• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN MIGRASI SISTEM OTOM ASI DI PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN MIGRASI SISTEM OTOM ASI DI PERPUSTAKAAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PELAKSAN AA N M IG RASI SISTEM OTOM ASI DI

PERPUSTAK AA N KEM ENTERI AN KO M U NIK ASI D AN IN FOR M ATIK A

RI

R ina Tri U tami1*; Indira Iraw ati2

1,2Program Studi Ilm u Perpustakaan, Fakultas Ilm u Pengetahuan Budaya , Universitas Indonesia

*K orespondensi: rinatritaaa@ gmail.com

ABSTRAK

M igrasi sistem otomasi merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan oleh perpustakaan ketika sistem otomasi yang lama dirasa sudah tidak lagi bisa menduk ung kegiatan operasional perpustakaan. Tujuan dari tulisan ini adalah menjelaskan pelaksanaan migrasi sistem otomasi Perpustakaan K ementerian K ominfo RI. Tulisan didasarkan data hasil pendekatan kualitatif dengan pendekatan metode studi kasus. Subjek dari kajian adalah pustakaw an dan kepala perpustakaan K emkominfo da n objek kajian ini adalah pelaksanaan migrasi sistem otomasi di perpustakan K emkominfo. H asil kajian menunjukan bahw a migrasi sistem otomasi di Perpustakaan K emkominfo RI dilakuk an dengan cara menginput ulang data koleksi buku yang sebelumnya sudah ada pada sistem otomasi yang pertama kali digunakan, yakni Sistem Pustaka ke sistem yang baru, SLiM S. Terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi pelaksanaan migrasi sistem otomasi tersebut, yakni dalam hal kepemimpinan, komunikasi, pelatihan, dan perencanaan. D i perpustakaan K emkominfo, ke -empat faktor tersebut tidak berjalan dengan baik sehingga hal tersebut menjadi hambatan bagi perpusta kaan K emkominfo dalam melakukan migrasi sistem otomasi. Selain itu, pelaksanaan migrasi sistem otomasi ini, memberikan dampak yang kurang baik terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan K emkominfo. O leh sebab itu, pihak perpustakaan Kemkominfo sebaiknya perlu untuk membuat perencanaan yang lebih baik, secara tertulis, terkait pelaksanaan migrasi sistem otomasi perpustakaan agar pelaksanaan migrasi sistem otomasi dapat terselesaikan dengan cepat dan tepa t sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan perpustakaan.

Kata kunci: Sistem O tomasi, Migrasi sistem otomasi, Perpustakaan Kemkominfo, Sistem Pustaka, SLiM S

1. PENDAH ULUAN

Perkem bangan teknologi di era globalisa si ini telah m em pengaruhi berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali ba gi sebuah perpustakaan. Sistem perpustakaan yang dulunya m asih tradisiona l, seiring dengan berjalannya waktu, berubah m enjadi sistem yang lebih m odern denga n m em anfaatkan beragam teknologi. Beberapa pekerjaan m anual di perpustakaan dari m ula i kegiatan pengadaan koleksi sam pa i penya jiannya, kini dapat dila ksanakan leb ih efisie n denga n bantuan teknologi inform asi. Oleh karenanya, sebaga i salah satu lem baga yang bergerak di bidang inform asi, penting bagi sebuah perpusta kaan agar sela lu bisa m engem bangkan sarana perpustakaan yang berkaitan de ngan bidang teknologi inform as i tersebut, salah sa tunya yang berkaitan dengan sistem otom asi.

(2)

2

Saat ini m eningka tnya kesa daran akan besarnya m anfaat dari sistem otom asi m em buat banyak perpustakaan telah m enerapkan sistem otom asi di perpustakaannya m asing -m asing, tida k terkecuali di perpustakaan khusus. Perpustakaan Kem enterian K om unikasi dan Inform atika Republik Indonesia, yang selanjutnya disebut sebagai Perpustakaan Kem kom info RI, m erupakan salah satu jenis perpusta kaan khusus yang sudah m enerapkan sistem otom asi perpustakaan seja k tahun 2008.

Lebih lanjut m engena i sistem otom asi, seiring dengan berjalannya waktu da n berkem bangnya te knologi, sistem otom asi pun turut berkem ba ng denga n segala jenis fitur -fitur otom asinya yang terus diperbaharui. Sistem otom asi yang pertam a kali ditera pkan di suatu perpustakaan m em iliki kem ungkina n untuk dim igrasikan ke sistem yang lebih baru karena siste m yang lam a sudah tidak bisa lagi secara optim al m em enuhi kebutuhan perpustakaan yang kerap kali berubah da n m eningkat. M igrasi sistem otom asi perpusta kaan perlu dilakukan dem i m eningka tkan kualitas pekerjaan pusta kawan dan pela yanan terhadap pem ustaka. M enurut Ham ilton (1995) m igrasi sistem adalah proyek besar yang m em butuhkan perencanaan ya ng luas, penjadwa lan yang cerm at, dan m em iliki keahlian teknis lokal. Ham ilton m engidentifikasi sejum lah faktor yang harus dipertim bangkan ketika m enerapkan m igrasi sistem . Di antaranya , persiapan data untuk transfer dari sistem lam a ke sistem baru, m enguraikan jadwa l kerja dan m em perkirakan waktu henti pelaksanaan m igrasi sistem , pelatihan staf, dan m elakukan kerjasam a dengan vendor untuk beberapa waktu.

Tahun 2014, perpustakaan Kem kom info RI m ulai m elaksanakan m igrasi sistem otom asi perpustakaan. Nam un, proses pe laksanaannya be lum sele sai hingga saat ini. Sistem otom asi pertam a yang digunakan oleh perpustakaan Kem kom info adalah sistem Pustaka. Dikarenakan fitur-fitur yang terdapa t pada sistem P usta ka dirasa kurang m utakhir, perpustakaan Kem kom info m em utuskan untuk m elakukan m igrasi sistem tersebut ke sistem otom asi ba ru yang m enggunaka n SLIM S. Proses pelaksanaan m igrasi sistem otom asi perpustakaan term asuk ke dalam kegiatan perpusta kaan yang dapat dikataka n cukup kom ple ks dan m em butuhka n kom itm en yang tinggi dalam proses penyelesaia nnya.

