• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembangbaik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembangbaik"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 7

EKOSISTEM PADANG LAMUN

1. Karakteristik

Lamun (seagrasses) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup berbenam di dalam laut. Tumbuhan ini mempunyai beberapa sifat yang memungkinkan hidup di lingkungan laut yaitu :

1. mampu hidup di media air asin

2. mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam

3.

mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembangbaik 4. mampu melaksanakan penyerbukan dan daur generatif dalam

keadaan terbenam.

Lamum mempunyai perbedaan yang nyata dengan tumbuhan yang hidup terbenam dalam laut lainnya, seperti makro-algae atau rumput laut (seaweeds). Tanaman lamun memiliki bunga dan buah yang kemudian berkembang menjadi benih.

Lamun juga memiliki sistem perakaran yang nyata, dedaunan, sistem transportasi internal untuk gas dan nutrien, serta stomata yang berfungsi dalam pertukaran gas. Akar pada tumbuhan lamun tidak berfungsi penting dalam pengambilan air, karena daun dapat menyerap nutrien secara langsung dari dalam air laut. Untuk menjaga agar tubuhnya tetap mengapung di dalam kolom air tumbuhan ini dilengkapi dengan ruang udara. Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai atau

(2)

goba yang dasarnya berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati dengan kedalaman sampai empat meter. Spesies lamun yang biasanya tumbuh dengan vegetasi tunggal adalah Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea serrulata, dan Thlassodendron ciliatum.

Pada substrat berlumpur di daerah mangrove ke arah laut sering dijumpai padang lamun dari spesies tunggal yang berasosiasi tinggi. Sedangkan padang lamun vegetasi campuran terbentuk di daerah intertidal lebih rendah dan subtidal yang dangkal. Padang lamun tumbuh dengan baik di daerah yang terlindung dan substrat pasir yang stabil, serta dekat sedimen yang bergerak secara horizontal. Pada daerah dimana terjadi bioturbasi yang tinggi akibat aktivitas organisme bentik seperti udang, molusca, dan cacing, maka kepadatan populasi lamun dan kominitas pionir cenderung berkurang. Bila dibandingkan dengan padang lamun yang tumbuh disedimen karbonat yang berasal dari patahan terumbu, padang lamun yang tumbuh disedimen yang berasal dari daratan lebih dipengaruhi oleh faktor run off daratan yang berkaitan dengan kekeruhan, suplai nutrien pada musim hujan, dan fluktuasi salinitas. Pasang yang kecil disiang hari pada musim tertentu dapat menyebabkan kerusakan dan menimbulkan masalah bagi tumbuhan lamun pada musim yang lain.

Pertumbuhan lamun diduga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal seperti kondisi fisiologi dan metabolisme, serta faktor-faktor eksternal seperti zat hara ( nutrien), dan tingkat kesuburan perairan.

(3)

2. Parameter Lingkungan Utama

Parameter lingkungan utama yang mempengaruhi distribusi dan pertumbuhan ekosistem padang lamun adalah :

1.

Kecerahan

Lamun membutuhkan intensitas cahaya ynag tinggi untuk melaksanakan proses fotosintesis. Hal ini terbukti dari hasil obserfasi yang menunjukkan bahwa distribusi padang lamun hanya terbatas pada perairan yang tidak terlalu dalam. Namun demikian pengatan di lapangan mengatakan bahwa sebaran komunitas lamun di dunia masih ditemukan hingga kedalaman 90 meter, asalkan kedalaman ini masih dapat cahaya matahari. Beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan muatan sedimen pada bahan air akan berakibat pada tingginya kekeruhan perairan, sehingga berfungsi mengurangi penetrasi cahaya. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pada produktivitas primer ekosistem padang lamun.

2.

Temperatur

Walaupun padang lamun secara geografis tersebar luas yang diindikasikan oleh adanya kisaran toleransi yang luas terhadap temperatur, pada kenyataannya spesies lamun di daerah tropik mempunyai toleransi yang rendah terhadap perubahan temperatur. Kisaran temperatur optimal bagi spesies lamun adalah 28-30oC. Kemampuan proses fotosintesis akan menurun

dengan tajam apabila temperatur peraiaran berada di luar kisaran tersebut.

