• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DAYA TARIK IKLAN, ENDORSER DAN FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH DAYA TARIK IKLAN, ENDORSER DAN FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN TERHADAP EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DAYA TARIK IKLAN, ENDORSER DAN

FREKUENSI PENAYANGAN IKLAN TERHADAP

EFEKTIVITAS IKLAN TELEVISI

Agus Dwi Antoro1

agusdwi1993@yahoo.com Rr. Endang Sutrasmawati2

Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis adanya pengaruh daya tarik iklan, endorser dan frekuensi iklan mie Sedaap terhadap efektivitas iklan secara parsial dan simultan.Jumlah sampel sebanyak 115 responden dengan Purposive judgement sampling melalui kuesioner skala likert. Analisis data menggunakan deskriptif persentase dan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa daya tarik iklan, endorser dan frekuensi penayangan iklan berpengaruh terhadap efektivitas iklan. Simpulan dari penelitian ini adalah terbukti bahwa ada pengaruh daya tarik iklan, endorser dan frekuensi penayangan iklan terhadap efektivitas iklan

Keywords: Daya Tarik Iklan, Endorser, Frekuensi Penayangan Iklan dan Efektivitas Iklan

Abstract

The purpose of this study was to analyze the influence of advertising appeal , endorser and frequency of advertising noodle Sedaap against advertising effectiveness and simultan partial sample are 115 respondents with a purposive judgment sampling through Likert scale questionnaire . Analysis using descriptive percentages and multiple linear regression . The results showed that the attractiveness of advertising , endorser and frequency of ads affect the effectiveness of ads . Conclusions from this research is evident that there is the influence of advertising appeal , endorser and frequency of ads on the effectiveness of advertising

.

1. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin

ketat, adanya persaingan ini akan

menimbulkan banyak bermunculan peluang baru dalam dunia bisnis. Akan tetapi seperti

dua sisi mata uang selain memunculkan peluang baru, adanya persaingan ini juga menimbulkan tantangan baru didunia bisnis. Tantangan yang dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana menjaga agar bisa

mempertahankan perusahaanya dalam

(2)

perusahaan berlomba-lomba menciptakan sebuah produk, yang di harapkan bisa menarik konsumen sebanyak mungkin. Konsumen saat ini juga semakin pintar dalam memilih sebuah produk, tidak hanya mempertimbangkan kebutuhan akan suatu produk saja, tetapi konsumen saat ini juga

mempertimbangkan kualitas, harga,

kesesuaian produk, selera dan daya beli

mereka. Dengan demikian, setiap

perusahaan harus memahami perilaku

konsumen pada pasar sasarannya karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen

sangat tergantung pada perilaku

konsumennya (Tjiptono, 2001).

Salah satu bentuk persaingan dalam dunia bisnis ini dapat kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari yaitu persaingan iklan produk di berbagai media iklan seperti media elektronik, media cetak dan media online yang baru-baru ini berkembang pesat. Iklan merupakan bagian dari promosi yang dipandang sebagai salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan informasi dan

ampuh menarik konsumen. Dengan

banyaknya produk yang beredar saat ini, tentunya juga memunculkan banyak merek juga.

Hal ini tentunya juga akan memberikan banyak pilihan merek yang ada dipasaran, oleh karena itu produsen harus mampu memberikan tawaran menarik dan berbeda agar konsumen lebih tertarik. Sebelum

konsumen menentukan pilihan untuk

menggunakan suatu produk, ada serangkaian

proses pemenuhan informasi. Proses ini

dimulai dari kondisi ketidaksadaran

(unaware) atau kondisi tidak mengetahui adanya merek tersebut, lalu berlanjut pada kondisi aware atau kondisi mengetahui

keberadaan merek yaitu setelah

mendapatkan informasi tentang merek

tersebut.

Pada kondisi ini perusahaan sebaiknya mampu menyampaikan informasi dengan jelas, hal ini diharapkan dapat menarik perhatian konsumen agar berlanjut pada kondisi selanjutnya yaitu pada kondisi minat. Pada kondisi minat konsumen akan mencari tahu lebih lanjut mengenai merek tersebut dan timbul upaya untuk mencoba merek (Riyanto, 2008).

