• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri, sesungguhnya adalah anak- anak yang tersisih, marginal dan teralinasi dari perlakuan kasih sayang. Hal ini dibuktikan karena kebanyakan di usia yang relatife dini, mereka sudah berhadapan dengan lingkungan kota yang tidak kondusif dan bahkan sangat tidak bersahabat. Alasan anak jalanan yang mengatakan bahwa tinggal dijalanan adalah sekedar untuk menghilangkan rasa lapar dan keterpaksaan untuk membantu keluarga tampaknya secara social kurang atau bahkan tidak dapat diterima oleh masyarakat umum. Hal ini mengakibatkan timbulnya stereotipe bahwa anak jalanan dianggap sebagai pengganggu ketertiban dan membuat kota menjadi kotor sehingga yang namanya razia bukan lagi hal yang mengejutkan bagi mereka. Marginal, rentan dan eksploitatif adalah istilah- istilah yang sangat erat untuk menggambarkan kondisi dan kehidupan anak jalanan. Marginal karena melakukan jenis pekerjaan yang tidak jelas jenjang karier nya, kurang dihargai dan umumnya juga tidak menjanjikan prospek apapun di masa depan. Rentan karena resiko yang harus ditanggung akibat jam kerjanya yang sangat panjang secara kenyataan dari segi kesehatan maupun social sangat rawan. Sedangkan disebut eksploitatif karena mereka biasanya memiliki posisi tawar menawar yang sangat lemah, tersubordinasi dan cenderung menjadi objek perlakuan yang sewenang- wenang dari ulah preman atau oknum aparat yang tidak bertanggung jawab. Sebagai bagian dari pekerja anak ( child labour ), anak jalanan bukanlah kelompok yang homogen. Mereka cukup beragam dan dapat dibedakan atas dasar pekerjaannya, hubungan dengan orang tua atau orang dewasa

(2)

terdekat, waktu dan jenis kegiatannya dijalanan, serta jenis kelaminnya. Ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/292

Dalam hal ini mengapa anak jalanan sering kita jumpai di jalanan itu terkaitnya dengan permasalahan ekonomi yang terdapat didalam keluarga mereka, seperti orang tua yang mengalami pengangguran dengan tidak tersedianya lowongan pekerjaan, adapun lowongan pekerjaan yang orang tua mreka lakukan itu pendapatannya tidak sebanding dengan pengeluaran yang mereka lakukan sehingga tidak terpenuhiya kebutuhan sandang dan pangan yang ada didalam keluarga mereka tersebebut, maka oleh sebab itu maka yang akan terjadi seorang anak pun ikut terjun untuk mencari tambahan keuangan keluarga mereka dengan terjun langsung kelapangan atau kejalanan seperti yang kita lihat dijalanan yang disebut sebagai anak jalanan, sehingga membuat seorang anak mnjadi terlena akan kondisi dan kehidupan yang seperti ini, yang membuat mereka bisa menghasilkan duit untuk menambah kebutuhan keluarga mereka. Sehingga membuat mereka lupa akan beberapa pentingnya pendidikan yang akan mereka dapat

lebih banyak didalam dunia sekolah mereka. http:/candrahardcore.student.umum.ac.id/2010/02/06/kehidupan-anak-jalanan-/

Hampir 80 persen anak jalanan disebabkan oleh faktor kemiskinan. Mereka terpaksa turun kelapangan atau kejalanan untuk mencari nafkah karena disuruh orang tua. Oleh karena itu, program kesejahteraan social anak ( PKSA) diharapkan tidak hanya menyadarkan anak tapi juga orang tua melalui pemberdayaan lewat bantuan kelompok usaha bersama agar mendapatkan lapangan pekerjaan, Jelas menteri sosial salim segaf al jufri di bandung, jawa barat, minggu (14/10). Menteri sosial mengatakan, jalanan bukanlah tempat yang layak karena tidak sehat dan tidak aman bagi tumbuh kembangnya anak, sebab akan terjadi eksploitasi, diskriminasi, dan seluruh hal-hal yang buruk yang terjadi di jalanan. Menurut menteri sosial, hak anak tidak akan

(3)

di dapat di jalanan terutama hak untuk mendapatkan perlindungan. Oleh karena itu harus dikembalikan ke orang tua dan orang tua yang bertanggung jawab atas tumbuh kembangnya si anak. Anak- anak juga butuh perhatian lebih, yang tidak hanya cukup di tangani oleh kementerian sosial. Maka penting sekali pemerintah daerah, LSM dan semua pihak ikut serta dalam menangani masalah anak. Penanganan anak jalanan juga harus dengan cara- cara persuasife bukan cara yang represif dimana harus ditangani oleh pekerja sosial yang profesional. Jurnalpendidikanislam.blogspot.com/…/conto-penelitian-tentang-anakjalanan.

