• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS KESESUAIAN TERHADAP DOKUMEN SAE ARP4761

4.1 PENDAHULUAN

Bab ini membahas analisis hasil evaluasi piranti lunak yang telah dilakukan pada bab 3. Analisis yang dimaksud adalah kesesuaiannya dengan dokumen SAE ARP4761. Seperti pada bagian evaluasi piranti lunak dalam bab 3, analisis akan dilakukan terhadap tiga tahapan proses penilaian keselamatan yaitu Functional Hazard Assessment (FHA), Preliminary System Safety Assessment (PSSA) dan System Safety Assessment (SSA). Setelah itu dilanjutkan dengan analisis mengenai penentuan piranti lunak beserta spesifikasinya.

4.2 ANALISIS TERHADAP FUNCTIONAL HAZARD ASSESSMENT (FHA)

Pada sub bab 3.3 telah dinyatakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap tahap FHA terdapat delapan piranti lunak yang mempunyai fasilitas untuk mengerjakan tugas-tugas yang disyaratkan oleh SAE ARP4761. Selain itu, terdapat enam piranti lunak yang sama sekali tidak memiliki fasilitas untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.

Delapan piranti lunak yang mempunyai fasilitas untuk membantu mengerjakan tugas-tugas dalam FHA menggunakan metode Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Sehingga piranti lunak yang tidak berbasis FMEA seperti FAULT TREE MODULE, Fault Tree+, FTA Pro, dan Relex Fault Tree tidak dapat membantu mengerjakan tugas-tugas dalam FHA karena piranti lunak tersebut hanya mempunyai fasilitas untuk membantu mengerjakan tahap ke dua dari proses penilaian keselamatan yaitu Preliminary System Safety Analysis (PSSA). Karena menggunakan FMEA untuk mengerjakan tugas-tugasnya, untuk sebuah sistem atau pesawat yang akan dianalisis 41

(2)

pengguna tetap harus memberikan input kepada piranti lunak untuk mendefinisikan fungsi dan juga mendefinisikan kegagalan yang berkaitan dengan fungsi tersebut. Untuk mengerjakan hal ini pengguna sedikit dapat terbantu dengan adanya beberapa fasilitas dari piranti lunak. Diantaranya adalah fasilitas basis data (data base) beberapa model sistem yang sudah tersedia dalam piranti lunak sehingga dapat digunakan oleh pengguna apabila diperlukan. Model sistem yang sudah jadi ini dapat diedit atau ditambahkan oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan sistem yang menjadi bahan analisis.

Selain itu beberapa piranti lunak juga menyediakan fasilitas library untuk menyimpan data yang sering digunakan. Sehingga, jika akan membuat sebuah sistem yang hampir sama pengguna dapat memanggilnya kembali dan tinggal mengubahnya sesuai dengan kebutuhan. Fitur-fitur lain yang biasanya juga terdapat pada piranti lunak adalah cut, paste, copy, dsb yang ditujukan untuk memberikan kemudahan pengguna untuk mengerjakan tugas-tugas dalam FHA.

4.3 ANALISIS TERHADAP PRELIMINARY SYSTEM SAFETY ASSESSMENT

(PSSA)

Pada sub bab 3.4 telah dinyatakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap tahap PSSA terdapat sembilan piranti lunak yang mempunyai fasilitas untuk mengerjakan salah satu atau dua metode yang biasa digunakan dalam PSSA. Selain itu, terdapat lima piranti lunak yang sama sekali tidak mempunyai fasilitas untuk mengerjakan salah satu dari ketiga metode Fault Tree Analysis (FTA), Dependence Diagram (DD) dan Markov Analysis (MA).

