• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT PERWAKILAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT PERWAKILAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT PERWAKILAN

I.1 Hubungan RI – Kanada

Hubungan diplomatik Indonesia – Kanada telah berlangsung sejak 9 Oktober 1952 yang terus tumbuh dan berkembang pada semua tataran, baik bilateral, interregional, maupun multilateral. Berbagai kemajuan di Indonesia dalam berbagai bidang telah mendorong semakin eratnya hubungan kedua negara di bidang politik, ekonomi, pertahanan-keamanan, serta sosial dan budaya.

Bagi Indonesia, Kanada merupakan negara sahabat dengan kerja sama yang erat, pasar yang prospektif bagi upaya peningkatan ekspor, dan sumber potensial bagi investasi dan wisatawan asing. Sebaliknya, Indonesia dan beberapa negara di Asia telah ditetapkan Kanada sebagai kawasan/negara prioritas bagi pengembangan kerja sama ekonomi, sosial budaya dan politik. Kanada memberikan atensi yang khusus terhadap berbagai kemajuan dalam proses demokratisasi dan pemerintahan yang baik (good governance), serta perkembangan perekonomian Indonesia.

Pada tataran interregional dan multilateral, Indonesia dan Kanada juga menjalin kerja sama yang erat pada forum-forum terutama Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), G20, ASEAN

Regional Forum (ARF), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Trade Organization (WTO).

Sebagai sesama anggota PBB, Indonesia dan Kanada banyak menjalin kerja sama dalam misi pemeliharaan perdamaian dunia dan pemajuan Hak Asasi Manusia.

Surat Keputusan Menteri Luar Negeri RI Nomor SK.06/A/OT/2004/01 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri Pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa ‘’Tugas Pokok Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ottawa adalah melaksanakan hubungan diplomatik dan memperjuangkan kepentingan nasional Republik Indonesia, melindungi Warga Negara Republik Indonesia dan Badan Hukum Indonesia di wilayah akreditasi Kanada merangkap ICAO (International Civil Aviation Organization), sesuai dengan kebijakan Pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku``.

I.2. Capaian KBRI Ottawa 2010 – 2014 dan Berbagai Tindak Lanjut Kesepakatan

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ottawa berupaya untuk memberikan kontribusi langsung terhadap pencapaian sasaran prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014 di bidang politik luar negeri. Secara umum, KBRI Ottawa telah berhasil mencapai seluruh target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pencapaian beberapa prioritas secara rata-rata bahkan melebihi target (100%), antara lain:

a. Memfasilitasi pertemuan bilateral tingkat Kepala Negara dan tingkat Menteri RI – Kanada (200%)

b. Memfasilitasi pertemuan dan kegiatan CIPFG (162,5%) c. Kunjungan instansi pemerintah Indonesia ke Kanada (280%)

d. Pengadaan bahan promosi ekonomi, perdagangan dan investasi (150%) e. Jumlah pelayanan visa yang diselesaikan dengan cepat (137,9%)

(2)

2

g. Partisipasi pada kegiatan ASEAN Committee in Ottawa (158%)

Rata-rata pencapaian realisasi seluruh kegiatan KBRI Ottawa selama 2010 – 2014 mencapai 122,1%. Sementara itu, rata-rata penyerapan anggaran per tahun mencapai 96,27%.

Sebagai implementasi Joint Declaration Menlu RI dan Menlu Kanada (1997), telah diselenggarakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) tingkat Pejabat Senior di Kanada (Mei 2011) dan Yogjakarta (11-12 Juni 2012), yang membahas berbagai bidang kerja sama.

Pertemuan FKB ketiga (Ottawa, 22-23 Agustus 2013) dipimpin bersama oleh Menteri Luar Negeri Dr. Marty Natalegawa dan Menteri Luar Negeri John Baird. Kedua Menteri Luar Negeri mengeluarkan Joint Statement, yang memuat persetujuan kedua negara untuk memperdalam kerja sama dengan berfokus pada kemakmuran melalui perdagangan, investasi dan kerja sama ekonomi, politik dan keamanan, sosial, pendidikan, kebudayaan dan people-to-people contact. Pertemuan FKB Ketiga diawali dengan Forum Ekonomi, Dialog HAM dan Senior Officials

Meeting. Sedangkan dalam FKB keempat (Jakarta 5 Agustus 2014), pertemuan yang dipimpin

oleh Menteri Luar Negeri Indonesia – Kanada telah menyepakati Plan of Action 2014-2019. PoA merupakan blueprint bagi upaya peningkatan kerja sama di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. Bersamaan dengan FKB keempat, diselenggarakan Commercial Dialogue yang melibatkan kalangan dunia usaha kedua negara.

