• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang

Bioteknologi modern merupakan hasil penerapan organisme hidup yang bagian-bagiannya mempunyai susunan genetik baru (Pasal 1 PP No.21 Tahun 2005 tentang keamanan hayati). Perkembangan baru dalam bidang bioteknologi memiliki berbagai kemungkinan pemanfataannya seperti pemindahan sifat genetik antar makhluk hidup, yang hasilnya dikenal dengan istilah Produk Rekayasa Genetika (PRG). Genetically Modified Organisms atau Produk Rekayasa Genetika (pangan rekayasa genetika) atau organisme hasil modifikasi genetik (OHMG) secara umum diartikan sebagai suatu organisme yang memiliki material genetik yang diperoleh dari teknik rekayasa genetika. Perkembangan pemanfaatan teknologi rekayasa genetika (GMO) melalui rekombinasi DNA, telah menghasilkan produk rekayasa genetika atau tanaman transgenik yang mempunyai sifat-sifat baru yang diinginkan untuk mengatasi kendala utama dalam rangka meningkatkan pertanian, menghasilkan produk pangan yang lebih berkualitas dan meningkatkan daya saing produk di pasar global. Prinsip umum dalam menghasilkan pangan rekayasa genetika dilakukan dengan mengintroduksi material genetik baru ke dalam genom individu (Chang et al 1973). Pasal 1 angka 7 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik menyebutkan bahwa produk rekayasa genetik atau organisme hasil modifikasi genetik yang selanjutnya disebut Pangan Rekayasa Genetika adalah organisme hidup, yang bagian–bagian hasil olahannya mempunyai susunan genetik baru dari hasil penerapan bioteknologi modern (Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005).

Selama sepuluh tahun terakhir, aplikasi bioteknologi Produk Rekayasa Genetika (PRG) meningkat dengan pesat, terutama untuk produk pangan. Pada tahun 1997 luas tanam Pangan Rekayasa Genetika di dunia kurang dari 8 juta hektar kemudian pada tahun 2006 menjadi 102 juta hektar, meningkat 12 kali lipat. Saat ini PRG ditanam oleh sekitar 10.3 juta petani di 22 negara. Dari tahun 2005 ke tahun 2006 saja luas tanam PRG meningkat 12 juta hektar; dan luas peningkatan luas tanam yang besar pada setahun terakhir ini adalah pada negara

(2)

USA, Argentina, Brazil, Canada, India dan China (ISAAA, 2007). Luas tanam kapas meningkat tiga kali lipat dari 1.3 juta hektar menjadi 3.8 juta hektar. PRG berupa tomat, pepaya, alfalfa dan beras masih kecil luas tanamnya (Tabel 1). Seluas 4000 hektar padi PRG ditanam di Iran.

Selama dekade terakhir luas tanam kedelai PRG di dunia meningkat pesat dari di bawah dua hektar pada tahun 1996 menjadi sekitar 55 juta hektar pada tahun 2006. Luas tanam jagung PRG juga meningkat pesat selama dekade terakhir meskipun tidak sepesat perkembangan peningkatan luas tanaman kedelai. (ISAAA (International Service for the Acquisition of Agri-Biotech Applications) 2007).

Tabel 1. Luas Tanam dan Jenis Tanaman Produk Rekayasa Genetika (PRG) 2006

No Negara Luas Tanam

(Juta Ha) Jenis Produk Rekayasa Genetika

1 USA 54,6 Kedelai, jagung, kapas, beras squash, pepaya,alfafa

2 Argentina 18,0 Kedelai, jagung, kapas

3 Brasil 11,5 Kedelai, kapas

4 Canada 6,1 Beras, jagung, kedelai

5 India 3,8 Kapas

6 China 3,5 Kapas

7 Paraguay 2,0 Kedelai

8 South Africa 1,4 Jagung, kedelai, kapas

9 Uruguay 0,4 Kedelai, jagung

10 Philippines 0,2 Jagung

11 Australia 0,2 Kapas

12 Romania 0,1 Kedelai

13 Mexico 0,1 Kapas, kedelai

14 Spain 0,1 Jagung 15 Colombia <0,1 Kapas 16 France <0,1 Jagung 17 Iran <0,1 Beras 18 Honduras <0,1 Jagung 19 Czech Republic <0,1 Jagung 20 Germany <0,1 Jagung 21 Portugal <0,1 Jagung 22 Slovakia <0,1 Jagung

