• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan dengan Motion Detection pada Kamera Video Menggunakan AForge.NET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan dengan Motion Detection pada Kamera Video Menggunakan AForge.NET"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Motion Detection merupakan teknologi yang memungkinkan untuk meningkatkan keamanan. sistem pendeteksi gerakan adalah suatu program yang dirancang untuk memberikan informasi setiap terjadi gerakan yang terdeteksi pada hasil analisa dari sebuah video. Pemrograman yang dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman C# dan pustaka kerangka kerja AForge .NET pada Microsoft Visual Studio 2010. Kerangka kerja AForge .NET ini digunakan karena dirancang khusus untuk memberikan filter pemrosesan gambar pada bahasa pemrograman C#. Penelitian dimulai dengan membuat program pendeteksi gerakan. Setelah program dibuat, percobaan dilakukan terhadap aplikasi agar mendapatkan hasil yang optimal. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil pengamatan manual dan hasil deteksi sistem. Hasil pengujian menunjukkan sistem mendeteksi dengan tingkat akurasi yang sangat baik, yaitu 98.1%. Sistem juga dapat mendeteksi perubahan gerakan terhadap batasan region area yang diinginkan untuk memusatkan deteksi pada area tertentu.

Kata Kunci— Motion Detektion, AForge .NET Framework, Pemrograman C#.

I. PENDAHULUAN

ADA saat ini keamanan adalah salah satu hal yang sangat penting. Dengan kemajuan teknologi dalam bidang keamanan sekarang ini, pengamatan suatu objek menjadi lebih praktis. Untuk mengamati suatu objek tidak perlu dilakukan pengamatan secara langsung dan terus menerus. Cukup meletakkan suatu kamera yang mengarah pada objek yang diinginkan dan objek tersebut dapat diamati pada layar monitor. Permasalahan yang timbul selama ini kamera hanya dapat menangkap suatu objek tetapi tidak dapat memberikan informasi tentang pergerakan objek tersebut. Hal ini sangat berguna jika diaplikasikan ke dalam sistem pendeteksi gerakan dengan motion detection. Ketika ada objek yang bergerak, maka secara otomatis aplikasi akan memberikan informasi objek asing yang terdeteksi tersebut.

Sistem motion detection merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menganalisis gerakan pada video pengawas untuk memudahkan pendeteksian gerakan dari suatu kejadian penting. Sistem motion detection yang akan dibangun harus dapat mengidentifikasi adanya perubahan dari kondisi awal yang sudah didefinisikan. Hal ini sangat penting, karena apabila terjadi perubahan, maka aplikasi harus bisa mengkonfirmasikan atau memberi informasi perubahan tersebut melalui informasi

deteksi. Dengan demikian dapat diketahui jika ada objek yang bergerak. Hasil dari informasi pendeteksian gambar atau objek bergerak tersebut dapat digunakan sebagai media konkrit untuk melihat adanya perubahan.

Pemrograman dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman C# dan pustaka kerangka kerja AForge .NET pada Microsoft Visual Studio 2010. AForge .NET adalah sebuah kerangka kerja yang dirancang khusus untuk memberikan filter pemrosesan gambar pada bahasa pemrograman C#. Penelitian dimulai dengan membuat program pendeteksi gerakan. Setelah program dibuat, percobaan dilakukan terhadap aplikasi agar mendapatkan hasil yang optimal.

Hasil yang diharapkan semoga dengan adanya sistem ini nantinya dapat memberikan manfaat untuk memudahkan pendeteksian gerakan dari suatu kejadian penting pada video pengawas untuk meningkatkan sistem keamanan menjadi lebih baik.

II. TINJAUANPUSTAKA A. Motion Detection

Motion Detection adalah proses mendeteksi perubahan posisi dari suatu objek relatif terhadap sekitarnya atau perubahan lingkungan relatif terhadap suatu objek. Motion detection dapat dicapai dengan metode mekanik dan elektronik [1].

Motion detection melakukan pendekatan dengan membandingkan frame pada saat ini dengan frame sebelumnya. Mula-mula kamera video akan menangkap gambar dari ruangan yang sedang dipantau. Kemudian membandingkan warna yang terdapat pada frame saat ini dengan frame sebelumnya. Apabila terdapat perbedaan warna, maka objek tersebut terdeteksi sebagai gerakan.