Dalam bidang politik, guna meningkatkan hubungan dan kerja sama bilateral, KBRI Ottawa memprioritaskan berbagai kegiatan, antara lain, saling kunjung Kepala Negara/Pemerintahan dan antarpejabat tinggi lainnya; saling dukung dalam pencalonan di berbagai forum internasional; dan peran pro aktif dalam perdamaian dan kemajuan di kawasan.

Selama 2010 – 2014 terdapat peningkatan aktivitas saling kunjung Kepala Negara/Pemerintahan dan pejabat tinggi lainnya. Presiden RI telah menghadiri KTT G20 di Toronto, 26 – 27 Juni 2010. Sebaliknya, Perdana Menteri Kanada telah menghadiri APEC

Economic Leaders’ Meeting di Bali, 7-8 Oktober 2013. Pertemuan kedua Menteri Luar Negeri

di Ottawa (22-23 Agustus 2013) telah menghasilkan Joint Declaration by the Government of the

Republic of Indonesia and the Government of Canada on Enhancing Bilateral Consultations.

KBRI Ottawa memfasilitasi hubungan dan kerja sama antara Parlemen RI dengan Parlemen Kanada, yang diperkuat dengan Joint Declaration between Indonesia-Canada Parliamentary

Friendship Group and Canada-Indonesia Parliamentary Friendship Group (Quebec City, 24

Oktober 2012). Deklarasi ini memuat kesepakatan untuk saling mendukung peningkatan kerja sama bilateral, regional dan internasional dan semakin memperkuat kerja sama antar Parlemen kedua negara, Canada-Indonesia Parliamentary Friendship Group (CIPFG) yang dibentuk tahun 2009.

Kerja sama di bidang pertahanan dan keamanan ditandai oleh kunjungan/pertemuan Wakil Menteri Pertahanan RI dengan Wamenhan Kanada (Ottawa, 5 Desember 2013) dan Kepala Staf Angkatan Udara TNI dan Chief of Defense Staff of the Canadian Forces (Ottawa, 21 Juni 2012); dan KRI Dewaruci (New Foundland and Labrador, 11 - 14 Juli 2012). Dalam kaitan ini, Indonesia dan Kanada telah menandatangani Memorandum of Understanding di Bidang Penanggulangan Terorisme (23 Agustus 2013) dan Memorandum of Understanding tentang Kerja sama Pencegahan dan Pemberantasan Kejahatan Transnasional dan Pengembangan Kapasitas (Jakarta 25, September 2014).

(3)

3

Kementerian Pertahanan RI dan Kementerian Pertahanan Nasional Kanada telah mengembangkan kerja sama melalui Public Affairs Training Course (di Kanada dan Indonesia) dan English Language Teacher Trainer (Gatineau dan St. Jean) pada 2012 - 2014. Di samping itu, Indonesia – Kanada juga telah menjalin kerja sama erat di bidang Counter-Terrorism on

Nuclear, Biological and Chemical Weapons (CT-NBC). Kanada juga aktif mendukung program Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) dan berpartisipasi aktif pada Bali Regional Meeting on Counter Terrorism.

KBRI Ottawa melaksanakan sejumlah kegiatan promosi untuk menarik investasi,

wisatawan, dan meningkatkan hubungan perdagangan secara mandiri dan berkoordinasi

dengan KJRI di Vancouver maupun KJRI di Toronto. Kegiatan tersebut dilakukan baik secara mandiri dan/atau melibatkan masyarakat dan diaspora Indonesia.

Dalam bidang perdagangan, data Industry Canada menunjukan volume perdagangan antara Indonesia dan Kanada naik dari CAD 2,31milyar (2010) menjadi CAD 2,39 milyar (Januari – Agustus 2014) atau naik lebih dari 40%. Untuk periode Januari – Desember 2014, volume perdagangan mencapai USD 3,20 milyar atau naik sekitar 1% dibandingkan periode yang sama 2013 sebesar USD 3,19 milyar. Ekspor Indonesia dalam periode yang sama mengalami kenaikan 2,6% dari USD 1,33 milyar menjadi USD 1,37 milyar pada tahun 2014. Kanada menempatkan Indonesia bersama RRT, Hong Kong, India, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Thailand dan Vietnam sebagai ’’emerging markets with broad Canadian interests’’.

Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi Kanada di Indonesia (tidak termasuk gas, minyak bumi, dan sektor keuangan) mencapai USD 147,9 juta (2010), USD 2,2 juta (2011), USD 8,5 juta (2012), USD 124 juta (2013) dan USD 164,2 juta (2014). Lima sektor utama investasi Kanada di Indonesia adalah pertambangan (7 proyek), jasa, perdagangan, industri makanan, hotel & restoran. Menurut Statistics Canada, investasi kumulatif Kanada di Indonesia tahun 2010-2014 mencapai CAD 3,16 milyar (2010), CAD 3,19 milyar (2011), CAD 3,25 milyar (2012), CAD 3,78 milyar (2013), dan CAD 4,31 milyar (2014). Data Badan Pusat Statistik menunjukan jumlah wisatawan asal Kanada ke Indonesia mengalami peningkatan dari 43.159 (2010) menjadi 54.287 (2011), 56.501 (2012) dan 56.798 (2013).

Dalam kerja sama ekonomi dan pembangunan, KBRI Ottawa telah memfasilitasi dan memberikan dukungan bagi pencapaian kesepakatan di antara kedua negara, yaitu:

1. Letter of Intent kerja sama bidang pertanian yang ditandatangani Menteri Pertanian RI dan Menteri Pertanian Kanada (10 Oktober 2010).

2. MoU Among Directorate General of Watershed Management and Social Forestry

Development, Ministry of Forestry of the Republic of Indonesia and The Canadian Model Forest Network concerning Cooperation on Sister Social Forestry and Model Forest Development 2013 - 2016 (31 Oktober 2012, Jakarta dan 6 November 2012, Ottawa);

3. Memorandum of Understanding (MoU) between Directorate General of National Export

Development of The Ministry of Trade of The Republic of Indonesia and Trade Facilitation Office (TFO) Canada on Export Development (Montreal, 2 April 2014); dan

4. MoU antara John Abbott College dan Kementerian Kesehatan RI (Saint Anne de Bellevue, 24 April 2012) tentang Pendidikan Tenaga Kesehatan Keperawatan.

Pada tahun 2013, Pemerintah Federal meleburkan Canadian International Development

(4)

4

Kanada memandang penting kerja sama pembangunan dengan Indonesia yang tercermin dari dipertahankannya Indonesia sebagai Focus Country.

Kanada adalah salah satu founding member di APEC yang aktif berkontribusi terhadap capaian APEC hingga saat ini. Kanada juga berpartisipasi pada APEC Business Advisory Council (ABAC). Di samping itu, Kanada dan Indonesia juga merupakan anggota G20.

Dalam bidang penerangan dan sosial budaya, KBRI Ottawa telah menjalin berbagai kerja sama dengan pihak Kanada termasuk mendukung penyelenggaraan Dialog Lintas Agama (Interfaith Dialogue) bilateral ketiga 2013 di Vancouver.

KBRI Ottawa juga secara aktif mendorong kerja sama dalam bidang pendidikan antara Indonesia dan Kanada, dengan capaian konkret:

1. MoU Kerja sama Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan, antara Kementerian Kesehatan RI, c.q. Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung dengan Cegep-John Abbott College, di Saint-Anne-de-Bellevue, Provinsi Quebec, 24 April 2012;

2. MoU antara Indonesian Institute of the Arts Yogyakarta and CEGEP John Abbott College

Canada on Higher Education in Arts Cooperation, di Saint-Anne-de-Bellevue, Provinsi

Quebec, 7 November 2012;

3. MoU antara Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan CEGEP John Abbott College Canada on Education in Tourism and Event

Management, di Saint-Anne-de-Bellevue, Provinsi Quebec, 7 November 2012;

4. MoU antara Kementerian Sosial RI dan the Royal Institution for the Advancement of

Learning (McGill University) tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kesejahteraan Sosial di Indonesia, Montreal, 17 September 2014.

KBRI Ottawa memberikan pelayanan dan perlindungan WNI secara prima. Selama 2010 2014, melalui kerja sama dengan Canada Border Service Agency, DFATD dan Imigrasi (CIC) KBRI Ottawa memberikan perlindungan kepada WNI dalam isu deportasi, rumah tangga, dan pemberian hak-hak TKI yang tidak sesuai kontrak. Semua permasalahan tersebut dapat ditangani dengan baik dan dalam kasus deportasi, Pemerintah Kanada menanggung seluruh biaya pemulangan WNI ke Indonesia.

Sejak pembukaan Kantor Kepentingan Indonesia Pada (KKIP) ICAO di Montreal (2012), hubungan Indonesia dengan organisasi penerbangan sipil internasional tersebut semakin erat. Hal ini ditandai dengan, antara lain, meningkatnya jumlah pertemuan antara pejabat Indonesia dan pejabat ICAO, meningkatnya partisipasi Indonesia pada pertemuan ICAO, dan meningkatnya kerja sama Indonesia – ICAO. Peran aktif KBRI Ottawa pada ICAO diharapkan dapat semakin mendorong peningkatan kualitas sarana dan prasarana penerbangan sipil nasional agar sesuai dengan standar internasional (ICAO), sekaligus berkontribusi pada penyusunan standar internasional (norms setting) bagi keamanan dan keselamatan penerbangan sipil.