Dalam dunia pendidikan aturan disekolah informal ini memang tidak seketat aturan sekolah informal. Misalnya, dari segi kurikulum. Mereka mengikuti kurikulum yang di berikan dinas pendidikan. Namun tidak semua kurikulum yang di berikan dinas pendidikan dan tidak semua materi pelajaran harus diajarkan dan hanya melihat bagian yang penting saja. Selain belajar di kelas, anak- anak yang ada di dalam yayasan tersebut juga akan dibekali pendidikn keterampilan, tujuannya setelah lulus nantinya mereka bias ataupun mereka mempunyai modal yang bisa di kembangkan. Pengajaran yang lebih di tekankan pada sisi keterampilannya. Sementara untuk teori yang di ajarkan hanya untuk pelengkap saja. Pendidikan disini lebih menekankan pada keterampilan, mereka bisa memanfaatkan jika mereka kesusahan, jadi dalam hal sebuah lembaga sosisal masyarakat yang saat ini membangun sebuah dunia pendidikan terutama bagi anak jalanan yang hidupnya susah untuk memperoleh pendidikan pada saat ini dan bekerja sama terhadap menteri pendidikan untuk mensejahterahkan dan member pendidikan terhadap anak jalanan tersebut, terutama di kota medan, bahwa kita melihat begitu banyak anak jalanan yang hidup dijalanan, melakukan aktifitas mereka dijalanan bahkan jalanan itupun sudah menjadi rumah bagi mereka. dalam hal ini suatu lembaga yang ada di kota Medan yaitu PKBM HANUBA ( pusat kegiatan belajar masyarkat hati nurani baru ) ikut serta dalam kepedulian

(4)

terhadap anak jalanan yang ada di sekitaran kota medan untuk memberikan program pendidikan terhadap anak jalanan tersebut.

Disini dapat dijelaskan bahwa program pusat kegiatan belajar masyarakat hati nurani baru ( PKBM HANUBA ) adalah suatu wadah masyarakat untuk memperoleh pendidikan keterampilan dan keahlian yang bermanfaat khususya bagi warga masyarakat yang mengikuti proses belajar jalur pendidikan non formal di PKBM HANUBA yang terdiri dari masyarakat, anak jalanan/terlantar, pemulung dan anak- anak yang putus sekolah, dan masyarakat yang tidak bekerja yang sasarannya berorientasi peningkatan taraf hidup, sehingga mereka tidak selamanya menjadi anak telantar/ jalanan, penyemir sepatu, penarik becak, pengangguran tetapi akan beralih profesi yang lebih baik sesuai dengan keahlian yang mereka miliki setelah diadakan pembobotan dan seterusnya yang sifatnya meningkatkan taraf hidup melalui upaya pembekalan pendidikan keterampilan. Selain itu program tersebut diselenggarakan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk memperoleh pendidikan.

Adapun yang menjadi Visi dan Misi PKBM HANUBA ini adalah membantu masyarakat untuk memperoleh pendidikan pendidikan dan pengajaran, menyelenggarakan pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal dan mengadakan pelatihan- pelatihan keterampilan maupun kewirausahaan serta mengupayakan penambahan pengetahuan masyarakat melalui praktek langsung dilapangan kerja mitra PKBM HANUBA di tempat-tempat usaha PKBM.

Latar belakang berdirinya PKBM HANUBA adanya realita yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, seperti : Fenomena anak- anak jalanan/ telantar yang mendapatkan perhatian kemanusiaan, banyaknya kasus anak putus sekolah karena ketidakmampuan ekonomi keluarga,

(5)

kondisi sosial ekonami yang memprihatinkan serta terjadinya PHK akibat terjadinya krisis moneter dan krisis global yang berkepanjangan.

Proses belajar mengupayakan partisipasi para anak jalanan tersebut belajar dan diupayakan berjalanan dengan suasana yang hidup. Dalam proses belajar ini tutor dengan modal pelatihan dan pengalaman berupaya melakukan pendidikan yang berwawasan pembebasan dan demokratis. Selain itu juga akan mengupayakan pembebasan pendidikan dari belenggu kebodohan dan kemiskinan yang dapat merobah pola dan tata cara berfikir kreatif warga belajar. Untuk itu metode belajar yang partisipatif sangat diutamakan. Selain itu karena warga belajar keaksraan fungsional yang masuk di pagi hari dan akan memanfaatkan hari yang lain melalui keterampilan- keterampilan hidup yang tersedia fasilitasnya di PKBM HANUBA. Jadi satu hari teori dan satu hari praktek bagi warga yang belajar keaksraan fungsional. Pendidikan keaksraan fungsional diawali dengan melakukan identifikasi baik berupa minat dan kebutuhan kehidupan sehari- hari. Yang bertujuan tutor dapat mengetahui apa yang benar- benar dibutuhkan oleh warga belajar itu sendiri sampai terhadap lingkungan sekitarnya.

PKBM HANUBA dalam membuat perencanaan pembelajaran yaitu degan identifikasi tema pembelajaran dilakukan oleh tutor bersama peserta didik dengan memperhatikan potensi lingkungan, minat dan kebutuhan peserta didik serta dukungan sumber daya yang tersedia. Pada proses identifikasi tema pembelajaran ini kemungkinan akan menghasilkan banyak tema akemudian akan menjadi bahan untuk proses belajar. Dalam hal ini tutor banyak melibatkan warga, denga belajar dengan menggunakan metode diskusi untuk lebh dapat mengena kepada tujuan pembelajaran yaitu baca, tulis dan hitung. Diskusi biasanya dimulai dengan dari masalah yang ditemui warga belajar kemudian didiskusikan dari kelompok belajar, membaca dan berhitung.