Seperti yang disebutka n Hartono (2015) bahwa salah satu m anfaat penerapan otom asi perpustakaan adalah m em udahkan dalam prose s layanan sirkula si. Pelaksanaan m igrasi siste m otom asi ini nya tanya berdam pak pada fungsi layanan sirkula si perpustakaan. Hal tersebut sesua i dengan pernyataan P eg Lawrence (2008) yang m enyebutkan bahwa m igrasi sistem m erupakan

(3)

3

tugas ya ng sulit dan unit sirkulasi akan selalu m enjadi pusa t perhatia n selam a pelaksa naan m igrasi sistem tersebut. Peg Lawrence (2008) m enyatakan bahwa kesukse san pelaksa naan m igrasi sistem otom asi dipe ngaruhi oleh a spek kepem im pinan, kom unikasi, da n pelatihan/pe ningkata n kom pete nsi sum ber daya m anusia di perpustakaan itu sendiri. Dibutuhka n rasa tanggung jawab dan kom itm en yang tinggi dari seluruh pihak perpustakaan agar proses pelaksanaan m igra si sistem otom asi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan awal.

Berdasarkan hal tersebut, m aka tujuan dari tulisan ini adala h m enjelaska n pelaksa naan m igrasi sistem otom asi di perpustakaan Kem kom info , m engidentifikasi ham batan da n dam paknya terha dap laya nan perpustakaan, khususnya layana n sirkula si. Penelitian ini diharapkan bisa m em berikan m anfaat bagi perpustakaa n Kem kom info da n perpustakaan lain untuk dapat m engevaluasi hal-hal yang seharusnya perlu disiapkan ketika henda k m elakuka n m igrasi sistem otom asi.

2. M ETO DE

Tulisan ini didasarka n pada kajian m enggunakan pendeka tan kua lita tif dengan m etode studi kasus. Subjek kajian adalah pustakawan dan ke pala perpustakaan Kem kom info dan obje k kajian adalah pe laksanaan m igrasi sistem otom asi di perpustakan Kem kom info.

3. H ASIL DAN PEM BAH ASAN Sistem Pustaka

Sistem otom asi yang pertam a kali digunakan oleh Perpustakaan Kem kom info adala h Pustaka. Sistem Pustaka ini suda h digunakan sejak sekitar tahun 2008. Pem ilihan sistem pustaka sebagai sistem otom asi perpustakaan ini berdasarkan pertim bangan ke pala perpusta kaan Kem kom info yang saat itu berpendapat bahwa sistem pustaka m erupakan software siste m otom asi yang cocok diterapka n di perpustakaan kom info dengan alasan keam anannya . Proses pem buatan sistem pustaka m enggunakan jasa pihak ketiga. Pihak perpustakaan kom info yang m erancang tam pilan sistem beserta isi dari sistem otom asi tersebut, lalu kem udia n m enyerahkannya kepa da vendor/pihak ketiga untuk direalisasikan.

Sistem otom asi Pustaka m asih m em iliki beberapa kekurangan. Nam un, hal terse but tida k m enjadi perha tian penting bagi staf perpustakaan ata upun kepala perpustakaan terdahulu, seba b m ereka masih m enganggap bahwa sistem otom asi P usta ka sudah dirasa cukup dan bisa

(4)

4

digunakan. Dengan kem ajuan dan kebutuhan yang terus berkem bang , pusta kawan yang bekerja saat ini, dengan latar pendidikan ilm u perpusta kaan yang dim ilikinya, m enganggap bahwa siste m otom asi P usta ka belum se penuhnya disele saikan. M eskipun begitu, hingga sekarang tid a k ada tinda k lanjut untuk proses penyelesa ia nnya. Hal ini m em buat sistem P ustaka seakan-aka n “terpaksa” untuk dipakai meskipun sebenarnya sistem tersebut masih belum siap untuk digunakan.

Fitur tem u kem bali pada sistem Pustaka m asih m em iliki kekurangan. Pustakawa n m enganggap proses pencarian tem u kem bali m elalui sistem pustaka m em ang berm asalah. Jika ingin m encari suatu kole ksi buku, pengguna disarankan untuk cukup m enge tik satu kata dari judul buku yang ingin ia cari agar bisa terdeteksi. Jika pengguna m e ngetikkan seluruh kata yang ada pada judul buku yang ingin ia cari, m aka kem ungkinan buku tersebut tidak a kan m uncul/tida k terdeteksi di sistem P ustaka. Selain itu, sistem belum bisa dim anfaatkan untuk m em bantu layana n sirkulasi karena tidak bisa m enyediakan kode nom or unik untuk se tiap buku yang di input ke dalam sistem . Untuk m engatasinya, perpustakaan Kem kom info m enerapkan kertas “bon” yang akan diberikan ke pada pem ustaka sebaga i sala h satu bukti pem injam an buku untuk setia p transaksi. Pada kertas bon tersebut dituliskan inform asi m engenai pem injam , kole ksi buku yang ingin dipinjam , beserta tanggal kem ba linya.

SLiM S (Senayan Library M anagem ent System )

Banyak perpustakaan yang m em ilih m ela kukan m igrasi dari sistem otom asi ya ng dim iliki sebelum nya ke software sistem otom asi berbasis open source (OSS ILS; Open Source Software

Integrated Library Sy stems) karena OSS ILS m enawarkan pilihan untuk bisa di kusto m isasi

dengan bia ya yang rendah (Pruett dan Choi, 2014). Senada dengan teori tersebut, software siste m otom asi SLIM S dipilih oleh perpustakaan Kem kom info m enjadi software sistem otom asi baru yang akan m enggantika n sistem P ustaka. Selain berbasis OSS, SLiM S dipilih perpusta kaan Kem kom info karena perangkat lunak ini banyak m endapat perhatian dari pem erhati perpustakaan. Dikem bangkan oleh Departem en Pendidikan Na sional yang secara berkala di perbaharui oleh pengem bang berdasarkan saran da n m asukan dari ba nyak pengguna Senayan (SLiM S) di seluruh Indone sia (Rhoni, 2013).

Para pustakawan di perpustakaan Kem kom info sudah cukup fam iliar dengan SLiM S sehingga hal itu tentunya akan m em udahkan m ereka dalam m engeoperasikan sistem tersebut.