(5)

5

I.3. Proyeksi Hubungan Indonesia - Kanada dan Indonesia – ICAO 2015 – 2019

Upaya mencapai visi mewujudkan wibawa diplomasi melalui pembentukan kemitraan strategis Indonesia – Kanada dan peningkatan peran Indonesia pada ICAO bagi kepentingan rakyat, memerlukan dukungan dinamika domestik Indonesia dan Kanada yang kondusif, kontinuitas atensi Kanada ke kawasan Asia, dan stabilitas lingkungan global. Pemilihan Umum Federal Kanada pada Oktober 2015 diharapkan akan menghasilkan pemerintahan yang tetap konsisten dengan tingkat perhatian yang cukup besar terhadap kawasan Asia, termasuk ASEAN dan Indonesia. Diharapkan Indonesia akan tetap menjadi salah satu priority countries bagi Kanada, mengingat posisi Indonesia sebagai negara penting di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), perkembangan proses demokratisasi, letak strategis, prospek ekonomi dan potensi pasar yang besar.

Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Kanada yang positif akan menempatkan Kanada sebagai mitra kerja sama ekonomi dan pembangunan yang strategis, serta pasar yang prospektif bagi peningkatan ekspor; sumber investasi dan wisatawan bagi Indonesia. Upaya diplomasi, kegiatan diseminasi informasi dan promosi berbagai potensi Indonesia secara terencana, terarah, dan berkelanjutan akan terus digiatkan untuk mengatasi tantangan jarak geografis, pemahaman pelaku ekonomi Indonesia mengenai potensi pasar Kanada, dan pengetahuan masyarakat Kanada mengenai Indonesia.

Sejalan dengan hal ini, KBRI Ottawa akan terus melakukan pendekatan agar Kanada dapat menjadi mitra kerja sama triangular dan memberikan dukungan bagi Public Private Partnership (PPP) Center sebagai bagian dari pilot project APEC.

Di samping pada tataran bilateral, kerja sama erat Indonesia – Kanada juga perlu untuk terus diperkuat dan dikembangkan pada lingkup antarkawasan (G20 dan APEC) dan internasional. Hubungan dan kerja sama yang erat antara Indonesia dan ICAO perlu untuk terus diperkuat dan dikembangkan. Melalui kerja sama yang erat, KBRI Ottawa akan dapat memberikan dukungan yang optimal bagi terwujudnya tekad Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Ketahanan Penerbangan Sipil Nasional, sehingga berkontribusi bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Di sisi lain, hubungan erat tersebut juga membuka peluang bagi Indonesia untuk memberikan kontribusi terhadap perumusan standar penerbangan internasional.

Berangkat dari proyeksi tersebut di atas, KBRI Ottawa akan secara terus menerus meningkatkan perannya dalam penguatan hubungan dan kerja sama Indonesia – Kanada. Di samping memanfaatkan berbagai sumber daya di lingkungan KBRI Ottawa, pemerintah setempat, dan para pemangku kepentingan di tanah air, upaya penguatan hubungan dan kerja sama tersebut akan dilaksanakan dengan memanfaatkan diaspora Indonesia di Kanada pula.

(6)

6

I.4. Analisis SWOT

Strengths (S)

Perkembangan positif di Indonesia; Meningkatnya hubungan bilateral (Indonesia sebagai Priority Country); Meningkatnya fokus Kanada ke Asia; Diaspora Indonesia di Kanada, Sumber

daya manusia KBRI Ottawa yang kompeten; Pemanfaatan teknologi informasi; Penegakan hukum Kanada yang konsisten; Atensi ICAO terhadap

Indonesia yang meningkat

Weakness

Keterbatasan sumber daya KBRI Ottawa; Jarak geografis; Keterbatasan pemahaman dan

kekeliruan persepsi mengenai masing-masing negara

Opportunities (O)

Kanada sebagai negara maju dan aktif dalam percaturan internasional; Implementasi Plan of Action Indonesia

– Kanada; Pasar Kanada dengan daya beli kuat; Sumber investasi; Kualitas

pendidikan; ilmu pengetahuan dan teknologi; good governance

Threats (T)

Masih terdapat isu Papua dan kualitas pemajuan dan perlindungan

HAM Indonesia di Kanada; Kedekatan hubungan Kanada – AS; Peningkatan kemampuan kompetisi

negara-negara pesaing; Tantangan koordinasi dengan K/L dan pemangku kepentingan di Indonesia

(7)

7

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS PERWAKILAN RI

II.1. Visi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ottawa

Guna mewujudkan Visi Pembangunan 2015 – 2019 ‘’Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong’’, Misi ke-3 ‘’Politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim,’’ dan Visi Kementerian Luar Negeri ‘’Terwujudnya wibawa diplomasi guna memperkuat jati diri bangsa sebagai negara maritim untuk kepentingan rakyat’’, maka ditetapkanlah Visi KBRI Ottawa sebagai berikut:

“Terwujudnya Wibawa Diplomasi melalui Pencapaian Kemitraan Strategis Indonesia – Kanada dan Peningkatan Peran Indonesia di ICAO bagi Kepentingan Rakyat” Terwujudnya Wibawa Diplomasi adalah kondisi hubungan Indonesia – Kanada dilandaskan

pada rasa saling menghormati.

