• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR

Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai dua hal yaitu kajian deskriptif liturgi dan kajian repertoar. Kajian deskriptif akan memaparkan dasar litugi ibadah yang digunakan, sedangkan kajian repertoar akan memaparkan analisis repertoar terhadap komposisi yang digunakan dalam ibadah.

A. KAJIAN DESKRIPTIF LITURGI 1. Liturgi

Kata Liturgi berasal dari bahasa Yunani leitourgika. Kata leitourgika terbentuk dari akar kata benda leurgon, yang berarti karya, dan leitos, yang merupakan kata sifat untuk kata benda laos (=bangsa atau rakyat). Dalam dunia Yunani kuno, liturgi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh rakyat, sesuatu yang dilakukan demi kepentingan kota atau negara. Arti itu adalah sama seperti membayar pajak, tetapi liturgi dapat melibatkan pelayanan yang diberikan secara rela, sama halnya seperti pajak.

Liturgi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang demi manfaat orang lain. Menyebut suatu ibadah bermakna “liturgis” adalah untuk mengindikasi bahwa kegiatan itu adalah sedemikian rupa sehingga semua orang yang beribadah itu mengambil bagian secara aktif dalam menyajikan ibadah mereka bersama-sama1.

2. Liturgi Gereja Utusan Pantekosta

Tidak berbeda dengan liturgi ibadah pada gereja lainnya, Gereja Utusan Pantekosta (GUP) Madiun ini juga memiliki votum dan salam, menyanyikan puji-pujian, doa berkat dan lain sebagainya. Hanya saja liturgi tersebut tidak tertulis atau dibakukan, sehingga liturginya mengalir sebagaimana mestinya. Perbedaan lain, bila di gereja-gereja protestan atau mainstream terdapat pengakuan dosa yang tertulis dan jemaat mengucapkan sendiri, disini tidak tertulis, hanya diucapkan secara lisan melalui doa yang di naikkan oleh majelis/pendeta atau gembala sidang setempat dan jemaat mengaminkannya.

1

(2)

B. KAJIAN REPERTOAR

1) Indonesia Bagi KemuliaanMu Lirik :

BAIT

Yesuslah Tuhan, yang layak ditinggikan Layak disembah, oleh suku-suku bangsa Dengan DarahMu Kau telah tebus bangsaku Genapi Tuhan FirmanMu, atas neg’riku REFF I

Hatiku rindu, melihat kemuliaanMu Hatiku rindu, melihat curahan kuasaMu Di tanah tercinta, neg’riku Indonesia Ku berdoa Indonesia, penuh kemuliaanMu Indonesia bagi kemuliaanMu

REFF II

Ya Allahku, nyatakan kemuliaanMu Ya Allahku, nyatakan curahan kuasaMu Di tanah tercinta, neg’riku Indonesia Ku berdoa Indonesia, penuh kemuliaanMu Indonesia bagi kemuliaanMu

Lirik lagu, melodi dan kord diciptakan oleh seorang musisi rohani bernama Julita Manik. Latar belakang lagu ini didasarkan pada kecintaannya akan Tuhan dan negara. Ketika sedang berdoa dia diberi hikmat oleh Tuhan untuk menulis sebuah lagu, dan munculah melodi-melodi baru yang kemudian dia tulis menjadi sebuah lagu. Bait pertama dan kedua dari lagu tersebut memiliki makna bahwa Tuhan adalah Allah yang layak disembah oleh semua suku. Baris ketiga dan keempat menyatakan kelayakan Tuhan disembah karena DarahNya yang tercurah telah menbus dosa setiap manusia. Pada bagian refrain, pencipta lagu menyatakan kerinduannya melihat kemuliaan Tuhan atas Indonesia. Hal inilah yang menjadi alasan penulis memilih lagu tersebut, lirik dari yang betul-betul mengajak pendengar dan pemazmur untuk berdoa bagi negaranya. Lagu ini dijadikan

(3)

sebagai lagu pembuka dalam ibadah, dengan maksud lirik pada bait pertama dan kedua dari lagu tersebut adalah adanya ajakan untuk menyembah Tuhan.