(5)

5

Adapun ke unggula n fitur sirkula si yang ada pada SLiM S di antaranya adalah m am pu m em proses pem injam an dan pengem balia n koleksi secara efisien, efektif dan am an, dapat m enyim pan histori pem injam an anggota, dan dukungan terhadap ragam jenis tipe pem akai dengan m asa pinja m beragam untuk berbagai jenis keanggotaan. SLiM S m em berikan dukunga n terhadap ragam jenis tipe pem ustaka, di perpustakaan Kem kom info sendiri m em iliki tiga tipe pem usta ka denga n perbedaan Batasan m aksim um jum lah koleksi ya ng bisa dipinjam ; 1) Silver: tiga buku , 2) Gold: em pat buku, 3) P latinum: lim a buku. Selain itu, alasan utam anya pem ilihan SL iM S lainnya adalah SLiM S dipilih untuk kebutuha n m enunjang website perpustakaan Kem kom info. Pada saat itu, perpustakaan Kem kom info ingin m engem bangkan website perpusta kaannya sehingg a diputuskan untuk m enggunakan SLiM S agar dapat dengan m udah di kustom isasi dan dapat disesuaikan standar keam anan data.

M igrasi Sistem O tomasi

John (2011) m enyebutkan bahwa sebuah perpustakaan aka n m elakukan m igra si ke sistem yang baru jika sistem pertam a ya ng diterapka n ole h perpustakaan (biasa nya) hanya bisa berfungsi untuk m engakses dan m engatur koleksi tercetak yang ada di perpustakaan. Hal ini terjadi di Perpustakaan Kem kom info. Sistem Pusta ka yang m erupakan sistem pertam a yang diterapka n perpustakaan Kem kom info, fungsinya utam anya saat itu m enjadi sistem yang m em bantu pengelolaan koleksi buku tercetak. Zhonghong W ang (2009) m enye butkan bahwa beberapa alasan perpustakaan m elakukan m igrasi sistem otom asi adalah fitur yang terdapa t pada siste m lam a sudah tidak lagi m em adai dan sistem yang baru m em iliki fungsionalitas sistem yang lebih baik. Perpustakaan Kem kom info m engangga p perlu untuk m igrasi karena fitur yang terdapa t pada sistem otom asi lam a m ereka, yakni s istem Pustaka, tidak la gi m em adai serta be lu m bisa m em bantu, m edukung, dan m eringankan pekerjaan pustakawan. Hal ini m enjadi dasar penting m ereka untuk m elakuka n m igrasi sistem operasi.

M igrasi sistem otom asi di perpustakaan Kem kom info dilakukan denga n cara m engentri ulang data yang sudah ada di database sistem Pustaka ke database SLiM S. M enurut pusta kawan, sistem Pustaka tidak m em iliki kem am puan ya ng baik untuk m engim por/m engekspor data yang ada pada sistem Pustaka ke SLiM S. Pe nulis juga bertanya kepada para pustakawa n apakah m em ungkinkan jika sistem Pustaka tersebut diperbaiki agar proses m igrasi sistem dapat berlangsung lebih cepat de ngan cara konversi, pustakawan berpendapat bahwa usaha untuk m em perbaiki sistem tersebut akan dua kali lipat lebih sulit jika dibandingkan dengan cara

(6)

6

m enginput ulang data buku yang sudah ada. Perbedaan bahasa pem rogram an pun m enjadi sala h satu alasan m engapa sistem pustaka tidak bisa m engkonversikan da ta -data ke sistem baru. Ketika ditelusuri lebih lanjut, pelaksanaan m igrasi sistem otom asi yang dilakuka n oleh perpu sta kaan Kem kom info saat ini belum m elibatkan bantuan tenaga ahli di bidang IT (teknologi) sehingga wajar jika pustakawa n m erasa kesulitan untuk dapa t m elakukan m igrasi data yang ada pada

database sistem Pustaka.

Salah seorang pustakawan Kem kom info m engatakan ba hwa proses m igrasi sistem akan lebih m udah jika dilakukan denga n cara mem indahkan data buku koleksi perpustakaan, secara m anual dengan m enggunakan teknik salin -tem pel. Ada pun untuk total jum lah da ta buku yan g harus dipindahka n dari sistem Pusta ka ke SLiM S adalah 2.754 judul buku. Sem entara, data buku yang baru berhasil di m igrasikan ke SLiM S pada saat tulisan dibuat, berjum lah 1.654 sehingga m asih tersisa 1.100 judul buku lagi yang harus di m igrasika n. Data ini m asih ditam bah beberapa koleksi lam a yang belum ada sam a sekali di dalam database Pustaka ataupun SliM S.

Dikarenakan m asih banya k nya data buku yang belum di m igrasikan (atau dapat dikataka n proses m igrasi sistem otom asi belum terselesaikan), perpusta ka an Kem kom info m em buat kebija kan untuk m enggunakan dua sistem ini berjalan secara bersam aan ketika m engelola koleksi buku yang baru. Koleksi buku yang baru, datanya akan di entri baik ke dalam database Pustaka ataupun SL iM S. Para pustakawan pun m engakui bah wa penggunaan dua sistem yang berjala n bersam aan ini dirasa tidak efektif.

Faktor-Faktor Penting dalam Pelak sanaan M igrasi Sistem O tomasi

Lihong Zhu (2015) m enyebutkan bahwa be berapa faktor penting ya ng perlu diperha tika n dalam proses m igrasi sistem otom asi perpustakaan adalah kepem im pinan, kom unikasi, dan pelatihan. Peg Lawrence & Lynne W eber (2008) m engungkapkan ba hwa kesuksesa n pelaksanaan m igrasi sistem otom asi perpustakaan dipengaruhi oleh faktor kepem im pina n yang baik, kom unikasi, serta pelatihan / training. Carm en & Fu (2015) juga m enyebutkan bahw a elem en penting dalam keberhasilan m igrasi sistem otom asi di antaranya adalah kom unika si da n perencanaan.

Pelaksanaan m igrasi sistem otom asi se harusnya dibuat m enjadi sua tu program kegiata n khusus yang di dalam nya terdapat alur kerja dan perencanaan yang jelas. Nam un, berdasarkan inform asi yang diperole h dari para inform an, pelaksanaan m igrasi sistem otom asi di

(7)

7

perpustakaan Kem kom info tida k bisa m enjadi program kegiata n khusus. Hal ini disebabka n peraturan di Kem kom info sendiri, untuk m em buat suatu program tersebut m em butuhka n persetujuan dari pihak eselon 2 (pim pinan di atas Kepala Perpustakaa n Kem kom info) yang m enaungi perpustakaan Kem kom info. K om unikasi yang terjalin antara kepala perpusta kaan Kem kom info de ngan eselon 2 m engena i pelaksanaan m igrasi sistem otom asi perpusta kaan ini m asih kurang baik sehingga hal tersebut m enjadi salah satu ham batan m em wujudkan progra m pelaksanaan m igra si sistem otom asi perpustakaan.