Kemitraan Strategis adalah hubungan dan kerja sama yang erat dan saling menguntungkan

dalam berbagai bidang kerja sama.

Peningkatan Peran Indonesia adalah pemantapan partisipasi dan keikusertaan secara aktif

dalam aktivitas dan pengambilan keputusan.

Bagi Kepentingan Rakyat adalah pemenuhan kebutuhan dan hajat hidup masyarakat guna

membawa kemakmuran bagi masyarakat luas, bangsa dan negara Indonesia.

II.2. Misi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ottawa

MISI 1 : Mewujudkan kemitraan strategis antara Indonesia – Kanada dan meningkatkan peran Indonesia dalam ICAO bagi kepentingan nasional

Mewujudkan adalah melaksanakan dan menyelenggarakan

Kemitraan strategis adalah hubungan dan kerja sama yang erat dan

saling menguntungkan dalam berbagai bidang kerja sama

Peran adalah keikutsertaan dan partisipasi secara aktif

Kepentingan nasional adalah amanat yang tercantum dalam

Undang-Undang Dasar 1945, yang pada periode 2014 – 2019 difokuskan pada pencapaian Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan

MISI 2 : Memantapkan peran KBRI Ottawa sebagai perwakilan Indonesia yang mendapatkan dukungan seluruh pemangku kepentingan.

Memantapkan adalah meningkatkan, mengukuhkan Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif

(8)

8

Dukungan adalah sokongan, bantuan, partisipasi positif dan

keikusertaan secara aktif

Pemangku kepentingan adalah seluruh pihak yang memiliki

kepentingan dan keterkaitan dengan hubungan dan kerja sama bilateral MISI 3 : Mewujudkan kapasitas KBRI Ottawa yang mumpuni

Mewujudkan adalah melaksanakan dan menyelenggarakan

Kapasitas KBRI Ottawa adalah kemampuan KBRI Ottawa untuk

menciptakan nilai (value) dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki

Mumpuni adalah mampu melaksanakan tugas dengan baik; menguasai

(9)

9

Terwujudnya Wibawa Diplomasi melalui Pencapaian Kemitraan Strategis Indonesia – Kanada dan Peningkatan Peran Indonesia di ICAO bagi Kepentingan Rakyat

(10)

10

II.2. Tujuan Perwakilan

Tujuan Perwakilan

1. Kemitraan strategis Indonesia – Kanada dan peran Indonesia dalam ICAO yang berpengaruh

Kemitraan strategis adalah hubungan dan kerja sama yang erat dan saling

menguntungkan dalam berbagai bidang kerja sama

Berpengaruh adalah mempunyai pengaruh terhadap pengambil kebijakan isu-isu bilateral,

regional, dan global.

Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui kinerja kemitraan strategis Indonesia – kanada. Target dari tujuan ini sebagaimana tabel di bawah

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target

2015

Target 2019 Kemitraan strategis

Indonesia – Kanada dan peran Indonesia dalam ICAO yang berpengaruh

Indeks Kemitraan Strategis Indonesia-kanada

89.04 91.4

2. Nilai manfaat ekonomi, keuangan, dan pembangunan yang optimal melalui hubungan Indonesia – Kanada

Nilai manfaat ekonomi adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi, keuangan, dan

pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara negara

Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui peningkatan nilai perdagangan dengan Indonesia, nilai investasi asing ke Indonesia, dan jumlah wisatawan Kanada ke Indonesia. Target dari tujuan ini sebagaimana tabel di bawah.

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target

2015

Target 2019 Nilai manfaat ekonomi,

keuangan, dan

pembangunan yang optimal melalui hubungan Indonesia – Kanada

Nilai Total Perdagangan USD 1.069,21 Juta

USD 2.282,2 Juta

(11)

11

Jumlah Wisatawan 59.630

Orang

70.997 Orang

Nilai Investasi USD

172.41 Juta

USD 205.5 Juta

3. Menguatnya kapasitas organisasi dan SDM KBRI Ottawa yang handal, modern dan humanis

Kapasitas Organisasi adalah kemampuan organisasi untuk menciptakan nilai yang

didapatkan dari berbagai jenis sumber daya yang dimiliki oleh organisasi.

Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui persentase penyerapan anggaran perwakilan dan nilai hasil evaluasi AKIP Perwakilan yang dilakukan Itjen dan BPO. Tujuan ini diukur melalui indikator yang disertai dengan target sampai dengan 2019 melalui :

Tujuan Indikator Kinerja Utama Target

2015

Target 2019 Menguatnya kapasitas

organisasi dan SDM KBRI Ottawa yang handal, modern dan humanis

Persentase Realisasi Anggaran (SP2D) terhadap Alokasi DIPA

Perwakilan 98% 99%

Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Perwakilan yang dilakukan Itjen dan BPO

62 (B) 73 (B)

II.3 Sasaran Strategis Perwakilan

1. Memperkuat peran KBRI Ottawa dalam meningkatkan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi dan pada forum Internasional ICAO dan forum internasional lainnya

Memperkuatadalah menjadikan lebih kuat dari kondisi sebelumnya

Peranadalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif.

Pengaruh adalah daya yg ada atau timbul dr sesuatu yg ikut membentuk kepercayaan

(12)

12

Sasaran strategis ini diukur melalui 2 Indikator Kinerja Utama. Sasaran ini disertai dengan target setiap tahun sampai dengan2019, sebagaimana tabel di bawah.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Memperkuat peran KBRI Ottawa dalam

meningkatkan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi dan pada forum Internasional ICAO dan forum internasional lainnya

Persentase

rekomendasi kebijakan KBRI Ottawa yang akan ditindak lanjuti

stakeholders sebagai

posisi politis Indonesia pada negara akreditasi dan organisasi

Internasional/ICAO

90% 90% 90% 90% 90%

Presentase realisasi Rencana Aksi yang dilakukan KBRI Ottawa sebagai implementasi dari berbagai

kesepahaman hubungan bilateral dengan negara akreditasi dan pada forum internasional

50% 55% 60% 65% 70%

2. Meningkatnya dukungan Kanada terhadap kedaulatan NKRI dan kerja sama bilateral serta isu-isu global lainnya

Dukungan adalah adalah sokongan, bantuan

Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara

Sasaran strategis ini diukur melalui rekomendasi hasil kajian komprehensif dan analisis politis. Sasaran ini disertai dengan target setiap tahun sampai dengan2019, sebagaimana tabel di bawah.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya dukungan Kanada terhadap

kedaulatan NKRI dan kerja sama bilateral serta isu-isu global lainnya

Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif dan analisis politis dari KBRI Ottawa yang akan ditindaklanjuti

stakeholders

(13)

13

3. Peningkatan peran KBRI dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan

bagi kesejahteraan rakyat Indonesia

Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif

Nilai manfaat ekonomi adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi, keuangan, dan

pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara negara

Sasaran strategis ini diukur melalui tiga IKU yaitu melalui peningkatan perdagangan, investasi dan wisatawan. Sasaran ini disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019, sebagaimana tabel di bawah.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Peningkatan peran KBRI dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia

Persentase peningkatan

Perdagangan (Trade)

Indonesia – Kanada dari tahun lalu

60% 60% 60% 60% 60%

Presentase peningkatan wisatawan (tourism) kanada ke Indonesia dari tahun lalu

5% 5% 5% 5% 5%

Persentase peningkatan Investasi (Investment) Kanada –Indonesia dari tahun lalu

5% 5% 5% 5% 5%

4. Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KBRI di Kanada

Sasaran ini disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019, sebagaimana tabel di bawah.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Menguatnya peran soft

power diplomasi yang

dilakukan oleh KBRI di Kanada Persentase Publik di Kanada yang berpandangan positif terhadap Indonesia 75% 75% 80% 85% 90%

(14)

14

5. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora di

Kanada

Sasaran ini disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019, sebagaimana tabel di bawah.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2015 2016 2017 2018 2019 Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI serta pemberdayaan diaspora di Kanada Persentase

Permasalahan WNI dan BHI di Kanada yang diselesaikan

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase

responden/pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran 100% 100% 100% 100% 100% Persentase Peningkatan Pemberdayaan Diaspora di Kanada 85% 85% 90% 95% 100%

6. Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel

Sasaran ini disertai dengan target setiap tahun sampai dengan 2019, sebagaimana tabel di bawah.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Target

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel

Persentase Realisasi Anggaran (SP2D) terhadap Alokasi DIPA Perwakilan

98% 98% 98% 98% 98%

Nilai hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Perwakilan yang dilakukan itjen dan BPO

(15)