(4)

3.

Salinitas

Spesies lamun mempunyai kemampuan toleransi yang berbeda-beda terhadap salinitas, namun sebagian besar memiliki kisaran yang lebih besar, yaitu antara 40o/oo. Nilai salinitas optimum

untuk spesies lamun adalah 35o/oo. Salah satu yang

menyebabkan kerusakan ekosistem padang lamun adalah meningkatnya salinitas yang diakibatkan oleh berkurangnya suplai air tawar dari sumgai.

4.

Substrat

Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe substrat, mulai dari lumpursampai sedimen dasar yang terdiri dari endapan lumpur halus sebesar 40%. Kedalaman substrat berperan dalam menjaga stabilitas sedimen yang mencakup 2 hal yaitu pelindung tanaman dari arus air laut, dan tempat pengolahan serta pemasok nutrien. Kedalaman sedimen yang cukup merupakan kebutuhan utama untuk pertumbuhan dan perkembangan habitat lamun.

5.

Kecepatan arus perairan

Produktivitas padang lamun juga dipengaruhi oleh kecepatan arus perairan. Pada saat kecepatan arus sekitar 0.5 m detik-1,

jenis turtle grass (Thalassia testudium) mempunyai kemampuan maksimal untuk tumbuh.

(5)

Gambar 45 Hamparan padang lamun 3. Peranan Lamun di Lingkungan laut Dangkal

Jika anda ingin mengetahui satu di antara tempat terunik, hijau dan indah di dasar perairan atau jika anda ingin tempat makan mamalia laut langka seperti duyung dan manate, silahkan bersnorkel ria di sekitar padang lamun (seagrass). Duyung atau dikenal dengan nama dugong (Dugong dugong, muller 1776) dan manate (Trichechus manatus) adalah mamalia laut yang hanya mengkonsumsi daun lamun sebagai makanan utama mereka.

Namun tidak semua lamun merupakan makanan favorite duyung dan manate. Hanya beberapa jenis lamun yang ukurannya pendek dan kecil seperti Halodule sp. Halophile sp. dan

(6)

Syringodium sp. yang merupakan makanan favorite duyung. De Iongh et al. (1995) melaporkan jenis lamun Halodule uninervis merupakan makanan utama bagi dugong di perairan timur Ambon. Penelitian lain di perairan Sulawesi Selatan lebih memfokuskan bahwa duyung tidak hanya memakan daun lamun tapi juga rizom dan akar lamun yang merupakan sumber nutrisi utama bagi duyung.

Dewasa ini teramat sangat sulit melihat duyung sedang makan di tempat alaminya di sekitar padang lamun. Ini karena populasi duyung terutama di Indonesia sudah sangat kecil sekali, kita hanya sesekali pernah mendengar nelayan melihat duyung berenang di sekitar perairan Sulawesi, Irian dan Maluku.

Secara lebih rinci peranan lamun di dalam laut adalah sebagai berikut:

1. Sebagai produsen primer.

2. Sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis hewan, seperti duyung (Dugong dugon), penyu hijau (Chelonia mydas) serta jenis-jenis ikan herbivora dan ikan karang.

Jenis tumbuhan lamun yang dikonsumsi penyu hijau diantaranya adalah Cymodocea, Thalassia, dan Halophila, sedangkan yang dikonsumsi dugong adalah Poisidonia dan Halophila. Dalam hal ini lamun menduduki posisi mata rantai pertama dalam menunjang rantai makanan yang sangat rumit di habitat padang lamun.

