PENGARUH PENGENDALIAN PRODUKSI DAN
PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP
KEGAGALAN PRODUK DI PT
CASUARINA HARNESSINDO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menjadi Sarjana (S1)
Oleh :
FEBRY RAMADHAN
NIM 111.421.882
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PELITA BANGSA
BEKASI-2017
ii
SURAT PERNYATAAN
Bersama ini saya,
Nama : FEBRY RAMADHAN NIM : 111.421.882
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar dari program sarjana ini ataupun pada program lain. Karya ini adalah milik saya, karena itu pertanggung jawabannya berada di pundak saya. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia ditinjau dan menerima sanksi sebagaimana mestinya.
Bekasi, 01 Oktober 2017
FEBRY RAMADHAN NIM: 111.421.882
iii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN STIE PELITA BANGSA
Nama : FEBRY RAMADHAN
Nim : 111.421.882
Angkatan/Kelas : 2013/B.2
Konsentrasi : OPRASIONAL PRODUKSI
Judul Skripsi : PENGARUH PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP KEGAGALAN PRODUK DI PT CASUARINA HARNESSINDO Bekasi,01 Oktober 2017 Dosen pembimbing Tanda tangan Ir. Kurbandi S.B.R.,MM NIDN : 04106046703
iv
PENGARUH PENGENDALIAN PRODUKSI DAN
PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP
KEGAGALAN PRODUK DI PT
CASUARINA HARNESSINDO
FEBRY RAMADHAN NIM : 111.421.882
Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada hari ... tanggal ... bulan ... tahun 2017 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai Skripsi Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi (STIE) Pelita Bangsa
Ketua Tim Penguji Tanda Tangan
Nama : ... NIDN : ...
...
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama : ... NIDN : ...
...
Anggota Penguji Tanda Tangan
Nama : ... NIDN : ...
... Menyetujui,
Ketua Program, Ketua STIE,
Ttd Ttd
Hj. Surya Bintarti.,SE.,MM Ir.H.Moch.Mardiana.,MM
v ABSTRAK
PENGARUH PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP KEGAGALAN PRODUK DI PT. CASUARINA
HARNESSINDO Oleh
FEBRY RAMADHAN NIM : 111421882
PT.Casuarina Harnessindo merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang Electrical pada bagian kabel utama kendaraan sepeda motor (Harness) yang merupakan vendor atau Supplier untuk customer YAMAHA. Dalam proses produksinya PT. Casuarina Harnessindo melakukan Pengendalian produksi dengan tujuan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan dan dapat meminimalkan kegagalan kegagalan produk, sehingga biaya produksi dapat diminimalkan.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh pengendalian produksi dan pengendalian kualitas, baik secara parsial maupun simultan terhadap kegagalan produk di PT Casuarina Harnessindo pada line 5. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan PT Casuarina Harnessindo . Uji validitas menggunakan Pearso, uji reliabilitas Alpha Cronbach, dan analisis Regresi Berganda.
Hasil penelitian bahwa: (1) Pengendalian produksi berpengaruh positif terhadap tingkat kegagalan produk PT Casuarina Harnessindo dengan nilai signifikan 0,001 dan koefisien regresi sebesar 1,017. (2) Pengendalian Produksi berpengaruh positif terhadap Kegagalan Produk di PT Casuarina Harnessindo dengan nilai signifikan 0,043 dengan koefisien regresi sebesar -0,023. (3) Pengendalian Produksi dan Pengendalian Kualitas secara simultan berpengaruh positif terhadap tingkat kegagalan produk PT Casuarina Harnessindo, dengan Adjusted R2 sebesar 0,977 yang artinya 97,7% pengendalian produksi dan
pengendalian kualitas secara simultan berpengaruh terhadap kegagalan produk.
Kata Kunci: Pengendalian Produksi, Pengendalian Kualitas dan Kegagalan Produk
vi
ABSTRACT
INFLUENCE OF PRODUCTION CONTROL AND QUALITY CONTROL AGAINST THE FAILURE OF THE PRODUCT AT PT. CASUARINA
HARNESSINDO By
FEBRY RAMADAN NIM: 111421882
PT. Casuarina Harnessindo is a company engaged in manufacturing Electrical cable on the vehicle's main motorcycle (Harness) which is a vendor or Supplier to customer YAMAHA. In the production process of PT Casuarina Harnessindo controlling the production with the goal of keeping the products produced in accordance with the established standards of the company and can minimize the failure of failure of the product, so that the production cost can be minimized.
The purpose of the study to find out the influence of production control and quality control, whether partial or simultaneously against the failure of the products in the PT. Casuarina Harnessindo at line 5. This research is descriptive research using a quantitative approach. The population used in this study are employees of PT Casuarina Harnessindo. Test the validity of using Pearso, test reliability Alpha Cronbach, and Multiple regression analysis.
Results of the study that: (1) production Control positive effect against product failure rate of PT Casuarina Harnessindo with a value significant regression coefficients of 0.001 and 1.017. (2) Production Control positive effect against the failure of the product to PT Casuarina Harnessindo with a value significant regression coefficient of 0.043 and -0.023. (3) quality control and production Control simultaneously positive effect against product failure rate PT Casuarina Harnessindo, with an Adjusted R2 of 0.977 meaning 97.7% of production control and quality control in simultaneous effect on the failure of the product.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT., karena berkah dan perlindungan-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN KUALITAS DI PT. CASUARINA HARNESSINDO” ini tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program sarjana (S1) Program Studi Manajemen STIE Pelita Bangsa.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Kurbandi S.B.R.,MM, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
2. Ir. H. Moch. Mardiana., MM , selaku ketua STIE Pelita Bangsa.
3. Hj. Surya Bintarti., SE., MM Selakun ketua Program Studi Manajemen STIE Pelita Bangsa.
4. Karyawan PT. Casuarina Harnessindo 5. Civitas Akadenika STIE Pelita Bangsa.
6. Rekan-rekan Mahasiswa Program S1 STIE Pelita Bangsa.
7. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan dorongan semangat yang tidak henti – hentinya.
8. Pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada penyusunan skripsi sehingga kritik dan saran sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian dikemudian hari. Namun demikian, penulis tetap berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan,
Bekasi, 24 September 2017 Penulis
viii DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul ... i
SURAT PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ...1
1.2. Perumusan Masalah ...4
1.3. Pembatasan Masalah ...4
1.4. Tujuan Penelitian ...5
1.5. Manfaat Penelitian ...5
1.6. Sistematika Penulisan ...6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Landasan Teori ...8
2.1.1. Pengertian Manajemen Produksi ... 8
2.1.2. Ruang Lingkup Manajemen Produksi ... 9
2.1.3. Pengaruh Pengendalian Produksi Terhadap Manajemen Operasi ... 11
2.1.3.1. Pengertian Pengendalian ... 12
2.1.3.2. Pengertian Pengendalian Produksi ... 14
2.1.3.3. Tujuan Pengendalian Produksi ... 15
2.1.3.4. Tahap-tahap dan Langkah-langkah Pengendalian 16 2.1.4. Pengendalian Kualitas ... 21
ix
2.1.4.2. Tujuan Pengendalian Kualitas ... 23
2.1.4.3. Faktor-Faktor Pengendalian Kualitas ... 25
2.1.4.4. Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas ... 27
2.1.5. Pengertian Kegagalan Produk... 29
2.1.6. Hubungan Pengendalian Produksi Terhadap Tingkat Kegagalan Produk ... 32
2.2. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 33
2.3. Hipotesis ... 36
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1. Jenis Penelitian ... 38
3.2. Tempat dan Waktu/Jadwal Penelitian ... 38
3.3. Kerangka Pemikiran ... 39
3.3.1. Desain Penelitian ... 39
3.3.2. Deskriptif Operasional dan Instrumen Variabel Penelitian .... 40
3.4. Populasi dan Sampel ... 41
3.4.1. Populasi ... 41
3.4.2. Sampel ... 41
3.5. Metode Pengumpulan Data ... 42
3.5.1. Data Pustaka ... 42
3.5.2. Data Lapangan ... 42
3.6. Metode Analisa Data ... 44
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 47
4.1. Sejarah Objek Penelitian ... 47
4.2. Struktur Organisasi Obyek Penelitian ... 48
4.3. Flow Proses ... 53
BAB V HASIL PENELITIAN ... 56
5.1. Analisis Deskriptif ... 56
5.1.1. Analisis Karakteristik Responden ... 56
5.1.1 Analisis Deskripsi Kategori Variabel ... 57
x
5.3. Uji Kualitas Data ... 66
5.3.1. Hasil Pengujian Validitas ... 66
5.3.2. Hasil Pengujian Reliabilitas ... 69
5.4. Analisis Regresi Berganda ... 70
5.5. Pengujian Hipotesis ... 71
5.5.1. Uji t ... 72
5.5.2. Uji F ... 73
5.5.3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 74
5.6. Pembahasan ... 75
BAB VI PENUTUP ... 77
6.1. Kesimpulan ... 77
6.2. Saran ... 77
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.01 Kegagalan Produk B65-H2590-10 ... 2
Tabel 3.02 Deskriptif Operasional dan Instrumen Variabel Penelitian ... 41
Tabel 5.01 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56
Tabel 5.02 Karakterstik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 57
Tabel 5.03 Data Deskriptif Variabel ... 58
Tabel 5.04 Kategorisasi Variabel Pengendalian Produksi (X1) ... 59
Tabel 5.05 Kategorisasi Variabel Pengendalian Kualitas (X2) ... 60
Tabel 5.06 Kategorisasi Variabel Kegagalan Produk (Y) ... 61
Tabel 5.07 Hasil Pengujian Normalitas ... 63
Tabel 5.08 Hasil Uji Linieritas ... 64
Tabel 5.09 Hasil Uji Multikolinieritas ... 65
Tabel 5.10 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 66
Tabel 5.11 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pengendalian Produksi (X1) .... 67
Tabel 5.12 Hasil Pengujian Validitas Variabel Pengendalian Kualitas (X2) ... 68
Tabel 5.13 Hasil Pengujian Validitas Variabel Kegagalan Produk (Y)... 68
Tabel 5.14 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 69
xii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.01 Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi ... 10
Gambar 3.01 Kerangka Penelitian ... 39
Gambar 3.02 Desain Pemikiran ... 40
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 01 Kuesioner ... 82
Lampiran 02 Data Karakteristik Responden ... 86
Lampiran 03 Hasil Uji Karakteristik Responden ... 87
Lampiran 04 Hasil Uji Deskriptif ... 87
Lampiran 05 Perhitungan Kategorisasi ... 88
Lampiran 06 Data Uji Kategori ... 89
Lampiran 07 Data Uji Validitas dan Reabilitas ... 90
Lampiran 08 Hasil Uji Validitas ... 95
Lampiran 09 Hasil Uji Reabilitas ... 98
Lampiran 10 Hasil Uji Normalitas ... 99
Lampiran 11 Hasil Uji Linearitas ... 99
Lampiran 12 Hasil Uji Multikolinieritas ... 100
Lampiran 13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha yang terjadi baik di bidang perdagangan, manufaktur/industri, maupun jasa yang didukung oleh semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekologi mendorong dunia usaha dearah perdagangan bebas dengan persaingan yang cukup ketat. Dengan adanya pasar bebas, perusahaan dituntut untuk dapat menempatkan dan mempertahankan produknya di tengah-tengah ketatnya persaingan pasar global. Persaingan yang terjadi saat ini dikarenakan banyaknya produk yang ditawarkan oleh produsen dengan model, merk, kualitas, kelainan harga dan sebagainya. Agar perusahaan tetap kompetitif di pasar global, Produsen harus dapat memahami produk (barang dan jasa) yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.
Kegagalan produk dapat mengakibatkan ketidakpuasan (kekecewaan) terhadap produk yang disebabkan seperti barang-barang yang tidak berfungsi, penampilan yang buruk atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kualitas produk sangat berpengaruh dalam pemasaran, apabila suatu produk yang ditawarkan berkualitas baik dan memuaskan konsumen, maka
2
akan memberikan hasil berupa peningkatan omset permintaan yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Untuk merebut dan
mempertahankan pangsa pasar dalam situasi persaingan yang ketat ini menurut perusahaan dapat memberikan produk yang terbaik bagi konsumen, dengan tidak terlepas dari kegiatan proses produksinya yang dilakukan secara efektif dan efisien. Apabila tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka perlu diadakan pemeriksaan sekaligus dilakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap kesalahan yang terjadi, sehingga hal-hal tersebut tidak terulang kembali pada proses produksi selanjutnya.
Permasalahan kegagalan produk atau NG dapat terjadi di produksi manufaktur atau lainya termasuk PT.CASUARINA HARNESSINDO yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang Electrical pada bagian kabel utama kendaraan sepeda motor (Harness) yang merupakan vendor atau Supplier untuk YAMAHA. Dalam menjalankan kegiatan pembuatan sample ataupun produksi, peralatan untuk memulai sebuah projek tentu saja banyak mengalami hambatan-hambatan. Fenomena yang terjadi pada PT.CASUARINA HARNESSINDO adalah kegagalan produk karena tidak sesuai dengan standard yang berlaku.
Berikut adalah gambaran presentase NG yang terjadi di PT. Casuarina Harnessindo :
Tabel 1.1
SUMBER: PT.CASUARINA HARNESSINDO
Tabel di atas menjelaskan tentang Review kegagalan produk di bulan januari tahun 2017. Dengan jenis kegagalan produk karena tidak sesuai dengan stadard pengukuran dan masuk dalam kategori NG (Not Good) yaitu Dimensi Under Size atau artinya dimensi dibawah ukuran standard.
