BAB II
METODE PERANCANGAN
A. ORSINALITAS
Partisi Ruangan adalah salah satu furnitur yang memiliki fungsi sebagai pembatas antara ruang yang sifatnya portable dan flexible agar mudah saat dipindahkan. Pada umumnya ruangan-ruangan yang diberi partisi adalah antara pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga, batas antara ruang keluarga dengan ruang makan, dapur dan ruang makan. ataupun ruang lainya yang membutuhkan partisi.
Furnitur dalam bentuk partisi ruangan ini sering kali diaplikasikan ke dalam konsep rumah modern yaitu dimana rumah modern tidak terlalu banyak mengandalkan tembok-tembok permanen, Selain mengurangi dari sisi biaya sebetulnya tujuan utamanya adalah bagaimana menciptakan tata ruang didalam rumah menjadi lebih luas. Dari sisi estetika partisi ruangan dapat menjadi nilai lebih dari desain interior, selain itu dari sisi sirkulasi udara lebih bagus karena ruangan menjadi lebih lapang karena partisi tidak full menutupi ruangan.
Dahulu partisi ruangan tidak begitu popular seperti saat ini, pada saat itu orang-orang pada umumnya menggunakan lemari selain sebagai tempat menyimpan prabotan, fungsi lemari juga sebagi pembatas ruangan.
B. KELOMPOK PENGGUNA PRODUK
Furnitur merupakan suatu produk yang dibutuhkan semua orang selain sebagai tepat menaruh suatu barang furnitur juga memiliki nilai tambah sebagai hiasan rumah. Oleh karena itu strategi dalam menentukan segmentasi pasar juga penting agar tepat sasaran. Berikut merupakan beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan segmentasi pasar, diantaranya adalah:
1. Aspek Geografis
Pemasaran produk partisi ruangan di daerah perkotaan pada perumahan di Indonesia , hal ini dikarenakan maraknya pembangunan perumahan didaerah perkotaan baik tingkat menengah hingga tingkat atas. Khususnya dekat dengan lokasi perumahan-perumahan.
2. Aspek Demografis
Sedangkan jika dilihat dari aspek demografis pemasaran produk partisi ruangan biasanya lebih ditekankan bagi konsumen rumah tangga atau penghuni rumah baru Hal ini dikarenakan konsumen kalangan tingkat ini berpotensi menggunakan produk furnitur untuk melengkapi property rumah mereka yang masih belum lengkap dengan furnitur lainnya.
C. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan partisi ruangan ini yaitu memberikan solusi mengenai tata ruang yang terbatas pada rumah. Dengan menggunakan partisi ruangan ini, rumah kita tidak perlu membuat tembok permanen yang cenderung memberikan efek sempit pada ruang rumah. Selain itu dapat menjadi referensi UKM mengenai kerajinan dari kayu atau bambu. Mengingat sumber bahan baku kayu dan bambu cukup banyak di Indonesia.
2. Manfaat a. Bagi Penulis
Manfaat yang didapat bagi penulis, penulis dapat memperkirakan apa saja yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu produk, mulai dari penggunaan material, kekuatan struktur, perancangan desain, waktu proses pengerjaan, dan target konsumen yang dituju serta menentukan nilai jual suatu produk.
b. Bagi Masyarakat Umum
Memberikan solusi dalam tata ruang suatu hunian, serta dapat dijadikan acuan untuk membuka UKM bagi masyarakat di pedesaan, yang lebih berpotensi dalam mendapatkan bahan material kayu dan bambu.
D. RELEVANSI DAN KONSEKUENSI STUDI
1. Logika Dasar Perancangan
Perancangan konsep partisi ruangan berawal dari aktifitas sehari-hari di rumah, melihat keterbatasan ruang yang ada. Antara ruang tamu dan ruang keluarga yang menyatu. hal ini sering kali fungsi ruang tamu terpakai menjadi ruang keluarga. Sehingga ruang tamu terlihat lebih sering tidak teratur. Dari hal ini penulis mencoba membuat sebuah furnitur yang memiliki fungsi sebagai tembok/pembatas ruang. Namun ketika suatu saat membutuhkan ruang yang lebih luas, maka partisi ini dapat dengan mudah di pindahkan.
