LAPORAN KEGIATAN
PENDAMPINGAN DALAM PENYUSUNAN ROADMAP PENGUATAN
SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) KABUPATEN SERANG Nomor Kontrak : 075/801.a/PKS-Bappeda/2017 174/PKS/PB/BPPT/X/2017
PUSAT PELAYANAN TEKNOLOGI
BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
GD. 2 LANTAI 8, JL. M.H. THAMRIN NO. 8 JAKARTA 10340
Telp : (021) 316 9276, Fax : (021) 31923518
Email : sekr-pusyantek@bppt.go.id
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang i
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah‐Nya, sehingga telah dapat menyelesaikan penyusunan dokumen “Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Serang tahun 2017‐2022 dengan baik tepat pada waktunya.
Penyusunan Dokumen Roadmap Penguatan SIDa ini sebagai tindaklanjut adanya Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah serta sebagai tindaklanjut Perjanjian Kerjasama antara Bapeda Kabupaten Serang dengan Pusat Pelayanan Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian penyusunan dokumen Roadmap Penguatan SIDa ini. . Akhir kata semoga dokumen Roadmap ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Tim Penyusun
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang ii KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I ‐ 1 1.2. Dasar legal I ‐ 3 1.3. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Serang dengan Roadmap PSIDa I ‐ 3 1.4. Sistematika Roadmap I ‐ 4 1.5. Keterkaitan Riadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah Dengan I – 5 II. KONDISI SIDA SAAT INI 2.1. Aspek ageografis dan Demografi II ‐ 1 2.2. Aspek Kesejakteraan masyarakat II ‐ 7 2.3. Aspek Pelayanan Umum II – 13 2.4. Aspek Daya Saing II ‐ 16 2.5 Kondisi Sistem Inovasi daerah Kabupaten Serang II ‐ 21 III. TANTANGAN DAN PELUANG 3.1. Tantangan III ‐ 4 3.2. Peluang III ‐ 6
IV. KONDISI SIDA YANG AKAN DICAPAI IV ‐ 1
V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 5.1. Strategi Penguatan Sistem Inovasi di Kabupaten Serang. V ‐ 1 5.2. Arah Kebijakan Penguatan Sistem Inovasi di Kabupaten Serang V ‐ 3 VI. INDIKATOR DAN PROGRAM 6.1. Fokus Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang VI ‐ 1 6.2. Program Prioritas Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang VI ‐ 3
VII PROGRAM DAN RENCANA AKSI VII ‐ 1
Tabel 2.1 Luas Kawasan Hutan Lindung Menurut Lokasi Di Kabupaten Serang Tahun 2014 II - 4 Tabel 2.2 Keadaan Kependudukan Di Kabupaten Serang Tahun 2010-2014 II - 6 Tabel 2.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Serang Tahun 2010-2014 II - 7 Tabel 2.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Atas Dasar Harga II - 9 Berlaku Tahun 2010-2014 (Miliyar Rupiah)
Tabel 2.5 Indikator dan Indeks Pendidikan Kabupaten Serang Tahun 2010-2014 II - 12 Tabel 2.6 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata Dengan Sasaran
Meningkatnya Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Serang Tahun 2010-2015 II - 14 Tabel 2.7 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata dengan sasaran II - 14 Terbangunya Kawasan Strategis Pariwisata Di Kabupaten Serang
Tahun 2010-2015
Tabel 2.8 Kondisi SIDa Kabupaten Serang Saat ini II – 26 Tabel 4.1 Kondisi SIDa Yang Akan Dicapai Kabupaten Serang IV - 1 Tabel 5.1 Strategi dan Arah Kebijakan Penguatan Sistem Inovasi Daerah V - 7 Kabupaten Serang
Tabel 6.1 Indikator Dan Program Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang VI - 7 Tabel 7.1 Rencana Aksi Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang 2017 – 2021 VII-2
dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah
Gambar 2.1 Wilayah Administratif Kabupaten Serang II - 1 Gambar 2.2 Peta Pola Ruang Wilayah Kabupaten Serang II - 3
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang I‐1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangKesejahteraan yang semakin tinggi dan adil bagi masyarakat merupakan cita‐ cita semua pihak. Setiap pengelola pemerintahan daerah pada dasarnya selalu menetapkan kesejahteraan sebagai tujuan akhir dari perwujudan pembangunan. Perjalanan sejarah pembangunan menunjukkan bahwa walaupun banyak keserupaan yang dijumpai dalam upaya mewujudkan cita‐cita tersebut, namun setiap daerah dihadapkan kepada kekhasan tantangan dan faktor multidimensional.
Otonomi daerah sebagai bagian dari proses reformasi di Indonesia diharapkan dapat memperbaiki dan mempercepat proses pencapaian tersebut. Disadari pula bahwa kesejahteraan akan sangat ditentukan oleh daya saing dan kohesi sosial daerah itu sendiri. Kecenderungan perkembangan juga meningkatkan pemahaman bahwa daya saing dan kohesi sosial tak sekedar dipengaruhi oleh sumber daya alam setempat, melainkan faktor “upaya/buatan” (fikir dan ikhtiar), terutama ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan, dimanfaatkan dan disebarluaskan yang mendorong berkembangnya inovasi dan difusinya secara terus menerus. Oleh karena itu, daya saing dan kohesi sosial suatu daerah semakin ditentukan oleh sistem inovasi daerah dalam upaya mengembangkan potensi spesifik daerahnya.
Sistem inovasi merupakan salah satu pendekatan pembangunan ekonomi dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berupaya memberikan nilai tambah (added value). Sistem inovasi tidak hanya berfokus pada aspek penciptaan teknologi (technology pull) atau kebutuhan teknologi (technology push) semata. Sistem inovasi merupakan pendekatan sistemik yang menekankan pada keterkaitan (integrasi) antara pelaku inovasi. Taufik (2005) mendekripsikan sistem inovasi sebagai kesatuan dari sehimpunan aktor, kelembagaan, hubungan, jaringan, interaksi, dan proses produktif, yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan difusi inovasi.
Arah penguatan sistem inovasi adalah mendukung pembangunan Indonesia yang progresif dan berkualitas, inklusif dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, maka tujuan pokok penguatan sistem inovasi adalah :
1. Meningkatkan kemampuan Bangsa dan Negara dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyat (basic needs) dan melindungi kepentingan masyarakat (public interest).
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang I‐2 2. Mendukung percepatan peningkatan daya saing (competitiveness) dan penguatan
kohesi sosial (social cohesion).
3. Mendukung kemandirian Bangsa dan menjaga kedaulatan NKRI (sovereignity). Dalam kaitan ini, penguatan sistem inovasi akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan, baik pada tingkat nasional maupun daerah. Penguatan sistem inovasi daerah diwujudkan untuk menunjang penguatan sistem inovasi nasional.
Penguatan sistem inovasi daerah merupakan wahana dalam memperkuat pilar‐pilar penumbuhkembangan kreativitas dan inovasi di daerah yang menjadi bagian integral penguatan sistem inovasi nasional. Sesuai amanat Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dijelaskan bahwa pemberian otonomi yang seluas‐luasnya kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peranserta masyarakat yang pada gilirannya diharapkan mampu meningkatkan daya saing. Dengan demikian, penguatan sistem inovasi daerah menjadi bagian penting dalam percepatan pembangunan daerah.
Kabupaten Serang sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Banten, memerlukan proses percepatan pembangunan ekonomi, agar dapat membangun kesejahteraan masyarakatnya serta tidak tertinggal dari daerah lainnya. Menyadari hal tersebut, dalam melaksanakan pembangunan daerah 2016‐2021, pendekatan yang dilakukan oleh Kabupaten Serang adalah dengan melaksanakan Penguatan Sistem Inovasi Daerah (PSIDa).