(7)

3. Sebagai habitat biota laut seperti moluska, krustasea, cacing, dan sebagainya.

Daun dan rhizoma lamun tersebut memiliki kandungan nitrogen yang tinggi,sehingga disukai oleh dugong. Ekositem padang lamun berfungsi sebagai penyuplai energi baik pada zona bentik maupun pelagis. Detritus daun lamun yang tua didekomposisi oleh sekumpulan jasad bentik sehingga dihasilkan bahan organik baik yang tersuspensi maupun yang terlarut dalam bentuk nutrien. Utrien tersebut tidak hanya bermanfaat bagi tumbuhan lamun tetapi juga bermanfaat untuk pertumbuhan fitoplankton dan selanjutnya zooplankton dan juvenil ikan atau udang. 4. Melindungi pantai dari erosi dan abrasi serta menangkap

sedimen yang dibawa oleh air laut.

5. Sebagai pendaur zat hara dan elemen-elemen langka di lingkungan laut.

6. Sebagai bahan baku pembuatan kertas, kosmetik, dan kompos. 7. Sebagai daerah asuhan, perlindungan dan sebagai tempat

berpijah berbagai jenis ikan.

8. Sebagai tempat penggembalaan atau tempat mencari makan (feeding ground) berbagai jenis ikan.

9. Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari.

4. Hubungan Lamun dengan Ikan dan Organisme Lainnya Hal menarik yang dapat kita lihat bahwa padang lamun atau yang di kenal dengan seagrass bukan hanya sebagai tempat mencari

(8)

makan bagi duyung dan manate tapi juga tempat hidup yang sangat cocok bagi beberapa organisma kecil seperti udang dan ikan. Bahkan penyu hijau (Chelonia mydas) pun sering mengunjungi padang lamun untuk mencari makan. Lantas mengapa padang lamun bisa menjadi tempat yang cocok bagi umumnya hewan kecil ? Kondisi lamun yang menyerupai padang rumput di daratan ini mempunyai beberapa fungsi ekologis yang sangat potensial berupa perlindungan bagi ivertebrata dan ikan kecil.

Daun-daun lamun yang padat dan saling berdekatan dapat meredam gerak arus, gelombang dan arus materi organik yang memungkinkan padang lamun merupakan kawasan lebih tenang dengan produktifitas tertinggi di lingkungan pantai di samping terumbu karang. Melambatnya pola arus dalam padang lamun memberi kondisi alami yang sangat di senangi oleh ikan-ikan kecil dan invertebrata kecil seperti beberapa jenis udang, kuda laut, bivalve, gastropoda dan echinodermata. Hal terpenting lainnya adalah daun-daun lamun berasosiasi dengan alga kecil yang dikenal dengan epiphyte yang merupakan sumber makanan terpenting bagi hewan-hewan kecil tadi. Epiphyte ini dapat tumbuh sangat subur dengan melekat pada permukaan daun lamun dan sangat di senangi oleh udang-udang kecil dan beberapa jenis ikan-ikan kecil.

Disamping itu padang lamun juga dapat melindungi hewan-hewan kecil tadi dari serangan predator. Sangat khas memang pola kehidupan hewan-hewan kecil ini di padang lamun yang tidak jarang

(9)

memberikan konstribusi besar bagi kelangsungan ikan dan udang ekonomis penting. Ini adalah sebagian kecil dari peran penting padang lamun yang menyebar di sekitar perairan pantai Indonesia.

5. Penyebaran

Padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan perairan pantai Indonesia. Anda akan sangat mudah mengenali tumbuhan ini. Padang lamun biasanya sangat mirip dan bahkan menyerupai padang rumput di daratan dan hidup pada kedalaman yang relative dangkal (1-10 meter) kecuali beberapa jenis seperti Halodule sp., Syringodium sp. dan Thalassodendrum sp., yang juga di temukan pada kedalaman sampai dengan 20 meter dengan penetrasi cahaya yang relative rendah. Malah pernah dilaporkan jenis Halophila yang di temukan pada kedalaman 90 meter oleh Taylor (1928) yang ditulis dalam Den Hartog (1970). Namun umumnya sebagian besar padang lamun menyebar pada kedalaman 1 - 10 meter. Di beberapa perairan dangkal, kita dapat menyaksikan padang lamun dengan kepadatan yang cukup tinggi yang memberikan kesan hijau pada dasar perairan.

