• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA

NAMA : Syaiful Bachri Mustamin

NIM : 11.11.5154

KELAS :

DOSEN PENGAJAR : Drs. Tahajudin s

Penulisan makalah sebagai salah satu pemenuhan tugas akhir dari mata kuliah Pendidikan Pancasila.

STMIK AMIKOM

YOGYAKARTA

2011

(2)

ABSTRAKSI

Pancasila merupakan dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Bangsa indonesia adalah bangsa yang beragam suku dan budaya dan juga agama. Yang mana ketika suatu bangsa memilki keberagaman khususnya agama maka akan banyak di temukan permaslahan permasalahan yang sulit untuk di selesaikan karena ini menyangkut soal keyakinan

Persoalan yang sering muncul adalah beberapa beberapa penganut agama tertentu memaksakan kehendak mereka untuk mengganti ideologi pancasila dengan ideologi keyakunan mereka. Bahkan ada yang memngnginkan agar negara indonesia ini menjadi negara yang memberlakukan hukum agama tertentu. Hal ini tidak dapat terjadi karena rakyat indonesia memilki beragam suku budaya dan agama, dengan demikian maka untuk menjadikan indonesia sebagai negara hukum-hukumnya mengadobsi dari satu agama tidak akan terapai karena itu sama saja dengan memaksakan kehendak.

Pancasila sebagai dasar negara merupakan harga mati yang tidak boleh ditawar lagi karena dengan pancasila maka perbedaan suku agama dan budaya bangsa indonesia bisa di persatukan. Pancasila sebagai penengah dari perbedaan tersebut.

Sila pertama pancasila adalah ketuhanaan yang maha esa. artinya bahwa Pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya Islam namun termasuk juga Kristen, Katolik, Budha,khonhucu dan Hindu sebagai agama resmi negara pada saat itu. Ketuhanaan yang maha esa bukan berarti rakyat indonesia harus memilki berkeyakinan satu tuhan saja, tapi maksud dari sila pertama ini adalah rakyat indonesia harus memilki sifat-sifat luhur atau mulia (sifat-sifat Tuhan) yaitu cinta kasih, kasih sayang, jujur, rela berkorban, rendah hati, memaafkan, dan sebagainya.

(3)

BAB I

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pancasila merupakan dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk.Pancasila juga jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan alat pemersatu bangsa Indonesia Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Hal ini dikarena bangsa Indonesia memilki keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi hal-hal atau perbedaan di atas harus dipersatukan.

Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga tidak heran bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang harus kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur di dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang sudah hampir tidak mempedulikan lagi semua aturan-aturan yang dimiliki oleh Pancasila. Namun, di lain pihak muncul orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Mungkin kita masih ingat dengan kasus kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga kasus kudeta DI/TII yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah negara Islam. Atau kasus yang masih hangat di telinga kita masalah pemberontakan tentara GAM. Dan juga ada kejadian beberapa sekolah yang melarang muridnya untuk hormat kepada bendera karena apabila mereka hormat kepada bedera itu sama saja dengan menyamakan tuhan dengan bendera atau biasanya sering di sebut dengan mempersekutukan tuhan dan orang orang yang mempersekutukan tuhan di sebut musyirik.

Jika kita melihat semua kejadian di atas, kejadian-kejadian itu bersumber pada kurangnya pemahaman tentang ideologi Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dengan ideologi yang mereka anut. Dengan kata lain mereka yang melakukan perbuatan atas dasar keyakinan akan prinsip yang mereka anut adalah

(4)

yang paling baik, khususnya bagi orang-orang yang berlatar belakang prinsip agama.

Berdasarkan Latar Belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk menulis makalah yang berjudul “HUBUNGAN PANCASILA DAN AGAMA”. Dan Mengapa banyak orang yang menetang pancasila dengan alasan agama.

