• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEOLOGIS DAN REPERTOAR

A. Mars Gerakan Pemuda

Di awal ibadah Gerakan Pemuda (GP), tepatnya sebelum saat teduh jemaat mengumandangkan lagu Mars Gerakan Pemuda yang bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan dan persekutuan. Berdasarkan keputusan dewan GP GPIB, lagu ini wajib dinyanyikan pada saat :

1. Pertemuan resmi pengurus GP baik di tingkat jemaat, mupel dan sinodal. 2. Ibadah gabungan di tingkat jemaat, mupel dan sinodal.

3. Ibadah hari Minggu dalam rangka HUT GP GPIB di tingkat jemaat.1 Lagu ini digubah oleh Tijs Ferdinand Loppies, seorang pencipta lagu rohani yang menjabat sebagai anggota Majelis Jemaat di GPIB Gloria Bekasi. Beliau membuat lagu ini dalam tonalitas C mayor dengan sukat 4/4. Struktur dari lagu ini berbentuk AABB’ dan dinyanyikan dalam satu suara dengan iringan piano dan kuartet gesek. Syair dari lagu ini berisi ajakan bagi pemuda dan pemudi GPIB untuk melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai pelayan Tuhan.

B. Kabar Lahir Sang Pembaptis

Lagu ini merupakan karya penulis yang syairnya diambil dari Injil Lukas 1 : 13-20. Isi dari Injil tersebut merupakan pesan Malaikat kepada Zakharia mengenai kelahiran Yohanes Pembaptis. Lagu ini ditulis dalam tonalitas C minor dengan sukat 6/8 dan dengan struktur ABA’. Syair di bagian A dari lagu ini menjelaskan tentang maklumat dari Allah kepada Zakharia sehingga birama 13-14 pola nada dibuat menurun.

(2)

Pada bagian B syair berisi tentang keberadaan Yohanes Pembaptis di masa yang akan datang, yaitu sebagai seorang yang membuka jalan pelayanan bagi Yesus. Maka dari itu, penulis membuat di pola nada di bagian B meningkat dan berakhir di C5.

Pada bagian A’ penulis kembali membuat pola nada yang menurun karena syair berisi tentang sanksi yang diberikan Allah kepada Zakharia karena ia tidak percaya akan kabar baik dari Allah. Lagu ini dinyanyikan oleh seorang Alto yang berperan sebagai Malaikat dalam ibadah drama musikal ini.

C. Angkatlah Hatimu pada Tuhan

Syair dan lagu “Angkatlah Hatimu pada Tuhan” merupakan gubahan Arnoldus Isaak Apituley yang dinyanyikan bersama jemaat sebagai lagu pembuka. Diambil dari Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) No. 4, lagu ini dinyanyikan bait yang pertama secara unisono dan bait kedua dengan harmonisasi SATB oleh paduan suara yang diaransemen oleh Godlief Soumokil pada tahun 1998. Syair dari bait pertama berisi tentang ajakan untuk mengarahkan hati kepada Tuhan dengan penuh rasa syukur, sedangkan bait kedua berisi tentang ajakan untuk menjadi anak Tuhan yang rendah hati. Pemilihan lagu disesuaikan dengan adegan dalam drama yaitu ketika Elisabet bersyukur kepada Tuhan akan kehamilannya.

(3)

Himne klasik pada umumnya digubah dengan menggunakan metrik2 dan ritme puisi sehingga menghasilkan suatu sistem simbol yang khas3. Struktur syair dari lagu ini memiliki rima a,b,a,a dengan pola metrik 10.10.10.14. Lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas D minor dengan sukat 4/4 dan tempo 80.

D. Hatiku Bersukaria

Kidung Jemaat (KJ) No. 77 : 1-4 “Hatiku Bersukaria” merupakan lagu ketiga yang dinyanyikan pada TAMG ini. Lagu ini merupakan nyanyian pujian Maria (Magnificat) yang didasarkan pada Kitab Injil Lukas 1 : 46-55. Nyanyian pujian Maria ini digubah oleh H. A. Pandopo pada tahun 1977, dan diaransemen empat suara oleh A. Soetanta, S. J. pada tahun 1980. Lagu ini dinyanyikan 4 bait oleh pemeran Maria dengan iringan piano dan harmonisasi SATB dari paduan suara. Isi dari syair lagu ini menceritakan tentang ungkapan syukur Maria setelah bertemu dan diberkati Elisabet. Sedikit berbeda dengan himne pada umumnya, struktur syair dari lagu ini memiliki rima dan pola metrik yang tidak simetris, yaitu ritme a,a,b dan pola metrik 8.8.7. Begitu juga bagian akhir lagu ini yang menuju kadens

imperfect yakni tidak kembali ke tonika melainkan berakhir di akord V.