B. Metode Deteksi Gerakan

Pendekatan yang dilakukan adalah memisahkan gambar antara area background dengan area foreground pada area gerak untuk melacak adanya pergerakan. Pengurangan gambar yang popular adalah satu teknik dalam pengolahan gambar dan visi computer. Pada dasarnya dalam melakukan pengurangan gambar digunakan Persamaan 1.

∆𝐼(𝑖, 𝑗) = 𝐼𝐶𝑢𝑟𝑟(𝑖, 𝑗) − 𝐼𝑃𝑟𝑒𝑣(𝑖, 𝑗) (1)

Implementasi Sistem Pendeteksi Gerakan

dengan Motion Detection pada Kamera Video

Menggunakan AForge.NET

Muhammad Redha, Dwi Sunaryono, dan Ridho R. Hariadi

Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: dwi@its-sby.edu

(2)

∆𝐼(𝑖, 𝑗) : intensitas gambar yang berbeda dari dua frame berturut-turut

𝐼𝐶𝑢𝑟𝑟(𝑖, 𝑗) : intensitasgambar untuk saat sekarang 𝐼𝑃𝑟𝑒𝑣(𝑖, 𝑗) : intensitas masing-masing frame sebelumnya Ada beberapa langkah untuk menerapkan metode pengurangan gambar. Langkah pertama adalah murni membandingkan gambar pixel dari dua frame. Jika ada perbedaan nilai antara dua frame secara konsekuen, maka bisa disimpulkan ada gerakan. Perbedaan antara kedua frame mewakili sebagai bagian yang bergerak. Hasil yang ditampilkan terdiri dari kombinasi daerah yang bergerak (yang dapat digambarkan sebagai warna merah) dan latar belakang. Misalnya, gambar pixel dialokasikan pada frame saat sekarang dan frame sebelumnya, dapat dilihat dalam Gambar 1. Misalnya gambar memiliki ukuran 7x7 dan perbedaan antara frame sebelumnya dan frame sekarang adalah benda berbentuk lingkaran.

Langkah selanjutnya adalah dengan memperkenalkan threshold (batas ambang), threshold ditentukan sehingga intensitas perbedaan gambar ∆𝐼(𝑖, 𝑗) tidak akan secara otomatis menjadi objek bergerak kecuali perbedaan tersebut lebih besar daripada threshold. Dalam teknik ini, frame yang akan dipindai dua kali, pertama dari kiri ke kanan baris per baris kedua dari atas ke bawah, kolom per kolom.

Misalnya, pixel dari kedua frame akan dipindai (1,1) ke (1,7); (2,1) ke (2,7); (3,1) ke (3,7); (4,1) ke (4,7); (5,1) ke (5,7); (6,1) ke (6,7); (7,1) ke (7,7). Ketika setiap baris dipindai maka akan ada dua kondisi yang membuat suatu pixel memiliki batas dari objek. Pertama, perbedaan antara dua pixel yang sesuai (lokasi (i,j) sama) dari dua frame lebih besar daripada threshold. Contoh jika A ([𝐼𝐶𝑢𝑟𝑟(4,4) − 𝐼𝑃𝑟𝑒𝑣(4,4)] > threshold) maka akan ditentukan Hitam ataukah Merah. Kondisi kedua adalah ketika status dua pixel yang berdekatan dapat dibedakan. Pixel yang akan dianggap sebagai gerakan jika memenuhi kedua kondisi. Untuk contoh: pada Gambar 2 terdapat tujuh pixel pada baris kedua dengan hasil (2,1) adalah hitam, (2,2) adalah hitam, (2,3) adalah merah, (2,4) adalah merah, (2,5) adalah hitam, (2,6) adalah hitam dan (2,7) adalah hitam. Dua pixel (2,3) dan (2,4) akan dipertimbangkan sebagai gerakan karena memenuhi kondisi yang kedua.

Gambar 1 Pixel Frame dan Objek Bergerak

Gambar 2 Motion Detection C. AForge Framework

AForge Framework merupakan kerangka kerja open source C# yang dirancang bagi para pengembang dan peneliti di bidang computer vision dan artificial intelligence yang meliputi pengolahan citra, jaringan saraf tiruan, algoritma genetika, logika fuzzy, machine learning dan robotika.

Kerangka kerja ini terdiri dari beberapa library dan contoh aplikasi yang ditunjukkan oleh fitur-fitur sebagai berikut:

1. Aforge.Imaging, library dengan image processing dan filtering, untuk mem-filter gambar yang akan diproses. 2. Aforge.Vision, computer vision library, library untuk

proses motion detection yang sederhana, membedakan nilai threshold dan perhitungan perbedaan piksel. 3. Aforge.Neuro, neural network computation library,

untuk membuat arsitekture neural network (jaringan saraf tiruan).