Masalah pokoknya adalah kurangnya pemahaman mereka tentang ideologi pancasila dan juga kesalahan merekadalam menafsirkan pelajaran pelajaran atau ilmu agama yang mereka dapatkan. atau mungkin juga mereka mudah di pengaruhi dan di hasut dengan alasan agama atau kebebasan.dengandemikian sangat mudah bagi orang orang yang ingin menghancurkan negri ini memanfaatkan mereka.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apakah Pancasila masih bisa menjadi ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia yang terdapat beragam kepercayaan (agama).

2. Apakah dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia, dapat menuju negara yang aman dan stabil.

(5)

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENULISAN MAKALAH

1. Tujuan Penulisan Makalah

a. Untuk mengetahui sejauh mana Pancasila cocok dengan agama.b. Untuk mengetahui seberapa penting Pancasila di negara Indonesia.

2. Kegunaan Penulisan Makalah

a. Bagi Penulis

Penulisan makalah ini disusun sebagai salah satu pemenuhan tugas dari mata kuliah pendidikan Pancasila.

b. Bagi pihak lain

Makalah ini diharapkan dapat menambah referensi pustaka yang berhubungan antara Pancasila dengan Agama.

D. PEMBATASAN MASALAH

1). Penulisan makalah ini dibatasi pemasalahannya yaitu hanya membahas sangkut paut agama dengan Pancasila.

2). Agama yang menjadi objek utama dalam penulisan makalah ini adalah Agama yang ada di Indonesia (Islam, dll).

(6)

E. METODE PENULISAN

1. Objek penulisan

Objek penulisan makalah ini adalah mengenai Pancasila dan hubungannya dengan gama-agama yang ada di Indonesia. Dalam makalah ini juga dibahas mengenai kontroversi penerapan ideologi pancasila dan agama di Indonesia.

2. Dasar pemilhan objek

Kami sebagai penyusun makalah ini, memilih objek Pancasila dengan Agama karena agamamerupakan suatu komponen negara Indonesia yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat bagi para penganutnya. Jika terjadi ketidakserasian antara agama dan pancasila, maka akan terjadi suatu permasalahan yang sulit untuk diselesaikan.

3. Metode pengumpulan data

Dalam pembuatan makalah ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kaji pustaka terhadap bahan-bahan kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam makalah ini yaitu mengenai hubungan Pancasila dengan agama. Disamping itu, penulis juga mendapatkan data dari diskusi dengan dengan kawan kawan di luar maupun dalam kampus stmik amikom. Sebagai referensi juga diperoleh dari situs web internet yang membahas mengenai ideologiPancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia.

(7)

D. MOTEDE ANALIS

Penyusunan makalah ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yang ada, menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya, serta mencari alternatif pemecahan masalah

(8)

BAB II

KEBERADAAN PANCASILA

DAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

A. ARTI PENTING KEBERADAAN PANCASILA

Pancasila sebagai dasar negara adalah sebuah harga mati Yang tidak boleh di tawar lagi. Bukan tidak mungkin, apabila ada oknum yang ingin mengganti ideoloagi pancasila dengan yang lainnnya maka akan timbul permasalahan atau kesalahan yang memecah-belah eksistensi negara kesatuan. Akhirnya Indonesia akan tercecer menjadi negara-negara kecil yang berbasis agama dan suku. Untuk menghindari masalah tersebut maka penerapan hukum agama (juga hukum-hukum adat) dalam sistem hukum-hukum negara menjadi urgen untuk diterapkan. Indonesia awalnya merupakan kumpulan Kerajaan yang berbasis agama dan suku . Pancasila yang diperjuangkan untuk mengikat agama-agama dan suku-suku itu harus tetap mengakui jati diri dan ciri khas yang dimiliki setiap agama dan suku.

B. SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sebagai sebuah negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama islam, maka Pancasila sendiri sebagai dasar negara Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh agama yang tertuang dalam sila pertama yang berbunyi sila “Ketuhanan yang Maha Esa”. yang pada awalnya berbunyi “… dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya” yang sejak saat itu dikenal sebagai Piagam Jakarta.