(6)

Didalam itu juga mereka juga mendapatkan keterampilan yang di berikan oleh PKBM HANUBA kepada anak- anak jalanan untuk mengasah keterampilan mereka dan keaksaraan fungsional mereka, antara lain yakni merangkai papan bunga, dimana dalam merangkai papan bunga ini anak belajar keaksaraan fungsional yang diberikan oleh tutor yang mempunyai keterampilan di bidang dalam merangkai bunga. Membuat sandal dari gabus bukan termasuk keterampilan yang sulit sehingga warga atau anak jalanan belajar keaksaraan fungsional setelah dibekali kemampuan dan pengetahuan mengenai proses pembuatannya. Dan keterampilan menjahit juga meliputi hal seperti itu yang membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang akan mereka dapatkan dari tutor yang memahami di bidang masing- masing.

Jadi lembaga informal seperti yayasan PKBM HANUBA yang sebagaimana akan mereka dapatkan didalam yayasan tersebut yang akan hampir sama halnya seperti lembaga- lembaga formal terhadap pendidikan. Dalam lembaga ini setiap anak itu tidak dikenai pungutan- pungutan biaya sedikitpun, lembaga ini menawarkan pendidikan gratis terhadap anak- anak jalanan yang ikut belajar di yayasan PKBM HANUBA tersebut. Sampai sekarang jumlah anak yang ikut belajar di yayasan tersebut itu mencapai …

1.2 Perumusan Masalah

Berdasaran dari latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk sosialisasi yayasan tersebut terhadap anak jalanan kota Medan. 2. Bagaimanakah model pendidikan anak jalanan di pusat kegiatan belajar masyarakat yang

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dari penelitian saya adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bentuk sosialisasi yayasan terhadap model pendidikan anak jalanan

jalanan di pusat kegiatan belajar masyarakat ( PKBM ) di Kota Medan.

2. Menjelaskan bagaimana model pendidikan yang tepat dan sesuai bagi kebutuhan anak di pusat kegiatan belajar ( PKBM ) di kot Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti adalah 1. Manfaat teoritis

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diberikan informasi dan sumbagan kepada peneliti lain sebagai bahan pertimbangan referensi dalam meneliti masalah yang mirip dengan penelitian dalam bidang sosiologi, khususnya kajian pada sosiologi pendidikan.

2. Manfaat praktis

Bagi penulis penelitian ini dapat mengasah penulis dalam membuat karya ilmiah serta menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang akan diteliti, dan akan menjadi sumbangan pemikiran untuk peneliti kedepannya.

1.5 Defenisi Konsep

Konsep adalah suatu hasil pemaknaan didalam intelektual manusia yang merujuk pada kenyataan yang benar- benar nyata dari segi empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna. Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini, antara lain :

(8)

1. Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek system, atau konsep yang sering sekali berupa penyederhanaan atau idealisasi.

2. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

3. Pendidikan formal adalah pendidikan yang sistematis, berstruktur, bertingkat dan berjenjang dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf dengannya termasuk kegiatan studi yang berorientasi akademik dan umum, program spesialisasi dan pelatihan professional yang dilaksanakan dalam waktu terus menerus. 4. Anak adalah seorang laki- laki atau perempuan yang belum dewasa atau belum

mengalami masa puberitas. Anak juga merupakan turunan kedua, dimana kata anak merujuk pada lawan dari orang tua.

5. Anak jalanan adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak- anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memilki hubungan dengan keluarganya, tapi hingga kini belum ada pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi “Dé Java Toucé”merupakan aplikasi berbasis website yang dibangun untuk solusi dalam media promosi pariwisata di Indonesia dengan beberapa fungsionalitas diantaranya

merumuskan tujuan, rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien namun tetap menjaga kualitas. Produktivitas

Abstrak: Rimpang lempuyang gajah ( Zingiber zerumbet SM. ) dipercaya memiliki berbagai khasiat diantaranya sebagai tonikum, stimulan dan penambah nafsu makan. Tujuan

didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. HLS dapat digunakan untuk

Dari hasil perancangan dan pengujian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa alat bekerja sesuai dengan program yang sudah ditanamkan pada mikrokontroler ATMega

Di bidang ekonomi, tidak sedikit perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga atau membantu suami bekerja. #ahkan, ada beberapa perempuan yang mengerjakan pekerja!an

Aktivitas kegiatan administrasi yang ada didesa tewasen sudah berjalan sebagaimana mestinya tetapi dalam pelaksanannya masih ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar

Tabel 4.2c: Tabel Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik Sumber Pendanaan APBD Provinsi STRATEGI SANITASI KABUPATEN/KOTA RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR