• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Aspek Positif dan Negatif dalam Ketentuan Pemberian Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur

a. Hasil Wawancara pada Pengadilan Agama

Berdasarkan hasil penelitian penulis pada Pengadilan Agama

mengenaiPermohonan Dispensasi Pengadilan Agama Dalam Perkawinan Di Bawah Umur, penulis dapat melakukan wawancara langsung dengan seorang hakim yang menangani kasus perkawinan di bawah umur yaitu dengan Ibu Noni Tabito S.Ei.,MH.1

Dalam wawancara tersebut penulis memperoleh keterangan mengenaiaspek positif dan negatif dalam ketentuan pemberian dispensasiperkawinan di bawah umur.

Bahwa dengan adanya kasus perkawinan di bawah umur yangkhususnya dalam hal ini mengenai permohonan Pemohon bapak Herman Yustisio untuk menikahkan Rizky Alatas dengan Larasati Purnama. Rizky Alatas yang masih berumur 17 tahun belum memenuhi syarat dalam ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 di mana syarat bagi pihak pria sudah harus mencapai umur 19 tahun.

Dalam kasus tersebut bahwa hubungan Rizky Alatas dengan Larasati Purnama semakin hari semakin mesra bahkan mereka telah melakukan hubungan layaknya suami-istri sehingga Larasati Purnama mengalami kehamilan 6 bulan.

Hakim mempunyai dasar dan faktor yang digunakan dalam pemberian dispensasi perkawinan di bawah umur yaitu adanya pertimbangan kemaslahatan, yang maksudnya

1

(2)

apabila tidak segera dilangsungkan pernikahan terhadap calon mempelai tersebut maka akan dikhawatirkan terjadi perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama dan peraturan yang berlaku.

Aspek positif diberikan dispensasi perkawinan di bawah umur diharapkan akan mampu untuk membantu kedua calon mempelai terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum yang berlaku dan aspek negatifnya yaitu faktor mental dan usia yang kurang mendukung bagi kedua calon mempelai.2

Jadi dengan pemberian dispensasi perkawinan terhadap pasanganmempelai yang di bawah umur dapat menghindarkan pasangan mempelai dari hal-hal yang tidak diinginkan dengan kata lain dispensasi terhadap perkawinan di bawah umur dapat memberikan kemaslahatan (manfaat) yang besar dan lebih baik daripada tidak diberikan dispensasi.

Adanya dispensasi perkawinan di bawah umur diharapkan akan mampuuntuk membantu kedua calon mempelai terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum yang berlaku serta dengan pemberian dispensasi perkawinan diharapkan akan dapat membantu tercapainya tujuan dari sebuah perkawinan yang dilakukan oleh kadua calon mempelai.

Kasus yang terjadi oleh Rizky Alatas dan Larasati Purnama dapatdikabulkan atau diberi dispensasi oleh pengadilan disebabkan karena Larasati Purnama telah mengandung janin di luar nikah dari hubungannya dengan Rizky Alatas.

Sehingga hakim memberi ijin dispensasi kepada mereka untuk menikah supaya bayi dalam kandungan Larasati Purnama itu ada keluarga atau orang tua yang menjadi

2

(3)

panutannya kelak dan dalam kasus tersebut kedua keluarga masing-masing juga telah setuju jika anak mereka segera melakukan perkawinan.

Adanya pemberian dispensasi perkawinan di bawah umur olehPengadilan Agama dalam perkara permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur yang dilakukan oleh bapak Herman Yustisio akan dapat membantu tercapainya tujuan perkawinan dari kedua calon mempelai yaitu saudara Rizky Alatas dengan saudari Larasati Purnama sudah mampu membentuk keluarga yang bahagia.

Banyak perkawinan di bawah umur itu sering kali akan menyebabkanperceraian. Tetapi perkawinan di bawah umur itu bukan merupakan faktor utama penyebab terjadinya perceraian. Kondisi ekonomi calon mempelai dan kondisi mental calon mempelai sangat mendukung keduanya dalam menjalani bahtera rumah tangga.