Namun ada dua ormas Islam terbesar saat itu yang menentang bunyi sila pertama tersebut, karena dua ormas Islam tersebut menyadari bahwa jika syariat Islam diterapkan maka secara tidak langsung akan menjadikan Indonesia sebagai negara Islam yang utuh.maka hal tersebut dapat memojokkan umat beragama

(9)

lainnya. Yang lebih buruk lagi adalah akan memecah belah bangsa ini khususnya bagi provingsi-provingsi yangsebagian besar penduduknya nonmuslim. Karena itulah sampai detik ini bunyi sila pertama adalah “ketuhanan yang maha esa” yang berarti bahwa Pancasila mengakui dan menyakralkan keberadaan Agama, tidak hanya Islam namun termasuk juga Kristen, Katolik, Budha,khonhucu dan Hindu sebagai agama resmi negara pada saat itu.

C. MAKNA SESUNGGUHNYA DARI KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Ternyata banyak diantara kita yang belum mengetahui apa dasar pemikiran bung karno pada waktu mencetuskan ide dasar negara hingga tercetuslah ide pancasila. Dasar pemikiran Bung Karno dalam mencetuskan istilah Pancasila sebagai Dasar Negara adalah mengadopsi istilah praktek-praktek moral orang Jawa kuno yang di dasarkan pada ajaran Buddhisme. Dalam ajaran Buddhisme terdapat praktek-praktek moral yang disebut dengan Panca Sila yang berarti lima kemoralan.

Sila pertama dari pancasila dasar negara NKRI adalah ketuhanaan yang maha esa. Kalimat pada sila pertama ini menggunakan bahasa sensakerta. Banyak dari kita yang salah paham mengartikan makna dari sila pertama ini. Baik dari sekolah dasar sampai sekolah menengah umum. kita diajarkan bahwa arti dari Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Tuhan Yang Satu, atau Tuhan Yang jumlahnya satu. Jika kita membahasnya dari sudut pandang bahasa senksekerta maka ketuhanan yang maha esa bukanlah bermakna tuhan yang satu. Lalu apa makna sebenarnya? Mari kita bahas bersama.

Ketuhanan berasal dari kata tuhan yang diberi imbuhan berupa awalan ke- dan akhiran –an. Penggunaan awalan ke- dan akhiran –an pada suatu kata dapat merubah makna dari kata itu dan membentuk makna baru. Penambahan awalan ke- dan akhiran -an dapat memberi perubahan makna menjadi antara lain : mengalami hal…., sifat-sifat …. Contoh kalimat : ia sedang kepanasan. Kata panas diberi

(10)

imbuhan ke- dan –an maka menjadi kata kepanasan yang bermakna mengalami hal yang panas.

Begitu juga dengan kata ketuhanan yang berasal dari kata tuhan, berimbuhan ke_ dan _ an yang maknanya sifat siafat tuhan atau sifat sifat yang berhubungan dengan tuhan.

Kata “maha” berasal dari bahasa Sanskerta yang bisa berarti mulia atau besar (bukan dalam pengertian bentuk). Kata “maha” bukan berarti “sangat”. Jadi adalah salah jika penggunaan kata “maha” di samakan dengan kata seperti besar menjadi maha besar yang berarti sangat besar.

Kata “esa” juga berasal dari bahasa Sanskerta . Kata “esa” bukan berarti satu atau tunggal dalam jumlah. Kata “esa” berasal dari kata “etad” yang lebih mengarah pada pengertian keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata “ini” (. Sedangkan kata “satu” dalam pengertian jumlah dalam bahasa Sankserta adalah kata “eka”. Jika yang dimaksud dalam sila pertama adalah jumlah Tuhan yang satu, maka kata yang seharusnya digunakan adalah “eka”, bukan kata “esa

Kesimpulan yang dapat diambil dari pernyataan di atas adalah arti dari ketuhanan yang maha esa bukan tuhan yang jumlahnya hanya satu, bukan mengacu pada suatu individual yang kita sebut Tuhan yang jumlahnya satu. Tetapi sesungguhnya, Ketuhanan Yang Maha Esa berarti Sifat-sifat Luhur / Mulia Tuhan yang mutlak harus ada. Jadi yang ditekankan pada sila pertama dari Pancasila ini adalah sifat-sifat luhur / mulia, bukan Tuhannya.