42 Dari kesembilan piranti lunak yang mempunyai fasilitas tersebut tidak ada satu pun yang mempunyai fasilitas untuk mengerjakan ketiga metode tersebut. Hal ini disebabkan karena setiap piranti lunak biasanya hanya memiliki satu fungsi utama. Misalnya, piranti lunak yang memiliki fungsi utama membuat dan menganalisis Fault Tree tidak dapat melakukan analisis dengan Dependence Diagram atau Markov Analysis. Hal yang sama berlaku apabila piranti lunak hanya memiliki fungsi untuk membuat Dependence Diagram atau Markov Analysis maka piranti lunak tersebut tidak dapat membuat analisis dengan metode yang lainnya. Pengecualian berlaku untuk empat buah piranti lunak yaitu FAULT

(3)

TREE MODULE, MKV, RAM Commander, dan Reliability Workbench yang dapat mengerjakan dua dari tiga metode yang biasanya digunakan dalam PSSA.

Fakta bahwa tidak ada satu pun piranti lunak yang mampu melakukan analisis menggunakan seluruh metode yang biasa digunakan dalam PSSA sebenarnya tidak menjadi masalah. Tahap PSSA pada dokumen SAE ARP476 seperti yang juga dinyatakan dalam sub bab 2.2.2 menyatakan bahwa analisis yang dilakukan hanya menggunakan salah satu dari ketiga metode yang biasa digunakan, sehingga apabila piranti lunak tersebut hanya dapat melakukan satu metode saja tetap memenuhi persyaratan.

4.4 ANALISIS TERHADAP SYSTEM SAFETY ASSESSMENT (SSA)

Pada sub bab 3.5 telah dinyatakan bahwa berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan terhadap tahap SSA terdapat sembilan piranti lunak yang mempunyai fasilitas untuk mengerjakan salah satu atau dua metode yang biasa digunakan dalam membantu proses SSA. Selain itu, terdapat lima piranti lunak yang sama sekali tidak mempunyai fasilitas untuk mengerjakan salah satu dari ketiga metode Fault Tree Analysis (FTA), Dependence Diagram (DD) dan Markov Analysis (MA).

Serupa dengan hasil evaluasi terhadap PSSA, dari kesepuluh piranti lunak tersebut tidak ada satu pun yang mempunyai fasilitas untuk mengerjakan ketiga metode analisis tersebut. Hal ini sebenarnya tidak menjadi masalah karena seperti yang dinyatakan dalam SAE ARP4761 pada tahap SSA analisis yang dilakukan menggunakan salah satu dari FTA, DD atau MA. Oleh karena itu, bila sebuah piranti lunak hanya menyediakan fasilitas untuk mengerjakan satu metode saja maka piranti lunak tersebut tetap memenuhi syarat.

4.5 ANALISIS PIRANTI LUNAK

Secara umum dari empat belas piranti lunak yang dianalisis terbagi atas dua jenis. Pertama adalah piranti lunak tunggal dan kedua adalah piranti lunak paket. Piranti lunak tunggal adalah piranti lunak yang memiliki satu fungsi khusus spesifik sedangkan piranti lunak paket adalah piranti lunak yang memiliki berbagai fungsi karena terdiri atas beberapa 43

(4)

modul yang memiliki fungsi spesifik. Piranti lunak paket ada yang dijual secara keseluruhan dan ada yang dijual secara terpisah. Penjualan secara keseluruhan berarti calon pengguna harus membeli paket piranti lunak tersebut seluruhnya dan mendapatkan seluruh fungsi yang terdapat di dalamnya. Jika calon pengguna hanya membutuhkan beberapa fungsi tertentu maka dapat membeli piranti lunak yang dijual secara terpisah artinya calon pengguna hanya membeli beberapa modul dari piranti lunak tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Tabel 4.1 akan menunjukkan pembagian piranti lunak berdasarkan kriteria tunggal dan paket disertai dengan nama vendor.