Hakim melihat banyak sekarang ini para generasi muda terpengaruholeh dunia barat.Hakim tidak tega jika anak di bawah umur melakukan perkawinan karena mereka belum bisa bagaimana caranya untuk mengarungi yang namanya bahtera rumah tangga.

Perlunya pengawasan dari keluarga khususnya orang tua untuk mendidik anak-anaknya supaya mereka tahu mana yang baik dan mana yang buruk.Hakim dalam memutus kasus perkawinan di bawah umur memandang mana yang lebih banyak hal positifnya atau hal negatifnya.

Dengan pemberian dispensasi tersebut apakah memperbaiki hubungan calon mempelai ataukah sebaliknya. Hakim juga mempertimbangkan faktor apa yang menyebabkan para calon mempelai tersebut ingin melakukan perkawinan di bawah umur. Hakim dalam memutus dengan seadil-adilnya dan berpedoman pada

(4)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun1974, Kompilasi Hukum Islam dan yang terpenting berdasarkan Al-Qur’an.

b. Hasil wawancara pada narasumber seorang pemuka agama

Berdasarkan penelitian penulis mengenai aspek-aspek positif dan negatif dalam ketentuan pemberian dispensasi perkawinan di bawah umur, penulis dapat melakukan wawancara langsung dengan seorang Ustadz yang mengetahui tentang perkawinan di bawah umur dalam Islam yaitu dengan Bapak H. Abdullah.

Perkawinan itu menghalalkan suatu hubungan kelamin antara laki-laki dan perempuan dengan dasar sukarela dan diridhoi oleh Allah.Jadi perkawinan di bawah umur itu boleh dilaksanakan asal kedua calon mempelai saling mencintai, dari pihak keluarga menyetujui, dan perkawinan itu dilaksanakan untuk menghindari dari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama Islam.3

Dijelaskan dalam surat An-Nur ayat 30 bahwa laki-laki yang beriman hendaknya menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya karena Allah Maha Mengetahui. Surat An-Nur ayat 31 juga menjelaskan bahwa wanita yang beriman hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang nampak daripadanya.

Kita sekarang banyak melihat adanya film-film yang merusak generasi muda dengan adegan yang mesra ditambah adanya adegan ciuman.

Anak-anak SMP sudah berani berpacaran bahkan mereka memperagakan seperti adegan yang ada di film.

Adanya era modernisasi ini membuat iman generasi muda menjadi lemah, pendidikan agama yang diajarkan hanya digunakan sebagai pelengkap.

3

(5)

Perkawinan di bawah umur dikatakan sebuah aib yang harus dihindari tetapi sebenarnya perkawinan di bawah umur itu sangat bermanfaat agar generasi muda terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Allah akan memberikan pahala karena dengan perkawinan berarti kita sudah menjauhi larangan Allah dan terhindar dari yang namanya zina.

Aspek positif yang diambil dari perkawinan di bawah umur itu para calon mempelai terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh agama dan jika mereka sudah benar-benar suka dengan didasari rasa cinta maka secepatnya dikawinkan daripada mereka hanya pacaran yang nantinya akan terjerumus dari perbuatan zina dan mendapatkan dosa.

Ketakutan yang dihadapi nantinya banyak merebak perkawinan di bawah umur karena pengaruh seseorang dan lama kelamaan perkawinan di bawah umur menjadi fenomena serta menjadi kebiasaan yang mengakar. Nantinya anak di bawah umur lama-kelamaan banyak yang melakukan zina dan tidak mengenal Allah.

