• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBINAAN AKHLAK NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

48

A. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan 1. Tinjauan Historis Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekalongan yang berkedudukan di jalan WR. Supratman No. 106, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Kode Pos 51114, Website: www.lapaspekalongan.blogspot.com, E-mail: lapas_pekalongan@yahoo.co.id, merupakan lembaga pemasyarakatan yang dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1913. Terdiri dari delapan blok hunian dan berkapasitas awal 1454 orang dan merupakan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I. Namun dengan adanya tiga blok yang rusak, maka kapasitas saat ini berubah menjadi 1085 orang.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M. 01. PR. 07. 03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan yang semula kelas I berubah menjadi Lembaga Pemayarakatan Kelas II A.

2. Letak Geografis Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekalongan berkedudukan di jalan WR. Supratman No. 106, Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

(2)

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan menempati areal tanah seluas 72.500 m2 dengan luas bangunan 19.202 m2, yang mana jaraknya sekitar radius 1 Km dari Pantai Utara Pulau Jawa yang terdiri dari:

a. Bangunan gedung kantor : 41. 114, 95 m2 b. Perumahan dinas : 4. 978, 355 m2 c. Pertanian basah : 9. 908, 448 m2 d. Pertanian kering : 16. 498, 247 m2 e. Sebidang tanah dan bangunan

rumah dinas di Jl. WR Supratman

No. 104 Pekalongan : 354, 55 m21

Adapun batasan–batasan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekalongan antara lain :

Sebelah barat : STAIN Pekalongan Sebelah timur : Jalan WR. Supratman Sebelah utara : Desa Wonosari

Sebelah selatan : Desa Panjang Wetan Gg 12

3. Visi dan Misi Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan a) Visi

Masyarakat memperoleh kepastian hukum dalam bidang pemasyarakatan.

1 Data monografi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, diambil pada tanggal

3 Februari 2015.

2 Observasi langsung di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan pada tanggal 3

(3)

b) Misi

1) Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan dan masyarakat.

2) Menegakkan hukum secara profesional dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia menuju adanya kepastian hukum dan rasa keadilan.

3) Memberikan pembinaan kepada Warga Binaan Pemasyarakatan sehingga dapat meningkatkan kesadaran hukum.3

(4)

4. Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan Tahun 20154

Tabel: 1

4 Dokumentasi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, 17 November 2015

KA. Sub Bag TU Pius Harjadi, A. KS. MAP

KA. Urusan Kepegawaian Dan Keuangan

Karijo, S. Sos.

KA. Urusan Umum

Retno Adi, S. H.

Kasi Bimbingan Napi Roni Darmawan, A.

Md. IP., S. H.

Kasi Kegiatan Kerja Slamet Raekhun, SM, Hk. Kasi Administrasi Sukirman, S. H. Kasubsi Registrasi Dewiatni, A. Md. IP. Kasi KPLP M. Sjaefoedin, A. Md. IP., S. Sos. Kalapas

Dr. Suprapto, Be. IP., S. H., M. H.

Regu Pengaman I Regu Pengaman II

Regu Pengaman III Regu Pengaman IV Kasubsi Bimbingan Kerja Mugianto, S. H. Kasubsi Keamanan M. Edi Iswanto, S. H. Kasubsi Pelaporan dan Tata Tertib Doso Noegoro,

S. H. Kasubsi Sarana Kerja

Marsudi, S. H. Kasubsi Bimbingan

Kemasyarakatan Agus Wijayanto, A.

(5)

5. Keadaan Pengasuh Keagamaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki lima orang pembina keagamaan dan di bantu dari DEPAG dengan rincian sebagai berikut:5

Tabel: 2

NO Pengampu Materi Hari Waktu

1 Ust. Miftahul Ulum - Kuliah Subuh - Kultum Senin - Sabtu Rabu 04. 45 – 06. 00 WIB 19. 00 – 19. 15 WIB 2 Ust. Khusnul Falah

- Fiqih Ibadah Senin 11. 00 – 12. 00 WIB

3 Ust. Slamet - Tahfidhul Qur’an dan Qiro’ah

Selasa 09. 00 – 11. 00 WIB

4 Ust. Yasir Maqosit, Lc

- Hadits Arba’in Selasa 09. 00 – 11. 00 WIB

5 Ust. Maskuri - Tafsir Rabu 09. 00 – 11. 00 WIB 6 Umum Atau

DEPAG

- Bintal Kamis 11. 00 – 12. 00 WIB

(6)

6. Staff dan Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

a) Keadaan Staff Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan6 Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki 84 orang pegawai dengan rekapitulasi jumlah pegawai berdasarkan golongan, pendidikan dan usia keadaan per bulan Januari 2015 sebagai berikut:

Tabel 3

No Golongan Jml Pendidikan Jml Usia Jml

1 Golongan I 0 Tamat SD 1 18 – 30 Tahun 10 2 Golongan II 22 Tamat SLTP 3 31 – 40 Tahun 11 3 Golongan

III 61 Tamat SLTA 52

41 – 45 Tahun 19 4 Golongan IV 1 Tamat Diploma 7 46 – 50 Tahun 21 5 - Tamat Sarjana 21 51 – 55 Tahun 23 Total 84 84 84

b) Keadaan Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Data narapidana berdasarkan klasifikasi agama, pendidikan dan lama pidana di bulan Februari 2015.7

6 Dokumentasi, Ketenagaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, Selasa 3

(7)

Tabel: 4

No Agama Jml Pendidikan Jml Pidana Jml

1 Islam 398 Tidak Tamat

SD 5 0 – 1 Tahun 7 2 Kristen 14 Tamat SD 134 1,1 – 5 Tahun 54 3 Katholik 21 Tamat SLTP 111 5,1 – 10 Tahun 311 4 Budha 10 Tamat SLTA 179 10,1 – 15

Tahun 60 5 Hindu - Tamat Diploma 5 15,1 – 20 Tahun 11 6 Konghu Cu - Tamat Sarjana 9 Seumur Hidup - Total 443 443 443

7. Sarana dan Prasarana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Keberhasilan dalam proses pembinaan akhlak bagi narapidana tidak lepas dari sarana dan prasarana, oleh karena itu sarana dan prasarana mempunyai peranan yang sangat penting agar tujuan dalam proses pembinaan dapat tercapai secara maksimal. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Pekalongan adalah sebagai berikut :

7 Dokumentasi, Data Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, Kasi

(8)

a) Ruang Klinik Umum

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana klinik umum yang meliputi:

1) Ruang periksa sebanyak 1 (satu) lokal.

2) Ruang penyimpanan obat sebanyak 1 (satu) lokal. 3) Ruang rawat inap sebanyak 2 (dua) lokal.

b) Ruang Bezukan

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki 1 (satu) lokal ruang bezukan yang terletak di halaman dalam kantor. c) Ruang Dapur

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana dapur yang digunakan untuk memasak untuk semua penghuni lapas yang terdiri dari:

1) Satu lokal ruang untuk memasak.

2) Satu lokal ruang untuk penyimpanan bahan makanan. 3) Satu lokal ruang untuk petugas pengawas dapur. d) Ruang Kegiatan Kerja

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana kegiatan kerja yang dipergunakan untuk pelaksanaan pembinaan kerja bagi warga binaan pemasyarakatan meliputi:

1) Satu lokal ruang untuk perkantoran.

2) Dua lokal ruang untuk perbengkelan dan las. 3) Satu lokal ruang untuk pertukangan kayu.

(9)

4) Satu lokal ruang untuk pertenunan. 5) Satu lokal ruang untuk pembuatan kesed. 6) Satu lokal ruang untuk pangkas rambut.

7) Satu lokal ruang untuk jahit menjahit dari sablon. e) Ruang Bimbingan

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana pembinaan warga binaan pemasyarakatan yang meliputi:

1) Satu lokal ruang untuk kegiatan penyuluhan.

2) Satu lokal ruang untuk kegiatan pembinaan kesenian. 3) Satu lokal ruang untuk perpustakaan.

f) Blok Hunian

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki delapan blok hunian bagi warga binaan pemasyarakatan yaitu :

1) Blok Mapenaling (kamar 4 s/d 6)

Diperuntukan bagi warga binaan dalam masa pengenalan lingkungan.

2) Blok Muka (kamar 7 s/d 11)

Diperuntukan bagi pemuka dan asimilasi kerja luar Lapas. 3) Blok Generasi Muda (kamar 12 s/d 17)

Diperuntukan bagi kurve dapur dan pertanian dalam Lapas. 4) Blok Tamping (kamar 7 s/d 10)

(10)

5) Blok III (kamar 18 s/d 30)

Diperuntukan bagi kurve bengkel kerja, pondok pesantren dan gereja.

6) Blok V (kamar 31 s/d 46)

Diperuntukan bagi warga binaan kasus narkotika dan psikotropika.

7) Blok IV A (kamar 47 s/d 62)

Diperuntukan bagi narapidana kasus kriminal umum. 8) Blok IV B (kamar 63 s/d 76)

Diperuntukan bagi warga binaan yang menjalani tindakan disiplin di Lapas.

g) Ruang Lainya

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan memiliki sarana kegiatan lainnya yaitu:

1) Satu lokal ruang untuk gereja. 2) Satu lokal ruang untuk masjid. 3) Satu lokal ruang untuk gedung aula.8

8 Data Monografi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan, diambil pada tanggal

(11)

B. Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

1. Akhlak Narapidana Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan merupakan salah satu lembaga pembinaan yang didalamnya mempunyai beberapa komponen pembinaan yang salah satunya adalah narapidana. Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan merupakan narapidana yang berasal dari latar belakang berbeda, seperti kasus narkoba, asimilasi dari Lapas lain, kriminal, asusila dan sebagainya. Selain dari hal tersebut, mereka tinggal dilingkungan yang terdiri dari berbagai macam budaya, umur, pendidikan dan agama, dengan demikian Lapas yang mereka huni akan sangat berpengaruh terhadap pola tingkah laku dan akhlak mereka sehari-hari.

Untuk pembinaan narapidana antara narapidana yang mempunyai kasus narkoba dan sejenisnya berbeda dengan narapidana yang mempunyai kasus kriminal.

Selanjutnya untuk dapat mengetahui akhlak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan dapat dilihat dari pemantauan, hasil catatan dari staff tata usaha, pembina keagamaan, dan kegiatan sehari-hari narapidana yang menggambarkan akhlak yang dimiliki narapidana.

Untuk itu pembinaan akhlak merupakan hal yang terpenting dalam perubahan kepribadian yang dulu kurang baik menjadi lebih baik. Tujuan

(12)

dari pembinaan akhlak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan adalah merubah mental narapidana yang kurang baik menjadi lebih baik sehingga dapat berintegrasi kembali kepada masyarakat setelah bebas masa tahanannya.

a. Indikator narapidana yang berakhlak baik

Untuk indikator narapidana yang berakhlak baik adalah tertib dalam segala peraturan yang ada di dalam lapas, terjadi perubahan mental yang signifikan dari sebelum masuk lapas menjadi lebih baik. b. Indikator narapidana yang berakhlak kurang baik

Untuk indikator narapidana yang berakhlak tidak baik adalah kurang tertib dalam segala peraturan yang ada di dalam lapas dan terjadi perubahan mental yang kurang signifikan dari sebelum masuk lapas menjadi lebih baik.9

2. Kurikulum Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Kurikulum atau Garis besar pembinaan Akhlak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan mengacu pada buku Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan Agama Islam dengan Kurikulum Modul A bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara materi Akhlak dengan alokasi waktu 14 session sebagai berikut:10

9

Djoko Agus Bogiono, Pembimbing Rohani Bimaswat, Wawancara Pribadi, 10 Juni 2015.