M enurut Banerjee & M iddleton (2001) kom unikasi adalah kunci keberhasilan proyek migrasi sistem otomasi. “Meskipun migrasi melibatkan sejumlah ragam teknis yang detail, kom unikasi adalah satu-satunya aspek terpenting dari perencanaan dan penerapan siste m perpustakaan baru. Kurangnya kom unikasi antara kepala perpustakaan dengan pihak eselon 2 juga bisa ditengarai karena kom unikasi antara pustakawan de ngan kepa la perpustakaan belum terjalin dengan baik. Para pustakawan jarang berkom unika si de ngan Kepa la perpustakaan da n lebih sering berkom unikasi hanya dengan rekan sesam a pustakawa n. M inim nya kom unikasi dalam m enjalanka n kegiatan m igrasi sistem m em buat kepa la perpustakaan m erasa kegiata n m igrasi sistem otom asi ini belum m enjadi suatu hal yang sangat perlu untuk dibicarakan ke pada pim pinan di atasnya. Padahal, pada kenyataannya, m igrasi sistem otom asi di perpusta kaan Kem kom info m em iliki urgensi ya ng cukup tinggi untuk bisa segera dise lesaika n aga r perpustakaan Kem kom info dapat m erasakan m anfaat dari sistem otom asi perpusta kaan seutuhnya.

Dari segi kepem im pinan, m enurut D oering (2000), untuk m em astikan keberha sila n m igrasi, harus dipilih satu orang untuk m em im pin jalannya pelaksanaan m igrasi. Orang ini harus terorganisasi de ngan baik dan m enyadari pe ntingnya pelaksanaan pekerjaan yang sesua i d enga n tim eline yang telah dibuat. Dalam kasus ini, peran kepala perpustakaan m erupakan kunc i keberhasilan pelaksanaan m igrasi sistem otom asi perpustakaan sebab kepa la perpusta kaan m em egang kendali pe nuh terhadap sega la kegiata n pelaksa naan yang sedang dija la ni di perpustakaan tem pat ia m em im pin.

Kepala perpusta kaan Kem kom info yang saat ini m enjaba t, bukan berlatar pendidikan ilm u perpustakaan. Sangatlah wa jar jika beliau belum m em aham i sepenuhnya esensi dari bidang perpustakaan yang dipim pinnya. Terkait denga n pela ksanaan m igrasi sistem otom asi, Kepa la perpustakaan Kem kom info yang saat ini m enjabat, belum m enaruh perhatian lebih pada

(8)

8

pelaksanaan m igrasi sistem otom asi tersebut. Hal ini disebabkan orienta si Kepala Perpusta kaan sangat bergantung pada orientas i pim pinan di atasnya. Ditam bah lagi, pim pinan yang berada di atas Kepala Perpustakaan Kem kom info belum terlalu m em aham i pentingnya suatu siste m otom asi se bagai backoffice yang nantinya juga bisa m endukung kualitas kegiatan layana n perpustakaan term asuk di dalam nya dan sekaligus sebagai penunjang kegia tan prom osi perpustakaan.

Secara struktural, perpustakaan Kem kom info berada di bawah Subbagian Hubunga n M asyarakat Subbagian Hum as m em iliki dua fokus utam a, yakni publikasi dan pelayana n inform asi. Publikasi yang dim aksud dalam ha l ini adala h yang berhubungan dengan pihak lua r Kem kom info. Sem entara pela yanan inform asi berhubunga n dengan internal Kem kom info, term asuk di dalam nya adalah perpusta kaan. Kepala perpustakaan Kem kom info m engataka n bahwa dirinya tela h m em bicarakan hal m igrasi sistem otom asi ini kepada pim pina n di atasnya . Nam un ternyata, konsentrasi/orientasi pim pinan terhadap pelaya nan inform asi sanga tlah sedikit jika dibandingkan de ngan publika si. Hal tersebut m em buat Kepala perpustakaan m erasa pelaksanaan m igra si sistem otom asi, belum terlalu m endesak untuk segera disele saikan

Dari faktor perencanaan, m em buat timeline pengerjaan m erupakan bagian yang tidak kala h penting dalam m anajem en proyek m igrasi sistem otom asi. Lihong Zhu (2015) m engataka n bahwa m em buat sebuah tim eline adalah bagian yang sa ngat penting dalam m elaksana kan proye k m igrasi sistem otom asi. Timeline ini berfungsi untuk m enetapka n jadwal penyelesaian (deadline ) dan m em proyeksikan pekerjaan untuk se tiap pekerja yang terlibat dalam prose s pelaksa naan m igrasi sistem otom asi perpustakaan. Di perpustakaan Kem kom info saat awal pertam a m elakukan m igrasi sistem otom asi, tidak ada taha pan m em buat rancangan perencanaan khusus atau bahkan m em buat timeline pengerjaan m igrasi sistem otom asi. Hal inila h yang m enja di sala h satu alasan m engapa pelaksaanaan m igrasi di perpustakaan Kem kom info berlangsung lam a . Seharusnya, ketika perpustakaan bernia t untuk berpinda h dari sistem otom asi yang lam a ke sistem otom asi yang baru, pihak perpusta kaan m em buat rancang an perencanaan ya ng di dala m nya m em uat tentang deskripsi kegiatan beserta alur waktu pekerjaan agar pelaksanaan m igrasi sistem otom asi dapa t berjalan dengan lebih jela s dan terarah.

Kepala Perpustakaan Kem kom info pun m engakui, dibutuhka n target penyelesa ia n pelaksanaan. Nam un, disebabka n pim pinan di atas Kepala Perpustakaan belum m enaruh perhatian khusus ke dalam pelaksanaan m igrasi sistem otom asi ini, Kepala Perpusta kaan

(9)

9

Kem kom info pun tidak m enargetkan penye lesaian pe laksanaan m igrasi sistem otom asi perpustakaan. Pada dasarnya, pelaksanaan m igrasi sistem otom asi di perpustakaan Kem kom info ini bisa dilakuka n dengan bantuan teknologi dan tidak harus m enginput ula ng da ta secara m anual. Akan tetapi, para pustakawan Kem kom info m enganggap hal terse but sangatla h sulit untuk dilakukan oleh m ereka yang notabene bukan m erupaka n seseora ng yang ahli dalam bidang IT . Oleh sebab itu, dalam m erencanakan pela ksanaan m igra si sistem otom asi, pihak perpusta kaan Kem kom info sebaiknya ikut m elibatkan individu/piha k lain yang a hli di bidang IT (teknologi) untuk m em bantu proses m igrasi data agar dapat terselesa ikan secara cepat dan tanpa harus m elakukan input ulang da ta koleksi perpusta kaan secara m anual.