Tabel 4.1 Pembagian piranti lunak berdasarkan kriteria tunggal dan paket

Piranti Lunak Vendor Jenis

FAULT TREE MODULE Paket

ITEM TOOLKIT – FMECA Module

ITEM

Paket

FMEA - Pro Tunggal

FTA - Pro

Dyadem

Tunggal

Fault Tree+ Tunggal

MKV Tunggal

Reliability Workbench Paket

Risk Vu

Isograph

Tunggal

RAM Commander Reliass Paket

Relex Fault Tree Tunggal

Relex FMEA Relex Tunggal CARE BQR Paket RCM++ Tunggal XFMEA Reliasoft Tunggal 44

(5)

Piranti lunak paket memiliki fasilitas yang lebih banyak daripada yang berjenis tunggal. Oleh karena itu, hal ini dapat menjelaskan bahwa ada beberapa piranti lunak mempunyai fasilitas yang memungkinkan untuk membantu pengguna mengerjakan tugas-tugas dan metode dalam semua tahapan proses penilaian keselamatan SAE ARP4761 (FHA, PSSA dan PSA). Yang termasuk dalam kelompok ini adalah

• RAM Commander • Reliability Workbench • CARE

Ketiga piranti lunak tersebut semuanya berjenis paket dan memiliki kesesuaian yang banyak terhadap proses penilaian keselamatan SAE ARP4761.

Sebenarnya piranti lunak yang berjenis tunggal juga dapat memiliki fungsi yang lebih banyak tetapi hal itu baru dapat terjadi jika pengguna juga membeli piranti lunak lain yang masih satu paket untuk melengkapinya. Contoh untuk kasus ini adalah piranti lunak dari Relex, yaitu:

• Relex Fault Tree • Relex FMEA

Dua piranti lunak tersebut dapat dibeli dalam satu paket yaitu Relex Studio 2007.

Piranti lunak RAM Commander, Reliability Workbench, CARE dan Relex Studio 2007 sudah memiliki fasilitas yang dapat membantu pengguna untuk melakukan analisis pada tahap-tahap FHA, PSSA dan SSA. Hal ini dikarenakan piranti lunak tersebut mempunyai fasilitas untuk membuat analisis dengan menggunakan metode FTA dan FMEA. Dua metode ini adalah kemampuan minimum yang harus dimiliki sebuah piranti lunak agar dapat memenuhi kesesuaian dengan standar penilaian keselamatan SAE ARP4761.

Namun selain kesesuaian piranti lunak terhadap standar proses penilaian keselamatan SAE ARP4761, terdapat pula kriteria lain sebagai tambahan yang boleh jadi cukup penting selain tujuan utama tersebut. Kriteria tambahan tersebut adalah:

(6)

• kemudahan memperoleh informasi tentang piranti lunak • harga piranti lunak

Kedua kriteria tambahan tersebut boleh jadi cukup berpengaruh bagi sebagian calon pengguna untuk menentukan piranti lunak yang akan dibelinya.

Kemudahan memperoleh informasi tentang piranti lunak berguna untuk mengetahui fasilitas apa yang terdapat dalam sebuah piranti lunak. Hal ini dapat diperoleh dengan cara melihat dari halaman situs pembuat piranti lunak (vendor). Selain itu beberapa pembuat ada yang menyediakan brosur elektronik yang dapat didownload. Brosur tersebut biasanya berisi informasi yang lebih rinci tentang segala hal yang terdapat pada piranti lunak mereka. Selain itu calon pengguna juga dapat mengevaluasi langsung piranti lunak dengan menggunakan demo piranti lunak yang disediakan oleh beberapa pembuat. Cara yang terakhir ini biasanya paling efektif untuk mengetahui kemampuan sebenarnya dari piranti lunak. Selain itu calon pengguna juga dapat menganalisis kelebihan dan kekurangan piranti lunak dalam melakukan berbagai metode untuk mngerjakan proses penilaian keselamatan.

Di sini kemudian timbul sebuah kendala yaitu tidak semua pembuat menyediakan demo piranti lunak dengan cara yang mudah. Memang ada sebagian pembuat yang dapat memberikan demo piranti lunak secara langsung dengan cara mendownload dari situs mereka tetapi sebagian lagi calon pengguna harus mengisi dan kemudian mengirimkan semacam permohonan sebelum dapat mendownload. Permohonan ini pun tidak dapat dikabulkan dalam waktu yang singkat bahkan ada diantaranya yang tidak dikabulkan dengan berbagai alasan.