Bait 1-3 lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas G mayor, sedangkan pada bait keempat dilakukan modulasi ke A mayor. Sukat pada lagu ini adalah 4/4 dengan tempo 80.

2 Jumlah suku kata per baris yang tetap dalam setiap bait

(4)

E. Allah Bapa, Tuhan

Selanjutnya adalah lagu yang diambil dari Gita Bakti (GB) 341 : 1

“Allah Bapa, Tuhan”. Syair dari lagu ini digubah oleh Pokja Muger GPIB

2000 yang merupakan adaptasi dari lagu Rakyat Minahasa (dengan penyesuaian). Lagu ini dinyanyikan setelah pembacaan kitab Mazmur dalam Litani Pengakuan yang dibacakan secara berbalasan dengan pemeran Zakharia, bapak dari Yohanes Pembaptis. Dalam adegan ini Zakharia bersyukur karena Tuhan telah mencabut hukuman yang diberikan kepadanya. Pemeran Zakharia akan menyanyikan bagian refrain bersama dengan jemaat yang menceritakan tentang ungkapan syukur atas curahan rahmat, bahkan keadilan dari Tuhan kepada orang-orang yang sudah bersedia untuk mengenal Tuhan, dan dipakai oleh Tuhan.Instrumen pengiring lagu ini adalah piano dan kuartet gesek, sedangkan lagu dinyanyikan secara unisono.

Bagian bait pada lagu ini memiliki rima a,a,b,b dan pola metrik 12.12.12.11. Terjadi perubahan sukat dari lagu ini yang bermula 6/8 menjadi 9/8 di bagian refrain (birama 16) lalu kembali lagi ke 6/8 pada birama selanjutnya (birama 17).

Lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas D mayor dengan tempo 54.

F. Suara yang Berseru-seru

Syair dan lagu ini merupakan gubahan Nortier Simanungkalit. Beliau merupakan komponis besar yang sudah dikenal banyak kalangan atas karya-karyanya terkhusus di bidang paduan suara. Lagu ”Suara yang

(5)

1990 di Manado, Sulawesi Utara. Pada tahun 2006 lagu ini dibukukan bersama komposisi paduan suara lain karya dari N. Simanungkalit yang digunakan sebagai lagu wajib atau lagu wajib pilihan dalam berbagai festival paduan suara di Indonesia. Buku tersebut diberi judul Lagu-lagu Seni

Paduan Suara yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Isi dari syair lagu ini diambil dari beberapa kitab Injil (Mat 3:3; Mrk 1:3; Luk 3:4; Yoh 1:23) yang menceritakan tentang kisah Yohanes Pembaptis saat ia bersaksi di tengah padang gurun. Dalam TAMG ini lagu tersebut dinyanyikan hanya oleh paduan suara dengan iringan piano dan dibawakan pada bagian awal scene dua yaitu adegan Yohanes mulai berkelana dan bersaksi. Lagu ini dimainkan dalam tonalitas C mayor dengan sukat 4/4 dan tempo andante recitativo.

G. On Jordan’s Bank

Lagu ini memiliki judul asli Jordan Oras Praevia ditulis oleh Charles Coffin (1676-1749) yang merupakan sebuah seorang penulis puisi Latin. Pada tahun 1736 Coffin menerbitkan buku himne yang berjudul Hymni Sacri

Auctore Carolo Coffin yang didalamnya terdapat lagu Jordan Oras Praevia.

Di tahun 1837 bait 1-3 diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh John Chandler (1806-1876), seorang penerjemah bahasa Latin. Sedangkan penerjemah bait 4-5 hingga saat ini belum diketahui. Lagu ini juga disatukan dalam buku Advent for Choirs yang diterbitkan oleh Oxford University Press pada tahun 2000. Dalam buku ini dikelompokkan lagu-lagu himne untuk paduan suara sesuai dengan perjalanan hidup beberapa tokoh Alkitab dan salah satunya adalah “On Jordan’s Bank” yang menggambarkan Yohanes Pembaptis. Lagu ini diaransemen ke dalam empat suara oleh Malcolm Archer pada tahun 1952.