Kebutuhan akan pelatihan sistem otom asi bagi seluruh staf perpustakaan san gatla h diperlukan. M enurut Peg Lawrence (2008) m elatih staf perpusta kaan term asuk m enjadi hal yang penting da lam pelaksa naan m igrasi sistem otom asi. Individu harus m eningkatka n pem aham an m ereka secara kom prehesif m engenai sistem otom asi baru yang akan m ere ka gunakan. Pelatihan untuk seluruh staf perpustakaan sangat penting guna m ewujudkan keberhasilan m igrasi siste m otom asi dan im plem enta si sistem otom asi yang baru. Hal ini terlihat di Perpusta kaan Kem kom info ketika ada pem ustaka yang ingin m em injam buku yang sudah terda ta baik di siste m Pustaka da n SLiM S. Jika saat itu para pustakawan yang biasa m elaya ni layanan sirkulasi (pem injam an) tidak ada di perpustakaan, biasa nya, baik Ke pala Perpustakaan ataupun te naga teknis perpustakaan tidak m em proses pem injam a n buku tersebut m elalui sistem SLiM S . M elainkan hanya m encatat data -data yang dibutuhkan untuk proses pem injam an buku pada selem bar kertas, la lu kem udian m enaruhnya di ata s m eja pustakawa n agar pustakawa n dapa t m em proses pem injam an buku terse but pada siste m . Hal ini dilakukan karena m asih kurangnya kom petensi staf perpustakaan, selain pustakawan, terhadap sistem otom asi perpustakaan. Ole h sebab itu, pela tihan sistem otom asi m erupakan sa tu hal yang perlu di perhatikan bagi sebua h perpustakaan. Belum pernah di adakannya pe latiha n khusus m enge nai pem anfaatan dasar siste m otom asi juga m enjadi salah satu ham batan dalam keberlangsungan pelaksanaan m igrasi siste m otom asi. Pelaksanaan m igrasi sistem otom asi belum m elibatkan sem ua sum ber daya m anusia yang ada di perpustakaan se bab m asih kurangnya kom pete nsi sum ber daya m anusia yang la in, selain pusta kawan, terhadap pem anfaatan sistem otom asi.

Selain ke-em pat hal di atas, adapun be berapa ham batan lain yang pen ulis tem ukan dalam pelaksanaan m igrasi sistem otom asi di pe rpustakaan Kem kom info adalah adanya tuga s pekerjaan

(10)

10

pusta kawan yang tidak ha nya berfokus di perpusta kaan dan be lum adanya anggaran da na khusus untuk hal yang terkait dengan sistem otom asi perpustakaan. Fokus kerja pustakawan m enjadi tidak se penuhnya untuk perpustakaan. Ada tuntutan pekerjaan la in di luar perpustakaan yang m em buat pusta kawan m au tidak m au harus m elaksanakan pekerjaan tersebut terlebih dahulu. M enurut kepala perpustakaan saat ini, pihak Kem kom info m em ang belum secara besar m enaruh perhatiannya pada perpustakaa n sehingga m em buat para pim pina n m em berikan tugas tam baha n lain kepada pustakawa n diluar pekerjaan perpustakaan. Terkadang, tugas yang diberika n tersebut membuat pustakawan seakan “mengesampingkan” pekerjaan di perpustakaan terutama dalam hal m igrasi sistem otom asi ini. Hal ini dise babkan, pim pinan m erasa pekerjaan yang ada di perpustakaan m asih term asuk ke dalam kate gori yang belum terla lu m ende sak untuk disele saikan.

Para inform an m erasa bahwa jum lah sum ber daya m anusia di perpustakaan Kem kom info untuk saat ini m asih terbila ng kurang, pen ulis m enanyakan kepada para inform an apakah memungkinkan jika pelaksanaan migrasi sistem otomasi ini dijadikan suatu “proyek” yang m elibatkan orang lain untuk m em bantu m em percepat penyelesaian m igrasi si stem otom asi. Jawaban para pustakawan pun ham pir sam a, yakni sebenarnya bisa saja hal tersebut dilakuka n agar penyelesaiannya lebih cepat, nam un hal tersebut terhalang oleh keterbata san anggaran. Selam a ini, m em ang, anggaran perpustakaan belum pernah di alokasikan untuk pe ngem banga n sistem otom asi perpustakaan. Perm asalahan anggaran dana rasanya m enjadi suatu perm asalaha n yang kerap terjadi di suatu institusi. Tidak terkecuali di perpustakaan khusus institusi pem erintah; perpustakaan Kem kom info. Dem i terwuj udnya pela yanan perpustakaan yang ba ik, m em ang dibutuhkan anggaran dana yang tidak sedikit. Hal tersebut berkaitan serta sesuai seperti yang diungkapkan oleh Christopher (2011) bahwa budget yang dim iliki sebuah perpustakaan m enjadi suatu ha l yang sangat berarti terle bih da lam hal autom asi perpustakaan.

Dari uraian di atas, dapa t terlihat bahwa faktor -faktor penting yang perlu di perha tika n ketika hendak m elakukan m igra si sistem otom asi di perpustakaan Kem kom info belum sem uanya terpenuhi atau berjalan dengan baik sehingga ke-em pat hal tersebut m enjadi ham batan tersendiri bagi perpustakaan Kem kom info untuk m elaksanakan m igrasi sistem otom asi perpustakaannya . Selain ke-em pat hal di atas, adapun beberapa ham batan lain ya ng pen ulis tem uka n dala m pelaksanaan m igrasi sistem otom asi di perpustakaan Kem kom info adalah adanya beban kerja pusta kawan di luar perpustakaan dan be lum adanya anggaran dana khusus terkait pe ngem banga n

(11)

11

sistem otom asi. Fokus kerja pustakawan Kem kom info tidak sepenuhnya untuk perpustakaan. Ada tuntutan pe kerjaan lain di luar perpustakaan ya ng m em buat pustakawan m au tida k m au harus m elaksanakan pekerjaan terse but terlebih da hulu disam ping m elakukan m igrasi sistem dari sistem Pustaka ke SLiM S. Secara struktural, perpustakaan Kem kom info m em ang berada di bawah Subba gian H ubungan M asyaraka t. Pihak/Unit Kem kom info yang m em bawahi bidang perpustakaan, m em ang belum secara besar m enaruh perhatiannya pada perpustakaan sehingga m em buat para pim pinan m em berikan tuga s tam bahan lain kepada pustakawa n disam ping pekerjaan intinya sebaga i pustakawan. Terkadang, tuga s yang diberikan tersebut m em buat pustakawan seakan “mengesampingkan” pekerjaan di perpustakaan terutama dalam hal migrasi sistem otom asi ini. Hal ini disebabkan, pim pinan m erasa pekerjaan yang ada di perpu sta kaan m asih term asuk ke dalam kategori yang be lum terlalu m endesak untuk disele saikan.