15

Lampiran I

Lampiran I: Matriks Arah Kebijakan dan Strategi

No. Arah Kebijakan Kemenlu Strategi Perwakilan 1. Penguatan kepemimpinan

Indonesia di ASEAN

a. Mengoptimalkan ASEAN Comitte in Ottawa (ACO) sebagai forum sarana untuk mendorong kohesivitas dan sentralitas ASEAN dalam berhubungan dengan Kanada.

b. Meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan antara ASEAN – Kanada. 2. Peningkatan peran dan

pengaruh Indonesia sebagai negara middle power di Kanada

a. Memperkuat postur diplomasi sehingga mampu meredam disentegrasi bangsa; b. Meningkatkan kerja sama dengan Kanada

dalam menanggulangi kejahatan transnasional;

c. Meningkatkan kerja sama pembangunan dengan skema triangular;

d. Meningkatkan pemanfaatan diplomasi publik untuk mengedepankan karakter bangsa Indonesia;

e. Mengelola dan memperkuat jaringan alumni penerima bea siswa Indonesia di Kanada; f. Memperkuat kerja sama dengan Kanada

dalam memajukan kerja sama APEC dan G20;

g. Membantu pembangunan kekuatan pertahanan maritim melalui diplomasi pertahanan dengan Kanada;

h. Memperkuat peran Indonesia dalam forum ICAO.

3. Penguatan diplomasi ekonomi

a. Memperluas dan meningkatkan akses pasar bagi produk barang dan jasa Indonesia, meningkatkan arus investasi dan pariwisata ke Indonesia, serta mendorong perlindungan pasar domestik dari praktek perdagangan yang tidak adil;

b. Mendorong masuknya investasi Kanada pada sektor-sektor prioritas bagi Indonesia, serta memfasilitasi, mendorong dan melindungi investasi Indonesia di Kanada. Perhatian khusus diberikan pada perjanjian promosi dan perlindungan modal (P4M) bilateral;

(16)

16

c. Mendorong implementasi kerja sama

perdagangan, pertanian, perikanan, kehutanan, dan investasi yang berimbang dan berkelanjutan;

d. Mendorong perluasan potensi perdagangan, investasi, pariwisata, serta pengembangan infrastruktur dan pengelolaan kekayaan;

e. Mendorong kerja sama pengelolaan, dan perlindungan sumber daya alam hayati dan non hayati laut;

f. Meningkatkan upaya diplomasi bagi kerangka kerja sama maritim yang mendukung perwujudan konektivitas maritim dan mengedepankan jati diri Indonesia sebagai negara maritim.

4. Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di Kanada, serta pemberdayaan diaspora

a. Memastikan kehadiran negara dalam pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di Kanada dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan;

b. Memperkuat sistem kelembagaan perlindungan WNI/BHI di Kanada dengan memperhatikan aspek pencegahan (prevention), deteksi dini (early detection), dan perlindungan secara cepat dan tepat (immediate response);

c. Mengoptimalkan langkah-langkah pencegahan, deteksi dini, dan cepat tanggap dalam penyelesaian kasus WNI/BHI di Kanada;

d. Memperkuat sinergi dalam perlindungan WNI di Kanada dengan komunitas Indonesia di Kanada, serta pelayanan dan pemberdayaan diaspora.

5. Peningkatan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan

Mendorong implementasi komitmen nasional (PoA) atas kesepakatan bilateral Indonesia – Kanada.

6. Peningkatan kapasitas organisasi, tata kelola yang akuntabel, dan kompetensi SDM yang berbasis teknologi informasi

a. Melakukan penataan organisasi yang adaptif, peningkatan evaluasi kinerja, dan tata kelola KBRI Ottawa;

b. Memperkuat sistem manajemen kinerja KBRI Ottawa dengan dukungan IT;

c. Mewujudkan manajemen SDM KBRI Ottawa yang berbasis kompetensi dan kinerja yang transparan dan akuntabel; d. Membangun sistem komunikasi dan

teknologi informasi yang terintegrasi berdasarkan IT Master Plan Kemlu;

(17)

17

e. Meningkatkan anggaran KBRI Ottawa dan

memperkuat sistem penganggaran berbasis kinerja;

f. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana penunjang dan pendorong kinerja KBRI Ottawa;

g. Meningkatkan akuntabilitas pengelolaan anggaran dan asset negara serta kepatuhan terhadap peraturan perundangan.