Sistem Inovasi Daerah merupakan suatu bentuk cara pandang/pendekatan pembangunan daerah yang dilakukan secara sistematis, inovatif, holistik, berkelanjutan, dengan lebih menekankan kerja kolaboratif antar stakeholders pembangunan daerah. Sistem Inovasi Daerah juga dapat dikatakan sebagai suatu kesatuan dari sehimpunan pelaku pembangunan, kelembagaan (termasuk kebijakan), hubungan interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusi inovasi, termasuk teknologi, dan praktek baik/terbaik serta proses pembelajarannya di Kabupaten Serang. Sistem Inovasi Daerah di Kabupaten Serang akan sangat dipengaruhi oleh dinamika interaksi dengan dunia luar, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam rangka melaksanakan Penguatan Sistem Inovasi Daerah di Kabupaten Serang, sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 03 Tahun 2012 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah perlu disusun dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (RPSIDa)yang merupakan salah satu acuan perencanaan pembangunan daerah yang dilakukan dengan lebih inovatif dan progresif.
Roadmap atau Peta Rencana adalah salah satu alat perencanaan berorientasi masa depan atau foresight yang merupakan perencanaan dinamis yang mampu mengantisipasi dan mengelola perubahan. Foresight melibatkan proses identifikasi masa
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang I‐3 depan yang diinginkan secara rasional dan menjadikannya sebagai dasar perencanaan di masa kini untuk mencapainya. (BPPT, 2013).
Roadmap merupakan alat efektif sebagai suatu mekanisme untuk mengintegrasikan beragam elemen organisasi (tatanan kelembagaan tertentu) secara kolaboratif, dalam merencanakan penguatan sistem inovasi secara sistematis.
Substansi dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Serang dikembangkan dari Visi dan Misi pembangunan daerah khususnya pembangunan ekonomi Tahun 2016‐2021 yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yaitu Visi : “
“TERWUJUDNYA KABUPATEN SERANG YANG MAJU, SEJAHTERA DAN AGAMIS”,
Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Serang akan mencerminkan 6 (enam) agenda kebijakan inovasi dalam bentuk indikator‐indikator yang berkesesuaian. Pilar prakarsa implementasinya terdiri atas Penguatan Sistem Inovasi Daerah, Penguatan Klaster Industri, Penguatan Jaringan Inovasi, Penguatan Teknoprener dan Pengembangan Tematik Daerah akan mengerucut ke dalam serangkaian kegiatan pendampingan teknis, pengkajian kebijakan (action research) dan intermediasi.
Dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kabupaten Serang merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen RPJMD dan RKPD yang akan menjadi dokumen acuan bagi seluruh program dan kegiatan kolaboratif di Kabupaten Serang yang melibatkan berbagai pihak dengan peran dan fungsi masing‐masing.
1.2 Dasar legal
1. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. UU 17 tahun 2004 tentang RPJPN
3. UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017 tentang Inovasi Daerah
5. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah;
1.3 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Serang dengan Roadmap PSIDa
Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang bertujuan untuk mempercepat proses pencapaian Visi dan Misi Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016‐ 2021 melalui terobosan inovatif. Seperti tercantum di dalam dokumen RPJMD 2016‐2021, Visi Kabupaten Serang adalah pembangunan TERWUJUDNYA KABUPATEN SERANG YANG
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang I‐4
MAJU, SEJAHTERA DAN AGAMIS”, Untuk terwujudnya Visi pembangunan Tahun 2016‐
2021,maka Pemerintah Kabupaten Serang telah menetapkan 5 (lima) misi pembangunan, yaitu :
1. MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN, KESEHATAN, DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DEMI TERWUJUDNYA MASYARAKAT YANG SEHAT, CERDAS, BERAKHLAK MULIA DAN BERBUDAYA.
2. MENINGKATKAN PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA WILAYAH, PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN YANG MEMADAI, BERKUALITAS DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN.
3. MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS POTENSI LOKAL DALAM MEMPERKUAT STRUKTUR PEREKONOMIAN DAERAH.
4. MENINGKATKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK SERTA PELAYANAN PUBLIK YANG PRIMA DIDUKUNG KAPASITAS BIROKRASI YANG BERINTEGRITAS, KOMPETEN DAN PROFESIONAL.
5. MEMANTAPKAN FUNGSI DAN PERAN AGAMA SEBAGAI LANDASAN MORAL DAN SPIRITUAL DALAM KEHIDUPAN INDIVIDU, BERMASYARAKAT DAN BERNEGARA.
Misi ketiga, yaitu MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS POTENSI LOKAL DALAM MEMPERKUAT STRUKTUR PEREKONOMIAN DAERAH, merupakan Misi yang terkait dengan penguatan sistem inovasi untuk percepatan pencapaian pembangunan Kabupaten Serang melalui terobosan kreativitas keinovasian dalam meningkatkan daya saing daerah. Upaya‐upaya peningkatan daya saing yang dilakukan melalui penguatan sistem inovasi lebih mengedepankan pembangunan ekonomi berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi (iptekin) yang dilaksanakan secara bersinergi, berkolaborasi dan berkelanjutan melalui peran aktif seluruh aktor pembangunan di daerah.
Misi ketiga dari RPJMD Kabupaten Serang 2016‐2021 menjadi dasar di implementasikannya penguatan SIDa.
1.4 Sistematika Roadmap
Sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Nomor 03 Tahun 2012 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2012, maka sistematika terdiri dari muatan‐muatan :
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang I‐5 Bab ini berisi tentang latar belakang pentingnya roadmap, dasar legal, keterkaitan RPJMD dan roadmap dan sistematika
BAB 2 : Kondisi Sistem Inovasi Saat ini
Bab ini menyajikan profil daerah dan daya saingdaerah serta mendeskripsikan kondisi SIDa saat ini
BAB 3 : Tantangan dan Peluang
Bab ini menguraikan isu‐isu strategis yang penting dan sangat menentukan dalam Penguatan SIDa di masa datang, dimana apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar; atau sebaliknya, jika tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang
BAB 4 : Kondisi Sistem Inovasi yang diharapkan
Bab ini berisi kondisi SIDa yang akan dicapai dalam beberapa tahun ke depan (misalkan 5 tahun yang akan datang) berdasarkan hasil analisis kondisi SID saat ini serta hasil analisis tantangan dan peluang Penguatan SID
BAB 5 : Strategi dan Arah Kebijakan
Bab ini menjelaskan keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta strategi penguatan SID digambarkan melalui pilar‐pilar atau lima prakarsa strategis. Arah kebijakan Penguatan SID adalah pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran penguatan SIDa.
BAB 6 : Indikasi Program Prioritas
Fokus program prioritas merupakan uraian rinci dari setiap elemen KKI yang menggambarkan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan serta program yang harus dijalankan. BAB 7 : Rencana Aksi Rencana aksi Penguatan SID merupakan wujud implementasi strategi Penguatan SID dalam jangka waktu tertentu yang mencakup berbagai arah kebijakan, fokus, program prioritas, dan kegiatan serta dilengkapi dengan indikator kinerja penguatan SID, pendanaan, dan penanggung jawab. 1.5 Keterkaitan Dokumen Roadmap Penguatan Sistem Inovasi Daerah Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Keterkaitan Roadmap Penguatan Sistem Inovasi daerah dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang I‐6
Gambar 1.1. Keterkaitan Roadmap Penguatan Sistem Inovasi daerah dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐1
BAB II
KONDISI SIDa SAAT INI
2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI
Secara historis sebelum masa kemerdekaan RI, Kabupaten Serang pada awalnya merupakan wilayah Kesultanan Banten. Adapun paska masa kemerdekaan RI, Kabupaten Serang berada dalam lingkup wilayah Provinsi Jawa Barat. Setelah terbentuknya Provinsi Banten yang merupakan pemekaran dari Provinsi Jawa Barat pada tahun 2000, Kabupaten Serang menjadi salah satu daerah otonomnya dan berstatus sebagai Ibukota Provinsi Banten.