Dengan dilaksanakannya m igrasi sistem otom asi, diharapkan perpustakaan akan m em iliki sistem otom asi baru yang dapat dim anfaatkan untuk m em perm udah pekerjaan pusta kaw an dala m m engelola perpustakaan serta dapat m eningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan kepada para pengguna. Kualita s pelayanan perpustakaan yang baik dapat m em bantu perpustakaan dala m m enjalankan tugasnya sebagai perpustakaan khusus instansi pem erintah yang hadir untuk m endukung kelancaran/keberhasilan pe ncapaian visi, m isi, dan tujuan insta nsi induk yang m enaunginya. Dalam beberapa kasus, pelaksanaan m igrasi sistem otom asi m em ang m em butuhka n biaya yang cukup banyak. Terlebih jika perpusta kaan ingin m eng gunakan ja sa pihak ke tiga (vendor) untuk m em bantu proses penyelesaia n m igrasi sistem otom asi secara cepat dan tepat.

Dampak Pelak sanaan M igrasi Sistem O tomasi terhadap Layanan Sirkulasi

Akiba t pelaksanaan m igrasi sistem otom asi di perpustakaan Kem kom info yang m enggunaka n dua sistem otom asi secara bersam aan, pem anfaatan nya tida k dapat digunaka n secara m aksim al terlebih untuk bagia n layanan sirkulasi. Seperti ya ng diungkapka n ole h Peg Lawrence (2008) yang m enyebutkan bahwa pelaksanaan m igrasi ke s istem online yang baru m erupakan sua tu tugas yang cukup berat dan unit sirkula si m enjadi salah satu perhatia n utam anya. Sebab, layanan sirkulasi m erupakan salah satu layanan yang m erupakan ujung tom ba k dari sukses/tida knya perpustakaan m enja lankan tugasnya .

Cara pelaksanaan m igrasi sistem otom asi yang dilakukan oleh perpustakaan Kem kom info nyatanya m em berikan dam pak yang kurang ba ik pada layana n sirkulasi perpustakaan.

(12)

12

Berdasarkan hasil penelitian pe nulis, dam pak pelaksanaan m igrasi sistem otom asi terhad a p layanan sirkula si di perpustakaan Kem kom info adalah :

a. Pertama, data transaksi pem injam an buku tidak dapa t dilakukan secara tepat waktu dan akurat; sistem yang digunakan untuk m em bantu proses layanan sirkulasi adalah SLiM S, sem entara untuk m encari koleksi data buku, sistem ya ng digunakan ada lah sistem pustaka. Di perpustakaan Kem kom info sendiri, jika pem ustaka ingin m em injam buku yang datanya belum ada pada database SLiM S, data transaksi pem injam an buku tidak dapat dilakukan secara tepat waktu dan akurat m enggunakan fitur sirkulasi yang ada pada SLiM S. Hal ini disebab kan, untuk m encata t pem injam an buku tersebut pihak perpustakaan sebe lum nya akan m enulis secara m anual m engenai data buku dan data pem injam pada secarik kertas dan m enginput data-da ta tersebut ke dalam database SL iM S di kem udian hari jika posisi pusta kawan saat itu sedang dalam keadaan sibuk. M encatat secara m anual data transaksi pem injam an ke dalam secarik kertas m em iliki resiko yang cukup tinggi jika kertas terse but hilang/terselip. Jika kertas yang berisika n inform asi data pem injam an hila ng, m aka pusta kawan akan sulit untuk m engelola data pem injam an buku.

b. K edua, tidak akurat dalam m em berikan inform asi tentang status buku; disebabka n pelaksanaan m igrasi sistem otom asi sam pai saat ini belum selesa i, pengguna perpustakaan tidak bisa m em anfaatkan sistem otom a si perpusta kaan denga n sebaga im ana m estinya. Perpustakaan Kem kom info saat ini m enggunaka n sistem Pustaka untuk digunakan sebagai tem u kem bali. Nam un, pengguna tidak bisa m engetahui apakah buku yang ingin ia pinjam tersedia/tida k m elalui sistem otom asi yang ada di perpustakaan Kem kom info karena keterangan sta tus buku pa da sistem Pustaka tidak bisa diperba harui.

c. K etiga, pem berian dua label nom or panggil buku ( call number) pada setiap koleksi buku; dikarenakan m asih m enggunakan dua sistem otom asi, di setiap ko le ksi buku yang terpajang di rak m em iliki dua nom or panggil ( call numbe r). Nom or panggil pertam a diperoleh dari sistem Pustaka yang m ana nom or panggil tersebut m erupakan gabungan dari kode subjek ditam bah dengan be berapa digit nom or khusus yang m uncul seca ra otom atis pada sistem Pustaka pada saat pengisian data bibliografi buku. Nom or panggil yang kedua, Perpustakaan Kem enterian Kom unika si dan Inform atika m elakukan kegia tan kla sifikasi bahan pustakanya m enggunakan pedom an universa l yakni Dewey Decim al Class ification (DDC). Penggunaan DDC dilakuka n sejak tahun 2015. M eskipun dem ikian, dalam hal

(13)

13

penataan buku ke rak m asih m enggunakan kode klasifikasi yang berasal dari PUSTAKA, hal ini dikarenakan belum sem ua bahan pustaka terdaftar di dalam SLiM S dan m em iliki kode klasifikasi berdasarkan D DC.Pem buatan dua nom or panggil pada koleksi buku pada dasarnya tidak sesuai dengan kaidah ilm u perpusta kaan sebab hal ini akan m enim bulkan kem ungkinan pengunjung bingung.