(18)

18

Lampiran II Matriks Target Kinerja

Program/ Kegiatan Sasaran Program (Outcome)/ Sasaran Kegiatan (Output)

Indikator Target Alokasi (Rp juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 Dukungan Manajeme n dan Pelaksana an Tugas Teknis Lainnya Kementeri an Luar negeri Meningkatnya dukungan manajemen dan teknis pelaksanaan diplomasi Indonesia Persentase Penyelengga raan Dukungan Manajemen yang professional, Akuntabel (sesuai peraturan Perundanga n), Efisien (tepat sasaran) dan Efektif (tepat guna) 100% 100% 100% 100% 100% 40,495,683,000 54,001,026,717 60,968,098,958 69,470,426,799 82,437,696,180 Penyeleng garaan kegiatan dukungan manajeme n pada Perwakilan RI Terselenggara nya peningkatan pelaksanaan dukungan manajemen pada Perwakilan RI Persentase terselenggara nya Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% Peningkat an Sarana dan Prasarana Aparatur Kementeri an Luar Negeri Meningkatnya kualitas dukungan sarana dan prasarana Kementerian Luar Negeri Tingkat dukungan sarana dan prasarana aparatur Kementerian Luar Negeri 100% 100% 100% 100% 100% 2,457,653,000. 5,306,000,000 2,937,150,000 3,500,000,000 3,495,000,000

(19)

19

Peningkat an Sarana dan Prasarana Perwakilan RI Terlaksananya Peningkatan Sarana dan Prasarana Perwakilan RI Jumlah Pembanguna n/pengadaan peningkatan gedung kantor/ wisma duta dan gedung lainnya 100% 100% 100% 100% 100% Jumlah pengadaan/p eningkatan mechanical elektrik/perala tan dan mesin

100% 100% 100% 100% 100% Pelaksana an Diplomasi dan Kerja sama internasio nal pada Perwakila n RI Meningkatnya kegiatan diplomasi dan kerja sama internasional Indeks peningkatan kegiatan diplomasi dan kerja sama internasional 3.088.189.000 7.098.488.503 7.740.082.656 8.752.247.311 10.603.684.242 Penyeleng garaan Diplomasi dan Kerja sama internasion al Terselenggara nya Peningkatan Pelaksanaan Diplomasi dan Kerja sama Internasional pada Perwakilan RI Persentase rekomendasi kebijakan KBRI Ottawa yang akan ditindak lanjuti stakeholders sebagai posisi politis Indonesia pada Negara akreditasi dan organisasi Internasional/I CAO 90 % 90 % 90 % 90 % 90 %

(20)

20

Presentase realisasi Rencana Aksi yang dilakukan KBRI Ottawa sebagai implementasi dari berbagai kesepahaman hubungan bilateral dengan Negara akreditasi dan pada forum internasional 50 % 55% 60% 65% 70% Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif dan analisis politis dari KBRI Ottawa yang akan ditindaklanjuti stakeholders 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % Persentase peningkatan Perdagangan (Trade) Indonesia – Kanada dari tahun lalu 60% 60% 60% 60% 60% Presentase peningkatan wisatawan (tourism) kanada ke Indonesia dari tahun lalu 5% 5% 5% 5% 5%

(21)

21

”. Persentase peningkatan Investasi (Investment) Kanada – Indonesia dari tahun lalu 5% 5% 5% 5% 5% Persentase Publik di Kanada yang berpandanga n positif terhadap Indonesia 75% 75% 80% 85% 90% Persentase Permasalaha n WNI dan BHI di Kanada yang diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100% Persentase responden/pe ngguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran 100% 100% 100% 100% 100% Persentase Peningkatan Pemberdayaa n Diaspora di Kanada 85% 85% 90% 95% 100%

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitas dan peralatan praktik klinik untuk kegiatan pelaksanaan bagi peserta didik praktik klinik di RSUD Kabupaten Sumedang disesuaikan dengan kebutuhan standar alat-alat

Aksesi-aksesi yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut berdasarkan karakter produktivitas dan kadar minyak adalah aksesi Palembang, Pontianak, Pidi, Palembang I,

yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Pajak karena jumlah kredit Pajak lebih besar dari pada

Analisis merupakan penguraian dari sistem informasi yang utuh ke dalam bagian – bagian komponenya dengan maksut mengidentifikasikan dan meng evaluasi permasalahan,

Dalam ActionScript 3.0, polymorphism sudah dapat digunakan dan juga yang paling penting dalam ActionScript 3.0 adalah tipe tampilan objek dapat dibuat berdiri sendiri dari

Dengan hasil simulasi dan analisa yang sudah dilakukan bahwa propeller dengan nozzle type 37 lebih direkomendasikan pada kapal SPOB 4990 DWT pada perairan sungai

Bentuk token yang lebih ekstrem adalah reserve discrimination,yaitu praktik melakukan diskriminasi yang menguntungkan pihak yang biasanya menjadi target prasangka

Project Based Learning adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan proyek dalam bentuk tantangan atau permasalahan sehingga mengharuskan anak untuk