Iklan yang memiliki daya tarik

membutuhkan para pekerja yang profesional yang memiliki daya tarik dalam memproses iklan, mulai dari perencanaan pesan,

perencanaan media hingga bagaimana

menyampaikan (expose) pesannya. Menurut Shimp (2003:416) iklan yang memiliki daya tarik yakni iklan yang berbeda diantara sebagian besar iklan, iklan yang serupa tidak akan mampu membuat audience tertarik tetapi akan membuatnya bosan.

Iklan tidak terlapas dari sebuah pesan yang dibawa oleh endorser , endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung

produk yang diiklankan, endorser

berpengaruh terharap proses penyampaian pesan (Hermawan, 2013:45).

(3)

Faktor terpenting dalam efektivitas iklan adalah frekuensi penayangan iklan tersebut. Menurut Philip Kotler & Gary Amstrong (2008) frekuensi iklan adalah ukuran jumlah waktu rata-rata orang di pasar sasaran terpapar iklan. Pembelajaran pesan

akan bertumbuh dengan tambahan

pemaparan, walaupun dangan kecepatan yang berkurang yaitu tiap pemaparan yang

berikut menambah lebih sedikit

dibandingkan yang sebelumnya Engel et al (dalam Edris, 2008:02).

Studi tentang efektivitas iklan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya telah banyak dikaji dalam penelitian. Pertama yaitu daya tarik iklan, beberapa penelitian terdahulu pernah mengupas hubungan antara daya tarik iklan berpengaruh secara positif terhadap efektivitas iklan dan sikap terhadap merek (Shapiro & Krishnan (2001:12), hal serupa juga dinyatakan oleh Indriani & Hendiarti (2009:97) menyatakan bahwa daya tarik iklan dapat meningkatkan efektivitas

iklan. Meskipun beberapa penelitian

menyatakan daya tarik iklan berpengaruh terhadap efektivitas iklan, akan tetapi West et al (2008:36) menyatakan bahwa iklan bisa sangat aman dan efektif tanpa adanya daya tarik.

Beberapa penelitian terdahulu pernah

mengupas hubungan antara daya tarik iklan

berpengaruh secara positif terhadap

efektivitas iklan dan sikap terhadap merek (Shapiro & Krishnan (2001:12), hal serupa juga dinyatakan oleh Indriani & Hendiarti (2009:97) menyatakan bahwa daya tarik iklan dapat meningkatkan efektivitas iklan.

Meskipun beberapa penelitian menyatakan daya tarik iklan berpengaruh terhadap efektivitas iklan, akan tetapi West et al (2008:36) menyatakan bahwa iklan bisa sangat aman dan efektif tanpa adanya daya tarik.

Dari penelitian terdahulu mengatakan bahwa endorser berpengaruh secara positif terhadap efektivitas iklan Setiawan & Dirgantara (2011:22) dan menurut Ohanian & Roobina (1990:49) menyatakan bahwa endorser (bintang iklan) dapat digunakan sebagai acuan masyarakat untuk membeli produk-produk tertentu. Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa endorser dalam sebuah iklan akan dapat meningkatkan penerimaan pesan, akan tetapi penggunaan endorser yang tidak sesuai dengan iklan akan menurunkan tingkat penerimaan pesan

dan akan membawa dampak negatif

terhadap produk (Hunt, 1993:6)

Penelitian (Sufa & Munas, 2012:5)

menunjukkan bahwa frekuensi iklan

berpengaruh secara positif terhadap

efektivitas iklan ,dan iklan akan lebih efektif jika penayanganya pada waktu yang tepat sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa pengulangan pesan iklan cukup berpengaruh dalam menarik perhatian, menimbulkan rasa

tertarik, keinginan dan mendorong

konsumen untuk melakukan tindakan

pembelian (Edris, 2008:10). Akan tetapi dalam penelitian Prasad & Asa (2013:4) menyatakan bahwa penayangan iklan yang berlebihan juga menimbulkan efek yang merugikan, iklan yang memiliki frekuensi

(4)

penayangan yang sering akan menimbulkan kebosanan.