Dan apakah sifat-sifat luhur atau mulia (sifat-sifat Tuhan) itu ? Sifat-sifat luhur atau mulia itu antara lain : cinta kasih, kasih sayang, jujur, rela berkorban, rendah hati, memaafkan, dan sebagainya.

Setelah kita mengetahui hal ini, kita dapat melihat bahwa sila pertama dari Pancasila NKRI ternyata begitu dalam dan bermakna luas, tidak membahas apakah tuhan itu satu atau tuhan itu lebih dari satu seperti anggapan kita selama ini tetapi sebenarnya sila pertama ini membahas sifat sifat luhur atau mulia yang harus di miliki oleh segenap bangsa indonesia.

(11)

BAB III

BENTUK KOLABORASI PANCASILA DENGAN AGAMA

A.IDEOLOGI PANCASILA SEBAGAI PILIHAN

Bermacam macam agama di indonesia menjadikan negeri ini memiliki suatu kekhususan bagi bangsa ini sendiri. Yang di harapkan bagi para pemeluk pemeluknya untuk saling menghargai dan menghormati. Dengan bermacam macamnya agama(dan suku) di butuhkan suatu perantara untuk menyatukan berbagi umat beragama di seluruh indonesia.

Semua pemeluk agama di indonesia harus menyadari bahwa mereka tinggal di suatu negara yang penduduknya beragam. Dengan demikian, semestinya tak ada satu kelompok pemeluk agama yang mau menang sendiri.

Seperti yang telah di ketahui bersama bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku bangsa, adat istiadat hingga berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Dengan demikian dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai keragaman yang ada di Indonesia.

Oleh karena itu Pancasila sebagai dasar negara dan menjadi ideologi bangsa ini yang diharapkan bisa mempersatukan bangsa. Namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah bunyi dan butir pada sila pertama. Sedangkan sejauh ini tidak ada pihak manapun yang secara terang-terangan menentang bunyi dan butir pada sila kedua hingga ke lima. Namun ada ormas-ormas yang terang-terangan menolak isi sila pertama dari Pancasila tersebut.

Negara hukum Indonesia yang dapat juga disebut sebagai negara hukum Pancasila,memiliki latar belakang yang berbeda dengan konsep negara hukum yang dikenal di Barat .Konsep negara hukum pancasila menjamin setiap pemeluk agama untuk menjalankan agamanya secara utuh, penuh dan sempurna. Negara Pancasila tidak bisadi sebut negara agama, bukan pula negara sekuler apalagi negara atheis. Negara pancasila adalah Sebuah negara yang tidak tunduk pada

(12)

salah satu agama saja, tidak pula memisahkan negara dai agama, apalagi sampai mengakui tidak tunduk pada agama manapun. Negara Pancasila mendorong dan memfasilitasi semua penduduk untuk tunduk pada agamanya. Penerapan hukum-hukum agama secara utuh dalam negara Pancasila adalah dimungkinkan,agar rakyat indonesia memliki adap atau sopan santun yang sama dengan apa yang diterapkan oleh agama. Jadi Tak perlu ada ketakutan ataupun kecemburuan apapun, karena hukum-hukum agama hanya berlaku pada pemeluknya. Penerapan konsep negara agama-agama akan menghapus superioritas satu agama atas agama lainnya. Tak ada lagi asumsi mayoritas – minoritas. Bahkan pemeluk agama dapat hidup berdampingan secara damai dan sederajat. Adopsi hukum-hukum agama dalam negara Pancasila akan menjamin kelestarian dasar negara Pancasila, prinsip Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

Apa yang terjadi apabila hukum di indonesia hanya mengadobsi satu agama saja yaitu hukum islam. Pastinya banyak dari nonmuslim akan merasa dirugikan, merasa tidak adil dan lain sebagainya. Maka pancasilalah yang menengahi semua itu dengan cara mengdobsi hukum hukum dari berbagai agama. Tidak ada yang boleh memaksakan kehendak karena negara ini memilki berbagai macam agama yang telah dai akui oleh negara.