Perkawinan di bawah umur itu boleh dilakukan dan bagaimana caranya kita mempertahankan hubungan rumah tangga ini di hadapan Allah, karena perkawinan jika bisa dilakukan sekali saja seumur hidup kita.

c. Hasil wawancara dengan narasumber tentang permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada kasus pemberian dispensasi perkawinan di bawah umur yang dilakukan di Pengadilan Agama, penulis mendapati salah satu kasus mengenai permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur yaitu pada kasus permohonan dispensasi yang dilakukan oleh bapak Herman

(6)

Yustisio, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan Pengemudi Bentor, sebagai Pemohon. Mereka mengajukan permohonan dispensasi dalamperkawinan di bawah umur untuk menikahkan ponakannya yang bernama Rizky Alatas dengan Larasati Purnama.4

Aspek positif yang diterima perkawinan anak dari bapak Herman Yustisio yang telah diberi dispensasi perkawinan oleh Pengadilan Agama adalah sebagai orang tua sangat senang karena dengan adanya pemberian dispensasi perkawinan tersebut maka Rizky Alatas dan Larasati Purnama dapat menikah di Kantor Urusan Agama Kecamatan tersebut.

Bapak Herman Yustisio sekeluarga pertama kali mendengar ponakannya telah melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Larasati Purnama sangatlah kaget apalagi Larasati Purnama telah hamil 6 bulan.

Walau bagaimanapun bapak Herman Yustisio bangga kepada ponakannyaRizky Alatas karena berani mengakui serta ingin bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya bersama Larasati Purnama.

Adanya kejadian itu bapak Herman Yustisio yang masih mempunyai 3 anak yang belum dewasa dan belum kawin, bagaimana caranya mereka mendidik anak-anaknya dengan baik supaya jangan sampai kejadian seperti ini terulang kembali. Sekarang bapak Herman Yustisio lebih memperketat pengawasan kepada anak-anaknya dan memberi pendidikan agama supaya tahu mana perintah-Nya dan mana larangan-Nya.

4

(7)

Aspek negatif yang diterima dengan adanya perkawinan di bawah umur yang dilakukan anaknya yaitu kata-kata yang tidak mengenakkan dari tetangga bahkan dari keluarganya juga apalagi Rizky Alatas sebelum menikah telah menghamili Larasati Purnama terlebih dahulu.5

Sebagai orang tua, bapak Herman Yustisio ingin melihat anak-anaknya bahagia.Rumah tangga Rizky Alatas dan Larasati Purnama lebih bahagia sekarang dibanding saat pertama mereka menjalani perkawinan.

Dengan adanya nasihat yang tidak henti-hentinya dari bapak Herman Yustisio serta Ibu Kandung dari Rizky Alatas tersebut,maka hubungan Rizky Alatas dan Larasati Purnama lama kelamaan lebih bahagia.

Bapak Herman Yustisio sebagai orang tua ingin memberi nasihat kepada anak-anak di bawah umur, jika bisa mereka mengejar impian setinggi langit dan jangan pacaran sampai melakukan hubungan yang terlalu jauh.

Bapak Herman Yustisio juga berpesan kepada orang tua supaya mendidik dan mengawasi anak-anaknya di manapun dia berada, tanamkan pendidikan agama sedini mungkin untuk kepada anak-anak supaya mengetahui mana peritah-Nya dan mana larangan-Nya.

Menurut penulis, umur bukanlah patokan untuk dijadikan melakukan perkawinan tetapi kesiapan mental mereka untuk melakukan sebuah perkawinan dan kedewasaan serta tanggung jawab menafkahi keluarga bagi seorang laki-laki adalah yang terpenting. Karena sekarang banyak anak ABG yang telah beranjak dewasa dalam hal berpikir dan berkembang.

5

(8)

Menurut penulis aspek positif dalam pemberian dispensasi perkawinan itu lebih banyak diperoleh daripada aspek negatifnya bahkan aspek negatif banyak yang ditutupi sehingga menjadikan positif untuk kepentingan bersama.

Dengan adanya pemberian dispensasi perkawinan di bawah umur menurut penulis dilakukan untuk kebaikan dan kemaslahatan.Seseorang yang melakukan perkawinan di bawah umur itu lebih baik dilakukan daripada mereka hanya pacaran yang pada akhirnya terjerumus menjadi zina.