(10)

Gambar 46 Padang lamun

Untuk tipe perairan tropis seperti Indonesia, padang lamun lebih dominan tumbuh dengan koloni beberapa jenis (mix species) pada suatu kawasan tertentu yang berbeda dengan kawasan temperate atau daerah dingin yang kebanyakan di dominasi oleh satu jenis lamun (single species). Penyebaran lamun memang sangat bervariasi tergantung pada topografi pantai dan pola pasang surut. Anda bisa saja menjumpai lamun yang terekspose oleh sinar matahari saat surut di beberapa pantai atau melihat bentangan hijau yang didalamnya banyak ikan-ikan kecil saat pasang. Jenisnya pun beraneka ragam, yang di pantai Indonesia sendiri, kita bisa menjumpai 12 jenis lamun dari sekitar 63 jenis lamun di dunia dengan dominasi beberapa jenis diantaranya Enhalus acoroides,

(11)

Cymodocea spp, Halodule spp., Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thallasia hemprichii dan Thalassodendron ciliatum. Dan saya percaya kawasan perairan Indonesia yang sangat luas mempunyai jenis lamun yang lebih dari perkiraan beberapa lembaga penelitian.

Sampai kini konsentrasi penelitian terhadap jenis-jenis lamun dan ekosistem lamun belum sepenuhnya terlaksana. Kurangnya minat beberapa peneliti untuk lebih fokus kearah padang lamun dan minimnya dana penelitian yang di alokasikan ke sektor ini serta minimnya publikasi mengenai padang lamun merupakan penghambat utama bagi pengetahuan dan pemahaman tentang padang lamun kepada masyarakat sementara masyarakat sebagian besar belum sepenuhnya tahu dan mengerti tentang habitat yang satu ini. Padahal kalau mau jujur masyarakat pantai khususnya banyak sekali tergantung pada habitat ini, yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi terhadap kebutuhan sehari-hari mereka. Kita mungkin tidak menyadari kalau menurunnya produksi beberapa jenis ikan-ikan dan udang-udang pantai ekonomis Indonesia lebih banyak karenakan semakin menipisnya padang lamun yang merupakan habitat alami dari ikan-ikan pantai seperti ikan beronang (Siganus spp.) atau beberapa udang putih (Penaeus spp.) lainnya.

Terlalu jauh kalau kita mengharapkan bisa sering melihat dugong bermain kembali di sekitar pantai Indonesia, yang padang lamunnya seudah semakin memprihatinkan, oleh pola reklamasi

(12)

pantai yang sangat marak dan degradasi pantai yang sudah sangat ramai. Namun mungkin kita masih bisa melihat beberapa jenis ikan-ikan kecil bermain dengan cantiknya dibeberapa pantai yang masih terjaga padang lamunnya

Gambar 47 Dugong

Seagrass adalah tempat hidup bagi amat banyak organisma seperti ikan, kepiting, udang, lobster, seaurchin (bulubabi), dan masih banyak lagi. Hampir sebagian besar organisma pantai (ikan, udang, kepiting dll) mempunyai hubungan ekologis dengan habitat lamun. Sebagai habitat yang di tumbuhi berbagai spesies lamun, padang lamun memberikan tempat yang sangat strategis bagi perlindungan ikan-ikan kecil dari “pengejaran” beberapa predator. juga tempat hidup dan mencari makan bagi beberapa jenis udang dan kepiting.

(13)

Gambar 48

Potunus pelagicus (Kepiting renang) yang hidup dan besar di

padang lamun.

Gambar 49

Jenis Udang yang menjadikan Lamun sebagai habitat utamanya

(14)

Gambar 50

Tripneustes gratilla salah satu jenis bulu babi yg menghabiskan

separuh hidupnya di padang lamun 6. Hutan Hijau Yang Beradaptasi

Bagi yang belum pernah mengenal lamun, tanaman yang biasa disebut seagrass ini merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut. Karena kemampuan adaptasinya, tumbuhan ini mampu hidup di lingkungan laut atau medium air asin.

Disebut padang lamun, karena ia tumbuh dalam satu kawasan luas, yang jika dilihat mirip dengan bentangan padang rumput di darat.