Selain itu penulis melihat kondisi perumahan diperkotaan saat ini memiliki keterbatasan lahan. Sehingga penggunaan partisi ruangan ini sangat tepat diaplikasikan pada rumah konsep minimalis saat ini. Dari sisi estetika partisiruangan dapat menjadi nilai tambah desain interior ruangan, serta memberikan kesan natural pada ruang rumah. Dan juga bisa memberikan kelancaran sirkulasi udara dalam ruangan.
Disamping itu furnitur merupakan satu bagian dari interior rumah yang tidak dapat dipisahkan, keberadaan furnitur dapat mendukung estetika suatu ruangan. Partisi ruangan dapat memiliki dua peran dalaminterior ruamah, yang pertama berdasarkan fungsinya sebagai pembatas antara ruangan dan fungsi yang kedua sebagai dekorasi suatu ruangan.
2. Teknologi Yang Digunakan
Dalam proses pengerjaannya penulis memerlukan beberapa peralatan mulai dari rancangan gambar awal sampai kegiatan produksinya.
a. Pensil dan Kertas
Langkah awal yang dilakukan yaitu membuat sketsa
produk, penulis mencari dari berbagai sumber informasi tentang rancangan produk Partisi Ruangan, terutama ketinggian, ketebalan serta fleksibelitas produk tersebut ketika dipindahkan.
Gbr 1: Sketsa Produk (Muchtadin,2015)
b. Gergaji
Gergaji sangat diperlukan pada proses produksinya. Gergaji digunakan untuk memotong potongan bambu yang akan digunakan sebagai pengisi bingkai kayu.
Gbr 2: Gergaji Kayu (Google)
c. Alat Ukur (Meteran)
Meteran sangat penting dalam proses pembuatan
partisi Ruangan ini, Dimensi harus diperhatikan agar pada saat penyusunan dapat saling presisi, kayu sebagai frame maupun bambu sebagai ornamen partisi.
Gbr 3: Alat Ukur Meteran (Google)
d. Pisau
Pisau digunakan untuk memotong bagian kulit bambu, kulit bambu dibuang dikarenakan agar permukaan Bambu dapat saling mengunci satu sama lain. Selain itu ada beberapa bagian kulit bambu yang tidak rata saat dipotong.
Gbr 4: Pisau Dapur (Google)
e. Palu
Palu digunakan untuk memukul permukaan atas Pisau pada saat memotong kulit bambu, selain itu Palu juga digunakan untuk meratakan permukaan Bambu yang telah disusun.
Gbr 5: Palu (Google)
f. Kuas
Kuas digunakan untuk melapisi material kayu dan bambu dengan vernis bertujuan agar tekstur pada setia material dapat terlihat lebih jelas dan mengkilau.
Gbr 6: Kuas (Muhctadin,2015)
3. Material Yang Akan Digunakan
Partisi merupakan suatu benda furnitur yang memiliki fungsi sebagai pembatas antara dua ruang. Oleh karena itu Partisi ruangan harus memiliki berat yang effisien artinya mudah di angkat ketika akan dipindahkan pada ruangan lain. Penggunaan material manjadi pengaruh besar terhadap berat
partisi ruangan tersebut. Penulis membuat Partisi ini
dengan dua bahan dasar utama yaitu kayu dan bambu.
Kayu digunakan sebagai Frame atau kerangka luar dari partisi tersebut. Sedangkan bambu digunakan sebagai motif isian di bagian tengah partisi.
Alasan utama yang mendasari pemilihan menggunakan kayu dan bambu sebagai material utama yaitu, teksture material ini terlihat alami, kayu jati belanda memiliki motif serat kayu sehingga sangat cocok untuk display atau furnitur. Selain itu kayu jenis ini memiliki berat yang ringan dibandingkan dengan kayu jenis lainya seperti kamper, borneo atau meranti. Banyaknya limbah kayu ini dapat menjadi satu celah untuk melihat peluang usaha memanfaatkan kayu bekas, hal ini akan memangkas biaya bahan baku dibandingkan dengan mencari bahan baku kayu baru.
