terlihat bahwa presentasi THDv dan THDi masih jauh dari standard yang diperbolehkan. Tingginya nilai THD ini akan sangat memperngaruhi bagi kualitas kelistrikan pada plant ini. Data

(4)

dari harmonisa yang timbul pada network SS-6 dan SS-7 diperlihatkan oleh Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Data Persentase Harmonisa pada Tegangan Fundamental di Orde Tertentu

ID Teg. Dasar (kV) Orde (%) 2 5 7 11 13 17 19 23 HSB-SS6-01A 10.987 0 12.46 5.89 5.09 2.51 4.27 3.3 0 5.5 5 HSB-SS6-01B 10.987 0 12.46 5.89 5.09 2.51 4.27 3.3 0 5.5 5 HSB-SS7-01A 10.992 0 12.41 5.87 5.07 2.50 4.26 3.2 8 5.5 3 HSB-SS7-01B 10.992 0 12.41 5.87 5.07 2.50 4.26 3.2 8 5.5 3 MV-CP-004A 10.998 0 12.33 5.83 5.04 2.48 4.23 3.2 7 5.5 0

Tabel 4. Data Persentase Harmonisa pada Arus Fundamental di Orde Tertentu ID Arus Dasar (A) Orde (%) 2 5 7 11 13 17 19 23 Cable11 354.44 0 38.00 12.83 6.94 2.87 3.54 2.3 1 2.6 9 Cable22 433.32 0 39.62 13.17 6.87 2.72 3.15 2.0 3 2.3 8

Dari Tabel 3 dapat dilihat persentase dari distorsi tegangan individual IHDv (Individual Harmonic Distortion Voltage) melebihi ambang batas yang diijinkan sesuai dengan standard IEEE Std 519-1992 yaitu untuk level tegangan 69 kV ke bawah hanya boleh sebesar 3% saja. Sedangkan dari Tabel 3, nilai individual harmonic paling rendah yaitu 2.48% dan yang tertinggi sebesar 12.46%. Angka tersebut sudah sangat mendekati batas normal yang diperbolehkan. Nilai dari tegangan bus tersebut juga ternyata mengalami penurunan dari nilai yang seharusnya, yaitu sebesar 11 kV.

Dari Tabel 4, individual harmonic distortion current juga melebihi batas ambang yang diperbolehkan. Nilai minimal dari distorsi arus yang terjadi adalah sebesar 2.03% dan yang terbesar adalah 39.62%.

4.2 Distorsi Harmonisa terhadap Tegangan dan Arus

Gambar 6. Diagram Distorsi Harmonisa Tegangan pada Bus HSB-SS6-01A dan Bus HSB-SS6-01B

Dari Gambar 6 dapat disimpulkan bahwa distorsi harmonisa tertinggi terjadi pada orde kelima dan disusul dengan orde ketujuh. Hal ini sesuai dengan penjelasan pada Tabel 3. Dari

data tersebut dapat dipastikan bahwa sinyal sinusoidal yang seharusnya merupakan sinusoidal murni, maka akan terdistorsi menjadi tidak sinusoidal murni lagi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hasil Distorsi Harmonisa Tegangan terhadap Sinyal Sinusoidal Normal pada Bus HSB-SS6-01A dan Bus

HSB-SS6-01B

Untuk network SS-7 juga menunjukkan hal serupa seperti dengan SS-6. Masing-masing tegangan dari bus tersebut terdistorsi oleh frekuensi harmonisa yang cukup besar. Begitu pula dengan distorsi dari arusnya seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 8 dan 9.

Gambar 8. Hasil Distorsi Harmonisa Arus pada Cable11 dan Cable22

Gambar 9. Hasil Distorsi Harmonisa Arus terhadap Sinyal Sinusoidal Normal pada Cable11 dan Cable22

4.3 Perhitungan Spesifikasi Filter Harmonisa

Perhitungan spesifikasi filter ini diawali dengan penentuan nilai kVAR, nilai tersebut didapat dengan menghitung dari persamaan 1-12. Akan tetapi dalam prakteknya, nilai kVAR memiliki batasan karena ini mempengaruhi generator yang ada. Apabila kVAR melebihi kapasitas dari generator, akibatnya generator akan mengalami underexcited. Oleh karena itu, penentuan kVAR pada penelitian ini sudah berdasarkan trial and error sebelumnya.