10 Dokumentasi, Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan Agama Islam dengan

Kurikulum Modul A bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara, Jakarta, 2001, hlm. 19

(13)

Tabel: 5

NO. (TIU) Pokok Bahasan Uraian Waktu

1 2 3 4 5 1. Peserta memahami pengertian objek dan urgensi akhlak manusia Pengertian dan ruang lingkup akhlak 1. Pentingnya pendidikan akhlak 2. Tujuan akhlak 3. Akhlak kepada Allah 4. Akhlak kepada sesama manusia 5. Akhlak kepada diri

sendiri 6. Akhlak kepada lingkungan 1 ss 2. Peran memahami dan menyadari manfaat dan terdorong untuk ikhlas dan bersyukur Berakhlak kepada Allah 1. Syukur 2. Dzikir 1 ss 3. Peserta menyadari pentingnya memelihara kehormatan diri Berakhlak kepada diri sendiri 1. Memelihara kehormatan 2. Malu / haya 3. Zuhud dan wara

1 ss 4. Peserta memahami keperluan dan mengetahui tata cara berakhlak Berakhlak kepada sesama manusia 1. Berakhlak kepada orang tua 2. Berakhlak kepada teman, sesama atau tetangga

(14)

kepada sesama manusia

3. Berakhlak kepada guru dan pemimpin 5. Peserta memahami keperluan dan mengetahui tata cara berakhlak kepada lingkungan Berakhlak kepada lingkungan

1. Sopan santun dalam kehidupan bermasyarakat 2. Tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan lingkungan 3. Pemeliharaan lingkungan hidup 1 ss 6. Peserta memahami pengertian dan urgensi menjauhi akhlak tercela

Akhlak tercela 1. Zina 2. Judi 3. Minuman Khamr 1 ss 7. Peserta memahami dan terdorong untuk meneladani perilaku hamba yang soleh Hamba yang sholeh

1. Ciri-ciri hamba yang sholeh

2. Ciri-ciri wanita yang sholeh

1 ss

Ceramah umum Nomor 4, 6, 9 3 ss Evaluasi dan

pendalaman

(15)

3. Metode Pembinaan Akhlak Narapidana Di Lembaga Pembasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Melalui pengamatan langsung (observasi) dan wawancara yang penulis lakukan, metode yang digunakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan dalam pembentukan akhlak narapidana menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:

a. Ceramah

Metode ini bersifat informatif mengenai materi yang diberikan dan untuk mempertajam penerimaan dan penyerapan materi oleh peserta dan adanya tanya jawab setelah ceramah diberikan.

b. Curah pendapat

Suatu cara untuk menimbulkan aktivitas peserta, pembimbing melemparkan pertanyataan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi-materi yang diberikan dan peserta memberikan pendapat atau jawabannya. Pada akhirnya pembimbing harus memberikan penegasan tentang pertanyaan yang dilemparkan sebagai kesimpulan hasil curah pendapat tersebut.

c. Diskusi

Cara inihampir sama dengan curah pendapat, hendaknya pertanyaan atau permasalahan yang dilemparkan langsung didiskusikan oleh kelompok-kelompok kecil yang telah dipersiapkan.

(16)

d. Peragaan

Banyak materi-materi pembinaan yang memerlukan rangkaian kegiatan serta latihan tertentu seperti tata cara ibadah, maka memerlukan peragaan kegiatan tersebut, sehingga diharapkan narapidana dapat melakukannya dengan baik dan sempurna.

e. Konseling

Agar pembinaan dapat berhasil dengan baik, maka perlu bimbingan individu dengan cara wawancara khusus secara perorangan, sehingga pelaksanaan pembinaan dapat disesuaikan dengan latar belakang kepribadian setiap individu dan untuk membantu memberikan motivasi serta menyelesaikan masalah-masalah yang dialami oleh yang bersangkutan.

f. Keteladanan

Metode keteladanan adalah metode pendidikan dengan cara memberikan contoh yang baik kepada narapidana, baik dalam ucapan atau perbuatan. Dengan metode ini lahirlah gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru.

g. Audio Visual

Film religi seperti Sang Kiyai, Pejuang Subuh, Hapalan Sholat Delisa, cuplikan motivasi dan lain-lain. Dengan tujuan untuk dapat mengambil pelajaran yang positif dan motivasi dari pemutaran film tersebut.

(17)

h. Takzir atau Hukuman

Takzir atau Hukuman dilaksanaan apabila narapidana yang melanggar kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Metode ini dilakukan sebagai sarana untuk memperbaiki kesalahan, kekeliruan dan penyimpangan terhadap tata tertib yang telah ditetapkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.

Takzir atau hukuman ini bersifat mendidik tanpa menggunakan kekerasan fisik, takzir yang di berikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan kepada narapidana yang melanggar peraturan misalnya apabila narapidana tidak melakukan sholat dhuhur berjamaah takzir yang diberikan yaitu di asingkan dikamar khusus yang hanya memuat satu atau dua orang narapidana saja, semua kegiatan berada didalam kamar baik kencing, buang air besar, sholat, makan dan lain sebagainya selama satu minggu masa pengasingan.11

4. Upaya Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Upaya pembinaan akhlak narapidana merupakan usaha yang dilakukan oleh semua pihak di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan dalam rangka membina dan menciptakan akhlak yang baik dalam diri narapidana. Hal ini bertujuan untuk menciptakan akhlakul karimah dalam diri narapidana.

11 Roni Darmawan, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik, Wawancara Pribadi,

(18)

Proses pelaksanaan pembinaan akhlak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan meliputi pembinaan keterampilan, kedisiplinan dan keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Pembinaan di Dalam Lembaga Pemasyarakatan

Program pembinaan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan meliputi pembinaan Keterampilan, Kedisiplinan dan Keagamaan warga binaan pemasyarakatan yang berkaitan dengan ketaqwaan kepada Tuhan YME, kesadaran berbangsa dan bernegara, intelektuas, perilaku, kesehatan jasmani dan rohani, akhlak, keterampilan dan pelatihan kerja. Semua pembinaan yang ditujukan kepada warga binaan pemasyarakatan bertujuan untuk mempersiapkan warga binaan pemasyarakatan agar bisa kembali berintegrasi kepada masyarakat di kemudian hari.

