• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. juga sastra merupakan ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta. Disebutkan dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. juga sastra merupakan ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta. Disebutkan dalam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seni merupakan hasil karya cipta yang perlindungan kekayaan intelektualnya melalui hak cipta. Sejak Peraturan tentang Hak Cipta berlaku pada tahun 1912 hingga mengalami 3 kali pergantian dan 2 kali pengubahan dalam sejarah perkembangan regulasinya, kesenian selalu dikategorikan dalam kekayaan intelektual berupa hak cipta. Dalam Undang Undang Hak Cipta terbaru Nomor 28 Tahun 2014 (UUHC 2014) sekalipun, seni seperti halnya ilmu pengetahuan dan juga sastra merupakan ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta. Disebutkan dalam Pasal 1 angka 3 UUHC 2014 bahwa ciptaan adalah setiap hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata.

Ruang lingkup kesenian yang dilindungi hak cipta yang diatur di dalam UUHC 2014 adalah fotografi, kaligrafi, kolase, lukisan, gambar, karya arsitektur, patung, seni motif, seni pahat, seni batik, atau kerya seni lainnya meliputi seni rupa, seni terapan. Pada dasarnya kesemua ciptaan seni tersebut dapat dilakukan pencatatan terhadapnya. Namun, terdapat pengecualian terhadap karya seni yang tidak diperbolehkan dilakukan pencatatan terhadapnya, yaitu logo. Dalam Pasal 65 UUHC 2014 dijelaskan bahwa pencatatan ciptaan tidak dapat dilakukan terhadap seni lukis yang berupa logo atau tanda pembeda yang digunakan sebagai merek dalam perdagangan barang/jasa atau digunakan sebagai lambang

(2)

organisasi, badan usaha, atau badan hukum.1 Padahal sebelumnya, di dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta (UUHC 2002), gambar logo termasuk salah satu jenis ciptaan yang dapat dilakukan pendaftaran terhadapnya.

Penelitian ini akan memfokuskan bahasannya pada logo perguruan tinggi, dimana didalam logo perguruan tinggi terdapat makna-makna luhur yang melambangkan perguruan tinggi tersebut. Sebelum UUHC 2014 diundangkan, logo perguruan tinggi merupakan salah satu seni gambar yang mendapatkan perlindungan hak cipta dan merek sekaligus. Begitu pula pendaftaran logo perguruan tinggi sebalumnya bisa dilakukan melalui hak cipta maupun merek. Pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) misalnya, keduanya telah mendaftarkan hak cipta dan hak merek atas logonya melalui Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di Daerah Istimewa Yogyakarta.2

Saat ini, dengan dilarangnya pencatatan logo perguruan tinggi oleh hak cipta, apakah akan berpengaruh pada perlindungan hak cipta terhadap gambar logo tersebut. Ataukah dengan larangan pencatatan ini maka perlindungan kekayaan intelektual yang bisa melindungi logo hanyalah melalui hak merek. Padahal, dalam hak merek tidak diatur perlindungan hak moral sebagaimana hak cipta mengaturnya. Apalagi merek hanya berfungsi untuk melindungi tanda yang merupakan identitas pembeda dalam perdagangan. Sebagaimana tertuang dalam

1 Vide Pasal 65 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

(3)

Undang-Undang Nomor 15 tahun 2001 tentang Merek (UU Merek) dalam Pasal 1 angka 1 nya menyebutkan bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Berbeda dengan mekanisme hak moral dalam hak cipta yang melindungi baik integriti maupun paterniti suatu ciptaan.

Dalam hal logo perguruan tinggi yang awalnya bisa dicatatkan hak cipta, sekarang tidak lagi adakejelasan pencatatan hak moralnya lewat uraian ciptaan. Penelitian ini akan membahas konsekuensi apa yang mungkin timbul dari larangan pencatatan hak cipta terhadap gambar logo pada UUHC 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Apa konsekuensi larangan pencatatan ciptaan gambar logo pada UUHC 2014 terhadap perlindungan hak cipta gambar logo ?