Untuk TAMG ini penulis bersama seorang mahasiswi sastra Inggris UKSW menerjemahkannya kembali ke dalam bahasa Indonesia dengan tujuan memudahkan jemaat untuk memahami arti dari lagu tersebut. Isi dari syair lagu ini menceritakan suasana pembaptisan di tepi sungai Yordan. Lagu

(6)

ini ditujukan sebagai lagu latar yang hanya dinyanyikan oleh paduan suara dan iringan piano sebanyak empat bait. Bait pertama dinyanyikan oleh Sopran dan Alto sedangkan bait kedua dinyanyikan Tenor dan Bass secara

unisono. Bait ketiga dinyanyikan dalam harmonisasi SATB tanpa iringan

musik, dan bait keempat kembali dinyanyikan unisono bersama dengan seorang descant sopran. Lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas Bes Mayor dengan sukat 4/4 dan tempo Moderato. Seluruh bait pada lagu ini memiliki rima a,b,a,b dan pola metrik 8.8.8.8 dengan struktur AB.

H. Kumulai dari Diri Sendiri

Lagu berikutnya yang digunakan sebagai pengantar pada pembacaan Alkitab diambil dari Gita Bakti (GB) No. 69 : 1 dengan judul “Kumulai dari

Diri Sendiri”. Pada tahun 2005 lagu ini digubah oleh Pontas Purba, yang

merupakan seorang komponis musik gerejawi. Isi dari syair lagu ini bersifat perenungan terhadap diri sendiri untuk melakukan hal terbaik yang didasarkan iman kepada Tuhan, meskipun hal itu sangat sederhana. Instrumen pengiring lagu ini adalah piano, kuartet gesek, dan paduan suara (SATB).

Lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas Es mayor dengan sukat 4/4 dan tempo 72 yang dibawakan dengan penuh penjiwaan. Dalam partitur empat suara oleh Pontas Purba, lagu ini ditulis dalam tonalitas F mayor dan bait kedua modulasi ke G mayor. Namun untuk TAMG ini arranger membuatnya dalam Es mayor dengan pertimbangan kemampuan pencapaian nada atau

range suara jemaat umum.

I. Ya Tuhan Rajaku

Lagu yang memiliki judul asli “Was Soll Ich Dir Denn nun” ini memiliki syair yang ditulis oleh Joachim Lange pada tahun 1695, sedangkan lagunya sendiri digubah oleh Adam Krieger di tahun 1657. Lagu ini diambil dari Kidung Muda-Mudi (KMM) No. 99 yang dinyanyikan bait 1-2 secara

(7)

yang berisi tentang permohonan kepada Tuhan agar memberikan kekuatan, dan kerendahan hati bagi jemaat yang rindu untuk melayani-Nya.

Struktur syair dari lagu ini memiliki rima a,b,a,b dengan pola metrik 13.13.12.12. Lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas C Mayor dengan sukat 4/4, tempo andante dan struktur AB. Dalam KMM lagu ini ditulis dalam tonalitas D mayor, namun karena pertimbangan range suara jemaat umum lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas C mayor.

J. Ia Harus Makin Besar, tetapi Aku Makin Kecil

Untuk mengingatkan jemaat pada tema utama dari ibadah kreatif ini, penulis membuat lagu yang berisi penekanan terhadap tema itu sendiri yaitu “Ia Harus Makin Besar, tetapi Aku Makin Kecil”. Lagu ini dibawakan dalam

genre pop. Syair dari lagu ini diambil dari Injil Yohanes 3 : 27-36 (dengan

penyesuaian) yang dinyanyikan duet oleh pemeran Yohanes Pembaptis dan Yesus pada adegan dalam scene 3 yaitu saat Yohanes Pembaptis dibandingkan dengan Yesus. Pola lagu dibuat bersahutan. Bait pertama (birama 1-16) dan jembatan (birama 38-49) dinyanyikan oleh pemeran Yohanes pembaptis. Bagian ini merupakan penjelasan Yohanes Pembaptis kepada muridnya tentang siapa Yesus Kristus. Refrain pertama dan bait kedua (birama 17-37) dinyanyikan oleh pemeran Yesus. Bagian ini merupakan penjelasan Yesus Kristus kepada umat-Nya bahwa Yohanes Pembaptis merupakan utusan Allah yang mendahului perjalanan pelayanan-Nya.

Lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas E mayor dengan sukat 4/4 dan dalam tempo 80. Kedua bait pada lagu ini memiliki rima a,a,b,b dengan pola metrik 11.10.12.10. Bagian penutup dari lagu ini dibuat unisono agar dapat menggambarkan kesatuan hati dari Yohanes Pembaptis dan Yesus dalam melayani, yaitu untuk menggenapkan janji Allah kepada umat-Nya.