Model Pembinaan yang diakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan adalah sebagai berikut:

1) Pembinaan Keterampilan

Pembinaan keterampilan ditujukan kepada narapidana sebagai upaya Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan untuk mempersiapkan narapidana dalam menghadapi masa bebasnya nanti. Pembinaan keterampilan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan di tampung salah satunya dalam “Kelas Inspirasi” yang bertujuan untuk menampung berbagai pendapat, keterampilan dan

(19)

inspirasi kewirausahaan yang kemudian di realisasikan oleh warga binaan sesuai bakat atau keterampilannya, bimbingan keterampilan yang ada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan seperti pertukangan kayu, las besi, pertenunan, menjahit, sablon, perkebunan sayur, budidaya ikan, pembuatan paving, dan pembuatan tong sampah batik. Sedangkan bimbingan keterampilan di luar Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan seperti cucian motor, potong rambut, dan pertanian sayur. Kelas Inspirasi di pandu oleh Muhammad Anang Saefullah selaku petugas Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan yang kegiatannya dilakukan setiap sabtu pagi.

2) Pembinaan Kedisiplinan

Pembinaan kedisiplinan mempunyai keterkaitan erat dengan pembentukan akhlak narapidana serta yang dapat menjadi faktor penting terhadap keamanan dan ketertiban yang ada didalam lapas terhadap pelaksanaan semua kegiatan yang ada di dalam lembaga pemasyarakan kelas II A Pekalongan.

Tanggung jawab keamanan dan tata tertib berada dalam kasubsi keamanan dan kasubsi pelaporan dan tata tertib. Pembinaan kedisiplinan mewujudkan Lembaga Pemasyarakatan yang kondusif, aman, tertib dan sistematis. Sedangkan untuk keamanan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan mempunyai kekuatan regu jaga yang terdiri dari empat regu pengaman. Setiap regu terdiri dari

(20)

sepuluh orang dan dibantu Satgas P2U sebanyak empat regu, setiap regu terdiri dua personil. Sedangkan staff KPLP terdiri dari enam personil.

Untuk mencegah masuknya barang terlarang kedalam lapas, penggeledahan dilakukan terhadap tamu dan pengunjung lapas serta narapidana yang keluar atau masuk lapas.12

Sebuah peraturan atau tata tertib tidak lain berfungsi untuk menjaga agar semua komponen yang ada didalamnya berjalan dengan baik, sehingga tidak menyimpang norma-norma yang berlaku baik agama atau sosial. Berdasarkan peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan, Pembinaan kedisiplinan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan meliputi hak, kewajiban dan larangan narapidana sebagai berikut:

HAK

1. Melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan. 2. Mendapatkan perawatan rohani maupun perawatan jasmani. 3. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran.

4. Mendapatkan pelayana kesehatan dan makanan yang layak. 5. Menyampaikan keluhan.

6. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang.

12 Doso Noegroho, Kasubsi Pelaporan dan Tata Tertib, Wawancara Pribadi, Pekalongan,

(21)

7. Menerima kunjungan keluarga, kuasa hukum, atau orang tertentu. 8. Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi).

9. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga.

10. Mendapatkan pembebasan bersyarat.

11. Mendapatkan cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat.

12. Mendapatkan hak lain sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

KEWAJIBAN

1. Mengikuti secara tertib program pembinaan dan kegiatan tertentu. 2. Taat dan patuh terhadap peraturan yang berlaku di lembaga

Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.

3. Bertingkah laku dan bertutur kata sopan kepada petugas maupun kepada sesama warga binaan pemasyarakatan dan juga pada waktu menerima kunjungan keluarga, saudara dan handaitaulannya. 4. Memberikan jawaban yang sopan dan jujur apabila ditanya oleh

petugas Lapas maupun pihak lain yang berkepentingan.

5. Memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan hidupnya serta menjaga dengan baik barang-barang inventaris yang dipinjamkan oleh Dinas.

6. Wajib memakai pakaian biru pada waktu menerima kunjungan. 7. Berada dalam kamar masing-masing saat apel penghuni

(22)

8. Bagi warga binaan pemasyarakatan yang memiliki uang rupiah, handphone, dan barang beharga lainnya wajib disimpan pada Subsi Registrasi untuk dicatat dalam buku registrasi “D”.

9. Bagi warga binaan wajib bekerja. LARANGAN 1. Membawa uang (harus dititipkan).

2. Membawa, memiliki, memakai atau jual beli narkoba. 3. Membawa, memiliki, dan memakai handphone. 4. Memasak di kamar.

5. Merusak bangunan lapas.

6. Tanpa ijin menambah bangunan baru di kamar. 7. Melakukan hubungan intim suami istri.

8. Melakukan perbuatan yang membahayakan keamanan dalam lapas 9. Melakukan pembelian barang (hanya diperbolehkan lewat kantin

lapas).

10. Menjadi perantara pembelian barang dari luar lapas kepada penghuni (harus lewat kantin).

11. Membuat gaduh, keributan atau membunyikan radio keras-keras sehingga mengganggu sesama napi.

12. Pindah kamar tanpa ijin.13

13 Dokumentasi, Hak, Kewajiban dan Larangan Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan

(23)

3) Pembinaan Keagamaan (Rohani)

Pembinaan keagamaan bertujuan untuk membentuk mental spiritual narapidana menjadi lebih baik dan teratur. Perbedaan agama antar narapidana juga berpengaruh terhadap pembinaan keagamaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.

 Pembinaan untuk narapidana yang beragama Islam a) Sholat Dhuhur dan Ashar berjamaah

Kegiatan sholat dhuhur dan ashar berjamaah merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh warga binaan tanpa terkecuali, kegiatan ini bertujuan untuk membentuk sikap narapidana agar mereka terbiasa dan disiplin dalam melaksanakan kewajiban sholat dimanapun ia berada tanpa adanya keterpaksaan, selain itu dengan sholat berjamaah dapat menjalin tali silaturahim antara narapidana. Kegiatan ini juga ada pengabsenan dari petugas sehingga kegiatannya terkontrol dengan baik.14

b) Sholat Tashbih

Sholat tashbih dilakukan dua kali setiap bulan menjelang waktu dhuhur diperuntukan kepada semua narapidana yang beragama Islam.15

14 Djoko Agus Bogiono, Pembimbing Rohani Bimaswat, Wawancara Pribadi,

Pekalongan, 10 Juni 2015.