Sekarang coba kita lihat beberapa daerah di indonesia,contohnya di daerah jawa tengah, dimana ada sekolah yang tidak mau hormat kepada bendera dan tidak menyanyikan indonesia raya ketika upacara berlangsung. dengan alasan agamamelarang mensekutukan tuhan. Dan juga sebuah provinsi semua wanita harus menggunakan jilbab. Mungkin bagi sebagian kecil orang khususnya umat muslim yang fanatik yang tinggal di Indonesia merupakan keindahan namun bagai mana dengan budaya yang selama ini telah ada. Bagaimana dengan yang non muslim, mereka pastinya akan mersa risih dan terganggu dengan peraturan tersebut. Jika anda masih ragu, silakan lihat apa yang terjadi di Saudi Arabia dengan aliran Salafy Wahabinya. Tidak ada pemilu, tidak ada kesetaraan gender dan lihat betapa tersisihnya kaum wanita dan penganut agama minoritas di sana. Jika memang anda cinta dengan Adat, Budaya dan Toleransi umat beragama di Indonesia dukung dan jagalah kesucian Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa.

(13)

B. KONTROVERSI PANCASILA

Sebagai dasar negara RI, Pancasila juga bukanlah perahan murni dari nilai-nilai yang berkembang di masyarakat Indonesia. Karena ternyata, sila-sila dalam Pancasila, sama persis dengan asas Zionisme dan Freemasonry. Seperti Monoteisme (Ketuhanan YME), Nasionalisme (Kebangsaan), Humanisme (Kemanusiaan yang adil dan beradab), Demokrasi (Musyawarah), dan Sosialisme (Keadilan Sosial). Tegasnya, Bung Karno, Yamin, dan Soepomo mengadopsi (baca: memaksakan) asas Zionis dan Freemasonry untuk diterapkan di Indonesia.

Selain alasan di atas, agama-agama yang berlaku di Indonesia tidak hanya Islam, tetapi ada Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Budha, bahkan Konghucu. Kesemua agama itu, menganut paham atau konsep bertuhan banyak, bahkan pengikut animisme.

C.PEMAHAMAN DAN PELANGGARAN TERHADAP PANCASILA SAAT INI

sebagai warga negara Indonesia kita tidak perlu meragukan konsistensi atas Ideologi Pancasila terhadap agama. Karena Ideologi Pancasila merupakan dasar negara yang mengakui dan mengagungkan keberadaan agama dalam pemerintahan. Sehingga kita Tidak perlu berusaha mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi berbasis agama dengan alasan bahwa ideologi Pancasila bukan ideologi beragama. Ideologi Pancasila adalah ideologi beragama.

Diharapkan sebagai bangsa indonesia yang rakyatnya memiliki berbagai macam suku , budaya dan agama, harus saling menghormati, manghargai dan menyayangi antara satu suku dan suku lainnya dan antara satu agama dan agama lainnya. Agar timbul kedamaian dan kerukunan di negara ini.

Jangan Hanya karena merasa berasal dari agama mayoritas, kita merendahkan umat yang berbeda agama ataupun membuat aturan yang secara langsung dan tidak langsung memaksakan aturan agama yang dianut atau standar agama tertentu kepada pemeluk agama lainya dengan dalih moralitas.

(14)

Hendaknya kita tidak menggunakan standar sebuah agama tertentu untuk dijadikan tolak ukur nilai moralitas bangsa Indonesia. Sesungguhnya tidak ada agama yang salah dan mengajarkan permusuhan.