Sedangkan Kegagalan Produk yang paling bermasalah Pada jenis Produk B65-00 yang berjalan di line 5. Agar kegagalan produk tersebut dapat dikendalikan seminimal mungkin, maka perusahaan sebaiknya melakukan suatu aktivitas pengendalian produksi secara baik dan benar, sehingga tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak diharapkan. Oleh karena itu di dalam melaksanakan aktivitas produksinya perusahaan sebaiknya dapat memanfaatkan faktor-faktor produksi yang dimiliki, diantaranya tenaga kerja, bahan baku, mesin-mesin dan lain sebagainya. Barkaitan dengan hal-hal
tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan pengendalian proses produksi dalam upaya meminimalisir kegagalan produk yang telah di tetapkan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti PENGARUH PENGENDALIAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP KEGAGALAN PRODUK DI PT CASUARINA HARNESSINDO.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengendalian produksi berpengaruh terhadap kegagalan produk di PT. CASUARINA HARNESSINDO?
2. Apakah pengendalian kualitas berpengaruh terhadap kegagalan produk di PT.CASUARINA HARNESSINDO?
3. Apakah pengendalian produksi dan pengendalian kualitas berpengaruh terhadap kegagalan produk di PT. CASUARINA HARNESSINDO?
1.3. Pembatasan Masalah
Menghindari lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelit ian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu: Penelitian ini ingin melihat sejauh mana pengaruh pengendalian produksi dan pengendalian kualitas terhadap kegagalan produk di PT
CASUARINA HARNESSINDO. Dalam penelitian ini Objek penelit ian adalah karyawan pada line 5 di PT. CASUARINA HARNESSINDO yang berjumlah 42 orang. Data yang diolah hanya berdasarkan jawaban redponden yang artinya tidak termasuk data NG.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membuktikan pengaruh pengendalian produksi terhadap kegagalan produk di PT. CASUARINA HARNESSINDO.
2. Membuktikan pengaruh pengendalian kualitas terhadap kegagalan produk di PT. CASUARINA HARNESSINDO.
3. Membuktikan pengaruh pengendalian produksi dan pengendalian kualitas terhadap kegagalan produk di PT. CASUARINA HARNESSINDO.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat antara lain: 1. Bagi Perusahaan
Memberikan bahan pertimbangan kepada pihak perusahaan, khususnya mengenai pengaruh pengendalian produksi dan pengendalian kualitas terhadap kegagalan produk demi perbaikan dan perkembangan perusahaan yang diteliti.
2. Bagi pengembang ilmu
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi pada penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kegagalan produk .
3. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman penulis dalam bidang penelitian mulai dari pengumpulan data, pengolahan data hingga penyajian dalam bentuk laporan.
1.6. Sistematika Penulisan
Penulis membuat sistematika penulisan skripsi agar skripsi penulis susun lebih terstruktur. Sistematika penulisan tersebut, sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penulisan, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Sehingga penulis dapat memahami hal-hal apa saja yang harus dijalankan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Penulis menjelaskan pada bab ini tentang sumber-sumber informasi dengan teori-teori yang sesuai dengan penulis teliti sebagai bahan analisis pengaruh pengendalian produksi dan pengendalian kualitas terhadap kegagalan produk di PT.CASUARINA HARNESSINDO.
BAB III : METODOLOGI PENELIAN
Penulis menjelaskan pada bab ini tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian dilaksanakan, kerangka konsep yang meliputi desain penelitian
serta diskripsi operasional variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data dan metode analisa data.
BAB IV : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Penulis menyajikan gambaran umum tentang sejarah, struktur organisasi, dan kegiatan operasional penelitian.
BAB V : HASIL PENELITIAN
Penulis menjelaskan pada bab ini, akan dilakukan kegiatan analisis data penelitian, interpretasi data atau pembahasan, jalan keluar dan beberapa pengolahan data secara tuntas.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari penilaian yang dilakukan. Simpulan yang dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan. Simpulan ini di peroleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang tertera pada bab analisis. Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai relevansi dengan hambatan yang dialami selama penelitian.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan kegiatan manajemen yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang dan jasa. Kegiatan-kegiatan produksi seperti ini terdapat diberbagai organisasi baik perusahaan manufaktur maupun organisasi-organisas lain yang bergerak di bidang jasa. Pengaruh manajemen prduksi dalam kegiatan-kegiatan operasi memiliki pengaruh yang besa terhadap kualitas produksi yang dihasilkan oleh perusahaan.
Pengertian manajemen operasi menurut Joseph G. Monka dalam bukunya “Operatian Management” adalah “Operation Management is the process by resources, flowing within a defined system, are combined and transformed in a controlled manner to added value in accordancce with policies communicated by management” (1992:15) Artinya : Menajemen operasi adalah suatu proses dimana sumber daya dengan mengikuti system tertentu dikombinasikan dan ditransportasikan dengan cara-cara yang terkontrol untuk menambah nilai sesuai dangan kebijakan yang dikomunikasikan oleh manajemen (Susanto,2009).
Sofjan Assauri mengemukakan dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi” yang dimaksud dengan produksi adalah : “Kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut” (1993: 16) (Susanto,2009)
Yus R. Harjadinata mengemukakan juga dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi” bahwa : “Produksi adalah suatu proses untuk merubah bentuk (form) dari barang-barang yang tidak atau kurang berguna menjadi berguna atau lebih berguna” (1995: 8) ( Susanto,2009).
Penjelasan tersebut, nampak bahwa yang dimaksud dengan produksi tidak lain merupakan suatu kegiatan atau aktivitas untuk menciptakan barang dan jasa dalam meningkatkan tambahan manfaat yang sesuai dengan kebutuhankebutuhan konsumen baik dalam hal selera, cita rasa maupun nilain guna dari suatu produk.
2.1.2. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber-sumber daya dalam proses transformasi hingga menghasilkan barang atau jasa. Sistem produksi/operasi merupakan keseluruhan unsur, gabungan yang secara dinamis berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan operasi, karena itu dalam system produksi/operasi mengandung tiga bahan komponen yang berbeda yaitu input, proses dan
output. Proses produksi adalah proses transformasi atau konversi masukan (input) sumber daya yang dapat berbentuk macam-macam dalam operasi, masukan ini berupa bahan baku, energy, tenaga kerja, mesin, informasi dan teknologi, sedangkan outputnya bias muncul dalam produk.