d. K eempat, penataan koleksi di jajaran rak buku tidak se la lu sesuai dengan yang ada pada sistem Pustaka sebagai sistem yang digunakan untuk tem u kem bali; penentuan lokasi rak buku di Perpustakaan Kem kom info disesuaikan dengan kode buku/ nom or panggil buku yang ditentukan m elalui sistem Pustaka. Saat m elakukan p engolaha n bahan koleksi (input data kole ksi) ke dalam sistem pustaka, sistem akan m em unculkan kode buku secara otom atis berdasarkan pilihan subjek buku yang dipilih. M eskipun sebenarnya, m enurut pusta kawan Kem kom info, piliha n subjek ya ng ada pada sistem Pu staka belum sepenuhnya m erepresentasikan sem ua subje k buku yang dim iliki oleh Perpustakaan Kem kom info. Pem ilihan subjek buku pada sistem aplikasi Pustaka m enjadi sala h satu hal yang sangat perlu diperhatikan se bab subjek yang dipilih akan m enentukan lokasi rak tem pat penyim pa nan buku. Hal ya ng m enjadi kenda la lainnya adala h belum di perbaharuinya kertas yang berisikan inform asi m engenai lokasi rak tem pat penyim panan buku yang di tem pel pada sisi kanan rak buku. Hal ini terkada ng m em buat pengguna/pustakawan kesulitan karena ke terangan lokasi yang tertera pada sistem aplikasi Pustaka tidak sem ua sam a/sesuai denga n keterangan lokasi penyim panan buku yang ditem pe l di sisi kanan rak tersebut.

4. K ESIM PULAN

Sistem otom asi yang digunakan pertam a kali di perpustak aan Kem kom info adalah sistem Pustaka da n dirasa m asih m em iliki kekurangan. Fiturnya sudah tidak lagi m em adai untuk m endukung kegiatan operasiona l perpustakaan, term asuk untuk layanan sirkulasi. Hal ini m endorong perpustakaan Kem kom info untuk m elakuka n m igr asi ke sistem otom asi yang baru, yakni SLiM S.

Selam a pelaksanaan m igra si sistem otom asi, terdapat beberapa faktor yang m em pengaruhi kesuksesan penyelesaian pe laksanaan m igrasi sistem otom asi terse but. Faktor yang dim aksud berasal dari faktor komunikasi, kepemimpinan, perencanaan, dan pelatihan staf. Pada

(14)

14

kenyataannya, ke-em pat faktor tersebut tidak berjala n dengan se bagaim ana m estinya sehingga ke-em pat faktor tersebut m enjadi ham batan bagi perpusta kaan Kem kom info dala m m elaksanakan m igrasi sistem otom asi. Selain itu, ham batan yang dihadapi ole h Perpustakaa n Kem kom info yang ditem ukan oleh pe nulis adalah adanya tugas/pekerjaan dari piha k hum as kepada pustakawa n yang m erupakan ba gian dari kebijaka n institusi. Fokus kerja pustakawa n m enjadi tidak sepe nuhnya untuk perpustakaan. Tuntutan pekerjaan la in di luar perpustakaa n m em buat pustakawan m au tidak m au harus m elaksanakan pekerjaan tersebut terlebih dahulu disam ping untuk fokus m elaksa nakan m igrasi sistem Pustaka ke SLiM S. Hal tersebut m enunjukan bahwa pelaksanaan m igrasi sistem otom asi di perpustakaan Kem kom info m asih perlu diperbaiki atau perlu untuk direncanakan de ngan lebih baik.

Pelaksanaan m igrasi sistem otom asi yang terja di di perpusta kaan Kem kom info m em berikan dam pak yang kurang baik pa da sistem layanan sirkulasi. Dam pak m igrasi siste m otom asi ya ng terjadi pada layanan sirkulasi perpustakaan Kem kom info adala h lokasi rak penyim pa nan buku yang tertera di sistem pustaka sudah tidak sesuai dengan penem pata n lokasi rak yang sebenarnya sehingga hal ini bisa m enyebabkan pengunjung m erasa bingung untuk m encari koleksi buku yang ingin ia pinjam saat m encari di rak penyim panan. D i setia p koleksi buku terdapat dua nom or panggil untuk sistem Pustaka dan SL iM S. Hal tersebut juga aka n m em buat pengunjung m erasa bingung karena pada um um nya satu koleksi buku cukup diberika n satu nom or panggil saja untuk m em perm udah proses tem u kem bali koleksi .

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian terka it ana lisis pe laksanaan m igrasi sistem otom asi perpustakaan yang telah dilakukan di Perpusta kaan Kem enterian K om unikasi dan Inform atika Republik Indonesia, m aka saran yang dapat penulis berikan ada lah sebagai berikut.

Pertama, m encoba untuk m engajukan proposal ke giatan ke pada pim pinan dalam rangka

m em buat pelatihan sistem otom asi perpustakaan . Seluruh staf perpustakaan suda h seharusnya m engetahui serta m em aham i bagaim ana sistem otom asi bekerja untuk m em udahkan pekerjaa n pengelolaan perpustakaan dan m eningkatkan kua lita s layanan perpustakaan. Pelatihan yang diadakan juga bertujuan untuk m eningka tkan skill seluruh staf perpustakaan, sebab kualita s layanan perpustakaan sudah pasti sangat didukung oleh tena ga/sum ber daya m anusia yang m em iliki skill/kom pe tensi yang baik. Seperti yang sudah disebutkan sebelum nya, bahwa siste m otom asi perpustakaan ha dir untuk m em berikan kem udahan bagi pekerja di perpustakaan.

(15)

15

Diharapkan, dengan adanya pelatihan sistem otom asi nanti, seluruh staf pe rpustakaan (term asuk di dalam nya tenaga teknis perpusta kaan) paling tida k dapat m em aham i bagaim ana sistem atika cara m engentri data ke dalam database sistem otom asi se suai dengan kaida h ilm u perpustakaa n sehingga nantinya antar staf perpustakaan baik yang m em iliki latar pendidikan ilm u perpustakaa n atau bukan, dapat turut berpartisipa si seluruhnya dalam pelaksanaan m igrasi sistem otom asi di perpustakaan Kem kom info.

Kedua, m eningkatka n kom unika si staf perpustakaa n. Salah satu cara untuk m eningka tkan

kom unikasi a ntar staf perpustakaan adala h denga n cara m elakukan te am-building. Diharapkan, m elalui ke giatan team-building ini dapa t m eningkatkan kualitas kerja sam a, term asuk kualitasi kom unikasi, se luruh kom ponen sum ber daya m anusia yang ada di perpustakaan. Pros e s pelaksanaan m igrasi sistem otom asi tidak akan berja lan dengan lancar tanpa adanya kom unikasi yang baik antar staf perpustakaan yang terliba t, term asuk dengan kepa la perpustakaannya . Kepala perpustakaan sebaiknya lebih sering m engkom unikasikan hal-hal yang berkaitan denga n peningkatan kualitas perpustakaan dengan staf bawahannya. Selain itu, Kepala perpustakaan pun harus m em iliki insiatif yang lebih untuk secara berkala m engkom unikasikan kepada pim pina n atasannya jika ada program di perpustakaan ya ng haru s diselesa ikan. Hal ini disebabkan, progra m di perpustakaan tidak akan berjalan dengan la ncar tanpa adanya dukungan dan persetujuan dari pihak atasan. Kepala perpustakaan sebaiknya m em berikan pengertia n lebih kepada pim pina n atasannya terka it bidang kerja perpustakaan agar pim pinan ata san m engerti bahwa pelaksanaa n m igrasi sistem ini m em ang harus segera diselesaika n dem i m eningkatkan kualita s perpustakaa n itu sendiri.