Sumber: ISAAA Briefs No 35-2006

Di Indonesia, riset bioteknologi PRG sudah mulai dikembangkan sejak beberapa tahun terakhir, terutama untuk tanaman jagung, kedelai, kacang tanah, coklat, tebu, ubi jalar, kentang, padi dan tembakau. Untuk tanaman non-pangan telah dic obakan penanaman kapas jenis Bt di Sulawesi Selatan menjelang akhir

(3)

tahun 2000 lalu, dengan produksi diperkirakan tiga kali lipat lebih besar dibanding kapas lokal. Malaysia mengembangkan riset PRG untuk tanaman pangan, tanaman industri, hias dan kehutanan. Sedangkan Thailand mengembangkan riset PRG dan uji lapang komoditas tomat, jagung, kacang panjang dan kapas (Sitepu 2001).

Selain aspek riset dan uji coba lapang, di Indonesia juga beredar beberapa produk PRG impor seperti kedelai, jagung dan komponen-komponen dari kedelai dan jagung PRG yang diimpor. Berbagai komponen kedelai seperti isolat protein, lecithin dan lainnya diproduksi secara massal dari kedelai PRG. Selain itu, gula sirup jagung dari jagung PRG. Komponen-komponen ini digunakan untuk bahan tambahan pangan atau ingredient makanan/minumnan dalam industri pangan. Demikian pula jagung PRG untuk ternak diimpor untuk pakan ternak dan hasil ternaknya dimakan penduduk Indonesia.

Pesatnya pertumbuhan populasi dunia, sangat membutuhkan upaya peningkatan suplai pangan yang demikian besar pula. Salah satu alternatif upaya penyelesaian masalah pangan adalah dengan adanya teknologi transgenik (Matsui, Miyazaki, Kasamo 1997). Perkembangan transgenik yang luar biasa dalam tiga tahun terakhir membawa kekhawatiran dan persepsi masyarakat umum terutama Ibu rumah tangga yang dalam hal ini merupakan individu yang sangat penting dalam penentuan konsumsi pangan keluarga. Namun kekhawatiran dan persepsi ini telah muncul lebih seperempat abad lalu setelah Herbert Boyer dan Stanley Cohen pada tahun 1973 berhasil untuk pertama kalinya mengembangkan transgenik, meskipun secara alamiah rekombinasi DNA sebenarnya juga terjadi (BPPT 2000).

Perkembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) PRG semakin pesat di dunia dan pasar internasional (Tittle M dan Wilson 2001). Manfaat PRG cukup jelas yaitu mempunyai daya kuat bagi peningkatan kuantitas dan kualitas produk pangan. Meskipun demikian sebagian manfaat dari segi kesehatan dan lingkungan masih kontroversial bahkan diperdebatkan. Saat ini produk pangan rekayasa genetika dari manca negara (terutama kedelai dan jagung), telah tersedia di pasar dan menjadi bagian kehidupan (makanan dan pakaian) dari sebagian kehidupan masyarakat Indonesia (Hardinsyah 2004).

(4)

Ditengah semakin meningkatnya produksi dan penggunaan PRG, tahun 2007 dilakukan penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengetahuan, persepsi dan harapan masyarakat tentang PRG serta merumuskan implikasi alternatif kebijakan PRG terhadap kebijakan pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia. Masyarakat dalam hal ini adalah pihak pemangku kepentingan yang mencakup rumah tangga, petani, pimpinan instansi pemerintah dan pimpinan instansi non pemerintah. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang dilakukan melalui kerjasama perguruan tinggi dengan Departemen Pertanian yang salah satunya terpusat pada Ibu rumah tangga sebagai konsumen pangan dan produk pertanian.

Perkembangan bioteknologi telah membawa populasi manusia dengan cepat ke masa depan. Searah dengan adanya perkembangan pangan rekayasa genetika harus tetap terkontrol sehingga tidak menimbulkan kerugian tetapi akan membawa manfaat atau dampak positif.

Faktor pendukung perkembangan pangan rekayasa genetika ini salah satunya adalah pengetahuan, dimana dengan pengetahuan dapat lebih menekankan kepada pengamatan dan pengalaman. Pengetahuan konsumen akan penggunaan atau pengkonsumsian pangan rekayasa genetika akan mempengaruhi penerimaan. Hal ini dapat dianalisis dengan adanya aspek–aspek yang dapat menggambarkan bahwa Ibu rumah tangga mengetahui akan pangan rekayasa genetika atau tidak, sampai kepada bagaimana penerimaannya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diduga bahwa pengetahuan, tingkat pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dan kota tempat tinggal akan berhubungan dengan pembentukkan persepsi Ibu rumah tangga yang kemudian akan mempengaruhi keputusan untuk menerima atau mengkonsumsi. Menurut Setiadi (2003), persepsi timbul akibat adanya keadaan yang merupakan tanggapan indera penerimaan secara cepat terhadap suatu rangsangan dasar. Persepsi merupakan proses bagaimana rangsangan–rangsangan itu diseleksi, diorganisasikan dan diinterpretasikan.

Mengingat masih terbatasnya penelitian ataupun kajian mengenai pangan rekayasa genetika, maka penulis tertarik untuk mendalami beberapa aspek yang terkait dengan PRG melalui penelitian yang diharapkan dapat melengkapi

(5)

informasi sebelumnya. Dalam melakukan kajian tersebut, penulis melakukan survey untuk mengetahui sejauh mana masyarakat, khususnya ibu rumah tangga di perkotaan telah mengenal dan dapat menerima PRG dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi : a) Bagaimana penerimaan Ibu rumah tangga perkotaan terhadap PRG ?, b) Apakah terdapat perbedaan penerimaan Ibu rumah tangga berdasarkan kota tempat tinggal dan status ekonomi ?, c) Apakah terdapat hubungan faktor-faktor (status ekonomi, tingkat pendidikan, pekerjaan Ibu, pengetahuan, persepsi dan kota tempat tinggal) dengan penerimaan PRG ?, dan d) Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penerimaan Ibu rumah tangga perkotaan terhadap PRG ?.

Tujuan

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Ibu rumah tangga di perkotaan terhadap Pangan Rekayasa Genetika (PRG).

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

a. Menganalisis penerimaan Ibu rumah tangga perkotaan terhadap PRG. b. Menganalisis perbedaan penerimaan PRG Ibu rumah tangga berdasarkan

kota tempat tinggal dan status ekonomi.

c. Menganalisis hubungan faktor-faktor (status ekonomi, tingkat pendidikan, pekerjaan Ibu, pengetahuan, persepsi dan kota tempat tinggal) dengan penerimaan PRG.

d. Menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan Ibu rumah tangga perkotaan terhadap PRG.

Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai informasi mengenai tingkat pengetahuan, persepsi dan penerimaan PRG Ibu rumah tangga di perkotaan yang berguna bagi akademisi maupun masyarakat.

(6)

2. Sebagai langkah dasar untuk penelitian selanjutnya, sehingga nantinya lebih banyak masyarakat khususnya Ibu rumah tangga yang akan memanfaatkan PRG dalam kehidupan sehari-hari.

3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan program yang tepat bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan untuk lebih mensosialisasikan Pangan Rekayasa Genetika. 4. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pendukung untuk penelitian

utama dimana FAO akan mengundang Departemen Pertanian dari semua negara anggota PBB guna memperoleh informasi tentang persepsi masyarakat dan perkembangan penerapan Iptek PRG di berbagai negara dunia serta merumuskan kesepakatan global tentang PRG.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Ditilik tina kasang tukang masalah di luhur, kapaluruh yén kurang aktifna siswa dina kagiatan nyarita dilantarankeun kamampuh maranéhna dina nepikeun gagasan,

Bentuk manajemen wakaf produktif yang diinginkan baik secara konsep, harta maupun tujuan, hendaknya dapat merealisasikan tujuan yang pertama melalui terbentuknya yayasan

Dengan kedua nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa simulasi yang telah dilakukan dengan menggunakan SWAT dikategorikan memuaskan karena nilai debit hasil simulasi

Hal ini terbukti dari pernyataan informan Dayak yang mengatakan bahwa budaya masyarakat Tionghoa yang tingkat kepedulian antar sesama etnis sendiri yang begitu

Maka dari itu dirasakan penting untuk membangun sistem informasi dengan komputer, dan dari sistem baru ini diharapkan dapat membantu proses pengolahan data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio alokasi anggaran belanja hibah dan balanja bantuan sosial pada saat pemilukada dan sebelum pelaksanaan pemilukada,

Karena itu, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian ini dengan judul: Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar PAI Materi Iman Kepada Malaikat