Ruang lingkup manajemen produksi atau operasi menurut T. Hani Handoko dalam bukunya “Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi” (1992 : 24) (Susanto,2009) dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa manajemen produksi/operasi merupakan suatu system yang produktif yaitu, suatu proses pengubah masukanmasukan (input) menjadi barang dan jasa (output). Masukan-masukan yang terdiri dari bahan mentah, tenaga kerja, modal dan
energy tersebut diubah melalui teknologi proses yang merupakan metode atau cara tertentu yang digunakan untuk proses transpormasi sehingga menjadi barang dan jasa. Gambar tersebut juga menunjukan imformasi umpan balik yang digunakan untuk mengawasi teknologi proses atau masukan-masukan informasi umpan balik tersebut perlu digunakan untuk menyesuaikan secara terus menerus, masukan dan teknologi yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran tertentu.
2.1.3. Pengaruh Pengendalian Produksi Terhadap Manajemen Operasi Kegiatan pengendalian produksi dalam manajemen operasi mempunyai ruang lingkup yang luas, karena kegiatan pengendalian produksi itu sendiri dilakukan mulai perencanaan sampai dengan produk akhir dihasilkan. Segala sesuatu yang berhubungan dan berpengaruh terhadap pelaksanaan produksi, sebaiknya selalu diperhatikan. Pengendalian produksi sebagai salah satu alat penunjang dari manajemen produksi/operasi, diharapkan dapat mengetahui sendiri sedini mungkin penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi selama proses produksi berlangsung, agar dapat diambil suatu tindak pencegahan maupun tindakan perbaikan yang cepat dan tepat, sehingga produk gagal atau produk yang tidak memenuhi spesifikasi standar dapat ditekan seminimal mungkin dan kualitas produk yang dihasilkan dapat lebih baik lagi.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan, salah satu kekuatan terpenting yang menunjang
keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan dan menaikan tingkat pertumbuhan perusahaan adalah faktor mutu atau kualitas. Begitu besarnya peranan kualitas didalam menunjang kelancaran operasional produksi perusahaan sehingga menjadikan kualitas perlu mendapatkan perhatian yang serius. System pengendalian produksi dalam hal ini memberikan sumbangan yang cukup besar bagi pencapaian pengendalian produksi yang optimal.
Mengingat masalah yang akan dibahas menyangkut unsur kata dari pengendalian produksi, maka peneliti akan mengadakan pemisahan pengertian yaitu pengertian pengendalian, dan pengertian pengendalian produksi.
2.1.3.1. Pengertian Pengendalian
Beberapa pendapat mengemukakan tentang pengertian pengendalian, disampaikan oleh Armand V. Feigenbaun dalam bukunya “Total Quality Control” bahwa “Control is Process for Delegating Responsibility and authority for a management activity while retaining the means of assuring satisfactory result” (1991: 10) Artinya: Pengendalian adalah proses pendelegasian tanggungjawab dan wewenang bagi aktivitas manajemen agar memperkuat penjaminan dan pencapaian kepuasan.(Susanto,2009).
J.M Juran mengemukakan yang diterjemahkan oleh Bambang hartono dalam bukunya “Juran on Quality by Design” pengendalian adalah Proses manajemen yang diadakannya kita mengevaluasi kinerja
nyata, membandingkan kinerja nyata dengan tujuan, mengambil tindakan terhadap perbedaan (1995: 165) (Susanto,2009).
Berdasarkan kedua definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
J.M Jura mengatakan ada 3 macam pengendalian berdasarkan waktu pelaksanaanya, yaitu:
1. Preventive Control
Preventive control yaitu pengendalian yang dilakukan sebelum proses produksi berjalan sesuai dengan rencana produksi yang telah ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk mencegah produk cacat. Kegiatan tersebut meliputi pemeriksaan terhadap rencana/desain mesin-mesin, bahan baku, bahan tambahan, tenaga kerja serta peralatan produksi yang perlu dipersiapkan.
2. Monitoring Control
Monitoring Control yaitu pengendalian yang dilakukan pada waktu proses produksi berlangsung. Tujuannya untuk mengendalikan agar hasil akhirnya sesuai dengan rencana, jika terjadi penyimpangan-penyimpangan terhadap standar harus segera diadakan koreksi, koreksi mungkin dilakukan terhadap mesin, proses, tenaga kerja bahan baku, kondisi lingkungan dan lain-lain.
Represive Control yaitu pengendalian yang dilakukan setelah semua proses telah selesai (menjadi barang jadi). Represive control tidak dapat mencegah penyimpangan-penyimpangan untuk produksi yang akan datang.
2.1.3.2. Pengertian Pengendalian Produksi
Pengendalian perlu dilaksanakan oleh setiap perusahaan, karena pengendalian sangat erat hubungannya dengan peningkatan kualitas. Pengendalian Produksi menurut Arman Hakim Nasution dalam bukunya “Perencanaan dan pengendalian Produksi” sebagai Pengendalian produksi adalah fungsi staff, dan area itu tidak merupankan wewenang langsung dari lini organisasi. Pengendalian produksi mungkin diadakan untuk setiap tingkatan manajemen tergantung dari kebutuhan pabrik. Biasanya pengendalian produksi terdapat di tingkat yang sama seperti engineering, pembelian dan personalia. (2003: 20) (Susanto,2009)
Kauro Ishikawa dalam bukunya “Pengendalian Mutu Terpadu” yang telah dialih bahasakan oleh Budi Santoso mengatakan yang dimaksud dengan pengendalian produksi adalah Metode untuk mengembangkan, mendesain, memproduksi, dan membrikan jasa produk yang paling ekonomis, paling berguna dan selalu memuaskan konsumen (1992: 50) (Susanto,2009)
Sofjan Assauri mengemukakan pendapat dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi” mengemukakan: “Pengendalian (pengawasan mutu) adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir, dengan kata lain pengendalian produksi melakukan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan” (1993: 274) (Susanto,2009)
Definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian produksi merupakan suatu aktivitas manajemen perusahaan untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan, sehingga produk atau jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kepuasan konsumen.
Hadirnya pengendalian produksi dapat diharapkan munculnya penyimpangan-penyimpangan dapat dikurangi dan proses dapat dialihkan pada tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian produksi dapat dikatakan efektif apabila dapat menekankan sampai batas minimal penyimpangan yang terjadi terhadap rencana yang telah ditetapkan.
2.1.3.3. Tujuan Pengendalian Produksi
Perusahaan agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas maka harus dilakukan pengendalian produksi, tetapi sebelumnya harus ditetapkan terlabih dahulu standar kualitas yang harus dicapai suatu
produk kegiatan pengendalian produksi merupakan salah satu fungsi yang terpanting dari suatu perusahaan karena dengan adanya pengendalian produksi, produk yang dihasilkan berkualitas baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pelaksanaan pengendalian produksi dalam suatu perusahaan dimaksudkan untuk mencerminkan spesifikasi standar yang telah ditetapkan dalam produk atau hasil akhir.