15 Syukron Rosyid, Warga Binaan Pemasyarakatan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10

(24)

c) Taklim sebelum sholat Dhuhur

Taklim sebelum sholat dhuhur dilaksanakan setiap hari sebelum dhuhur selama kurang lebih satu jam, materi yang disampaikan berupa materi keagamaan seperti tauhid, tafsir dan akhlak. Akan tetapi yang ditekankan adalah materi akhlak, karena akhlak merupakan bagian terpenting untuk membentuk budi pekerti narapidana yang dulunya pernah hilang.

Pelaksanan taklim sebelum sholat dilakukan bagi seluruh narapidana dan wajib bagi narapidana yang termasuk santri Pon-Pes Darrul Ulum. Pelaksanaanya sudah teratur dan sistematis.16 d) Istighosah

Kegiatan istighosah ini adalah kegiatan do’a bersama yang pelaksanaanya diikuti oleh seluruh narapidana. Kegiatan ini biasanya diisi dengan pembacaan surat yasin, tahlil dan dilanjutkan dengan pembacaan sholawat nariyah secara bersama-sama.

Kegiatan istighosah ini dimaksudkan agar para narapidana senantiasa mendekatkan diri kepada Allah serta sebagai sarana untuk menyadari berbagai kesalahan yang telah mereka perbuat. Kegiatan istighosah di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan dilaksanakan satu tahun sekali.17

16 Djoko Agus Bogiono, Pembimbing Rohani Bimaswat, Wawancara Pribadi,

Pekalongan, 10 Juni 2015.

17 Syukron Rosyid, Warga Binaan Pemasyarakatan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10

(25)

e) Maulid

Malid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu kegiatan yang telah menjadi program di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Maulid dilaksanakan setiap jum’at pagi dan dilaksanakan bagi seluruh narapidana.18

f) Pondok Pesantren Darrul Ulum

Model pembinaan keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan salah satunya dengan adanya pondok pesantren Darrul Ulum dengan mengimplementasikan model pondok pesantren berbasis Tahfidhul qur’an.

Pondok pesantren darrul ulum diikuti oleh narapidana yang ingin lebih mengenal Islam, untuk dapat masuk pondok pesantren tidak diwajibkan, hanya diperuntukan kepada narapidana yang suka rela. Pondok pesantren Darrul Ulum mempunyai anggota atau santri kurang lebih 70 orang dari 443 narapidana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.

Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan yang ada di pondok pesantren Darrul Ulum Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan:19

18 Taufiiq Hidayah, Warga Binaan Pemasyarakatan dan Tutor Pon-Pes Darul Ulum,

Wawancara Pribadi, Pekalongan, 3 Februari 2015.

19 Dokumentasi, Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pondok Pesantren Darul Ulum, Bimaswat,

(26)

Tabel 6

Jadwal Kegiatan Santri Program Khusus Ponpes Darul Ulum

Hari Waktu Materi

Senin

04. 00 s/d 04. 45 WIB Mujahadah

Sholat subuh berjama’ah Rotibul athos

04. 45 s/d 06. 00 WIB Kuliah subuh 06. 00 s/d 07. 00 WIB Sarapan pagi

07. 00 s/d 09. 00 WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK 09. 00 s/d 11. 00 WIB BTQ, Tadarrus, dan Tahfidz

11. 00 s/d 12. 00 WIB Fiqih Ibadah

12. 00 s/d 12. 15 WIB Sholat Dhuhur berjama’ah 12. 15 s/d 14. 30 WIB Istirahat dan makan siang 14. 30 s/d 15. 00 WIB Rotibul Athos

15. 00 s/d 15. 15 WIB Sholat Ashar berjama’ah 15. 15 s/d 16. 30 WIB Muroja’ah

16. 30 s/d 17. 45 WIB Makan sore dan istirahat 17. 45 s/d 18. 15 WIB Sholat Maghrib berjama’ah 18. 15 s/d 19. 00 WIB Tahfidzul Qur’an

19. 00 s/d 19. 15 WIB Sholat Isya berjama’ah 19. 15 s/d 20. 00 WIB Hayatus – Sohabah 20. 00 s/d 04. 00 WIB Istirahat

(27)

Sholat subuh berjama’ah Rotibul Athos

04. 45 s/d 06. 00 WIB Kuliah subuh 06. 00 s/d 07. 00 WIB Sarapan pagi

07. 00 s/d 09. 00 WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK 09. 00 s/d 11. 00 WIB BTQ

Tahfidzul Qur’an – Qiroah Hadits Arbain

12. 00 s/d 12. 15 WIB Sholat Dhuhur berjama’ah 12. 15 s/d 14. 30 WIB Istirahat dan makan siang 15. 00 s/d 15. 15 WIB Sholat Ashar berjama’ah 15. 15 s/d 16. 30 WIB Tahfidzul Qur’an

16. 30 s/d 17. 45 WIB Makan sore dan istirahat Muroja’ah

17. 45 s/d 18. 15 WIB Sholat Maghrib berjama’ah 18. 15 s/d 19. 00 WIB Tahfidzul Qur’an

19. 00 s/d 19. 15 WIB Sholat Isya berjama’ah 19. 15 s/d 20. 00 WIB Hayatus – Sohabah 20. 00 s/d 04. 00 WIB Istirahat

Rabu

04. 00 s/d 04. 45 WIB Mujahadah

Sholat subuh berjama’ah Rotibul athos

(28)

06. 00 s/d 07. 00 WIB Sarapan pagi

07. 00 s/d 09. 00 WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK 09. 00 s/d 11. 00 WIB BTQ

Tafsir

11. 00 s/d 12. 00 WIB Tahfidzul Qur’an Tadarrus

12. 00 s/d 12. 15 WIB Sholat Dhuhur berjama’ah 12. 15 s/d 14. 30 WIB Istirahat dan makan siang 14. 30 s/d 15. 00 WIB Muroja’ah