Lagu ini memiliki sukat 4/4 dengan tempo 60-70. Lagu ini dinyanyikan pada nada dasar F mayor menyesuaikan pemimpin pujian. Lagu ini dibawakan beberapa kali dalam suasana khidmat dan megah yang menandakan bahwa Tuhan hadir dalam penyembahan yang dinaikkan. Diawali intro dengan kord ke - 6 dari F mayor, dan diakhiri kord ke - 5 untuk menuju Bait lagu. Melodi intro pada awal lagu dimainkan oleh gitar, diiringi drum dan bongo, bass, gitar akustik dan keyboard memainkan kord. (Lirik, melodi dan kord terlampir)

intro

Lagu ini memiliki dua versi refrain, sehingga progresi kord pada refrain pertama dan kedua memiliki perbedaan. Masing-masing refrain memiliki 9 birama. Perbedaan kord tersebut terletak pada birama keempat, kelima dan kedelapan refrain. Progresi kord refrain versi pertama pada birama keempat dan kelima yaitu 5 . . . | 1 . 3M . | atau C . . . | F . A . | 3M disini berarti kord ketiga Mayor. Sedangkan untuk birama ke delapan | 3 . 6 . | atau | Am . Dm . |

birama 4 dan 5 refrain versi pertama

(4)

Progresi kord refrain versi kedua pada birama keempat dan kelima lebih banyak, yaitu 5 . 5 4 | 3 . 3M/5# . | atau C . C Bb | Am . A/C# . | sedangkan untuk birama kedelapan | 2 . 6 . | atau | Gm . Dm . |

Birama 4 dan 5 refrain versi kedua

Birama 8 refrain versi kedua

Untuk medley ke lagu berikutnya, pada akhir lagu ini ditutup dengan intro awal lagu, tetapi terdapat modulasi jauh ke G Mayor.

2) Besar dan Ajaiblah KaryaMu Lirik :

BAIT

Besar dan ajaiblah karyaMu Adil dan benarlah jalanMu

Raja s’gala bangsa, yang Maha Kuasa Mulia NamaMu

(5)

REFF

Layaklah, segala bangsa sujud kepadaMu S’bab Kau Allah yang kudus

Layak disembah

Lirik lagu, syair dan melodi utama di ciptakan oleh musisi rohani yang cukup terkenal dengan “Healing Movement”, Ir. Niko Njotorahardjo. Beliau cukup banyak menciptakan lagu-lagu rohani yang terkenal. Tidak diketahui pasti kapan lagu tersebut dibuat dan bagaimana sejarah dari lagu tersebut. Alasan utama penulis memilih lagu tersebut adalah makna dari lirik lagu tersebut yang masih berkaitan dengan lagu sebelumnya. Bait pertama memiliki makna bahwa Tuhan layak disembah oleh segala bangsa. Dengan kata lain, jemaat diajak untuk melakukan tindakan iman dengan menyatakan dalam nyanyian bahwa Tuhan itu layak disembah oleh segala bangsa.

Lagu ini memiliki sukat 4/4 dengan tempo 60-70. Lagu ini dinyanyikan dengan teknik medley (dari lagu satu ke lagu yang lain tidak ada jeda) dari lagu sebelumnya. Pada intro pertama lagu ini atau medley dari lagu sebelumnya, masih menggunakan nada dasar F, tetapi pada intro kedua nada dasar berubah menjadi G mayor. (Lirik, melodi dan kord terlampir)

Pada pertengahan lagu ini, terdapat sesi penyembahan dimana tidak ada lagu yang dinyanyikan hanya instrumen saja. Progresi kord yang digunakan yaitu kord 6 . . . | 3 . . . | 4 . . . | 4 . . . dari tangga nada G Mayor, atau Em . . . | Bm . . . | C . . . | C . . . Kord ini diulang terus menerus hingga pemimpin pujian memberi kode/aba-aba untuk kembali ke refrain. Sebelum kembali ke refrain kord keempat yang kedua diganti dengan kord 4 bass di kord 5, lalu diketukan ketiga dan keempat kord 5 sebagai jembatan kembali ke refrain. Contoh Em . . . | Bm . . . | C . . . | C/D . D . | Progresi kord pada refrain bait kedua ini cukup unik, yang membuat suasana megah pada lagu lebih terasa. Keyboard memainkan melodi dan kord, gitar 1 dan 2 memainkan kord dan improvisasi, bass drum dan bongo juga mengiringi sampai akhir. Penutup untuk lagu ini hanya menggunakan kord 1 atau G Mayor pada semua instrumen, dengan dinamika rit.