Pembuat RAM Commander menyediakan demo produk yang sangat mudah untuk didownload dan diinstall tanpa dibatasi waktu penggunaannya. Pembuat Reliability Workbench selain menyediakan brosur elektronik yang dapat didownload dari halaman situsnya juga menyediakan demo yang mudah untuk didownload tetapi ketika diinstall demo ini ternyata membutuhkan password. Untuk memperoleh password tersebut calon pengguna harus mengisi semacam permohonan dan kemudian mengirimkannya. Permohonan ini pun tidak selalu mudah untuk dikabulkan atau bahkan tidak mendapat

(7)

balasan sama sekali yang berisi password untuk menginstall. Pembuat CARE sama sekali tidak menyediakan demo produk tetapi hanya mendeskripsikan produknya melalui brosur elektronik yang dapat didownload. Sehingga dari ketiga piranti lunak ini yang dapat diperoleh demo produknya dan dapat dievaluasi langsung hanya RAM Commander. Sedangkan untuk Relex Fault Tree dan Relex FMEA demo yang didapat berupa demo paket piranti lunaknya yaitu Relex Studio 2007.

Harga piranti lunak yang akan dipilih juga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan lain dalam proses penentuan piranti lunak. Harga yang ditawarkan sebuah piranti lunak paket lebih mahal daripada harga piranti lunak tunggal. Hal ini karena piranti lunak paket memiliki lebih banyak fasilitas untuk melakukan analisis dengan berbagai metode. Bagi sebagian pengguna mungkin fasilitas yang banyak tersebut sangat berguna bagi keperluannya, tetapi bagi sebagian yang lain fasilitas yang didapat terlalu banyak dan melebihi kebutuhannya. Untuk itu perlu dirumuskan secara tepat fasilitas apa saja yang memang sangat dibutuhkan oleh calon pengguna. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari ketidak-efisienan penentuan piranti lunak dari segi ekonomi. Dalam penelitian ini aspek harga tidak menjadi sesuatu yang memegang peranan penting dalam proses penentuan piranti lunak. Hal ini dikarenakan tujuan utama dari penelitian ini adalah mencari piranti lunak yang sesuai dengan proses penilaian keselamatan SAE ARP4761.

Piranti lunak RAM Commander dan Relex Studio 2007 Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan meskipun antar muka keduanya cukup baik dan user friendly. Persamaan keduanya adalah sama-sama mampu membuat FTA dan FMEA. RAM Commander memiliki kelebihan dalam hal FMEA dimana setiap FMEA yang dibuat dapat dibuatkan juga diagram visualnya untuk membantu memetakan sebuah item di dalam suatu sistem dan keduanya dapat ditampilkan dalam satu layar seperti contoh pada gambar 4.1.

Dalam gambar 4.1 terlihat bahwa setengah layar bagian atas adalah sebuah diagram visual dari FMEA yang ditampilkan pada setengah layar bagian bawah. Tentunya hal ini sangat membantu pengguna untuk mengetahui letak suatu item dalam sebuah sistem secara visual. Contoh yang ditampilkan pada gambar 4.1 adalah sebuah sistem komputer. Deskripsi secara keseluruhan dari piranti lunak RAM Commander dapat dilihat pada lampiran.

(8)

Gambar 4.1 Contoh tampilan FMEA beserta diagram visualnya pada RAM Commander

Relex Studio 2007 memiliki kelebihan dalam kepraktisan untuk berpindah dari metode analisis yang satu ke yang lain. Misalnya jika pengguna sedang berada pada tampilan FMEA dan ingin berpindah ke FTA maka hal ini dapat dilakukan dengan cara mengklik ikon FTA yang terdapat pada layar. Pada RAM Commander hal yang sama baru dapat dilakukan dengan cara membuka jendela (window) baru. Selain itu Relex Studio 2007 memiliki tampilan yang lebih atraktif dalam hal FTA daripada RAM Commander. Data-data selengkapnya mengenai piranti lunak RAM Commander, Reliability Workbench, CARE dan Relex Studio 2007 dapat dilihat pada lampiran.