15. 00 s/d 15. 15 WIB Sholat Ashar berjama’ah 15. 15 s/d 16. 30 WIB Tahfidzul Qur’an

16. 30 s/d 17. 45 WIB Makan sore dan istirahat 17. 45 s/d 18. 15 WIB Sholat Maghrib berjama’ah 18. 15 s/d 19. 00 WIB Tahfidzul Qur’an

19. 00 s/d 19. 15 WIB Sholat Isya berjama’ah Kultum

19. 15 s/d 20. 00 WIB Hayatus – Sohabah 20. 00 s/d 04. 00 WIB Istirahat

Kamis

04. 00 s/d 04. 45 WIB Mujahadah

Sholat subuh berjama’ah Rotibul athos

04. 45 s/d 06. 00 WIB Kuliah subuh 06. 00 s/d 07. 00 WIB Sarapan pagi

(29)

07. 00 s/d 09. 00 WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK 09. 00 s/d 11. 00 WIB BTQ

Tahfidzul Qur’an Tadarrus

11. 00 s/d 12. 00 WIB BINTAL

12. 00 s/d 12. 15 WIB Sholat Dhuhur berjama’ah 12. 15 s/d 14. 30 WIB Istirahat dan makan siang 14. 30 s/d 15. 00 WIB Tahfidzul Qur’an

15. 00 s/d 15. 15 WIB Sholat Ashar berjama’ah 15. 15 s/d 16. 30 WIB Muroja’ah

16. 30 s/d 17. 45 WIB Makan sore dan istirahat 17. 45 s/d 18. 15 WIB Sholat Maghrib berjama’ah 18. 15 s/d 19. 00 WIB Tahfidzul Qur’an

Pembacaan Surat Yasiin 19. 00 s/d 19. 15 WIB Sholat Isya berjama’ah 19. 15 s/d 20. 00 WIB Hayatus – Sohabah 20. 00 s/d 04. 00 WIB Istirahat

Jum’at

04. 00 s/d 04. 45 WIB Mujahadah

Sholat subuh berjama’ah Rotibul athos

04. 45 s/d 06. 00 WIB Kuliah subuh 06. 00 s/d 07. 00 WIB Sarapan pagi

(30)

07. 00 s/d 09. 00 WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK 09. 00 s/d 11. 00 WIB Rotibul Qubro

11. 00 s/d 12. 30 WIB Sholat Jum’at Berjama’ah 12. 30 s/d 15. 00 WIB Istirahat dan makan siang 15. 00 s/d 15. 15 WIB Sholat Ashar berjama’ah 15. 15 s/d 16. 30 WIB Tahfidzul Qur’an

16. 30 s/d 17. 45 WIB Makan sore dan istirahat 17. 45 s/d 18. 15 WIB Sholat Maghrib berjama’ah 18. 15 s/d 19. 00 WIB Tausiyah Santri

19. 00 s/d 19. 15 WIB Sholat Isya berjama’ah 19. 15 s/d 20. 00 WIB Mudzakaroh

20. 00 s/d 04. 00 WIB Istirahat

Sabtu

04. 00 s/d 04. 45 WIB Mujahadah

Sholat subuh berjama’ah Rotibul athos

04. 45 s/d 06. 00 WIB Kuliah subuh 06. 00 s/d 07. 00 WIB Sarapan pagi

07. 00 s/d 09. 00 WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK 09. 00 s/d 11. 00 WIB Pembelajaran Tajwid dan Tahfidz

11. 00 s/d 12. 00 WIB Tasawwuf Tahfidz

(31)

12. 15 s/d 14. 30 WIB Istirahat dan makan siang 14. 30 s/d 15. 00 WIB Muroja’ah

15. 00 s/d 15. 15 WIB Sholat Ashar berjama’ah 15. 15 s/d 16. 30 WIB Tahfidzul Qur’an

16. 30 s/d 17. 45 WIB Makan sore dan istirahat 17. 45 s/d 18. 15 WIB Sholat Maghrib berjama’ah 18. 15 s/d 19. 00 WIB Tahfidzul Qur’an

19. 00 s/d 19. 15 WIB Sholat Isya berjama’ah 19. 15 s/d 20. 00 WIB Hayatus – Sohabah 20. 00 s/d 04. 00 WIB Istirahat

04. 00 s/d 04. 45 WIB Mujahadah

Sholat subuh berjama’ah Rotibul athos

Ahad 04. 45 s/d 06. 00 WIB Kuliah subuh 06. 00 s/d 07. 00 WIB Sarapan pagi

07. 00 s/d 09. 00 WIB Program pembinaan dari seksi BINADIK 09. 00 s/d 11. 00 WIB Tadarrus

11. 00 s/d 12. 15 WIB Sholat Dhuhur berjama’ah 12. 15 s/d 14. 30 WIB Istirahat dan makan siang 14. 30 s/d 15. 00 WIB Kultum Santri

15. 00 s/d 15. 15 WIB Sholat Ashar berjama’ah 15. 15 s/d 16. 30 WIB Tahfidzul Qur’an

(32)

16. 30 s/d 17. 45 WIB Makan sore dan istirahat Muroja’ah

17. 45 s/d 18. 15 WIB Sholat Maghrib berjama’ah 18. 15 s/d 19. 00 WIB Tahfidzul Qur’an

Tausiyah

19. 00 s/d 19. 15 WIB Sholat Isya berjama’ah 19. 15 s/d 20. 00 WIB Muhasabah

20. 00 s/d 04. 00 WIB Istirahat

g) PHBI

PHBI adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperingati hari besar Islam yang berkaitan dengan nilai-nilai sejarah bagi umat Islam. Sebagai mana yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan peringatan hari besar agama Islam dilaksanakan pada hari-hari besar Islam .