Di era yang serba cepat ini sebagian besar

orang memilih untuk mengkonsumsi

makanan instan, yang dianggap lebih mudah diperoleh dan lebih praktis. Situasi ini

mendorong berbagai perusahaan yang

bergerak dalam bidang makanan instan untuk berinovasi menciptakan produk yang berkualitas untuk dapat menarik konsumen. Di indonesia banyak produk makanan instan salah satunya adalah produk mie instan. Mie instan adalah salah satu jenis makanan instan yang sangat cepat perkembanganya, di Indonesia ada banyak merek mie instan yang bersaing dalam pasar makanan instan ini. Salah satunya adalah merek Mie Sedaap yang diproduksi oleh PT. Wingsfood, sebuah perusahaan yang sudah lama bergelut dalam bidang makanan di Indonesia. Di pasar mie instan indonesia, Mie Sedaap

merupakan merek yang cukup

diperhitungkan, terbukti semenjak di

luncurkan pada tahun 2003 hingga sekarang. Mie Sedaap mampu menjadi pesaing utama Indomie yang lebih dulu meguasai pasar mie instan Indonesia.

Merek Indomie telah melekat di benak konsumen dan menjadi Top Of Mind merek mie instan di Indonesia. Akan tetapi hal tersebut tidak menurunkan optimisme Mie Sedaap untuk meraih pangsa pasar mie instan yang banyak dikuasai oleh Indomie. Sejak peluncuran awal Mie Sedaap hingga sekarang, produk merek Mie Sedaap mampu mengurangi dominasi merek mie instan

penghargaan Top Brand Index, Mie Sedaap mampu menduduki peringkat kedua.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Swa (di kota Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Semarang) tahun 2014, pada tabel 1.4 menunjukkan bahwa merek Mie Sedaap memperoleh penilaian Top of mind (TOM) advertising sebesar 17,5 dan TOM brand sebesar 16,6 Angka ini menunjukkan adanya masalah efektivitas dalam periklanan yang dilakukan Mie Sedaap, karena ternyata banyak orang yang lebih ingat iklannya dari pada ingat mereknya, sedangkan tujuan beriklan adalah agar khalayak lebih mengenal dan mengingat mereknya.

Top Of Mind, adalah nama suatu merek atau brand yang disebutkan pertama kali oleh seseorang, berada pada posisi yang istimewa. Dalam pengertian sederhana, merek tersebut menjadi pimpinan dalam benak konsumen tersebut dibandingkan nama merek-merek lain Aaker (dalam Rosandini 2012:37).

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya

tarik iklan, endorser dan frekuensi

penayangan iklan berpengaruh secara

simultan terhadap efektivitas iklan Mie Sedaap.

Berdasarkan uraian di atas dapat disusun hipotesis dan model penelitian sebagai berikut :

H1 : Ada pengaruh daya tarik iklan terhadap efektivitas iklan mie Sedaap

H2 :Ada pengaruh endorser terhadap efektivitas iklan mie Sedaap

(5)

H3 :Ada pengaruh frekuensi Penanyangan iklan terhadap efektivitas iklan mie Sedaap H4 :Ada pengaruh daya tarik iklan, endorser dan frekuensi penanyangan iklan terhadap efektivitas iklan mie Sedaap

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pikir teoritis yang dikembangkan dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 .

2. Landasan Teori

Judul bab yang lebih dari satu baris sebaiknya dituliskan menggunakan rata kiri 2.1 Sub-Bab

Sub bab ditulis tebal (bold) dengan huruf kapital setiap awal kata (capitalize each word). Judul Sub-bab ini ditulis rata kiri. 2.1.1 Sub-Bab

Sebaiknya hindari adanya sub-sub-sub bab.

3. Metodologi Penelitian

Rumus/ formula tidak perlu diberi nomor urut. Format penulisan rumus adalah parenthesis Berikut contoh penulisan rumus.

