• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Rariya Budiharta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Rariya Budiharta"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Rariya Budiharta

4104.100.022

(2)

PENDAHULUAN

Latar

Belakang

Inti Permasalahan

Tujuan

Batasan Masalah

Manfaat Penulisan Tugas

(3)

Latar

Belakang

 Bumi merupakan planet yang memiliki kurang lebih 70 %

bagiannya berupa air (lautan), Selain sebagai sumber daya alam yang melimpah, lautan juga digunakan sebagai jalur atau media transpotasi moda laut.

Biofouling memang menjadi permasalahan sejak pertama kali

perahu yang terbuat dari kayu berlayar dilaut

Biofouling pada lambung dan lunas kapal dapat meningkatkan

pemakaian bahan bakar sebanyak 3 %, juga dapat menambah berat kapal.

 Salah satu metode yang paling efektif dan banyak

dipergunakan dalam menanggulangi korosi adalah penggunaan cat.

(4)

Inti Permasalahan

Seberapa besar pengaruh material terhadap penempelan

biofouling dan faktor yang mempengaruhinya?

Berbahan dasar apakah sebuah kapal dalam usaha

pengurangan bioufouling yang akan menempel pada

badannya?

Apakah laju pertumbuhan bioufoling akan sama pada

setiap varian yang akan diujikan?

Efisiensi pemilihan material berdasarkan usaha pemilihan

material dengan minimalisir bioufoling dalam penerapan

dibidang perkapalan?

(5)

Tujuan

 Menganalisa material bahan dasar kapal tersebut berpengaruh terhadap besarnya jumlah penempelan bioufouling dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Menganalisa jenis jenis biofouling yang menempel.  Penggunaan bahan (material) yang lebih tidak disukai bioufouling sebagai

pengganti bahan pembuatan dengan pertimbangan tertentu dan dengan ketentuan kapal berdimensi tertentu yang dapat digunakan.

 Menganalisa laju pertumbuhan dan luasan yang ditempeli bioufoling,

dengan perbandingan luasan, waktu dan jumlah biofouling yang menempel. Menghitung perkiraan luasan kapal yang tertempel fouling dengan

membandingkan luasan, menghitung pertambahan berat akibat bioufoling pada spesimen.

 Menghitung / menganalisa dari segi ekonomi (keekonomisan) penggunaan material tersebut dalam aplikasi pembangunan kapal dengan dimensi kapal yang memungkinkan dalam pembangunannya (segi dimensi kapal)

(6)

Batasan Masalah

 Material yang digunakan berupa pelat Baja, Aluminium, Fiber, Kayu Bengkireng, Bambu (Laminasi Bambu) dengan dimensi masing masing 20 cm x 10 cm

 Lokasi pengujian berada di kawasan Dok. Irian, Divisi Kapal Perang. PT. PAL Indonesia.

 Terdapat 5 variasi material dengan 5 specimen per material yang diujikan.

 Terdapat 2 sisi yang akan dianalisa, pada sisi A dilakukan pengecatan dengan cat anti fouling dan sisi B tanpa cat.

 Jenis cat yang digunakan digunakan untuk melapisi pelat percobaan adalah cat jenis anti fouling.

(7)

Manfaat Penulisan TA

Secara AKADEMIS:

 Dapat digunakannya data valid yang telah dihasilkan dalam Tugas Akhir ini sebagai sumber pustaka.

 Dapat menjadi acuan data dalam keperluan informasi bioufoling dan bahan yang ditempeli.

Secara PRAKTIS:

 Dapat mengetahui pengaruh penanggapan makhluk yang

berada disekitar lingkupnya dengan variasi material yang telah diuji dan dianalisa.

 Dapat dijadikan acuan oleh pihak galangan dan industri

maritim dalam menentukan pemilihan material yang digunakan pada pembuatan kapal

(8)

Landasan Teori

Definisi Biofouling

Perkembangan &

Penempelan Biofouling

Faktor –

faktor Penyebab

(9)

Definisi Biofouling

Secara umum biofouling adalah akumulasi dan penumpukan dari mikro-organisme, tanaman dan binatang pada fase dewasa yang melekat sementara maupun tetap pada permukaan

substrat (material yang ditempeli biofouling).

 Biofouling dikategorikan dalam dua golongan : - biofouling mikroskopik

- biofouling makroskopik.

 Biofouling mikroskopik adalah Bakteri, Diatomeae, Protozoa, dan Rotifera

 Biofouling makroskopis yang banyak muncul antara lain

Balanus sp., Pelecypoda, Annelida, Coeloenterata, Tunicata, dan Algae.