Ketiga, m em buat timeline pelaksanaan m igrasi sistem otom asi perpustakaan. Perencanaan

yang m atang m enjadi salah satu strate gi dalam kesuksesa n proses pe laksanaan sistem otom asi perpustakaan. Saat hendak m ela kukan m igrasi sistem otom asi, seba iknya dibuat terlebih dahulu perencanaan yang didalam nya tentu berisikan time line atau waktu pengerjaan m igrasi siste m otom asi be serta alur kegiatan dalam bentuk dokum en tertulis. Dalam m em buat rancangan pelaksanaan m igrasi sistem otom asi, pihak perpustakaan juga sebaiknya m elibatkan staf yang m enguasai bidang IT (te knologi). Hal ini bertujuan agar pe laksanaa n m igrasi sistem otom asi dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan pihak perpustakaan dapa t m engetahui apa saja yang perlu dilakukan.

(16)

16

Terakhir, m enerapkan kewajiban untuk m engikuti pelatihan m anajem en perpustakaan bagi

Kepala Perpusta kaan. Untuk m enjadi seorang kepala perpustakaan yang m am pu m eningkatka n kualitas perpustakaan, tentu harus didukung ole h seorang pim pinan yang m engetahui ba gaim ana seluk-beluk m anajem en perpustakaan yang baik dan benar. Terlebih jika posisi kepala perpustakaan diisi oleh seseorang yang bukan berlatarbelakang ilm u perpustakaan, pela tiha n m anajem en perpustakaan m enjadi satu hal yang sangatlah pe nting untuk dilakukan. A langka h lebih baik, jika piha k Kem kom info RI lebih m em perhatikan peningkata n kom petensi seoran g kepala perpustakaan agar Kepala Perpusta kaan m am pu m enjala nkan tuga s dan kewajibannya sebagai seorang pem im pin di Perpustakaan dengan le bih ba ik

DAFTAR PUSTAK A

Baathuli Nfila, R., Nini Dintwe, M ., & Rao, K. (2005). Experience of system s m igration at the University of Botswana L ibrary: a case study. Program , 39(3), 248 -256. doi:https://doi.org/10.1108/00330330510610582

Christopher, B.-S. (2011). Parent of Innovaton: the development of libary autom ation system . California : Library Unlim ited.

Creswell, J. W . (2010). Research De sign. Pendekatan K ualitatif, Kuantitatif, dan M ixed (3rd ed.).

(A. Fawaid, Trans.) Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Day, A., & Ou, C. (2017). Determ ining organizational readiness for an ILS m igration — A strategic approach. College & Undergradua te Librarie s, 103-116.

Dwi Ajie, M . (n.d.). Sistem Otom asi Perpustakaan: sebuah pengantar. Retrieved from http://file.upi.edu/Direktori/FIP/PRODI._PERPUSTAK AAN _DAN _INFORM ASI/M IYAR SO_DW I_A JIE/M akala h_a.n_M iyarso_Dwia jie/Ha nd_Out_%2301_Otom asi_Perpustakaan _pengantar.pdf

Junaeti. (2016). M igrasi Sistem Inform asi Perpustakaan (Studi Kasus di Perpustakaan STAIN Pekalongan). Pustak alok a, 8, 2.

Lawrence, P., & W eber, L. (2008). Get Ready for M igration: CleanU p Your Collection— W hat Does That M ean? Journal of Access Services, 373 -381. doi:10.1080/15367960802170720 Lovins, D. (2016). M anagem ent issues relate d to library system s m igrations. A Report of the

(17)

17

Annua l Conference, San Francisco, June 2015, Technical Se rvices Quarte rly, 192-198. doi:10.1080/07317131.2016.1135005

M iles, M ., Huberm an, A., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook

(3rd ed.). (T. R. Rohidi, Trans.) USA: Sage Publications.

M oleong, L. J. (2007). Metodologi Pe nelitian Kualitatif. Bandung: PT Rem aja Rosdakarya. Pace, A. (2009). 21st century library system s. Journal of Library Adm inistration, 641. Reggie, R. (2007). The m igration of integrated libarary system s w ith special reference to

the rollout of Unicorn in the province of KZN. SA Journal Libs & Info Science , 168-179.

Rodin, R. (2013). Peluang dan tantangan penerapan otom asi perpustakaan di Indonesia.

Jurnal Kajian Inform asi & Perpustakaan, 73-79

Singh, V. (2017). Ope n source integrated library system s m igra tion: L ibrarians share the lessons learnt. Librarianship and Information Science , 1-10. doi:10.1177/0961000617709059

Zhu, L., & F. Spidal, D. (2015). Shared Integra ted Library System M igration from a Technical Services Perspective. Technical Services Quarte rly, 32, 253-273. doi:10.1080/07317131.2015.1029844

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Yogianto dalam bukunya yang berjudul analisis dan desain sistem informasi pendekatan terstruktur pengertian informasi sebagai berikut: “ informasi merupakan data yang

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Pengetahuan, Sikap,

Proses seleksi ini akan dilakukan dengan cara penyajian data melalui pengumpulan serangkaian informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya

Provinsi, Penginapan, Uang Harian) Rp.670.131.000,- - Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota dalam rangka konsinyasi hasil sosialisasi (Transport, Paket Fullboard,

1) Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan yaitu Penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

The peak time of using air conditioner for an office is commonly during the day when the hot weather (high solar radiation) and temperature is high, on the other

Rumput ini menjadi pilihan utama bagi petani karena selain produktivitasnya tinggi, juga sangat disukai ternaknya sehingga dapat dijadikan pilihan sebagai

Pada lembar aktivitas pembelajaran siswa dengan metode simulasi melalui media gambar nilai rata-rata persentase siswa yang memperhatikan dan mendengarkan motivasi