4. Aforge.Genetic, evolution programing library, untuk ilmu komputasi.

5. Afore.MachineLearning, machine learning library, mesin pembelajaran.

6. Aforge.Robotics, library providing support of some robotics kits, memanipulasi perbedaan Lego Mindsrtom peralatan robotic, mendukung peralatan Lego Mindstrom RCX dan Lego Mindstrom NXT.

7. Aforge.Video, set of libraries for video processing, untuk video yang terintegrasi dengan Windows [2].

Pada penelitian ini, untuk proses pengolahan video menggunakan library AForge.Video. Pengolahan video digunakan untuk mendeteksi driver kamera dan menampilkan gambar di videoSourcePlayer sehingga dapat digunakan untuk proses pengolahan citra. Dan untuk proses pengolahan citra menggunakan library AForge.Imaging dan library AForge.Vision, library AForge.Vision memiliki berbagai macan class dan class yang dibutuhkan untuk deteksi gerakan adalah class MotionDetector [3].

D. Computer Vision

Computer vision merupakan proses otomatis yang mengintegrasikan sejumlah besar proses untuk persepsi visual, seperti akuisisi citra, pengolahan citra, pengenalan dan pengambilan keputusan pada data yang berdimensi tinggi dari dunia nyata untuk menghasilkan informasi numerik maupun simbolis. Computer vision sering didefinisikan sebagai salah

1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 5,6 5,7 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 6,6 6,7 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 4,7 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 5,6 5,7 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 6,6 6,7 7,1 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7

(3)

satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali obyek yang diamati atau diobeservasi. Computer vision merupakan kombinasi antara Image Processing dan Pattern Recognition.

Computer vision mencoba meniru cara kerja sistem visual manusia yang sangat kompleks. Sebuah komputer yang menyerupai kemampuan manusia dalam menangkap sinyal visual dilakukan dalam empat tahapan proses dasar yaitu, proses penagkapan citra atau gambar (image acquisition), proses pengolahan citra (image processing), analisa data citra (image analysis) dan proses pemahaman data citra (image understanding) [4].

III. ANALISISDANPERANCANGAN E. Analisis Permasalahan

Pada saat ini keamanan adalah salah satu hal yang sangat penting. Dengan kemajuan teknologi dalam bidang keamanan sekarang ini, pengamatan suatu objek menjadi lebih praktis. Salah satu sistem keamanan pemantauan objek yang tersedia saat ini adalah sistem keamanan kemera pengawas atau lebih dikenal dengan sebutan Closed Circuit Television (CCTV). CCTV adalah sebuah kamera video digital yang difungsikan mengontrol semua kegiatan secara visual (audio visual) pada area tertentu yang secara lansung dapat mengawasi, mengamati serta merekam kejadian di suatu ruangan atau area tertentu dan mengirimkan sinyal video pada ruang tersebut yang kemudian akan diteruskan ke sebuah layar monitor.

Permasalahan yang timbul selama ini kamera hanya dapat menangkap suatu objek tetapi tidak dapat memberikan informasi tentang pergerakan objek tersebut. Begitu juga pada kebanyakan system keamanan CCTV. Hal ini sangat berguna jika diaplikasikan ke dalam sistem pendeteksi gerakan dengan motion detection. Ketika ada objek yang bergerak, maka secara otomatis aplikasi akan memberikan informasi objek asing yang terdeteksi tersebut. Ini akan memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menganalisis lebih lanjut video dari rekaman kamera keamanan.

F. Analisis Sistem

Sistem yang dibangun pada penelitian ini merupakan perangkat lunak pendeteksi gerakan berbasis desktop yang dapat dioperasikan di sistem operasi Windows. Sistem pendeteksi gerakan dapat dijalankan dalam dua mode pendeteksian. Yaitu, deteksi dari file video rekaman dan dateksi langsung dari perangkat kamera yang tersambung ke sistem secara realtime. Sistem akan memberikan Informasi hasil deteksi gerakan yang berupa record dari pergerakan sebuah objek dalam bentuk rentang waktu terjadinya pergerakan mulai dari awal bergerak sampai berhenti. Setiap pergerakan yang terdeteksi akan di tampilkan hasil record.