Adapun tujuan dari peringatan PHBI ini adalah untuk membina narapidana dan maningkatkan kualitas akhlak mereka dengan mengetahui akhlak Islam yang di bawa oleh Rasulullah SAW, dan dapat mengambil hikmah dan manfaat dari apa yang terkandung dalam peringatan hari besar Islam tersebut.20

Diantara kegiatan PHBI yang dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan adalah sebagai berikut:

20 Djoko Agus Bogiono, Pembimbing Rohani Bimaswat, Wawancara Pribadi,

(33)

a. Tahun Baru Muharram

b. Maulid Nabi Besar Muhammad SAW c. Isro’ Mi’roj

d. Nisfu Sya’ban e. Terawih Ramadan f. Idul fitri

g. Idul adha21

 Pembinaan untuk narapidana yang beragama Kristen

Untuk narapidana yang beragama Kristen setiap hari selasa dan sabtu diadakan kebaktian di gereja dan misa secara rutin dan juga Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pekalongan bekerjasama dengan gereja-gereja yang ada di kota Pekalongan seperti gereja Kristen Indonesia Kota Pekalongan dan Gereja Kristen Jawa Kota Pekalongan. Selanjutnya juga mengadakan Peringatan hari besar agama kristen seperti natal, paskah dan lain-lain.

 Pembinaan untuk narapidana yang beragama Budha

Di dalam lapas disediakan pure yang berguna untuk beribadah bagi narapidana yang beragama Bhuda. Selanjutnya juga mengadakan Peringatan hari besar agama Budha.

 Pembinaan untuk narapidana yang beragama Konghu Cu dan Hindu belum diadakan karena tidak ada narapidana yang beragama

21 Syokron Rosyid, Warga Binaan Pemasyarakan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 10

(34)

Konghu Cu dan Hindu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.

Untuk toleransi keagamaan yang ada didalam lapas cukup baik, karena dalam mengadakan kegiatan peringatan hari besar antar agama mereka saling membantu guna kesuksesan acara tersebut.22

b. Pembinaan Akhlak di Luar Lembaga Pemasyarakatan

Untuk bimbingan di luar lapas mempunyai persyaratan khusus sehingga tidak semua narapidana dapat menjalaninya, diantara persyaratan tersebut adalah sudah separo lebih masa tahanan yang telah dijalani oleh narapidana dan mempunyai catatan bagus didalam lapas, diantara pembinaan akhlak diluar lapas adalah:

1) Pembinaan di Pesantren Al Fattah Temboro

Berbagai bentuk pembinaan narapidana di luar Lembaga Pemasyarakatan mulai dikembangkan, sebagai alternatif pilihan setelah seseorang menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan. Berbagai bentuk pembinaan narapidana, sebagian telah dilaksanakan pemerintah oleh Lembaga Pemasyarakatan, tetapi sebagian lagi masih merupakan gagasan, ide, yang masih memerlukan pengembangan.

Pembinaan di luar Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan adalah mengirim atau mengasimilasikan para narapidana yang sudah mulai habis masa tahanannya (minimal kurang satu bulan) kemudian dikirim di Ponpes Al Fattah Temboro Jawa Timur selama

22 Roni Darmawan, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik, Wawancara Pribadi,

(35)

kurang lebih tiga hari untuk menjalani pembinaan keagamaan untuk memantapkan narapidana bahwa mereka juga makhluk sosial yang dikemudian hari hidup bersama masyarakat. Di ponpes para narapidana dan petugas diberi materi berupa akhlak dan tauhid. Proses pembinaan di luar Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan meliputi pengiriman petugas lembaga pemasyarakatan dan para narapidana maksimal 20 orang.23

2) Bimbingan keterampilan

Bimbingan keterampilan diluar Lapas meliputi cucian motor atau mobil, potong rambut, dan pertanian sayur.

5. Evaluasi, Monitoring dan Pelaporan

a. Monitoring

Kantor wilayah departemen kehakiman dan hak asasi manusia setempat akan memonitoring pelaksanaan program pendidikan agama Islam secara langsung meninjau kelapangan maupun melalui laporan tertulis atau lisan.

b. Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan mengenai pelaksanaan pembinaan akhlak para narapidana perlu adanya evaluasi bagi Lapas yaitu:

23 Roni Darmawan, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik , Wawancara Pribadi,

(36)

1) Evaluasi penyelenggaraan a) Kelancaran pelaksanaan b) Manfaat program c) Hambatan

d) Minat peserta

e) Materi atau kurikulum yang disajikan 2) Evaluasi peserta

a) Penyerapan materi melalui tes atau ujian b) Perkembangan sikap dan tingkah laku

c) Kedisiplinan dan ketekunan dalam mengikuti program.24 c. Pelaporan

Laporan pelaksanaan perlu dilakukan sebagai bahan pengembangan dan rencana tindak lanjut, antara lain pengembangan kurikulum, pengadaan biaya untuk diusulkan baik pada anggaran rutin atau anggaran pembangunan.

Penyelenggaraan dan pelaporan yang baik merupakan penilaian terhadap prestasi Lapas atau rutan yang bersangkutan.

Penyelenggaraan program pendidikan keagamaan ini disamping dilaporkan pada laporan rutin Model Laporan Pemasyarakatan yang sudah ada, juga perlu dibuat laporan secara khusus yang perlu dilaporkan antara lain:

24 Dokumentasi, Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan dengan Kurikulum Modul A

(37)

1) Jadwal pelaksanaan 2) Daftar peserta

3) Panitia penyelenggara 4) Daftar nilai peserta

5) Foto copy surat keterangan mengikuti pendidikan 6) Foto-foto kegiatan25

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

Dalam setiap pelaksanaan kegiatan tentunya akan ada faktor pendukung dan penghambat. Melalui wawancara, dokumentasi dan observasi lapangan, maka ditemukan bahwa:

1. Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

a. Dukungan penuh dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan kelas II A Pekalongan terhadap kegiatan pembinaan Akhlak.

Berdasarkan keterangan dari Djoko Agus Bogiono selaku pembimbing rohani menyatakan bahwa:

“dukungan penuh dari kepala lapas merupakan faktor yang paling mendukung terhadap keberhasilan pembinaan yang ada disini karena dengan kebijakan-kebijakan beliau kami dapat melaksanakan kegiatan ini dengan baik”

25 Dokumentasi, Petunjuk Pelaksanaan Program Pendidikan Agama Islam dengan

Kurikulum Modul A bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara, Jakarta, 2001, hlm. 19.