A. Spesifikasi Filter Orde 5 pada Network SS-6

(5)

𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅 ⍵0x𝑉𝐿𝐿2 𝐶 =(2𝜋50)x (11)1650 x 1032= 43.42𝜇𝐹 𝐿 = 1 (2𝜋250)2 x 43.42 x 10−6= 9.341 x 10 −3𝐻 𝑋𝐿= 2𝜋50 x 9.341 x 10−3= 2.9333Ω 𝑄𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 30 𝑅 =2.9333 30 = 0.09778Ω

B. Spesifikasi Penambahan Filter Orde 7 pada Network SS6 𝑘𝑉𝐴𝑅 = 150 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅 ⍵0x𝑉𝐿𝐿2 𝐶 = 150 x 103 (2𝜋50)x (11)2= 3.947𝜇𝐹 𝐿 = 1 (2𝜋350)2 x 3.947 x 10−6= 52.4286 x 10 −3𝐻 𝑋𝐿= 2𝜋50 x 52.4286 x 10−3= 16.4626Ω 𝑄𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 30 𝑅 =16.4626 30 = 0.5487Ω

C. Spesifikasi Penambahan Filter Orde 11 pada Network SS6 𝑘𝑉𝐴𝑅 = 63 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅 ⍵0x𝑉𝐿𝐿2 𝐶 =(2𝜋50)x (11)63 x 103 2= 1.658𝜇𝐹 𝐿 = 1 (2𝜋550)2 x 1.658 x 10−6= 50.55 x 10 −3𝐻 𝑋𝐿= 2𝜋50 x 50.55 x 10−3= 15.873Ω 𝑄𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 30 𝑅 =15.873 30 = 0.5291Ω

D. Spesifikasi Penambahan Filter Orde 13 pada Network SS6 𝑘𝑉𝐴𝑅 = 63 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅 ⍵0x𝑉𝐿𝐿2 𝐶 =(2𝜋50)x (11)63 x 103 2= 1.658𝜇𝐹 𝐿 = 1 (2𝜋550)2 x 1.658 x 10−6= 50.55 x 10 −3𝐻 𝑋𝐿= 2𝜋50 x 50.55 x 10−3= 15.873Ω 𝑄𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 30 𝑅 =15.873 30 = 0.5291Ω

E. Spesifikasi Penambahan Filter Orde 17 pada Network SS6 𝑘𝑉𝐴𝑅 = 84 𝐶 = 𝑘𝑉𝐴𝑅 ⍵0x𝑉𝐿𝐿2 𝐶 = 84 x 103 (2𝜋50)x (11)2= 2.21088𝜇𝐹 𝐿 = 1 (2𝜋550)2 x 2.21088 x 10−6= 15.873 x 10 −3𝐻 𝑋𝐿= 2𝜋50 x 15.873 x 10−3= 4.98435Ω 𝑄𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 = 50 𝑅 =4.98435 50 = 0.09969Ω

Perhitungan diatas dilakukan terus menerus sesuai dengan orde yang dibutuhkan, begitu juga pada network SS-7 dilakukan hal yang sama. Nilai dari spesifikasi pemasangan filter tersebut dirangkum oleh Tabel 5.

4.4 Hasil Setelah Pemasangan Filter Harmonisa

Berdasarkan data setelah pemasangan filter, sudah dapat dipastikan bahwa filter telah bekerja dengan baik karena nilai THDv dan THDi sudah memenuhi standard yang ditentukan. Data hasil dari filtering diperlihatkan oleh Tabel 6 dan 7.

(6)

Tabel 6. Data Persentase Harmonisa pada Tegangan Fundamental di Orde Tertentu Setelah Pemasangan Filter

ID Teg. Dasar (kV) Orde (%) 2 5 7 11 13 17 19 23 HSB-SS6-01A 10.991 0 0.42 0.72 0.37 0.04 0.05 0.0 5 0.0 2 HSB-SS6-01B 10.991 0 0.42 0.72 0.37 0.04 0.05 0.0 5 0.0 2 HSB-SS7-01A 10.994 0 0.42 0.72 0.37 0.04 0.05 0.0 5 0.0 2 HSB-SS7-01B 10.994 0 0.42 0.72 0.37 0.04 0.05 0.0 5 0.0 2 MV-CP-004A 10.999 0 0.42 0.72 0.36 0.04 0.05 0.0 5 0.0 2

Tabel 7. Data Persentase Harmonisa pada Arus Fundamental di Orde Tertentu Setelah Pemasangan Filter

ID Arus Dasar (A) Orde (%) 2 5 7 11 13 17 19 23 Cable11 328.67 0 0.73 1.25 0.53 0.69 0.14 0.1 2 0.1 6 Cable22 399.94 0 2.90 2.11 0.61 0.62 0.14 0.1 1 0.1 3

Berdasarkan hasil simulasi ETAP, diagram dan sinyal dari sistem juga sudah memperlihatkan perbaikan. Hal ini ditunjukkan oleh Gambar .