(9)

Gambar 4.2 Contoh tampilan FTA pada Relex Studio 2007

Gambar 4.3 Contoh tampilan FTA pada RAM Commander

(10)

Untuk menentukan piranti lunak secara lebih akurat lagi, idelanya calon pengguna mempunyai sebuah acuan standar untuk menguji piranti lunak satu per satu. Acuan standar ini dalam istilah dunia informatika disebut benchmark. Sebuah kasus yang sama dapat dijadikan benchmark untuk pengujian piranti lunak. Hal ini dapat dilakukan dengan cara masing-masing piranti lunak diuji kemampuannya dalam membuat Fault Tree Analysis (FTA) pada kasus yang sama. Kemudian, hasilnya dilihat dan dievaluasi satu per satu. Dari sini calon pengguna dapat menentukan hasil FTA mana yang terbaik dan paling sesuai dengan harapannya. Pengujian juga dilakukan terhadap metode lain yang terdapat pada piranti lunak agar dapat melihat seluruh kemampuan piranti lunak.

Dalam hal penentuan benchmark untuk menguji piranti lunak timbul sebuah kendala. Yaitu kriteria ideal sebuah benchmark yang dapat dijadikan bahan uji bagi piranti lunak tidak diketahui. Untuk memecahkan persoalan ini diperlukan pembelajaran lebih lanjut dalam hal benchmark. Sehingga, akan didapat sebuah benchmark yang cukup handal dan ideal bagi pengujian piranti lunak. Masalah lain adalah untuk melakukan analisis dengan piranti lunak diperlukan pembelajaran yang lebih dalam mengenai proses piranti lunak tersebut dalam mengerjakan sebuah metode. Hal ini tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan adanya kendala-kendala tersebut pengujian piranti lunak dengan menggunakan benchmark yang standar belum dapat dilakukan pada penelitian ini. Namun hal ini dapat menjadi perhatian bagi penelitian lebih lanjut agar hasilnya lebih objektif lagi.

Deskripsi detail mengenai cara kerja piranti lunak yang dilakukan dalam penelitian ini hanya sedikit. Hal ini disebabkan untuk mengevaluasi secara menyeluruh suatu piranti lunak diperlukan pembelajaran lebih lanjut atau mungkin juga berupa pelatihan. Dengan hal itu maka akan didapat tinjauan secara menyeluruh mengenai cara kerja piranti lunak dalam membuat sebuah analisis hingga bagaimana bentuk laporan yang dapat dihasilkannya. Tentunya hal ini membutuhkan waktu yang lebih lama. Tetapi, jika kita tetap mengacu kepada tujuan utama yaitu mencari piranti lunak yang memiliki kesesuaian terhadap proses penilaian keselamatan SAE ARP4761, ada beberapa piranti lunak yang dapat menjadi rekomendasi. Piranti lunak tersebut adalah RAM Commander, Reliability Workbench, CARE dan Relex Studio 2007.

(11)

4.6 SPESIFIKASI PIRANTI LUNAK

Proses penilaian keselamatan SAE ARP4761 terdiri atas tahapan Functional Hazard Assessment (FHA), Preliminary System Safety Assessment (PSSA), dan System Safety Assessment (SSA). Dalam tahap FHA yang fokus utamanya adalah mendefinisikan seluruh fungsi dari suatu pesawat atau sistem dan mengidentifikasi kegagalan yang berkaitan dengan fungsi tersebut, analisis yang digunakan dapat menggunakan metode FMEA. Dalam tahap PSSA analisis yang lebih sering digunakan adalah dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan metode lainnya seperti Dependence Diagram (DD) dan Markov Analysis (MA). SSA yang fokus utamanya mengevaluasi apakah sistem yang dirancang telah memenuhi syarat keselamatan yang ditentukan dari tahap PSSA dan telah memenuhi persyaratan desain yang ditentukan dari FHA biasanya juga menggunakan salah satu dari ketiga metode untuk membantu mengerjakannya yaitu FTA, DD, atau MA.