(38)

b. Adaanya koordinasi yang baik antara elemen Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan sebagai lembaga pembinaan yang baik.

c. Kesadaran para narapidana akan pentingnya perilaku yang baik sebagai bekal integrasi dengan masyarakat ketika habis masa tahanannya.

d. Adanya tata tertib yang jelas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.26

e. Terpenuhinya sarana fasilitas pembinaan sebagai penunjang keberhasilan dalam pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.

Berdasarkan keterangan dari Suwondo Bituri menyatakan bahwa: “terpenuhi sarana fasilitas yang ada seperti buku pedoman pembinaan, kitab-kitab seperti Fadhilah Amal, perpustakaan, sumbangan buku-buku dari STIKAP dan sarana lain ”27

f. Adanya suri tauladan baik yang diberikan oleh Kalapas, petugas, pembina Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.

Berdasarkan keterangan dari Taufiiq Hidaayah menyatakan bahwa: “suri tauladan yang baik dari para petugas pembinaan membuat kami menjadi turut serta dan antusias terhadap pembinaan yang dilakukan oleh lapas karena dari merekalah kami dapat menjadi seperti ini (menjadi lebih baik)”

26 Observasi Langsung di lembaga pemasyarakatan kelas II A Pekalongan. 27 januari

2015.

27 Suwondo Binturi, Warga Binaan Pemasyarakatan dan Rohis Pesantren Darul Ulum,

(39)

g. Adanya kerja sama dengan lembaga lain sebagai sarana pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan seperti Batik TV, STAIN Pekalongan, STIKAP Wonopringgo, DEPAG, KEMENAG, Ponpes Al Fattah Temboro Jawa Timur dan Lain-lain. 2. Faktor Penghambat Pelaksanaan Pembinaan Akhlak Narapidana di

Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan

a. Kurangnya perhatian serta Adanya unsur keterpaksaan minat dari warga binaan terhadap kegiatan pembinaan akhlak yang diadakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.

Kurang perhatian serta minat dari narapidana terhadap kegiatan pembinaan akhlak tidak lain karena karakter narapidana yang berbeda-beda. Keberadaan narapidana yang belum sadar terhadap pentingnya pembinan akhlak menjadi penghambat terhadap berbagai kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan.28

Berdasarkan Pernyataan dari Roni Darmawan bahwa:

“untuk kegiatan yang ada di dalam Lapas Kami buat sekreatif mungkin agar pelaksanaan pembinaan dapat terlaksana dengan baik, walaupun begitu juga tetap saja ada beberapa narapidana yang kurang menaati peraturan yang ada di dalam lapas serta kurang antusias dalam berbagai kegiatan.”29

28 Observasi langsung di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan pada tanggal 3

Februari 2015.

29 Roni Darmawan, Kasi Bimbingan Napi dan Anak Didik, Wawancara Pribadi, 3

(40)

b. Bencana alam seperti rob dan banjir yang rutin ketika musim penghujan tiba.

Bencana banjir merupakan bencana langganan khususnya untuk daerah pekalongan utara. Hal ini juga berdampak pada pelaksanaan kegiatan pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan. Seperti banjir besar yang terjadi pada bulan Januari tahun 2015 kegiatan pembinaan terganggu akan tetapi tetap berjalan ketika kegiatan pembinaan masih di anggap wajar.30

c. Kurangnya tenaga pembina keagamaan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan karena dana yang digunakan dalam pembinaan yang minim.

Peran pembina sangatlah penting dalam pembentukan akhlak narapidana. Kurangnya pembina ini tidak lain karena keterbatasan dana yang digunakan untuk pembina. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anang Saefullah yang menyatakan bahwa

“sangat sulit untuk mencari pembina agama yang mau suka rela untuk berbagi ilmu kepada narapidana. Karena keterbatasan dana yang kami gunakan”31

d. Adanya lingkungan tahanan yang kurang mendapat perhatian pembinaan keagamaan selain blok Bimaswat.

Berdasarkan observasi penulis kegiatan keagamaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan masih berpusat di blok

30 Mohammad Anang Saefulloh, Staff Administrasi, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 31

Januari 2015.

31 Mohammad Anang Saefulloh, Staff Administrasi, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 31

(41)

Bimaswat akan tetapi dari pihak lapas berencana akan mengembangkan kegiatan keagamaan ke seluruh blok dengan cara dakwah keliling sebelum maghrib yang dilakukan oleh para santri blok Bimaswat yang sudah dianggap layak untuk mengembangkan dakwah.32

32 Observasi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekalongan pada tanggal 17

Referensi

Dokumen terkait

Pada gambar 3 proses bisnis berjalan digambarkan proses antara klien dan satu EO, di mana klien mendatangi Event Organizer, dan klien memilih paket event yang

Sanjaya (2009: 220–221) menyebutkan keunggulan PBL antara lain: 1) PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami pelajaran; 2) PBL dapat menantang kemampuan siswa

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis Pengaruh Keterampilan

Apakah anda setuju bahwa saat ini pegawai BM telah menguasai system komputerisasi akan mendukung pelayanan yang maksimal Apakah anda setuju bahwa perawatan inventaris kantor

e) Mendorong peningkatan apresiasi seni dan budaya bahari yang mengakar pada karakter dan identitas bangsa bahari yang unik. f) Menumbuh kembangkan olahraga bahari menjadi ciri

Indeks plak yang dibuat khusus untuk pemakai piranti ortodonti cekat adalah Ortho-. Plaque Index

Seluruh data lintasan aktual yang telah didapatkan menunjukkan bahwa sistem kendali optimal menggunakan metode Linear Quadratic Gaussian lebih efektif untuk

Melalui pendekatan ultrasonografi didapatkan juga rasio panjang ginjal dengan diameter aorta abdominalis Abstract The purpose of this study was to determine the normal kidney size