Namun sejalan dengan waktu, Kabupaten Serang selanjutnya dimekarkan menjadi dua wilayah otonom yakni Kabupaten Serang dan Kota Serang berdasarkan UU No. 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang pada tanggal 10 Agustus 2007. Dengan dimekarkannya Kabupaten Serang maka secara otomatis luas wilayah administrasinya pun berkurang menjadi sebesar 1.467,35 Km2. Gambar 2.1 Wilayah Administratif Kabupaten Serang
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐2 2.1.1. Letak dan Kondisi Geografis Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 50 50’ ‐ 60 21’ Lintang Selatan dan 1050 0’ ‐ 1060 22’ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara ke selatan adalah sekitar 60 Km dan jarak terpanjang dari barat ke timur sekitar 90 Km, dengan luas wilayah 1.467,35 Km2 dan berbatasan langsung dengan wilayah/daerah lain yaitu sebagai berikut: Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kota Serang Sebelah Timur : Kabupaten Tangerang Sebelah Selatan : Kabupaten Lebak dan Pandeglang Sebelah Barat : Kota Cilegon dan Selat Sunda
Secara letak geografis, Kabupaten Serang merupakan daerah yang sangat potensial dan amat diuntungkan. Posisi geografis dalam aksesibilitas keluar wilayah Kabupaten Serang cukup strategis, karena dilalui oleh Jalan Tol Jakarta ‐ Merak yang merupakan akses utama dari dan menuju Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Penyeberangan Merak, menjadikan Kabupaten Serang sebagai wilayah transit perhubungan darat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Disamping itu, Kabupaten Serang juga sebagai daerah alternatif dan penyangga (hinterland) Ibukota Negara, mengingat jaraknya jika diukur melalui jalan Tol Jakarta ‐ Merak hanya sekitar 70 Km. 2.1.2. Kondisi Pemanfaatan Ruang A. Pola Tutupan dan Pengunaan Lahan Berdasarkan hasil interpretasi Citra Satelit SPOT‐4 tahun 2010, tutupan lahan di Kabupaten Serang didominasi oleh lahan pertanian yang mencapai ± 57,07% dari total luas lahan di Kabupaten Serang. Pertanian ini dibedakan menjadi pertanian pada lahan basah dan lahan kering. Yang dimaksud dengan pertanian lahan basah adalah persawahan sedangkan pertanian lahan kering seperti perkebunan, tegalan, dan ladang. Untuk pertanian lahan basah secara umum paling banyak terdapat di wilayah Serang Barat bagian Utara terutama di Kecamatan Pontang, Tirtayasa, Tanara, Carenang dan Binuang. Sedangkan untuk pertanian lahan kering terutama berada di wilayah Serang Selatan, terutama di Kecamatan Baros, Petir, Cikeusal, Pabuaran, Ciomas dan Padarincang.
Tutupan lahan berikutnya yang cukup mendominasi adalah hutan dengan proporsi sebesar ± 30,96% dari total luas lahan di Kabupaten Serang. Tutupan hutan ini terdiri dari hutan primer, hutan sekunder, kebun campuran (mixed use antara hutan dan kebun), dan hutan mangrove. Keberadaannya tersebar di wilayah Serang Selatan hingga Barat, terutama di
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐3
Kecamatan Ciomas, Padarincang, Gunungsari, Mancak, Waringinkurung, serta Anyer. Sementara untuk hutan mangrove sebarannya terutama di wilayah pesisir Barat dan pulau‐ pulau kecil di Kabupaten Serang.
Adapun sisanya atau sekitar ± 11,97% dari total luas lahan di Kabupaten Serang, tutupannya terdiri dari berbagai macam fungsi yang mencakup permukiman, tambak/empang, tubuh air/sungai, semak belukar, dan lahan terbuka.
Secara garis besar pemanfaatan lahan di Kabupaten Serang pada tahun 2010 dapat dijabarkan sebagai berikut:
Kawasan pertanian, tutupannya cukup dominan dengan sebaran persawahan (lahan basah) terutama terdapat di Kecamatan Tirtayasa dan untuk tegalan (lahan kering) paling banyak di Kecamatan Baros. Kawasan hutan terutama berupa hutan primer dan sekunder, sebarannya terutama di kecamatan‐kecamatan yang berada di Serang bagian Barat dan Serang bagian Selatan. Kawasan permukiman, tersebar disetiap kecamatan yang berada di Kabupaten Serang, konsentrasinya terutama disekitar pusat‐pusat kecamatan. Kawasan tambak/empang, sebarannya terutama di wilayah pesisir Serang Utara mulai dari Kecamatan Bojonegara, Pontang, Tirtayasa, dan Tanara.
Penggunaan lahan di Kabupaten Serang pada Tahun 2014 didominasi oleh penggunaan lahan untuk sektor pertanian, hortikurtura, perkebunan, dan perikanan dimana penggunaan lahannya sekitar 75 % (persen) dari luas wiayah keseluruhan Kabupaten Serang. Gambar 2.2 Peta Pola Ruang Wilayah Kabupaten Serang
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐4
B. Kawasan Lindung dan Budidaya
Kawasan lindung di Kabupaten Serang tersebar di seluruh wilayah yang meliputi sempadan sungai dan sempadan pantai, sedangkan kawasan lindung selain sempadan sungai dan pantai, terdapat di wilayah serang selatan dan utara yaitu di wilayah Kecamatan Ciomas, Padarincang, Mancak, dan Kramatwatu. Sedangkan di wilayah utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel. Adapun kawasan lindung memiliki persentase sebesar 11,63 % dari total luas lahan di Kabupaten Serang. Kawasan lindung ini mencakup hutan lindung, cagar alam, daerah resapan (Catchment Area), lahan kritis hutan bakau, dan danau/situ. Tabel 2.1 Luas Kawasan Hutan Lindung Menurut Lokasi Di Kabupaten Serang Tahun 2014
No Kawasan Hutan Luas (Ha) Persentase
(%) 1 Cagar Alam Rawa Danau 3542.70 56.07 2 Cagar Alam Tukung Gede Timur 406.70 6.44 3 Cagar Alam Tukung Gede Barat 1121.00 17.74 4 Taman Wisata Alam Pulau Sangiang 528.15 8.36 5 Taman Wisata Alam Laut Pulau Sangiang 720.00 11.40 Luas Kawasan Hutan Lindung Kabupaten Serang 6318.55 100.00 Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2015 Selanjutnya, untuk Kawasan budi daya yang akan diurai disini adalah kawasan peruntukan pertanian; kawasan peruntukan perikanan; kawasan peruntukan industri; dan kawasan peruntukan pariwisata.
Untuk kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas: kawasan pariwisata alam; dan kawasan pariwisata budaya. Kawasan pariwisata alam terdiri atas: Cagar Alam Rawa Danau yang meliputi Kecamatan Mancak, Gunung Sari, Padarincang, dan Cinangka, Taman Wisata Alam Pulau Sangiang di Kecamatan Anyar, Kawasan wisata Pantai Barat, Kawasan wisata di Kecamatan Padarincang meliputi: Pemandian Air Panas Batu Kuwung di Desa Batukuwung, Curug Cigumawang di Desa Kadukempong, Curug Goong di Desa Curug Goong, dan Curug Cihujan di Desa Kadubeureum, Kawasan wisata Goa Cilayang di Kecamatan Cikeusal; dan Kawasan wisata Pemandian Air Lumpur Belerang di Desa Pematang, Kecamatan Kragilan. Kawasan pariwisata budaya terdiri atas: Kawasan wisata Situ Terate di Desa Situ Terate dan Situ Ciherang di Desa Cikande Kecamatan Cikande; Kawasan wisata Situ Blungun di Desa Sentul Kecamatan Kragilan, Kawasan wisata Situ Tasik Ardi dan Wulandira di Desa Pejaten, kawasan wisata Situs Pangindelan Abang di Desa Margasana, serta kawasan wisata Ziarah
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐5
Sumur Tujuh belas di Desa Lebakwana, Kecamatan Kramatwatu, Kawasan wisata Situs Batu Lingga di Kecamatan Baros, Kawasan wisata Ziarah Sultan Ageng Tirtayasa di Desa Tirtayasa Kecamatan Tirtayasa; Kawasan wisata Ziarah Panglima Surya Manggala di Desa Ranca Sumur Kecamatan Kopo; Kawasan wisata Ziarah Petapaan di Kecamatan Kibin; Kawasan wisata Ziarah Syekh Nawawi, Ziarah Nyi Laras, dan Mesjid Kuna/Petilasan Syekh Nawawi di Desa Tanara, Kecamatan Tanara; Kawasan wisata Ziarah Gunung Santri di Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara; Kawasan wisata Ziarah Makam Cikole di Desa Damping, Kecamatan Pamarayan; dan Kawasan wisata Kampung Seni di Desa Mander, Kecamatan Bandung.
2.1.3. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Serang pada Tahun 2015 (menurut data dari BPS Provinsi Banten, Tahun 2015) mencapai 1.474.301 jiwa, sedangkan menurut data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DKPS) Kabupaten Serang Tahun 2016, jumlah penduduk Kabupaten Serang pada Tahun 2015 mencapai 1.419.358 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Serang Tahun 2014 (menurut BPS Kabupaten Serang, Tahun 2015) mencapai 1.463.094 jiwa, sedangkan menurut data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (DKPS) Kabupaten Serang Tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Serang pada Tahun 2014 mencapai 1.594.751 jiwa. Perbedaan data jumlah penduduk dari kedua sumber data (BPS dan DKPS Kabupaten Serang) tersebut dikarenakan oleh adanya perbedaan definisi dan metode kependudukan yang dipergunakan.
Jika diklasifikasikan, klasifikasi kepadatan penduduk dengan masih didasarkan dengan Undang‐undang Nomor: 56/PRP/1960 membagi empat klasifikasi kepadatan penduduk, yaitu: tidak padat, dengan tingkat kepadatan 1 ‐ 50 jiwa/ km2; kurang padat antara 51 ‐ 250 jiwa/ km2; cukup padat 251 ‐ 400 jiwa/ km2; dan sangat padat dengan tingkat kepadatan lebih besar dari 401 jiwa/km2. Secara umum kepadatan penduduk di Kabupaten Serang pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 termasuk dalam kriteria kepadatan sangat padat meskipun pada dasarnya tingkat ketersediaan lahan di Kabupaten Serang masih cukup tersedia. Namun jika melihat dari tingkat kepadatan didasarkan pada wilayah diatasnya dimana kriteria dibagi menjadi tiga interval yaitu kepadatan rendah jika kepadatan lebih rendah dari kepadatan wilayah diatasnya, kepadatan sedang jika kepadatan sama dengan wilayah diatasnya dan kepadatan tinggi jika melebihi dari wilayah diatasnya, maka Kabupaten Serang ada pada kelompok interval kepadatan penduduk rendah.
Berikut ini diuraikan mengenai kondisi umum keadaan kependudukan Kabupaten Serang dalam kurun waktu Tahun 2010‐2014.
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐6 Tabel 2.2 Keadaan Kependudukan Di Kabupaten Serang Tahun 2010‐2014 No . Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Jumlah Penduduk (Jiwa) 1.402.818 1.423.696 1.448.966 1.450.894 1.463.094 2 Laju Pertumbuhan Penduduk /LPP (%) 4,26 1,49 1,77 0,13 0,84 3 Kepadatan Penduduk(Jiwa/km2) 956,02 970,25 908 989 997 4 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) 103,57 103,57 103,10 103,04 102,98 ∙ Jumlah Penduduk Laki‐Laki (Jiwa) 713.694 724.332 735.552 736.297 742.298 ∙ Jumlah Penduduk Perempuan (Jiwa) 689.124 699.364 713.414 714.597 720.796 5 Angka Beban Ketergantungan (Dependency Ratio) 53,96 53,96 51,94 51,55 51,80 ∙ Jumlah Penduduk Usia 0‐14 Tahun (Anak) 446.882 453.531 447.111 448.402 448.459 ∙ Jumlah Penduduk Usia 15‐64 Tahun (Produktif) 911.172 924.729 953.662 964.825 963.843 ∙ Jumlah Penduduk Usia 65+ (Lansia) 44.764 45.436 48.193 48.976 50.792 Sumber: Kabupaten Serang Dalam Angka Tahun 2011 s.d 2015
Berdasarkan jenis kelamin pada Tahun 2014, penduduk Kabupaten Serang jumlahnya hampir berimbang antara jenis kelamin laki‐laki dengan perempuan. Dari 1.463.094 jiwa penduduk Kabupaten Serang, penduduk perempuan sejumlah 720.796 jiwa atau sekitar 49,27%, sementara penduduk laki‐laki sebesar 742.298 jiwa atau sekitar 50,73% dari total penduduk Kabupaten Serang.
Berdasarkan komposisi umur, 65,88% dari jumlah penduduk Tahun 2014 merupakan penduduk usia 15‐64 Tahun atau penduduk usia produktif. Sedangkan sisanya adalah penduduk usia belum/tidak produktif sebesar 34,12%. Angka beban ketergantungan pada Tahun 2014 adalah sebesar 51,55 atau dapat dinyatakan bahwa setiap 100 orang penduduk produktif menanggung 51 hingga 52 orang penduduk tidak/belum produktif.
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐7 2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi A. PDRB Tahun 2012‐2014 Secara umum, kinerja perekonomian Kabupaten Serang dalam lima Tahun terakhir tumbuh secara signifikan. Demikian halnya pada Tahun 2014, pertumbuhan ekonomi dengan kinerja pertumbuhannya makin meningkat positif. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang (LPE/Laju pertumbuhan PDRB ADHK) pada Tahun 2014 mencapai 6.73%. peningkatan laju terhadap Tahun 2009 mencapai 1.80%. Kecenderungan perkembangan LPE yang selalu positif tersebut menunjukan kinerja perekonomian Kabupaten Serang semakin menguat. Tabel 2.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Serang Tahun 2010‐2014 TAHUN LAJU PERTUMBUHAN % LPE (PDRB ADHK) PDRB ADHB 2010 4.93 10.07 2011 6.1 12.84 2012 5.42 10.09 2013* 6.33 9.8 2014** 6.73 13.23 Keterangan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara Sumber : PDRB Kabupaten Menurut Lapangan Usaha 2010‐2014, BPS Kabupaten Serang
Kinerja pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang tersebut di atas, tidak terlepas dari adanya pertambahan nilai bruto produksi yang terjadi di Kabupaten Serang pada periode Tahun yang sama. Berdasarkan harga berlaku, nilai produksi bruto Kabupaten Serang pada Tahun 2014 mencapaiRp.52.26 Trilyun, atau meningkat sebesar Rp. 10.10 trilyun dari Tahun sebelumnya.Adapun berdasarkan harga konstan (Tahun 2010). PDRB Kabupaten Serang pada Tahun 2014 mencapai Rp. 49.95 Trilyun, atau terjadi kenaikan sebesar Rp. 2.70 Trilyun dari Tahun sebelumnya.
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐8 Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan selama 5 (lima) Tahun menunjukan perkembangan yang baik sebagaimana terlihat pada tabel PDRB atas dasar harga berlaku dan tabel PDRB atas dasar harga konstan dibawah ini. 2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2012‐2014
Nilai Indeks Pembangunan Manusia dihitung berdasarkan pencapaian nilai indeks yang menjadi komponen penyusunnya. Indeks penyusun tersebut adalah indeks pendidikan. indeks kesehatan dan indeks daya beli. Masing‐masing indeks tersebut pada dasarnyamenggambarkan kondisi capaian kinerja pemerintah daerah dalam memenuhi pelayanan dasar terkait dengan aspek pendidikan. aspek kesehatan dan aspek ekonomi.