Tanaman lamun bisa hidup normal dalam keadaan terbenam, dan mempunyai sistem perakaran jangkar (rhizoma) yang berkembang baik. Mengingat pada dasarnya tak berbeda dengan tanaman darat, maka lamun punya keunikan yaitu memiliki bunga

(15)

dan buah yang kemudian berkembang menjadi benih. Semuanya dilakukan dalam keadaan terbenam di perairan laut.

Hal inilah yang menjadi perbedaan nyata lamun dengan tumbuhan yang hidup terbenam di laut lainnya seperti makro-alga atau rumput laut (seaweed). Untuk bisa hidup normal, akar tanaman lamun cukup kuat menghujam ke dasar perairan tempat tumbuh. Akar ini tidak berfungsi penting dalam pengambilan air – sebagaimana tanaman darat karena daun dapat menyerap nutrien (zat gizi) secara langsung dari dalam air laut. Tudung akarnya dapat menyerap nutrien dan melakukan fiksasi nitrogen. Sementara itu, untuk menjaga agar tubuhnya tetap mengapung dalam kolom air, lamun dilengkapi dengan rongga udara. Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya bisa berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati, dengan kedalaman hingga empat meter. Malah di perairan yang sangat jernih, beberapa jenis lamun ditemukan tumbuh di kedalaman 8 hingga 15 meter.

Di daratan kita sering melihat, misalnya, hutan pinus sejauh mata memandang, hutan tersebut melulu diisi dengan pinus. Di tempat lain, ada pula hutan yang berisi aneka ragam jenis pohon. Demikian juga halnya dengan padang lamun, Di suatu tempat, ia dapat berbentuk vegetasi tunggal, tersusun atas satu jenis lamun yang tumbuh membentuk padang lebat. Sementara di tempat lain, ada vegetasi campuran yang terdiri dari dua hingga dua belas jenis lamun yang tumbuh bersama-sama.

(16)

Spesies lamun yang biasanya tumbuh dengan vegetasi tunggal adalah Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea serrulata, dan Thalassodendron ciliatum.

7. Kaya Sumber Daya

Sebagaimana terumbu karang, padang lamun menjadi menarik karena wilayahnya sering menjadi tempat berkumpul berbagai flora dan fauna akuatik lain dengan berbagai tujuan dan kepentingan. Di padang lamun juga hidup alga (rumput laut), kerang-kerangan (moluska), beragam jenis ekinodermata (teripang-teripangan), udang, dan berbagai jenis ikan.

Ikan-ikan amat senang tinggal di padang lamun. Ada jenis ikan yang sepanjang hayatnya tinggal di padang lamun, termasuk untuk berpijah (berkembang biak). Beberapa jenis lain memilih tinggal sejak usia muda (juvenil) hingga dewasa, kemudian pergi untuk berpijah di tempat lain. Ada juga yang hanya tinggal selama juvenil. Sebagian lagi memilih tinggal hanya sesaat. Suatu penelitian menunjukkan, jumlah ikan bernilai ekonomis penting yang ditemukan di kawasan padang lamun relatif kecil. Itu berarti bahwa padang lamun lebih merupakan daerah perbesaran bagi ikan-ikan tersebut.

Dari sekian banyak hewan laut, penyu hijau (Chelonia mydas) dan ikan duyung atau dugong (Dugong dugong) adalah dua hewan ‘pencinta berat’ padang lamun. Boleh dikatakan, dua hewan

(17)

ini amat bergantung pada lamun. Hal ini tak lain karena tumbuhan tersebut merupakan sumber makanan penyu hijau dan dugong.

Penyu hijau biasanya menyantap jenis lamun Cymodoceae, Thalassia, dan Halophila. Sedangkan dugong senang memakan jenis Poisidonia dan Halophila. Dugong mengkonsumsi lamun terutama bagian daun dan akar rimpangnya (rhizoma) karena dua bagian ini memiliki kandungan nitrogen cukup tinggi.