Bambu merupakan material yang mudah dicari serta banyak memiliki kegunaan, pemilihan bambu sebagai aksen hiasan partisi ruangan ini dikarenakan jenis material ini mudah dicari serta memiliki harga yang relatif lebih murah, sehingga jika ingin diprosuksi massal tidak sulit untuk menemukan material ini.
Bentuk lingkaran bambu dapat dijadikan bentuk pola perulangan sehingga menyerupai batik, yang memiliki desain perulangan. Namun penulis menyadari pada material bambu ini memiliki beberapa kekurangan salah satunya bentuk diameter bambu tidak memiliki akurasi ukuran, sehingga tidak dapat ditentukan peletakan bambu-bambu tersebut.
a. Kayu Jati Belanda (Kiefer/Oak/Pine)
Kayu jati belanda atau sering disebut kayu peti kemas sebenarnya adalah merupakan kayu Pinus/Pinewood
teksture kayu yang sangat bagus dan memiliki permukaan serat yang halus. Di Indonesia sendiri kayu ini dikenal dengan kayu Jati Belanda atau Jati Londo, dan lebih sering dikenal kayu Pallet bekas peti kemas.
Menurut dari berbagai macam sumber terdapat
lebih dari 175 jenis kayu Pinus dengan nama species yang berbeda. Kayu Pinus/Pinewood ini disebut Jati Belanda bukan karena berasal dari Belanda atau tumbuh di Belanda. Tetapi melainkan kayu ini sebagian besar tumbuh di Benua Asia dan Amerika. Di Indonesia sendiri khususnya di pulau Sumatera sangat banyak tumbuh pohon Pinus khususnya jenis Pinus Merkusii atau dikenal dengan Pinus Tusam.
Sedangkan jenis kayu Pinus yang sering digunakan secara umum dikenal memiliki kualitas yang baikada 2 jenis kayu Pinus yaitu Pinus Radiata dan Pinus Merkusii. Kayu ini disebut kayu Jati Belanda karena kayu ini adalah merupakan kayu bekas peti pengemas barang-barang import yang sebagian besar diangkut kapal laut yang kebanyakan berasal dari Eropa.
Gbr 7. Pinus Tusam/Pinus Merkusi (Sumber: hejogeulis.wordpress.com)
Gbr 7. Pinus Tusam/Pinus Merkusi (Sumber: hejogeulis.wordpress.com)
Gbr 8. Pinus Tusam/Pinus Merkusi (Sumber: hejogeulis.wordpress.com)
Secara fisik kayu Jati Belanda ini berbeda dengan kayu Jati Jawa atau jenis kayu lainya, kayu ini karakternyalebih empuk dan lebih cerah warnanya. Dikarenakan tingkat kekerasan kayu tidak begitu keras maka pengolahan kayu ini menjadi relative lebih mudah dan disenangioleh para pengrajin. Namun demikian kayu jati belanda ini masih sangat cocok untuk kebutuhan furnitur, mebel, kerajinan kayu, hal ini dikarenakan tekstur serat pada kayu Jati Belanda lebih terlihat.
b. Bambu
Bambu merupakan jenis tanaman berkayu masuk dalam kategori keluarga rumput-rumputan sehingga ada
Gbr 9. Kayu Jati Belanda (Sumber: Muchtadin, 2015)
Secara nilai ekonomis bambu memiliki banyak kelebihan, jika bambu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Dari beberapa hasil penelitian bambu memiliki banyak manfaat mulai dari kebutuhan sandang, pangan, papan, seni dan estetika, kesehatan, kebudayaan.
Bambu merupakan jenis tanaman perintis sehingga untuk tumbuh tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang rumit seperti tanaman lain. Bambu dapat tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Selain itu masa panen bamboo lebih cepat dibandingkan dengan kayu yang memerlukan waktu puluhan tahun, bambu dapat dipanen 3 sampai 5 tahun. Secara fisik bambu memiliki kelebihan yaitu serat pada bambu lebih rapat dan memiliki ruas sehingga bambu lebih kuat dan dapat dilengkungkan.