Banyaknya komponen besaran indeks yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indeks) membuat indeks IPM ini merupakan indeks komposit yang secara sederhana dapat secara cepat memberikan gambaran tentang pencapaian pembangunan manusia yang dicapai oleh suatu wilayah. Indeks ini dapat dikatakan sebagai penyederhanaan dari kenyataan hidup yang sejatinya lebih kompleks.
Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu tercapainya penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk mencapai hidup layak), peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan sehat) dan meningkatkan pendidikan (kemampuan baca tulis dan keterampilan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan kegiatan ekonomi). Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
IPM merupakan Indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan untuk mengakselerasi indikator IPM harus dilakukan terhadap indikator‐indikator tunggalnya. Berikut ini diuraikan kondisi capaian indikator dan indeks kesehatan, pendidikan dan daya beli masyarakat Kabupaten Serang.
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐9 Tabel 2.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serang Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010‐2014 (Miliyar Rupiah) LAPANGAN USAHA 2010 2011 2012 2013 2014 1 Pertanian. Peternakan. Kehutanan dan perikanan 3,157.33 3,520.23 4,004.22 4,416.73 5,215.65 2 Pertambangan Dan Penggalian 40.16 44.41 48.11 53.17 56.36 3 Industri Pengolahan 18,464.59 20,770.82 21,730.71 23,522.23 25,651.07 4 Pengadaan Listrik Dan Gas 160.34 129.64 120.95 109.35 119.59 5 Pengadaan air. Pengelolaan sampah. Limbah dan daur ulang 10.15 11.53 12.10 13.29 14.33 6 Konstruksi 2,662.86 3,060.84 3,744.96 4,376.27 5,578.77 7 Perdagangan Besar Dan Eceran; Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor 2,832.35 3,305.03 3,833.07 4,057.56 4,503.11 8 Transportasi Dan Pergudangan 963.59 1,087.76 1,244.27 1,454.76 1,768.56 9 Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum 742.43 817.83 939.44 1,060.36 1,284.06 10 Informasi Dan Komunikasi 337.54 355.61 395.72 414.72 448.63 11 Jasa Keuangan Dan Asuransi 643.20 777.36 1,013.37 1,185.69 1,289.27 12 Real Estat 1,475.27 1,616.31 1,855.92 2,026.71 2,240.40 13 Jasa Perusahaan 70.40 78.42 91.85 105.88 125.38 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 660.87 796.84 914.86 986.92 1,156.23 15 Jasa Pendidikan 1,132.92 1,273.12 1,498.57 1,682.51 1,974.02 16 Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 172.10 184.30 210.16 221.85 257.77 17 Jasa Lainnya 314.90 356.82 381.21 469.67 581.53 PDRB ADHB 33,840.99 38,186.85 42,039.51 46,157.64 52,264.71 Keterangan: *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara Sumber: PDRB Kabupaten Menurut Lapangan Usaha 2010‐2014, BPS Kabupaten Serang
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐10
B.1. Indeks Kesehatan
Peningkatan kualitas kehidupan manusia yang merupakan tujuan dari pembangunan manusia sangat terkait dengan seberaba jauh peningkatan kondisi kesehatan dapat dilakukan. Oleh karena itulah, indikator kesehatan menjadi salah satu komponen pembentuk IPM.
Indikator kesehatan yang dijadikan komponen penghitungan IPM adaalah Angka Harapan Hidup (AHH). AHH ini secara sederhananya dapat menggambarkan keberhasilan pencapaian tingkat kesehatan yang dicapai masyarakat. Konsep dasar yang digunakan adalah bahwasannya semakin baik tingkat kesehatan suatu masyarakat maka pencapaian umur tertingginya pun meningkat atau harapan untuk hidup lebih lama akan semakin besar.
Secara umum, indikator angka harapan hidup ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Hal ini berdasarkan pada konsep bahwa meningkatnya angka harapan hidup dapat berati adanya perbaikan pembangunan di bidang kesehatan yang biasanya diawali dengan membaiknya kondisi sosial ekonomi penduduk, membaiknya kondisi layanan kesehatan, serta meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat.
Besaran Angka harapan hidup (AHH) masyarakat di Kabupaten Serang pada rentang waktu Tahun 2010‐2014 terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan besaran Angka Harapan Hidup (AHH) masyarakat di Kabupaten Serang dengan pencapaian 62,56 tahun pada Tahun 2010 menjadi 62,87 tahun pada Tahun 2014. Indikator ini dapat menggambarkan bahwa bayi yang lahir di Kabupaten Serang pada Tahun 2014 memiliki peluang untuk dapat hidup sampai usia 62 tahun. Peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) masyarakat di Kabupaten Serang tentunya terkait dengan keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang dilakukan pemerintah dan masyarakat. Pencapaian Angka Harapan Hidup (AHH) di Kabupaten.
Berdasarkan angka harapan hidup selanjutnya dihitung indeks kesehatan. Sejalan dengan peningkatan Angka Harapan Hidup (AHH) maka Indeks Kesehatan masyarakat di Kabupaten Serang dalam periode Tahun 2010‐2014 juga memperlihatkan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya besaran indeks kesehatan masyarakat Kabupaten Serang dari 65,48 point pada Tahun 2010 menjadi 65,95 point pada Tahun 2014. Hal ini berarti bahwa indeks harapan hidup (indeks kesehatan) masyarakat Kabupaten Serang pada Tahun 2014 bertambah sekitar 0,47 point dari Tahun 2010 atau mengalami pertumbuhan sekitar 1,24% (dengan rata‐rata pertumbuhan sekitar 0,31% per tahun).
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐11
B.2. Indeks Pendidikan
Indeks pendidikan diukur berdasarkan indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata‐Rata Lama Sekolah (RLS). Indeks pendidikan ini diukur untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat. Harapan Lama Sekolah diyakini dapat menggambarkan kemampuan dasar yang perlu dimiliki setiap individu untuk dapat memiliki peluang yang sama untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Selanjutnya, ukuran rata‐rata lama sekolah dapat menggambarkan tingkat pengetahuan dan keterampilan lainnya secara umum.
Terkait dengan ukuran Harapan Lama Sekolah(HLS), terjadi peningkatan ukuran ini dalam kurun waktu 2010‐2014. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian nilai HLS sebesar 10,74 tahun pada Tahun 2010 yang menjadi 12,35 Tahun pada Tahun 2014. Angka tersebut menggambarkan harapan lama sekolah di Kabupaten Serang pada Tahun 2014 adalah 12 hingga 13 tahun.
Berdasarkan kondisi ini, berarti Harapan Lama Sekolah masyarakat Kabupaten Serang pada Tahun 2014 bertambah sekitar atau mengalami pertumbuhan sekitar 1,61 tahun (dengan rata‐rata pertumbuhan sekitar 3,55% per tahun). Harapan Lama Sekolah(HLS) masyarakat Kabupaten Serang Tahun 2014.
Indikator Rata‐rata lama sekolah (RLS) masyarakat Kabupaten Serang dalam kurun waktu Tahun 2010‐2014 juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semakin lamanya rata‐rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Serang dari 6,07 tahun pada Tahun 2010 menjadi 6,46 tahun pada Tahun 2014. Ukuran ini menggambarkan bahwa rata‐rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Serang pada Tahun 2014 bertambah sekitar 0,62 tahun dari kondisi pada Tahun 2010 atau mengalami pertumbuhan sekitar 10,20% (dengan rata‐rata pertumbuhan sekitar 2,47% per tahun).
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada Tahun 2014, rata‐rata penduduk usia 15+ mencapai 6,46 tahun sekolah atau setara kelas 1 SLTP. Hal ini terlihat dari angka rata‐rata lama sekolah (RLS). Dalam konteks ini, kondisi pencapaian rata‐rata lama sekolah penduduk di Kabupaten Serang belum begitu besar dan masih dalam taraf setara dengan pendidikan SLTP kelas 1 (satu). Rendahnya rata‐rata lama sekolah dapat disebabkan karena masih cukup besarnya penduduk yang tingkat pendidikannya tidak tamat SD maupun yang tidak sekolah.