(8)

K. B’ri Pada-Nya

Pada tahun 1977 dan lagu ini digubah oleh Debora Samudera, seorang penggubah lagu beberapa himne. Salah satu karyanya yang sudah dikenal banyak orang adalah lagu Sekolah Minggu yang terdapat dalam Kidung Jemaat (KJ) No. 385 “Burung Pipit yang Kecil”. Lagu “B’ri Pada-Nya” ini diambil dari Gita Bakti (GB) No. 79 dan dinyanyikan sebagai pengiring persembahan syukur. Lagu ini berisi tentang ajakan kepada jemaat untuk memberi kepada Tuhan, bukan hanya materi, tapi juga diri dan semua yang dimiliki karena kita adalah milik Tuhan. Dalam TAMG ini, lagu tersebut dinyanyikan sebanyak tiga bait oleh seluruh jemaat dengan iringan piano, kuartet gesek, dan paduan suara unisono.

Struktur syair dari lagu ini memiliki rima a,a,b,a dengan pola metrik 9.9.9.7. Lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas A Mayor dengan sukat 3/4, tempo 88.

L. Kar’na Engkaulah

Sesuai dengan tata ibadah (liturgi) GPIB pada bagian akhir dalam doa syafaat menggunakan doksologi4. Dalam TAMG ini penulis menggunakan

lagu Gita Bakti (GB) No.389a yang berjudul “Kar’na Engkaulah”. Syair dari lagu ini diambil dari Injil Matius 6:13b, dan lagu ini digubah pada tahun 2002 oleh Godlief Soumokil.

Lagu ini dinyanyikan dalam tonalitas D mayor dengan sukat 4/4 dan tempo 72. Instrumen yang mengiringi lagu ini hanya piano, agar tetap menjaga suasana khusyuk setelah doa syafaat.

M. Di Setiap Janjiku

Syair dan lagu ini digubah oleh Scott Wesley Brown dan Jeff Nelson pada tahun 1984 dengan judul asli “Grace Alone”. Pada tahun 2010 lagu ini diadaptasi dan diterjemahkan oleh Tim Kerja Gita Bakti dan dibukukan

(9)

dalam Gita Bakti (GB) No. 114. Dalam TAMG ini dinyanyikan dua bait dari lagu tersebut. Bait pertama dinyanyikan oleh pemeran Yohanes Pembaptis saja pada saat adegan dalam scene empat yaitu menjelang hukuman mati Yohanes Pembaptis. Makna dari syair bait pertama menjelaskan tentang pengharapan akan Tuhan dalam setiap tantangan kehidupan. Bait kedua lagu ini dinyanyikan oleh jemaat dan paduan suara secara unisono dengan iringan instrumen piano dan kuartet gesek. Syair bait kedua ini menggambarkan kesungguhan kepada Tuhan dalam melayani. Sebagai lagu pengutusan, diharapkan lagu ini dapat mengingatkan kembali seluruh jemaat yang hadir untuk selalu siap melayani Tuhan dalam keadaan apapun.

Dalam Gita Bakti (GB) lagu ini ditulis dalam tonalitas D mayor, namun karena pertimbangan kenyamanan jemaat umum untuk menyanyikan lagu ini, maka arranger menuliskannya dalam tonalitas C mayor. Lagu ini dinyanyikan dalam sukat 4/4 dan dengan tempo 74.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan media tanam terbaik untuk proses aklimatisasi mutan rumput gajah kultivar Taiwan adalah media kombinasi pasir dan tanah (1:1).. Hasil

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum, aturannya adalah bahwa jika suatu aset akan diubah menjadi kas atau digunakan untuk membayar liabilitas

Persamaan dengan penelitian peneliti adalah membahas tentang penggunaan media sosial instagram sebagai media dakwah, namun penelitian peneliti lebih menekankan pada pengelolaan

Terdapat sejumlah penelitian serupa sebelumnya, diantaranya mengenai pengaturan bantuan hukum bagi anak dalam sistem peradilan pidana anak di Indonesia dalam kerangka

4.1.3 Deskripsi Data Pengamatan terhadap Aktivitas Belajar dan Mengajar serta Keterlaksanaan Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing

Waktu melakukan perhitungan THD tegangan digunakan standar untuk tegangan dibawah 69 kV, kemudian dari hasil pengukuran yang telah diperoleh dilakukan perbandingan

Berdasarkan uraian diatas algoritma AES yang dapat menjaga keamanan dan kerahasiaan bila dibandingkan dengan Base64 yang proses pengiriman datanya cepat dipilih untuk penelitian

Pada tingkat harga yang lebih rendah dari angka tersebut, keuntungan yang diperoleh dari usahatani padi masih lebih kecil dari usahatani komoditas lainnya sehingga luas tanam