Gambar 10. Diagram Tegangan Hasil Filtering pada Network SS-6 dan SS-7

Gambar 11. Gelombang Tegangan Hasil Filtering pada Network SS-6 dan SS-7

Gambar 12. Diagram Arus Cable11 dan Cable22 Hasil Filtering

Gambar 13. Gelombang Arus Cable11 dan Cable22 Hasil Filtering

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perhitungan dari masing-masing filter sudah tepat karena setiap filter tersebut mampu meredam frekuensi harmonisa pada setiap orde yang ditentukan dan hal ini membantu dalam menurunkan nilai dari THDv serta THDi yang timbul pada sistem. Nilai THD tersebut juga sudah sesuai standard IEEE 519-1992 Std dimana persentase THD yang diperbolehkan adalah maksimal 5%.

2. Pemasangan filter pada bus di network SS6 hanya akan menurunkan nilai THDv saja, maka untuk menurunkan THDi, perlu dipasang filter orde yang sama pada bus di network SS7. Hal ini mungkin bisa terjadi akibat pembagian arus terhadap kedua bus tersebut.

3. Dalam menentukan nilai kVAR pada spesifikasi filter harus mempertimbangkan nilai kVAR dari generator sumber juga karena apabila nilai kVAR pada filter terlalu besar (dalam kasus ini maksimal kVAR adalah 4600 kVAR), akan mengakibatkan salah satu atau bahkan semua generator menjadi under excited dan dampak terburuknya adalah akan menurunkan faktor daya secara drastis bahkan bisa membuat sistem mengalami blackout apabila hal tersebut terjadi. 4. Dalam proses menurunkan THD ternyata hal yang perlu

diperhatikan ialah orde-orde harmonik yang tinggi pada bus (untuk THDv) dan juga pada kabel suplai ke bus (untuk THDi). Apabila hanya berfokus pada bus saja, belum tentu THDi akan ikut turun juga.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Margo Pujiantara, “Penyempurnaan Desain Filter Harmonisa Menggunakan Kapasitor Eksisting Pada Pabrik Soda Kaustik di Serang-Banten”, JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 1, No. 2, Oct 2003, ISSN 1412-8306.

[2] IEEE Std. 519-1992. “IEEE Recommended Practices and Requirements for Harmonic Control in Electrical Power Systems”. [3] Jonathan Herson Ruben, Rony Seto Wibowo, dan Ontoseno Penangsang, "Analisis Unjuk Kerja Filter Pasif dan Filter Aktif pada Sisi Tegangan Rendah di Perusahaan Semen Tuban, Jawa Timur", JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5. [4] Kuldeep Kumar Srivastava, Saquib Shakil, Anand Vardhan

Pandey, "Harmonics & Its Mitigation Technique by Passive Shunt Filter", International Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE), ISSN: 2231-2307, Volume-3, Issue-2, May 2013. [5] Stevenson, William D, “Analisis Sistem Tenaga Listrik ”,

Diterjemahkan oleh Kamal Idris, Erlangga, Jakarta.1983.

BIOGRAFI PENULIS

Arie Arifin, dilahirkan di Tangerang, Banten pada 9 Januari 1992. Penulis saat ini sedang menyelesaikan studinya di jurusan Teknik Elektro ITS, Fakultas Teknologi Industri. Penulis dapat dihubungi melalui alamat email [email protected].

Gambar

Gambar 1. Gelombang Sinus Arus dan Tegangan
Tabel 2. Limit Distorsi Tegangan Berdasarkan IEEE Std 519- 519-1992
Gambar 3. Sistem Kelistrikan Utama pada Pakistan Deep  Water Container Port Project
Tabel 3. Data Persentase Harmonisa pada Tegangan  Fundamental di Orde Tertentu
+2

Referensi

Dokumen terkait

● Guru memberikan Lembar Kerja Siswa yang ada di video yang berkaitan dengan sejarah perkembangan Agama Hindu di Asia dan petunjuk penggunaan media Miro

3 Biaya satuan untuk peralatan sudah termasuk bahan bakar, bahan habis dipakai dan operator. 4 Biaya satuan sudah termasuk pengeluaran untuk seluruh pajak yang berkaitan (tetapi

Untuk mewujudkan media yang efektif dan komunikatif, maka dalam proses pengerjaan desain media komunikasi visual sebagai sarana promo album Faito 61 band Gianyar

Berdasarkan reflesi penulis, masalah rendahnya hasil belajar matematika pada standar kompetensi melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai dua angka dalam

Permasalahannya adalah bagaimana pelaksanaan urusan pemerintahan bidang kelautan dan perikanan menurut UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah di Kabupaten

Artinya peningkatan penerimaan pajak Negara ditentukan oleh tingkat kepatuhan wajib pajak sebagai warga Negara yang baik dan untuk mewujudkannya maka Direktorat

Berdasarkan uraian serta permasalahan yang telah dikemukakan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Word of Mouth dan Nama Merek

Bab ini memuat pemodelan sistem yang dilakukan, mulai dari bagian- bagian per blok, juga simulasi yang diperoleh melalui software yang digunakan. Software