Pada produk partisi ini penulis menggunakan dua jenis bambu, yaitu bambu Hitam dan bambu Tali.
1. Bambu Hitam (Gigantochloa atroviolacea)
Bambu Hitam atau bambu wulung merupakan salah satu varietas bambu tropis yang memiliki batang berwarna hitam namun daun-daunya tetap berwarna hijau. Tanaman bambu Hitam dapat tumbuh tinggi mencapai 12 meter. Batangnya berwarna hitam. Jarak antara ruas bambu sekitar 40-50 cm. kondisi tanah
dan tanah netral (pH 6,6-7,5). Bambu hitam dapat tumbuh didataran rendah dengan kondisi lingkungan lembab kurang lebih 70%, suhu lingkungan 20-30 oC, dengan curah hujan 1500-3700 mm pertahun. Bambu hitam dapat tumbuh pada lingkungan langsung maupun dalam naungan sebagian, selain itu tanaman ini juga dapat ditanam di tanah kering berbatu.
Gbr 10. Bambu Hitam/Gigantochloa atroviolacea (Sumber: amazon.com)
Bambu Hitam adalah jenis bambu dengan struktur terkuat saat ini dibandingkan dengan jenis-jenis bambu lainnya. Bambu hitam juga sering digunakan dalam membuat kerajinan tangan seperti, alat musik tradisional diantaranya angklung, seruling, pentungan, dan lainnya.
2. Bambu Tali (Asparagus Chonchinchinensis)
Bambu Tali merupakan tumbuhan yang banyak tumbuh di Cina, Jepang, Korea, dan daerah-daerah lainya di Indocina. Bambu tali biasanya tumbuh dengan tinggi sampai 5-8 meter. Daunya berwarna hijau, berbentuk helai panjang, runcing, dan halus. Tumbuhan ini membutuhkan cahaya yang cukup dan tanah yang
Gbr 11. Potongan Bambu Hitam (Sumber: Muchtadin, 2015)
Dinamakan bambu tali karena bambu ini lebih sering digunakan sebagai pengikat, bambu Tali memiliki serat yang ulet, dan lentur oleh karena itu bambu ini cenderung lengkung. Dari segi harga bambu Tali ini lebih murah dibandingkan dengan bambu Hitam. Diameter bambu Tali ini lebih kecil dibandingkan dengan bambu Hitam.
c. Bahan Pendukung
Pada Pproduk Partisi Ruangan ini penulis
Gbr 12. Potongan Bambu Tali (Sumber: Muchtadin, 2015)
retakan, oleh karena itu digunakan lem kayu. Lem Fox ini sangat cocok digunakan pada material kayu, dan ketika kering lem Fox ini memiliki warna transparan.
4. Biaya Perancangan dan Produksi
Dalam proses pembuatan partisi ruangan ini penulis menghabiskan biaya sebagai berikut.
No Material Unit Harga
1 Kayu Jati Belanda 10 Batang Rp. 500.000
2 Bambu Hitam 1 Batang Rp. 35.000
3 Bambu Tali 3 Batang Rp. 15.000
4 Lem Fox 1 Bungkus Rp. 8.000
5 Amplas Kasar dan Halus 2 Lembar Rp. 6.000
6 Engsel Pintu 4 Buah Rp. 10.000
7 Vernis 1 kaleng Rp. 20.000
Jumlah Rp. 592.000
No Jasa Pengerjaan Harga
1 Penyusunan Frame kayu Jati Belanda Rp. 250.000
2 Pemotongan Bambu Rp. 100.000
Tabel 1. Biaya Material
Total biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan satu buah Partisi Ruangan Rp. 942.000,-. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk membuat Partisi tersebut satu Bulan.
E. SKEMA PROSES KERJA
Dalam proses pembuatan Partisi ruangan melewati
beberapa tahapan yang harus direncanakan yang bertujuan agar memudahkan dan meminimalisir kesalahan dalam penggunaan Material, Berikut penulis Paparkan dalam bentuk Bagan.