Menurut penulis aspek negatif yang ditimbulkan dari perkawinan di bawah umur apalagi jika perkawinan di bawah umur tersebut dilakukan karena mempelai wanita telah hamil terlebih dahulu yaitu dari segi agama para calon mempelai berarti telah melakukan perbuatan zina dan zina itu perbuatan yang tidak disukai oleh Allah.

Perkawinan itu adalah perintah Allah untuk menjauhi dari perbuatan zina dan jika mereka melaksanakannya merupakan ibadah serta akan mendapatkan pahala.

4.2 Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pengadilan Agama Memberikan Dispensasi dalam Perkawinan di Bawah Umur

a. Hasil Wawancara pada Pengadilan Agama

Berdasarkan hasil penelitian penulis pada Pengadilan Agama Limboto mengenai Permohonan Dispensasi Pengadilan Agama Dalam Perkawinan Di Bawah Umur, penulis

(9)

melakukan wawancara langsung dengan seorang hakim yang menangani kasus perkawinan di bawah umur yaitu dengan Ibu Noni TabitoS.Ei.,MH.6

Dalam wawancara tersebut penulis memperoleh keterangan mengenai dispensasi perkawinan di bawah umur yaitu sebagai berikut:

1) Perkawinan di bawah umur yaitu pernikahan yang di langsungkan di mana para calon mempelai atau salah satu calon mempelai belum mencapai batas umur minimal, yakni batas umur minimal sebagaimana yang ditetapkan oleh Undang-undang dalam hal ini Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

2) Pengadilan Agama dalam kurun waktu awal tahun 2012 sampai dengan akhir tahun 2012 terdapat 22 (dua puluh dua) perkara permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur.7

Yang salah satunya terjadi pada tanggal 4 Desember 2012 tentang Permohonan Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur oleh bapak Herman Yustisio terhadap ponakannya bernama Rizky Alatas, umur 17 tahun, agama Islam, pekerjaan Karyawan Perbengkelan, bertempat kediaman di Jalan Pangeran Hidayat, Keluruhan Heledulaa Utara, Kota Timur, Kota Gorontalo.

Dengan calon istrinya bernama Larasati Purnama, umur 17 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak ada, bertempat kediaman di Jalan Syukur Kompleks Lapangan SMEA Limboto, Desa Hutuo Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo.8

3) Dasar dan faktor yang digunakan dalam pemberian dispensasi perkawinan di bawah umur yaitu adanya pertimbangan kemaslahatan, yang maksudnya apabila

6

Wawancara Hakim Pengadilan Agama Limboto, 7 November 2013

7

Data Pengadilan Agama Limboto, 19 November 2012

8

(10)

tidak segera dilangsungkan pernikahan terhadap calon mempelai tersebut maka akan dikhawatirkan terjadi perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama dan peraturan yang berlaku.

Jadi dengan pemberian dispensasi perkawinan terhadap pasangan mempelai yang di bawah umur dapat menghindarkan pasangan mempelai dari hal-hal yang tidak diinginkan dengan kata lain dispensasi terhadap perkawinan di bawah umur dapat memberikan kemaslahatan (manfaat) yang besar dan lebih baik daripada tidak diberikan dispensasi.

4) Faktor-faktor dominan yang menyebabkan terjadinya perkawinan di bawah umur dan perlu dimintakan dispensasi adalah karena pergaulan bebas yang menyebabkan hamil di luar nikah, kekhawatiran orang tua yang berlebihan terhadap hubungan anaknya dengan lawan jenis, dan masalah perekonomian. Sehingga faktor yang lebih mempengaruhi lajunya perkara dispensasi perkawinan adalah hamil di luar nikah.

5) Hakim dalam hal memberikan izin dispensasi nikah di bawah umur, harus berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan hukum, diantara pertimbangan tersebut adalah telah memenuhi persyaratan administratif yang telah ditetapkan oleh pengadilan.

agama, tidak ada halangan untuk menikah, dewasa secara fisik dan mental, saling mencintai dan tidak ada unsur paksaan.