Untuk menghitung Indeks Pendidikan, yang akan dijadikan komponen penghitungan indeks pembangunan manusia, angka rata‐rata lama sekolah selanjutnya diturunkan menjadi
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐12
indeks rata‐rata lama sekolah yang telah dicapai dibandingkan dengan kondisi ideal sesuai standar UNDP yaitu 15 tahun (100 persen).
Indeks rata‐rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Serang dalam kurun waktu Tahun 2010‐2014 mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan indikator rata‐rata lama sekolah yang juga mengalami peningkatan. Indeks rata‐rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Serang meningkat dari 40,46 point pada Tahun 2010 menjadi 43,05 point pada Tahun 2014. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 2010‐2014 indeks rata‐rata lama sekolah masyarakat Kabupaten Serang meningkat sebesar 2,47 point dari Tahun 2010 atau mengalami pertumbuhan sebesar 4,13% (dengan rata‐rata pertumbuhan sekitar 2,47 % per tahun).
Berdasarkan pada nilai nilai indeks harapan lama sekolah dan indeks rata‐rata lama sekolah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dihitung besaran indeks pendidikan masyarakat Kabupaten Serang. Besaran nilai indeks pendidikan di Kabupaten Serang mengalami peningkatan dari 50,06 point pada Tahun 2010 menjadi 53,82 point pada Tahun 2014. Berdasarkan kondisi ini, dapat dikatakan bahwa telah terjadi peningkatan nilai indeks pendidikan masyarakat Kabupaten Serang pada kurun waktu 2010‐2014 atau mengalami pertumbuhan sebesar 13,04 % (dengan rata‐rata pertumbuhan sekitar 3,12% per tahun). Tabel 2.5 Indikator dan Indeks Pendidikan Kabupaten Serang Tahun 2010‐2014 N O. URAIAN SATUA N 2010 2011 2012 2013 2014 2010‐ 2014 INDEKS PENDIDIKAN (IP) Point 50,06 52,23 54,47 55,75 56,59 53,82 1. Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 10,74 11,23 11,72 12,09 12,35 11,63 Indeks Harapan Lama Sekolah (IHLS) Point 59,67 62,40 65,12 67,18 68,60 64,59 2. Rata‐Rata Lama Sekolah Tahun 6,07 6,31 6,57 6,65 6,69 6,46 Indeks Rata‐rata Lama Sekolah (IRLS) Point 40,46 42,07 43,81 44,32 44,59 43,05 Sumber : BPS Kabupaten Serang Tahun 2015
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐13 2.3. ASPEK PELAYANAN UMUM 2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib A. Pendidikan
Layanan Pendidikan di Kabupaten Serang pada periode Tahun 2010‐2015 dengan sasaran Meningkatnya akses dan mutu pelayanan pendidikan bagi masyarakat melalui strategi Peningkatakan akses dan mutu pelayanan pendidikan dilakukan program dan kegiatan yang diarahkan kebijakan antara lain :
1. Meningkatkan daya dukung, pemerataan dan mutu pelayanan pendidikan dasar dan menengah,
2. Meningkatkan daya dukung pelayanan pendidikan usia dini, non formal dan informal serta minat baca masyarakat,
3. Meningkatkan kualitas SDM pendidik dan tenaga kependidikan serta kapasitas manajemen pelayanan pendidikan.
A. Pariwisata
Pada misi empat Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal Serta Memperkuat Struktur Perekonomian Daerah sasaran pokok terkait pariwisata adalah Meningkatnya kunjungan wisatawan melalui strategi Peningkatan pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata dengan kebijakan Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi usaha pariwisata (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, produk, pemasaran pariwisata)
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan capaian indikator urusan Pariwisata dengan sasaran meningkatnya kunjungan wisatawan selama tahun 2010‐2015 dapat disampaikan realisasi indikator yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
Pada Misi Mengembangkan Kawasan Strategis, Cepat Tumbuh, Pesisir, Dan Pulau‐Pulau Kecil sasaran pokok terkait pariwisata adalah Terbangunya Kawasan Strategis Pariwisata melalui strategi Penyusunan rencana dan penataan Kawasan Strategis Pariwisata dengan kebijakan Menyusun rencana dan menata Kawasan Strategis Pariwisata.
Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan capaian indikator urusan Pariwisata dengan sasaran Terbangunya Kawasan Strategis Pariwisata selama tahun 2010‐2015 dapat disampaikan realisasi indikator yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐14 Tabel 2.6 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata dengan sasaran meningkatnya kunjungan wisatawan Di Kabupaten Serang Tahun 2010‐2015
INDIKATOR SATUAN REALISASI CAPAIAN INDIKATOR
2013 2014 2013 2014 2015 1 Rata‐rata laju pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara per tahun % 5,00 5,00 5,05 56,46 12,70 2 Rata‐rata laju pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan nusantara per tahun % 2,00 2,00 1,05 20,71 28,33 Sumber: Evaluasi Capaian Kinerja Kabupaten Serang Tahun 2010‐2015 Tabel 2.7 Capaian Indikator Kinerja Urusan Pariwisata dengan sasaran Terbangunya Kawasan Strategis Pariwisata Di Kabupaten Serang Tahun 2010‐2015
INDIKATOR SATUAN REALISASI CAPAIAN INDIKATOR
2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Tingkat ketersediaan dokumen rencana % 0,00 0,00 0,00 55,56 72,00 91,67 2 Tingkat Penataan Kawasan : % 2.1 Tingkat Penataan Kawasan Eko Wisata Situ Terate % 0,00 0,00 0,00 33,33 50,58 72,00 2.2 Tingkat Penataan Kawasan Penyangga Gunung Tukung Gede % 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Sumber: Evaluasi Capaian Kinerja Kabupaten Serang Tahun 2010‐2015
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐15
B. Pertanian dan Kehutanan
Urusan Pertanian dan Urusan Kehutanan berada pada SKPD Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan. Kedua urusan berada pada misi Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal Serta Memperkuat Struktur Perekonomian Daerah pada RPJMD Kabupaten Serang Tahun 2010‐2015 dengan sasaran pokok :
1. Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian /perkebunan melalui strategi Peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan manajemen, teknologi dan pemasaran pertanian/perkebunan (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana produksi, pemasaran hasil pertanian/ perkebunan) dan kebijakan Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha pertanian/perkebunan.
2. Meningkatnya produksi peternakan melalui strategi Peningkatan produksi, pemasaran dan pengendalian penyakit peternakan dengan kebijakan Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha peternakan (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana produksi, pemasaran hasil peternakan).
3. Meningkatnya pengelolaan hutan dan rehabilitasi lahan kritis dengan strategi Pengelolaan hasil hutan sesuai daya dukung lingkungan dengan kebijakan Meningkatkan pembinaan usaha kehutanan dan mengembangkan diversifikasi produk hasil hutan.
C. Perdagangan
Pada misi Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal Serta Memperkuat Struktur Perekonomian Daerah sasaran pokok yang terkait dengan perdagangan adalah Meningkatnya kinerja perdagangan melalui strategi :
1. Peningkatan kerjasama perdagangan dan perlindungan konsumen dengan kebijakan Meningkatkan fasilitasi kerjasama perdagangan dan perlindungan konsumen
2. Penataan dan pembinaan usaha pedagang kaki lima dan asongan dengan kebijakan Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi usaha pelaku pedagang kaki lima dan asongan
D. Perindustrian
Pada misi Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Potensi Lokal Serta Memperkuat Struktur Perekonomian Daerah sasaran terkait perindustrian adalah Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan menengah melalui strategi Peningkatan kemitraan usaha antara pelaku IKM dan industri besar dengan kebijakan Meningkatkan pembinaan dan fasilitasi pengelolaan usaha IKM (SDM, kelembagaan dan manajemen, modal, teknologi dan sarana produksi, pemasaran hasil IKM).