Sofjan Assauri mengemukakan dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi” (1993: 274) (Susanto,2009) tujuan dari pengendalian produksi adalah:
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
2.1.3.4. Tahap-tahap dan Langkah-langkah Pengendalian
Menghasilkan suatu produk barang atau jasa yang berkualitas yang selalu baik, maka pengendalian produksi sebaiknya benar-benar dilaksanakan dengan baik dan merupakan pengendalian yang bersifat menyeluruh. Dengan demikian kegiatan pengendalian kualitas sangat
luas karena semua yang berhubungan dengan kualitas harus diperhatikan. Secara garis besarnya pengendalian produksi dapat dibedakan menjadi tiga tahap seperti yang dikemukakan oleh Elwood S. Buffa dalam bukunya “Manajemen Produksi/Operasi” (1996: 45) (Susanto,2009)yaitu:
1. The Inspection and Control of Quality of Incoming Raw Material
(Pemeriksaan dan pengendalian bahan baku)
Pemeriksanaan selama proses ini terutama untuk menjamin bahwa hanya bahan baku dan bahan pembantu yang memenuhi syarat untuk diproses serta menjamin jalannya proses produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Pengendalian ini dilakukan terhadap semua faktor-faktor produksi terutama terhadap kualitas bahan pembantu yng digunakan, karena bahan baku dan bahan pembantu sangat mempengaruhi kualitas dan produk akhir.
2. The Product Inspection and Control of Process
(Pemeriksaan dan pengendalian produk proses produksi)
Pengendalian produk pada tahap ini diperlukan untuk mendetaksi penyimpanganpenyimpangan serta untuk melaksanakan koreksi, pada tahap ini dilakukan pemeriksaan pada akhir setiap proses produksi berlangsung.
3. The Inspection and Testing for Product Performance
Telah dilakukan pengujianterhadap bahan baku dan proses produksi, tetapi hal itu tidak menjamin bahwa produk yang dihasilkan pasti baik dan diperlukan pemeriksaan pada saat produk akhir yang gagal atau tidak sesuai dengan standar perusahaan sehingga tidak sampai ke tangan konsumen. Didalam pengendalian produksi diperlukan beberapa sarana penunjang yang akan membantu dalam pelaksanaan pengandalian produksi di perusahaan. Dengan adanya sarana penunjang ini, diharapkan akan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Sarana penunjang pengendalian produksi ini antara lain adalah teknik kendali mutu dan delapan langkah pemecahan masalah.
Elwood S. Buffa mengemukakan pendapat juga dalam bukunya “manajemen Produksi/Operasi” (1996: 48) (Susanto,2009). Terdapat beberapa langkah-langkah yang juga harus dilakukan dalam kegiatan pengendalian produksi, yaitu:
a. Menetapkan Standar
Menetapkan standar biaya kualitas (cost quality), standar kualitas kerja (performance quality), standar kualitas keamanan (safety quality) dan standar keandalan (reability quality) yang diperlukan untuk produk tersebut.
b. Menilai Kesesuaian
Membandingkan kesesuaian dari produk yang dibuat atau jasa yang ditawarkan terhadap standar-standar ini.
c. Bertindak Bila Perlu
Mengkoreksi masalah-masalah dan mencari penyebab melalui faktorfaktor yang mempengaruhi terhadap produk-produk yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
d. Merancanakan perbaikan
Mengembangkan suatu upaya yang berkesinambungan untuk memperbaiki standar-standar biaya, prestasi, kemanan, dan kehandalan. Delapan Langkah Pemecahan Masalah Dalam pengendalian produksi ini seluruh penyimpangan yang terjadi di luar batas-batas yang telah distandarkan dicatat dan dianalisis serta dipergunakan sebagai umpan balik untuk melakukan tindakan koreksi di masa datang sehingga tidak terulang lagi kesalahan yang sama. Delapan langkah untuk program perbaikan dan peningkatan merupakan langkah-langkah yang dipergunakan untuk penanggulangan masalah dan program peningkatan. Dengan pemakaian delapan langkah ini diharapkan penyelesaian masalah dan program peningkatan dapat dilakukan secara sistematis dan dapat diketahui adanya perbaikan secara pasti dengan hasil yang baik yang telah dicapai dan dapat dipertahankan.
Delapan langkah pemecahan masalah dan tujuh alat bantu yang sering digunakan dalam pengendalian produksi sebagai landasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Menentukan masalah
Menentukan masalah dalam langkah ini mempersiapkan suatu daftar dari semua masalah yang ada dilingkungan kerjanya. Alat pengendalian produksi yang digunakan adalah lembar pengumpunal data, diagram pareto dan bagan kendali P.
2. Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah
Mencari sebab-sebab yang mengakibatkan masalah dalam langkah selanjutnya adalah menganalisis masalah untuk menemukan penyebab dari faktor-faktor manusia, mesin, metode, materi, dan lingkungan. Alat pengendalian produksi yang digunakan adalah diagram sebab akibat.
3. Menemukan penyebab utama
Menemukan penyebab utama masalah yang setelah ditemukan penyebab masalah tersebut kemudian menentukan penyebab utama atau penyebab yang paling dominan. Alat pengendalian produksi yang digunakan adalah diagram pareto dan diagram pencar.
4. Menyusun rencana penaggulangan.
Menyusun rencana penanggulangan, pada langkah ini membuat dan mempersiapkan usulan pemecahan masalah serta memilih penanggulangan yang paling efektif untuk meneliti
kelengkapannya dapat digunakan 5W + 1 H yaitu what, why, when,where, who, dan how.
5. Melaksanakan rencana penanggulangan
Elaksanakan rencana penanggulangan ini mengumpulkan data hasil pemeriksaan dengan lembar pengumpul data untuk dibandingkan dengan data semula. 6. Mengevaluasi hasil penanggulangan
Mengevaluasi hasil penanggulangan, dalam langkah ini bertujuan untuk membandingkan keadaan semula dengan data yang ada sesudah pelaksanaan penanggulangan. Alat pengendalian produksi yang digunakan adalah diagram pareto dan bagan kendali.
7. Standarisasi
Standarisasi bertujuan untuk mencegah terjadinya masalah yang telah dibahas dan untuk mempertahankan hasil yang telah dicapai serta cara pelaksanaannya.
8. Rencana selanjutnya
Bila ke-7 langkah tersebut telah dilaksanakan maka langkah berikutnya adalah menggarap masalah yang lain dengan cara yang sama (langkah 1 sampai dengan langkah 7) setelah ke-8 langkah tersebut selesai kemudian dibuat risalah.
Perusahaan membutuhkan suatu cara yang dapat mewujudkan terciptanya kualitas yang baik pada produk yang dihasilkannya serta menjaga konsistensinya agar tetap sesuai dengan tuntutan pasar yaitu dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas (Quality Control) atas aktivitas proses yang dijalani. dalam menjalankan aktivitas, pengendalian kualitas merupakan salah satu teknik yang perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses produksi, hingga proses produksi berakhir dengan menghasilkan produk akhir. Pengendalian kualitas dilakukan agar dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, Serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan sedapat mungkin mempertahankan kualitas yang telah sesuai.