Sertakan keterangan untuk setiap simbol rumus. Y = C + I + G + (X - M) Keterangan : Y = Pendapatan Nasional C = konsumsi masyarakat I = investasi G = pengeluaran pemerintah X = ekspor M = impor

4. Hasil dan Pembahasan

Teorema 1. Penulisan teorema, contoh,

preposisi, catatan, gambar, dan tabel harus ditulis berurutan berdasarkan mana yang lebih dahulu dituliskan dalam artikel.

Tabel 1. Tabel atau gambar yang besar sebaiknya ditampilkan secara jelas

No Item 1 Item 2 Item 3

1-1 1-2 2-1 2-2 3-1 3-2

1 A B C D E F

2 G H I J K L

Sumber: data yang diolah (2013)

Setiap gambar diberi judul gambar tepat di bawah gambar dan diletakkan center (di

(6)

tengah teks). Sementara judul tabel dituliskan tepat di atas tabel. Judul gambar dan tabel dituliskan dalam format lower case kecuali huruf pertama pada kata pertama judul. Setiap tabel dan gambar diberi keterangan sumber. Berikut contoh

Gambar 1. Model Penelitian

5. Simpulan

Referensi ditulis penulis pertamanya saja diikuti dengan et al. jika lebih dari satu penulis, sebagai contoh Fairfield et al. (2003) atau (Fairfield et al, 2003). Daftar sebaiknya ditulis berdasarkan urutan abjad dari nama penulis, lalu tahun publikasi. Cara penulisannya adalah sebagai berikut: nama penulis – tahun publikasi – judul artikel – nama jurnal/ nama proceeding/ judul buku ditulis italic dan setiap kata pertama ditulis kapital – volume jurnal – ISSN/ISBN – penerbit – kota – halaman jurnal atau halaman buku yang disadur. Disarankan untuk menghindari penggunaan referensi dari website yang keberadaannya tidak dikenal. Jika menggunakan referensi website sertakan juga tanggal diunduhnya.

6. Saran

Saran dituliskan secara komprehensif

dengan bahasa yang mengalir dan mencakup saran teoritis dan saran implikasi praktis.

Acknowledgement

Paragraph ini adalah paragraph optional (bisa ada jika diperlukan atau dihilangkan sesuai kebutuhan) yang berisi pengakuan penghargaan terhadap individu, lembaga,

atau pihak-pihak yang berkontribusi

terhadap penelitian ini.

REFERENSI < Contoh >

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Hui, C., Wong, A., & Tjosvold, D. 2007. Turnover Intention and Performance in China: The Role of Positive

Affectivity, Chinese Values,

Perceived Organizational Support

and Constructive Controversy.

Journal of Occupational and

Organizational Psychology, Vol. 80,

pp: 735-751

Jones, G. R. 2001. Organizational Theory

Text and Cases 3rd. New Jersey: Prentice-Hall, Inc

Scott, S. G., & Bruce, R. A. 1994.

Determinants of Innovative

(7)

Innovation in the Workplace.

Academy of Management Journal,

(8)

Gambar

Tabel  1.  Tabel  atau  gambar  yang  besar  sebaiknya ditampilkan secara jelas

Referensi

Dokumen terkait

Kepada teman-teman Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya yang mendukung saya khususnya untuk Trinanda, Junike, Claudya, dan Sanggar, yang telah banyak membantu

Dimana teknologi yang digunakan dan software pembuatan website sudah bermacammacam jenisnya, salah satunya yaitu Macromedia Flash MX Website ini memuat informasi sederhana

Grab juga tidak menggunakan argo ( fixed price ), artinya estimasi yang diberikan diawal adalah harga yang nantinya harus dibayarkan tidak. peduli hujan deras ataupun jalan

Algoritma Boyer Moore dan Algoritma Brute Force merupakan bagian dari algoritma String Matching yang memiliki cara kerja berbeda, sehingga jika diterapkan dalam pencarian

1) Langkah pertama adalah merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini guru harus mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin

[r]

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur Bengkulu. Pasal

97 the students have difficulties to speak in English class caused both by some psychological factors like fear of making mistakes, lack of confidence and some