(6)

3) Kebangkitan yang Besar Lirik

BAIT

Tuhan curahkan Roh-Mu, atas manusia di bumi Biar anak-anakMu, menyatakan nubuatan

B’ri mimpi dan penglihatan, nyatakan isi hatiMu

Biar iman kami bangkit, Surga nyatakan kedahsyatan kuasaMu REFF

Kan ada kebangkitan yang besar Kan ada pemulihan di neg’ri kami Kan ada kebangkitan yang besar

Yang berseru kepada Yesus, di selamatkan

Lirik dan syair asli lagu ini menggunakan bahasa Inggris dan berjudul Great

Awakening. Belum jelas pasti siapa dan kapan lagu ini diciptakan. Menurut sumber-sumber

dari internet2 lagu ini diciptakan seiring perkembangan gerakan kebangunan rohani besar-besaran di Amerika. Makna lirik dan syair pada lagu ini cukup mendalam karena diambil dari Kitab Suci, yakni memohon kepada Tuhan agar mencurahkan rohNya ke atas muka bumi seperti nubuatan nabi Yoel “Kemudian daripada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.”3 Pencipta lagu ini meyakini bahwa akan terus terjadi kebangkitan yang besar.

Lagu ini memiliki sukat 4/4 dengan tempo cepat 110-120. Lagu ini dinyanyikan pada nada dasar G mayor, lanjutan dari lagu sebelumnya yang juga menggunakan nada dasar G Mayor dan dinyanyikan beberapa kali dalam suasana ceria dan semangat. Diawali dengan intro dengan keyboard sebagai melodi utama, yang diiringi bass, gitar 1 dan 2 memainkan variasi kord, dan drum memainkan tom-tom.

2

https://id.wikipedia.org/wiki/Gerakan_Kebangunan_Rohani_di_Amerika

(7)

Intro lagu -> melodi keyboard

Lagu ketiga ini di akhiri dengan parade simbal drum dan teknik arpeggio keyboard, serta instrumen melodi lainnya menggunakan kunci akhir dari lagu yaitu kord G mayor. Parade simbal drum tidak berhenti sampai deklarasi hendak dan mulai dibaca, ketika pemimpin pujian mulai mengajak jemaat untuk membaca deklarasi, drum memainkan tom-tom dan keyboard dengan kord deklarasi (penjelasan kord dan progresinya ada dalam paragraf Deklarasi).

4) Deklarasi

Teks Deklarasi :

1. KAMI PERCAYA ADA TUDUNG PERLINDUNGAN TUHAN ATAS HIDUP KAMI DAN BANGSA INDONESIA

2. KAMI PERCAYA KAMI TERIMA PENGURAPAN TUHAN YANG TIDAK PERNAH HABIS DALAM HIDUP KAMI, DAN KAMI MEMILIKI HATI YANG RELA DIBENTUK

3. KAMI PERCAYA ADA KESATUAN DALAM TUBUH KRISTUS DI INDONESIA 4. KAMI PERCAYA SEMUA TALENTA, KEMAMPUAN DAN KEKAYAAN BANGSA

INDONESIA BERKEMBANG BERLIPAT KALI GANDA

5. KAMI PERCAYA BANGSA INDONESIA KELUAR DARI PERBUDAKAN DOSA DAN SEMUA AKIBATNYA, SEHINGGA HATI BANGSA INI BERBALIK KEPADA TUHAN

6. KAMI PERCAYA BANGSA INDONESIA AKAN SEGERA MENGALAMI LAWATAN TUHAN YANG DAHSYAT

7. KAMI PERCAYA KEMULIAAN TUHAN AKAN TINGGAL MENETAP DI HIDUP KAMI DAN BANGSA KAMI

8. KAMI PERCAYA KAMI TIDAK LAGI KEKURANGAN, TAPI KAMI

BERKELIMPAHAN DAN TUHAN MEMBUAT KAMI MENJADI SALURAN BERKAT BAGI BANGSA-BANGSA

9. KEMANAPUN KAMI PERGI AKAN SELALU ADA HADIRAT TUHAN YANG MENYERTAI KAMI, DAN KAMI MAU HIDUP KUDUS BAGI KEMULIAAN NAMA TUHAN

10. KAMI SEPAKAT KAMI PATAHKAN SETIAP ROH PERPECAHAN,

KEMARAHAN, KESOMBONGAN, TEGAR TENGKUK, KESERAKAHAN DAN SEMUA YAANG BERASAL DARI IBLIS UNTUK MENGHALANGI BERKAT-BERKAT TUHAN ATAS HIDUP DAN BANGSA KAMI, DALAM NAMA TUHAN YESUS KRISTUS!