2.1.4.1. Pengertian Pengendalian Kualitas
Sofjan Assauri (1998:25) mengemukakan, pengendalian dan pengawasan adalah: kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.(Fakhri,2010)
Vincent Gasperz (2005:480) juga mengemukakan, pengendalian adalah: control can mean an evaluation to indicate needed corrective responses, the act guilding, or the state of process in which the
variability is atribute to a constant system of chance couses. jadi
pengendalian dapat di artikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan.(Fakhri,2010)
Selanjutnya pengertian pengendalian kualitas dalam arti menyeluruh adalah sebagai berikut : Pengertian pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998:210) adalah : Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/ kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. (Fakhri,2010)
Vincent Gasperz (2005:480) mengemukakan, Pengendalian kualitas adalah:“quality control is the operational techniques and activities used to fulfill requirements for quality”. berdasarkan
pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/ tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.(Fakhri,2010)
2.1.4.2. Tujuan Pengendalian Kualitas
Tujuan dari pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998:210) yang di kutip dari jurnal Fakhri taun 2010 adalah:
1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.
2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. 3. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan
menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.
4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin. tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.
Pengendalian kualitas tidak dapat dilepaskan dari pengendalian produksi, karena pengendalian kualitas merupakan bagian dari pengendalian produksi. Pengendalian produksi baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena semua kegiatan produksi yang dilaksanakan akan dikendalikan, supaya barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dimana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diusahakan serendah-rendahnya.
Pengendalian kualitas juga menjamin barang atau jasa yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan seperti halnya pada
pengendalian produksi. Dengan demikian antara pengendalian produksi dan pengendalian kualitas erat kaitannya dalam pembuatan barang.
2.1.4.3. Faktor-Faktor Pengendalian Kualitas
Douglas C. Montgomery (2001:26) dan berdasarkan beberapa literatur lain yang di kutip dari jurnal Fakhri 2010 menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah:
1. Kemampuan proses
Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada.
2. Spesifikasi yang berlaku
Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan di atas sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.
Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar yang dapat diterima.
4. Biaya kualitas
Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas.
a. Biaya pencegahan (prevention cost)
Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kerusakan produk yang dihasilkan.
b. Biaya deteksi/ penilaian (detection/ appraisal cost)
Biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas sehingga dapat menghindari kesalahan dan kerusakan sepanjang proses produksi.
c. Biaya kegagalan internal (internal failure cost)
Biaya kegagalan merupakan biaya yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirim ke pihak luar (pelanggan atau konsumen).
d. Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost)
Biaya kegagalan eksternal merupakan biaya yang terjadi karena produk atau jasa tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada para pelanggan atau konsumen.
2.1.4.4. Langkah-Langkah Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas dari jurnal Fakhri tahun 2010 harus dilakukan melaului proses yang terus-menerus dan berkesinambungan. Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan melalui penerapan pdca (paln – do – check – action) yang diperkenalkan oleh Dr. W. Edwards Deming, seorang pakar kualitas ternama berkebangsaan Amerika Serikat, sehingga siklus ini disebut siklus deming (deming cycle/ deming wheel).
Siklus PDCA umumnya digunakan untuk mengetes dan mengimplementasikan perubahan-perubahan untuk memperbaiki kinerja produk, proses atau suatu sistem di masa yang akan datang.
sumber : Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F. Robert Jacobs, 2001
Penjelasan dari tahap-tahap dalam siklus PDCA adalah sebagai berikut (M. N. Nasution, 2005:32):
1. Mengembangkan Rencana (plan)
Merencanakan spesifikasi, menetapkan spesifikasi atau standar kualitas yang baik, memberi pengertian kepada bawahan akan pentingnya kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
2. Melaksanakan rencana (do)
Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran dapat tercapai.
3. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (check)
Memeriksa atau meneliti merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. membandingkan kualitas hasil produksi dengan standar yang telah ditetapkan,
berdasarkan penelitian diperoleh data kegagalan dan kemudian ditelaah penyebab kegagalannya.
4. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (action)
Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas. penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya. Untuk melaksanakan pengendalian kualitas, terlebih dahulu perlu dipahami beberapa langkah dalam melaksanakan pengendalian kualitas. Menurut Roger G. Schroeder (2007:173) untuk mengimplementasikan perencanaan, pengendalian dan pengembangan kualitas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mendefinisikan karakteristik (atribut) kualitas.
2. Menentukan bagaimana cara mengukur setiap karakteistik. 3. Menetapkan standar kualitas.
4. Menetapkan program inspeksi.
5. Mencari dan memperbaiki penyebab kualitas yang rendah. 6. Terus-menerus melakukan perbaikan.
Tindakan untuk mengurangi kegagalan dilapangan telah menjadi kebutuhan yang sangat mendesak, keberhasilan perusahaan jasa dan proses bisnis tergantung pada pengoperasian yang berkesinambungan dari perlengkapan mereka guna menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan perusahaan dan konsumen.
Prioritas tertinggi dalam pengembangan produk adalah keistimewaan produk yang membuat produk tersebut menjadi laku. Prioritas kedua adalah untuk menghindari kegagalan produk pada saat produksi, jika produk yang dihasilkan cacat, maka para pelanggan akan berlaih ke produk pesaing yang kualitas produknya tidak cacat.
Juran mengemukakan dalam bukunya “Juran on Quality by Design” kegagalan produk adalah “Kegagalan produk dapat terjadi secara internal maupun eksternal, kegagalan internal dapat dibuktikan dari adanya pengerjaan ulang, keterlambatan dan pemborosan bahan, dan kegagalan eksternal menambah biaya bagi perusahaan maupun bagi klien” (1995: 213) yang di kutip dari jurnal susanto tahun 2009.
Menurut Juran dalam bukunya Indikator Kegagalan Produk bisa terjadi dalam lingkup :
a. Extern
Extern atau External adalah Suatu kegagalan yang terjadi di luar perusahaan bisa dilihat dari beberapa aspek yaitu penambahan biaya dan keterlambatan waktu.
Intern atau Internal adalah Suatu kegagalan yang terjadi dari dalam perusahaan.
Sofjan assauri mengemukakan dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi” mengemukakan: “Kegagalan produk adalah faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut tidak sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan atau dibutuhkan: (1993: 267) dikutip dai jurnal Susanto tahun 2009.