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐16
Pada Misi Mengembangkan Kawasan Strategis, Cepat Tumbuh, Pesisir, Dan Pulau‐Pulau Kecil sasaran terkait perindustrian adalah Terbangunya Kawasan LIK/KIK Sentra UKM melalui Strategi Penyusunan rencana, penyediaan lahan serta pembangunan prasarana dan sarana Kawasan LIK/KIK Sentra UKM dengan kebijakan Menyusun rencana, menyediakan lahan serta membangun prasarana dan sarana Kawasan LIK/KIK Sentra UKM
2.4. ASPEK DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam meningkatkan kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional. Kondisi daya saing daerah akan berpengaruh terhadap daya tarik investasi derah. Daya saing yang relatif rendah tentunya akan menyebabkan daya tarik investor yang akan melakukan investasi di daerah menjadi relatif kecil begitu pula sebaliknya. Hal ini selanjutnya akan berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan pekerjaan di daerah, sehingga akan membawa pengaruh pula terhadap upaya pemerintah untuk menciptakan peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan untuk mengukur daya saing daerah, yaitu (1) perekonomian daerah, (2) keterbukaan, (3) sistem keuangan, (4) infrastruktur dan sumber daya alam, (5) ilmu pengetahuan dan teknologi, (6) Sumber Daya Manusia, (7) Kelembagaan, (8) governance dan kebijakan pemerintah dan (9) manajemen dan ekonomi mikro.
Upaya untuk meningkatkan daya saing daerah di Kabupaten Serang menjadi tantangan yang cukup besar bagi Pemerintah Kabupaten Serang sehingga perlu dikaji dan diciptakan kebijakan‐kebijakan, program dan kegiatan yang dapat meningkatkan/mengembangkan daya saing daerah yang bertujuan untuk meningkatkan potensi daerah dalam rangka untuk lebih menarik investor ke Kabupaten Serang.
Salah satu kebijakan dan strategi yang dilakukan pemerintah Kabupaten Serang dalam rangka untuk menggali sumber‐sumber pendanaan daerah yang bertujuan untuk lebih meningkatnya kesejahteraan masyarakat adalah menumbuhkan investasi di daerah. Upaya ini juga harus diarahkan pada bagaimana cara menciptakan daya saing daerah sehingga diharapkan suatu daerah mempunyai keunggulan dalam menarik minat investor dibandingkan dengan daerah lain.
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐17
Beberapa sektor andalan di Kabupaten Serang yang mampu meningkatkan daya saing daerah antara lain : A. Sektor Pariwisata Serang terkenal dengan asset alam nan indah sehingga sektor pariwisata merupakan asset yang paling berpotensi bagi daerah ini. Kebijaksanaan kepariwisataan di Kabupaten Serang diarahkan terhadap penataan obyek‐obyek wisata serta peningkatan pelayanan wisata sehingga diharapkan kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara terus meningkat. Obyek‐obyek wisata yang potensial di Kabupaten Serang meliputi obyek wisata pantai/laut, alam pegunungan yang segar dan seni budaya tradisional yang khas dan unik. Kesemua obyek wisata tersebut member daya tarik yang lebih hebat dan menarik karena dikemas sempurna bersama kesenian daerah seperti debus dan pencak silat.
Sektor ini sebenarnya merupakan kekayaan yang perlu dikembangkan lebih terfokus. Namun karena berbagai hal, sangat disayangkan kontribusi sector ini terhadap pendapatan daerah masih belum memuaskan. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengelolaan yang optimal terhadap kawasan wisata baik dari pemerintah daerah maupun masyarakat sekitar.
Wisata pantai yang terkenal adalah kawasan pantai sepanjang Kecamatan Anyer dan Cinangka seperti Pantai Karang Bolong, Pantai Florida, pantai Cibeureum, Pantai Pasir Putih, Pantai Anyer, Pantai Tanjung Tum dan Pantai Sambolo. Wisata alam pegunungan yaitu Cagar Alam Rawa Dano, air panas Batu Kuwung, Curug Cigumawang, Wulandira Purnama dan Danau Tasikardi. Kesenian daerah yang dapat menjadi unggulan untuk penunjang pengembangan pariwisata adalah debus, pencak silat, reog dan rudat. Obyek‐obyek wisata di Kabupaten Serang telah berhasil menarik kunjungan wisata yang cukup signifikan. Beberapa obyek wisata yang potensial di Kabupaten Serang seperti:
a. Wisata Alam
Wisata alam yang ada terdiri dari wisata pegunungan yang terdapat dibagianwilayah selatan Kabupaten Serang dan di pantai utara Kabupaten Serang, adapun obyek wisata pegunungna meliputi:
Cagar Alam Rawa Dano
Pemandian Air Panas Batu Kuwung
Nama Batu Kuwung berasal dari nama sebuah batu cekung yang mengeluarkan air panas tanpa henti‐hentinya. Panasnya antara 70‐80 derajat Farenheit dan mengandung kadar yodium tanpa kadar belerang. Letaknya di kaki Gunung Karang (1.778 meter) yang sudah mati.
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐18
Situ tasikardi. Tasikardi terletak di Kecamatan Kramatwatu yang merupakan sebagai salah satu bagian dari komplek kepurbakalaan Banten Lama. Nama ini diambil dari kata Tasik yang berarti Danau dan Kardi yang artinya buatan. Jadi Tasikardi berarti danau buatan yang meiliki luas 5 hektar yang ditengahnya terdapat semacam pulau yang berbentuk segi empat.
Menara Mercusuar. Mercusuar ini didirikan oleh Pemerintah Belanda tahun 1885 dengan ketinggian 75,5 meter dari 18 tingkat.
b. Wisata Pantai
Pantai Anyer. Pantai Anyer berada sekitar 3 km dari mercu suar, tepatnya di Desa Tambang Ayam. Fasilitas rekreasi dan olahraga tersedia serta terdapat hotel dan restoran juga pemandian laut yang bersih. Keadaan pantainya sangat baik untuk kegiatan aquatic, tidak berbahaya, arus lautnya tidak besar dan daerahnyapun tidak curam.
Pantai Karang Bolong. Pantai ini terletak di pinggir jalan raya Karang Bolong kira‐kira 140 km dari Jakarta. Pantai Karang Bolong merupakan daerah rekreasi pantai di mana terdapat sebuah karang besar yang tengahnya berlubang (bolong) menghadap ke laut lepas. Kemungkinan besar karang bolong ini terjadi akibat letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Ditempat ini terlihat sisa karang di pantai yang telah terabrasi oleh air laut. Di puncang karang terdapat kupel peninjauan dan hutan mini sebagai tempat untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan laut lepas. c. Wisata kesenian daerah Debus Kesenian Rudat Kesenian Patingtung Kesenian Ubrug Kesenian Syaman Kesenian Tarbang Gede Kesenian Qosidah d. Wisata Religi (Ziarah) Petilasan Syekh Nawawi Al Bantany Masjid Kuno Nawawi Makam Sultan Sunya Raras Petilasan Sultan Ageng Tirtayasa Kesenian Rudat Makam Sultan Ageng Tirtayasa Gunung Santri Makam Ki Kahal
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐19
B. Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan andalan yang tidak pernah dilupakan dalam pembangunan Kabupaten Serang. Hal ini disebabkan oleh karena sector pertanian mempunyai daya tahan lebih, mampu menyelamatkan tercapainya rawan pangan serta menjadi basis perekonomian dipedesaan dari usaha tani pertanian, perternakan, kehutanan dan perkebunan.