11. MULAI HARI INI HIDUP KAMI DIPULIHKAN, TIDAK ADA DESTINY YANG TERPOTONG, 9 BUAH ROH DAN KARAKTER KRISTUS ADA DALAM HIDUP KAMI, KETAATAN PADA FIRMAN TUHAN MENJADI BAGIAN KAMI

12. HANYA YANG DARI TUHAN DAN SEMUA YANG SUDAH TUHAN TETAPKAN YANG TINGGAL MENETAP DAN BOLEH TERJADI ATAS HIDUP KAMI DAN BANGSA INDONESIA.

(8)

AMIN 9X

Pada sesi deklarasi ini, jemaat diajak untuk membaca naskah deklarasi dan diharapkan meningkatkan optimisme jemaat bahwa bangsa Indonesia beserta generasi mudanya yang telah kehilangan jati diri dapat bangkit dari segala keterpurukan, bangkit menjadi negara maju. Deklarasi ini merupakan suatu tindakan iman, dengan menaikkan doa yang diucapkan seperti membaca proklamasi, memperkatakan yang baik dengan jelas dan lantang. Deklarasi ini juga dimaksudkan sebagai seruan kepada Tuhan. Selain itu hal ini bertujuan supaya target jemaat yang hadir (remaja dan pemuda) lebih bersemangat dan antusias untuk memperkatakan yang baik. Naskah atau teks deklarasi ini bersumber pada Alkitab, dan buku Pengakuan Iman serta konsultasi dengan rekan pendeta. Deklarasi ini diiringi kord seperti kord dalam film perang. Akord keenam dan ketujuh dari nada dasar yang digunakan diturunkan setengah laras, kemudian bass-nya diambil dari nada pertama (do) dari nada dasar yang digunakan -> 6\/1 -- 7\/1 - 1 -> kord 6\ bass 1, kord 7\ bass 1, ditutup akord 1. Contoh menggunakan nada dasar G Mayor, nada keenam dan ketujuh dari G adalah E dan F#. E dan F# diturunkan setengah dan bass-nya adalah G -> Eb/G (Eb bass G) - F#/G - G. Dengan menggunakan akord tersebut suasana megah dan semangatpun lebih terasa. Untuk bass, hanya memainkan kord G saja sebagai bass. Sedangkan gitar 1 variasi melodi berdasarkan progresi kord keyboard, dan gitar 2 hanya memainkan block chord dengan efek akustik, bongo tetap memainkan ritme-nya. Khusus untuk instrumen bongo ini, dimainkan mengalir sesuai mood dari pemain, tentu saja harus tetap seirama dengan instrumen lainnya. Dia berperan sebagai pelengkap agar tidak terlalu sepi dan monoton. Hal ini juga yang menjadi segi kreatif dari ibadah ini, tidak ada partitur secara khusus untuk bongo, dan dia dimainkan mulai dari lagu pertama hingga terakhir.

Contoh kord deklarasi

5) Jadikan Kami Satu Lirik

(9)

REFF

Jadikan kami satu, s’perti kerinduanMu Agar dunia tahu, bukti nyata dari kasihMu Sebelum kami pergi, memb’ritakan kasihMu Mulailah dari kami lebih dulu

Jadikan kami satu

Lagu ini diciptakan oleh Jonathan Prawira seorang komposer rohani yang juga cukup terkenal. Lagu-lagunya banyak digunakan dalam ibadah-ibadah gereja, dan juga digubah atau diaransemen oleh penyanyi rohani lainnya. Makna lirik dari lagu ini ialah meminta kepada Tuhan agar memulihkan masing-masing pribadi lebih dulu, dan menumbuhkan rasa kesatuan tubuh Kristus agar kemudian masing-masing pribadi yang telah dipulihkan tersebut dapat memberitakan berita keselamatan dan membawa api kebangkitan yang besar itu untuk kemuliaan nama Tuhan.