8. Peran Terabaikan

Tak ada satu pun jenis tumbuhan dan hewan di dunia ini yang diciptakan Allah tanpa memiliki fungsi dan peran. Begitu pula padang lamun, di alam berfungsi sebagai penghasil detritus (sampah) dan zat hara yang berguna sebagai makanan bagi makhluk hidup laut lainnya. Detritus daun lamun yang tua diuraikan (dekomposisi) oleh sekumpulan hewan dan jasad renik yang hidup di dasar perairan, seperti teripang, kerang, kepiting, dan bakteri. Hasil penguraian ini berupa nutrien yang tercampur atau terlarut di dalam air. Nutrien ini tidak hanya bermanfaat bagi tumbuhan lamun, melainkan juga bermanfaat untu pertumbuhan fitoplankton, dan selanjutnya zooplankton, dan juvenil ikan/udang.

Di sisi lain, tanaman lamun mampu mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak. Sebagian hewan memanfaatkan lamun sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah. Untaian dedaunan lamun juga berguna menjadi tudung pelindung dari sengatan matahari bagi penghuni ekosistem ini.

(18)

9. Indonesia Sarang Lamun

Di Indonesia, lamun yang ditemukan terdiri atas tujuh marga (genera). Dari 20 jenis lamun yang dijumpai di perairan Asia Tenggara, 12 di antaranya dijumpai di Indonesia. Penyebaran padang lamun di Indonesia cukup luas, mencakup hampir seluruh perairan Nusantara yakni Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya. Dari seluruh jenis, jenis Thalassia hemprichii merupakan yang paling dominan di Indonesia.

Keanekaragaman hayati lamun yang paling tinggi ada di perairan Teluk Flores dan Lombok, masing-masing ada 11 spesies. Jika dibandingkan, maka keanekaragaman hayati lamun di perairan Indonesia bagian timur ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan bagian barat. Hal ini diduga karena posisi daerah bagian timur yang lebih dekat dengan pusat penyebaran lamun di perairan Indo Pasifik, yaitu Filipina (16 jenis) dan Australia Barat yang memiliki 17 jenis.

Padang lamun memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan bagi berbagai kepentingan, misalnya sebagai tempat kegiatan budidaya laut berbagai jenis ikan, kerang-kerangan dan tiram. Karena pemandangannya yang tak kalah eksotik dibandingkan terumbu karang, padang lamun bisa dijadikan tempat rekreasi atau pariwisata. Ia juga bisa diolah sebagai umber pupuk hijau.

(19)

Tabel 11

Spesies Lamun di Indonesia

Spesies Deskripsi Cymodocea rotundata C. serrulata Enhalus acoroides Halodule pinifolia H. decipiens H. minor H. ovalis H. uninervis H. spinulosa Syringodinium isoetifolium Thalassia hemprichii Thalassodendron ciliatum

Terdapat di daerah intertidal.

Umumnya dijumpai di daerah intertidal di dekat mangrove.

Tumbuh pada substrat berlumpur dan perairan keruh.

Dapat membentuk spesies tunggal, atau mendominasi komunitas padang lamun. Pertumbuhannya cepat, dan merupakan spesies pionir. Umum dijumpai di substrat berlumpur.

Dapat merupakan spesies yang dominan di daerah intertidal, mampu tumbuh sampai kedalaman 25 m.

Membentuk padang lamun spesies tunggal pada rataan karang yang rusak.

-Umum dijumpai di daerah subtidal dangkal dan berlumpur.

Paling banyak dijumpai, biasa tumbuh dengan spesies lain, dapat tumbuh hingga kedalaman 25 m. Sering dijumpai pada substrat berpasir. Sering mendominasi di daerah subtidal, dan berasosiasi dengan terumbu karang.

(20)

10. Rentan Kerusakan

Sayangnya, ekosistem ini amat rentan terhadap keme-rosotan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia. Di kawasan pantai, manusia melakukan pengerukan dan pengurugan demi pembangunan pemukiman pantai, indusri, dan saluran navigasi. Ini mengakibatkan rusak totalnya padang lamun. Perusakan habitat di lokasi pembuangan hasil pengerukan akhirnya terjadi. Di samping itu, terdapat dampak sekunder pada perairan laut yaitu meningkatnya kekeruhan air, dan terlapisnya insang hewan air oleh lumpur dan tanah hasil pengerukan. Hewan-hewan air tersiksa dan akhirnya mati.