Untuk memandang kedepan, sektor pertanian masih dihadang dua faktor yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Unsur kekuatan yang dimiliki saat ini adalah potensi sumber daya manusia (SDM), potensi sumber daya alam (SDA) dan potensi Institusi. Sedangkan kelemahan yang diperkirakan akan menjadi dilema yang harus diatasi masalah soal penerapan teknologi,system usaha tani,pengolahan hasil,pemberdayaan masyarakat serta sarana dan prasarana. Sementara faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Faktor yang mendatangkan peluang adalah adanya otonomi yang luas ,menjadi daerah penyangga,dan menjadi mitra daerah wisata,kebutuhan dan komsumsi. Ancaman bisa disebabkan datang dari fungsi alam ,pasar bebas yang harus dihadapi,fluktuasi harga,kelembagaan permodalan. C. Sektor Industri
Industri menjadi sektor andalan selain pertanian. Di sektor industri, terdapat dua zona industri yaitu Wilayah Industri Serang Barat dan Wilayah Industri Serang Timur. Wilayah industri Serang Barat meliputi Kecamatan Bojonegara dan Pulo Ampel dengan luas kurang lebih 4000 Ha yang berada di sepanjang pantai Teluk Banten. Perusahaan industri yang berada di wilayah ini adalah perusahaan yang memproduksi mesin, logam dasar, dan kimia.
Wilayah Industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande, Kibin, Kragilan, Jawilan, Kopo dan Ciruas. Luas kawasan industri di Serang Timur ini diperkirakan mencapai 1.115 Ha yang beberapa diantaranya merupakan kawasan industri khusus seperti Nikomas Gemilang, Kawasan Industri Modern, Pancatama, dan beberapa kawasan lainnya. Salah satu perusahaan industri yang besar di kawasan Serang Timur adalah PT. Nikomas Gemilang yang memproduksi sepatu. Perusahaan ini menyerap tenaga kerja sekitar 78.000 orang dan sebagian besarnya adalah wanita. D. Industri Mikro Kecil (IMK) 1. Emping Melinjo, Lokasi: ‐ Kecamatan Waringin Kurung
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐20 ‐ Kecamatan Bojonegara ‐ Kecamatan Kramatwatu ‐ Kecamatan Mancak 2. Tas dan Dompet, Lokasi: ‐ Kecamatan Petir ‐ Kecamatan Tunjung Teja ‐ Kecamatan Cikeusal ‐ Kecamatan Cikande ‐ Kecamatan Baros 3. Kerajinan Gerabah, Lokasi Kecamatan Ciruas 4. Kerajinan Batu Fosil Lokasi Kecamatan Cikande 5. Kerajinan Bambu/Pandan, Lokasi: ‐ Kecamatan Bandung ‐ Kecamatan Pamarayan ‐ Kecamatan Cikande ‐ Kecamatan Kopo ‐ Kecamatan Baros ‐ Kecamatan Kragilan ‐ Kecamatan Carenang ‐ Kecamatan Tanara ‐ Kecamatan Anyer ‐ Kecamatan Tirtayasa 6. Kerajinan Sapu Ijuk, Lokasi: ‐ Kecamatan Pabuaran ‐ Kecamatan Baros 7. Kerajinan Pande Besi/Alat Pertanian ‐ Kecamatan Baros ‐ Kecamatan Petir ‐ Kecamatan Ciruas 8. Kerajinan Kayu, Lokasi Kecamatan Anyer 9. Kerajinan Payung di Kecamatan Cikande 10. Kerajinan Kerang di Kecamatan Cinangka 11. Makanan Ringan Lokasi: ‐ Kecamatan Baros ‐ Kecamatan Pabuaran ‐ Kecamatan Ciomas 12. Gula Kelapa, Lokasi: ‐ Kecamatan Anyer
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐21 ‐ Kecamatan Mancak ‐ Perdagangan E. Sektor Perdagangan Sektor ini memiliki peran yang penting di kabupaten Serang. Beberapa sarana ekonomi yang menjadi tempat jual beli barang dan jasa masih kurang representatif sehingga banyak menimbulkan permasalahan lainnya. Salah satu pasar yang terletak di Ibukota Kabupaten Serang adalah Pasar Ciruas. Pasar ini memilik 2 lantai, namun penggunaan lantai 2 kurang maksimal sehingga mengakibatkan penumpukan pedagang di pinggir jalan dan mengakibatkan macet.
Jumlah pasar yang ada di Kabupaten Serang sebanyak 32 buah yang berada di 25 kecamatan. Kecamatan yang memiliki pasar terbanyak adalah Kecamatan Ciruas, yaitu 5 buah pasar sedangkan Kecamatan yang tidak memiliki pasar antara lain Pabuaran, Gunung Sari dan Tanara. Jumlah kios yang ada di 32 pasar tersebut sebanyak 3.087 kios, 3.492 los dan terdapat kurang lebih 1.529 orang pedagang kaki lima.
2.5. KONDISI SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN SERANG SAAT INI
Untuk menggambarkan kondisi sistem inovasi daerah di Kabupaten Serang, maka didasarkan pada lima pilar penguatan sistem inovasi dan enam agenda kerangka kebijakan inovasi. Kelima pilar penguatan sistem inovasi terdiri dari : 1. Pilar Penguatan Ekosistem Inovasi Daerah. 2. Pilar Pengembangan Klaster Industri. 3. Pilar Pengembangan Jaringan Inovasi. 4. Pilar Pengembangan Teknoprener. 5. Pilar Penguatan Tematik Sistem Inovasi. Sedangkan enam agenda kerangka kebijakan inovasi meliputi : 1. Membangun kerangka umum yang kondusif bagi pengembangan inovasi dan bisnis. 2. Memperkuat keterkaitan antara penyedia dan pengguna iptekin/litbangyasa. 3. Menumbuhkembangkan interaksi, jaringan dan pelayanan inovasi dan bisnis.
Road Map Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kabupaten Serang II‐22
4. Mendorong budaya kreatif‐inovatif dan bisnis.
5. Memperkuat fokus dan keterpaduan kebijakan pembangunan antardaerah dan pusat‐daerah.
6. Menyelaraskandinamika global ke dalam pengembangan inovasi dan bisnisdaerah . Setiap agenda kerangka kebijakan inovasi di atas terdiri dari beberapa elemen, sebagaimana diuraikan di bawah ini :
1. Membangun kerangka umum yang kondusif bagi pengembangan inovasi dan bisnis terdiri dari tiga elemen, yaitu (1) elemen regulasi pengembangan inovasi dan bisnis, (2) elemen insentif pengembangan inovasi dan bisnis, (3) elemen infrastruktur dasar pengembangan inovasi dan bisnis.
2. Memperkuat keterkaitan antara penyedia dan pengguna iptekin/litbangyasa meliputi tiga elemen, yakni (1) elemen kelembagaan iptekin/litbangyasa, (2) elemen daya dukung iptekin/litbangyasa,(3) elemen daya serap iptekin/litbangyasa.
3. Menumbuhkembangkan interaksi, jaringan dan pelayanan inovasi dan bisnis, terbagi atas tiga elemen, ialah (1) elemen kemitraan strategis dan kolaboratif untuk pelayanan inovasi dan bisnis, (2) elemen peningkatan difusi inovasi, (3) elemen wahana interaksi pelaku inovasi dan bisnis.
4. Mendorong budaya kreatif‐inovatif dan bisnis, mencakup empat elemen, yaitu (1) elemen penguatan budaya kreatif‐inovatif dan kewirausahaan melalui jalur pendidikan dan pelatihan, (2) elemen pengelolaan teknologi masyarakat dan reverse brain drain, (3) elemen apresiasi dan kampanye inovasi, (4) elemen penumbuhan usaha baru inovatif.
5. Memperkuat fokus dan keterpaduan kebijakan pembangunan antardaerah dan pusat‐daerah, melingkupi tiga elemen, yakni (1) elemen fokus pengembangan inovasi dan bisnis, (2) elemen keterpaduan kebijakan inovasi dan bisnis, (3) elemen kelembagaan khusus.
6. Menyelaraskan dinamika global ke dalam pengembangan inovasi dan bisnis daerah terdiri atas empat elemen, ialah (1) elemen lingkungan, (2) elemen standarisasi, (3) elemen hak kekayaan intelektual (HKI), (4) elemen ketenagakerjaan.