2. Bagaimana kedudukan hak moral di dalam gambar logo perguruan tinggi (Studi Logo UGM dan UII) ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah suatu sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baik secara teoritis maupun praktek untuk mendalami segala aspek-aspek yang tertuang di dalam suatu cabang pengetahuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

(4)

1. Tujuan Subjektif

Tujuan subjektif dari penelitian ini adalah untuk mencari data yang akurat yang berhubungan dengan objek penelitian, dalam rangka memenuhi penulisan hukum sebagai tugas akhir memperoleh gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

2. Tujuan Objektif

Adapun yang menjadi tujuan dari dilaksanakannya penelitian dengan judul

‘Konsekuensi Larangan Pencatatan Ciptaan Gambar Logo terhadap Perlindungan Hak Moral Pencipta Logo Universitas (Studi Logo Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Indonesia)’, yaitu untuk menemukan

konsekuensi hukum yang terjadi dari ditiadakannya pencatatan hak cipta gambar logo pada UUHC 2014 serta bagaimana dampak yang ditimbulkannya terhadap perlindungan hak moral logo perguruan tinggi. Sehingga nantinya dapat ditemukan kejelasan hukum atas kedudukan hak moral di dalam gambar logo perguruan tinggi, khususnya UGM dan UII.

D. Keaslian Penelitian

Setelah melakukan penelusuran perpustakaan, peneliti belum menemukan penelitian lain dengan permasalahan hak moral pencipta logo perguruan tinggi berdasarkan UUHC 2014. Adapun beberapa penelitian yang membahas hak moral tidak merujuk pada larangan pencatatan gambar logo di dalam UUHC 2014. Peneliti juga menemukan beberapa penelitian terkait hak cipta, namun tidak menjadikan UUHC 2014 sebagai acuan. Hal ini disebabkan UUHC 2014 baru diundangkan pada akhir tahun 2014, hanya berkisar satu tahun dari dibuatnya

(5)

penelitian ini. Sehingga penulis yakin bahwa penelitian ‘Konsekuensi Larangan

Pencatatan Ciptaan Gambar Logo terhadap Perlindungan Hak Moral Pencipta Logo Universitas (Studi Logo Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Indonesia)’, ini adalah asli dan tidak plagiasi.

Adapun beberapa penelitian yang memiliki keterkaitan, yaitu:

1. Pada tahun 2010 V. Henry Soelistyo Budi menyusun disertasi dengan judul ‘Perlindungan Hak Moral Menurut Hukum Hak Cipta di Indonesia (Kajian Mengenai Konsepsi Perlindungan, Pengaturan dan Pengelolaan Hak Cipta’. Selain membahas sejarah perlindungan hak moral dalam perkembangan regulasi hak cipta, disertasi ini mengupas seputar perlindungan hak moral pada beberapa jenis ciptaan yang bisa dicatatkan karya ciptanya menurut UUHC 2002.3 Kemudian disertasi ini dibukukan oleh V. Henry Soelistyo Budi dengan judul Hak Cipta Tanpa Hak Moral.4 Namun dalam disertasinya, karya cipta berupa gambar logo tidak menjadi fokus pembahasan V. Henry Soelistyo Budi. Selain itu dasar analisis yuridis yang digunakan berbeda dengan penulis, dimana V. Henry Soelistyo Budi masih menggunakan UUHC 2002.