Lagu ini memiliki sukat 4/4 dengan tempo 60-70. Lagu ini dinyanyikan pada nada dasar G mayor. Lagu ini dibawakan beberapa kali dalam suasana khidmat dan megah yang menandakan bahwa Tuhan hadir dalam penyembahan yang dinaikkan. Lagu ini sebenarnya memiliki Bait awal, tetapi dalam ibadah ini hanya dinyanyikan bagian refrain saja. Sebab bagian refrain dari lagu ini memiliki makna yang lebih sesuai dengan tema ibadah. Echa Soemantri mengaransemen lagu ini juga hanya mengambil bagian refrainnya saja. Lagu ini dinyanyikan tepat setelah deklarasi dibacakan, dengan kord pengantar -> 4/5 - 5 - 1 atau C/D - D - G -> akord C bass D - akord D lalu langsung masuk akord 1 atau G sebagai kord awal dari lagu tersebut.

(10)

6) Doa Kami Lirik REFF

Bagi bangsa ini, kami berdiri Dan membawa doa kami kepadaMu Sesuatu yang besar psati terjadi Dan mengubahkan neg’ri kami Hanya namaMu Tuhan ditinggikan Atas seluruh bumi

Lagu ini diciptakan oleh Sari Simorangkir yang juga merupakan penyanyi rohani yang cukup terkenal. Makna dari lagu ini adalah betul-betul suatu kerinduan untuk berdiri dan berdoa bagi bangsanya supaya lawatan besar itu terjadi, kerinduan untuk bangsa ini merasakan Tuhan. Lagu ini juga banyak digubah oleh teman-teman musisi rohani lainnya.

Tidak jauh berbeda dari lagu-lagu sebelumnya, lagu ini memiliki sukat 4/4 dengan tempo 60-70. Pada intro pertama lagu ini masih menggunakan nada dasar G, tetapi pada intro kedua nada dasar berubah menjadi A mayor. Lagu ini dinyanyikan dengan teknik medley (dari lagu satu ke lagu yang lain tidak ada jeda) dari lagu sebelumnya. Intro dari lagu ini sama persis dengan lagu pertama dan kedua, hanya berbeda tangga nada yang dimainkan. Sama dengan lagu sebelumnya, lagu penutup ini dinyanyikan bagian refrain saja. Selain makna lagu di bagian refrain lebih berkaitan dengan judul, lagu ini juga menjadi klimaks sehingga alur pujian memuncak. Jika lagu ini dinyanyikan dari awal, maka suasana ibadah tidak mencapai klimaks atau seperti penghujung/penutup pujian.

Lagu-lagu yang dipilih dinyanyikan dengan nada dasar yang tidak jauh berbeda supaya bisa lebih mudah dinyanyikan oleh jemaat. Selain itu supaya suasana konser dalam ibadah juga semakin terasa, lagu-lagu yang dinyanyikan dengan teknik medley.

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dirancang suatu implementasi jaringan smarthome berbentuk prototype miniatur rumah modelsmarthome yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan modul

P333 + P313 - Jika terjadi iritasi kulit atau ruam kulit: Dapatkan saran/ pertolongan medis P302 + P352 - JIKA TERKENA KULIT: Cuci dengan sabun dan air yang banyak.. P280 -

8.2.3 Dokumen sertifikasi harus mencantumkan hal berikut ini: a nama dan lokasi geografi tiap pelanggan yang sistem manajemennya disertifikasi atau lokasi geografis kantor pusat

Bedasarkan observasi lapangan yang peneliti lakukan, hal ini disebabkan karena komunikasi yang dilakukan kelompok-kelompok pengemar batu akik yang menarik perhatian

Sedangkan pada FeCl 3   berwarna bening kekuningan.Setelah dipanaskan, warna bahan menjadi merah pucat / layu dan warna larutan menjadi kekuningan.Perubahan warna

Mencermati uraian pendapat Satjipto rahardjo tersebut di atas, penulis mempunyai pandangan lain, disamping pendidikan budi pekerti yang luhur, maka seyogianya pendidikan hukum

Koefisien Dasar Hijau yang selanjutnya disebut KDH adalah angka persentase berdasarkan perbandingan jumlah luas 18hari terbuka untuk penanaman tanaman dan/alau peresapan air

Unit perkembangan dari IOT telah menjalar ke berbagai.. Selain itu, peluang kesehatan pasien akan menjadi lebih meningkat. Contohnya saja, ketika dokter telah menemukan