Selain untuk menganalisis gerakan objek secara keseluruhan video, sistem pendeteksi gerakan ini juga dapat mendeteksi region area yaitu mendeteksi hanya sebagian wilayah pada video yang telah diberi batasan. Pergerakan yang terjadi selain dalam batas area yang telah ditentukan tersebut tidak akan terhitung sebagai gerakan.

Fungsionalitas sistem pendeteksi gerakan adalah sebagai berikut:

1. Dapat mendeteksi pergerakan dari file video. 2. Dapat mendeteksi pergerakan secara realtime.

3. Dapat memberikan informasi waktu lamanya pergerakan.

4. Dapat mendeteksi pergerakan pada sebagian area yang ditentukan.

G. Perancangan Sistem

Sistem ini tergambar seperti pada Gambar 3 mengenai arsitektur sistem. Sistem pendeteksi gerakan melakukan pendeteksian terhadap gerakan yang terjadi dengan memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai data untuk menjadi sumber analisis terhadap sistem keamanan atau bahan evaluasi untuk meningkatkan sistem keamanan yang ada. Sistem ini memiliki dua sumber pendeteksian. Yaitu, deteksi dari file video rekaman dan dateksi langsung dari perangkat kamera yang tersambung ke sistem secara realtime.

Berkas video yang dimuat ke sistem akan dibaca oleh sistem yang kemudian akan dideteksi objek bergerak yang terdapat pada video, hasil deteksi tersebut yang akan ditampilkan di sistem pendeteksi gerakan. Deteksi dari perangkat kamera memerlukan perangkat tambahan berupa kamera video yang dapat disambungkan ke sistem pendeteksi gerakan. Sistem akan membaca perangkat kamera yang memantau sebuah ruang dan mendeteksi gerakan yang terjadi pada ruang tersebut.

H. Perancangan Proses

Proses-proses yang dibangun pada sistem pendeteksi gerakan ini adalah proses memuat berkas video ke sistem sebagai masukan sumber deteksi, proses memuat perangkat kamera sebagai pilihan masukan yang lain, proses mendeteksi gerakan yang terdiri dari mendeteksi pergerakan dari file video dan mendeteksi pergerakan dari perangkat kamera, proses membuat batasan wilayah deteksi mulai dari menentukan wilayah deteksi dengan gambar persegi hingga menghapus persegi dan proses menampilkan informasi hasil deteksi.

(4)

IV. IMPLEMENTASI

Pada tahap ini dilakukan pembangunan sistem bernama pendeteksi gerakan. Sistem pendeteksi gerakan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman C# dan kerangka kerja AForge.NET. C# digunakan untuk membangun aplikasi secara keseluruhan seperti tampilan antar muka pengguna dan program fungsional aplikasi. Sedangkan kerangka kerja AForge .NET digunakan untuk menjalankan algoritme motion detection dan algoritme motion processing. Sistem yang dibangun berbasis desktop menggunakan IDE Microsoft Visual Studio.

Antarmuka yang dibangun pada sistem pendeteksi gerakan yaitu antarmuka jendela utama dan antarmuka jendela region area. Jendela utama yang terdiri dari layar video untuk memutar file video atau gambar tangkapan dari perangkat kamera, kumpulan menu yang dapat diakses langsung dan kotak daftar untuk menampilkan informasi hasil deteksi dan jendela region area yang terdiri dari layar tempat menggambarkan area yang dipilih, menu untuk menggambar dan menghapus pembatas wilayah deteksi. Implementasi antarmuka sistem ini bisa dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.

Gambar 4 Antarmuka Jendela Utama

Gambar 5 Antarmuka Jendela Region Area

Table 1 Perumusan Precision dan Recall

Nilai Sebenarnya TRUE FALSE Nilai Prediksi TRUE TP (True Positive) FP (False Positive) FALSE FN (False Negative) TN (True Negative) V. PENGUJIAN

Hasil pengujian yang didapat ditentukan dari perhitungan precision dan recall. Precision merupakan kemampuan sistem untuk tidak mendeteksi gerakan yang tidak relevan. Sedangkan recall berhubungan dengan kemampuan sistem untuk mendeteksi pergerakan yang relevan. Secara umum perumusan precision dan recall seperti pada Tabel 1.

𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛 = 𝑇𝑃 𝑇𝑃 + 𝐹𝑃 𝑟𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙 = 𝑇𝑃

𝑇𝑃 + 𝐹𝑁

Maka rumus untuk menghitung precision dan recall adalah sebagai berikut.

𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛 = 𝑗𝑚𝑙 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑎

𝑗𝑚𝑙 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚× 100%

𝑟𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙 = 𝑗𝑚𝑙 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑎

𝑗𝑚𝑙 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎× 100%

Hasil uji coba untuk perhitungan precision dan recall deteksi gerakan pada sistem terdapat pada Tabel 2. Uji coba menunjukkan hasil perhitungan didapat untuk precision adalah 98.1% dan recall adalah 100%. Dengan demikian dapat dihitung akurasi deteksi sebagai berikut.

𝑎𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑇𝑃 + 𝑇𝑁 𝑇𝑃 + 𝑇𝑁 + 𝐹𝑃 + 𝐹𝑁 = 208 + 0

208 + 0 + 4 + 0= 98.1%

Hasil perhitungan menunjukkan sistem mendeteksi gerakan dengan tingkat akurasi 98.1%.

Table 2 Hasil Uji Coba Perhitungan Precision dan Recall

1 2 3 4 5 6 7 Filecoba.avi 00:59 4 4 4 100% 100% Curanmor.avi 03:01 11 10 10 90.9% 100% FILE0003.avi 30:59 62 61 61 98.4% 100% FILE0005.avi 33:53 50 50 50 100% 100% FILE0006.avi 30:00 85 83 83 97.6% 100% Rata-rata 212 208 208 98.1% 100%

(5)

Keterangan:

1 = Nama file video 2 = Durasi video

3 = Jumlah deteksi sistem 4 = Jumlah deteksi seharusnya 5 = Hasil deteksi sama 6 = Precision

7 = Recall

VI. KESIMPULAN

Sistem pendeteksi gerakan dapat menganalisis berkas video untuk mendeteksi dan menentukan objek yang bergerak dan kemudian menampilkan informasi hasil deteksi yang dapat digunakan sebagai evaluasi untuk meningkatkan keamanan. Informasi deteksi ditampilkan berdasarkan rentang waktu terjadinya gerakan. Sistem pendeteksi gerakan dapat menganalisis pengecualian perubahan gerakan kecil yang terjadi secara alami dengan nilai ambang batas atau threshold 0.015 yang ditentukan. Hasil pengujian menunjukkan sistem mendeteksi video dengan precision 98.1% dan recall 100%. Sistem pendeteksi gerakan juga dapat menentukan batasan deteksi gerakan pada sebagian wilayah saja.

UCAPANTERIMAKASIH

Penulis M.R. mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, kedua orang tua, saudara, seluruh dosen di Jurusan Teknik Informatika, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, kerabat dekat, serta berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.

DAFTARPUSTAKA

[1] Spacek, L.A., Edge detection and motion detection. Image and vision computing, 1986. 4(1): p. 43-56.

[2] Aforgenet, "AForge Framework", 2012. Tersedia di: http://www.aforgenet.com/aforge/framework. [Dikutip 25 Frebuari 2014].

[3] Purwantara, R.M., R.Y. Hakkun, and Setiawardana, "Capture Image Dengan Penanda Jari", 2011. Politeknik Elektronika Negri Surabaya.

[4] Sonka, M., V. Hlavac, and R. Boyle, "Image processing, analysis, and machine vision", 4th ed, 2014. Cengage Learning.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa untuk melaksanakan pasal 2 ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2009 Tentang Biaya Proses dan Penyelesaian Perkara dan Pengelolaannya pada Mahkamah Agung

Maulana (2006) dalam penelitiannya yang berjudul: Analisis tingkat suku bunga kredit dan jangka waktu pemberian kredit terhadap jumlah pemberian kredit dimana

Nilai tersebut menunjukan bahwa 0,0904 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

Metode analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah melakukan analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan

(Odds Ratio) = 144,000 yang artinya ibu gravida trimester III di Puskesmas Bengkuring Samarinda yang memiliki pengetahuan baik tentang tanda ge- jala persalinan

Pola makan berdasarkan jumlah menggunakan acuan Angka Kecukupan Gizi (AKG). Setiap orang sebaiknya menggunakan AKG sebagai acuan tentang seberapa banyak makanan yang harus

Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Metode Problem Solving dalam Meningkatkan Prestasi belajar

 Sarana : ruang tunggu, ruang pendaftaran/ ruang administrasi dan penyimpanan rekam medis, ruang pemeriksaan, ruang tindakan individu, ruang pertemuan staf/ruang ganti