Ancaman juga datang dari pencemaran limbah industri, terutama logam berat dan senyawa organoklorin. Dua jenis bahan berbahaya ini mengakibatkan terjadinya akumulasi (penumpukan kandungan) logam berat padang lamun melalui proses yang disebut magnifikasi biologis. Persis seperti proses penumpukan kandungan merkuri yang menimpa kerang-kerangan di Teluk Jakarta.

Selain itu, tindakan manusia yang suka membuang sampah sembarangan ke laut mengakibatkan turunnya kandungan oksigen terlarut di kawasan padang lamun, serta dapat menimbulkan eutrofikasi (peningkatan kesuburan plankton). Hal ini bisa memancing meledaknya pertumbuhan perifiton, sejenis organisme yang hidup menempel di organisme lain. Perifiton yang banyak menempel membuat daun lamun kesulitan menyerap sinar matahari untuk proses fotosintesisnya. Kejadian serupa terjadi jika terjadi pencemaran minyak yang melapisi permukaan daun lamun.

(21)

Ada pula pencemaran limbah pertanian -terutama pestisida- yang mematikan hewan-hewan yang hidup di padang lamun. Pupuk yang masuk ke perairan laut di mana padang lamun terbentang juga memancing timbulnya eutrofikasi.

Padang lamun mungkin kurang populer dibandingkan dengan jenis ekosistem laut lainnya. Tetapi dengan mengetahui peran dan kegunaannya bagi alam dan manusia, kita bisa memahami betapa mengerikannya jika padang lamun juga dirusak dan berkurang habitat hidupnya.

Tabel 12

Dampak Kegiatan Terhadap Padang Lamun

No Kegiatan Dampak 1 2 3 4 Pengerukan dan pengurugan untuk kegiatan di pinggir laut, pelabuhan, industrial estate, saluran navigasi

Pencemaran limbah industri Pembuahan sampah organik (Sewage) Pencemaran oleh limbah pertanian

Perusakan total padang lamun sebagai lokasi pengerukan dan pengurugan

Perusakan habitat di lokasi pembuangan hasil

pengerukan.

Dampak sekunder pada perairan meningkatkan

kekeruhan air dan terlapisnya insang hewan air.

Lamun melalui proses biological magnification mampu

mengakumulasi logam berat. Penurunan kadar oksigen terlarut, mengganggu lamun dan hewan air.

(22)

5 Pencemaran minyak

blooming fitoplankton yang menempel di daun lamun dan kekeruhan menghalangi cahaya. Pestisida, Mematikan hewan yang berasosiasi dengan padang lamun, Pupuk Mengakibatkan eutrofikasi

Lapisan minyak pada daun lamun menghalangi

cahaya untuk berfotosintesis.

11. Metode Penelitian Lamun

Pada penelitian lamun selain struktur komunitas yang dikaji, juga akan dijelaskan metode-metode penelitian yang berkaitan dengan pertumbuhan dan produksi, serta manfaat lamun. Dibawah ini dijelaskan metode penelitian lamun yang sering digunakan antara lain :

1. Metode pemetaan sebaran lamun

2. Pengamatan struktur komunitas padang lamun 3. Pengamatan pertumbuhan dan produksi lamun

Metode Pemetaan Sebaran Lamun

Pemetaan sebaran lamun dibuat berdasarkan peta dasar lokasi penelitian dengan skala 1 : 25.000. pengamatan sebaran dan penutupan lamun serta sifat-sifat khas habitat padang lamun dilakukan dengan berjalan kaki pada waktu air surut dan menyelam pada waktu air pasang

(23)

Pengamatan Struktur Komunitas Padang Lamun

Pemintakatan sebaran lamun dibuat pada satu transek tegak lurus pantai. Sepanjang transek diletakkan meteran, kemudian lamun yang terletak dibawah meteran dicatat jenisnya, penutupan dan sifat-sifat khas substratnya. Data kerapatan dan biomassa lamun diukur secara acak. Sampel lamun dikumpulkan dengan menggunakan silinder aluminium yang mempunyai luas lingkaran 0,100 m2. luas

penutupan lamun dicatat. Sampel lamun di dalam silinder diambil semua dan dimasukkan kedalam kantong plastik berlabel, sampel dicuci lalu dihitung jumlah tunasnya atau tegaknya dan ditimbang untuk mengetahui berat basahnya.