(10)

Perkembangan & penempelan Biofouling

 Balanus sp. merupakan hewan invertebrata laut. Menurut

Darsono (1979) dalam Ermaitis (1984) menyatakan bahwa Balanus sp. berkembang biak secara seksual, setiap individu mempunyai organ reproduksi jantan dan betina

(hermaphrodite).

 Larva nauplius, Larva nauplius berganti kulit sekali atau tiga kali dalam seminggu.

 larva cyprid berakhir empat hari atau 10 sampai 12 minggu sampai menemukan substrat yang cocok dan cangkang larva cyprid akan berubah menjadi cangkang dewasa.

 Balanus sp. adalah stadium dewasa yang bersifat menempel secara permanen dengan bahan perekat yang dikeluarkan dari kelenjar perekat dipangkal kedua antena pertama.

(11)

Faktor –

faktor Penyebab Biofouling

 Intensitas cahaya : Cahaya matahari yang jatuh di permukaan laut akan diserap dan diseleksi oleh air laut, sehingga cahaya dengan panjang gelombang yang panjang seperti cahaya merah, ungu dan kuning akan hilang lebih dahulu. Banyaknya sinar matahari yang masuk ke dalam laut berubah-ubah tergantung pada intensitas cahaya, banyaknya pemantulan di permukaan, sudut datang dan transparasi air laut

 Temperatur : Organisme laut umumnya bersifat polikilotermik sehingga penyebarannya mengikuti perbedaan suhu lautan secara geografis, Organisme biofouling dapat hidup dari perairan dengan perubahan suhu berkisar antara 15-30 °C atau dari perairan eustarina sampai laut terbuka, iklim tropik sampai dengan iklim sedang. Air mempunyai daya muat panas yang lebih tinggi daripada daratan.

Akibatnya untuk menaikan suhu sebesar 1 C, air akan membutuhkan energi yang lebih besar daripada yang dibutuhkan oleh daratan dalam jumlah massa yang sama.

(12)

Faktor

faktor Penyebab Biofouling

 Sedimentasi : merupakan salah satu faktor penting pertumbuhan organisme

biofouling.

 Kedalaman laut : di perairan Eropa ditemukan biofouling jenis bivalvia, Pada kedalaman lebih dari 15 m, koloni biofouling yang ditemukan antar lain byrozoa, serpulids, hydroid, dan oysters.

 Arus dan gelombang perairan : Arus dan gelombang mengakibatkan kegagalan penempelan Organisme biofouling. pada substrat.

 Arus dan gelombang perairan : Arus dan gelombang mengakibatkan kegagalan penempelan Organisme biofouling.

 Salinitas : Salinitas (kadar garam) adalah berat semua garam yang terlarut dalam 1000 gram air laut, Organisme biofouling dapat hidup dari perairan estuaria sampai laut terbuka di mana salinitas pada perairan estuaria antara 5-30°/oo sedangkan salinitas pada laut terbuka dapat mencapai 41°/oo .

 Tipe subtrat : disebabkan oleh sifat fisik dan kimia dari subtrat tersebut.  Pasang surut : Salah satu fenomena fisik dan dinamis yang selalu dijumpai

di lautan adalah naik turunnya permukaan air yang bersifat periodik selama satu interval waktu tertentu yang disebut pasang surut

(13)

Metodologi Penelitian

Pemilihan dan Penyusunan

Material uji

(14)

Pemilihan dan Penyusunan Material uji

 Tempat dan Waktu Penelitian.

 Alat, Bahan dan Cara Kerja : Persiapan Bahan Uji

Pengecatan Bahan Uji Pemasangan Bahan Uji

(15)
(16)

Skema Kerja

Persiapan Bahan Uji Pengecatan bahan uji Perendaman Material Proses Pengambilan Data Pertambahan berat Biofouling

Pemilihan Material (bahan dasar)

pembuatan kapal dengan efisiensi minimal penempelan biofouling

Estimasi perhitungan penambahan berat kapal diakibatkan pengotoran biologis dilaut.

Estimasi perbandingan penggunaan cat antifouling dengan tanpa acat anti fouling

(17)

Pengumpulan Data

Rekapitulasi berat Material Uji

- Baja

- Kayu

-

Aluminium

- Fiberglass

- Bambu

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)

Analisa dan Pembahasan

Data

Jenis Jenis Biofouling

Rekapitulasi Berat rata-rata material uji

Rekapitulasi Total Berat Biofouling

Persentase Perbandingan Material

dengan Cat dan Tanpa Cat anti fouling

Laju Pertumbuhan Biofouling

Penerapan dalam praktik dan analisa

(25)

Jenis Jenis Biofouling

Ordo Acoela

Urosalphinx sp

Classis Phaeophyceae

(26)

Rekapitulasi Berat rata-rata

material uji (Selama 2,5 Bulan)

 Material Baja

- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan - Specimen Sisi Dengan Pengecatan  Material Kayu

- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan - Specimen Sisi Dengan Pengecatan  Material Bambu

- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan - Specimen Sisi Dengan Pengecatan  Material Fiberglass

- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan - Specimen Sisi Dengan Pengecatan  Material Aluminium

- Specimen Sisi Tanpa Pengecatan - Specimen Sisi Dengan Pengecatan

(27)

Material Baja

(28)

Material Kayu

(29)

Material Bambu

(30)

Material Fiberglass

(31)

Material Aluminium

(32)

Rekapitulasi Total Berat

Biofouling

Jenis Specimen Tanpa Cat Dengan Cat

Baja 97 gram 84 gram

Kayu 121 gram 85 gram

Bambu 151 gram 93 gram

Fiberglass 107 gram 67 gram

(33)

Rekapitulasi Total Berat

Biofouling

Jenis Specimen Tanpa Cat Dengan Cat

Baja 4850 gram/m² 4200 gram/m²

Kayu 6050 gram/m² 4250 gram/m²

Bambu 7550 gram/m² 4650 gram/m²

Fiberglass 5359 gram/m² 3350 gram/m²

Aluminium 5800 gram/m² 4850 gram/m²

Dalam perhitungan sebelumnya, merupakan Rekapitulasi berat Biofouling per luasan material.

(34)
(35)

Laju Pertumbuhan Biofouling

Pembahasan Laju Pertumbuhan Biofouling

Pada

Baja

Kayu

Aluminium

Fiberglass

Bambu

(36)

Laju Pertumbuhan Biofouling pada

Baja

(37)

Laju Pertumbuhan Biofouling pada

Kayu

(38)

Laju Pertumbuhan Biofouling pada

Aluminium

(39)

Laju Pertumbuhan Biofouling pada

Fiberglass

(40)

Laju Pertumbuhan Biofouling pada

Bambu

(41)

Penerapan dalam praktik dan

analisa dari segi ekonomi

 Dari Segi Praktik

Nama kapal : DIBARTOLO LOA : 35,5 meter LPP : 32 meter B : 7,55 meter T : 1,4 meter H : 3,6 meter V : 35 knots DWT : 138 ton Payload : 36 ton Cb : 0,51

Dari data diatas, dapat dicari WSA dengan

[L*(2T+B)*(0,453 + 0,4425 cb – 0.2862 Cm ),003467 + 0,3696 Cwp + 2,38 ABT / Cb] (PNA vol II hal 91)

WSA = 233,952 m² Dengan tabel (slide 33), sehingga dapat dicari penambahan berat akibat pengotoran biologis akibat biofouling.

 Dari Segi Ekonomi

(42)

Kesimpulan

Variasi Subtrat Berpengaruh Langsung

ada Jumlah Penempelan Biofouling.

Pemilihan Material Kapal yang disarankan

adalah Baja (Tanpa Pengecatan) dan

Fiberglass (Dengan Pengecatan)

Laju pertumbuhan Biofouling Teratur

Dari Segi ekonomi, Mengetahui

pengurangan Payload akibat Penambahan

Berat Biofouling

(43)

Saran

1. Penelitian yang sama dengan memperhatikan: - kecepatan arus,

- material dalam keadaan bergerak, - tingkat kadar garam, dan

- keadaan lingkungan laut sekitar tempat perendaman. 2. Penelitian dengan menggunakan pelindungan penempelan

biofouling selain cat anti fouling.

3. Penggunaan material lain dalam penelitian. 4. Penggunaan variasi kedalaman material uji.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data sekuen juga dilakukan untuk mengetahui beberapa karakter urutan basa nukleotida pada d-loop Rana yang dianalisis, diantaranya adalah.. menghitung

menggunakan alat komunikasi dalam bentuk apapun (hand-phone, pager, dsb) pada saat ujian berlangsung berada pada kategori kurang efektif dan efektif (rerata 2,03). 14)

tangga untuk pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat Kabupeten/Kota di Provinsi Bali. Manusia yang sejahtera adalah manusia yang

Demikian pula jumlah penumpang yang datang melalui penerbangan internasional pada bulan Januari 2017 naik 9,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016.. Jumlah

Keinginan mencoba hal yang tidak berkaitan dengan pembelajaran, senang saat memperoleh pujian, bersemangat saat beraktivitas, antusiasme saat belajar di dalam

Berdasarkan analisis SWOT, STT Simpson memiliki beberapa kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan sebagai strategi bersaing. Dalam matriks analisis SWOT

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan nitrat dan tingkat kesadahan dalam air sumur di desa Rejosari

Setelah penulis melaksanakan penelitian dengan memberikan tes berbentuk essay kepada siswa kelas VIII MTs.Al-Washliyah Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan dengan sampel