6) Dalam perkawinan di bawah umur 21 (dua puluh satu) tahun harus disetujui oleh wali dan perkawinan di bawah umur 19 (sembilan belas) tahun bagi laki-laki dan 16 (enam belas) tahun bagi wanita harus mendapat ijin atau dispensasi dari

(11)

pengadilan. Jika dari salah 1 (satu) calon mempelai ada yang belum mencapai umur sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan maka harus mendapatkan dispensasi dari pengadilan agama setempat.

7) Perkawinan di bawah umur bisa menjadi salah satu faktor penyebab perceraian, hal ini karena dalam perkawinan di bawah umur bukan merupakan faktor yang paling dominan apabila terjadi suatu perceraian.

8) Dampak dari perkawinan di bawah umur dapat mengakibatkan kurangnya keharmonisan dalam rumah tangga (kurang siap terutama dari faktor mental dan segi ekonomi).

b. Hasil Wawancara dengan Narasumber dalam Salah Satu Perkara tentang Permohonan Dispensasi Perkawinan di Bawah Umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada kasus pemberian dispensasi perkawinan di bawah umur yang dilakukan di Pengadilan Agama, penulis mendapati salah satu kasus mengenai permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur yaitu pada kasus permohonan dispensasi yang dilakukan oleh bapak Herman Yustisio, umur 48 tahun, pekerjaan pengemudi bentor, tempat kediaman di Jalan Pangera Hidayat RT.002/006 (Jalur Kalianget Samping Mesjid Al Muhajirin, Kelurahan Heledulaa Utara, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo, selanjutnya disebut sebagai pemohon.Mereka mengajukan permohonan dispensasi dalam perkawinan di bawah umur untuk menikahkan ponakannya yang bernama Rizky Alatas dengan Larasati Purnama.

Dalam wawancara penulis dengan narasumber yaitu bapak Herman Yustisio menerangkan sebagai berikut :

(12)

1) Bapak Herman Yustisio, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan Pengemudi Bentor, sebagai Pemohon bermaksud menikahkanponakannya yaitu Rizky Alatas yang berusia 17 tahun.

Hal ini dilakukan mengingat perkenalan anaknya dengan seorang gadis yang bernama Larasati Purnama, umur 17 tahun, agama Islam. Mereka berkenalan sejak sama-sama masih duduk di SMP, sehingga semakin hari semakin bertambah mesra.

2) Mengingat hubungan mereka yang semakin mesra bahkan sudah pernah melakukan hubungan layaknya suami-istri hingga calon mempelai wanita hamil 6 bulan maka akhirnya bapak Herman Yustisioberniat menikahkan ponakannya yaitu Rizky Alatas dengan Larasati Purnama.

3) Bahwa antara keponakan pemohon dan calon istrinya tidak ada larangan untuk melakukan pernikahan.

4) Bahwa ibu kandung dari Rizky Alatas berada di manado, dan ibu kandungnya serta keluarga pemohon dan orang tua calon istri keponakan pemohon telah merestui rencana pernikahan tersebut dan tidak ada pihak ketiga lainnya yang keberatan atas berlangsungnya pernikahan tersebut.

5) Bahwa pemohon telah memberitahukan kehendak pernikahan antara keponakan pemohon dengan calon istrinya ke Kantor Urusan Agama Limboto, namun ditolak oleh Kepala KUA Kecamatan tersebut dengan alasan keponakan pemohon belum mencapai umur 19 tahun.

(13)

6) Bapak Herman Yustisio akhirnya mulai mencari syarat-syarat untuk menikahkan ponakannya dengan meminta surat pengantar dari Rukun Tetangga (RT), surat keterangan dari kantor kelurahan dan syarat-syarat yang lain.

7) Bapak Herman Yustisio kemudian mengajukan permohonan dispensasi perkawinan ke Pengadilan Agama dengan Surat Penolakan Pernikahan dari Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Limboto.

8) Karena syarat utama untuk dapat mengajukan permohonan dispensasi perkawinan di Pengadilan Agama adalah harus ada atau mendapat Surat Penolakan dari Kepala Kantor Urusan Agama dari daerah setempat.

9) Tanggal 4 Desember 2012 bapak Herman Yustisio dan ibu Indriani mengajukan dispensasi perkawinan di Pengadilan Agama.

10) Setelah melalui proses persidangan di Pengadilan Agama yang dihadiri oleh 1 orang saksi istri dari pemohon bernama Ibu Indriani, umur 41 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Lelurahan Heledulaa Utara, Kota Timur, Kota Gorontalo.

Sesuai dengan Berita Acara Persidangan Nomor :

53/Pdt.P/2012/PA.Lbt.Akhirnya permohonan dispensasi perkawinan ponakan bapak erman Yustisio dan ibu Indriani dikabulkan oleh Pengadilan Agama. 11) Pemohon dibebankan membayar biaya perkara hingga penetapan diucapkan

sebesar Rp. 141.000,- (Seratus empat puluh satu ribu rupiah).

12) Pemberian dispensasi perkawinan tersebut maka bapak Herman Yustisio dan ibu Indriani dapat menikahkan ponakannya yaitu saudara Rizky Alatas dengan saudari Larasati Purnama di Kantor Urusan Agama Kecamatan Limboto.

(14)

13) Proses permohonan dispensasi perkawinan, syarat yang paling utama atau syarat yang sangat dibutuhkan untuk dapat mengajukan permohonan dispensasi perkawinan dalam perkara ini adalah bukti yang berupa penolakan dari Kantor Urusan Agama Kecamatan Limboto dan adanya bukti Akta Kelahiran atas nama yang dimintai permohonan.

Faktor pemberian dispensasi perkawinan oleh Pengadilan Agama dalam perkara mengenai permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur oleh bapak Herman Yustisio adalah untuk kemaslahatan (manfaat) antara Herman Yustisio dan Larasati Purnama dalam menjalani bahtera rumah tangga.

Menurut penulis pemberian dispensasi terhadap perkawinan di bawah umur yang diberikan oleh Pengadilan Agama terhadap permohonan dispensasi perkawinan yang dilakukan oleh bapak Herman Yustisio pada dasarnya bertujuan untuk membantu tercapainya tujuan pernikahan yaitu membantu keluarga yang bahagia dengan dasar rasa cinta, kasih dan sayang untuk memperoleh keturunan yang sah.

Perkawinan yang dilakukan ponakannya akan terhidar dari penyaluran tabiat kemanusian yang tidak sah dan dapat menghindarkan dari terjadinya hal-hal yang tidak baik dalam kehidupan bermasyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Kompleksitas tugas berkaitan erat dengan kualitas audit. Kompleksitas tugas adalah persepsi auditor tentang kesulitan suatu tugas yang disebabkan oleh terbatasnya

Salah satu usaha untuk mengobati penyakit kanker dengan menggunakan obat tradisional banyak dilakukan karena alasan biayanya yang lebih murah dan efek samping yang ditimbulkan

Yang kedua adanya penggunaan IBL dengan anak-anak muda (Bacon dan Matthews). Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat membuat

Dalam perhitungan efisiensi panas dari motor bakar dapat menggunakan nilai kalor bawah (LHV) dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas buang meninggalkan mesin tidak terjadi

Indikator secara kualitatif meliputi; proses pembelajaran dengan model Problem based learning dikatakan berhasil jika sebagian siswa menunjukkan keaktifan di kelas,

KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Pola Komunikasi Orang Tua Dalam Mengasuh Anak Autis

Hasil self evaluasi pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa pemberian logoterapi terapi pada penduduk pasca gempa dengan ansietas sedang dinilai kurang mampu meningkatkan

Program bimbingan keterampilan sendiri adalah kemampuan mengerjakan sesuatu dengan baik dan dilakukan dengan cara memanfaatkan pengalaman dan pelatihan (Depdiknas,