Setelah tiba dilaboratorium bagian tanaman lamun tersebut dikeringkan dengan oven pada suhu 80 0C selama 24 jam, kemudian

ditimbang beratnya.

Pengamatan Pertumbuhan dan Produksi Lamun Urutan kegiatannya :

1. Pada lamun bersifat campuran, dibuat plot 5x5 m yang diberi patok dan tali plastik sebagai batas pengaman. 2. Didalam plot tersebut untuk pengamatan pertumbuhan dan

produksi daun lamun, dipilih 30 tegakan dari masing-masing jenis. Sedangkan untuk penelitian pertumbuhan rimpang, dipilih dari masing-masing jenis sebanyak 20 tunas rimpang.

(24)

3. Semua daun pada tegakan terpilih diberi lubang pada jarak yang telah ditentukan dari dasar. Pada tunas rimpang terpilih, diberi tanda yang mempunyai nomor dan diukur jarak tunas dengan bagian yang diberi tanda.

4. Setelah delapan hari semua daun dan rimpang yang telah diberi tanda termasuk daun baru yang tumbuh pada tegakan terpilih dipanen dan dibawa ke laboratorium.

5.

Dilaboratorium, baik pertumbuhan daun maupun pertum-buhan rimpang, diukur dalam mm/hari. Pertumpertum-buhan daun dibedakan antara daun baru dan daun lama. Semua bagian-bagian pertumbuhan daun dikumpulkan dan ditimbang beratnya untuk mengetahui produksinya yang diukur dalam gr berat basah/hari/m2. perhitungan biomassa daun yang

diukur dalam gr berat basah/m2 berdasarkan data kerapatan

masing-masing jenis lamun yang telah diperoleh. Sedangkan kecepatan pulih daun diperoleh dari perhitungan produksi daun dibagi biomassa daun dalam persen (%).

Gambar

Gambar 45 Hamparan padang lamun 3. Peranan Lamun di Lingkungan laut Dangkal
Gambar 46  Padang lamun

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH larutan elektrolit dan voltase terhadap waktu pembentukan Fe3O4, efisiensi sintesis, serta karakteristik produk,

Batu uretra primer sangat jarang terjadi. Pada batu uretra biasanya terjadi karena batu ginjal, ureter dan kandung kemih yang turun ke uretra. Keluhan yang biasa di sampaikan klien

kematian hero dapat dikurangi secara signifikan sekaligus meningkatkan kesempatan memenangi pertempuran. Terkait kalimat interogatif “ana sing gawe orchid pora ta?”,

Pentingnya penelitian ini di lakukan bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dari warna effect (suara) yang nantinya akan di hasilkan dengan memikirkan kualitas komponen

Kerja sama pemanfaatan ICT Center memiliki peluang yang baik untuk ditindak lanjuti, karena adanya komitmen yang jelas dari kedua belah pihak, di satu sisi UT telah mencangkan bahwa

Perlakuan dosis pupuk NPK 188 kg.ha-1+ZA 150 kg.ha-1+ SP36 113kg.ha-1+ KCl 75 kg.ha-1 + pupuk organik 2000 kg.ha-1 mampu meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk dan mampu

Hal ini disebabkan karena apabila wali nikahnya tidak setuju, dapat dipastikan akan terjadi sengketa dalam pelaksanaan pencatatan perkawinan, dan pihak pencatat

Euskal Herrian, eta batez ere mundu mailan, energia eolikoaren sektoreak presentzia handia izan du azken 30 urteetan. Kooperatiba gutxi daude sektore honetako piezak egiten