Sofjan Assauri dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi” faktor-faktor yang terdapat dalam kegagalan produk adalah:
1. Barang-barang yang salah atau cacat.
2. Barang-barang yang tidak mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.
3. Bahan-bahan atau komponen yang ternyata tidak dapat dipergunakan. 4. Kondisi produksi ataupun kondisi-kondisi pengolahan (processing) yang
ternyata tidak terdapat menghasilkan barang-barang yang memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan (1993: 271) (Faiz Al Fakhri,2010)
Berdasarkan definisi diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kegagalan produk dapat mengakibatakan ketidak puasan (kekecewaan) terhadap produk yang disebabkan seperti barang-barang yang tidak sesuai dengan standar perusahaan, barang yang salah atau cacat, penampilan yang buruk atau ketidaksasuaian dengan spesifikasi dan standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan akan berdampak pada biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan pengerjaan ulang, pemborosan bahan baku, melayani keluhan pelanggan dan lain sebagainya.
2.1.6. Hubungan Pengendalian Produksi Terhadap Tingkat Kegagalan Produk
Pelaksanaan pengendalian produksi meliputi tahapan-tahapan yang dimulai dari pelaksanaan produksi sampai produksi itu menghasilkan suatu produk yang berkualitas. Dengan demikian pengendalian produksi akan selalu melakukan pemeriksaan yang cermat terhadap suatu aktivitas produksi baik pemeriksaan bahan baku yang digunakan, pemeriksaan proses produksi, maupun pemeriksaan hasil produksi sehingga akan diketahui penyimpanganpenyimpangan atau variasi yang mungkin terjadi dan segera mengambil tindakan penaggulangan untuk menghindari kegagalan dalam memproduksi suatu produk dan agar variasi atau penyimpangan itu tidak terulang lagi dalam proses produksi yang akan dating. Dengan pelaksanaan pengendalian produksi akan mengarahkan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi produk yang sudah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan dari pimpinan perusahaan.
Dikemukakan oleh Sofjan Assauri dalam bukunya “Manajemen Produksi dan Operasi” yaitu: “Pengendalian mutu melakukan usaha untuk memeprtahankan kualitas dari barang yang akan dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan” (1993: 274) di kuti dari jurnal Susanto tahun 2009.
Berdasarkan alasan tersebut, maka pengendalian kualitas akan mempegaruhi dan berhubungan erat dengan tingkat produksi sebagai penunjang untuk menekan produk-produk gagal, sehingga hasil produksi akan sesuai dengan standar produk serta akan memusakan kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.2. Penelitian Terdahulu yang Relevan
NO Nama/Th/Institusi Peneliti
Judul Variabel Hasil
1 Diana Fitria Mayangsari, Hari Adianto, Yoanita Yuniati /2015 / Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Usulan Pengendalian Kualitas Produk Isolator Dengan Metode Failure Mode And Effect Analysis (Fmea) Dan Fault Tree Analysis (Fta) Pengendali an Kualitas Produk (X) Produk Isolator (Y) Terdapat 15 potetntial cause dengan nilai RPN terbesar yaitu potential cause tidak adanya pemeriksaan mattres sebelum proses produksi dengan nilai 448 sedangkan nilai RPN terkecil yaitu potential cause kebisingan dan tata letak kurang rapi dengan nilai 8. 2 Muhammad Faizuddin, Poniman, Jumi /2015/ Politeknik Negeri Semarang Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk Ekspor Di Pt. Asia Pacific Fibers, Tbk Kaliwungu Pengendali an Kualitas Produksi (X) Tingkat Kerusakan Produk (Y)
Dari analisis diagram sebab akibat dapat
diketahui faktor penyebab kegagalan dalam
produksi yaitu berasal dari faktor personal/
pekerja, machine, method, material/ bahan
baku dan lingkungan kerja. Dari kelima faktor
penyebab kegagalan dalam produksi tersebut,
faktor material/ bahan baku, faktor machine/ mesin dan faktor personal/ pekerja menjadi
penyebab yang paling dominan. 3 Fitria Setiawati /2014/ Universitas Muhammadiyah Surakarta Analisis Pengendalian Proses Produksi Untuk Meningkatkatkan Kualitas Produk Pada Perusahaan Pt. Batik Dan Liris Sukoharjo Pengendali an Proses Produksi (X) Meningkat katkan Kualitas (Y)
Dari analisis control chart dari tahun 2009 sampai dengan 2013,
prosentase kerusakan tidak melebihi batas pengawasan yang ditetapkan. Hal ini
menunjukkan bahwa pengendalian proses produksi yang dilaksanakan telah benar-benar efektif, dengan demikian penyimpangan yang terjadi dan besarnya tingkat kerusakan pada tahun 2009 sampai dengan 2013 masih dalam batas-batas pengawasan. 4 B.Bettayeb,S.J.Ba ssetto,M.Sahnoun /2014/Ecole Polytechnique de Montreal/Canada Quality Control Planning to Prevent Excessive scrap Production Quality Control Planning(x) Prevent Excessive( Y)
The problem is then formulated as a constrained capacity allocation problem. A dedicated heuristic that solves a simplified instance of an industrial case study, from semiconductor
manufacturing, is presented to provide insights into the applicability and the operational use of the approach and its potential gains in terms of risk exposure reduction. The main advancement resulting from this work is the proposal of a model of quality control allocation and an understandable algorithm to prevent the
production of excessive amounts of scrap. The industrial illustration shows a decrease in potential losses by a factor of 3.
5 Norah Dhafer Al-Qahtani, Sabah Sa'ad Alshehri, Dr. Azrilah Abd.Aziz/2015/ Faculty of Computing & Information Technology, King Abdul-Aziz University / Jeddah, KSA The impact of Total Quality Management on organizational performance Total Quality Manageme nt (X) organizatio nal performanc e (Y) The findings
indicate that TQM has two organisational performances, either is TQM practices effect the organisational
performance,
or it hinders organisations to achieve their goals in which this will negatively affect the organizational performance. 6 NorhaYati Zakuan, Muhamad Zameri Mat Saman , Mohd Shoki Md Ariff Zuraidah Sulaiman NorzaidahwatiZai din Shalini MuniandY /2013/ Universiti Teknologi MalaYsia Examining The Criticat Success Factors Of Total Quality Management Implementation In Malaysian Higher Education Institution Criticat Success Factors (X) Total Quality Manageme nt Implementa tion (Y)
The research has been carried out at Universiti Teeknologi Malaysia. 100 respondents for this research are UTM administrative staff. A set of questionnaire has been designed by the researcher and it has been distributed by using Stratified
Random Sampling Method and the data were analysed by using PASW version 18.0. Based on the results generated, it is clearly shown that management commitment and leadership was ranked first while Total customer satisfaction factor was ranked at second place.
7 Yves Sallez, Thierry Berger, Damien Trentesaux /2009/ University of Valenciennes and Hainaut-Cambrésis /France
a new concept for integrated product-driven manufacturing control Open Control Concept (X) driven manufactur ing control (Y)
This new concept and its associated
framework allow description of a broad range of architecture control systems from CIM to Holonic and
Stigmergic architectures. This concept is quite appropriate for use in a manufacturing system context in
which active products play a central role. Open-control is finally instantiated on a stigmergic case
Tabel : 2.2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
2.3. Hipotesis
Pengertian hipotesis penelitian menurut (Sugiyono,2009:96), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ho 1 : Pengendalian produksi tidak berpengaruh positif terhadap keggalan produk.