2. Pada tahun 2012 Hendi Kusuma Atmaja membuat tesis mengenai perlindungan hukum atas hak ekonomi dan hak moral terhadap karya fotografi menurut UUHC 2002. Penelitian Hendi Kusuma Atmaja ini membahas mengenai bentuk perlindungan terhadap karya fotografi dengan menggunakan studi sebuah website,

3

Henry Soelistyo Budi, 2010, Perlindungan Hak Moral Menurut Hukum Hak Cipta di Indonesia

(Kajian Mengenai Konsepsi Perlindungan, Pengaturan dan Pengelolaan Hak Cipta), Disertasi

Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

(6)

dimana penyedia website tersebutlah yang secara pro-aktif membuat mekanisme untuk melindungi karya fotografi di dalamnya. Perbedaan penelitian hendi kusuma atmaja dengan penelitian ini terletak pada Undang-Undang Hak Cipta yang dijadikan payung hukum masih menggunakan UUHC 2002. Meskipun sama-sama membahas perlindungan hak moral di dalam hak cipta, namun karena rujukan yuridisnya berbeda, maka penelitian ini berbeda. Selain itu, Hendi juga memfokuskan bahasan pada fotografi, berbeda dengan penelitian ini yang membahas mengenai logo.5

3. Pada tahun 2005, Handi Nugraha menulis tesis dengan judul Tinjauan Perlindungan Hak Moral dalam Undang-Undang Hak Cipta. Penelitian Handi Nugraha ini mendasarkan konsepsi hak moral dengan UUHC 2002, berbeda dengan penulis yang menggunakan dasar hukum UUHC 2014. Selain itu, penulis mengambil isue hak moral secara spesifik dalam jenis hak cipta logo perguruan tinggi, berbeda dengan tesis Handi Nugraha yang lebih umum pembahasannya.6

E. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan hukum, khususnya hukum hak kekayaan intelektual, hak cipta. Manfaat dimaksut berupa diperolehnya gambaran secara nyata mengenai konsekuensi larangan

5 Hendi Kusuma Atmaja, 2012, “Perlindungan Hukum Atas Hak Ekonomi Dan Hak Moral

Terhadap Karya Fotografi Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta”,

Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

6 Handi Nugraha, 2005, Tinjauan Perlindungan Hak Moral dalam Undang-Undanh Hak Cipta, Tesis, Universitas Indonesia, Depok.

(7)

pencatatan hak cipta gambar logo terhadap perlindungan hak moral pencipta logo perguruan tinggi.

2. Bagi Masyarakat Luas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan bagi pencipta logo dalam mendaftarkan ciptaannya melalui kekayaan intelektual jenis hak merek dengan mengetahui konsekuensi hukum hak ciptanya. Terkhusus, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan pertimbangan perguruan tinggi dalam mendaftarakan logonya melalui kekayaan intelektual jenis hak merek dengan mengetahui konsekuensi hukum yang ditimbulkannya.

Referensi

Dokumen terkait

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN IKAN YANG BERASOSIASI DENGAN LAMUN PADA KERAPATAN LAMUN YANG BERBEDA DI PULAU PANJANG JEPARA. Agus Nurchotim, Ruswahyuni, Niniek

'etelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat meringkas materi terkait konsep penggunaan alat ukur pembanding dan atau alat ukur dasar  sesuai dengan buku

Secara definisi, sebuah tabel berada pada bentuk normal ketiga (3NF) jika tabel sudah berada pada 2NF dan setiap kolom yang bukan kunci tidak tergantung secara transitif pada

Matematika sebagai ilmu yang mempelajari konsep-konsep yang abstrak mengakibatkan adanya sikap yang negatif dari sebagian siswa terhadap pelajaran matematika.

Melalui penelitian ini penulis berupaya menggali dan menelaah upaya yang dilakukan Pondok Pesantren Nuurul Qur‘an Desa Bukateja Kecamatan Bukateja

Industri batu alam buatan: Dikarenakan batu alam adalah bahan alam yang tidak dapat diperbaharui, dan sekarang sulit untuk didapatkan dengan harga yang semakin

Maka dalam konteks keperluan kita, misalnya saat membidik titik focus matahari berada di antara interval jam yang tersedia, harus dilakukan interpolasi atas deklinasi

Dalam perkembangan BMT Bismillah tidak terlepas dari tantangan dan permasalahan yang dihadapi yang menjadi persoalan-persoalan yang menjadi kendala, antara lain:.