Selain memenuhi berbagai kriteria tersebut sebuah piranti lunak yang terpilih diharapkan dapat membantu pengguna untuk membuat sebuah program perawatan (maintenance program) yang baik. Biasanya secara umum sebuah program perawatan terdiri atas penentuan maintenance task dan interval waktu untuk melaksanakan perawatan. Agar interval perawatan dapat ditentukan maka ada beberapa parameter penting yang harus diketahui. Beberapa parameter tersebut adalah Mean Time to Failure (MTTF) yaitu waktu rata-rata antara kegagalan awal dan kegagalan berikutnya, Mean Time Between Failure (MTBF) yaitu waktu rata-rata antara sistem yang telah diperbaiki dan kegagalan berikutnya, dan Mean Time to Repair (MTTR) yaitu waktu rata-rata untuk memperbaiki sebuah sistem atau komponen. Parameter-parameter tersebut dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini.

(12)

Failure Failure Failure X1 X2 X3 Y3 Y2 Y1 Available Unavailable

X = Mean Time to Failure Y = Mean Time to Repair

Gambar 4.4 Beberapa parameter perawatan

Berdasarkan hal tersebut, sebuah piranti lunak yang terpilih untuk memenuhi proses penilaian keselamatan sesuai dengan SAE ARP4761 dan pembuatan program perawatan harus mampu untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut.

• Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) • Fault Tree Analysis (FTA)

• Menentukan Mean Time to Failure (MTTF) • Menentukan Mean Time Between Failure (MTBF) • Menentukan Mean Time to Repair (MTTR)

Piranti lunak Relex Studio 2007 dapat menentukan MTTF, MTBF, dan MTTR. RAM Commander dan CARE dapat menentukan MTBF dan MTTR. Reliability Workbench dapat menentukan MTTR dan MTTF. Oleh karena itu, seluruh piranti lunak tersebut dapat melakukan proses penilaian keselamatan sesuai dengan SAE ARP4761 dan pembuatan program perawatan.

52 Bagian terakhir dari bab ini menampilkan diagram pada Gambar 4.5. Diagram ini memperlihatkan hasil seleksi piranti lunak. Diagram tersebut serupa dengan diagram alir metodologi penelitian pada bagian pendahuluan, tetapi beberapa bagian telah disesuaikan dengan menampilkan hasil analisis piranti lunak yang dilakukan pada bab ini.

(13)

(Gambar 4.5 Diagram hasil pemilihan piranti lunak)

Gambar

Tabel 4.1 Pembagian piranti lunak berdasarkan kriteria tunggal dan paket
Gambar 4.1 Contoh tampilan FMEA beserta diagram visualnya pada   RAM Commander
Gambar 4.2 Contoh tampilan FTA pada Relex Studio 2007
Gambar 4.4 Beberapa parameter perawatan

Referensi

Dokumen terkait

Proses bending adalah proses pembengkokan atau pelengkungan Proses bending adalah proses pembengkokan atau pelengkungan suatu material.0elama operasi bending, logam pada sisi

Untuk meningkatkan efisiensi ligasi dapat dilakukan beberapa cara, antara lain penggunaan DNA dengan konsentrasi tinggi (lebih dari 100µg/ml), perlakuan dengan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perhitungan

Sebuah gambaran tentang kerajaan yang pernah mencapai masa keemasan dan kekuasaan yang begitu luas, akhirnya harus terhenti dan mengalami keruntuhan. Dalam runtuhnya sebuah

Alur penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 4. Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan segmentasi, tahapan pengukuran fitur dan

Pengguncang saringan mekanis yang sama tidak bisa digunakan untuk semua ukuran contoh uji karena luasan penyaringan besar hanya digunakan untuk agregat kasar dengan ukuran

Aset pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer ( net dari kewajiban pajak) Cap yang dikenakan untuk provisi pada Tier 2. Provisi yang dapat diakui sebagai Tier 2