Ha 1 : Pengendalian produksi berpengaruh positif terhadap kegagalan produk.
kegagalan produk.
Ha 2 : Pengendalian Kualitas berpengaruh positif terhadap kegagalan produk.
Ho 3 : Pengendalian produksi dan Pengendalian Kualitas secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap kegagalan produk.
Ha 3 : Pengendalian produksi dan Pengendalian Kualitas secara simultan berpengaruh positif terhadap kegagalan produk.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian penulis termasuk kedalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk mengambil kesimpulan. Artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (angka) yang diolah dengan menggunakan metode penelitian ini, akan diperoleh hubungan yang signifikan antar variabel yang diteliti. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2005: 21).
3.2. Tempat dan Waktu/Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaukan pada line 5 yang berlokasi di PT. CASUARINA HAARNESSINDO Kawasan Industri Jababeka 1 Jln. Jababeka XiV Blok J kav. 14 Cikarang, Bekasi 17530. Dengan jadwal yang tertera sebagai berikut :
No Uraian Kegiatan Periode Bulan Maret sd Agustus 2017 Maret April Mei Juni Juli Agust Sept 1 Observasi IIIII IIIII
3.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan landasan teoritis dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian
Keterangan :
X1= Pengendalian Produksi X2= Pengendalian Kualitas Y = Kegagalan Produk
3.3.1. Desain Penelitian
3 Bimbingan Skripsi IIIII IIIII
4 Ujian Skripsi IIIII
Tabel : 3.1 Jadwal Penelitian
X1 Pengendalian Produksi X2 Pengendalian Kualitas Y Kegagalan Produk
Berdasarkan teori yang telah di sampaikan, maka terbentuklah desain penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.2 Desain Pemikiran
Keterangan :
X1 = Pengendalian Produksi X2 = Pengendalian Kualitas Y = Kegagalan Produk
3.3.2. Deskriptif Operasional dan Instrumen Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian, dapat diketahui pengukuran suatu variabel. Dalam penelitian ini terdapat variabel-variabel antara lain:
Variable Sub Variable Pengendalian Produksi (X1) Pengukuran Perbandingan Tindakan Pengendalian Kualitas (X2) Kemampuan Proses Spesifikasi Ketidak sesuaian Kegagalan Produk (Y) Internal
External Tabel 3.2 Deskriptif Operasional dan Instrumen Variabel Penelitian
Sumber PT.Casuarina Harnessindo
3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek peneltian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Burhan, 2000:40). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan yang masih aktif bekerja di PT.CASUARINA HARNESSINDO di line 5. Berjumlah 42 orang.
3.4.2. Sampel
Menurut Prof.Dr.Suharsimi Arikunto, Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002:109) berdasarkan perpustakaan Kampus Pelita Bangsa Cikarang. Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi. Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100 (Sugiyono, 2010: 217) berdasarkan perpustakaan
Kampus Pelita Bangsa Cikarang. Sample dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan yang masih aktif bekerja di PT.CASUARINA HARNESSINDO di line 5. Berjumlah 42 orang.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 3.5.1. Data Pustaka
Mempelajari, kemudian mengumpulkan data-data dan tulisan-tulisan dari literature maupun diktat-diktat perkuliahan serta sumber-sumber yang relevan dan mendukung penelitian ini dan juga mencari buku-buku bacaan yang berhubungan dengan komunikasi organisasi dan efektivitas kerja yang dapat memberikan arahan dalam melaksanakan penelitian ini.
3.5.2. Data Lapangan
Penelitian dengan cara mengumpulkan data di lapangan yang meliputi kegiatan survey dilokasi penelitian melalui :
a. Observasi
Penelitian mengadakan pengamatan langsung ke perusahaan untuk mengumpulkan data dan informasi secara sistematis, tetapi peneliti tidak ikut serta dalam proses kerja. Tujuan dari observasi non partisipan ini adalah untuk mendapatkan data mengenai pengaruh pengendalian produksi dan pengendalian kualitas terhadap kegagalan produk di PT CASUARINA HARNESSINDO pada line 5.
b. Kuesioner
Pengumpulan data dalam bentuk sejumlah pertanyan tertulis yang dibuat untuk memandu responden (karyawan di PT. CASUARINA HARNESSINDO). Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pernyataan yang sudah ada alternative jawabannya yang diberikan secara tertulis pada responden. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik sensus, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan responden sebanyak 42 orang dan yang menjadi responden adalah karyawan pada line 5 di PT. Casuarina Harnesindo.
Penelitian menggunakan Kuesioner dimana pernyataan pada setiap kuesioner berbentuk pernyataan tertutup dimana pada setiap pernyataan telah ditentukan sebelumnya. Untuk memberikan skor (nilai) terhadap jawaban dalam kuesioner yang telah disediakan dibagi dalam lima alternative jawaban yang bertingkat dengan pemberian bobot nilai (skor). Adapun kriteria jawaban dalam kuesioner tersebut berdasarkan penilaian, yaitu:
Pernyataan Simbol Bobot
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tabel 3.3 Pernyataan dan bobot pertanyaan 3.6. Metode Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisa dalam bentuk 2 penyajian,yaitu:
1. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Dengan menggunakan statistik deskriptif maka dapat diketahui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2011: 19).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Penelitian pada skripsi ini, yang akan diujikan yaitu berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel independen (pengendalian produksi dan pengendalian kualitas) terhadap variabel dependen (kegagalan produk) baik secara parsial maupun simultan. a. Uji Regresi Linier Berganda
Regresi berganda digunakan jika terdapat satu variabel dependen dan dua atau lebih variabel independen. Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linier berganda. Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen persamaan sebagai berikut:
Y = c+β
1 x1+β
2x
2+R
Keterangan : Y = Kegagalan Produk X1 = Pengendalian Produksi X2 = Pengendalian Kualitas β 1 β2 = Koefisien Regresi R = Residual b. Uji Statistik TUji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah variable independen (X) secara individual mempengaruhi variable dependen (Y).
c. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji F-hitung dimaksudkan untuk menguji model regresi atas pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Pengujiannya adalah dengan menentukan kesimpulan dengan taraf signifikan sebesar 5% atau 0,05. Prosedur uji F hitung ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan formulasi hipotesis nol maupun hipotesis alternatirnya:
Ho : b= b = 0, berarti tidak ada pengaruh X, X terhadap Y Ha : b≠ b ≠ 0, berarti ada pengaruh X, X terhadap Y 2) Membuat keputusan uji F-hitung
a) Jika probabilitas tingkat kesalahan F-hitung < 5% maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
b) Jika probabilitas tingkat kesalahan F-hitung > 5%, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.