Agama yang diakui di Indonesia ada 5, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu.

Sebuah kesalahan fatal bila menjadikan salah satu agama sebagai standar tolak ukur benar salah dan moralitas bangsa. Karena akan terjadi chaos dan timbul gesekan antar agama. kalaupun penggunaan dasar agama haruslah mengakomodir standar dari Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu bukan berdasarkan salah satu agama entah agama mayoritas ataupun minoritas.

(15)

BAB IV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan latar belakang, pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

Sebagai negara yang terdiri dari berbagai macam agama, suku, ras dan bahasa Pancasila adalah ideologi yang sangat baik untuk diterapkan di negara Indonesia. Sehingga jika ideologi Pancasila diganti oleh ideologi yang berlatar belakang agama, akan terjadi ketidaknyamanan bagi rakyat yang memeluk agama di luar agama yang dijadikan ideologi negara tersebut.

Dengan tetap menjunjung tinggi ideologi Pancasila sebagai dasar negara, maka perwujudan untuk menuju negara yang aman dan sejahtera pasti akan tercapai.

B. IMPLIKASI

Untuk semakin memperkuatrasa bangga terhadap Pancasila dan memahami tentang kerukunan beragama maka perlu adanya peningkatan pengamalan butir-butir Pancasila khususnya sila ke-1.

Untuk menjadi sebuah negara Pancasila yang nyaman bagi rakyatnya, diperlukan adanya jaminan keamanan dan kesejahteraan setiap masyarakat yang ada di dalamnya. Khususnya jaminan keamanan dalam melaksanakan kegiatan beribadah.

(16)

C. SARAN

Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya dengan agama, harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita juga harus mempunyai kemauan yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman, makmur dan nyaman bagi setiap orang yang berada di dalamnya serta selalu rukun antar umat beragam dengan cara saling menghormati dan menghargai.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Nopirin. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila, Cet. 9. Jakarta: Pancoran Tujuh.

Notonagoro. 1980. Beberapa Hal Mengenai Falsafah Pancasila dengan Kelangsungan Agama, Cet. 8. Jakarta: Pantjoran Tujuh.

Salam, H. Burhanuddin, 1998. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Rineka Cipta

Koentjaraningrat. 1980. Manusia dan Agama. Jakarta: PT. Gramedia.

Sumber Lain :

http:// www.google.co.id

http:// www.teoma.com

http://www.goodgovernance-bappenas.go.id/artikel_148.htm

Referensi

Dokumen terkait

Negara Indonesia bukan negara agama karena negara agama hanya mendasarkan diri pada satu agama saja, tetapi negara pancasila juga bukan negara sekuler karena negara

Perda-Perda berbasis syariah jika dihubungkan dengan negara dan agama dalam persfektif Pancasila dapat dilihat dari kembalinya bangsa Indonesia ke UUD 1945

Misalnya Islam menjadi agama resmi Negara Federasi Malaysia, kerajaan Brunei Darussalam, negara Indonesia (penduduknya mayoritas atau sekitar 90% beragama Islam),

Menghidupi Pancasila sebagai dasar gerak langkah bersama baik di kalangan umat beragama yang diakui maupun non-agama dalam kerangka menyelamatkan bangsa Indonesia

sebagai negara aliansi barat mampu menjalin kerjasama kontra.. terorisme dengan Indonesia yang merupakan negara yang. secara mayoritas penduduknya menganut agama Islam.

Indonesia adalah salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, semua itu tidak lepas dari peran ulama-ulama terdahulu yang giat menyebarkan agama Islam, di antara

Masih, karena pancasila adalah dasar Negara kita, kalau tidak ada pancasila maka Negara tidak dapat terpimpin dengan baik.. Sudah, karena setiap warga Negara berhak memeluk

Perda-Perda berbasis syariah jika dihubungkan dengan negara dan agama dalam persfektif Pancasila dapat dilihat dari kembalinya bangsa Indonesia ke UUD 1945